Anda di halaman 1dari 22

Optimasi Pemanfaatan Nira Lontar

(Borassus flabelifer) Sebagai


Sumber Energi Alternatif
Dani Sulistiyo Hadi, S.Si, M.ForEcos
Oskar K. Oematan, S.TP
 RPPI 5. Sumber Energi Alternatif
 Output
PENELITIAN
Paket IPTEK budidaya, kelembagaan & pemanfaatan
2016 - 2019 Bioetanol dari Hutan (Nipah dan Lontar).
 Krisis energi dunia
 Emisi energi fosil terbukti berdampak buruk
terhadap bumi (Climate Change)
Latar belakang  Upaya pemanfaatan sumber energi ramah
lingkungan telah banyak dilakukan dan
diupayakan.
 Indonesia kaya sumber daya alam/hutan yang
potensial dimanfaatkan sebagai sumber energi
alternatif
Konsumsi EF di dalam negeri masih tinggi: 96% (minyak bumi 48%,
gas 18%, dan batubara 30%), upaya untuk memaksimalkan
pemanfaatan energi terbarukan belum dapat berjalan
sebagaimana yang direncanakan. (Dewan Energi Nasional 2014)
(Latar Belakang)
Krisis dan Tren
Energi
• Upaya pencarian sumber energi baru yang ramah lingkungan

• Teknologi sederhana yang mampu memanfaatkan potensi lokal.

• Indonesia, khususnya wilayah Balinusra kaya akan sumber energi ramah

Rumusan lingkungan.

Masalah • Namun, akses merupakan aspek penting dalam pengembangan energi

terbarukan.

• Biomassa/gula yang terkandung dalam nira lontar memiliki akses baik.

• Peluang pengembangan sumber energi alternatif berbahan baku nira lontar.


1) Potensi lontar di Balinusra melimpah dan potensial untuk dilakukan diversifikasi
produk, salah satunya dimanfaatkan untuk produksi bioetanol.
2) Tegakan pohon lontar di Balinusra belum seluruhnya dimanfaatkan niranya.
(Rumusan Masalah)
3) Masyarakat Balinusra piawai dalam budidaya lontar terutama dalam hal
Nira lontar penyadapan nira untuk produksi gula dan minuman alkohol.
memiliki 4) Sumber energi ini akan berbasis fermentasi atau mengkonversi gula menjadi
keunggulan alkohol untuk memproduksi bioetanol.

daerah “Bioetanol yang dihasilkan nantinya diharapkan dapat mensubsisdi kebutuhan energi
masyarakat dengan mengganti atau menambah sebagian energi yang mereka
butuhkan.”
Tujuan
 Mendapatkan data Potensi tegakan dan produksi nira lontar.
(pemanfaatan terkini)
Tujuan & Sasaran
 Mendapatkan data Etnobotani lontar (kearifan lokal pemanfaatannya)
 Mendapatkan data desa dan industri kecil yang representatif sebagai
Desa model
 Mendapatkan data spesifikasi nira, komposisi fermenter (ragi dan
katalisnya).

Sasaran:
a. Didapatkan data potensi tegakan lontar (umur sadap, total masa produktif, jumlah produksi)
b. Diperolehnya data etnobotani lontar (kearifan lokal pemanfaatannya)
c. Didapatkan data sumber energi yang dimanfaatkan desa/industri kecil yang representatif
sebagai model percontohan (harga, kendala, analisis ekonomi, dll.)
d. Didapatkan data formulasi fermenter yang efektif untuk produksi bioetanol (sisipan)
Metodologi  Lokasi Penelitian: Kabupaten TTS (Desa Pollo, Tuasene, Oetune,
Survey Populasi dan  Survey Populasi mengacu pada metode yang digunakan oleh
Kuantifikasi Potensi Barot S. (2000) “Demography of savanna palm tree in Ivory Coast
(Lamto): population persistence and life-history” yang telah
Lontar - ROP 2016 disesuaiakan dengan kondisi lapangan dan kebutuhan data.
 Survey Etnobotani mengacu kepada metode survey “A Standard
Protocol for Gatrhering Palm Etnobotanical Data and Socioeconomic
Variables across the Tropics (Camara-Leret et al, 2014) dengan
modifikasi menyesuaikan kondisi dilapangan.
 Analisis Data menggunakan analisis ragam (ANOVA) dan uji
lanjut dengan menggunakan uji HSD (Honestly Significant
Difference) pada taraf 1% dan 5% (Nasir, 2003). Menggunakan
perangkat lunak program SPSS (Statistical Product and Service
and Solution) versi 11.5 dan PAST berbasis Windows 10.
Hasil  Data populasi Lontar di Kab. TTS
Penelitian  Data Etnobotani hasil wawancara
 Data Desa Model dan Industri Kecil
 Data proses produksi dan manajemen Bioetanol
(lanjutan)
Hasil Penelitian

A. Survey Populasi
Tabel pengukuran populasi pada plot penelitian di Kab.TTS

Pohon Luas Plot Kerapatan


Lokasi Produktif Disadap Betina Anakan (Ha) (Pohon/Ha)

