Anda di halaman 1dari 16

"JERUK KEPROK MAGA"

Dosen Pengampuh :
Rafiqa Amanda Lubis,SP,MP

D
I
S
U
S
U
N

Nama : HAIKAL GIFRAN

Npm : 2004130177

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TAPANULI SELATAN


FAKULTAS PERTANIAN
TA.2020/2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................2
1.5 Luaran Penelitian.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Jeruk Keprok Maga..............................................................................3
2.2 Kultur Jaringan.....................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................6
3.2 Metode Penelitian................................................................................6
3.3 Analisis data.........................................................................................6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..............................................10
4.1 Anggaran Biaya..................................................................................10
4.2 Jadwal Penelitian................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan
Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
dengan kultivar atau varietas jeruk lainnya, yaitu penampilannya yang menarik
dan rasanya yang manis dan aroma yang kuat serta daerah pemasarannya yang
luas, selain Sumatera Utara juga daerah Sumatera Barat, Riau, Jakarta bahkan
ekspor ke Singapura.
Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu dari sekian banyak varietas
jeruk yang ada di kebun sumber daya genetik Balitbangtan. Jeruk Keprok Maga
sampai saat ini masih merupakan tanaman pekarangan di daerah asalnya di
Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing–Natal. Berdasarkan SK
Pelepasan varietas No 216/kpts/TP.240/4/2001, jeruk jenis ini mempunyai
keunggulan rasa buah yang manis, bentuk buah bulat gepeng, lembut dan mudah
dikupas. Jeruk keprok maga dapat tumbuh bagus dengan temperatur tanah dari
31°C, kelembapan udara 54%, Curah hujan 1004,628 HPa - 1008,466 Hpa.,
kenyamanan suhu pada proses metabolisme tubuh tumbuhan berkisar 20 - 30.
Tekstur tanah liat, lembab, tidak keras, sedikit berpasir dan memiliki daya serap
air yang tinggi. Jeruk keprok maga bagus tumbuh pada pH tanah antara – 6,4.
Dengan mengetahui bioekologi tumbuhnya jeruk kepok maga maka
masyarakat dengan mudah menanam jeruk keprok maga dengan menggunakan
sistem okulasi seperti biasanya. Namun jeruk ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Jeruk ini digemari oleh masyarakat dan mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi, sehingga perlu peningkatan ketersediaan bibit yang
berkualitas dalam jumlah yang banyak melalui kultur jaringan yang akan
memberikan inovasi baru bagi masyakat di Puncak Sorik Marapi Kabupaten
Mandailing–Natal.
Kultur jaringan merupakan suatu teknik memilih galur tanaman dan
menghasilkan individu baru yang bersih dari hama dan penyakit, dengan jumlah
yang banyak dengan waktu yang singkat (Gunawan, 1992). Hormon yang
digunakan adalah NAA. NAA (Naftalen Acetyl Acid) yang merupakan auksin
sintetik bersifat dapat mempercepat partum-buhan bibit, menghasilkan akar yang
cepat panjang, membentuk akar serabut yang kuat serta mendorong perpanjangan
sel pucuk dan hormon kinetin termasuk turunan dari hormon sitokinin yang
berfungsi untuk memacu pembelahan sel menurut Sasmitamiharja dalam Imam
Mahadi(2015)
2

1.2 Rumusan Masalah

Bagaimana pengaruh pemberian ZPT NAA sintetis dan ZPT NAA Alami
terhadap perkecambahan biji jeruk keprok maga Mandailing Natal secara massal
?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui pengaruh pemberian ZPT


NAA sintetis dan ZPT NAA Alami terhadap perkecambahan biji jeruk keprok
maga Mandailing Natal secara massal.

1.4 Manfaat Penelitian


Dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memperoleh informasi
terkait pengaruh pemberian ZPT NAA sintetis dan ZPT NAA Alami terhadap
perkecambahan biji jeruk keprok maga Mandailing Natal secara massal bisa
dijadikan acuan dalam budidaya jeruk keprok maga. Hal ini juga terkait untuk
menghindari kelangkaan bahkan kepunahan dari jeruk keprok maga dan pada
akhirnya bisa kembali mendukung kehidupan ekonomi masyarakat di Kecamatan
Puncak Sorik Marapi seperti pada 10 tahun yang lalu.

