i
DAFTAR TABEL
ii
1
BAB I. PENDAHULUAN
1.7. Luaran
1) Laporan Kemajuan
2) Laporan Akhir
3) Produk bioetanol
4) Artikel Ilmiah “PEMANFAATAN GELOMBANG MIKRO DALAM
PRETREATMENT LIMBAH MASKER MENJADI BIOETANOL
DENGAN KATALIS ENZIM TRICHODERMA REESEI” yang akan
diterbitkan di Jurnal Konversi, Prodi Teknik Kimia, Universitas
Muhammadiyah Jakarta
5) Hak akan kekayaan Intelektual (HKI)
3
2.5. Selulosa
Selulosa merupakan salah satu polimer yang tersedia melimpah di alam.
Produksi selulosa sekitar 100 milyar ton setiap tahunnya. Sebagian dihasilkan
dalam bentuk selulosa murni seperti yang terdapat dalam rambut biji tanaman kapas.
Namun paling banyak adalah yang berkombinasi dengan lignin dan polisakarida
lain seperti hemiselulosa dalam dinding sel tumbuhan berkayu, baik pada kayu
lunak dan keras, jerami atau bambu. Selain itu selulosa juga dihasilkan oleh bakteri
Acetobacter xylinum secara ekstraseluler (Klemm, dkk., 1998).
Selulosa tersusun dari unit-unit anhidroglukopiranosa yang tersambung
dengan ikatan β-1,4-glikosidik membentuk suatu rantai makromolekul tidak
bercabang. Setiap unit anhidroglukopiranosa memiliki tiga gugus hidroksil
(Potthast, dkk., 2006). Selulosa mempunyai rumus empirik (C6H10O5)n dengan n ~
1500 dan berat molekul ~ 243.000 (Rowe, dkk., 2009).
2.6. Etanol
Etanol (C2H5OH) adalah golongan senyawa alkohol yang memiliki 2 atom
karbon. Etanol merupakan salah satu alternatif bahan bakar pengganti bahan bakar
minyak yang kian lama kian menipis. Etanol dapat dibuat melalui proses fermentasi
biomassa yang tersusun dan karbohidrat atau fraksi glukosa. Material yang umum
digunakan sebagai bahan mentah umumnya adalah tanaman yang berkadar glukosa
tinggi seperti jagung, singkong atau ubi, kelapa sawit, jerami dan lain-lain. Etanol
yang diproduksi dari biomassa dan digunakan sebagai campuran bahan bakar lebih
dikenal dengan istilah Bioetanol (Kim, dkk., 2003).
Salah satu tahapan pembuatan bioetanol adalah proses fermentasi yang
melibatkan Saccharomyces cerevisiae untuk mengubah glukosa menjadi etanol. S.
cerevisiae tumbuh sangat baik pada suhu 20-30ºC dan pH antara 4,5 dan 5,5. S.
cerevisiae merupakan mikroorganisme anaerob fakultatif dan umumnya tidak dapat
tumbuh dengan baik dalam kondisi benar-benar anaerobik. Hal ini karena oksigen
diperlukan sebagai faktor pertumbuhan untuk membrane biosintesis, khusus untuk
biosintesis asam lemak (misalnya, asam oleat) dan sterol (misalnya, ergosterol).
(Walker, 2010)
5
konsentrasi enzim dan pH larutan pada saat hidrolisis limbah masker serta
waktu fermentasi limbah setelah dihidrolisis oleh Trichoderma reesei
Preparasi Sampel
Sampah masker distrelisasi menggunakan autoklaf dengan suhu 121oC
selama 15 menit, kemudian dipotong kecil-kecil.
Proses Pre-Treatment
NaOH 0,5 N ditambahkan pada sampel dengan perbandingan 1:10 (10 gram
sampel:100 gram NaOH 0,5 N) kemudian dipanaskan dalam microwave
selama 40 menit. Sludge yang dihasilkan kemudian dikeringkan pada suhu
105°C selama 24 jam kemudian dipakai dalam proses hidrolisis enzimatik.
