Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS DAMPAK LINGKUNGAN

Andika C 101 18 149


Anggito Yudhistira C 101 18 131
Dwi Rizkiandi C 101 18 142
Indrianto Ambran C 101 18 124
Mustika Desi Ramdina MP C 101 18 140
Dessy Silvia Bolendea C 101 18 134
A. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan

Analisis dampak lingkungan (Environmental impact


assessment) atau Analisis mengenai dampak
lingkungan (AMDAL) adalah kajian mengenai dampak
besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan
bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia.
AMDAL memiliki beberapa fungsi sebagai berikut :
1. Membantu proses pengambilan keputusan tentang kelayakan
lingkungan hidup dari rencana usaha dan/atau kegiatan.
2. Memberi masukan untuk penyusunan disain rinci teknis dari rencana
dan/atau kegiatan.
3. Memberi masukan untuk penyusunan rencana pengelolaan dan
pemantauan lingkungan hidup.
4. Memberi informasi bagi masyarakat atas dampak yang ditimbulkan
dari suatu rencana usaha dan atau kegiatan.
5. Awal dari rekomendasi tentang izin usaha.
6. Sebagai Scientific Document dan Legal Document.
7. Izin Kelayakan Lingkungan.
B. Tujuan Studi AMDAL Bagi Pemerintah, Pengusaha, dan Masyarakat

AMDAL diperlukan untuk suatu studi kelayakan dikarenakan


tercantum dalam Undang-undang dan juga Peraturan
Pemerintah serta untuk menjaga lingkungan dari suatu operasi
proyek kegiatan industri atau juga kegiatan-kegiatan lainnya
yang dapat menyebabkan terjadinya kerusakan lingkungan.
AMDAL memiliki beberapa komponen, di antaranya adalah
 PIL (Penyajian informasi lingkungan),
 KA (Kerangka Acuan),
 ANDAL (Analisis dampak lingkungan),
 RPL ( Rencana pemantauan lingkungan),
 RKL (Rencana pengelolaan lingkungan)
Pemerintah sebagai suatu organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat
dan menerapkan hukum serta Undang-undang di wilayah tertentu membutuhkan
AMDAL untuk :
 Mencegah dari pencemaran dan kerusakan lingkungan.
 Menghindarkan konflik dengan masyarakat.
 Menjaga agar pembangunan sesuai terhadap prinsip pembangunan
berkelanjutan.
 Perwujudan tanggung jawab pemerintah dalam pengelolaan lingkungan hidup.
Sedangkan bagi pengusaha yang
menjadi pelaku dalam kegiatan Bagi masyarakat sekitar yang akan
perusahaan/industri, membutuhkan menjadi penerima keuntungan
studi AMDAL sebagai : maupun kerugian dari adanya
kegiatan perusahaan/industri di
 Menjamin adanya sekitar lingkungan mereka, akan
keberlangsungan usaha. membutuhkan studi AMDAL untuk :
 Menjadi referensi untuk  Mengetahui sejak dari awal
peminjaman kredit. dampak dari suatu kegiatan.
 Interaksi saling menguntungkan  Melaksanakan dan menjalankan
dengan masyarakat sekitar untuk kontrol.
bukti ketaatan hukum.  Terlibat pada proses pengambilan
 Sebagai referensi pengajuan keputusan.
kredit atau hutang di bank.
C. Jenis-Jenis Amdal

Berikut ini adalah beberapa jenis


AMDAL yang sering dilakukan di
Indonesia:

1. AMDAL Proyek Tunggal


2. AMDAL Kawasan
3. AMDAL Terpadu Multi Sektor
4. AMDAL Regional
D. Proses AMDAL

Suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan wajib


AMDAL atau tidak, dilakukan penapisan Sebelum menyusun dokumen
terlebih dulu dengan mengacu pada PP No. 27 AMDAL yang pertama kali
Tahun 1999 dan Kep. Men. Lingkungan Hidup dilakukan adalah melakukan
Nomor 17 Tahun 2001. Bagi rencana usaha Pelingkupan yang merupakan
dan/ atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL, proses untuk :
maka cukup menysusn Upaya Pengelolaan 1. Identifikasi dampak
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan potensial.
Lingkungan (UPL) .Sedangkan rencana usaha 2. Evaluasi dampak potensial.
dan/ atau kegiatan yang wajib AMDAL harus 3. Pemusatan dampak besar
melakukan Studi AMDAL yang dituangkan dan penting hipotesis.
dalam bentuk Dokumen AMDAL.
Dalam rangka penyusunan AMDAL, terdapat tiga komponen yang terkait
dalam kegiatan, yaitu

1. Pemrakarsa adalah orang atau badan hukum yang bertanggung jawab atas
suatu rencana usaha dan/ atau kegiatan yang akan dilaksanakan.
2. Instansi yang bertanggung jawab adalah instansi yang berwenang
memberikan keputusan kelayakan lingkungan hidup dengan pengertian
bahwa kewenangan berada pada Kepala Instansi yang ditugasi
mengendalikan dampak lingkungan.
3. Komisi penilai adalah komisi yang bertugas menilai Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup (AMDAL) dengan pengertian
ditingkat pusat oleh Komisi Penilai Pusat dan tingkat daerah oleh Komisis
Penilai Daerah.
E. Dokumen AMDAL

Hasil kajian AMDAL akan dikeluarkan dalam


bentuk dokumen, yang terdiri dari lima jenis
dokumen berikut ini:

1. Kerangka Acuan Analisi Dampak Lingkungan


Hidup (KA-AMDAL).
2. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup
(AMDAL).
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL).
4. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup
(RPL).
5. Ringkasan Eksekutif.
F. Sebuah Studi Kasus

Sebanyak 575 dari 719 perusahaan modal asing (PMA) dan perusahaan modal
dalam negeri (PMDN) di Pulau Batam tak mengantungi analisa mengenai dampak
lingkungan (Amdal) seperti yang digariskan. Dari 274 industri penghasil limbah
bahan berbahaya dan beracun (B3), hanya 54 perusahaan yang melakukan
pengelolaan pembu angan limbahnya secara baik. Sisanya membuang limbahnya ke
laut lepas atau dialirkan ke sejumlah dam penghasil air bersih. "Tragisnya, jumlah
limbah B3 yang dihasilkan oleh 274 perusahaan industri di Pulau Batam yang
mencapai tiga juta ton per tahun selama ini tak terkontrol. 
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai