M. YOGA MAULIDAN
2019610043
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA
2023
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki sumber daya alam yang
negara, salah satunya sektor pertanian. Sektor pertanian terdiri dari beberapa
dengan brokoli dan kubis, namun pada daun sejati kale tidak berbentuk kepala.
Warna daunnya hijau atau ungu kebiruan (Arifin, 2016). Menurut Badan Pusat
Statistik (2021) produksinya kale mengalami penurunan dari 204 ribu ton pada tahun
2020 menjadi 203 ribu ton pada tahun 2021. Menurunnya produksi kale tidak
per kapita sayuran adalah sebesar 0,7% per tahun, sehingga pada tahun 2050
konsumsi per kapita sayuran diperkirakan akan mencapai 49,63 kg per kapita.
1
2
Berdasarkan proyeksi jumlah penduduk Indonesia pada tahun 2050 sebesar 400 juta
orang, maka akan dibutuhkan 19.852.000 ton sayuran untuk memenuhi permintaan
Kale memiliki sumber nutrisi yang penting bagi tubuh manusia karena
mengandung vitamin dan antioksidan alami, yaitu asam ascorbat dan plavonoid (Zietz
et al., 2010). Nutrisi yang terkandung pada setiap 100 g kale diantaranya kerbohidrat,
lemak, protein kasar, air, serat, abu dan energi yang berturut-turut sebesar 2,36%,
0,26%, 11,67%, 81,38%, 3,00%, 1,33% dan 58,46 Kkal (Emebu dan Anyika, 2011).
Kale kaya akan antioksidan, yaitu vitamin E, karetonoid dan vitamin C nya yang
tinggi. Kale juga diketahui mengandung zat anti kanker (sulphoraphane) yang
diperkaya oleh prebiotik dan serat makanan yang berpotensi mengurangi risiko
penyakit seperti obesitas, kanker, jantung dan diabetes (Migliozzi et. al., 2015).
Di pasaran terdapat dua jenis pupuk yaitu pupuk anorganik dan pupuk
organik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa secara kimia, fisik dan
biologis merupakan hasil industri atau pabrik pembuat pupuk. Sedangkan pupuk
organik adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organik
yang berasal dari tanaman dan hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat
3
dibentuk padat atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organik,
memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah (Dewanto et. al., 2013). Pupuk
organik juga memiliki bahan pengikat sehingga larutan pupuk yang diberikan ke
bagian permukaan tanah bisa langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Oleh sebab itu,
salah satu cara untuk mengurangi penggunaan pupuk anorganik yaitu dengan
menggunakan Pupuk Organik Cair (POC). POC adalah hasil fermentasi dari beberapa
bahan organik yang berasal dari hewan dan tumbuhan yang berbentuk cair. Menurut
Parnata (2010) Keuntungan POC adalah dapat menyediakan hara makro dan mikro,
membutuhkan interval waktu yang lama untuk diserap oleh tanaman. Salah satu
Kelinci mengeluarkan feses (kotoran) dan urin dalam jumlah yang cukup
banyak namun tidak banyak digunakan para peternak kelinci. Feses maupun urin
kelinci dapat diolah menjadi pupuk daripada terbuang percuma. Penggunaan urin
kelinci sebagai pupuk dapat meningkatkan kesuburan tanah dan juga mengurangi
biaya yang harus dikeluarkan dalam kegiatan usaha tani bahkan dapat menambah
pendapatan peternak. Unsur hara yang terkandung dalam urin kelinci memiliki
kandungan lebih tinggi dibandingkan kandungan unsur hara pada sapi dan kambing
(Budi, 2011).
