i
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Format Rekapitulasi Rencana Anggaran Biaya .................................9
Tabel 4.2 Rekapitulasi Rencana Pelaksanaan Kegiatan ...................................9
ii
1
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada Negara Indonesia penggunaan tembakau didominasi laki-laki selama
dekade ini dicatat sebagai penggunaan tembakau tertinggi di dunia (Farihah et al.,
2021). Menurut World Health Organization (WHO) tahun 2020, tercatat sebesar
3,8 juta kematian akibat polusi asap rokok, dengan 60,8 juta perokok pria dewasa
dan 3,7 juta perokok wanita dewasa di Indonesia. Pada tahun 2013 penduduk
Indonesia yang merokok 33% dari jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan
atau menghabiskan 225 miliar batang rokok per tahun, sementara data Global Adult
Tobacco Survey (GATS) perokok aktif di Indonesia laki-laki mencapai 67,4%,
perempuan sebesar 4,5% (WHO, 2015) (Siregar, Simamora and Daulay, 2021).
Asap rokok dari perokok aktif mengandung 25% zat berbahaya, sedangkan asap
rokok yang terhirup oleh perokok pasif dan mengandung 75% zat berbahaya
dikatakatan sebagai asap rokok samping. Menurut Permenkes No.
28/MENKES/PER/II/2013, rokok merupakan salah satu produk tembakau yang
dimaksudkan untuk dihisap, seperti rokok putih, rokok kretek, cerutu atau bentuk
lainnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana Tabacum dan Nicotiana Rustica
(Mukharomah et al., 2022).
Paparan asap rokok bisa berakibat pada perokok pasif. Perokok pasif
memiliki dampak yang lebih buruk dari rokok karena zat yang dihirup 4-6 kali lebih
besar dari kadar yang dihirup oleh perokok aktif. Perokok pasif ini tidak merokok
tetapi terpaksa menghisap asap rokok dari lingkungannya. Asap sisa pembakaran
rokok tidak begitu saja menguap ke udara, namun, ada residu nikotin yang
menempel pada debu atau barang-barang di sekitar kita, misalnya baju, karpet,
dinding, meubel atau kursi. Debu nikotin ini tidak akan hilang dalam waktu pendek
sehingga akan terhirup oleh orang lain meskipun perokok sudah meninggalkan
tempat (Siregar, Simamora and Daulay, 2021). Perokok aktif menghirup asap rokok
melalui saluran yang biasa disebut asap arus utama, dimana terdapat penyaring pada
rokok filter yang mampu mengurangi sampai 70% kadar bahan berbahaya, sehingga
hanya sekitar 30% saja bahan berbahaya yang diserap oleh tubuh perokok aktif
tersebut. Sedangkan perokok pasif akan menyerap seluruh asap rokok melalui
saluran yang disebut asap arus samping, dimana bahan berbahaya masuk ke dalam
tubuh perokok pasif tanpa adanya penyaringan. (Dewi, 2003) Jika bahan berbahaya
masuk dan terakumulasi di dalam paru-paru akan menyebabkan gangguan pada
sistem pernafasan (Fitriyano and Abdullah, 2016).
Nikotin atau asap rokok dapat dihilangkan melalui proses adsorbsi. Adsorbsi
dapat dilakukan dengan menggunakan limbah cangkang bekicot. Limbah tersebut
mengandung sekitar 70-80% kitosan, yang dapat mengadsorben asap rokok.
Berdasarkan hasil penelitian Mukharomah, (2022) bahwa kitosan mampu
mereduksi nikotin sebesar 80,73 %. Kemudian penelitian tentang pemanfaatan
Chitosan Polymer Medium (CPM) sebagai pereduksi asap rokok dan asap
kendaraan yang memiliki efektifitas penurunan 10,5% pada konsentrasi CPM 1%
2
(Mardani, 2015). Serta penelitian tentang kitosan sebagai super sorben pada rokok
guna mereduksi nikotin dan tar bagi perokok memiliki efektifitas penurunan sebesar
12% (Hakim, 2013). Seiring perkembangan zaman manusia menginginkan sesuatu
yang lebih praktis yang mudah untuk digunakan dan diaplikasikan. Berdasarkan
latar belakang tersebut maka kami berinisiatif membuat spraysorben dengan
berbahan dasar kitosan.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka permasalahan yang
dihadapi sekarang adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana konsentrasi optimum kitosan dalam spray sorben yang dapat
mengadsorben asap rokok?
2. Bagaimana efektifitas spray sorben dalam mereduksi asap rokok?
1.3 Tujuan Riset
1. Mengetahui konsentrasi optimum kitosan dalam pembuatan spray sorben
yang dapat mengadsorben asap rokok.
2. Mengetahui efektifitas spray sorben dalam mereduksi asap rokok.
1.4 Manfaat dan Kontribusi Riset
Manfaat dalam riset ini adalah sebagai berikut:
1. Memberikan informasi kepada masyarakat tentang manfaat dari kitosan
sebagai penangkal paparan asap rokok pada perokok pasif.
