Anda di halaman 1dari 10

PROFIL USAHA TANI POLA

PENANAMAN TUMPANGSARI DI
DESA SEA KECAMATAN
PINELENG
Reinaldy Siltor (155040201111027)
Julia Putri Pramudita (155040201111029)
Nadhira Oktavianingrum (155040201111
Ermila (155040201111
Sanjaya Tarigan (155040201111

Universitas Brawijaya
Fakultas Pertanian
PENGERTIAN PROFIL USAHA TANI

Profil usaha tani merupakan usaha tani yang berskala ekonomis (economy of scale), padat modal, serta berorientasi
pasar dengan teknologi baru yang semakin menguntungkan (Soekartawi, 2002).
profil usaha tani di Desa Sea Kecamatan Pineleng:

1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola 1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
Tumpang Sari menurut Umur menurut Tingkat Pendidikan

data dari Desa Sea Induk tahun 2013, jumlah penduduk di Berdasarkan hasil survei jumlah responden petani penerap

desa 4.415 jiwa dengan laki-laki sejumlah 2.686 jiwa dan tumpang ari di Desa Sea lebih didominasi oleh tingkat

perempuan sejumlah 1.729 jiwa. usia produktif untuk pendidikan SD yakni sejumlah 15 orang atau 60% dari

bekerja yaitu rentang usia 41-50tahun sebanyak 10 orang total semua jumlah penduduk di Desa Sea. Sehingga petani