pupuk. Urin kelinci dikenal sebagai sumber pupuk organik yang potensial untuk
(Adiwilaga, 2010). Urin kelinci memiliki kandungan unsur Nitrogen (N), Phosfor (P),
Kalium (K) yang lebih tinggi (2.72%, 1.1%, dan 0,5%) dibandingkan dengan urin
ternak lainnya seperti sapi yaitu N (0,5%), P (0,2%) dan K (0,5%) sedangkan pada
domba yaitu N (1,50%), P (0,33%) dan K (1,35%) (Karo et al., 2014). Urin kelinci
mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat digunakan sebagai pengatur tumbuh
diantaranya Indole Aceti Acid (IAA). Lebih lanjut dijelaskan bahwa urin kelinci juga
baunya yang khas, urin kelinci juga dapat mencegah datangnya berbagai hama
tanaman, sehingga urin kelinci juga dapat berfungsi sebagai pengendalian hama
tanaman serangga (Susilorini dan Sawitri, 2008). Manfaat pupuk organik dari urin
Hasil penelitian Kusnia et. al., (2022) menyatakan pemberian POC urin
kelinci dengan dosis 40-50 ml menunjukan hasil paling baik pada pertumbuhan dan
hasil tanaman pakcoy. Hasil penelitian Nugraha et. al, (2022) menyatakan dosis
terbaik pemberian POC urin kelinci adalah 50 ml dan berpengaruh nyata berpengaruh
nyata pada parameter bobot segar tajuk, akan tetapi tidak berpengaruh nyata pada
parameter tinggi tanaman, jumlah daun, diameter batang, bobot kering, dan serapan
B. Tujuan Penelitian
kelinci terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kale (Brassica oleracea var.
acephala)
C. Hipotesis
Pemberian POC urin kelinci memberikan pengaruh nyata yang sama terhadap
Kale adalah tanaman kubis-kubisan yang berasal dari Mediterania atau Asia.
Bentuk liar tanaman kale telah didistribusikan secara luas dari tempat asal mereka
dan ditemukan di pantai Eropa Utara dan Inggris. Kale juga dikenal sebagai keluarga
Menurut Budi Samadi (2013) kale adalah jenis tanaman sayuran daun,
Kingdom : Plantae
Divisi : Sphermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Famili : Cruciferae
Genus : Brassica
Karakteristik morfologi dari tanaman kale dilihat dari bagian akar, batang,
1. Akar
Akar tanaman kale adalah akar tunggang dan serabut yang berjumlah cukup
banyak. Kale juga memiliki sistem perakaran yang panjang pada akar serabut dapat
6
7
2. Batang
Batang tanaman kale adalah jenis batang sejati, tidak keras, tegak dan beruas-
ruas. Diameter batang sekitar 3 sampai dengan 4 cm dan warna batang hijau muda
(Wulandari, 2021).
3. Daun
Bagian daun dari tanaman pasti akan menjadi bagian yang paling mudah
untuk ditebak, biasanya daun identik dengan warna hijau sehingga mudah dikenali
masyarakat. Daun pada tanaman kale dikenal sebagai daun roset. Artinya daun yang
tersusun spiral atau melingkar kearah pucuk cabang yang tak berbatang. Sayur kale
juga memiliki ukuran pada permukaan daun yang cukup besar (Soekasa, 2021).
4. Bunga
Bunga pada tanaman kale umumnya memiliki warna kuning, akan tetapi ada
juga yang berwarna putih. Tanaman kale memiliki karakteristik yang sempurna yaitu
Buah pada tanaman kale mempunyai bentuk seperti polong dan ukurannya
panjang serta ramping. Biji kale terdapat di dalam buah dengan bentuk biji bulat
kecil-kecil. Warna struktur biji coklat sampat kehitam-hitaman. Biasanya bagian biji
pada tanaman kale dimanfaatkan sebagai bibit untuk memperbanyak tanaman kale
(Lubis, 2020).
8
Tanaman kale dapat hidup pada daerah dengan suhu antara 23-35°C dengan
kelembapan udara berkisar 80-90%. Tanaman kale tumbuh di daerah dataran tinggi
dengan ketinggian 1000-3000 mdpl, namun dapat ditanam pada ketinggian 800 mdpl.