Anifu 1.583 170 222 460 32 49.5


Besipae 297 76 105 18 10 29.7
Linamnutu 5.340 36 255 93 491 10.9
Tuasene 5.327 142 239 178 72 74.0
Tupan 169 12 37 26 4.6 36.7
Oetune
(Toineke, Tuafanu, 17.502 237 2937 1.826 112 156.3
Oebelo)
Total 30.218 673 3.795 2601 722 41.9
Rata-rata 59.5
Demografi Pohon Lontar PCA Scatter Plot

Total 32098

Oetune 17502
1.6
Tupan 169

Tuasene 5327 1.2


Pollo
Plot

Linamnutu 5340 0.8


Besipae Anifu
Pollo 1880

Component 2
0.4
Besipae 297

Anifu 1583
-2 -1.6 -1.2 -0.8 -0.4 Tuasene
0.4 0.8 1.2 1.6
0 5000 10000 15000 20000 25000 30000 35000 40000 45000
-0.4
Jumlah Pohon
Tupan
-0.8 Oetune
Pohon Produktif Disadap Betina Anakan
-1.2

-1.6
Kerapatan Populasi Lontar Linamnutu

1000
-2

  Software PAST (Hummer,


Component 1 2001)
800
Luas (Ha)

600

400

200

0
Anifu Besipae Pollo Linamnutu Tuasene Tupan Oetune Total

Luas Plot (Ha) Kerapatan (Pohon/Ha)


• Telah dilakukan wawancara
B. Etnobotani terhadap para pihak yang
(yang berkaitan dengan berkaitan dengan pengusahaan
produksi Laru dan Sopi)
Lontar, mulai dari petani, apparat
desa, maupun pelaku pasar
Topik FGD:
C. Desa Model 1) Identifikasi permasalahan dan kendala yang dihadapi oleh
masing-masing peserta dalam mengelola nira lontar.
(Pengembangan 2) Upaya yang telah dilakukan untuk menghadapi
Bioetanol di masyarakat) permasalahan tersebut.
3) Harapan untuk stake holder yang terlibat yaitu aparat desa,
kabupaten, pusat dan swasta.
4) Keinginan untuk membentuk kelompok petani dan perajin
nira lontar.

Data sekunder :

BPS Provinsi, Kab, Kecamatan. Demografi Desa


Jurnal, dan Makalah.
Terbentuk kelompok
Analisis Kelayakan Usaha
Komitmen perangkat desa
Alat produksi Bioetanol skala RT
Dukungan Modal
Legalitas
D. Produksi
Bioetanol
Studi di KPHP Model
Unit V Boalemo
Parameter Nilai
Specific Gravity 1.07 Komposisi Fermenter Alami Nira Lontar – NTT
pH 6-7
Fermenter alami dari golongan khamir (yeasts), bakteri asam laktat (lactic acid bacteria), dan bakteri
Nitrogen 0.063 % (b/v)
Protein 0.37 % asam asetat (acetic acid bacteria) diantaranya antara lain:

Total Gula 13.39 % Micrococcus, Schizosaccharomyces japonicus, Candida glabarata, Candida pseudotropicalis, Pichia
Gula Tereduksi 1.23 % membranaefaciens, Saccharomyces cerevisiae, Saccharomyces chevalieri, Acetobacter aceti,
Mineral (Abu) 0.68 % Acetobacter rancens, Pediococcus sp., Bacillus sp., dan Sarcina sp.
Phospor 0.19 %
Fermenter yang terbaik dalam proses fermentasi adalah Saccharomyces cerevisiae atau secara umum
Zat Besi 0.6 %
biasa disebut ragi roti.
Vitamin C 15.21 mg / 100 ml
Ujicoba Fermenter &
Produksi Bioetanol
 Kesimpulan
1. Populasi lontar berdasarkan plot pengamatan tergantung dari tingkat kerapatan pohon
disuatu area.
Kesimpulan 2.Lontar dan produk turunannya merupakan komoditi penting dalam segala aspek

dan Saran kehidupan masyarakat di Kabupaten TTS. Baik sebagai jaring pengaman pangan dan
ekonomi maupun sebagai sumber bahan subtitusi kebutuhan sehari-hari masyarakat.
3.Desa yang cocok ditetapkan sebagai lokasi model untuk pengembangan produksi
bioetanol adalah Desa Pollo Kecamatan Amanuban Selatan.
4.Produksi bioetanol yang terbaik adalah menggunakan bahan baku laru putih dengan
waktu fermentasi selama 72 jam pada kondisi anaerob dengan suhu ruangan dan tanpa
penambahan aditif.

 Saran
1. Perlu dilakukan sensus untuk memastikan jumlah populasi lontar yang ada di Desa
Pollo Kecamatan Amanuban Selatan mengurangi error faktor dlam perhitungan
kelayakan usaha produksi lontar di desa tersebut.
2. Perlu adanya dokumentasi dan studi mendalam tentang etnobotani lontar
sehingga nilai-nilai budaya yang terkait dapat terus dilestarikan.
3. Tahapan penetapan Desa Pollo sebaga Desa Model harus segera dilakukan.
4. Perlu dilakukan ujicoba produksi bioetanol skala rumah tangga untuk mengamati
dan mengukur efektifitas proses dan kelayakan usahanya.
Saran

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai