Anda di halaman 1dari 16

PENGOLAHAN SAMPAH MASKER

MENJADI BAHAN BAKAR CAIR


MENGGUNAKAN METODE PIROLISIS

PROPOSAL
MS4091 Tugas Sarjana 1

Oleh :
Pandu Setiabudi Utama (13117042)

Dosen Pembimbing :
Pandji Prawisudha, Dr.Eng.

PROGRAM STUDI TEKNIK MESIN


FAKULTAS TEKNIK MESIN DAN DIRGANTARA
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
Lembar Persetujuan

Proposal Tugas Sarjana 1

PENGOLAHAN SAMPAH MASKER


MENJADI BAHAN BAKAR CAIR
MENGGUNAKAN METODE PIROLISIS

Oleh
Pandu Setiabudi Utama
13117042

Program Studi Teknik Mesin


Fakultas Teknik Mesin dan Dirgantara
Institut Teknologi Bandung

Disetujui Tanggal : 27 Desember 2020

Pembimbing

Pandji Prawisudha, Dr.Eng.


NIP. 19790101 201212 1 004

i
Daftar Isi

Daftar Isi ................................................................................................................................ ii


Daftar Gambar ...................................................................................................................... iii
Daftar Tabel .......................................................................................................................... iv
Bab 1 Pendahuluan ................................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah .................................................................................................... 2
1.3 Tujuan .......................................................................................................................... 2
1.4 Batasan Masalah .......................................................................................................... 2
1.5 Manfaat ........................................................................................................................ 3
Bab 2 Tinjauan Pustaka ......................................................................................................... 4
2.1 Masker ......................................................................................................................... 4
2.1.1 Material Masker .................................................................................................... 4
2.1.2 Pedoman Pengelolaan Limbah Masker dari Masyarakat ..................................... 4
2.2 Polipropilena ................................................................................................................ 5
2.3 Pirolisis ........................................................................................................................ 6
2.3.1 Tipe-Tipe Pirolisis ................................................................................................ 6
2.4 Bahan Bakar Cair......................................................................................................... 6
Bab 3 Metodologi .................................................................................................................. 8
3.1 Alur Penelitian ............................................................................................................. 8
3.2 Pengumpulan Sampah Masker .................................................................................... 9
3.3 Sterilisasi Sampah Masker........................................................................................... 9
3.4 Pengujian Pirolisis Sampah Masker ............................................................................ 9
3.4.1 Parameter Proses Pirolisis Puntung Rokok Filter Skala Laboratorium ................ 9
3.4.2 Prosedur Pengujian Pirolisis ................................................................................. 9
3.5 Pengujian Nilai Kalor Produk Cair Pirolisis................................................................ 9
Bab 4 Jadwal........................................................................................................................ 10
4.1 Jadwal Penelitian ....................................................................................................... 10
Daftar Pustaka...................................................................................................................... 11

ii
Daftar Gambar

iii
Daftar Tabel

iv
Bab 1 Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Selama pandemi Covid-19 masyarakat dihimbau untuk menggunakan masker saat
berkegiatan. Diperkirakan terdapat 129 miliar masker yang digunakan setiap bulannya di
dunia. Sayangnya sebagian besar penggunaan masker tersebut adalah sekali pakai sehingga
dapat menimbulkan banyak sampah karena tidak bisa didaur ulang dengan alasan berbahaya
[].

Sesuai petunjuk dari WHO masker sekali pakai yang direkomendasikan untuk
mencegah penyebaran virus ini adalah masker dengan standar EN14683 []. Sampah masker
sekali pakai terlihat tidak berbahaya untuk lingkungan bagi sebagian orang. Namun setelah
dilihat material penyusunnya ternyata masker sekali pakai banyak mengandung plastik
sebagai material utamanya. Masker sekali pakai terdiri dari outer layer, middle layer, inner
layer, nose bar, dan ear loop. Material outer layer dan inner layer adalah PP (polypropylene)
non-woven. Sedangkan middle layer yag digunakan sebagai filter utama berbahan melt
blown non-woven yang merupakan salah satu tipe dari PP (polypropylene) spunbond non-
woven. Bagian ear loop dari masker berbahan nylon dan nose bar berbahan PVC/PE + zinc
plated steel/galvanized wire. Polypropylene dan nylon merupakan jenis plastik yang akan
sulit terurai secara alami di tanah.

