Dosen Pengampuh :
Rafiqa Amanda Lubis,SP,MP
D
I
S
U
S
U
N
Npm : 2004130177
DAFTAR ISI.............................................................................................................i
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................2
1.4 Manfaat Penelitian...............................................................................2
1.5 Luaran Penelitian.................................................................................2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Jeruk Keprok Maga..............................................................................3
2.2 Kultur Jaringan.....................................................................................4
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................6
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian..............................................................6
3.2 Metode Penelitian................................................................................6
3.3 Analisis data.........................................................................................6
BAB IV BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN..............................................10
4.1 Anggaran Biaya..................................................................................10
4.2 Jadwal Penelitian................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................11
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Penelitian
1
BAB I. PENDAHULUAN
Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan
Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
dengan kultivar atau varietas jeruk lainnya, yaitu penampilannya yang menarik
dan rasanya yang manis dan aroma yang kuat serta daerah pemasarannya yang
luas, selain Sumatera Utara juga daerah Sumatera Barat, Riau, Jakarta bahkan
ekspor ke Singapura.
Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu dari sekian banyak varietas
jeruk yang ada di kebun sumber daya genetik Balitbangtan. Jeruk Keprok Maga
sampai saat ini masih merupakan tanaman pekarangan di daerah asalnya di
Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing–Natal. Berdasarkan SK
Pelepasan varietas No 216/kpts/TP.240/4/2001, jeruk jenis ini mempunyai
keunggulan rasa buah yang manis, bentuk buah bulat gepeng, lembut dan mudah
dikupas. Jeruk keprok maga dapat tumbuh bagus dengan temperatur tanah dari
31°C, kelembapan udara 54%, Curah hujan 1004,628 HPa - 1008,466 Hpa.,
kenyamanan suhu pada proses metabolisme tubuh tumbuhan berkisar 20 - 30.
Tekstur tanah liat, lembab, tidak keras, sedikit berpasir dan memiliki daya serap
air yang tinggi. Jeruk keprok maga bagus tumbuh pada pH tanah antara – 6,4.
Dengan mengetahui bioekologi tumbuhnya jeruk kepok maga maka
masyarakat dengan mudah menanam jeruk keprok maga dengan menggunakan
sistem okulasi seperti biasanya. Namun jeruk ini sangat berpotensi untuk
dikembangkan. Jeruk ini digemari oleh masyarakat dan mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi, sehingga perlu peningkatan ketersediaan bibit yang
berkualitas dalam jumlah yang banyak melalui kultur jaringan yang akan
memberikan inovasi baru bagi masyakat di Puncak Sorik Marapi Kabupaten
Mandailing–Natal.
Kultur jaringan merupakan suatu teknik memilih galur tanaman dan
menghasilkan individu baru yang bersih dari hama dan penyakit, dengan jumlah
yang banyak dengan waktu yang singkat (Gunawan, 1992). Hormon yang
digunakan adalah NAA. NAA (Naftalen Acetyl Acid) yang merupakan auksin
sintetik bersifat dapat mempercepat partum-buhan bibit, menghasilkan akar yang
cepat panjang, membentuk akar serabut yang kuat serta mendorong perpanjangan
sel pucuk dan hormon kinetin termasuk turunan dari hormon sitokinin yang
berfungsi untuk memacu pembelahan sel menurut Sasmitamiharja dalam Imam
Mahadi(2015)
2
Bagaimana pengaruh pemberian ZPT NAA sintetis dan ZPT NAA Alami
terhadap perkecambahan biji jeruk keprok maga Mandailing Natal secara massal
?
Jeruk Keprok Maga merupakan salah satu komoditi buah buahan andalan
Sumatera Utara, karena mempunyai keunggulan komperatif dan kompetitif
dengan kultivar atau varietas jeruk lainnya, yaitu penampilannya yang menarik
dan rasanya yang manis dan aroma yang kuat serta daerah pemasarannya yang
luas, selain Sumatera Utara juga daerah Sumatera Barat, Riau, Jakarta bahkan
ekspor ke Singapura.
