Oleh :
Andri A. Managanta1)
RINGKASAN
Kata Kunci: Jagung Manado Kuning, Seleksi Massa, Respon Seleksi, Daya Waris
13
selanjutnya dan juga dapat Desember 2005 - Maret 2006
menunjang program pemuliaan diambil 508 tongkol (tanpa klobot)
tanaman. yang telah di seleksi oleh petani
untuk dijadikan benih pada musim
METODOLOGI PENELITIAN tanam Januari 2007 hingga April
2007. Pemilihan tongkol-tongkol
Tempat dan Waktu Penelitian tersebut sesuai dengan kriteria
petani yaitu biji berwarna kuning,
Penelitian ini dilakukakan di
tongkol kelihatan berukuran besar
desa Talikuran Kecamatan
dan berat menurut perasaan petani.
Tompaso, dengan lama penelitian 4
Selanjutnya tongkol-tongkol tersebut
bulan (Januari 2007 hingga April
(tongkol bersama biji) satu persatu di
2007).
timbang menggunakan timbangan
analitik, dipilih 80 tongkol yang
Metode Penelitian
mempunyai berat di atas 110,1 g.
Penelitian ini dilaksanakan Kemudian diamati komponen
dalam bentuk evaluasi populasi awal produksi, meliputi : 1). Berat biji per
P0 dan populasi P1 tanaman Jagung tongkol, 2). Berat tongkol tanpa biji,
Manado Kuning di Desa Talikuran 3). Jumlah biji per tongkol, 4) Jumlah
Kecamatan Tompaso. biji dalam satu baris per tongkol, dan
5). Panjang tongkol. Setelah itu
Alat dan Bahan Penelitian berdasarkan data komponen
Alat yang digunakan dalam produksi dipilih 20 tongkol yang
penelitian ini yaitu bajak, kamera, mempunyai berat biji per tongkol
meteran/mistar, timbangan analitik, diatas 149,9 g. Keduapuluh tongkol
label, pisau, alat tulis menulis, tersebu di pipil dan diambil 100 biji
jangka sorong, traktor tangan, tali, untuk dijadikan benih pada periode
cangkul, ember, tugal dan hand musim tanam Januari 2007 – April
sprayer. 2007. Seratus biji tersebut diambil
Bahan yang digunakan adalah dari biji yang berada pada bagian
benih Varietas Jagung Manado tengah tongkol dan sebelum
Kuning hasil penanaman petani ditanam, biji-biji tersebut (20x100
musim tanam Desember 2005 biji) di campur secara merata
sampai dengan Maret 2006 di (Dahlan, 1998 ; Suaib dkk, 2000).
Talikuran Kecamatan Tompaso,
Pupuk (Urea , TSP, KCl), dan PPC Kegiatan Penanaman
(pupuk pelengkap cair) Plant A. Pengolahan Lahan dan
Catalyst. Penanaman
Pertama diadakan pembersihan
PROSEDUR PENELITIAN lahan dari semak-semak dan
Kegiatan Sebelum Penanaman material kasar lainnya. Tanah
Dalam penelitian ini, dari hasil diolah menggunakan traktor
panenan petani pada musim tanam tangan (hand tractor), dibajak dua
14
kali lalu diratakan menggunakan air pemberian PPC
sisir. Sesudah itu lahan dibiarkan dimaksudkan agar tanaman
selama dua minggu agar gulma menghasilkan pertumbuhan
terlebih dahulu mengalami optimal karena salah satu
pembusukan. Petak dibuat syarat dalam seleksi massa
berukuran 20 m x 15 m dan adalah tanaman yang diseleksi
kemudian dibagi lagi menjadi 20 harus optimal
anak-anak petak yang berukuran pertumbuhannya.
5 m x 3 m selanjutnya benih 2) Penyiangan dan Pembubunan
ditanam dengan jarak 80 x 30 cm. Penyiangan dilakukan
Lobang tanam dibuat dalam bersamaan dengan
bentuk larikan sedalam kira-kira 7 pembumbunan, yaitu pada
cm setiap lubang ditanam dengan umur 28 hari sesudah tanam.
1 butir benih.
C. Pengamatan
B. Pemeliharaan
Dari setiap anak petak
1) Pemupukan
diamati komponen produksi 5
Tanaman dipupuk dengan 90
tanaman (tongkol) sesuai dengan
kg N/ha, 45 kg P2O5/ha, dan
variabel pengamatan yang telah
90 kg K2O5 /ha. Pemberian
ditetapkan sehingga terdapat
pupuk N, dalam hal ini urea
sebanyak 100 tanaman (tongkol)
adalah 1/3 bagian pada saat
yang diamati.
tanam dan 2/3 bagian sisanya
diberikan pada 28 hari
Variabel Pengamatan
sesudah tanam bersamaan
a. Jumlah biji dalam satu baris per
dengan penyiangan dan
tongkol : dihitung biji yang
pembumbunan menggunakan
terdapat dalam satu baris
cangkul. Pemberian pupuk
pertongkol.
secara tugal di samping kiri-
b. Jumlah biji per tongkol : dihitung
kanan lobang tanam dengan
semua biji yang terdapat dalam
jarak 7 cm dan dalam 10 cm.
satu tongkol.