2. Menambah nilai jual limbah cangkang bekicot lebih ekonomis.
1.5 Urgensi Riset
1. Melimpahnya limbah cangkang bekicot yang masih belum banyak dikelola
secara khusus untuk menghasilkam manfaat yang lebih berguna.
2. Minimnya pembaharuan riset terkait pengolahan limbah cangkang bekicot
menjadi spraysorben dari kitosan.
3. Meminimalisir paparan asap rokok yang memiliki efek samping bagi perokok
pasif.
1.6 Temuan yang Ditargetkan
Riset ini dirancang untuk berkontribusi dalam hal meminimalisir paparan asap
rokok yang dapat menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan manusia dan
juga dapat mencemari udara. Selain itu dari riset ini, penulis juga dapat
berkontribusi dalam hal ilmu pengetahuan. Hadirnya pemanfaatan limbah cangkang
bekicot ini diharapakan dapat menjadi salah satu alternatif untuk meminimalisir
paparan asap rokok pada perokok pasif yang memiliki dampak pada saluran
pernapasan hingga menyebabkan kematian. Serta dapat berkontribusi dalam
penanganan mengurangi limbah yang dapat meresahkan masyarakat dan dapat
merusak estetika lingkungan hidup.
1.7 Target Luaran Riset
Luaran yang diharapkan dari penelitian ini adalah:
1. Produk Spraysorbent Kitosan Limbah Cangkang Bekicot sebagai Penangkal
Paparan Asap Rokok Bagi Perokok Pasif.
3
basa dan asam. Selanjutnya, kitosan diperoleh melalui proses deasetilasi dengan
cara memanaskan pada suhu diatas 100oC dalam larutan basa (Madani et al., 2014).
Kitosan memiliki rantai molekul yang panjang dengan berat molekul tinggi
serta berasal dari senyawa turunan kitin dan memiliki struktur kimia yang sama
dengan kitin. Kitosan merupakan biopolimer yang unik karena berada dalam larutan
asam dan tidak dapat larut dalam larutan netral dan basa. Pelarut yang baik untuk
kitosan adalah asam asetat. Chitosan Polymer Medium (CPM) merupakan bentuk
turunan dari kitosan dengan ukuran polimer yang lebih kecil jika dibandingkan
dengan kitosan polimer besar. Pembuatan CPM berasal dari serbuk kitosan yang
dilarutkan menggunakan asam asetat dan aquadest, kemudian dilakukan sizing
menggunakan magnetic stirrer sampai polimer kitosan menjadi lebih pendek
(Mukharomah et al., 2022).
2.3 Asap Rokok
Asap rokok merupakan bahan berbahaya bagi kesehatan manusia karena
mengandung nikotin, tar, timbal, arsen, kadmium serta sejumlah kecil bahan
berbahaya lainnya. Penggunaan masker dapat mengurangi bahaya tersebut, akan
tetapi masker yang mampu menyaring asap rokok memiliki harga yang lebih mahal
dibandingkan masker medis atau masker kesehatan (Fitriyano and Abdullah, 2016).
Seorang perokok aktif menghasilkan polusi asap rokok yang mengandung
bahan berbahya diantaranya nikotin, tar, timbal, cadmium, arsen dan banyak lagi
bahan lainnya. Perokok aktif menghirup asap rokok melalui saluran yang biasa
disebut asap arus utama, dimana terdapat penyaring pada rokok filter yang mampu
mengurangi sampai 70% kadar bahan berbahaya, sehingga hanya sekitar 30% saja
bahan berbahaya yang diserap oleh tubuh perokok aktif tersebut. Sedangkan
perokok pasif akan menyerap seluruh asap rokok melalui saluran yang disebut asap
arus samping, dimana bahan berbahaya masuk ke dalam tubuh perokok pasif tanpa
adanya penyaringan. Jika bahan berbahaya masuk dan terakumulasi di dalam paru-
paru akan menyebabkan gangguan pada sistem pernafasan (Fitriyano and Abdullah,
2016)
Asap rokok selain dapat membahayakan kesehatan perokok sendiri, juga
dapat membahayakan lingkungannya, yaitu orang-orang yang berada disekitarnya.
Rokok memiliki dua arus asap, yaitu arus utama dan arus, samping. Arus utama
adalah asap rokok yang dihisap oleh perokok sedangkan asap arus samping adalah
yang dilepaskan ke lingkungan sekelilingnya yang memungkinkan dihirup oleh
orang lain yang berada pada lingkungan tersebut. Dari hasil sebuah penelitian,
didapatkan data bahwa polutan lebih banyak terdapat pada asap arus samping
daripada asap arus utama. Inilah alas an mengapa dampak negatif dari rokok lebih
banyak dirasakan oleh perokok pasif (Pramesti et al., 2022).
