Anda di halaman 1dari 6

ANALISIS USAHATANI KENCUR (Kaempferia galanga L.

)
(Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)

Oleh:
Suparman1, Yus Rusman2, Cecep Pardani3

1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh


2) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh
3) Dosen Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan dan pendapatan dari
usahatani kencur per satu kali musim tanam di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten
Cilacap, dan 2) Besarnya R/C usahatani kencur per satu kali musim tanam di Desa Madura
Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah studi kasus pada petani kencur di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap.
Pengambilan sampel ditentukan dengan total sampling, dan analisis data menggunakan analisis
biaya, penerimaan, pendapatan dan R/C. Hasil penelitian menunjukkan bahwa : 1) Besarnya biaya
yang dikeluarkan (biaya tetap dan biaya variabel) dari usahatani kencur per hektar per satu musim
tanam di Desa Madura Kecamatan Wanareja adalah rata-rata sebesar Rp 9.554.581,76. Rata-rata
produksi usahatani kencur yang dicapai oleh responden sebanyak 12.072,57 kilogram per hektar per
musim tanam. Adapun harga jual kencur berkisar rata-rata Rp 2.300,00 per kilogram. Maka
penerimaan Rp 27.765.713,33 per hektar per musim tanam dan pendapatan rata-rata sebesar Rp
18.211.131,57 per hektar per musim tanam. 2) Berdasarkan analisis imbangan Penerimaan dan Biaya
(R/C) pada usahatani kencur di Desa Madura Kecamatan Wanareja adalah rata-rata sebesar 2,91
artinya apabila biaya yang dikeluarkan sebesar Rp 1,00 maka diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,91
dan pendapatan sebesar Rp 1,91. Maka usahatani kencur di Desa Madura Kecamatan Wanareja
layak untuk diusahakan.

Kata kunci : analisis usahatani, kencur

PENDAHULUAN mengandung minyak atsiri tidak kurang dari 37,9


Salah satu jenis tanaman obat yang patut persen dan EPMS tidak kurang dari 4,3 persen.
mendapat perhatian adalah tanaman kencur. Bentuk ekstrak kental, berwarna coklat tua, bau
Kencur merupakan tanaman tropis yang banyak yang khas, dan mempunyai rasa yang pedas
tumbuh di berbagai daerah di Indonesia sebagai menimbulkan rasa tebal di lidah. Kandungan
tanaman yang dipelihara. Tanaman ini banyak kimia ekstrak kencur yaitu minyak atsiri dengan
digunakan sebagai ramuan obat tradisional dan komponen utama etil-p-metoksisinamat (EPMS)
sebagai bumbu dalam masakan sehingga para dan etil sinamat (Departemen Kesehatan
petani banyak yang membudidayakan tanaman Republik Indonesia, 2005).
kencur sebagai hasil pertanian yang EPMS adalah salah satu senyawa hasil
diperdagangkan. Bagian dari kencur yang isolasi rimpang kencur yang merupakan bahan
diperdagangkan adalah akar yang ada di dalam dasar senyawa tabir surya yaitu pelindung kulit
tanah yang disebut rimpang kencur atau rizoma dari sengatan matahari. EPMS merupakan
(Barus, 2009). senyawa aktif yang ditambahkan pada lotion kulit
Kencur banyak digunakan sebagai bahan ataupun bedak setelah mengalami sedikit
baku obat tradisional (jamu), fitofarmaka, modifikasi yaitu perpanjangan rantai dimana etil
industri kosmetika, penyedap makanan dan dari ester ini digantikan oleh oktil, etil heksil,
minuman, rempah, serta bahan campuran saus atau heptil melalui transesterifikasi 4 bertahap.
rokok pada industri rokok kretek. Secara Modifikasi yang dilakukan diharapkan
empirik kencur digunakan sebagai penambah mengurangi kepolaran EPMS sehingga
nafsu makan, pencegah infeksi, obat batuk, kelarutannya dalam air berkurang dan hal itu
disentri, tonikum, ekspektoran, masuk angin, merupakan salah satu syarat senyawa sebagai
dan sakit perut. Ekstrak kental rimpang kencur tabir surya (Barus, 2009).

