Abstract
A rapid survey was carried out to study the quality of corn produced by farmers in
relation to post harvest practices in West Pasaman district. Twenty-six corn
farmers, which were located in two sub districts of Kinali and Luhak Nan Duo,
were selected and interviewed. Data and information collected including: farm
size, farming and post harvest practices, quality of product and marketing. During
the survey, samples of corn were collected and then analyzed for moisture, protein
and crude fiber content, the rate of corn contaminated by fungi and contaminants.
The corn contained crude protein and fiber in normal level of 11.8 % and 2,5 %,
respectively. The moisture content was however found relatively high of 21.3 %
in average and about 34 % of corn contaminated by fungi. Mainly insufficient
handling and drying after harvesting caused the poor quality.
Khalil dan Anwar: Pascapanen dan kualitas jagung di kabupaten Pasaman Barat
Khalil dan Anwar: Pascapanen dan kualitas jagung di Kabupaten Pasaman Barat 37
yang kumpulkan mencakup antara secara fisik dari aspek warna, bau dan
lain: skala usaha, teknologi budi- tekstur.
daya, cara pemanenan dan proses
penanganan jagung pasca panen, Hasil dan Pembahasan
sarana/fasilitas yang digunakan, ken-
dala yang dihadapi, aspek mutu, jalur Budidaya
tataniaga dan pemasaran.
Disamping itu juga dilakukan Jagung ditanam di lahan tegalan
pengamatan langsung di lokasi usaha tanpa irigasi. Penanaman dilakukan
responden. Selanjutnya, data dan baik secara tunggal atau tumpang sari.
informasi (data sekunder) juga Penanam secara tumpang sari
dikumpulkan melalui laporan serta dilakukan bersama kelapa sawit,
wawancara dan diskusi dengan dimana jagung ditanam pada lahan
pejabat atau petugas dari dinas atau diantara tanaman kelapa atau kelapa
instansi terkait di tingkat kecamatan sawit yang masih muda, sehingga
dan kabupaten. tanaman jagung masih mendapat
cahaya matahari yang memadai.
Pengambilan dan Analisa Contoh Penanaman dilakukan secara berke-
sinambungan dengan frekuensi rata-
Selama survey, contoh jagung rata mencapai 2-3 kali dalam setahun.
diambil dari responden dan juga dari Bibit yang digunakan umumnya
beberapa pedagang pengumpul untuk dari tiga jenis jagung hibrida, yaitu
dianalisa di laboratorium.. Contoh Bisi, C7 dan Pionir (Charoen Pok-
diambil sebanyak kurang lebih 1 kg phand) dengan jumlah penggunaan
dan kemudian dimasukkan ke dalam sebanyak kurang lebih 15 kg/ha.
kantong plastik yang telah disedia- Penggunaan bibit unggul sudah umum
kan. Kantong yang berisi contoh di Indonesia. Hasil survei yang di-
diikat atau ditutup rapat dan diberi lakukan Nugraha et al (2002) di 19
label. propinsi di Indonesia ditemukan bah-
Contoh jagung yang diambil wa sekitar 75 % dari areal pertanaman
kemudian dianalisa di laboratorium jagung di Indonesia ditanami varietas
Fakultas Peternakan Universitas unggul komposit dan hibrida masing-
Andalas. Analisa yang dilakukan masing 47 % dan 28 %, sisanya 25 %
mencakup: kandungan air, kan- varietas lokal.
dungan protein, kadar biji pecah, Pemupukan dilakukan umumnya
kadar kotoran dan cemaran, kadar dua kali, dengan menggunakan pupuk
biji rusak dan berkutu. Disamping jenis urea, KCl dan TSP. Menurut
itu, sebelum contoh dianalisa Subandi et al (2004) disamping pupuk
dilakukan uji secara makroskopis kimia, jagung sebaiknya juga diberi
untuk mengetahui kualitas jagung pupuk organik, seperti pupuk
kandang, dengan takaran 7,5 ton/ha.
