BAB I PENDAHULUAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
tujuannya dapat terwujud. Kawasan Tanpa Rokok adalah salah satu upaya
pemerintah dalam melindungi orang yang tidak merokok dari paparan asap
dalam menjaga kesehatan perokok aktif, maupun perokok pasif agar dapat
menghirup udara bersih yang bebas dari paparan asap rokok dengan
2011).
kondisi yang terjadi saat ini. Terlebih pembentukan produk hukum tersebut
Dendanya juga tidak main-main ini sampai Rp50 juta dan kurungan,
yang kita lihat tidak ada yang sampai di denda segitu, padahal peraturan
ini berlaku dari 2013. Anggota DPRD tersebut menilai lemahnya
semakin enggan untuk patuh. Sementara itu Kepala Sub Bantuan Hukum
perda tersebut tak lain guna mengurangi perokok dan dampak yang
setidaknya 88 per 100 ribu orang meninggal akibat rokok. Sementara versi
tahunnya. Indonesia di urutan ketiga setelah China dan India, tapi yang
denda yang diterapkan sangat tinggi, yaitu sampai Rp50 juta, menurut
2022).
Perda dibentuk sesuai dengan asas pembentukan peraturan
lebih 4000 bahan kimia dimana 200 diantaranya beracun dan 43 jenis
negatif yang sangat luas, tidak saja terhadap kualitas kesehatan tetapi
Masalah rokok sampai saat ini masih menjadi masalah nasional yang
masih saja banyak orang yang sulit lepas dari jeratan bahaya rokok.
1. Penyakit Paru-Paru
kanker pada bagian testis. Sedangkan pada wanita yang merokok bisa
3. Penyakit Lambung
4. Stroke
2022).
Tahun Persentase
2007 34,4 %
2013 36,3 %
perokok dunia pada tahun 2013 mencapai 1,2 milyar orang dan 800 juta
dari tahun 2007 sampai 2013 karena cenderung meningkat dari 34,2
persen tahun 2007 menjadi 36,3 persen tahun 2013. Sebanyak 64,9
persen laki-laki dan 2,1 persen perempuan masih menghisap rokok tahun
dari 10 tahun yang merokok sebesar 29,2% dan angka tersebut meningkat
sebesar 34,7 persen pada tahun 2010 untuk kelompok umur di atas 15
tahun.
2013 28,8 %
2018 29,3 %
persen pada tahun 2013 menjadi 29,3 persen pada tahun 2018. Pada saat
sekarang ini, kebiasaan merokok tidak hanya menjadi masalah pada orang
dewasa, namun juga semakin marak pada kalangan anak dan remaja. Hal
usia 10-18 tahun yakni sebesar 1,9 persen dari tahun 2013 sebanyak 7,2
persen ke tahun 2018 hingga 9,1 persen. Data Riset Kesehatan Dasar
Laki-laki 47,3 %
Perempuan 1,2 %
Daerah Persentase
Pedesaan 25,8 %
Perkotaan 23 %
laki-laki 47,3 persen dan perempuan 1,2 persen. Menurut kelompok umur,
Makassar No. 4 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok. Peraturan ini
adalah ruangan dan area dengan batas pagar terluar yang dinyatakan
Makassar?
Makassar
1. Manfaat Ilmiah
Tinjauan Pustaka
kretek, rokok putih, cerutu atau bentuk lainnya yang dihasilkan dari
92% dan komponen padat atau partikel sebanyak 8%. Asap rokok
(CO2).
a. Nikotin
ketergantungan.
cepat dan bekerja lebih keras jika penggunaan nikotin sudah terlalu
b. Tar
saat Rokok dibakar setelah dikurangi nikotin dan air, yang bersifat
selain itu tar mengandung bahan kimia yang beracun, yang dapat
dalam rokok yang tidak memiliki bau seperti pada asap yang
aktif) tapi juga akan berdampak pada orang lain yang tidak
Pemerintah : 2012).
Isi dalam naskah FCTC secara umum terbagi atas dua bagian
dilakukan yaitu:
menyesatkan.
merokok.
berhenti merokok).
diantaranya:
2003).
tempat yang menjadi Kawasan Tanpa Rokok dan pada ayat kedua
Kesehatan : 2009).
bertujuan untuk :
1) Memberikan acuan pada pemerintah daerah dalam
menetapkan KTR.
masyarakat.
2011).
d. Tempat Ibadah
e. Angkutan Umum
f. Tempat Kerja
atau tetap dimana tenaga kerja bekerja, atau yang dimasuki tenaga
kerja untuk keperluan usaha dan dimana terdapat sumber atau
sumber-sumber bahaya.
g. Tempat Umum
h. Tempat Lainnya
1. Staf
Sumber Daya Manusia yang menjalankan implementasi kebijakan
2. Kewenangan
3. Informasi
suatu kebijakan.
tugaskan tidak memiliki pembagian tugas dan wewenang yang jelas yang
dikerjakannya.
fragmentasi.
ditetapkan.
