OLEH :
TIM BBPP KETINDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
BADAN PENYULUHAN DAN PENGEMBANGAN SDM PERTANIAN
BALAI BESAR PELATIHAN PERTANIAN KETINDAN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya, sehingga Bahan Ajar yang berjudul Teknologi
Asap Cair : Manfaat dan Aplikasinya telah terselesaikan dengan baik.
Bahan Ajar ini disusun sebagai bahan acuan dalam penyelenggaraan
pelatihan dan diperuntukkan bagi para peserta pendidikan dan pelatihan baik
terdiri dari petugas / penyuluh / petani atau pemangku kepentingan lainnya yang
berkepentingan
Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak – pihak yang membantu
yang bersangkutan sehingga Bahan Ajar ini dapat tersusun dengan baik. Harapan
kami, kiranya Bahan Ajar ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang
menggunakannya, dan kami mengharapkan saran dari para pembaca untuk
menyempurnakan Bahan Ajar ini, “ terima kasih.
A. Latar Belakang
Ketersediaan limbah biomasa di Indonesia sangat melimpah dan proses
dekomposisinya secara alami berlangsung lambat, sehingga tumpukan limbah
dapat mengganggu lingkungan sekitarnya dan berdampak buruk terhadap
kesehatan manusia. Melalui pendekatan teknologi yang tepat, limbah pertanian,
perkebunan, dan kehutanan tersebut dapat diolah lebih lanjut menjadi produk-
produk bernilai guna dan memiliki nilai ekonomi tinggi. Sehingga dibutuhkan
teknik konversi yang merupakan teknologi yang bisa direkomendasikan untuk
mengolah limbah biomasa tersebut. Salah satunya adalah teknik pirolisis yang
melibatkan proses pembakaran biomassa yang dikombinasikan dengan teknik
kondensasi atau lebih dikenal dengan Teknologi Asap Cair. Teknologi ini
merupakan teknologi tepat guna yang mampu menghasilkan beberapa produk
seperti arang, tar dan asap cair yang dapat digunakan untuk mengetasi berbagai
permasalahan di segala bidang diantaranya yang akan dibahas pada bahan ajar
ini lebih menekankan pada prospek asap cair sebagai pestisida organik untuk
mengendalikan organisme penganggu tumbuhan (OPT) sebagai alternatif
penggunaan pestisida kimia sintetik yang memiliki dampak negatif seperti
pencemaran lingkungan, menyebabkan resistensi dan resurgensi hama, serta
dapat mengakibatkan residu pada produk pertanian tertentu. Dengan
memanfaatkan asap cair sebagai pestisida organik, para petani diharapkan dapat
memenuhi kebutuhan bahan pengendali OPT dengan memanfaatkan sumber
daya alam yang ada di sekitarnya sehingga diharapkan petani mampu
berswasembada pestisida. Selain itu pada bahan ajar ini juga akan diulas
mengenai pemanfaatan asap cair sebagai pengawet makanan alami.
B. Deskripsi Singkat
Bahan ajar ini menjelaskan tentang pengertian asap cair, teknik
pembuatan asap cair, dan manfaat asap cair di bidang proteksi tanaman
(pengendali hama dan patogen, herbisida organik, regulator pertumbuhan
tanaman, penginduksi ketahanan tanaman) dan pengolahan makanan sebagai
pengawet makanan.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Peserta setelah mengikuti materi bahan ajar ini diharapkan mampu
menerapkan teknologi asap cair sebagai pestisida organik untuk
mengendalikan organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan pengawet
makanan alami sesuai dengan standar operasional prosedur.
2. Indikator Keberhasilan
Peserta setelah mengikuti materi pelatihan ini diharapkan dapat:
a. Menjelaskan pengertian asap cair dengan benar
b. Mempraktekkan proses pembuatan asap cair dengan benar
c. Mengaplikasikan asap cair sebagai pestisida organik untuk
mengendalikan organisme penganggu tumbuhan (OPT) dan pengawet
makanan alami sesuai dengan standar operasional prosedur.
