ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah: (1) untuk mendapatkan informasi terkait aspek
kelembagaan dalam pemanfaatan wilayah tertentu dengan tujuan wisata alam
pada KPHL Rinjani Barat; dan (2) untuk mendapatkan informasi modeling
tentang sikap stakeholder terhadap aktivitas pariwisata di wilayah tertentu (dalam
hal ini kami mengambil daerah Senaru). Tujuan kedua dilakukan dengan
pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan dengan metode sampling
purposif pada pengunjung, wirausahawan, LSM, pegawai pemerintah, dan
penduduk lokal. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan struktural
equation model (SEM) berbasis varian. Dari hasil analisis, dapat disimpulkan
bahwa kesadaran terhadap pariwisata mempengaruhi sikap terhadap aktivitas
pariwisata dengan dimediasi oleh persepsi dampak positif ekonomi.
ABSTRAK
ABSTRAK
ABSTRAK
Rumput ketak (Lygodium circinnatum (Burm.f.) Sw.), termasuk tumbuhan
paku merambat yang mempunyai nilai ekonomi. Namun sekarang populasinya
sudah menurun dan perlu adanya upaya konservasi, salah satunya melalui teknik
budidaya. Sampai sekarang teknik budidayanya melalui pembiakan generatif
dengan spora dan vegetatif (stolon), belum banyak diketahui. Regenerasi rumput
ketak sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor tumbuh pada fase kemasakan spora,
fase gamethopfit/sporofit dan faktor tumbuh ekstern seperti unsur hara, cahaya dan
kelembaban. Penelitian bertujuan untuk: (1) mengetahui pertumbuhan
perkecambahan spora pada beberapa fase musim spora, (2) menguji pengaruh
pupuk dan pohon pemanjat terhadap pertumbuhan rumput ketak dan 3) mengetahui
pengaruh penjarangan dan pemupukan terhadap pertumbuhan permudaan alam.
Hasil penelitian pada tahun 2016 : 1) Perlakuan pemangkasan dan pemupukan
terhadap pertumbuhan panjang dan diameter ruas, dan panjang sulur tanaman
ketak alam di Pusuk selama 9 bulan tidak signifikan, kecuali jumlah tunas.
Pertumbuhan jumlah tunas terbaik adalah perlakuan T1F1 (pemangkasan
menyisakan 10 sulur dan pupuk kandang sapi). Secara umum terjadi peningkatan
pertumbuhan semua parameter pada akhir pengamatan, yang tertinggi adalah
panjang sulur dengan rata-rata lebih dari 50 cm. 2) Produksi dan keberhasilan
perkecambahan spora sampai protalus muda paling tinggi terjadi pada bulan Mei-
Juli, sedangkan pada bulan Januari-April, Agustus -Desember terjadi penurunan.
3) Sehubungan baru ditanam, uji penanaman rumput ketak asal bibit vegetatif
belum ada perbedaan diantara perlakuan pupuk (NPK, Kompos Kotoran Kambing,
Kompos kototoran sapi) dan bahan pemanjat (gamal, adap hutan, bambu).
ABSTRAK
Kata kunci : pranajiwa, bidara laut, pelestarian jenis tanaman, teknik budidaya,
fitokimia
ABSTRACT
Agus Sukito, S.Hut., M.Agr., Ph.D.; Dr. Saptadi Darmawan, S.Hut., M.Si.; Abdul Jafar
Maring, S.Hut
Abstrak
Gaharu merupakan komoditi yang memiliki banyak manfaat bagi masyarakat salah satunya
adalah sebagai obat. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan manfaat obat dari tanaman inang
gaharu jenis G. versteegii, khususnya sebagai sumber obat berupa anti-oksidan dan anti-diabetes.
Aktivitas anti-oksidan dan antidiabetes tertinggi terdapat pada ekstrak aseton daun G. versteegii
pohon terinfeksi dengan nilai IC50 masing-masing secara berurutan sebesar 30,01 dan 52,03 μg/mL.
Karenanya dapat disimpulkan bahwa aseton merupakan pelarut yang cocok untuk ekstraksi dan
isolasi senyawa aktif anti-oksidan dan antidiabetes pada daun G. versteegii pohon terinfeksi.
Kajian Migrasi Musiman Lebah Hutan Sumbawa
Cecep Handoko; Ramdiawan
Abstrak
Migrasi musiman menyebabkan adanya periodisasi keberadaan koloni lebah hutan di suatu lokasi.
Informasi migrasi musiman penting dalam menentukan musim dan tata waktu panen madu bagi para
pemburu madu hutan khususnya di wilayah Kabupaten Sumbawa. Penelitian ini bertujuan
mendapatkan informasi migrasi musiman lebah hutan untuk mendukung peningkatan keberhasilan
pengusahaan madu lebah hutan di tingkat petani. Penelitian dilakukan selama tahun 2016, berlokasi
di KPHP Batulanteh Kabupaten Sumbawa di tiga lokasi yaitu Batudulang, Sampa danArung Santek.
