Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH DAMPAK TEKNOLOGI

TERHADAP LINGKUNGAN
Makalah Dampak Teknologi terhadap Lingkungan ini mengulas tentang berbagai dampak
semakin berkembangnya teknologi terhadap lingkungan. Dalam pendahuluan makalah ini antara
lain disebutkan bahwa, teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam
sesuai dengan maksud dan tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide-ide
manusia dalam mempermudah aktifitas pencapaian tujuan. Aktifitas manusia yang dinamik dan
cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup.

Beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh proses industri antara lain, pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Proses industri yang baik harus melakukan upaya
meminimalisir pengaruh negatif terhadap lingkungan hidup Undang-Undang No.23 Tahun 1997
mengatur tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan pelaku industri harus
dapat memperkirakan dan mencegah kemungkinan timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.

MAKALAH DAMPAK TEKNOLOGI


TERHADAP LINGKUNGAN

BAB I
PENDAHULUAN

Teknologi secara umum berarti keseluruhan peralatan dan prosedur yang terus
mengalami penyempurnaan, baik di lihat dari segi pencapaian tujuan maupun proses
pelaksanaannya. Teknologi sebagai budidaya manusia dalam beradaptasi dengan alam sesuai
dengan maksud dan tujuan manusia penggunanya. Alhasil teknologi adalah ide-ide manusia
dalam mempermudah aktifitas pencapaian tujuan. Aktifitas manusia yang dinamik dan
cenderung berkembang tanpa batas sangat mempengaruhi keadaan lingkungan hidup. Industri
yang mengalami laju pertumbuhan relatif cepat merupakan bagian dari teknologi. Teknologi
industri sebagai teknologi yang modern memiliki andil besar dalam proses perubahan panas
bumi (Global Warming).

Beberapa dampak negatif yang diakibatkan oleh proses industri antara lain, pencemaran
udara, pencemaran air dan pencemaran tanah. Proses industri yang baik harus melakukan upaya
meminimalisir pengaruh negatif terhadap lingkungan hidup Undang-Undang No.23 Tahun 1997
mengatur tentang analisis mengenai dampak lingkungan (AMDAL) dan pelaku industri harus
dapat memperkirakan dan mencegah kemungkinan timbulnya dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.

Pembangunan industri dapat menimbulkan dampak negatif berupa memperburuknya


kondisi biografis-kimia. Sebagai contoh Masyarakat desa Kembangkuning dan Cibinong (Jawa
Barat) merasa terganggu dengan munculnya power plan, industri listrik yang menggunakan batu
bara. Gangguan berupa debu pembakaran yang sering mengotori udara dan pekarangan
penduduk. Pabrik-pabrik lain di sekitarnya juga kadang membuang limbah ke sungai tanpa ada
pengolahan sebelumnya mengakibatkan sungai Cikembang hilang biotanya, karena sungai
tempat menerima limbah telah berubah menjadi bersifat asam dan mengandung bahan kimia
yang berbahaya.Pembangunan industri yang terus mengalami perkembangan dan memerlukan
ruang sementara ruang tidak mengalami perubahan. Akibatnya terjadi benturanan kepentingan,
seperti menyusutnya lahan pertanian padahal jumlah penduduk yang butuh pangan semakin
bertambah. Berkaitan dengan ketersediaan lokasi yang terbatas, pemerintah telah menetapkan
wilayah-wilayah pusat pertumbuhan serta lokasi bagi pembangunan industri yang sesuai yaitu
Pasal 20 UU No Tahun 1984 tentang Perindustrian. Rencana umum tata ruang regional
memberikan peranan yang sangat penting dalam upaya pencegahan dampak negatif terhadap
lingkungan hidup.

Pembangunan industri menimbulkan dampak negatif terhadap sosial, ekonomi dan


budaya. Mempengaruhi pada ekonomi tradisional, ketentraman lingkungan dan perubahan
budaya akibat interaksi para pelaku industri. Ketika PT. ELEGANT TEXTILE mulai beroperasi
di tahun 1973, timbul budaya pergaulan bebas yang sangat mengkhawatirkan di sekitar lokasi
industri. Juga timbul berbagai ketidakpuasan masyarakat baik antara masyarakat industri dengan
karyawan maupun antara masyarakat industri dengan masyarakat sekitar. Dimana pola hidup
baru yang dipengaruhi industri mendorong adat istiadat dan moral sebagai pilar kehidupan
menjadi merosot.