Hidrolisis Enzimatik
Ditimbang 5 gram sampel hasil pre treatment dan dimasukkan ke dalam
beaker glass. Ditambahkan larutan bufer sitrat pH 5 sebanyak 50 ml dengan
volume enzim 10 ml. Selanjutnya, dimasukkan ke dalam waterbath shaker
selama 72 jam dengan suhu 50°C dan kecepatan pengadukan 75 rpm
(Sampel diambil sebanyak 2 ml setiap 8 jam selama 72 jam. Pada setiap
pengambilan sampel, pengadukan dihentikan selama 1 menit untuk
mengendapkan bubuk sampel.
Uji Aktivitas Enzim
Pada Penelitian ini aktifitas enzim dilakukan berdasarkan aktivitas CMCase
dalam satuan Internasional Unit (IU) dengan metode DNS (Dinitrosalicylic
acid) diuji dengan metode CMCase. Pengujian aktivitas enzim dilakukan
pada masing-masing perlakuan dimana uji dilakukan pada awal yaitu jam
ke 0 dan pada akhir yaitu jam ke 72. Pengujian aktivitas ini dilakukan
berdasarkan jumlah glukosa yang dihasilkan tiap menit dengan waktu
pengujian 10 menit dengan suhu 35°C. Jumlah kadar glukosa yang
dihasilkan dilihat berdasarkan parameter panjang gelombang yang diukur
menggunakan spektrofotometer 540 nm. Menurut Ghose (1987), konversi
kadar glukosa ke dalam aktivitas enzim dapat menggunakan rumus berikut.
𝜇𝑀 𝑔𝑙𝑢𝑘𝑜𝑠𝑎
𝐼𝑈 =
𝑚𝑙 𝑥 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
Analisa Kadar Glukosa
Analisa kadar glukosa dilakukan dengan metode DNS (Dinitrosalicylic
acid) dimana sampel hasil hidrolisis enzimatik dalam keadaan jernih dipipet
sebanyak 0,2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang bersih.
Selanjutnya ditambahkan 1,8 ml akuades dan 2 ml reagen DNS Tabung
reaksi dipanaskan pada air mendidih selama 5 menit agar terjadi reaksi
antara glukosa dalam sampel dengan DNS. Tabung didinginkan hingga
mencapai suhu ruang Angka absorbansi sampel diukur pada panjang
gelombang 540 nm dengan spektrofotometer UV-Vis. Data hasil yang
7
diperoleh tiap variabel, dibuat tabel dan grafik sehingga kondisi optimum
dari masing-masing variabel dapat diketahui. Perlakuan terbaik dipilih
berdasarkan pada perlakuan yang menghasilkan glukosa tertinggi.
Penentuan Konsentrasi Etanol
Konsentrasi ditentukan dengan Gas Kromatografi (GC). Sebelum sampel
diinjeksi ke dalam GC, standar diukur terlebih dahulu sebagai dasar
perhitungan konsentrasi etanol.
Limbah Masker
Proses Pre-Treatment
Hidrolisis Enzimatik
Analisa GC
Etanol
8
Bulan Person
No. Jenis Kegiatan Penanggung-
1 2 3
jawab
Mengumpulkan
1 Fachri Azmi
limbah masker
Persiapan alat dan
2 Fachri Azmi
bahan
Preparasi limbah
3 Fachri Azmi
masker
4 Pre-Treatment Fajri Afriliono
5 Hidrolisis Enzimatik Fajri Afriliono
6 Uji Aktivitas Enzim Fajri Afriliono
Ricky Andi
7 Uji Kadar Glukosa
Permana
Ricky Andi
8 Uji Etanol
Permana
Ricky Andi
9 Analisis Hasil
Permana
Penyusunan Zulfa
10
Laporan Kemajuan Rachdianti
Penyusunan dan
Zulfa
11 Publikasi Karya
Rachdianti
Ilmiah
Penyusunan Zulfa
12
Laporan Akhir Rachdianti
9
DAFTAR PUSTAKA
Biro Pusat Statistik. 1998. Statistik Lingkungan Hidup Indonesia. Badan Pusat
Statistik. Jakarta.