1.5 Luaran Penelitian


Luaran dalam penelitian ini adalah :
a. Publikasi Ilmiah pada Jurnal Eksakta e- ISSN 2598-2400
b. Seminar Nasional
3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Jeruk Keprok Maga

Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan
Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
dengan kultivar atau varietas jeruk lainnya, yaitu penampilannya yang menarik
dan rasanya yang manis dan aroma yang kuat serta daerah pemasarannya yang
luas, selain Sumatera Utara juga daerah Sumatera Barat, Riau, Jakarta bahkan
ekspor ke Singapura.

Jeruk Keprok Maga sampai saat ini masih merupakan tanaman pekarangan
di daerah asalnya di Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing –
Natal. Sejarahnya menurut petani setempat bibit jeruk keprok Maga ini pada
awalnya dibawa seorang santri dari kota Padang Panjang (Sumatera Barat) pada
zaman penjajahan Belanda. Jeruk Keprok Maga ini dapat menghasilkan buah 200
– 300 kg/pohon pada umur 20 tahun s/d 100 tahun secara seedling, berbuah dua
kali dalam setahun dengan musim panennya pada bulan April - Mei (panen kecil)
dan September - Nopember (panen besar).

Gambar 1. Pohon Jeruk Keprok Maga (Dokumentasi Pribadi)

Sejak tahun 1980 an hingga tahun 2002 Kecamatan Puncak Sorik Marapi
di kabupaten Mandailing – Natal dikenal sebagai daerah sentra penghasil Jeruk
Keprok Maga yang merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomis tinggi.
Adanya serangan CVPD yang sangat hebat awal tahun 2002
disentra pertanamannya dikecamatan Puncak Sorik Marapi mengakibatkan
kematian sejumlah besar tanaman Jeruk Keprok Maga sekaligus kerugian yang
sangat besar bagi petani jeruk, Serangan CVPD ini hampir menghabiskan populasi
tanaman Jeruk Keprok Maga di Kabupatan Mandailing - Natal dan minat petani
4

yang beralih ketanaman perkebunan seperti Coklat dikhawatirkan Jeruk Keprok


Maga ini benar benar habis karena ditinggalkan petaninya.
Jeruk Keprok Maga pada umumnya sangat disukai konsumen selain
rasanya yang manis juga dengan aroma yang sangat khas lebih kuat mempunyai
nilai ekonomis yang tinggi, harganya untuk tingkat pengecer berkisar antara Rp
13.000/Kg – Rp 18.000/ Kg. Pengembangan tanaman Jeruk Keprok Maga secara
komersial cukup memberikan peluang pasar yang besar karena potensi harganya
relatif menguntungkan. Produktifitas Jeruk Keprok Maga di Kabupaten
Mandailing Natal sangat jauh mengalami penurunan bahkan untuk passar
tradisional daerah setempat tidak mampu memenuhi permintaan konsumen. Sulit
menemukan keberadaan Jeruk Keprok Maga, bagi konsumen yang berniat
mengkonsumsi jauh-jauh hari sudah memesan terlebih dahulu kepada pemilik
pohon. Kemunduran hasil tersebut akibat dari gangguan penyakit. Terutama
CVPD yang menyebabkan kerugian besar dan kematian sejumlah besar tanaman
di daerah sentra produksi tanaman Jeruk Keprok Maga. Apabila tidak ada
perhatian yang khusus bisa dipastikan tanaman jeruk ini bisa punah. Untuk
mempertahankan dan menyelamatkan Jeruk Keprok Maga ini harus segera
dilakukan upaya penyelamatan yang serius jika tidak dalam waktu tidak lama lagi
varietas ini akan benar benar punah.