Disamping proses teknologi/industri yang memiliki pengaruh dampak negatif terhadap


lingkungan, namun disisi lain juga mempunyai dampak positif diantaranya teknologi dapat untuk
menaikkan kuantitas dan kualitas suatu produksi. Semisal dibidang pertanian, ditemukan suatu
teknologi sinar radioaktif dapat untuk mendapatkan bibit unggul, dan telah tersedia pula bahan
zat untuk memberantas hama / pencegahan terserangnya tanaman yang mana ini juga merupakan
hasil suatu teknologi. Dan dalam bidang industry, kita ambil contoh industri minyak kelapa
sawit. Penggunaan teknologi yang maju untuk pengolahan minyak kelapa sawit dengan
temperature dan tekanan yang telah diatur sesuai dengan alat yang akan digunakan akan dapat
memperoleh hasil yang lebih banyak dibandingkan dengan cara tradisional, karena dengan
temperature yang tepat tidak banyak minyak yang terbuang (menguap).

Landasan Teori
1. Manusia
adalah makhluk ciptaan Tuhan dengan segala fungsi dan potensinya yang tunduk kepada aturan
hukum alam, mengalami kelahiran, pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, yang
terkait dengan berinteraksi dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik
baik itu positif maupun negatif (M. Setiadi, Elly: 2006).
2. Lingkungan
adalah suatu media di mana makhluk hidup tinggal, mencari penghidupannya, dan
memiliki karakter serta fungsi yang khas yang mana terkait secara timbal balik
dengan keberadaan makhluk hidup yang menempatinya, terutama manusia yang
memiliki peranan yang lebih kompleks dan rii (A. Hakam, Kama: 2006).
3. Teknologi
Dalam Pesatnya perkembangan teknologi terdapat aneka ragam pendapat yang menyatakan
bahwa teknologi adalah transformasi (perubahan bentuk) dari alam, teknologi adalah
realitas/kenyataan yang diperoleh dari dunia ide, teknologi dalam makna subjektif adalah
keseluruhan peralatan dan prosedur yang disempurnakan, sampai pernyataan bahwa teknologi
adalah segala hal, dan segala hal adalah teknologi (M Setiadi, Elly: 2006).

BAB II
PEMBAHASAN

Dampak teknologi terhadap lingkungan


Sering kali kita dengar, pembangunan teknologi dikaitkan dengan keadaan lingkungan, sehingga
terkadang terjadi dua kutub yang sangat-sangat bertolak belakang.di satu sisi terkesan para
teknolog dak perduli terhadap lingkungan,dan di sisi lain para pecinta lingkungan yang selalu
bersikap sinis terhadap kemajuan teknologi yang terus berkembang.

Teknologi sebenarnya adalah cara dan usaha untuk meningkatkan kualitas kehidupan
manusia,teknologi adalah alat bantu manusia untuk mengolah alam dengan sebaik-
baiknya,mempermudah kegiatan dan lain sebagainya yang berkaitan dengan kebutuhan manusia.
Setiap aplikasi lingkungan di satu sisi mambaya mamfaat yang besar,tapi di sisi lain juga
menimbulkan efek negatif pada manusia dan lingkungan.
kendaraan misalnya: pada jaman dahulu manusia menghabiskan waktu berhari-hari untuk
berpindah dari suatu tempat ke tempat yang lain untuk segera sampai ke tempat tujuan
mereka,tapi seiring berkembangnya teknologi,waktu tempuh perjalanan mereka bisa di tempuh
hanya beberapa jam saja.tapi efek negatif yang di timbulkan oleh kendaraan dari waktu ke waktu
secara terus-menereus menyebabkan polusi udara yang berpengaruh buruk terhadap kesehatan
manusia serta lingkungan.