Ishmayana, Safri & Learmonth, Robert & Kennedy, Ursula. 2011. Fermentation
Performance of The Yeast Saccharomyces Cerevisiae in Media with High Sugar
Concentration.
Juang, P.S.C., & Tsai, P. et al. (2020). N95 respirator cleaning and reuse methods
proposed by the inventor of the N95 mask material. The Journal of Emergency
Medicine,58 (5): 817- 820.
Kim, dkk. 2003. Global Potential Bioetanol Production from Wasted Crops and
Crop Residues. Biomass and Bionergy.
Puligundla, Pradeep, dkk. 2011. Very high gravity (VHG) etanolic brewing and
fermentation: A research update. Journal of industrial microbiology &
biotechnology.
Potthast, A., Rosenau, T., dan Kosma, P. 2006. Analysis of Oxidized Functionaties
in Cellulose. Advanced Polymer Science. (205): 1 – 6.
Rowe, R.C., Sheskey, P.J., dan Quinn, M.E. 2009, Handbok of Pharmaceutical
Excipients. Edisi keenam. London: Pharmaceutical Press.
Sax, N. I., & R. J. Lewis. 1987. Hawley’s Condensed Chemical Dictionary, 12th
Ed, Van Nostrand Reinhold.Co. New York.
B. Riwayat Pendidikan
C.2. Penelitian
No. Judul Penelitian Penyandang Dana Tahun
Pengaruh Komposisi Clay dan SiO2 pada
1 Mandiri 2020
Sifat Fisik Body Keramik Dinding
Pengaruh Waktu Peleburan pada
2 Pembuatan Asam Oksalat dengan Metode Pakarti FT-UMJ 2019
Hidrolisa Limbah Kardus
16
Harga
Jenis Pengeluaran Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
1. Perlengkapan yang diperlukan
a. Sterile sampling bag 1 pack 400.000 400.000
SUB TOTAL (Rp) 400.000
Harga
2. Bahan Habis Pakai Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
a. Trichoderma reesei 1 tabung 500.000 500.000
b. S. cerevisiae (Fermipan), 500 gr 3 pack 75.000 225.000
c. Glucose for enzymatic assay 20 ml 90.000 1.800.000
d. DNS, 100 gr 1 pack 500.000 500.000
e. Bufer sitrat pH 5, 100 ml 5 pack 100.000 500.000
f. CMC, 500 gr 1 pack 900.000 900.000
g. NaOH 1 kg 200.000 200.000
h. Etanol anhidrat, 100 ml 1 botol 950.000 950.000
I. Masker medis 3 pack 50.000 150.000
j. Face shield 60 pcs 4.000 240.000
k. Hand sanitizer 10 pcs 15.000 150.000
SUB TOTAL (Rp) 6.115.000
Harga
3. Perjalanan Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
a. Transport lokal (untuk keperluan
15 kali 50.000 750.000
pembelian bahan dan uji coba)
SUB TOTAL (Rp) 750.000
Harga
4. Lain-lain Volume Nilai (Rp)
Satuan (Rp)
a. Biaya sewa lab termasuk
3 bulan 500.000 1.500.000
penggunaan alat lab
b. Biaya publikasi Artikel Ilmiah 1 paket 500.000 500.000
c. Biaya pengurusan HKI 1 paket 500.000 500.000
SUB TOTAL (Rp) 2.500.000
TOTAL 1+2+3+4 (Rp) 9.765.000
(Sembilan juta tujuh ratus enam puluh lima ribu rupiah)
19