E. Materi Pokok
Bahan ajar ini membahas beberapa pokok bahasan yang terbagi atas empat
bagian yang berkaitan dengan isi, yaitu:
I. Pendahuluan
II. Pengertian Asap Cair
III. Teknik dan Prinsip Pembuatan Asap Cair
IV. Manfaat dan Aplikasi Asap Cair
Setelah mempelajari Bab II ini peserta diharapkan mampu menjelaskan pengertian dan mekanisme kerja
asap cair dengan benar
Asap cair dihasilkan dari bahan baku limbah biomassa baik dari pertanian,
perkebunan, dan kehutanan. Jenis biomassa dan ketersediaan bahan baku
limbah pertanian di Indonesia dapat terlihat pada tabel 1 .
Jenis Biomassa Ketersediaan bahan baku (Ton)
Kelapa sawit
Serat 12.830.950
Cangkang 6.136.541
Tandan Kosong 23.988.298
Pelepah
Tebu
Ampas tebu 9.559.395
Kelapa
Sabut Kelapa 1.119.301
Tempurung 383.760
Padi
Sekam 13.016.712
Jerami 90.370365
Jagung
Tongkol 4.263.116
Batang dan Daun 14.920.906
Sumber : ESDM 2015 dalam Syamsiro 2016
Setelah mempelajari Bab III ini peserta diharapkan mampu menjelaskan prinsip dan teknik kerja
pembuatan asap cair dengan benar
Gambar 1. Pirolisator
Sedangkan untuk menghasilkan Asap cair Grade 2 (G2) dan Grade 1 (G1)
dibutuhkan proses pemurnian dengan metode distilasi. Berikut ini adalah
langkah-langkah tersebut:
Asap cair
Grade 3
Distilasi
Asap cair
Grade 2
Distilasi
Asap cair
Grade 1
Hasil distilasi (distilat) ini masih belum bisa digunakan sebagai pengawet
makanan karena ada lagi proses lain yang harus dilewati yaitu proses filtrasi.
Proses Filtrasi dilakukan dengan menggunakan zeolit aktif untuk mendapatkan
asap cair yang aman dari bahan berbahaya dan bisa dipakai untuk pengawet
makanan non karsinogenik dengan bau asap yang ringan dan tidak menyengat.
Kualitas asap cair ditentukan dari komposisi fenol, asam dan besarnya
komponen tersebut dipengaruhi oleh kondisi operasi proses pirolisis yaitu suhu
dan waktu pirolisis serta suhu distilasi. Kandungan maksimum senyawa-senyawa
fenol, karbonil, dan asam dicapai pada temperatur pirolisis 600°C. Asap cair
mengandung berbagai komponen kimia seperti fenol, aldehid, keton, asam
organik, alkohol dan ester (Jayanuddin dan Endang Suhendi, 2012).
BAB IV
MANFAAT DAN APLIKASI ASAP CAIR
Setelah mempelajari Bab IV ini peserta diharapkan mampu menjelaskan manfaat dan aplikasi asap cair
dengan benar
3. Asap cair grade 1 digunakan sebagai pengawet makanan siap saji seperti
bakso, mie, tahu, bumbu-bumbu barbaque. Asap cair grade 1 ini berwarna
bening, rasa sedikit asam, aroma netral dan merupakan asap cair paling
bagus kualitasnya serta tidak mengandung senyawa yang berbahaya untuk
diaplikasikan ke produk makanan. Cara menggunakan asap cair grade 1
untuk pengawet makanan siap saji adalah 15 cc - 25 cc asap cair, kemudian
campurkan larutan tersebut ke dalam 1 kg adonan bakso, mie atau tahu.
Saat perebusan juga digunakan larutan asap cair dengan kadar yang sama
dilarutkan dalam adonan makanan. Biasanya bakso yang memakai pengawet
asap cair grade 1 bisa tahan penyimpanan selama enam hari.