Halaman | 125
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 1 Nomor 2, Januari 2015

Banyaknya manfaat kencur memungkinkan meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan


pengembangan budidayanya secara intensif petani (Balai Penyuluhan Pertanian (BPP)
yang disesuaikan dengan produk akhir yang Kecamatan Wanareja, 2014).
diinginkan. Produksi, mutu, dan kandungan Kabupaten Cilacap memiliki potensi
bahan aktif di dalam rimpang kencur ditentukan tanaman kencur yang cukup besar. Luas panen,
oleh varietas yang digunakan, cara budidaya, produksi, dan produktivitas kencur terbesar
dan lingkungan tempat tumbuhnya. Selain itu, berada di Kecamatan Wanareja dengan luas
karena mutu simplisia bahan baku industri panen mencapai 25,20 hektar, produksi 134,60
ditentukan oleh proses budidaya dan ton, dan produktivitas mencapai 5,34 ton per
pascapanennya, maka GAP (Good Agricultural hektar. Sedangkan luas panen dan produksi
Practices) dan GMP (Good Manufacture kencur terendah berada di Kecamatan
Practices) perlu disosialisasikan melalui Kawunganten dengan luas panen hanya 1,75
penerapan Standar Prosedur Operasional (SPO) hektar, dengan produksi 8,75 ton dan
budidaya tanaman (Barus, 2009). produktivitas terendah berada di Kecamatan
Untuk pertumbuhan yang optimal, kencur Cimanggu dengan hanya mencapai 1,36 ton per
memerlukan lahan dengan agroklimat yang hektar.
sesuai. Agroklimat yang baik untuk budidaya Desa Madura merupakan salah satu sentra
kencur adalah iklim tipe A, B C dan D, penghasil kencur terbesar di Kecamatan
ketinggian tempat 50 sampai 600 meter di atas Wanareja Kabupaten Cilacap. Luas panen,
permukaan laut, temperatur rata-rata tahunan 25 produksi, dan produktivitas kencur terbesar
sampai 30 derajat celcius, jumlah bulan basah 5 berada di Desa Madura Kecamatan Wanareja
sampai 9 bulan per tahun dan bulan kering 5 dengan luas panen mencapai 6,94 hektar,
sampai 6 bulan, curah hujan 2.500 sampai 4.000 produksi 42,25 ton, dan produktivitas mencapai
milimeter per tahun, intensitas cahaya matahari 6,09 ton per hektar. Sedangkan luas panen dan
penuh (100%) atau ternaungi sampai 25 produksi kencur terendah berada di Desa
sampai 30 persen hingga tanaman berumur 6 Purwasari dengan luas panen hanya 0,5 hektar,