2.2 Kultur jaringan

Kultur jaringan merupakan suatu teknik memilih galur tanaman dan


menghasilkan individu baru yang bersih dari hama dan penyakit, dengan jumlah yang
banyak dengan waktu yang singkat (Gunawan, 1992). Hormon yang digunakan
adalah Kinetin dan NAA. NAA (Naftalen Acetyl Acid). NAA adalah auksin sintetik
bersifat dapat mempercepat partumbuhan bibit, menghasilkan akar yang cepat
panjang, membentuk akar serabut yang kuat serta mendorong perpanjangan sel pucuk
dan hormon kinetin termasuk turunan dari hormon sitokinin yang berfungsi untuk
memacu pembelahan sel menurut Sasmitamiharja dalam Imam Mahadi (2015).
Penggunaan sitokinin sangat diperlukan untuk memacu multiplikasi tunas tanaman.
Penggandaan tunas pada tanaman berkayu seperti belimbing, sukun, jeruk (Mahadi,
2013).
Pada umumnya memerlukan zat pengatur tumbuh dalam konsentrasi yang
lebih tinggi berkisar antara 5-10 mg/l, untuk meningkatkan kemampuan proliferasi
tunas kadang ditambah-kan thidiazuron atau auksin seperti NAA dalam konsentrasi
yang rendah (0,1-0,3 mg/l). Sitokinin merupakan faktor yang memicu pertumbuhan
tunas aksilar yang keberadaanya juga dipengaruhi oleh keberadaan auksin. Seperti
yang telah dinyatakan oleh Dun dalam Imam Mahadi (2015), perlakuan dekapitasi
(pengurangan konsentrasi auksin) pada P. sativum mampu meningkatkan konsentrasi
sitokinin pada batang utama diikuti dengan peningkatan konsentrasi sitokinin pada
tunas aksilar.
5

Pemberian Auksin dan Sitokinin secara eksogen maupun endogen mampu jadi
pemicu dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lestari (2011) bahwa penambahan Auksin dan Sitokinin ke dalam media
kultur dapat meningkatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel,
sehingga menjadi “ faktor pemicu” dalam proses tumbuh dan perkembangan jaringan.
6
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1 Waktu dan Tempat Penelitian


Penelitian ini direncanakan pada bulan Februari tahun 2020 di laboratorium
Biologi dan Kimia Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Muhammadiyah Tapanuli Selatan

3.2 Rancangan Percobaan


Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang menggunakan
Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yaitu pemberian zat pengatur tumbuh 2,4
D (1 mg/L, 2 mg/L, dan 3 mg/L) pada media MS yang merupakan faktor pertama
dan pemberian NAA (0 mg/L, 5 mg/L, 15 mg/L, dan 25 mg/L) yang merupakan
faktor kedua. Dengan demikian, dalam penelitian ini terdapat 4 X 3 kombinasi atau
12 kombinasi dengan 3 ulangan. Sehingga secara keseluruan terdapat 36unit.Faktor
pertama adalah konsentrasi 2,4-D yang terdiri dari 3 taraf:
K1 = 2,4-D dengan konsentrasi 1mg/L
K2 = 2,4-D dengan konsentrasi 2mg/L
K3 = 2,4-D dengan konsentrasi 3mg/L
Faktor kedua adalah kosentrasi NAA yang terdiri dari 4 taraf:
P1 = NAA dengan konsentrasi 0 mg/L
P2 = NAA dengan konsentrasi 5 mg/L
P3 = NAA dengan konsentrasi 15 mg/L
P4 = NAA dengan konsentrasi 25 mg/L

3.3 Pelaksanaan Penelitian


3.3.1 Sterilisasi Alat
1. Alat–alat diseksi(scalpel, pinset, gunting), alat –alat gelas dan botol kultur
dicuci dengan detergen cair dan dibilas dengan air bersih.
2. Direndam alat–alat diseksi, alat–alat gelas dan botol kultur yang telah bersih
didalam tipol selama 1 x 24 jam.
3. Kemudian dibilas alat–alat diseksi, alat–alat gelas dan botol kultur dengan air
bersih.
4. Dikering anginkan alat–alat diseksi, alat–alat gelas dan botolkulturdengan
oven selama 2 jam dengan suhu 120°c
7
5. Alat–alatdiseksi dibungkus dengan alumunium foil lalu dimasukkan dalam
plastik sedangkan alat–alat gelas ditutup dengan plastik, kemudian disterilkan
dalam autoklaf dengan suhu 121°C selama 20 menit