1) Langkah kerja mengawetkan bahan pangan setengah jadi (adonan
bakso) menggunakan asap cair grade 1 metode 1
No Tahapan Uraian
1 Mempersiapkan bahan baku Persiapkan bahan baku dan alat yang
diperlukan untuk mengawetkan
makanan siap saji (bakso/tahu/mie)
sesuai ukurannya
2 Mencampur asap cair grade 1 15 cc - 25 cc asap cair grade 1
campurkan ke dalam 1 kg adonan
bakso/tahu/mie, kemudian aduk rata
No Tahapan Uraian
1 Mempersiapkan bahan baku Persiapkan bahan baku dan alat yang
diperlukan untuk mengawetkan
makanan siap saji (bakso/tahu/mie)
sesuai ukurannya
2 Mencampur asap cair grade 1 25 cc asap cair grade 1 campurkan ke
dalam air yang digunakan untuk
merebus bakso. Dosis yang digunakan
2,5 % yaitu 25 ml dalam 1 liter air.
3 Merebus dan mematangkan Adonan bakso yang sudah dicampur
bakso dengan asap cair dicetak dan direbus
hingga matang
Pengawetan bakso menggunakan asap cair
Kelebihan sifat fungsional asap cair dalam pengawetan makanan adalah untuk
memberikan aroma dan rasa asap (smoky), warna dan sebagai bahan pengawet
alami, juga sebagai antibakteri serta antioksidan.
Daftar Pustaka
Abbot, W (1925) A Method of Computing the Effectiveness of an Insecticide.
Journal of Economic Entomology, 18(2), 265–267.
https://doi.org/https://doi.org/10.1093/jee/18.2.265a
Bernays, E., Bright, K., Gonzalez, N., Angel, J (1994) Dietary Mixing in a Generalist
Herbivore: Tests of Two Hypotheses. Esa Journal, 75(7), 1997–2006.
https://doi.org/https://doi.org/10.2307/1941604
Booker, J. C., Bedmutha, R., Vogel, T., Gloor, A., Xu, R., Ferrante, L (2010)
Experimental Investigatin into the Insecticidal, Fungicidal and Bactericidal
Properties of Pyrolysis Bio-oil from Tobacco Leaves using a Fluidized Bed
Pilot Plant. Industrial and Engineering Chemistry Research, 49, 10074-10079.
https://doi.org/https://doi.org/10.1021/ie100329z
Boucias, D., Pendland, J. J (1998) Principles of Insect Pathology. Springer US.
Caceres, L., McGarvey, B., Briens, C., Berruti, F., Yeung, K., Scoot, I (2015)
Insecticidal properties of pyrolysis bio-oil from greenhouse tomato residue
biomass. Journal of Analytical and Applied Pyrolisis, 112, 333–340.
https://doi.org/10.1016/j.jaap.2015.01.003
Chapman, R (1995) Mechanics of food handling by chewing insects. (In
Chapman). Chapman & Hall.
Direktorat Jenderal Tanaman Pangan (2013) Laporan Tahunan Direktorat
Perlindungan Tanaman Pangan Tahun 2012. Direktorat Perlindungan
Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian.
Girard, J. P (1992) Smoking in Technology of Meat Products. Clermont Ferrand,
Ellis Horwood.
Haji, A. G (2013) Komponen Kimia Asap Cair Hasil Pirolisis. Jurnal Rekayasa Kimia
Dan Lingkungan, 9(3), 109–116.
https://doi.org/https://doi.org/10.23955/rkl.v9i3.779
Haji, A. G., Mas’ud, Z. A., Lay, B. W., Sutjahyo H., S., Pari, G (2007)
Characterization of Liquid Smoke Pyrolyzed. Jurnal Teknologi Industri
Pertanian, 16(3), 111–118.
Haji, A. G., Mas’ud, Z. A., Pari, G (2012) Identifikasi Senyawa Bioaktif Antifeedant
dari Asap Cair Hasil Pirolisis Sampah Organik Perkotaan. Bumi Lestari Journal
of Environment, 12(1), 1–8.