bulan, drainase tanah baik, tekstur tanah dengan produksi 2,25 ton dan produktivitas
lempung sampai lempung liat berpasir, terendah berada di Desa Cilongkrang dengan
kemiringan lahan kurang dari 3 persen, dengan hanya mencapai 1,36 ton per hektar.
jenis tanah latosol, regosol, asosiasi antara Meskipun para petani di Desa Madura
latosol-andosol, regosol-latosol serta regosol- Kecamatan Wanareja telah terbiasa
litosol, dan pH tanah 5,5 - 6,5. Jika keasaman mengusahakan kencur, tetapi para petani tidak
tanah 4,5 - 5,0 tambahkan kapur pertanian mengetahui secara pasti berapa besarnya biaya,
(kaptan/dolomit) 1 - 2 ton per hektar untuk pendapatan dan R/C dari usahatani kencur yang
meningkatkan pH sampai 5,5 - 6,5. Di samping diusahakannya. Oleh karena itu perlu dilakukan
itu, lahan juga harus bebas dari penyakit terutama analisis terhadap usahatani kencur tersebut,
bakteri layu (Barus, 2009). sehingga dapat diketahui apakah usahatani
Sejalan dengan berkembangnya industri kencur menguntungkan atau tidak sehingga
jamu dan meningkatnya penggunaan lain pada layak atau tidak diusahakan.
akhir-akhir ini, permintaan kencur juga Sehubungan dengan hal tersebut maka
meningkat terus setiap tahun. Semula tanaman Penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai
ini diusahakan terbatas dalam skala kecil di analisis usahatani kencur yang dilaksanakan di
pekarangan dan tegalan dengan cara Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten
tumpangsari dan merupakan usaha sambilan. Cilacap.
Namun dengan permintaan yang terus Berdasarkan uraian tersebut, maka
meningkat telah menarik perhatian petani penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk
untuk mengusahakan dengan skala lebih luas mengetahui : 1) Besarnya biaya, penerimaan dan
dan merupakan usaha andalan, seperti yang pendapatan dari usahatani kencur per satu kali
terjadi di Kecamatan Wanareja Kabupaten musim tanam di Desa Madura Kecamatan
Cilacap. Melihat potensi yang sangat besar Wanareja Kabupaten Cilacap. 2) Besarnya R/C
tersebut maka tanaman ini perlu dibudidayakan usahatani kencur per satu kali musim tanam di
secara intensif dan skala komersial didukung Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten
dengan pengelolaan usahatani yang baik dan Cilacap.
perbaikan kualitas sumberdaya manusia guna