contoh lain nuklir misalnya kita tau bahwa nuklir metupakan salah satu energi yang
sangat berguna untuk kehidupan manusia,karena nuklir dapat di manfaatkan sebagai sumber
pembangkit listrik yang relatif murah,dalam jangka waktu yang cukup lama.. tetapi kita lihat
pada sisi lain nuklir juga dapat menjadi suatu senjata yang sangat mematikan dan tidak
berprikemanusiaan,kita lihat nuklir dapat menghancurkan kota hirosima dan nagasaki,radiasi
yang di timbulkan oleh nuklir sangat besar,sehingga tidak hanya menyebabkan kematian tetapi
juga menyebabkan penderitaan berkepanjangan atau cacat permanen. Tampaknya dari dua sisi
yang sangat bertolak belakang tidak dapat di pisahkan untuk selamanya,, disinilah akal dan jiwa
manusia terujikan,kecerdasan akal yang dimiliki manusia yang terus berupaya unuk
meminimalisir dampak negatif teknologi sampai ke taraf yang tidak membahayakan atau lebih
tepatnya dapat di terima oleh manusia ataupun alam sekitar.
Dari sisi-sisi tersebut, mulailah kita liat pada negara-negara maju,banyak perusahaan
mobil mengembangkan energi alternatif seperti energi cahaya matahari,yang dapat di gunakan
sebagai pengganti bahan bakar minyak untuk dapat menjalankan kendaraan tersebut,demi
kelestariaan lingkungan sekitar. Tetapi terkadang kita di buat kecewa di balik rasa peduli mereka
terhadap lingkungan,tidak jarang itu merupakan strategi bisnis untuk memenangkan produknya
di pasaran.di sinilah terbukti bahwa kecerdasan akal tidak akan pernah cukup tanpa di sertai
kecerdasan jiwa,karena kecerdasan jiwa akan mengontrol manusia agar tetap memelihara sifat-
sifat kemanusiaannya,sehingga tidak terjadi penyimpangan yang menyebabkan tega memangsa
sesama,oleh karena itu kebutuhan orang-orang yang cerdas akal sangat besar sehingga mampu
mendominasi dan memberikan manfaat yang optimal dari aplikasai-aplikasai teknologi dan tidak
hanya bagi manusia tetapi juga bagi lingkungan dan alam sekitar secara keseluruhan.

Manusia adalah makhluk yang diciptakan tuhan sebagai pemimpin di dunia ini. Mereka
diciptakan dengan segala kesempurnaan yang ada untuk menjaga keseimbangan dankedemaian
serta meciptakan keutuhan bumi yangh damai. Namun kesempurnaan tersebut terkadang disalah
gunakan oleh manusia itu sendiri untuk memenuhi keinginannya.Padahal tugas mereka
diciptakan di bumi ini adalah untuk menjaga keharmonisan yang adadi dunia ini.Kebutuhan
manusia yang selalu meningkat seiring dengan kemajuan teknologi yangmembutuhkan kemajuan
manusia dalam berfikir. Dengan semakin majunya teknologi terkadang manusia melupakan
dampak negatif yang ditimbulkan oleh teknologi tersebut terhadap lingkungan. Kerusakan yang
ditimbulkan seringkali merusak kelangsungan dari ekosistem dan makhluk didalamnya yang
dikarenakan seperti pencemaran lingkungan serta pemanfaatan dan pengerukan sumberdaya
alam yang berlebihan sehingga merusak keseimbangan ekosistem. Walaupun sebenarnya
kemajuan teknologi sangat diperlukan oleh manusia di era kaemajuan sekarang, namun
hendaknya tetap memperhatikan kelangsunagn ekosistem dari lingkunag sekitar. Karna ketika
terjadinya kerusakan pada sebuah ekosistem, maka dapat menyebabkan suatu organisme yang
ada di lingkungan tersebut yang tudak mampu beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya akan
dapat merusak kelangsungan rantai makanan dan dapat berakibat dalam jangka panjang terhadap
kepunahan suatu kelangsungan ekosistem. Ketika suatu ekosistem terancam punah, akan dapat
merusak kehidupan di bumi. Walaupun demikian, keutuhan kelestarian ekosistem dapat dijaga
dengan beberapa acra.

Untuk mengatasi pencemaran di udara, maka hendaknya gas buang pada kendaraan di uji
emisinya untuk menekan pencemaran udara yang disebabkan oleh kendaraan bermotorkarena
kendaraan bermotor menyumbang pencemaran udara yang tidak sedikit, bahkan temasuk yang
terbesar. Selain pengontrolan terhadap gas buang dari pabrik yang juga menyumbang
pencemaran yang besar terhadap udara. Oleh karnanya, perlu pengawasan yang sangat ketat
terhadap tingkat pencemaran yang disumbangkan oleh pabrik-pabrik besar.