1980).
di atas kertas.
telinga para pemimpin dan para pemilih yang mendengarkannya dan lebih
diantaranya :
dari atas ke bawah, dalam arti arus komunikasi yang terjadi harus jelas
dan tegas.
METODE PENELITIAN
atau kekhasan dari pengaruh sosial yang tidak bisa dipaparkan, diukur atau
penelitian, karena mempertanyakan makna sebuah obyek secara mendalam dan tuntas
sampai ke akarnya. Responden dalam penelitian ini terus berkembang sampai peneliti
peneliti akan terlibat langsung dengan masyarakat, mengamati fenomena yang terjadi
menurut Nawawi dan Martini (1994), penelitian deksriptif kualitatif adalah penelitian
yang menggambarkan atau melukiskan objek penelitian berdasarkan fakta-fakta yang
Tanpa Rokok di Kota Makassar apakah sudah sesuai dengan peraturan yang ada
Tabel 3.1
Operasionalisasi Konsep
1 2 3
sumbernya ,meliputi:
1. Data primer
bersumber dari lokasi dan fokus penelitian. Data primer dikatakan sebagai
data asli yang bersifat terkini. Data ini dikumpulkan langsung oleh peneliti
penelitian. Data primer merupakan data yang didapat peneliti secara langsung. Data
primer yang dimaksudkan disini dapat ditemukan pada saat observasi ke lapangan
2. Data sekunder
Data sekunder adalah data yang didapat peneliti secara tidak langsung atau dapat
dikatakan data dari pihak kedua. Data sekunder ini dapat ditemukan di penelitian
sebelumnya maupun perundang- undangan atau peraturan yang berlaku. Data
yang sudah ada. Data sekunder dapat berupa laporan Biro Pusat Statistik,
3.2 Informan
“sumber informasi yang ditentukan terlebih dahulu yang dilandasi tujuan dan
berfungsi sebagai sarana untuk menghimpun data dengan tujuan untuk memudahkan
pekerjaan dan mengharapkan data yang didapatkan lebih komprehensif dan sistematis
mudah untuk diolah. Penelitian yang menggunakan metode kualitatif peneliti
ditemukan dilapangan.
Nasution dalam Hardani et. al. (2020:118) dalam A.Nur Chofifah (2021)
opsi terbaik. Alasannya adalah dalam penelitian kualitatif ini segalanya belum pasti
dan masih perlu dikembangkan selama penelitian baik itu masalah, fokus, prosedur
penelitian, bahkan capaian yang diharapkan.” Aspek tersebut tidak dapat disimpulkan
dengan jelas dan pasti sebelumnya. Dalam keadaan ketidakpastian tersebut, tidak ada
hal lain peneliti sendirilah yang menjadi tools yang dapat mencapai tujuan tersebut.
peneliti berperan sebagai instrumen utama dalam penelitian. Hal ini dibangun
1. Observasi
Observasi menurut Young dan Schmidt pada tahun 1973 dalam bukunya
unit kegiatan yang besar dan lus pada fenomena khusus yang diamati terjadi.
bernilai kecil jika tidak mencakup suatu gambaran yang cukup memadai
tentang sifat dari kondisi sosial atau unit kegiatan yang lebih besar di dalam
kegiatan sosial khusus yang terjadi. Sukmadinata (2005) dalam Hardani et. al
and the meaning attached to those behavior”. Artinya bahwa pada teknik
2. Wawancara
Wawancara adalah metode yang bisa digunakan dalam pengumpulan
dapat juga dikatakan bahwa wawancara adalah face to face dialogue antara
secara tatap muka antara peneliti dan informan sehingga peneliti dapat
menggali informasi lebih mendalam tentang apa yang ingin ditelitinya. Seperti
seseorang tentang peristiwa, gejala, fakta dan realita yang terjadi dilapangan.
1. Wawancara terstruktur
Jenis wawancara ini dipilih jika peneliti telah memahami dengan tepat
pengumpulan datanya.
dengan metode ini telah memiliki pedoman wawancara sebagai acuan dalam
pada teori yang digunakan serta tujuan penelitian yang telah ditentukan.