Kegiatan yang dilakukan berupa pengamatansarang dan koloni lebah hutan setiap tiga hari sekali,
serta survey vegetasi. Pengamatan mencakup migrasi koloni, pertumbuhan dan perkembangan
sarang serta perilaku kewilayahan koloni lebah hutan, sedangkan survey vegetasi dilakukan dengan
metode Jalur Berpetak. Data yang dihasilkan dianalisis secara desktriptif. Hasil pengamatan
menunjukkan migrasi lebah hutan terjadi di dalam dan antar pulau. Keberadaan sarang dan musim
panen madu hutan teramati mengikuti periode pembungaan vegetasi pakan. Di Batudulang, musim
madu terjadi pada Bulan Mei, Juli dan Desember, di Sampa Bulan April, Mei dan Nopember,
sedangkan di Arung Santek Bulan April, Mei dan Oktober. Jenis Udu merupakan vegetasi pakan
pada tingkat pohon dengan nilai penting (INP) tertinggi di Batudulang, sebesar 20,140%, serta
menempati urutan tertinggi ketiga di Sampa dengan nilai INP sebesar 17,856%. Sementara itu, jenis
Kayu Tele mempunyai INP tertinggi di lokasi Batudulang pada tingkat tiang, pancang dan
semai,dengan nilainya secara berurutansebesar 18,904%, 25,171% dan 7,135%.Di Sampa,Kukin
mempunyai INP yang tinggi pada ketiga tingkat pertumbuhan di atas, dengan nilainya masing-
masing secara berurutan sebesar47,682%, 25,778% dan 6,698%.
ABSTRAK
Permasalahan produksi gaharu di masyarakat adalah konsistesi hasil antar individunya. Salah
satu indikasi penyebab adalah penggunaan biji sebagai perbanyakan tanaman sehingga setiap pohon
tidak memiliki kemanpuan yang sama dalam menghasilkan gaharu. Alternatif mengatasi
permasalahan tersebut adalah penggunaan teknik perbanyakan vegetatif salah satunya dengan stek
pucuk. Saat ini penelitian teknik vegetatif tanaman penghasil gaharu khususnya jenis Gyrinops
versteegii masih sedikit dilakukan, sebagian besar referensi banyak pada jenis Aquilaria spp. Pada
teknik perbanyakan stek, pembentukan akar adventif menjadi faktor kunci keberhasilan. Oleh karena
itu pada penelitian ini ditujukan untuk mengetahui media dan zpt yang mampu memacu pembentukan
akar pada stek pucuk tanaman Gyrinops versteegii. Perlakuan yang diujikan ada dua yaitu media
berupa tanah, cocopeat, pasir dan pupuk organik. Perlakuan yang kedua adalah zat pengatur tumbuh
pada konsentrasi 0, 100, 200, dan 300 ppm. Penelitian dilakukan secara eksperimental dengan
menggunakan rancangan blok. Hasil penelitian menunjukkan IBA memiliki tingkat keberhasilan
paling baik yaitu sebesar 84,17 % dengan konsentrasi ZPT yang optimal sebesar 200ppm. Media
akar yang memiliki tingkat keberhasilan paling besar adalah media tanah sebesar 85%.
Kata kunci : tanah, IBA, stek pucuk, gaharu, NAA
Analisa Melissopalinologi dan Pembuatan Demplot Budidaya Lebah Madu Trigona spp
Lutfi Anggadhania, S.Si; Septiantina Dyah Riendriasari, S.Hut; Drs. Kuntadi, M. Agr; Edi
Kurniawan
ABSTRAK
Budidaya lebah madu mampu menghasilkan produk-produk perlebahan yang memiliki nilai
ekonomi tinggi dan merupakan sumber nutrisi bagi masyarakat. Kegiatan budidaya ini juga
merupakan kegiatan konservasi terhadap kelestarian jenis lebah madu yang dibudidayakan. Dalam
meningkatkan keberhasilan budidayanya dibutuhkan pengetahuan yang cukup bagi para peternak
lebah madu. Diantaranya adalah pengetahuan mengenai sumber pakan. Sumber pakan akan
berdampak langsung pada kesehatan koloni dan berlangsungnya aktivitas lebah madu terutama
dalam mencari pakan yang menyokong kelangsungan hidup koloni, ratu dan brood yang dihasilkan.
Analisa melissopalinologi merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui
jenis vegetasi yang disukai oleh lebah madu berdasarkan pada identifikasi polen yang ditemukan
didalam madu. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan informasi mengenai jenis-jenis
tanaman yang disukai lebah madu Trigona berdasarkan pada analisa melissopalinologi, serta
terbangunnya demplot ujicoba budidaya Trigona spp. Analisa polen pada madu dilakukan dengan
mengambil sampel madu dari empat lokasi penelitian yaitu Lombok Utara, Lombok Tengah, Lombok
Timur dan Lombok Barat. Madu kemudian dipreparasi sehingga dihasilkan preparat polen pada
madu dari masing-masing lokasi. Hasil penelitian diperoleh tanaman yang potensial sebagai sumber
pakan lebah madu Trigona spp meliputi Anacardium occidentale, Amaranthus sp, Arenga pinnata,
Cassia fistula, Capsicum sp, Citrus aurantifolia, Cocos nucifera, Cucumis sativus, Euphorbia
pulcherrima, Gnetum gnemon, Helianthus annuus L, Momordica charantia, Moringa oleifera, Lablab
sp, Mangifera indica, Sizygium aqueum, Theobroma cacao L, Turnera Subulata, Weinmannia sp, dan
Casearia sp.