Pada sektor perairan dan kelautan,pencemaran lingkungan yang terjadi karena limbah
yang dibuang oleh perusahaan-perusahhan ke laut yang menimbulkan pencemaran dan
pengrusakan ekosistem laut. Pemerintah seharusnya menerapkan peraturan untuk menekan
pencemaran di laut. Netralisasi limbah dapat dilakukan sebelum limbah dibuang ke lautan untuk
mencegah terjadinya pencemaran yang akan berakibat pada terganggunyaekosistem di laut. Di
tanah, sering kali manusia mengabaikan dampak-dampak dari pencemaran yang mereka
timbulkan akibat pembuangan limbah sembarangan. Selain itu, penambangan yang dilakukan
secara besar-besaran umunya tidak mempedulikan dampaknya terhadap barangtambang itu
sendiri dan juga terhadap kelestarian lingkungan sekitar tempat merekamenambang. Seharusnya,
para penembang menutup kembali lubang bekas daerah penambangan mereka, dan
menanaminya kembali dengan pepohonan agar daerah tambang yang mereka tinggalkan
berfungsi kembali seperti sebelum dibukanya pertambangan didaerah tersebut.

Penanaman pepohonan sangat efektif untuk mengurangi pencemaran ditanah dan juga
dapat menyediakan oksigen untuk udara dan mengurangi kadar karbondioksida pada udara.
Selain itu, pepohonan juga dapat mencegah terjadinya erosi dan juga banjir.Bayangkan yang
terjadi apabila kita tidak mencegah kerusakan yang terjadi terhadaplingkungan kita dan dampak
yang akan ditimbulkan kerusakan tersebut terhadap diri kitasendiri.Tanah tempat kita berpijak,
tak lagi subur dan menghasilkan untuk kita. Tak ada lagioksigen yang dihasilkan oleh
pepohonan. Air tercemar, mencemari air yang kita minum.Air yang kita minum tak lagi alami
dan menyehatkan untuk kita. Membawa penyakit untukita. Udara yang kita perlukan untuk
bernafas, kini telah tercemar, tidak sehat untuk kitahirup.Apa jadinya bila hal diatas benar-benar
terjadi. Apakah yang terjadi terhadap kita??

Pengendalian Dampak Teknologi terhadap Lingkungan dengan Perdagangan Karbon dan


Pemanfaatan Teknologi Ramah Lingkungan Dampak kenaikan konsumsi masyarakat dunia
terhadap teknologi semakin terlihat jelas seiring dengan perkembangannya. Dampak negatif
yang telah dirasakan secara nyata adalah kerusakan lingkungan yang semakin parah di berbagai
penjuru dunia. Salah satunya, seperti yang telah dipaparkan secara gamblang dalam film
dokumenter mantanWakil Presiden AS era Bill Clinton, Algore, “An Inconvenient
Truth” adalah terjadinya pemanasan global akibat efek gas rumah kaca (GRK) yang semakin
meningkat seiring dengan meningkatnya aktivitas industri, terutama di Negara-negara maju. AS
misalnya,menyumbang 40% dosa emisi dunia.Sebenarnya dampak pemanasan global sudah
mulai dicermati sejak sekitar 20 tahun yang lalu.