Halaman | 126
Analisis Usahatani Kencur (Kaempferia galanga L.)
(Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)
SUPARMAN, YUS RUSMAN, CECEP PARDANI

METODE PENELITIAN 3) Bunga modal tetap dihitung dalam


Jenis Penelitian satuan persen berdasarkan bunga
Jenis penelitian yang digunakan dalam bank yang berlaku pada saat
penelitian ini adalah studi kasus pada pada penelitian dan dihitung dalam satuan
petani kencur di Desa Madura Kecamatan rupiah per satu kali musim tanam
Wanareja Kabupaten Cilacap. Menurut Iskandar (Rp/ satu kali musim tanam).
(2009) studi kasus bertujuan untuk b. Biaya variabel adalah biaya yang besar
mengembangkan metode kerja paling efisien, kecilnya pengaruhi oleh besar kecilnya
maknanya peneliti mengadakan telaah secara produksi yang meliputi :
mendalam, kesimpulan hanya berlaku atau 1) Biaya sarana produksi :
terbatas pada kasus tertentu saja. - Benih kencur yang digunakan
dihitung dalam satuan kilogram
Operasionalisasi Variabel dan dinilai dalam satuan rupiah
1. Petani kencur adalah petani yang per satu kali musim tanam (Rp/
mengusahakan tanaman kencur sebagai mata per satu kali musim tanam).
pencaharian. - Jumlah pupuk yang digunakan
2. Usahatani kencur adalah suatu usaha yang dihitung dalam satuan kilogram
dilakukan di atas sebidang lahan diusahakan (Kg), dan dinilai dalam satuan
tanaman kencur sebagai tanaman utama. rupiah per satu kali musim
3. Satu kali proses produksi adalah satu kali tanam (Rp/satu kali musim
musim tanam yang dimulai dari persiapan tanam).
lahan sampai dengan pemanenan selama 8 - Jumlah pestisida yang
bulan. digunakan dihitung dalam
4. Biaya produksi adalah seluruh biaya yang satuan liter (lt) dan dinilai dalam
dikeluarkan oleh petani selama proses satuan rupiah per satu kali
produksi masih berlangsung yang musim tanam (Rp/satu kali
dinyatakan dalam rupiah per satu kali musim musim tanam).
tanam (Rp/ satu kali musim tanam), yang - Upah tenaga kerja, yaitu tenaga
terdiri dari : kerja yang dicurahkan untuk
a. Biaya tetap adalah biaya yang besar usahatani kencur, baik tenaga
kecilnya tidak dipengaruhi oleh besar kerja keluarga maupun tenaga
kecilnya produksi, yang terdiri dari : kerja di luar keluarga dihitung
1) Pajak lahan yang digunakan dalam dalam Hari Orang Kerja (HOK)
mengusahakan kencur yang dihitung dalam satuan rupiah
dinyatakan dalam satuan rupiah per per satu kali musim tanam
satu kali musim tanam (Rp/satu kali (Rp/satu kali musim tanam).
musim tanam). 2) Bunga modal variabel dihitung
2) Penyusutan alat, dihitung per satu berdasarkan bunga bank yang
musim tanam dan diniai dalam berlaku saat penelitian, dinyatakan
satuan rupiah per satu kali musim satuan rupiah per satu kali musim
tanam (Rp/ satu kali musim tanam), tanam (Rp/ satu kali musim tanam).
besarnya penyusutan alat dihitung 5. Penerimaan adalah total produksi yang
dengan menggunakan garis lurus dihasilkan dikali dengan harga kencur yang
(Straight line method) yang dihitung dalam satuan rupiah (Rp).
digunakan menurut Suratiyah (2006) 6. Pendapatan yaitu penerimaan dikurangi
dengan rumus sebagai berikut : biaya produksi yang dinilai dalam satuan
rupiah (Rp).
Penyusutan = 7. R/C merupakan perbandingan antara
penerimaan total dengan biaya total.
Nilai sisa merupakan nilai pada
waktu alat itu sudah tidak dapat
digunakan lagi, dan dianggap nol.