3.3.2 Pembuatan Media

Pembuatan Media Induksi Kecambah


1. Media MS ditimbang sebanyak 4,43 gr, gula sebanyak 30 gr dan agar–
agar 7 gr.
2. Bahan–bahan seperti media MS, gula dan ZPT dimasukkan pada 1 liter
3. Aquades lalu dihomogenkan dengan stirrer diatas hot plate 49
4. Setelah homogen, diukur pH sebesar 5,8 dengan pH meter, jika pH kurang
dari 5,8 maka ditambahkan larutan NaOH 0,1 N dan jika pH lebih dari 5,8
maka ditambahkan HCl 0,1 N.
5. Kemudian ditambahkan agar-agar 7 gr
6. Setelah itu, dipanaskan dan diaduk hingga mendidih kemudian diangkat.
7. Media diisikan kedalam 60 botol kultur masing-masing sebanyak 20 ml.
8. Kemudian botol kultur yang berisi media ditutup dengan plastic dan
diikat karet

Pembuatan Media Subkultur


Cu2 +dengan konsentrasi yaitu 0, 30, 35 dan 40μM yang disubtitusikan
dalam media induksi kecambah.

Sterilisasi Media
Media dalam botol kultur disterilkan dengan cara dimasukkan kedalam
autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 1,5 atm selama 15 menit.

Sterilisasi Ruang Tanam


a. Lantai pada ruang inisiasi dipel dengan karbol yang telah dicampur
dengan air.
b. Setelah itu, lantai dipel dengan karbolmurni
c. Kapas diberi formalin kemudian diletakkan di pojok – pojok ruangan
d. Meja LAF (Laminar Air Flow) dibersihkan dengan alkohol 70%
kemudian dinyalakan sinar UV selama 1 x 24 jam

3.3.3 Tahap Induksi Kecambah


Sterilisasi eksplan
Biji jeruk keprok maga diambil dan dicuci dengan deterjen dan dikocok
kemudian dibilas dengan air mengalir sampai bersih, dibilas lagi dengan aquades. Biji
8

jeruk keprok maga yang telah bersih direndam dalam fungisida 300mg/L selama 60
menit. Sterilisasi selanjutnya dilakukan di LAF (Laminar Air Flow) dengan cara :
eksplan direndam dengan Chlorox 1.56%, 1.04%, dan 0.52% masing-masing selama
10 menit, lalu dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali, dan terakhir direndam
pada larutan betadineselama 1 menit.

Penanaman eksplan
Eksplan yang telah disterilisasi dibagi dua kemudian ditanam pada media MS
dengan penambahan NAA sintetis atau NAA alami 0.5cm x 0,5 cm hingga 1cm x
1cm kombinasi air kelapa dan diinkubasi selama 4 minggu. Penanaman dilakukan
secara aseptik dalam LAF (Laminar Air Flow).

Tahap pemeliharaan
Botol–botol kultur yang telah terisi eksplan diletakkan dalam rak kultur dan
disemprot dengan alkohol 70% setiap 3 hari sekali. Suhu ruang yang diguanakan
adalah 25°±2°C dengan lama pencahayaan 16 jam/hari dengan lampu flouresence.

Tahap Subkultur
Kecambah yang telah diinduksi selama 4 minggu kemudian di subkultur pada
media induksi metabolit sekunder yang telah ditambah dengan elisitor Cu2+ dan
diinkubasi selama 4 minggu. Kecambah yang digunakan didapatkan dari induksi
kecambah pada media kombinasi 2,4-D 1 mg/l dan air kelapa 10% yang telah
diinduksi pada penelitian pendahuluan. Berikut langkah–langkahnya :
a. Eksplan yang berkecambah ditimbang dan dibagi pada masing–masing botol dengan
berat yang sama yaitu 0,1 g sebagai berat awal kecambah
b. Kecambah dipotong kemudian ditanam pada media yang telah ditambah dengan Cu2+
c. Botol kultur ditutup dengan plastik wrap dan ditutup dengan plastik penutup serta
diikat dengan karet