Ada laporan ilmuwan tahun 1990 tentang perubahan iklim memberi tanda bahayabagi
kehidupan umat manusia, dan mendesak agar dibentuk suatu kesepakatan globaluntuk mengatasi
perubahan iklim. Pada tahun 1992 disepakati konvensi PBB tentang perubahan iklim (United
Nations Frameworks Convention on Climate Change atau UNFCCC) yang tujuan pokoknya
menstabilkan konsentrasi gas rumah kaca (GRK) pada tingkat yang aman dan tidak mengganggu
iklim global.Berbagai pakta diteken setelahnya. Puncaknya adalah pertemuan di Kyoto,
Jepangtahun 1997 yang menghasilkan Protokol Kyoto. Perjanjian tersebut mewajibkan Negara-
negara industri untuk mengurangi emisi GRK- salah satunya CO2 sebanyak 5,2% di
bawahkadar yang mereka lepas pada tahun 1990 dalam kurun waktu 5 tahun (mulai 2008-
2012),yang disebut sebagai periode komitmen pertama.Protokol Kyoto menawarkan tiga
mekanisme fleksibel untuk membantu negara-negara industri menekan laju emisi GRK:
implementasi Bersama ( joint implementation /JI),Perdagangan Emisi Internasional (
international emission trading /IET) dan MekanismePembangunan Bersih ( clean development
mechanism atau CDM).Salah satu solusi menarik yang ditawarkan dalam protokol Kyoto adalah
CDM karena begitu sulit memaksa negara-negara tersebut mengurangi emisi karbonnya, akibat
begitu besarnya ketergantungan mereka pada konsumsi bahan bakar minyak. Sampai sekarang
Amerika Serikat saja masih menolak protokol Kyoto.Melalui mekanisme ini, sebuah proyek
penurunan emisi oleh suatu negara atausektor swasta dapat disertifikasi oleh PBB, sehingga
mendapatkan Certified Emissions Reduction (CERs), disebut juga Carbon Credits Mekanisme
ini dapat memberi keuntungan finansial, sekaligus mendukung penanaman modal asing,
terbukanya peluang usaha dan lapangan kerja baru, alih teknologi serta pembangunan
berkelanjutan.Melalui perdagangan karbon, negara-negara industri- sebagai penyumbang
terbesaremisi gas CO2, penyebab utama pemanasan global- bisa membayar suatu Negara
berkembang yang mampu mengupayakan pengurangan emisi karbon.

Setiap upaya penurunan emisi yang setara dengan satu ton karbon (tCO2) akan mendapat
satu CER ( certified emission reduction ). Sertifikat yang mirip surat berharga inidikeluarkan
oleh Badan Eksekutif CDM di bawah UNFCCC. Negara industri yang sudahmeratifikasi
Protokol Kyoto (disebut dengan kelompok Annex-1), atau lembaga non-pemerintah manapun
yang merasa berkepentingan, bisa membeli CER ini dari proyek-proyek CDM di negara
berkembang (non-Annex-1) yang tidak diwajibkan untuk mengurangi emisi. Istilah “reduksi
emisi karbon” bukan hanya berarti pengurangan kadar karbon yang sudah ada saat ini di udara,
tetapi merupakan upaya menekan bertambahnya emisi GRK akibat penggunaan bahan bakar
fosil. Jadi, angka-angka tersebut pada dasarnya adalah jumlah karbon yang diemisikan jika tanpa
proyek CDM.Kelemahan solusi ini adalah keleluasaan negara industri maju untuk tetap
mengotoriatmosfer selama masih mampu membeli CER sebagai kompensasi. Tetapi,
keuntunganyang dapat diambil oleh negara berkembang adalah peluang membankitkan
perekonomiandengan negara dengan usaha konservasi lingkungan yang menjadi bernilai
ekonomi, bukan sekedar beban biaya seperti selama ini.

Menurut Agus P.Sari, Direktur Regional AsiaTenggara EcoSecurities ,salah satu pemain
besar perdagangan karbon yang bermarkas diOxford, Inggris, dengan adanya CDM, pengelolaan
lingkungan juga berarti aset berharga.Namun, pada pelaksanaannya, sejauh ini kebanyakan pihak
yang berpartisipasiadalah pihak-pihak yang menghasilkan emisi rendah. FIFA, federasi sepak
bola dunia,membeli beberapa kredit karbon sehubungan pelaksanaan Piala Dunia 2006
lalu.Sementara Paramount, studio film Hollywood, juga membeli kredit karbon atas setiap
emisiyang mereka keluarkan selama proses pembuatan film tentang pemanasan global An
Inconvenient Truth (2006).Setelah meratifikasi Protokol Kyoto melalui Undang-Undang Nomor
17 tahun 2004, Indonesia membuka peluang ikut serta dalam arus perdagangan karbon.

