PROPOSAL
INOVASI SPRAY SORBENT KITOSAN CANGKANG BEKICOT
SEBAGAI PENANGKAL PAPARAN ASAP ROKOK
OLEH :
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI............................................................................................................i
BAB 1 PENDAHULUAN......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..........................................................................................2
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................2
1.3 Tujuan Riset..............................................................................................2
1.4 Manfaat dan Kontribusi Riset...................................................................2
1.5 Urgensi Riset............................................................................................2
1.6 Temuan yang Ditargetkan.........................................................................2
1.7 Target Luaran Riset..................................................................................2
1.8 Implementasi MBKM...............................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Limbah Cangkang Bekicot.......................................................................3
2.2 Kitosan......................................................................................................3
2.3 Asap Rokok..............................................................................................4
2.4 Spraysorbent.............................................................................................4
2.5 Kebaharuan Riset......................................................................................5
BAB 3 METODE RISET......................................................................................5
3.1 Waku dan Tempat Riset...........................................................................5
3.2 Bahan dan Alat.........................................................................................5
3.3 Prosedur Riset...........................................................................................5
3.4 Indikator Capaian Riset............................................................................7
3.5 Analisis Data.............................................................................................7
3.6 Penafsiran dan Penyimpulan.....................................................................8
BAB 4 BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN.....................................................9
4.1 Anggaran Biaya........................................................................................9
4.2 Jadwal Kegiatan........................................................................................9
BAB 5 BUSINESS MODEL CANVAS………………………………………………14
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................16
3
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Negara Indonesia penggunaan tembakau didominasi laki-laki selama
dekade ini dicatat sebagai penggunaan tembakau tertinggi di dunia (Farihah et al.,
2021). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020, tercatat sebesar
3,8 juta kematian akibat polusi asap rokok, dengan 60,8 juta perokok pria dewasa
dan 3,7 juta perokok wanita dewasa di Indonesia. Pada tahun 2013 penduduk
Indonesia yang merokok 33% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan
atau menghabiskan 225 miliar batang rokok per tahun, sementara data Global
Adult Tobacco Survey (GATS) perokok aktif di Indonesia laki-laki mencapai
67,4%, perempuan sebesar 4,5% (WHO, 2015) (Siregar, Simamora and Daulay,
2021). Asap rokok dari perokok aktif mengandung 25% zat berbahaya, sedangkan
asap rokok yang terhirup oleh perokok pasif dan mengandung 75% zat berbahaya
dikatakatan sebagai asap rokok samping. Menurut Permenkes No.
28/MENKES/PER/II/2013, rokok merupakan salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dihisap, seperti rokok putih, rokok kretek, cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum dan Nicotiana Rustica
(Mukharomah et al., 2022).
Paparan asap rokok bisa berakibat pada perokok pasif. Perokok pasif
memiliki dampak yang lebih buruk dari rokok karena zat yang dihirup 4-6 kali
lebih besar dari kadar yang dihirup oleh perokok aktif. Perokok pasif ini tidak
merokok tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari lingkungannya. Asap sisa
pembakaran rokok tidak begitu saja menguap ke udara, namun, ada residu nikotin
yang menempel pada debu atau barang-barang di sekitar kita, misalnya baju,
karpet, dinding, meubel atau kursi. Debu nikotin ini tidak akan hilang dalam
waktu pendek sehingga akan terhirup oleh orang lain meskipun perokok sudah
meninggalkan tempat (Siregar, Simamora and Daulay, 2021). Perokok aktif
menghirup asap rokok melalui saluran yang biasa disebut asap arus utama, dimana
terdapat penyaring pada rokok filter yang mampu mengurangi sampai 70% kadar
bahan berbahaya, sehingga hanya sekitar 30% saja bahan berbahaya yang diserap
oleh tubuh perokok aktif tersebut. Sedangkan perokok pasif akan menyerap
seluruh asap rokok melalui saluran yang disebut asap arus samping, dimana bahan
berbahaya masuk ke dalam tubuh perokok pasif tanpa adanya penyaringan. (Dewi,
2003) Jika bahan berbahaya masuk dan terakumulasi di dalam paru-paru akan
menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan (Fitriyano and Abdullah, 2016).
Nikotin atau asap rokok dapat dihilangkan melalui proses adsorbsi. Adsorbsi
dapat dilakukan dengan menggunakan limbah cangkang bekicot. Limbah tersebut
mengandung sekitar 70-80% kitosan, yang dapat mengadsorben asap rokok.