Plastik yang menumpuk tidak terurai seringkali berakhir di lautan dan mengganggu
ekosistem laut. Pencemaran oleh plastik di laut bisa mematikan terumbu karang karena gagal
mendapatkan sinar matahari untuk berfotosintesis. Kerusakan terumbu karang bisa berakibat
besar karena terumbu karang merupakan tempat berlindung 25% spesies laut. Plastik juga
bisa termakan oleh hewan laut dan mengakibatkan kegagalan pada pencernaan hingga
berakhir kematian. Diperkirakan 52% penyu telah memakan plastic karena terlihat mirip
dengan ubur-ubur ataupun alga. Lebih jauh lagi plastik di lautan bisa mempengaruhi
ketersediaan oksigen di dunia. Bakteri Prochlorococcus yang merupakan organisme
fotosintesis paling berlimpah di lautan memiliki peran dalam 10% oksigen dunia dapat
terganggu karena senyawa kimia yang dilepaskan plastik.

Sampah masker yang banyak mengandung plastik saat ini tidak bisa diperlakukan
selayaknya sampah berbahan plastik lainnya yang sering dimanfaatkan untuk didaur ulang.

1
Sesuai dengan “Pedoman Pengelolaan Limbah Masker dari Masyarakat” yang dikeluarkan
Direktorat Jenderal Kesehatan Masyarakat sampah masker dari masyarakat tidak termasuk
limbah medis namun menjadi limbah domestik yang pada pengelolaannya perlu desinfeksi
dan dirusak agar tidak digunakan atau didaur ulang sebelum dibuang ke tempat sampah
domestik[].

Salah satu cara untuk mengolah sampah masker ini adalah dengan metode pirolisis.
Dengan metode pirolisis diharapkan sampah masker dapat diubah menjadi minyak sebagai
bahan bakar alternatif. Minyak yang diperoleh juga diharapkan dapat digunakan sebagai
bahan bakar proses pirolisis selanjutnya sehingga pengolahan sampah masker dapat berjalan
secara berkelanjutan.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latarbelakang yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat beberapa
masalah yang akan dikaji dalam pengujian pengolahan sampah masker yang akan dilakukan
yaitu:

1. Sampah masker menjadi limbah domestik yang tidak bisa didaur ulang
2. Polypropilen sebagai bahan utama masker menyebabkan sulitnya masker terurai
dalam waktu yang lama
3. Belum ada metode pengolahan sampah masker secara khusus

1.3 Tujuan
Tujuan dilakukannya penelitian terkait pengujian pengolahan sampah masker ini
adalalah:

1. Memperoleh karakteristik produk hasil pengolahan sampah masker dengan metode


pirolisis.
2. Menentukan parameter yang optimal dalam pengolahan sampah masker dengan
metode pirolisis.

1.4 Batasan Masalah


Batasan masalah yang digunakan dalam melakukan pengujian ini adalah:

1. Pengolahan limbah dilakukan dengan peralatan skala lab yang tersedia.


2. Produk yang ditinjau adalah produk cair pirolisis.

2
1.5 Manfaat
Dengan melakukan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai
berikut:

1. Menjadi alternatif solusi dalam mengatasi banyaknya sampah masker yang tidak
terolah.
2. Memberi alternatif solusi pengadaan bahan bakar cair untuk berbagai kebutuhan.

3
Bab 2 Tinjauan Pustaka

2.1 Masker
Masker adalah perlindungan pernafasan yang digunakan sebagai metode untuk
melindungi individu dari menghirup zat-zat bahaya atau kontaminan yang berada di udara,
perlindungan pernafasan atau masker tidak dimaksudkan untuk menggantikan metode
pilihan yang dapat menghilangkan penyakit, tetapi digunakan untuk melindungi secara
memadai pemakainya. Masker secara luas digunakan untuk memberikan perlindungan
terhadap partikel dan aerosol yang dapat menyebabkan bahaya bagi sistem pernafasan yang
dihadapi oleh orang yang tidak memakai alat pelindung diri, bahaya partikel dan aerosol dari
berbagai ukuran dan sifat kimia yang berbeda dapat membahayakan manusia, maka NIOSH
merekomendasikan masker yang menggunakan filter.

2.1.1 Material Masker


Sesuai rekomendasi WHO masker yang dapat digunakan dalam berkegiatan untuk
tetap mencegah COVID-19 adalah masker yang memenuhi standar EN14683 tipe 1. Masker
dengan standar ini dapat memfilter bakteri > 95%, menghasilkan differential pressure
sebesar 40 Pa/cm2, dan microbial cleanliness < 30 cfu/g.

Material penyusun dari masker dengan standar ini terdiri dari outer layer, middle
layer, inner layer, nose bar, dan ear loop. Material outer layer dan inner layer adalah PP
(polypropylene) non-woven. Sedangkan middle layer yag digunakan sebagai filter utama
berbahan melt blown non-woven yang merupakan salah satu tipe dari PP (polypropylene)
spunbond non-woven. Bagian ear loop dari masker berbahan nylon dan nose bar berbahan
PVC/PE + zinc plated steel/Galvanized Wire.