Umur:
- < 25 tahun 0 0,0
- 25-55 tahun 26 100,
- > 55 tahun 0 0,0
Pendidikan:
- SD 2 7,7
- SLTP 17 65,4
- SMU 7 26,9
- PT 0 0,0
Pekerjaan utama:
- Tani 26 100,0
- Pegawai 0 0,0
- Rumah tangga 0 0,0
panen, petani memisahkan bagian isi jagung nasional yang hanya 3,2
dengan klobot secara manual. Jagung ton/ha (Deptan, 2003).
yang masih bersama bonggolnya
biasanya langsung dijual kepada Kualitas Jagung dan Faktor yang
tengkulak, yang berperan sebagai Mempengaruhinya
pedagang pengumpul dan melakukan
pengolahan pasca panen. Parameter kualitas jagung yang
Proses penanganan selanjutnya, telah dikering didasarkan pada:
yaitu pemipilan dan pengeringan warna, kekerasan bagian lembaga
yang umumnya dilakukan oleh dan kontaminasi jamur. Jagung yang
pedagang pengumpul, karena petani dipanen pada umur yang tepat dan
tidak memiliki alat dan fasilitas. mengalami proses pengeringann
Proses pemipilan biasanya baru yang memadai akan terlihat berwar-
dilakukan pada saat akan di- na cerah, tidak terkontaminasi jamur
keringkan. Menurut petani, jika serta bagian lembaganya (ujung
jagung dipipil dan tidak segera butiran) terasa keras jika ditekan.
dijemur, maka akan mudah terserang Sedangkan kandungan air butiran
jamur dan hama kumbang bubuk. yang sebenarnya tidak pernah diukur,
Sebaliknya menurut Subandi et al karena petani atau pedagang tidak
(2004) penundaan proses pemipilan memiliki alat pengukur kadar air.
dan pengeringan tidak banyak Hasil analisa contoh yang diambil
membantu mencegah penurunan pada 26 responden menunjukkan
kualitas, karena kandungan air biji bahwa kandungan air jagung cukup
masih tinggi, yaitu sekitar 35-40 %. tinggi yaitu di atas 20 %, sedangkan
Oleh karena itu, salah satu cara untuk kandungan protein termasuk normal.
mengurangi kerusakan biji adalah Seperti terlihat pada Tabel 2,
dengan mempercepat proses pemi- kandungan air rata-rata sekitar 21,3
pilan. %, sedangkan kandungan protein dan
Pemipilan dilakukan dengan serat kasar masing-masing sekitar
bantuan alat (mesin) pemipil, yang 11,8 dan 2,5 % dalam bahan kering
biasa disebut petani dengan tleser. (BK). Agar aman disimpan dan tidak
Sedangkan pengeringan dilakukan mudah terserang jamur, kandungan
melalui penjemuran dengan sinar air jagung sebaiknya maksimal 14 %
matahari dengan cara dihampar di (Jeroch et al., 1993). Kandungan air
atas lantai beton atau terpal. Jagung yang tinggi ini sering terjadi pada
yang sudah dipipil harus segera musim hujan, bertepatan dengan saat
dijemur, agar tidak berjamur. Waktu survei dilakukan, pada bulan
penjemuran biasanya dibutuhkan Oktober.
satu hari penuh atau rata-rata selama Kandungan air yang tinggi
enam jam, sebelum jagung bisa menyebabkan jagung tidak tahan
disimpan atau dijual. Menurut penga- disimpan dan jamur mudah
kuan pedagang pengumpul, jagung berkembang biak. Sebagaimana terli-
yang telah dikeringkan dapat di- hat pada Tabel 3, bagian jagung yang
simpan selama dua bulan. Produksi tercemar jamur cukup tinggi, men-
jagung rata-rata berkisar antara 5-7 capai 34 %. Sedangkan cemaran oleh
ton per ha. Produksi ini jauh lebih kotoran, seperti bagian bonggol atau
tinggi daripada rata-rata produksi biji yang tidak utuh atau rusak
mencapai 3 %. Meskipun kandungan
kotoran ini melebihi kadar kotoran rendah, yang dilihat dari warna, kon-
menurut standar nasional (SNI, taminasi jamur dan ukuran bonggol.
1995) yaitu maksimal 2 % (dikutip Rendemen butiran hasil pemipilan
dari Subandi et al., 2004), rataan juga rendah dan banyak tercampur
kandungan protein dan serat kasar dengan bagian bonggol. Disamping
masih pada batas normal, masing- itu, penyusutan selama proses penge-
masing sekitar 11,8 % dan 2,5 % ringan cenderung lebih tinggi.