Pupuk urea dan TSP diberikan
c. Panjang tongkol (cm) : diukur
pada lobang yang satu, dan
mulai dari pangkal sampai di
KCl diberikan pada lobang
ujung tongkol menggunakan
tanam lainnya (Anonimus,
meteran.
1986 dalam Runtunuwu,
d. Berat biji per tongkol (g) :
1990). Diikuti penyemprotan
ditimbang semua biji yang
PPC (pupuk pelengkap cair)
terdapat dalam satu tongkol
Plant Catalyst pada bagian
menggunakan timbangan analitik.
daun dalam plot percobaan
e. Berat tongkol (g) : buah jagung
dari minggu kedua sampai
yang sudah dikupas dari klobot
minggu kedelapan
kemudian dijemur dibawah terik
menggunakan hand sprayer
matahari setelah itu ditimbang
dengan dosis 10 g per 14 liter
15
menggunakan timbangan analitik 2p : Ragam fenotip
secara satu per satu. n : Banyaknya pengamatan
dalam pencaran frekwensi
ANALISIS DATA xi : Nilai tengah kelas ke-i
x : Rata-rata hitungan dari
Untuk mengetahui nilai pencaran frekuensi
ragam aditif dari karakter kuantitatif fi : Frekuensi ke-i
tanaman, digunakan rumus sebagai k : Banyaknya kelas dalam
berikut (persamaan 1) : pancaran frekwensi
( k = 1 + 3.322 log n )
2A= 2 pq2 ……………………(1)
2D=(2pqd)2...............................(2) Dimana :
KKG : Koefisien keragaman genetik
Dimana :
KKP : Koefiesien keragaman
2D : Ragam dominan fenotipe
d : Tingkat dominasi g : Akar kuadrat ragam genetik
Secara matematik ragam genetik p : Akar kuadrat ragam fenotipe
dapat ditentukan sebagai berikut x : Nilai tengah suatu karakter
(persamaan 3) : tanaman
Dimana :
16
Untuk menentukan respon produksi jagung Manado Kuning
seleksi digunakan Hermiati (2000) yang digunakan dalam penelitian ini.
sebagai berikut:
Frekuensi Gen dan Frekuensi
R = h S = R/ x = h S/x ; S/x = i
2. 2 Genotipe Populasi Tanaman
Jagung Manado Kuning di Desa
Jadi R = i P Talikuran Kecamatan Tompaso
h2...................................(8)
Komposisi genetik dari
Dimana : genotipe-genotipe dalam populasi
R : Respon seleksi ditentukan berdasarkan frekuensi
i : intensitas seleksi gen. Frekuensi gen adalah istilah
x : Standar deviasi fenotip untuk yang digunakan untuk menunjukkan
sifat-sifat yang diseleksi proporsi dari semua lokus untuk
2
h : heritabilitas sifat yang diseleksi pasangan gen atau rangkaian alel
ganda dalam suatu populasi.
Frekuensi gen identik dengan
HASIL DAN PEMBAHASAN frekuensi alel, yang menunjukkan
Penerapan Metode seleksi proporsi alel berbeda yang
massa untuk meningkatkan menyusun lokus gen (Crowder,
produktivitas tanaman jagung 1981). Frekuensi alel dapat
memerlukan beberapa generasi ditentukan dari dari jumlah genotip
(siklus seleksi). Di dalam setiap yang berbeda dalam suatu populasi.
siklus seleksi, benih untuk generasi Konsep frekuensi gen ini dapat
selanjutnya dipilih dari tongkol- digambarkan secara sederhana,
tongkol terbaik pada generasi dengan anggapan gen atau
sebelumnya (Mangoendidjojo, rangkaian gen alel (Warwick dkk,
2003). Oleh karena itu, perlu untuk 1987). Frekuensi gen dan frekuensi
diketahui terlebih dahulu bagaimana genotip karakter kuantitatif terlihat
frekuensi gen, frekuensi genotipe pada Tabel 1.
dan daya waris dari komponen
Tabel 1. Frekuensi Gen Dominan (p), Frekuensi Gen Resesif (q) ; Genotipe
Homizygot Dominan, Heterozygot, dan Homozygot Resesif Karakter
Kuantitatif dari 100 Tongkol Populasi Jagung Manado Kuning di Desa
Talikuran Kecamatan Tompaso.