2.4 Spraysorben
Spraysorben merupakan salah satu bentuk pengembangan sorben sebagai
penangkal paparan asap rokok. Bentuk sediaan tersebut memiliki kelebihan yaitu
mengurangi kemungkinan terjadinya kontaminasi atau pengaruh buruk terhadap
5
sistem pernafasan. Selain itu, sediaan topikal dengan teknik semprot lebih diminati
dibandingkan dengan yang dioleskan, terutama dalam hal bentuk spray lebih
praktis. Pengembangan sediaan spraysorben kitosan cangkang bekicok diketahui
dapat mengurangi zat-zar berbahaya yang terkandung dalam asap rokok. Selain itu
spraysorben ini sangat bermanfaat bagi ibu hamil atau perokok pasif lainnya untuk
terhindar secara langsung dari paparan asap rokok (Ervina et al., 2022).
Produk pada riset ini dibuat dalam sediaan spray. Bentuk spray dipilih
karena sifatnya yang cepat kering, cepat menyerap, penggunaan yang praktis, lebih
nyaman dan aman untuk digunakan. Kitosan dengan ukuran nano digunakan dalam
formulasi spray agar memudahkan penetrasi baik pada masker maupun langsung
diaplikasikan atau menyemprotkannya pada asap rokok.
2.5 Kebaharuan Riset
Berdasarkan pada beberapa riset sebelumnya terkait adsorben dari limbah
cangkang bekicot Chitosan Polymer Medium (CPM) sebagai adsorben diinjeksikan
secara langsung ke dalam filter rokok, sedangkan pada riset ini adsorbent dari
kitosan cangkang bekicot dibuat dalam bentuk spray dengan menambahkan ekstrak
pewangi.
DAFTAR PUSTAKA
Ervina, A. et al. (2022) ‘Formulasi Foot Spray Anti Bau Kaki Berbasis Nano
Chitosan Dari Limbah Industri Udang’, Jurnal Teknologi Perikanan dan
Kelautan, 12(2), pp. 135–141.
Fitriyano, G. and Abdullah, S. (2016) ‘Sintesis Selulosa Asetat dari Pemanfaatan
Limbah Kulit Pisang Diaplikasikan sebagai Masker Asap Rokok’, Seminar
Nasional Sains dan Teknologi, 1(1), pp. 1–7.
Hakim, L. (2013) ‘Super Sorben Kitosan pada Rokok sebagai Penangkal Nikotin
dan Tar bagi Perokok’.
Kurniawan, E., Asril, A. and Nigsih, J.R. (2019) ‘Sintesis dan Karakterisasi
Kalsium Oksida dari Limbah Cangkang Bekicot (Achatina fulica)’, pp. 50–
54.
Madani, I. et al. (2014) ‘MASKER ANTITOKSIK PENCEGAH ASAP ROKOK
DAN EMISI KENDARAAN BERMOTOR MELALUI LAYER CHITOSAN
POLIMER MEDIUM’.
Mardani, I. (2015) ‘Masker Chitosan Polymer Medium Pereduksi Asap Rokok Dan
Emisi Kendaraan Bermotor’.
Mukharomah, N.L.A. et al. (2022) ‘Pemanfaatan Kitosan Limbah Cangkang
Rajungan sebagai Spray Antitoksik Pelapis Masker Pereduksi Asap Rokok’,
Canadian Journal of Civil Engineering, 3(1), pp. 159–159.
Pramesti, H.N. et al. (2022) ‘Envirotek : Jurnal Ilmiah Teknik Lingkungan Potensi
Limbah Kulit Udang dan Cangkang Kepiting Sebagai Chitosan Polymer
Medium’, 14(2), pp. 115–120.
Siregar, H.R., Simamora, F.A. and Daulay, N.M. (2021) ‘Penyuluhan Kesehatan:
Dampak Paparan Asap Rokok Terhadap Kesehatan Keluarga Di Desa
Manunggang Jae Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara Kota
Padangsidimpuan’, Jurnal Pengabdian Masyarakat Aufa ( JPMA ), 3(2), pp.
25–27.
11
12
13
14
15
16
Alokasi
Program Bidang waktu
No. Nama/NIM Uraian Tugas
Studi Ilmu (Jam/
Minggu)
1. Mutiara Teknik Sains 21 1. Menentukan,
Dwi Kimia merumuskan dan
Puspitasari mengajukan ide riset
/09220220 riset yang akan
058 dilakukan.
2. Mengkoordinir dan
mengawasi tugas-
tugas yang telah
disepakati bersama.
3. Memimpin dan
mengawasi setiap
kerja yang dilakukan
anggotanya.
4. Melakukan uji Gas
Cromatography and
Mass Spectroscopy
(GCMS) dan uji
mikroskop.
5. Melakukan
pengumpulan hasil
analisis dan olah data
untuk dituliskan.
2. Marina Teknik Sains 21 1. Membantu ketua
/09220210 Kimia dalam riset dan
023 penyusunan data dan
kegiatan jangka
pendek atau jangka
panjang, sekretaris
tim peneliti,
penanggung jawab
sumber-sumber
keuangan.
2. Bertanggung jawab
langsung kepada
ketua tim peneliti,
18