Berdasarkan hasil penelitian Mukharomah, (2022) bahwa kitosan mampu
mereduksi nikotin sebesar 80,73 %. Kemudian penelitian tentang pemanfaatan
Chitosan Polymer Medium (CPM) sebagai pereduksi asap rokok dan asap
kendaraan yang memiliki efektifitas penurunan 10,5% pada konsentrasi CPM 1%
4
(Mardani, 2015). Serta penelitian tentang kitosan sebagai super sorben pada rokok guna
mereduksi nikotin dan tar bagi perokok memiliki efektifitas penurunan sebesar 12%
(Hakim, 2013). Seiring perkembangan zaman manusia menginginkan sesuatu yang lebih
praktis yang mudah untuk digunakan dan diaplikasikan. Berdasarkan latar belakang
tersebut maka kami berinisiatif membuat spraysorben dengan berbahan dasar kitosan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang dihadapi
sekarang adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsentrasi optimum kitosan dalam spray sorben yang dapat
mengadsorben asap rokok?
2. Bagaimana efektifitas spray sorben dalam mereduksi asap rokok?
1.3 Tujuan Riset
1. Mengetahui konsentrasi optimum kitosan dalam pembuatan spray sorben yang
dapat mengadsorben asap rokok.
2. Mengetahui efektifitas spray sorben dalam mereduksi asap rokok.
1.4 Manfaat dan Kontribusi Riset
Manfaat dalam riset ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari kitosan sebagai
penangkal paparan asap rokok pada perokok pasif.
2. Menambah nilai jual limbah cangkang bekicot lebih ekonomis.
1.5 Urgensi Riset
1. Melimpahnya limbah cangkang bekicot yang masih belum banyak dikelola
secara khusus untuk menghasilkam manfaat yang lebih berguna.
2. Minimnya pembaharuan riset terkait pengolahan limbah cangkang bekicot
menjadi spraysorben dari kitosan.
3. Meminimalisir paparan asap rokok yang memiliki efek samping bagi perokok pasif.
1.6 Temuan yang Ditargetkan
Riset ini dirancang untuk berkontribusi dalam hal meminimalisir paparan asap
rokok yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan manusia dan juga
dapat mencemari udara. Selain itu dari riset ini, penulis juga dapat berkontribusi dalam
hal ilmu pengetahuan. Hadirnya pemanfaatan limbah cangkang bekicot ini diharapakan
dapat menjadi salah satu alternatif untuk meminimalisir paparan asap rokok pada perokok
pasif yang memiliki dampak pada saluran pernapasan hingga menyebabkan kematian.
Serta dapat berkontribusi dalam penanganan mengurangi limbah yang dapat meresahkan
masyarakat dan dapat merusak estetika lingkungan hidup.
5
2.1 Spraysorben
Spraysorben merupakan salah satu bentuk pengembangan sorben sebagai
penangkal paparan asap rokok. Bentuk sediaan tersebut memiliki kelebihan yaitu
mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi atau pengaruh buruk terhadap sistem
pernafasan. Selain itu, sediaan topikal dengan teknik semprot lebih diminati dibandingkan
dengan yang dioleskan, terutama dalam hal bentuk spray lebih praktis. Pengembangan
sediaan spraysorben kitosan cangkang bekicok diketahui dapat mengurangi zat-zar
berbahaya yang terkandung dalam asap rokok. Selain itu spraysorben ini sangat
bermanfaat bagi ibu hamil atau perokok pasif lainnya untuk terhindar secara langsung
dari paparan asap rokok (Ervina et al., 2022).
Produk pada riset ini dibuat dalam sediaan spray. Bentuk spray dipilih karena
sifatnya yang cepat kering, cepat menyerap, penggunaan yang praktis, lebih nyaman dan
aman untuk digunakan. Kitosan dengan ukuran nano digunakan dalam formulasi
spray agar
7
c. Deasetilasi
Kitin ditambahkan dengan larutan NaOH 50% dengan perbandingan 1:10
(b/v) pada suhu 70oC hingga 80oC dengan waktu pemanasan 90 menit. Padatan
kemudian dipisahkan dengan cairan, selanjutnya dicuci dengan aquadest hingga
netral pHnya. Setelah itu padatan dikeringkan pada suhu 70oC hingga 80oC
dalam oven selama 24 jam.
E. Pembuatan Spraysorbent
Pembuatan Spraysorbent dengan melarutkan kitosan bubuk dengan asam
asetat dan aquadest serta penambahan minyak atsiri peppermint
(mentha piperita) dengan variasi konsentrasi yang telah ditentukan, kemudian
dilakukan sizing dengan menggunakan magnetic stirrer sehingga polimer kitosan
menjadi lebih pendek. Selanjutnya, dilakukan percobaan masker dengan cara
melewatkan asap rokok ke masker yang telah disemprotkan Spraysorbent
cangkang bekicot. Asap rokok yang telah melalui masker akan ditampung pada
chamber yang berisi larutan methanol. Kemudian, gas yang tertampung pada
chamber tersebut dideteksi menggunakan uji Gas Cromatography and Mass
Spectroscopy GCMS. Uji Gas Cromatography and Mass Spectroscopy GCMS
dilakukan untuk mengetahui pengaruh konsentrasi dan variasi volume
penyemprotan Spraysorbent yang optimal dalam mereduksi nikotin pada asap
rokok.