Berdasarkan Kajian Strategis Nasional sektor Kehutanan dan Energi (KSNKE) yang
dilakukan tahun2001-2001, Indonesia memiliki potensi pengurangan emisi GRK sekitar 23-24
juta ton CO2epertahun. Jika dikonversi ke nilai CER, potensinya menjadi 230 juta dolar AS
dalam setahun(sekitar Rp 2,3 T). Sehubungan dengan itu, Pemerintah Indonesia dalam
konferensiInternasional PBB tentang perubahan iklim 3-14 Desember 2007 di Bali, akan
menawarkan proposal pemeliharaan hutan hujan tropis di Indonesia dan sejumlah negara lain,
yang umumnya miskin ke negara maju, terutama Eropa dan Amerika. Biaya pemeliharaan
itusebagai bagian dari bentuk tanggung jawab negara maju terhadap perubahan iklim.
Karbon(CO2) akan diserap oleh hutan di Indonesia, yang membayarnya nanti adalah sektor
swastayang harus mengurangi pencemarannya. Untuk sektor energi, Chevron
GeothermalIndonesia (CGI), melalui proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi Darajat Unit
III telahmendapat persetujuan, Desember tahun lalu, dengan kapasitas pembangkit 110 MWatt.
Menurut data CGI, emisi CO2 dari pembangkit listrik geothermal hanya sekitar
sepersepuluhdari emisi yang dihembuskan oleh pembangkit konvensional seperti batubara,
danseperenam dari bahan bakar diesel dan minyak. Selisih jumlah emisi inilah yang
bisadijadikan kredit karbon untuk diperjualbelikan.Memasuki periode tahun 2012, pencemaran
yang terjadi akan lebih besar lagisebagai ekses pembangunan. Karena itu, diperlukan modal yang
cukup besar selain juga teknologi. Namun, terlepas dari meminta ganti rugi, sebenarnya yang
lebih penting adalahmenjaga serta mengendalikan CO2. Di samping solusi yang di atas yang
telah berjalan selama kurun waktu 15 tahun ini,masih terdapat banyak upaya konservasi
lingkungan dari dampak teknologi yang terusbergerak maju, bahkan dengan melibatkan
teknologi itu sendiri. Salah satu di antaranyaadalah membentuk komitmen bersama negara maju
dan berkembang untuk mulai beralihpada pemafaatan teknologi ramah lingkungan menggantikan
atau memperbarui teknologikonvensional yang telah banyak mencemari lingkungan, mengganti
sumber bahan bakarindustri dari fosil dengan energi terbarukan/alternatif, pengelolaan limbah
yang tepat danbertanggung jawab, serta peremajaan bumi dengan reboisasi kawasan hutan
penyerapkarbon secara besar-besaran dan berkesinambungan.Langkah konkret yang dapat
diambil adalah dengan menciptakan tren opini globallewat media internasional -yang notabene
dikuasai negara maju- untuk mengkampanyekan penggantian energi fosil dengan energi
terbarukan untuk kelangsungan kehidupan generasimendatang di bumi ini, kemudian
mempersiapkan studi kelayakan pemanfaatan sumberenergi terbarukan sesuai potensi wilayah
masing-masing.

Bagi negara-negara yang telah menjadikan energi terbarukan sebagai bagian dari aktivitas
industrinya, perlu mem-break- down teknologi pemanfaatan energi terbarukan kepada negara
yang belum dapat melaksanakannya dalam rangka ikut berpartisipasi aktif menyelamatkan bumi,
bukan hanyaberorientasi ekonomi untuk menghemat bahan bakar industrinya. Alih teknologi
energy terbarukan merupakan langkah akselerasi untuk menanggulangi bahaya dampak
pencemaran lingkungan lebih lanjut. Negara berkembang, terutama yang mempunyai potensi
sumber energi terbarukan (tenaga air, angin, surya, panas bumi , arus dan termal laut (OWC dan
OTEC), hydrogen(fuel cell), dan biomassa), termasuk Indonesia juga harus segera mengambil
langkahstrategis mempersiapkan diri menuju kemandirian energi sehingga tidak bergantung
lagidengan impor minyak mentah yang selalu tidak sebanding dengan produksi dalam
negeri,apalagi dengan kenaikan harga minyak mentah dunia saat ini hingga level US$90 per
barel(19 Oktober 2007) yang menekan neraca ekonomi Indonesia.Persiapan tersebut perlu
dilakukan sedini mungkin menuju berakhirnya ProtokolKyoto 2012 mendatang. Sehingga,
semua pihak telah siap menghadapi berbagaikemungkinan terburuk akibat pengeluaran emisi
GRK selama ini dan berbagai bentukpemanfaatan energi terbarukan dapat siap beroperasi setelah
Protokol Kyoto berakhir nanti.