Halaman | 127
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 1 Nomor 2, Januari 2015

Teknik Pengumpulan Data - Apabila R/C > 1, maka usaha tersebut


Jenis data yang digunakan meliputi data menguntungkan.
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh - Apabila R/C = 1, maka usaha tersebut
dengan observasi, wawancara, serta pengisian tidak untung dan tidak rugi.
kuesioner oleh responden. Data sekunder adalah - Apabila R/C < 1, maka usaha tersebut
data yang sudah dikumpulkan oleh pihak lain. merugikan.
Diperoleh melalui studi kepustakaan dan studi
literatur. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Madura
Teknik Penarikan Sampel Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap.
Pada penelitian ini pengambilan sampel Penelitian ini mulai bulan Juni 2014 sampai
ditentukan dengan total sampling. Menurut selesai
Sugiyono (2008), total sampling adalah teknik
penentuan sampel bila semua anggota populasi HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
digunakan sebagai sampel. Dalam penelitian ini Identitas Responden
yang menjadi sampel yaitu semua anggota petani Gambaran tentang responden yang
kencur diambil secara sensus sebanyak 15 orang mengusahakan tanaman kencur di Desa Madura
di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Kecamatan Wanareja dapat diidentifikasikan dari
Cilacap. Pengertian dari sensus menurut 15 petani responden yang merupakan populasi
Sugiyono (2008), adalah teknik penentuan dari seluruh petani yang mengusahakan kencur,
sampel bila semua anggota populasi digunakan adapun karakteristik umum dari responden adalah
sebagai sampel. sebagai berikut:
1. Umur Responden
Rancangan Analisis Data Umur responden bervariasi, dari yang
1. Biaya total usahatani kencur dihitung termuda berumur 35 tahun sampai yang
dengan rumus menurut Soekartawi (2006) tertua 61 tahun.
sebagai berikut: Umur petani di Desa Madura Kecamatan
TC = TFC + TVC Wanareja seluruhnya termasuk angkatan
Dimana : kerja produktif karena responden yang
TC = Total Cost (Biaya total) berumur 15 sampai 64 tahun sebanyak 100
TFC = Total Fixed Cost (Biaya Tetap) persen merupakan angkatan kerja produktif,
T’VC = Total Variable Cost (Biaya hal ini berarti termasuk golongan umur
Variabel) produktif sehingga secara ekonomis
2. Analisis penerimaan dihitung dengan rumus mempunyai potensi untuk berproduksi dan
menurut Suratiyah (2006) sebagai berikut: merupakan angkatan kerja.
P = Py . Y 2. Pendidikan Responden
Dimana: Mayoritas responden berpendidikan rendah
P = Penerimaan karena sebanyak 13,33 tidak lulus Sekolah
Py = Harga Produksi (Rp/kg) Dasar, 73,34 persen tamatan Sekolah Dasar,
Y = Jumlah Produksi (kg) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama 13,33
3. Analisis pendapatan, menurut Suratiyah persen. Pendidikan merupakan salah satu
(2006) dapat dinyatakan dengan rumus: faktor untuk keberhasilan penerapan
Pd = P – TC teknologi baru pada suatu daerah yang
Dimana : berhubungan dengan usaha setempat.
Pd = Pendapatan 3. Jumlah Tanggungan Keluarga Responden
P = Penerimaan Tanggungan keluarga petani merupakan
TC = Total Cost (Biaya Total) banyaknya orang yang secara ekonomis
4. Untuk mengetahui kelayakan usahatani masih menjadi tanggungan petani yang
kencur dapat digunakan analisis imbangan bersangkutan. Tanggungan keluarga petani
penerimaan dengan biaya, menurut kencur paling banyak berjumlah 4 orang
Suratiyah (2006) dapat menggunakan rumus yaitu sebesar 26,66 persen, dan terkecil
sebagai berikut : tanggungan 7 dan 2 orang sebesar 6,67
R/C persen. Tanggungan keluarga ini dapat
menjadi beban bagi petani sehingga modal
Dengan ketentuan sebagai berikut :