3.3.4 Tahap Pengamatan


Pengamatan dilakukan pada minggu keempat tahap subkultur untuk di uji
metabolit sekunder untuk mengetahui kadar asiatikosida dan madekasosida pada
kecambah biji jeruk keprok maga
Parameter pengamatan :
1. Pengamatan warna kecambah dan tekstur kecambah yang dilakukan setiap dua
minggu sekali dengan diamati perubahan warna dan tekstur yang terjadi setiap
kalusnya.
2. Pengamatan kontaminasi dengan mengamati secara langsung yang terjadi pada media
dan eksplan yang diakibatkan oleh mikroorganisme.
3. Pengamatan berat kecambah dilakukan secara destruktif setelah induksi kecambah
selama 4 minggu untuk mengetahui berat awal kecambah dan pada minggu keempat
tahap subkultur untuk mengetahui berat akhir kecambah.
4. Tekstur kecambah dapat diamati secara visual terhadap penampakan kecambah yaitu
dengan melihat kecambah yang remah atau friable, kecambah kompak, dan
transparansi kecambah baik pada tahap induksi kecambah dan pada tahap induksi
metabolit sekunder.
5. Pengamatan kandungan metabolit sekunder dengan menggunakan HPLC
9

3.3.5 Tahap Uji Fitokimia (Metabolit sekunder)


Pengujian senyawa fitokimia hasil metabolit sekunder dilakukan dengan
menggunakan metode Kromatografi Cair Kinerja Tinggi (KCKT) atau yang sering
disebut dengan High Performance Liquid Cromatography (HPLC). Adapun langkah–
langkah uji HPLC sebagai berikut :
a. Sampel diambil sebanyak 0,2 g kemudian dihaluskan, ditempatkan dalam Erlenmeyer
bertutup
b. Ditambahkan dengan 10 ml aquabides, diaduk dengan menggunakan stirer selama 2
jam pada suhu ruang.
c. Larutan dilarutkan dengan 10 ml metanol grade HPLC 80% dalam air
d. Disaring dengan perangkat saring dengan filter 0,45 μm polytetrafluoroethylene
(Alltechassociates, Deerfield, IL)
e. Dianalis dengan HPLC
f. Komponen asiatikosid dan madekasosia dapat dilihat dari kurva yang terbentuk
dengan waktu retensi (RT) yang sesuai dengan standar yang digunakan Kadar
asiatikosid dan madekasosida dalam sampel ditentukan dengan menggunakan
perbandingan luas kurva sampel dengan luas kurva standar yang telah diketahui
konsntrasi standarnya (dilakukan otomatis oleh alat

3.4 Analisis Data


Data pengamatan berupa data kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif berupa
pengamatan secara visual meliputi morfologi kalus, dan hari muncul kalus, sedangkan
data kuantitatif berupa persentase kalusberat kalus, dan kadar steviosida. Data
dianalisis dengan menggunakan analisis variansi (ANAVA) faktorialuntuk
mengetahui adanya pengaruh pemberian ZPT 2,4-D dan NAA pada media MS
terhadap kandungan steviosidapada kalus Stevia rebaudiana secara in vitro.Apabila
terdapat perbedaan yang nyata maka dilanjut dengan DMRT pada taraf 5%

3.5 Variabel yang diamati


Variabel yang diamati dan diukur dalam penelitian ini adalah mencakup tingkat
pertumbuhan pemberian ZPT NAA sintetis dan ZPT NAA Alami terhadap
perkecambahan biji jeruk keprok maga Mandailing Natal secara massal.
10

BAB IV. BIAYA DAN JADWAL


PENELITIAN

4.1 Anggaran Biaya


Tabel 1. Format Ringkasan Anggaran Biaya PKM-P
No. Jenis Pengeluaran Biaya (Rp.)
1. Peralatan Penunjang 1.450.000,00
2. Bahan Habis Pakai 5.723.500,00
3. Perjalanan 800.000,00
4. Lain-lain : Administrasi, Publikasi, Seminar, dan 1.300.000,00
Laporan
Jumlah 9.273.500,00

4.2. Jadwal Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian yang akan dilaksanakan untuk 5 bulan adalah sebagai
berikut :
Tabel 2. Jadwal Penelitian
Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Penyusunan
proposal
2. Persiapan
3. Pelaksanaan
penelitian
4. Pengumpulan
data
5. Analisis data
6. Penyusunan lapora
penelitian
7. Publikasi ilmiah
11

DAFTAR PUSTAKA

Endang. G. Lestari. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perbanyakan Tanaman
Melalui Kultur Jaringan. Journal Agro. Biogen, 7(1): 63-68

Gunawan, L.W. 1988. Tekhnik KulturJaringan. Laboratorium Kultur Jaringan Tanaman.