Jeruk Keprok Maga sampai saat ini masih merupakan tanaman pekarangan
di daerah asalnya di Kecamatan Puncak Sorik Marapi Kabupaten Mandailing –
Natal. Sejarahnya menurut petani setempat bibit jeruk keprok Maga ini pada
awalnya dibawa seorang santri dari kota Padang Panjang (Sumatera Barat) pada
zaman penjajahan Belanda. Jeruk Keprok Maga ini dapat menghasilkan buah 200
– 300 kg/pohon pada umur 20 tahun s/d 100 tahun secara seedling, berbuah dua
kali dalam setahun dengan musim panennya pada bulan April - Mei (panen kecil)
dan September - Nopember (panen besar).
Sejak tahun 1980 an hingga tahun 2002 Kecamatan Puncak Sorik Marapi
di kabupaten Mandailing – Natal dikenal sebagai daerah sentra penghasil Jeruk
Keprok Maga yang merupakan salah satu tanaman dengan nilai ekonomis tinggi.
Adanya serangan CVPD yang sangat hebat awal tahun 2002
disentra pertanamannya dikecamatan Puncak Sorik Marapi mengakibatkan
kematian sejumlah besar tanaman Jeruk Keprok Maga sekaligus kerugian yang
sangat besar bagi petani jeruk, Serangan CVPD ini hampir menghabiskan populasi
tanaman Jeruk Keprok Maga di Kabupatan Mandailing - Natal dan minat petani
4
Pemberian Auksin dan Sitokinin secara eksogen maupun endogen mampu jadi
pemicu dalam pertumbuhan dan perkembangan jaringan. Hal ini sesuai dengan
pendapat Lestari (2011) bahwa penambahan Auksin dan Sitokinin ke dalam media
kultur dapat meningkatkan konsentrasi zat pengatur tumbuh endogen di dalam sel,
sehingga menjadi “ faktor pemicu” dalam proses tumbuh dan perkembangan jaringan.
6
BAB III. METODE PENELITIAN
Sterilisasi Media
Media dalam botol kultur disterilkan dengan cara dimasukkan kedalam
autoklaf pada suhu 121°C dengan tekanan 1,5 atm selama 15 menit.
jeruk keprok maga yang telah bersih direndam dalam fungisida 300mg/L selama 60
menit. Sterilisasi selanjutnya dilakukan di LAF (Laminar Air Flow) dengan cara :
eksplan direndam dengan Chlorox 1.56%, 1.04%, dan 0.52% masing-masing selama
10 menit, lalu dibilas dengan aquades steril sebanyak 3 kali, dan terakhir direndam
pada larutan betadineselama 1 menit.
Penanaman eksplan
Eksplan yang telah disterilisasi dibagi dua kemudian ditanam pada media MS
dengan penambahan NAA sintetis atau NAA alami 0.5cm x 0,5 cm hingga 1cm x
1cm kombinasi air kelapa dan diinkubasi selama 4 minggu. Penanaman dilakukan
secara aseptik dalam LAF (Laminar Air Flow).
Tahap pemeliharaan
Botol–botol kultur yang telah terisi eksplan diletakkan dalam rak kultur dan
disemprot dengan alkohol 70% setiap 3 hari sekali. Suhu ruang yang diguanakan
adalah 25°±2°C dengan lama pencahayaan 16 jam/hari dengan lampu flouresence.