Namun tak dapat dipungkiri, selain beberapa dapak yang ditimbulkan namun Teknologi
pastinya mempunyai beberapa dampak positif yang mana diantaranya adalah dapat
mempermudah aktifitas pencapaian tujuan, serta pengaruh teknologi yang menguntungkan bagi
manusia, yaitu:
1. Dapat memunculkan ilmu-ilmu baru, seperti : penggunaan teknik kimia, teknik nuklir,
teknik mekanik, teknik penerbangan, dan teknologi hutan.
2. Dapat medatangkan kemudahan hidup, seperti : berkembangnya teknologi tepat guna dan
berkembangannya sarana transportasi.
3. Dapat menaikan kuantitas produksi, seperti : pengolahan minyak bumi, industri baja.
4. Pengolahan sumber daya alam yang efektif dan efisien.
5. Mempermudah penyebaran informasi, ilmu dan pengetahuan.
6. Penghematan biaya dengan teknologi pekerjaan menjadi lebih cepat.
7. Dapat memberantas penyakit menular.

Untuk dapat melakukan pengaturan dan pengawasan terhadap masalah pencemaran


lingkungan, pemerintah Republik Indonesia telah memberlakukan Undang-Undang No.4 Tahun
1982 yang memuat pedoman pokok tentang analisis dampak lingkungan sebagai realisasi
kebijaksanaan pemerintah dalam pengelolaan lingkungan. Dengan AMDAL (Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan) diharapkan dapat diambil suatu keputusan dan tindakan pencegahan
terhadap kemungkinan terjadinya kerusakan fisik dan biologis lingkungan yang selanjutnya akan
berpengaruh terhadap system kehidupan makhluk yang ada di dalamnya.

Penyajian Informasi Lingkungan (PIL)

Sebelum dilakukan AMDAL, terlebih dahulu harus disusun PIL yang dimaksudkan untuk
mengetahui apakah kegiatan AMDAL yang diusulkan akan menimbulkan dampak lingkungan
atau tidak. Melalui PIL dapat diketahui secara garis besar dan cepat apakah AMDAL yang
diusulkan perlu dilaksanakan segera. Di dalam PIL harus termuat garis besar jenis kegiatan dan
macam lingkungan yang akan dianalisis. Laporan PIL secara garis besar berisi :

1. Kegiatan yang diusulkan,


2. Kondisi lingkungan yang akan dianalisis,
3. Dampak lingkungan yang mungkin dapat terjadi akibat kegiatan pembangunan serta
tindakan yang direncanakan untuk mengendalikannya.

Adapun dampak yang penting dan perlu diperhatikan pada umumnya ditentukan oleh:

1. Besarnya jumlah manusia yang akan terkena,


2. Luas wilayah penyebaran dampak,
3. Lamanya dampak akan berlangsung,
4. Kekuatan (intensitas) dampak,
5. Banyaknya komponen lingkungan lainnya yang akan terkena,
6. Sifat komulatif dampak,
7. Berbalik atau tidaknya dampak.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Peraturan Perundang - undangan mengenai AMDAL.
Sedangkan untuk masalah yang berkaitan dengan analisis radioaktivitas lingkungan dapat dilihat
rekomendasi yang diberikan oleh IAEA dan Peraturan Perundang-undangan Tenaga Atom di
Indonesia serta peraturan-peraturan yang dikeluarkan oleh Direktur Jenderal BATAN.
Suatu kegiatan dianggap penting apabila menyangkut masalah :

1. Perubahan bentuk lahan dan bentang alam,


2. Eksploitasi sumber daya alam yang dapat diperbarui maupun yang tidak
dapat diperbarui,
3. Pembuatan dan penggunaan bahan hayati dan non-hayati dan teknologi yang digunakan
yang diperkirakan akan dapat mempengaruhi lingkungan,
4. Proses atau kegiatan lainnya yang secara potensial dapat merupakan pemborosan dalam
hal pemanfaatan sumber daya alam dan energi,
5. Kegiatan yang dalam proses dan hasilnya dapat menimbulkan ancaman bagi kesehatan
dan kesejahteraan sosial penduduk.

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL)

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) adalah suatu studi tentang


kemungkingan terjadinya berbagai macam perubahan, baik social ekonomi maupun perubahan
sifat biofisik lingkungan sebagai akibat adanya berbagai macam kegiatan yang dilakukan atau
diusulkan. AMDAL dapat juga diartikan sebagai suatu hasil studi mengenai dampak suatu
kegiatan yang direncanakan terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan. Oleh karena itu AMDAL bertujuan untuk menduga atau memperkirakan
dampak yang mungkin timbul sebagai akibat suatu kegiatan atau proyek yang direncanakan.