Adapun variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variable bebas dan
variable tetap.
A. Variabel bebas : Ratio perbandingan konsentrasi Spraysorbent yaitu 15.000 ppm,
30.000 ppm 45.000 ppm, 60.000 ppm dan 75.000 ppm.
B. Variabel tetap : Ukuran ayakan 200 mesh, volume penyemprotan 0,07 mL.
1.4 Indikator Capaian Riset
No. Tahap Bentuk Kegiatan Indikator keberhasilan
Pematangan Melakukan studi literatur Rencana berjalan
1
konsep dan persiapan konsep dengan baik
Melakukan proses Berubahnya gugus
Isolasi kitin deproteinasi, kitin menjadi
2
menjadi kitosan demineralisasi dan Chitosan Polymer
deasetilasi Medium (CPM)
Diperoleh
Membuat spraysorbent
Pembuatan spraysorbent dengan
3 dengan konsentrasi yang
spraysorbent konsentrasi yang telah
telah ditentukan
ditentukan
10
Mengetahui pengaruh
konsentrasi dan
Melakukan uji Gas
variasi volume
Pengujian Cromatography and Mass
4 penyemprotan
spraysorbent Spectroscopy (GCMS)
spraysorbent yang
dan uji mikroskop
optimal dalam
mereduksi nikotin
Analisis, olah data
Melakukan analisis dan Memperoleh
5 dan penarikan
olah data hasil riset kesimpulan riset
kesimpulan
Pembuatan Laporan kemajuan,
Melakukan pengumpulan
laporan, laporan akhir, draft
6 hasil analisis dan olah
pemaparan hasil, artikel ilmiah untuk
data untuk dituliskan
draft publikasi publikasi
Membuat akun sosial
media di Facebook, Akun sosial media
Membuat akun
7 Instagram serta melakukan dan endorse sosial
sosial media
endorse sesuai dengan media
jadwal dari Belmawa
DAFTAR PUSTAKA
Ervina, A. et al. (2022) ‘Formulasi Foot Spray Anti Bau Kaki Berbasis Nano Chitosan Dari
Limbah Industri Udang’, Jurnal Teknologi Perikanan dan Kelautan, 12(2), pp. 135–
141.
Fitriyano, G. and Abdullah, S. (2016) ‘Sintesis Selulosa Asetat dari Pemanfaatan Limbah
Kulit Pisang Diaplikasikan sebagai Masker Asap Rokok’, Seminar Nasional Sains
dan Teknologi, 1(1), pp. 1–7.
Hakim, L. (2013) ‘Super Sorben Kitosan pada Rokok sebagai Penangkal Nikotin dan Tar
bagi Perokok’.
Kurniawan, E., Asril, A. and Nigsih, J.R. (2019) ‘Sintesis dan Karakterisasi Kalsium
Oksida dari Limbah Cangkang Bekicot (Achatina fulica)’, pp. 50– 54.
Madani, I. et al. (2014) ‘MASKER ANTITOKSIK PENCEGAH ASAP ROKOK DAN
EMISI KENDARAAN BERMOTOR MELALUI LAYER CHITOSAN POLIMER
MEDIUM’.
Mardani, I. (2015) ‘Masker Chitosan Polymer Medium Pereduksi Asap Rokok Dan Emisi
Kendaraan Bermotor’.
Mukharomah, N.L.A. et al. (2022) ‘Pemanfaatan Kitosan Limbah Cangkang Rajungan
sebagai Spray Antitoksik Pelapis Masker Pereduksi Asap Rokok’, Canadian Journal
of Civil Engineering, 3(1), pp. 159–159.
Pramesti, H.N. et al. (2022) ‘Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Potensi
Limbah Kulit Udang dan Cangkang Kepiting Sebagai Chitosan Polymer Medium’,
14(2), pp. 115–120.
Siregar, H.R., Simamora, F.A. and Daulay, N.M. (2021) ‘Penyuluhan Kesehatan:
Dampak Paparan Asap Rokok Terhadap Kesehatan Keluarga Di Desa Manunggang
Jae Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota Padangsidimpuan’, Jurnal
Pengabdian Masyarakat Aufa ( JPMA ), 3(2), pp. 25–27