19
Tabel 3. Respon seleksi jagung Manado Kuning Populasi P0 dan Populasi P1
Berdasarkan Jumlah Biji dalam Satu Baris (JBB), Jumlah Biji (JB),
Panjang Tongkol (PT), Berat Biji (BB), dan Berat Tongkol (BT).
_ _ _ _ StDev StDev
Karakter P0 P1 P1 – P0 P0 P1
Jumlah Biji dalam Satu Baris 30,68 30,9 0,22 2,73 1.85
Jumlah Biji 392,1 406,7 14.6 40.0 24.8
Panjang Tongkol (cm) 16,2 16,6 0,4 1,37 1,34
Berat Biji (g) 0,37 0,38 0,01 0,04 0,05
Berat Tongkol (g) 26,6 27,36 0,76 6,0 5,29
Jumlah Biji dalam Satu Baris Jumlah Biji dalam Satu Baris (JBB)
P0 dan P1 didapatkan respon seleksi
Jumlah biji dalam satu baris
berdasarkan rata-rata sebesar 0,22
100 tongkol Jagung Varietas
(0,7 %). Sebaran dan kemajuan
Manado Kuning bervariasi dari 25
seleksi jagung Manado Kuning
(terendah) – 34 (tertinggi) dengan
berdasarkan karakter jumlah biji
rata-rata 29,4 Sedangkan rata-rata
dalam satu baris (JBB) disajikan
20 tongkol meningkat sebesar 0,7%
pada Gambar 1 .
dari rata-rata P0 30,68 menjadi P1
30,9 (Tabel 3). Jadi jika
dibandingkan dengan rata-rata
Gambar 1. Sebaran Data Jumlah Biji dalam Satu Baris (JBB) Jumlah Biji ( JBi )
20
rata P0 392,1 menjadi P1 406,7 rata sebesar 14,6 (3,7%). Sebaran
(Tabel 3). Jadi jika dibandingkan dan respon seleksi jagung Manado
dengan rata-rata Jumlah Biji (JBi) P0 Kuning berdasarkan karakter jumlah
dan P1 didapatkan respon seleksi biji (JB) disajikan pada Gambar 2 .
Jumlah Biji (JBi) berdasarkan rata –
21
Gambar 3. Sebaran Data Panjang Tongkol (PT)
22
Menurut Poehlman (1986), jagung yang dilakukan di
pada mulanya seleksi massa Universitas Illinois USA, sejak tahun
dianggap tidak efektif digunakan 1896, percobaan disimpulkan oleh
untuk meningkatkan hasil. Akan Leng (1962) seleksi menghasilkan
tetapi dengan perbaikan tatacara tingkat penampilan yang lebih besar
percobaan dan pengendalian dibandingkan dengan kisaran
lingkungan, kedua alasan diatas tertinggi yang ada pada populasi
tidak dapat dibuktikan, malahan asal. Seleksi massa telah
beberapa jenis tanaman seperti dipraktekan untuk memperbaiki
jagung, hasilnya dapat ditingkatkan varietas Metro dan Petra, setelah 5
hingga 23 % dalam 10 generasi siklus seleksi kenaikan hasil per
seleksi 2,8 % per siklus seleksi seleksinya masing-masing 2.8 dan
(Poehlman dan Sleper, 1995 dalam 3.2%. (Subandi dkk, 1982 dalam
Suaib et. all, 2000). Dahlan, 1992).
Seleksi massa pada jagung
varietas Hasys Golden di Nebraska, Berat Tongkol (BT)
USA, setelah 15 siklus seleksi
Berat Tongkol (BT) 100
peningkatan hasil biji 3,0 % per
tongkol Jagung Varietas Manado
siklusnya (Gardner, 1977 ; Garnder
Kuning bervariasi dari 17,8 g
1978). Seleksi masa pada Jagung
(terendah) – 39,6 g (tertinggi)
juga bermanfaat dalam menaikan
dengan rata-rata 25,8 g Sedangkan
rata-rata hasil biji setelah 4 siklus
rata-rata 20 tongkol meningkat
seleksi mengalami peningkatan 5,1
sebesar 2,8 % dari rata-rata P0 26,6
%, dan juga kosentrasi protein
g menjadi P1 27,36 g (Tabel 3).
meningkat 7,0 %. (Eleftherios. et all,
Jadi jika dibandingkan dengan rata-
1999). Gardner (1968) telah berhasil
rata Berat Tongkol (BT) P0 dan P1
menaikan hasil biji jagung varietas
didapatkan respon seleksi
Hays-Golden dengan total respon
berdasarkan rata-rata sebesar 0,76
kenaikan 23 % dari populasi asal
g (2,8%) Sebaran dan respon
selama 10 generasi seleksi massa
seleksi jagung Manado Kuning
diatas 10 tahun, dan respon tiap
berdasarkan karakter berat tongkol
generasi 28%.