2.1.2 Pedoman Pengelolaan Limbah Masker dari Masyarakat


Sesuai dengan pedoman yang dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Kesehatan
Masyarakat bahwa masker yang digunakan oleh masyarakat tidak termasuk dalam limbah
medis yang diperlakukan seperti limbah medis dari fasilitas pelayanan kesehatan karena
tidak digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Sampah masker ini termasuk dalam
limbah domestic yang pengelolaannya sesuai dengan UU No. 18 th 2008 tentang
Pengelolaan Sampah. Namun untuk mencegah penyebaran penyakit perlu dilakukan
beberapa tahapan dalam membuang sampah masker sebagai limbah domestic yaitu:

4
1. Kumpulkan masker bekas pakai
Jumlah masker yang cukup banyak menandakan tingginya kesadaran masyarakat
dalam melindungi diri. Namun peningkatan jumlah masker perlu diwaspadai agar
tidak dimanfaatkan oknum untuk diambil dan digunakan ulang ataupun didaur ulang
sehingga kita perlu mengelola sampah.
2. Desinfeksi
Untuk mencegah penyebaran penyakit dilakukan desinfeksi dengan merendam
masker ke larutan desinfektan.
3. Rubah bentuk
Masker perlu dirusak talinya dan dirobek tengah agar tidak dapat digunakan ulang.
4. Buang ke tempat sampah domestik
Buang sampah masker yang sudah dirusak ke tempat sampah domestic.
5. Cuci tangan
Cuci tangan setelah membuang masker dengan air mengalir dan menggunakan sabun
sebagai pembersih.

2.2 Polipropilena
Polipropilena atau biasa disingkat PP merupakan salah satu polimer termoplastik
sintetis. Polipropilena dihasilkan dari pengolahan minyak bumi dengan proses polimerisasi
molekul propilena sebagai monomer menjadi rantai polimer yang panjang. Polipropilena
merupakan salahsatu material yang dipakai dalam berbagai komoditas seperti tempat
makanan, tali, karpet, dan wadah plastik. Polipropilena banyak digunakan dalam kehidupan
sehari-hari karena memiliki sifat fisik, mekanik, dan termal yang baik dalam temperatur
ruang. Polipropilena memiliki titik leleh yang tinggi, densitas rendah, relatif kaku, dan
ketahanan impak yang baik.

Polimer dengan jenis polipropilena memiliki hal yang harus diantisipasi apabila
diproses dengan menggunakan temperatur tinggi. Sifat material polipropilena memiliki melt
strength yang relatif rendah dan temperatur proses yang relatif sempit. Polopropilena akan
mengalami perubahan fasa yang sangat drastis ketika mencapai temperatur lelehnya.
Polipropilena akan secara drastis berubah dari fasa crystalline solid menjadi fasa cair dengan
melt strength yang rendah pada kisaran temperatur 130 – 171oC

5
2.3 Pirolisis
Pirolisis adalah proses dekomposisi secara termokimia yang dilakukan dengan energi
panas namun dengan absennya oksigen. Dekomposisi ini dapat dicapai Degnan temperature
yang tinggi sehingga akan memecah ikatan kimia menjadi molekul yang lebih kecil. Produk
pirolisis pada umumnya terbagi menjadi tiga jenis. Pertama produk cair yang biasanya terdiri
dari tars, minyak, dan air. Kedua produk gas yang terdiri dari CO, CO2, H2O, dan
hidrokarbon.

2.3.1 Tipe-Tipe Pirolisis


Produk pirolisis bisa berbeda beda tergantung pada waktu tinggal, temperatur, dan
laju pemanansannya. Berdasarkan laju pemanasannya pirolisis bisa diklasifikasikan menjadi
slow pyrolysis, fast pyrolysis, dan flash pyrolysis.

1. Slow pyrolysis
Slow pyrolysis menjadi proses pirolisis tertua yang telah digunakan selama ribuan
tahun. Produk Utama dari pirolisis jenis ini adalah arang dalam jumlah yang banyak.
Proses pirolisis ini dilakukan dalam temperature yang relative rendah (sekitar 400oC)
dan laju pemanasan yang lambat. Waktu tinggal pada proses ini berkisar antara 300-
1800 detik.
2. Fast pyrolysis
Pirolisis ini memiliki produk utama berupa cairan yaitu tar dan minyak. Material
dipanaskan secara cepat untuk mendapatkan laju pemanasan yang tinggi dan
mencapai temperatur tertinggi sebelum terjadi dekomposisi pada material. Untuk
mendapatkan cairan secara maksimal maka temperatur tertinggi yang dicapai adalah
650oC dengan waktu tinggal yang singkat yaitu dibawah 5 detik.
3. Flash pyrolysis
Pada proses flash pyrolysis pemanasan dilakukan dengan laju yang sangat cepat dan
pada temperature yang rendah sekitar 400-600oC. Tujuan utama dari proses ini
adalah untuk mendapatkan produk cair berupa minyak. Dari proses ini akan
didapatkan condensable dan non condensable gas dengan waktu tinggal 30-1500
milidetik. Produk minyak dari proses ini dapat mencapai 70-75% dari total produk.