Tanaman kale termasuk jenis tanaman kubis yang tahan terhadap suhu rendah, yaitu
dapat hidup pada suhu -15 sampai -10°C, namun juga bisa tahan terhadap suhu tinggi
(Zulkarnain, 2013). Tanaman kale dapat hidup dengan baik dengan penyinaran
panjang yaitu 14-16 jam, pH tanah 5,5-6,5. Tanaman kale toleran terhadap
kekeringan atau dapat hidup pada lingkungan yang ketersediaan airnya terbatas
1. Pemilihan Benih
untuk itu disiapkan benih kale berkualitas unggul. Benih berkualitas unggul memiliki
daya tumbuh yang tinggi dan ketahanan yang baik terhadap serangan hama penyakit,
2. Media Tanam
Media tanam yang digunakan berupa campuran tanah dan pupuk kandang
3. Penyemaian Benih
benih yang layak disemai, disamping itu juga untuk mematahkan dormansi pada
9
(Edijulistia, 2010).
4. Penanaman
berumur 2 MSS (Minggu Setelah Semai) atau sudah memiliki 3-4 daun dari
5. Pemeliharaan
kondisi di lapangan. Tanaman yang mati disulam sebelum tanaman berumur 10-15
antara lain ulat daun, bengkak akar, bercak daun dan penyakit embun tepung
(Edijulistia, 2010).
6. Panen
dalam fase vegetatif atau tanaman belum berbunga, dipanen pada saat tanaman
berumur 8 MST. Kriteria siap panen dapat dilakukan dengan melihat keadaan fisik
tanaman seperti warna daun hijau segar, tinggi batang berkisar 20-3- cm serta bentuk
batang tebal, tegak dan sehat. Pemanenan dilakukan dengan cara mencabut tanaman
kale beserta akarnya dari tanah secara hati-hati agar batang sayuran tidak patah dan
yang memiliki banyak manfaat. Kale juga berfungsi memelihara kesehatan tulang dan
gigi karena kale sumber utama mineral dan vitamin, selain itu kale juga berfungsi
anti kanker dalam kale karena mengandung senyawa karotenoid. Kale (Brassica
oleraceae var. Acephala) juga memiliki manfaat dalam membentuk jaringan tubuh
Pupuk organik cair merupakan salah satu jenis pupuk yang banyak beredar di
pasaran. POC kebanyakan diaplikasikan melalui daun yang mengandung hara makro
dan mikro esensial (N, P, K, S, Ca, Mg, B, Mo, Cu, Fe, Mn,dan bahan organik).
Pupuk organik cair mempunyai beberapa manfaat diantaranya dapat mendorong dan
fotosintesis tanaman dan penyerapan nitrogen dari udara, dapat meningkatkan vigor
tanaman sehingga tanaman menjadi kokoh dan kuat, meningkatkan daya tahan
Urin kelinci dikenal sebagai sumber pupuk organik yang potensial untuk
Kandungan hara dalam urin kelinci yaitu N 2,72%, P2O5 1,10% dan K2O 0,50%
(Kusnendar, 2013). Urin kelinci mengandung zat perangsang tumbuh yang dapat
digunakan sebagai pengatur tumbuh diantaranya Indole Aceti Acid (IAA). Lebih
lanjut dijelaskan bahwa urin kelinci juga memberikan pengaruh positif terhadap
pertumbuhan vegetatif tanaman, karena baunya yang khas, urin kelinci juga dapat
mencegah datangnya berbagai hama tanaman, sehingga urin kelinci juga dapat
2008). Urin kelinci mempunyai kandungan protein yang tinggi dan mikroba
selulosa dan memperbaiki struktur kandungan organik tanah (Nugraheni dan Paiman,
2011).
Urin kelinci merupakan cairan yang mampu memberikan suplai nitrogen yang
cukup tinggi bagi tanaman. Hal ini disebakan oleh tingginya kadar nitrogen di
dalamnya. Jika dibandingkan dengan hewan pemakan rumput, urin memiliki kadar
nitrogen yang tinggi karena kebiasaannya yang tidak pernah minum air dan hanya
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan
Lokasi penelitian berada pada ketinggian ± 25 mdpl dengan jenis tanah latosol.