Isman, M. B (2002) Insect Antifeedant. Pesticide Outlook. The Royal Society of
Chemistry, 13(4), 152–157. https://doi.org/10.1039/b206507j
Jayanudin, Suhendi, E (2012) Identification Of Chemical Components Liquid
Smoke From Coconut Shell. Jurnal Agroekotek, 4(1), 39–46.
Katja, D. G., Suryanto, E., Momuat, L. I., Tambunan, Y (2008) Pengaruh Adsorben
Terhadap Aktivitas Antioksidan Dari Asap Cair Kayu Cempaka (Michelia
champaka Linn). Chem. Prog, 1(1), 54–59.
Koul, O., Dhaliwal, G., Cuperus, G (2004) Integrated Pest Management: Potential,
Constraint, and Challenges. CABI Publishing.
Maga, J. A (1988) Smoke in Food Processing. CRC Press, Inc.
Matsumura, F (1976) Toxicology of Insecticides. Plenum Press.
Mela, E., Arkeman, Y., Noor, E., Achsani, N. A (2013) Potential Products of
Coconut Shell Wood Vinegar. Research Journal of Pharmaceutical, Biological
and Chemical, 4(4), 1480–1493.
Meyer, J (2006) Chemoreceptor. (N. S. University, Producer).
http://www.cals.ncsu.edu/
Oramahi, H. A., Diba, F., Nurhaida (2014) New Bio Preservatives fro
Lignocelluloses Biomass Bio-oil for Anti termites Coptotermes curvignathus
Holmgren. Procedia Environmental Sciences, 20, 778–784.
https://doi.org/https://doi.org/10.1016/j.proenv.2014.03.094
Prabowo, H., Martono, E., Witjaksono (2016) Activity of Liquid Smoke of Tobacco
Stem Waste as An Insecticide on Spodoptera litura Fabricius Larvae. Jurnal
Perlindungan Tanaman Indonesia, 20(1), 22–27.
https://doi.org/https://doi.org/10.22146/jpti.16620
Prijono, D (1988) Pengujian Insektisida (Penuntun Praktikum). Institut Pertanian
Bogor.
Qomariah, S (2013) Pengaruh Pemberian Asap Cair dari Limbah Tempurung
Kelapa sebagai Pencegah Hama pada Tanaman Cabai Besar (Capsicum
annum L.). Politeknik Pertanian Negeri Samarinda.
Tanada, Y., Kaya, H (1993) Insect Pathology. Academic Press.
Tiilikkala, K., Fagernas, L., Tiilikkala, J (2010) History and Use of Wood Pyrolysis
Liquids as Biocide and Plant Protection Product. The Open Agriculture
Journal, 4, 111–118. https://doi.org/10.2174/1874331501004010111
Tranggono, S., Setiadji, B., Darmadji, P., Supranto, Sudarmanto (1996) Identifikasi
asap cair dari berbagai jenis kayu dan tempurung kelapa. Jurnal Ilmu Dan
Teknologi Pangan, 1(2), 15–24.
Wagiman, F. X., Ardiansyah, A., Witjaksono (2014) Activity of Coconut Shell
Liquid Smoke as An Insecticide on the Rice Brown Planthopper. Journal of
Agricultural and Biological Science, 9(9), 293–296.
Wijaya, M., Noor, E., Tun Tedja, I., Pari, G (2008) Perubahan Suhu Pirolisis
Terhadap Struktur Kimia Asap Cair Dari Serbuk Gergaji Kayu Pinus. Jurnal
Ilmu Dan Teknologi Hasil Hutan, 1(2), 73–77.
Wiyantono, Winarni, E. W (2009) Study on Potency of Liquid Smoke Against the
Cabbage Head Caterpillar Crocidolomia pavonana. Jurnal Pembangunan
Pedesaan, 9(1), 50–56.