2.4 Bahan Bakar Cair


Bahan bakar cair merupakan bahan bakar yang tersusun gabungan senyawa
hidrokarbon yang diperoleh dari alam maupun secara buatan yang berbentuk cair. Bahan

6
bakar cair umumnya berasal dari minyak bumi. Minyak bumi merupakan campuran alami
hidrokarbon cair dengan sedikit belerang, nitrogen, oksigen, sedikit sekali metal, dan
mineral. Dengan kemudahan dalam penggunaannya, ditambah dengan efiensi termal yang
lebih tinggi, serta penanganan dan transportasi yang lebih mudah menyebabkan penggunaan
minyak bumi sebagai sumber utama penyedia energi semakin meningkat. Secara teknis,
bahan bakar cair merupakan sumber energi yang terbaik, mudah ditangani, mudah dalam
penyimpanan dan nilai kalor pembakaran yang cenderung konstan. Beberapa kelebihan
bakan bakar cair dibandingkan dengan bahan bakar padat, yaitu emisi dari hasil pembakaran
lebih bersih, mudah untuk ditransportasi, menggunakan alat yang lebih kompak, dan nilai
kalor cenderung lebih tinggi. Kekurangan bahan bakar cair adalah harus menggunakan
proses permunian yang cukup kompleks sebelum dapat digunakan. Bahan bakar cair yang
paling sering dijumpai di kehidupan sehari-hari adalah bensin (premium, pertamax, dan lain-
lain), solar (diesel), dan minyak tanah.

7
Bab 3 Metodologi

3.1 Alur Penelitian

Gambar 3.1 Alur Penelitian

8
3.2 Pengumpulan Sampah Masker
Untuk memulai pengujian dibutuhkan sampah masker dalam jumlah banyak.
Pengumpulan masker secara langsung hanya dengan cara mengambil sendiri ke berbagai
tempat tidak memungkinkan karena dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk memenuhi
kebutuhan. Pengumpulan dengan cara mengadakan donasi sampah masker bisa dijadikan
opsi untuk mempercepat pemenuhan kebutuhan sampah masker untuk pengujian.
3.3 Sterilisasi Sampah Masker
Sampah masker yang sudah terkumpul akan diberi perlakuan awal dengan dilakukan
desinfeksi untuk mencegah terjadinya penyebaran penyakit. Desinfeksi dilakukan dengan
cairan desinfektan yang disemprotkan ke sampah masker. Setelah itu sampah masker
dikeringkan kembali untuk menurunkan kadar air guna memperkecil kebutuhan kalor dalam
proses pirolisis.
3.4 Pengujian Pirolisis Sampah Masker
Pengujian dengan metode pirolisis dilakukan dalam skala lab dengan alat yang
tersedia di GOLimbah.
3.4.1 Parameter Proses Pirolisis Puntung Rokok Filter Skala Laboratorium
Dalam pengujian dilakukan variasi dalam parameter proses pirolisis untuk mencari
nilai optimal dalam proses pirolisis sampah masker. Parameter yang akan divariasikan
adalah temperature maksimal, laju pemanasan, dan waktu tinggal.

3.4.2 Prosedur Pengujian Pirolisis


Proses pirolisis dilakukan dengan mengukur massa sampah masker kemudian
memasukkannya ke dalam reaktor dan menutupnya. Kemudian mengatur temperature yang
diinginkan dengan temperature kontroler yang ada dan heater dinyalakan. Pompa air
kondensor dinyalakan sembari menunggu hasil gas pirolisis keluar. Setelah proses mencapai
temperature dan waktu tinggal yang diinginkan, matikan heater dan pompa air kondensor.
Pembukaan tutup reaktor menunggu waktu hingga temperatur reaktor aman untuk dibuka.

3.5 Pengujian Nilai Kalor Produk Cair Pirolisis


Pengujian nilai kalor atas minyak dilakukan dengan menggunakan calorimeter bom.
Nilai kalor didapatkan dengan membakar sejumlah minyak hasil pirolisis dengan kapsul
didalam kalorimeter bom adiabatik. Evaluasi kondisi temperature air sebelum dan sesudah
dilakukan pembakaran dapat menjadi acuan untuk mendapatkan nilai kalor dari minyak hasil
pirolisis.

9
Bab 4 Jadwal

4.1 Jadwal Penelitian

Tabel 4.1 Jadwal Penelitian

10
Daftar Pustaka

11

Anda mungkin juga menyukai