Halaman | 128
Analisis Usahatani Kencur (Kaempferia galanga L.)
(Studi Kasus di Desa Madura Kecamatan Wanareja Kabupaten Cilacap)
SUPARMAN, YUS RUSMAN, CECEP PARDANI

usahanya dipakai untuk konsumsi atau variabel. Untuk lebih jelasnya mengenai biaya
kebutuhan hidup sehari-hari. variabel dapat dilihat pada Tabel 2.
4. Kepemilikan Luas Lahan
Berdasarkan data luas penguasaan lahan Tabel 2. Rata-rata Biaya Variabel Usahatani
petani padi di wilayah Desa Madura Kencur
Kecamatan Wanareja termasuk dalam skala
Jenis Biaya Besarnya Persentase
sempit karena luas lahan yang dimiliki petani No
Variabel (Rp/Musim) (%)
kurang dari 1 hektar.
1 Benih 628.753,62 6,84
5. Pengalaman Usahatani 2 Pupuk 2.782.525,87 30,29
Pengalaman dalam berusahatani kencur yang 3 Pestisida 391.144,93 4,26
dimiliki oleh responden dan bervariasi mulai 4 Tenaga Kerja 4.930.434,78 53,67
dari 1 sampai 21 tahun atau lebih. Ada 3 5 Bunga
orang petani memiliki pengalaman kurang Modal 454.108,68 4,94
dari 10 tahun, 10 orang atau 66,67 persen Variabel
mempunyai pengalaman 10-20 tahun, dan 2 Jumlah
orang atau 3,33 persen mempunyai Biaya
9.186.967,88 100,00
pengalaman lebih dari 20 tahun. Variabel
(1 Ha)
Analisis Biaya, Penerimaan, Pendapatan, dan
R/C Usahatani Kencur Berdasarkan Tabel 2 biaya variabel
Biaya yang diperhitungkan adalah semua usahatani kencur meliputi benih Rp 628.753,62
biaya yang dikeluarkan selama proses produksi, atau sebesar 6,84 persen, pupuk Rp
meliputi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya 2.782.525,87 atau sebesar 30,29 persen,
tetap adalah jenis biaya yang tidak mengalami pestisida Rp 391.144,93 atau sebesar 4,26
perubahan dengan bertambah atau berkurangnya persen, tenaga kerja Rp 4.930.434,78 atau
produksi, meliputi : Pajak Lahan, Penyusutan sebesar 53,67 persen, dan bunga modal
Alat dan Bunga Modal Tetap. Untuk lebih variabel Rp 454.108,68 atau sebesar 4,94 persen,
jelasnya mengenai biaya tetap dapat dilihat pada sehingga rata-rata total biaya variabel adalah Rp
Tabel 1. 9.186.967,88 per hektar per musim tanam.
Jadi rata-rata biaya total usahatani kencur
Tabel 1. Rata-rata Biaya Tetap Usahatani Kencur meliputi rata-rata biaya tetap dan rata-rata biaya
variabel total, yaitu Biaya Tetap Total sebesar
Jenis Biaya Besarnya Persentase Rp 367.613,86 dan Biaya Variabel Total sebesar
No
Tetap (Rp/Musim) (%) Rp 9.186.967,88, maka jumlahnya adalah Rp
1. Pajak Lahan 46.946,86 12,77 9.554.581,76 per hektar musim tanam.
2. Penyusutan Untuk mengetahui jumlah penerimaan,
302.495,97 82,29
Alat pendapatan, dan R/C dapat dilihat pada Tabel 3.
3. Bunga Modal
18.171,03 4,94
Tetap Tabel 3. Penerimaan, Pendapatan, dan R/C
Jumlah Biaya Tetap Usahatani Kencur
367.613,86 100,00
(1 Ha)
Besarnya
Berdasarkan Tabel 1 rata-rata biaya tetap No Jenis Biaya Variabel
(Rp/Musim)
pada usahatani kencur meliputi nilai Pajak Lahan 1 Penerimaan 27.765.713,33
sebesar Rp 46.946,86 atau sebesar 12,77 persen, 2 Pendapatan 18.211.131,57
Penyusutan Alat Rp 302.495,97 atau sebesar 3 R/C 2,91
82,29 persen, dan Bunga Modal Tetap Rp
18.171,03 atau sebesar 4,94 persen. Sehingga Penerimaan adalah rata-rata produksi
jumlah keseluruhan biaya tetap rata-rata adalah usahatani kencur per hektar per musim di kalikan
Rp 367.613,86 per hektar per musim. dengan harga jual. Rata-rata produksi usahatani
Biaya variabel adalah jenis biaya yang besar kencur yang dicapai oleh responden sebanyak
kecilnya dipengaruhi oleh naik turunnya produksi 12.072,05 kilogram. Adapun harga jual kencur
atau tergantung pada skala produksi, meliputi berkisar rata-rata Rp 2.300,00 per kilogram.
biaya produksi, tenaga kerja, dan bunga modal

Halaman | 129
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 1 Nomor 2, Januari 2015