BK (Tabel 2) (Kling dan Woehlbier,
1983). Cemaran dengan kotoran ini Biaya dan Pemasaran
sering terjadi jika jagung dipanen
terlalu cepat daripada umur panen Biaya tenaga kerja untuk proses
yang optimal (4-4,5 bulan). Sedang- pemipilan sekitar Rp. 45.000,- per
kan kontaminasi jamur ini sangat ton, sedangkan biaya untuk pen-
dipengaruhi oleh kondisi saat panen jemuran Rp. 15.000,- per ton. Disam-
dan pengeringan. Pada saat musim ping biaya pemipilan dan penje-
panas, petani tidak mengalami muran, biaya lain yang diperlu dike-
masalah dengan kualitas, tetapi pada luarkan adalah untuk proses penge-
saat musim hujan, terutama bulan masan, bongkar muat dan penim-
Oktober sampai Januari, maka petani bangan, yaitu sebanyak Rp. 25.000,-
kesulitan dalam pengeringan. per ton. Jadi, total biaya pasca panen
Menurut Subadi et al (2004) sekitar yang dibutuhkan untuk setiap ton
69 % pertanaman jagung di Indo- jagung adalah sekitar Rp. 85.000,-
nesia dipanen pada musim hujan, atau Rp. 85,- per kg.
sehingga pengeringan menjadi masa- Penjualan umumnya dilakukan di
lah, sebab umumnya pengeringan lokasi petani (on farm), dimana
masih mengandalkan pada penje- pedagang yang biasa disebut toke
muran sinar matahari dengan fasilitas datang langsung ke rumah petani.
lantai jemur yang masih terbatas. Harga jual jagung pada saat survei
Meskipun demikian, menurut penga- dilakukan berkisar antara Rp. 850,-
kuan petani, harga penjualan jagung sampai Rp. 1000,- per kg di lokasi
tidak banyak tergantung pada pedagang pengumpul dan sekitar Rp.
kualitas jagung. Untuk mencegah 1.175,- per kg di lokasi konsumen
jatuhnya harga, petani biasanya (Payakumbuh, Padang). Daerah
mengoplos (mencampur) jagung pemasaran jagung masih terkon-
yang berkualitas rendah dengan yang sentrasi di Sumatera Barat, terutama
berkualitas lebih baik. daerah sekitar Payakumbuh dan Kota
Kualitas jagung yang dipanen Padang, sebagai sentra produksi
juga dipengaruhi oleh umur pema- ayam di Sumatera Barat. Meskipun
nenan. Menurut petani, jika jagung berfluktuasi, harga jual jagung tidak
dipanen pada umur di bawah empat ditentukan oleh kandungan air
bulan dan dipanen pada saat musim butiran.
hujan, kualitas jagung biasanya
Tabel 2. Kandungan Air, Bahan Kering (BK), Protein dan Serat Kasar Contoh
Jagung dari 26 Petani Responden di Kabupaten Pasaman Barat
Responden Kandungan :
No.
Air Bahan kering Protein kasar Serat kasar
(%) (%) (% BK) (% BK)
1 21,4 78,6 10,6 0,9
2 21,6 78,4 11,8 0,5
3 19,5 80,5 9,9 1,2
4 28,5 71,5 15,4 0,9
5 20,5 79,5 13,3 1,9
6 20,0 80,0 14,9 1,2
7 19,8 80,2 15,4 1,9
8 31,6 68,4 10,3 1,3
9 19,4 80,6 13,7 1,1
10 19,8 80,2 9,9 0,3
11 20,3 79,7 15,0 1,1
12 19,7 80,3 11,0 0,3
13 20,3 79,7 12,2 3,5
14 20,1 79,9 10,4 1,7
15 19,6 79,4 13,9 1,8
16 25,8 74,3 15,5 0,7
17 20,7 79,4 10,5 6,3
18 20,7 79,3 6,7 2,0
19 20,0 80,0 12,7 6,8
20 21,6 80,5 11,0 5,8
21 18,6 78,4 15,8 5,4
22 19,1 81,4 6,0 2,5
23 18,0 81,0 5,4 3,7
24 19,1 80,9 13,6 2,4
25 10,2 89,8 11,4 3,8
26 35,9 74,1 10,7 5,6
Rataan 21,3 79,1 11,8 2,5
Khalil dan Anwar: Pascapanen dan kualitas jagung di kabupaten Pasaman Barat
Khalil dan Anwar: Pascapanen dan kualitas jagung di Kabupaten Pasaman Barat 45