responden atau sebesar 64%. penerap pola tumpang sari pada Desa Sea lebih banyak
berasal dari lulusan SD.
1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
menurut Pengalaman Bertani
Jumlah responden petani penerap pola tumpang sari di
Desa Sea sebesar 11 orang berkisar antara 11-20 tahun atau
44% dari total penduduk yang ada dalam pengalaman
bertaninya. Sehingga dapat disimpulkan pengalaman
bertani di Desa Sea tersebut tergolong cukup panjang. 1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
menurut Partisipasi dalam Kegiatan Penyuluhan Pertanian
Kegiatan penyuluhan di Desa Sea sudah sering dilaksanakan
oleh dinas Pertanian Kabupaten Minahasa dan juga seringkali
bekerjasama dengan pihak swasta. Namun berdasarkan hasil
survei, menunjukan bahwa tingkat partisipasi dalam kegiatan
penyuluhan pertanian di Desa Sea tersebut kurang diminati oleh
masyarakat. Dari 25 responden, hanya 9 responden saja yang
pernah ikut berpartisipasi dalam kegiatan penyuluhan,
sedangkan 15 lainnya belum pernah mengikuti kegiatan
penyuluhan semacamnya. Sehingga 64% penduduk di Desa Sea
tersebut masih memiliki keikutsertaan yang rendah yang rendah
di dalam kegiatan penyuluhan pertanian
1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
menurut Asal Etnis
Perbedaan etnis akan mempengaruhi kegiatan usaha tani
yang dikerjakan pada suatu daerah tertentu. Perbedaan
tersebut mencakup tradisi dan kepercayaan yang dipegang
oleh masyarakat asli pada suatu daerah. Berdasarkan hasil
survei terdapat 2 asal etnis yang ada di desa Sea yaitu etnis
minahasa dan bantik. Dari kedua asal etnis tersebut 76%
atau sebanyak 19 responden mempunyai asal etnis
minahasa. sehingga petani penerap tumpang sari lebih
1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
didomiasi oleh etnis minahasa.
menurut Tanggungan Keluarga
Dari 25 responden terdapat 17 responden petani yang
memiliki jumlah tanggungan keluarga berkisar antara 3-4
jiwa. Sehingga dapat disimpulkan sebanyak 68% petani
penerap pola tumpang sari di Desa Sea memiliki jumlah
tanggungan keluarga sebanyak 3-4 orang setiap keluarga.
menurut Pengguna Sarana Input Produksi
1. Jumlah Responden Petani Penerap Pola Tumpang Sari
Sarana input produksi petani desa Sea antara lain benih
menurut Luas lahan dan Status Kepemilikan Lahan
pupuk, pestisida. Untuk sarana produksi berupa bibit
12 orang responden petani penerap pola tumpangsari di
petani di Desa Sea lebih memanfaatkan benih yang
Desa Sea lebih banyak didominasi oleh petani yang
diperoleh dari hasil panen sebelumnya untuk menjaga
memiliki luasan lahan berkisar antara 1,1 – 2 ha atau 48%.
kualitas hasil panen berikutnya terutama untuk tanaman
Petani memanfaatkan luas lahan pola tanam tumpang sari
utama yaitu cengkeh dan kelapa. Sedangkan untuk
dengan beragam variasi tanaman, sebagai alternatif untuk
tanaman sela seperti kemangi, sereh, bunga papaya, daun
memaksimalkan keuntungan dan menjaga stabilitas
pandan, pisang, jagung dll petani cukup menyisakan sediki
pendapatan. Selain itu, berdasarkan status kepemilikan
hasil panen sebagai bahan pembibitannya. Pupuk yang
lahan petani penerap tumpang sari di Desa Sea lebih
digunakan adalah pupuk urea (3,4kg/1,5ha) dan
didominasi oleh petani pemilik dan penggarap. Lahan yang
phonska(2kg/1,5ha). Sedangkan untuk pupuk TSP dan
ada merupakan milik petani sendiri dan mereka
Mitra Flora hanya untuk menambah daya dukung untuk
memanfaatkan keluarga untuk sistem pengelohan dan
efektifitas urea dan phoska. Untuk pestisida terdapat 3
pengelolaanya. Sebanyak 17 responden petani yang
macam yaitu Diazinon, Roundup, Postat, dan ppenyubu
memiliki status kepemilikan lahan sebagai petani pemilik
tanaman DMA. Penggunaan rata-rata pupuk dalam 1 bulan
dan penggarap atau sebesar 68% petani memiliki lahan dan
pada luasan lahan 1,5ha adalah 1 botol Diazinon, 1,32
diolah sendiri.
1. Variasi Tanaman, Produksi, dan Harga Jual Hasil Panen
Ada 14 jenis tanaman yang dibudidayakan di Desa Sea
yaitu kopra, pisang, bunga ppaya, daun kemangi, daun
sereh, daun pandan, daun gedi, jagung, terong, cabai,
kunyit, lemon, annas, singkong. Untuk tingkat produksi 1. Rekapitulasi Biaya produksi Usaha Tani Penerap Pola
paling tinggi terletak pada komoditi daun kmangi sebsar Tumpang Sari
16.375 ikat dengan produksi rata-rata sebesar Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa dari 25
655ikat/1,5ha. Sedangkan harga jual dari 14 tanaman responden petani penerap pola tumpang sari di Desa Sea,
tersebut paling tinggi terdapat pada tanaman singkong menegluarkan total biaya produksi mencakup penyusutan
yaitu Rp.120.000 per karungnya. Hal ini menunjukan alat, pengadaan pupuk, pengadaan pestisida, upah tenaga
bahwa setiap tanaman memiliki tingkat produksi dan harga kerja, biaya transportasi setiap tahun sebesar
jual yang berbeda-beda. Belum tentu tingkat prduksi tinggi, Rp.22.227.305 dengan biaya rata-rata sebesar Rp.889.000
harga jual tinggi. tetapi justru tingkat produksi tinggi harga setiap tahun pada luasan lahan 1,5ha.
jual rendah. Sedangkan hasil produksi rendah namun harga
jual tinggi seperti singkong dengan tingkat produksi 25
karung dan rata-rata produksi 1 karung/1,5ha memiliki
harga jual sebesar Rp120.000.
1. Total Penerimaan dari Usaha Tani Pola Tumpang Sari di
Desa Sea Induk
Berdasarkan total penerimaan dari usaha tani di Desa Sea
tercatat sebesar Rp.72.211.000 setiap tahun setara dengan
Rp.2.888.440/tahun/1,5ha. Total penerimaan teringgi
terletak pada tanaman bunga papaya sebesar 1. Pendapatan Usaha Tani dan Analisis R/C pada Usaha Tani
Rp.17.250.000 dengan rata-rata penrimaan dalam 1,5ha Pola Tumpng Sari di Desa Sea Induk
yaitu sebesar Rp.690.000 tiap tahunnya. Pendapatan usaha tani di Desa Sea berdasarkan total
penerimaan dan total biaya produksi adalah sebesar
Rp.50.309.207 dengan ratio R/C sebesar 3,24. Hal ini
berarti bahwa setiap pengeluaran atau penambahan modal
petani Rp 1 akan memberikan keuntungan sebesar Rp 3,24.
Sehingga dapat disimpulkan usha tani di Des Sea sangat
menguntungkan dan dapat menunjang kehidupan para
penduduknya terlebih para petani penerap pola tumpang
sari.
Berdasarkan jurnal profil usaha tani pola penanaman
tumpangsari di desa sea kecematan pineleng, masyarakata desa
yang didominasi oleh etnis minahasa pada daerah tersebut
Petani di desa sea menerapkan system tumpang sari karena
pengalaman mereka yang panjang dalam dunia pertanian, bukan
dari anjuran penyuluh pertanian ataupun dari pertimbangan
ekologis, akan tetapi lebih pada pertimbangan ekonomi. Hal ini
terbukti dari rendahnya partisipasi petani dalam menghadiri
kegiatan penyuluhan pertanian dan penggunaan input berupa
pupuk kimia maupun pestisida yang mengandung senyawa aktif
berbahaya.
Kestabilan pendapatan petani diperoleh dari panen yang
dialakukan secara berkala dan berlanjut. Hal ini terjadi karena
petani menanam jenis tanaman yang berbeda pada suatu luasan
lahan yang sama, dimana setiap tanaman tersebut memiliki
umur panen yang berbeda. Kombinasi tanaman yang
ditumpangsarikan cukup baik, yaitu dengan kombinasi antara
tanaman berkayu dan tanaman herbaceous, atau tanaman
tahunan dan tanaman semusim.
Umumnya petani pada daerah ini mengolah lahan milik mereka
sendiri yang rata-rata berukuran 1,1 – 2 ha. Komoditas yang
dbudidayakan sudah disesuaikan dengan kondisi lingkungan di
desa sae. Usaha tani pada desa sea cukup menguntungkan
dnegan keuntunga Rp 3,24 untuk setiap Rp 1. Pendapatan
tersebut digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarga
dimana rata-rata tanggungan keluarganya adalah 3-4 orang.

Anda mungkin juga menyukai