Alat yang digunakan dalam penelitian yaitu cangkul, ember, sprayer, gembor,
timbangan, alat ukur, alat tulis, jerigen, tali rafia, selang, paranet, handphone dan tray
semai. Sedangkan bahan yang digunakan yaitu benih tanaman kale varietas curly,
pupuk kandang kambing, pupuk organik cair urin kelinci, polybag ukuran 35 x 35 cm
C. Rancangan Penelitian
(RKLT) dengan perlakuan yang diberikan adalah pupuk organik cair urin kelinci
12
13
terdapat 75 tanaman.
berikut:
Yij = µ + αi + ßj + εij
ßj : Pengaruh kelompok ke - j
εij : Galat percobaan dari pemberian POC urin kelinci ke- i pada kelompok ke- j
i : Perlakuan ( 0, 1, 2, 3 dan 4)
Data yang diperoleh dari hasil pengamatan dianalisis dan diolah dengan
menggunakan Uji F, kemudian dilanjutkan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) taraf 5 %.
D. Pelaksanaan
1. Persiapan Lahan
lahan dari gulma, sampah,dan lainnya. Perataan dan pembersihan tersebut dilakukan
menempatkan polybag.
14
Media tanam yang digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang
kambing dengan perbandingan 1:1 (Ibnu, 2018). Media tanam kemudian di masukan
ke polybag dengan ukuran 35x35cm sebanyak 5 kg. polybag yang telah terisi media
tanam kemudian disusun sesuai dengan denah rancangan yang telah ditentukan.
Benih yang digunakan yaitu benih kale varietas curly. Perendaman benih kale
4. Penyemaian Benih
sekam dengan perbandingan 1:1, selama penyemaian benih disiram pagi dan sore hari
(Laki et. al., 2021). Lubang tanam dibuat pada tray semai ± sedalam 1 cm dan
dimasukkan 1 benih kale varietas curly pada setiap lubang tanam, penyemaian
5. Penanaman
polybag. Penanaman dilakukan pada pagi atau sore hari. Penanaman dilakukan
6. Pemupukan
a. Pupuk Anorganik
NPK Mutiara 16:16:16 dengan dosis 6,0 g/polybag (Fadila et al, 2021).
Pemberian POC urin kelinci diberikan pada umur 1 minggu setelah tanam
(MST) dengan interval waktu pemberian yaitu 1 minggu sekali (Hermawan, 2018).
7. Pemeliharaan
a. Penyiraman
Penyiraman dilakukan sebanyak dua kali dalam satu hari setiap pagi dan sore
kekeringan atau terlalu lembab. Apabila kondisi tanah basah setelah hujan maka tidak
b. Penyulaman
tumbuh kurang normal dengan cara dicabut digantikan dengan bibit baru yang
c. Penyiangan
16
ada di sekitar area media tanam dengan cara mencabut gulma. Pencabutan gulma
dilakukan dengan berhati-hati agar tidak merusak tanaman kale (Rambe, 2022).
8. Pemanenan
helaian daun tertinggi. Pengukuran dilakukan pada 2 MST sampai 8 MST 1 minggu
sekali.
sempurna. Jumlah daun dihitung pada umur 2 MST sampai 8 MST 1 minggu sekali.
3. Lebar Daun
17
Lebar daun dihitung dengan cara diukur dari bagian ibu tulang daun hingga
ujung daun menggunakan penggaris. Pengukuran lebar daun pada umur 2 MST
4. Panjang Daun
Panjang daun diukur mulai dari pangkal daun sampai ujung daun tertinggi.
Pengukuran panjang daun dilakukan pada umur 2 MST sampai 8 MST 1 minggu
sekali.
Panjang akar dilakukan pada saat pemanenan. Diukur dari pangkal akar
6. Bobot Akar
7. Bobot Kotor
akar, pangkal batang, dan daun-daun yang tidak layak konsumsi kemudian
18
19
Ibnu, W. N. 2018. Perlakuan Media Tanam dengan Pupuk Organik Pada Tanaman
Tomat (Solanum lycopersium). Jurnal Agroscience. Vol. 6 (1) : 44-50.