4. Dokumentasi
merupakan metode pengumpulan data dengan cara mencari data/dokumen yang telah
laporan tertulis maupun daftar inventaris yang diperoleh terkait dengan informasi
terus menerus hingga tuntas dan datanya jenuh. Aktivitas dalam analisis data
yaitu meliputi tiga hal (a) reduksi data (data reduction), (b) penyajian data
1. Reduksi Kata
mencari tema dan pola dan menghilangkan yang tidak diperlukan. Reduksi
mengembangkan catatan inti dari data yang diterima melalui temuan data .
laporan si peneliti. Reduksi data ini akan berlangsung secara terus-menerus selama
penelitian kualitatif ini berlangsung. Reduksi data dilakukan dengan cara pemilihan,
observasi di lapangan, wawancara dengan informan dan melalui telaah dokumen. Hal
ini dilakukan dengan tujuan agar peneliti mendapatkan informasi dan data yang jelas
Penyajian data bertujuan untuk memahami apa yang telah terjadi sebelumnya dan
merencanakan apa yang akan dilakukan selanjutnya berdasarkan dari apa yang
dipahami tadi. Penyajian data ini disusun dalam bentuk naratif dari informasi serta
data-data yang telah didapatkan sebelumnya dari hasil reduksi, sehingga nantinya
informan, sehingga lebih mudah dimengerti oleh peneliti sendiri dan orang lain.
3. Penarikan Kesimpulan
Proses analisis data diakhiri dengan tahap penarikan kesimpulan atau verifikasi.
ini digunakan untuk membantu peneliti menguraikan pentingnya data yang telah
pernyataan subjek penelitian dengan makna yang terkandung dalam konsep dasar
biasanya tidak terjadi secara bersamaan khususnya tahap reduksi data dan penyajian
penyajian data yang dilakukan sebelumnya. Kegiatan ini dimaksudkan untuk mencari
makna-makna yang ada dan memberikan penjelasan. Jika peneliti merasa
kesimpulan yang ada belum kuat, maka sebaiknya kembali mengambil data di
lapangan.
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan suatu tempat yang akan diteliti dalam mencari
dan mengumpulkan data yang akan digunakan dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan di Kota Makassar. Adapun Alasan pemilihan lokasi penelitian ini yaitu
penelitian dan lokasi tersebut merupakan garda terdepan dalam Kawasan Tanpa
Rokok.
B. Jadwal Penelitian
1. Pengajuan
Judul dan
Penyusunan
Skripsi
2. Seminar Skripsi
3. Perbaikan
Skripsi
4. Pelaksanaan
Penelitian dan
pengumpulan
data
5. Penyusunan
Skripsi
6. Ujian
Komprehensif
Skripsi
7. Perbaikan dan
pengumpulan
skripsi
Jadwal Magang Riset Terapan Penelitian Pemerintah dan Penyusunan Skripsi Akhir Tahun Akademik
2022/2023
Sumber : Diolah Berdasarkan Kalender Akademik Institut Pemerintahan Dalam Negeri tahun ajaran 2022/2023
43
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Edward GC. Implementing Public Policy, Congressional. Washinton: Quarterly Press; 1980.
Hamidi. Metode Penelitian Kualitatif. Aplikasi Praktis Pembuatan Proposal Dan Laporan Penelitian (Malang.
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman teknis pengembangan Kawasan Tanpa Rokok Jakarta: Kementerian
Panjaitan, E. P. D. Analisis Implementasi Peraturan Daerah Kota Medan Nomor 3 Tahun 2014 tentang
Kawasan Tanpa Rokok pada Sekolah di Kota Medan. Skripsi sarjana. Fakultas Kesehatan
Subarsono, A. G. Analisis Kebijakan Publik: Konsep, Teori Dan Aplikasi. Yokyakarta: Penerbit Pustaka
Pelajar. 2006
44
Suriyanti, A. I. Implementasi Kebijakan Kawasan Tanpa Rokok (KTR) Di Terminal Regional Daya Kota
Makassar. Skripsi Sarjana. Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Muslim Indonesia. Makassar.
2016
Winarno, B. Kebijakan Publik dan Teori. Yogyakarta: Penerbit Media Presindo. 2002.
B. Perundang-Undangan
Peraturan Daerah Kota Makassar No. 4 Tahun 2013 tentang Kawasan Tanpa Rokok
Peraturan Pemerintah Nomor 109 Tahun 2012 tentang Pengamanan Bahan yang Mengandung Zat Adiktif
Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2003 perubahan atas Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2000
Peraturan Bersama Menteri Kesehatan dan Menteri Dalam Negeri No. 7 Tahun 2011 tentang Pedoman
C. Jurnal
45
Ratih, F. K. & Hidayat, B. 2015. Eadiness Of Policy Implementation Of Indonesian Health Workers In Facing
The Services Liberalization Within The Framework Of ASEAN Framework Agreement On Services
(Review on mode 4 AFAS: Movement of natural persons). . Journal of Indonesian Health Policy and
D. Website
SINDONEWS.com, Implementasi Perda Kawasan Tanpa Rokok di Makassar Disebut Belum Optimal,
46