Maka penerimaan rata-rata sebesar Rp Saran


27.765.713,33 per hektar per musim tanam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
Pendapatan merupakan selisih antara usahatani kencur menguntungkan, sebaiknya
penerimaan dengan biaya total. Penerimaan para petani kencur di Desa Madura Kecamatan
usahatani merupakan perkalian antara produk Wanareja perlu mempertahankan usahanya,
yang dihasilkan dengan harga jual produk. karena usahatani kencur layak untuk
Pada usahatani kencur penerimaan rata-rata dilaksanakan. Para petani kencur di Desa Madura
sebesar Rp 27.765.713,33 per hektar per Kecamatan Wanareja untuk lebih meningkatkan
musim tanam, dan biaya total sebesar Rp produktivitas dan pendapatannya, perlu adanya
9.554.581,76 per hektar per musim tanam. bantuan modal dari lembaga keuangan yang tidak
Sehingga pendapatan rata-rata sebesar Rp memerlukan prosedur yang menyulitkan petani
18.211.131,57 per hektar per musim tanam. dan modal tersebut harus disesuaikan besarnya
Suratiyah (2006) menyatakan bahwa dengan kebutuhan petani sehingga usahataninya
semakin tinggi ratio pendapatan yang diterima dapat berjalan secara efektif dan efesien.
petani, maka usahanya tersebut semakin
menguntungkan. Pada usahatani kencur , R/C DAFTAR PUSTAKA
sebagai berikut : penerimaan sebesar Rp Ardianto, E. 2011. Metodologi Penelitian untuk
27.765.713,33 per hektar per musim tanam dan Public Relations - Kuantitatif dan Kualitatif.
biaya total sebesar Rp 9.554.581,76 per hektar Bandung: Simbiosa Rekatama Media.
per musim tanam, sehingga R/C sebesar 2,91. Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
R/C sebesar 2,91 artinya bahwa setiap satu Pendekatan Praktek . Rieneka Cipta.
rupiah biaya yang dikeluarkan petani akan Jakarta.
memperoleh penerimaan sebesar 2,91 rupiah dan Armando, 2009. Memproduksi 15 Minyak Atsiri
pendapatan sebesar 1,91rupiah. Berkualitas. Penebar swadaya. Bogor.
Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Kecamatan
KESIMPULAN DAN SARAN Wanareja, 2014. Luas Panen, Produksi dan
Kesimpulan Produktivitas Kencur Menurut Desa di
Berdasarkan hasil penelitian dan Kecamatan Wanareja 2013. Wanareja,
pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan Cilacap.
sebagai berikut : Barus, R.2009. Amidasi Etil p-metoksisinamat
1. Besarnya biaya yang dikeluarkan (biaya tetap yang Diisolasi dari Kencur. Thesis Pasca
dan biaya variabel) dari usahatani kencur per Sarjana USU. Medan.
hektar per satu musim tanam di Desa Madura Departemen Kesehatan RI. 2005. Daftar
Kecamatan Wanareja adalah rata-rata sebesar Komposisi Zat Gizi Pangan Indonesia.
Rp 9.554.581,76. Rata-rata produksi Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
usahatani kencur yang dicapai oleh Desa Madura, 2014. Monografi Desa Madura
responden sebanyak 12.072,57 kilogram per 2014. Wanareja Cilacap.
hektar per musim tanam. Adapun harga jual Soekartawi, 2005. Analisa Usahatani. PT. Raja
kencur berkisar rata-rata Rp 2.300,00 per Grafindo Persada. Jakarta.
kilogram. Maka penerimaan Rp _________. 2006. Analisis Usahatani. UI Press.
27.765.713,33 per hektar per musim Jakarta.
tanam dan pendapatan rata-rata Sugiyono, 2008. Metode Penelitian Bisnis.
sebesar Rp 18.211.131,57 per Alfabeta. Bandung
hektar per musim tanam. Suratiyah, K. 2006. Ilmu Usahatani. Jakarta.
2. Berdasarkan analisis imbangan Penerimaan Penebar Swadaya.
dan Biaya (R/C) pada usahatani kencur di Tjasyono, B., 2004. Klimatologi. ITB, Bandung.
Desa Madura Kecamatan Wanareja adalah Winarno, F.G. 2007. Kimia Pangan dan Gizi.
rata-rata sebesar 2,91 artinya apabila biaya Jakarta : Gramedia.
yang dikeluarkan sebesar Rp 1,00 maka Widyananto, CH. 2011. Analisis Efisiensi
diperoleh penerimaan sebesar Rp 2,91 dan Penggunaan Faktor-Faktor Produksi Pada
pendapatan sebesar Rp 1,91. Maka usahatani Usahatani Bawang Putih. Skripsi : Undip
kencur di Desa Madura Kecamatan Semarang (tidak dipublikasikan)
Wanareja layak untuk diusahakan.

Halaman | 130

Anda mungkin juga menyukai