Tahap Subkultur
Kecambah yang telah diinduksi selama 4 minggu kemudian di subkultur pada
media induksi metabolit sekunder yang telah ditambah dengan elisitor Cu2+ dan
diinkubasi selama 4 minggu. Kecambah yang digunakan didapatkan dari induksi
kecambah pada media kombinasi 2,4-D 1 mg/l dan air kelapa 10% yang telah
diinduksi pada penelitian pendahuluan. Berikut langkah–langkahnya :
a. Eksplan yang berkecambah ditimbang dan dibagi pada masing–masing botol dengan
berat yang sama yaitu 0,1 g sebagai berat awal kecambah
b. Kecambah dipotong kemudian ditanam pada media yang telah ditambah dengan Cu2+
c. Botol kultur ditutup dengan plastik wrap dan ditutup dengan plastik penutup serta
diikat dengan karet
DAFTAR PUSTAKA
Endang. G. Lestari. 2011. Peranan Zat Pengatur Tumbuh Dalam Perbanyakan Tanaman
Melalui Kultur Jaringan. Journal Agro. Biogen, 7(1): 63-68
Laila, Fittriya Nur (2014) Pengaruh penambahan ZPT 2,4-D dan PEG (Polyethylene
Glykol) 6000 pada media MS (Murashige & Skoog) untuk produksi metabolit sekunder
pada kultur kalus stevia (Stevia rebaudiana Bertoni M.). Undergraduate thesis,
Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim
Lampiran 1. Justifikasi Anggaran Kegiatan
1 Peralatan Penunjang Volume Harga Nilai (Rp)
satuan(Rp)
Sendok 1 buah 10.000,00 250.000,00
Colokan 1 buah 50.000,00 50.000,00
Honor pekerja pemilihan 1 orang 150.000,00 150.000,00
biji jeruk maga
Sewa AC 1 buah 1.000.000,00 1.000.000,00
Sub Total Rp. 1.450.000,00
2 Bahan Habis Pakai
Biji jeruk maga 10 kg 25.000,00 250.000,00
Media Agar 500 gr 1.760.000,00 1.760.000,00
Larutan stok A 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok B 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok C 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok D 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok E 50 ml 200.000,00 200.000,00
Larutan stok F 50 ml 200.000,00 200.000,00
Kertas HVS A4 1 Rim 50.000,00 50.000,00
Tinta Printer 3 paket 95.000,00 95.000,00
Materai 2 buah 10.000,00 20.000,00
Kertas jeruk 1 bungkus 50.000,00 50.000,00
Plastik jilid 1 bungkus 50.000,00 50.000,00
ZPT NAA Sintetis 2 gram 200.000,00 400.000,00
Batang pengaduk 2 buah 5.000,00 10.000,00
Alkohol 70% 7,5 liter 30.000,00 225.000,00
Sabun sunlight 1 liter 15.500,00 15.500,00
Spritus 1 liter 10.000,00 10.000,00
Kapas 500 gram 45.000,00 45.000,00
Tissue 1 buah 20.000,00 20.000,00
Kertas perkamen 1 paket 20.000,00 20.000,00
Kertas saring 4 kajang 12.000,00 48.000,00
Kertas label 1 bungkus 4.000,00 4.000,00
Cotton bud 1 bungkus 10.000,00 10.000,00
Masker 1 kotak 50.000,00 50.000,00
Sarung tangan karet 1 kotak 37.000,00 37.000,00
Note book 2 buah 12.000,00 24.000,00
Sungkup kepala 10 buah 1.000,00 10.000,00
Pinset 2 buah 12.000,00 24.000,00
Serbet 1 paket 10.000,00 10.000,00
Karet gelang 1 ons 5.000,00 5.000,00
Aluminium foil 1 gulung 20.000,00 20.000,00
Gunting 3 buah 12.000,00 36.000,00
Plastik bening kecil 5 ons 5.000,00 25.000,00
Botol kultur 200 biji 6.000,00 1.200.000,00
Sub Total Rp. 5.723.500,00
Perjalanan
Keperluan pembelian 1 kali 300.000,00 300.000,00
bahan
Pengambilan bibit 1 kali 500.000,00 500.000,00
Sub Total Rp. 800.000,00
Lain-lain
Pembuatan Laporan 3 rangkap 50.000,00 150.000,00
Biaya Publikasi 1 paket 500.000,00 500.000,00
Biaya Paket Data 3 bulan 150.000,00 150.000,00
Seminar 1 Orang 500.000,00 500.000,00
Sub Total Rp. 1.300.000,00
Total Rp. 9.273.500,00
Sembilan Juta Dua Ratus Tujuh Puluh Tiga Ribu Lima Ratus
Rupiah