Pusat antar Universitas. Institut Pertanian Bogor,Bogor.

Imam Mahadi.2014. Induksi kalus kenerak (Goniothalamus umbrosus) berdasarkan


jenis eksplan menggunakan metode In vitro. Agroteknologi Tropika, 1(1): 18-22.

Laila, Fittriya Nur (2014) Pengaruh penambahan ZPT 2,4-D dan PEG (Polyethylene
Glykol) 6000 pada media MS (Murashige & Skoog) untuk produksi metabolit sekunder
pada kultur kalus stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1 Peralatan Penunjang Volume Harga Nilai (Rp)
satuan(Rp)
Sendok 1 buah 10.000,00 250.000,00
Colokan 1 buah 50.000,00 50.000,00
Honor pekerja pemilihan 1 orang 150.000,00 150.000,00
biji jeruk maga
Sewa AC 1 buah 1.000.000,00 1.000.000,00
Sub Total Rp. 1.450.000,00
2 Bahan Habis Pakai
Biji jeruk maga 10 kg 25.000,00 250.000,00
Media Agar 500 gr 1.760.000,00 1.760.000,00
Larutan stok A 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok B 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok C 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok D 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok E 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok F 50 ml 200.000,00 200.000,00
Kertas HVS A4 1 Rim 50.000,00 50.000,00
Tinta Printer 3 paket 95.000,00 95.000,00
Materai 2 buah 10.000,00 20.000,00
Kertas jeruk 1 bungkus 50.000,00 50.000,00
Plastik jilid 1 bungkus 50.000,00 50.000,00
ZPT NAA Sintetis 2 gram 200.000,00 400.000,00
Batang pengaduk 2 buah 5.000,00 10.000,00
Alkohol 70% 7,5 liter 30.000,00 225.000,00
Sabun sunlight 1 liter 15.500,00 15.500,00
Spritus 1 liter 10.000,00 10.000,00
Kapas 500 gram 45.000,00 45.000,00
Tissue 1 buah 20.000,00 20.000,00
Kertas perkamen 1 paket 20.000,00 20.000,00
Kertas saring 4 kajang 12.000,00 48.000,00
Kertas label 1 bungkus 4.000,00 4.000,00
Cotton bud 1 bungkus 10.000,00 10.000,00
Masker 1 kotak 50.000,00 50.000,00
Sarung tangan karet 1 kotak 37.000,00 37.000,00
Note book 2 buah 12.000,00 24.000,00
Sungkup kepala 10 buah 1.000,00 10.000,00
Pinset 2 buah 12.000,00 24.000,00
Serbet 1 paket 10.000,00 10.000,00
Karet gelang 1 ons 5.000,00 5.000,00
Aluminium foil 1 gulung 20.000,00 20.000,00
Gunting 3 buah 12.000,00 36.000,00
Plastik bening kecil 5 ons 5.000,00 25.000,00
Botol kultur 200 biji 6.000,00 1.200.000,00
Sub Total Rp. 5.723.500,00
Perjalanan
Keperluan pembelian 1 kali 300.000,00 300.000,00
bahan
Pengambilan bibit 1 kali 500.000,00 500.000,00
Sub Total Rp. 800.000,00
Lain-lain
Pembuatan Laporan 3 rangkap 50.000,00 150.000,00
Biaya Publikasi 1 paket 500.000,00 500.000,00
Biaya Paket Data 3 bulan 150.000,00 150.000,00
Seminar 1 Orang 500.000,00 500.000,00
Sub Total Rp. 1.300.000,00
Total Rp. 9.273.500,00
Sembilan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Lima Ratus
Rupiah

Anda mungkin juga menyukai