Karo, B. Br., A. E. Marpaung dan A. Lasmono. 2014. Efek Tehnik Penanaman dan
Pemberian Urin Kelinci terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kentang
Granola (Solanum tuberosum L). Prosiding Seminar Nasional Sains dan Inovasi
Teknologi Pertanian.
Korus, A. 2011. Level of Vitamin C, Polyphenols, and Antioxidant and Enzymatic
Activity in Three Varieties of Kale (Brassica Oleracea L. Var. Acephala) at
Different Stages of Maturity. International Journal of Food Properties,14(5):
1069 –1080.
Kusnia, C. A., Taryana, Y., Turmuktini, T. 2022. Pengaruh Dosis Pupuk Organik
Urin Kelinci terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica Rapa
L.) Varietas Nauli F1. Jurnal Orchidagro. Vol. 2 (1) :
Kusnendar. 2013. Kandungan unsur hara urin kelinci. Agroteknologi Fakultas
Pertanian Uniska. Jurnal ilmiah Solusi Vol. 1 No. 2.
Laki, A. S., M. A. Wahyuning dan R. Nurjasmi. 2021. Pengaruh Pupuk Organik
Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleracea var.
acephala) Sistem Vertikultur. Jurnal Ilmiah Respati. Vol. 12 (2) :133-146.
Lubis, Y. M. 2020. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan terhadap
Pemberian Abu Vulkanik dan POC Kulit Pisang. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
Migliozzi, M., D. Thalvalraljalh, P. Thalvalraljalh, P. Smith. 2015. Lentil and Kale:
Complementary Nutrient-Rich Whole Food Sources to Combat
Micronutrient and Calorie Malnutrition. Nutrients, 7(11): 9285 –9298.
Nugraha, J. A., Kurniasih, R., Manurung, A. N. H. 2022. Pengaruh Biourin Kelinci
Terhadap Pertumbuhan, Produksi dan Serapan Hara Nitrogen Tanaman Pakcoy
(Brassica Rapa L.). Gontor Agrotech Science Journal. Vol. 8 (2) : 84-94
Nugraheni, E. D., dan Paiman, P. A. 2011. Konsentrasi Dan Frekuensi Pemberian
Pupuk Urin Kelinci Teriiadap Pertumbuhan Dan Hasil Tomat (Lycopersicum
esculentum). Agro UPY. Vol.3(1)
Nuning, P. 2011. Beternak dan Bisnis Kelinci Pedaging. PT. Agromedia Pustaka.
Jakarta Selatan.
Parnata. 2010. Meningkatkan hasil panen dengan pupuk organik. Agro Media
Pustaka. Jakarta.
Rambe, P. W. 2022. Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kale (Brassica
oleraceae var. Acephala) terhadap Pemberian POC Limbah Sayur Kubis.
Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Muhammadiyah Jakarta.
Respon Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kale (Brassica oleraceae Var. Achepala)
Terhadap Konsentrasi Pupuk Cair. Jurnal Berkala Ilmiah Pertanian Vol. 5 (4)
hal. 222-228.
Samadi, B. 2013. Panen Untung dari Budidaya Lobak. Lily Publisher Yogyakarta.
Soekawati, S. B. 2021. Analisis Mineral Makro Besi (Fe) dan Kalsium (Ca) pada
Kale (Brassica oleracea var. Acephala) dengan Metode Spektofotometri
Serapan Atom. Skripsi. Universitas Bhakti Kencana. Fakultas Farmasi
Bandung.
20
Bulan
1. Persiapan
X
Lahan
2. Perisiapan
X
Media Tanam
3. Persiapan Benih
X
Tanam
5. Penyemaian X
6. Penanaman X
7. Pemupukan X X
NPK
½ ½
8. Pemupukan
X X X X X X
POC urin
kelinci
9. Penyulaman X
10. Pemeliharaan X X X X X X
11. Pemanenan X
21
Lampiran 2. Denah Penelitian
I II III IV V
P3 P0 P2 P0 P4
P1 P4 P4 P2 P3
P2 P1 P0 P1 P0
P0 P2 P3 P3 P1
U
P4 P3 P1 P4 P2
22