Untuk dapat melakukan AMDAL, terlebih dahulu harus diketahui rencana kegiatan yang
ada serta garis dasarnya. Garis dasar merupakan kondisi lingkungan awal sebelum ada kegiatan.
Tanpa mengetahui kegiatan dan garis dasar, sulit untuk dapat memperkirakan dampak yang
terjadi. Jadi di dalam AMDAL dibandingkan keadaan lingkungan sebelum ada kegiatan dan
sesudah ada kegiatan. Dari hasil perbandingan tersebut barulah dapat disimpulkan apakah telah
terjadi suatu dampak lingkungan atau tidak. Apabila terjadi suatu dampak yang negatif, maka
keputusan lebih lanjut dapat ditentukan dengan adanya AMDAL.

Didalam pembangunan dan pengoperasian reactor nuklir, masalah AMDAL sangat


diutamakan. Dalam hal ini juga dilakukan pembandingan keadaan lingkungan sebelum dan
sesudah adanya reactor nuklir. Garis dasar di dalam pembangunan suatu reactor nuklir sering
disebut dengan Analisis Keselamatan Reaktor Nuklir. Di dalamnya dicantumkan rencana
kegiatan pembangunan dan pengoperasian reactor nuklir yang antara lain memuat :

1. Letak tempat reactor nuklir yang akan dibangun,


2. Reaktor nuklir dan fasilitas yang ada di sekitarnya,
3. Komponen dan peralatan reactor,
4. Fasilitas iradiasi dan eksperimen pada reactor,
5. Masalah keselamatan reactor dalam operasi normal,
6. Masalah keselamatan reactor dalam keadaan darurat,
7. Kesimpulan masalah keselamatan reactor.

Untuk mengetahui apakah telah terjadi dampak lingkungan dengan telah beroperasinya suatu
reactor nuklir, dilakukanlah Analisa Radioaktivitas Lingkungan yang pada hakikatnya adalah
bagian dari AMDAL. Sebagai contoh dari kelengkapan data Analisis Keselamatan Reaktor
Nuklir, antara lain disebutkan mengenai :
1. Letak geografis tempat reactor akan dibangun,
2. Keadaan geologis tanah tempat reactor,
3. Populasi penduduk dan keadaan social ekonomi di sekitarnya,
4. Keadaan cuaca sepanjang tahun,
5. Arah angin yang dominan berdasarkan data dari windrose,
6. Kuat gempa dan ramalan kekuatan gempa tertinggi yang mungkin terjadi di tempat reactor
akan dibangun,
7. Pengukuran radioaktivitas lingkungan yang diambil dari contoh air, tanah, dan tanaman
dengan variasi tempat pengambilan contoh air, tanah, dan tanaman.

Semua data yang diberikan di dalam Analisis Keselamatan Reaktor Nuklir akan sangat
membantu pelaksanaan AMDAL, khususnya di dalam hal pengukuran radioaktivitas lingkungan
sesudah beroperasinya reactor nuklir.

Berdasarkan uraian di atas, jelaslah bahwa AMDAL digunakan untuk segala kegiatan
yang direncanakan. Oleh karena itu AMDAL dipakai juga sebagai salah satu kelengkapan di
dalam studi kelayakan suatu rencana proyek. Mengingat akan hal tersebut maka AMDAL sering
juga diketahui sebagai Pre Audit yang harus dilaksanakan sebelum proyek dimulai. Dengan
AMDAL dampak yang mungkin terjadi mudah diperkirakan. Untuk kegiatan yang tidak
direncanakan, dampak yang akan terjadi sulit diramalkan karena garis dasar sebagai acuan tidak
diketahui. Dengan demikian dampak lingkungan dapat dilihat sebagai perbedaan kondisi awal
sebelum ada kegiatan (tanpa ada proyek) dan kondisi yang diramalkan dengan adanya proyek.
Untuk kegiatan yang tidak direncanakan sebelumnya, analisis dampak lingkungannya dilakukan
dengan metode lain yang disebut Analisis Manfaat dan Risiko Lingkungan atau AMRIL.
LANJUTKAN MEMBACA KESIMPULAN MAKALAH DAMPAK TEKNOLOGI
TERHADAP LINGKUNGAN >>

Anda mungkin juga menyukai