(BT) disajikan pada Gambar 5.
Disamping itu dari hasil
penelitian seleksi kandungan minyak
23
Gambar 5. Sebaran Data Berat Tongkol (BT)
Tabel 4. Pendungaan Respon Seleksi (R) dari 20 Tongkol P0 dan 100 Tongkol
P1 Jagung Manado Kuning di Desa Talikuran Kecamatan Tompaso.
No Karakter R0 R1
Hasil penelitian menunjukkan bahwa dapat dilihat dari nilai respon seleksi,
kelima karakter kuantitatif tanaman yang hasilnya tercantum pada Tabel
jagung Manado Kuning di Desa 4.
Talikuran Kecamatan Tompaso,
memiliki respon seleksi yang Respon seleksi akan tampak
berbeda-beda antara satu karakter dengan pertambahan rata-rata
dengan karakter yang lain. Hal ini karakter yang diseleksi pada setiap
24
generasi seleksi dan dengan seleksi . 1997. Variasi Genetik dan
akan terbentuk populasi dengan Daya Waris Beberapa Karakter
susunan genotip yang baru. Kuantitatif pada Padi di Sela
Penggunaan intensitas yang tinggi Tanaman Kelapa. Eugenia 3 (2)
misalnya lebih besar dari 1 %, :67-73.
cenderung menjadi genotipe-
Apriantono. Peluncuran Perdana
genotipe responnya sangat
Benih Unggul Jarak Pagar
dipengaruhi oleh lingkungan
(Japtropha Curcas. L). InfoTek
(interaksi antara genotipe x
JP No 7-2006_doc.htm. Diakses
lingkungan adalah besar ). Intensitas
15 September 2007
yang tinggi menyebabkan
terbatasnya kemungkinan terjadinya Avivi, S .Heterosis, Persilangan
rekombinasi, dan hal ini merupakan Antar Spesies, Dan Heritabilitas.
faktor pembatas terhadap respon http://www.google.com/search.
seleksi jangka panjang (Hermiati, Diakses 29 Septermber 2007
2000). Banziger, F. Betran, and H,R. Lafitte.
1997. Efficiency of High-
Nitrogen Selection
KESIMPULAN DAN SARAN
Environments for Improving
Kesimpulan Maize for Low Nitrogen Target
Environments. Crop Sci. 37 :
Penerapan metode seleksi
1103-1109
massa pada tanaman jagung
Varietas Manado Kuning di desa Badan Benih Nasional Dirjen Bina
Talikuran Kecamatan Tompaso Produksi Tanaman Pangan
dapat meningkatkan berat biji Deptan 2003, Deskripsi Varietas
pertongkol rata-rata sebesar 0,01 g Jagung Dilepas 2000-2003
(2,7%) selama satu daur seleksi. dalam Zuriat 14 (2), 2003 ; 112.
Ceccareli, S. 1994. Spesific
Saran
Adaptation and Breeding for
Perlu diadakan penelitian Marginal Condition. Euphytica
lebih lanjut pada generasi berikutnya 77:205-219.
agar respon seleksi semakin
Crowder, L. V. 1981. Plant Genetics.
meningkat.
Terjemahan Kusdiarti, L. 1997.
Genetika Tumbuhan. Gadjah
Mada University Press.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta.
Allard, R.W. 1960. Principles of Plant Dahlan, M. Kasno, A dan
Breeding. John Wiley dan Jons Hasnam.1992. Prosiding
Inc. New York. Simposium Pemuliaan Tanaman
1. Perhimpunan Pemulia
Awuy, E. 1993. Dasar Pemuliaan
Tanaman Indonesia. Komisariat
Tanaman. Fakultas Pertanian
Daerah Jawa Timur dalam
Unsrat Manado.
25
Dahlan, M dan Slamet, S. 1992. Mangoendidjojo, W. 2003. Dasar-
Pemuliaan Tanaman dasar Pemuliaan Tanaman.
Jagung.Balai Penelitian Kanisius. Yogyakarta.
Tanaman Pangan Malang.
Mettler, E. L, Gregg, G.T and
.1998. Pembentukan dan Produksi Schaffer. 1998. Population
Benih Varietas Bersari Bebas. Genetics and Evolution.
Balai Penelitian Tanaman Prentice – Hall ; Inc. New
Pangan Bogor. Jersey.
Eleftherios A. Bletsos, Christos K. Poespodarsono. 1998. Dasar-dasar
and Goulas. 1999. Massa Ilmu Pemuliaan Tanaman.
Selection for Improvement of Direktorat Jenderal Pendidikan
Grain Yield and Protein in a Tinggi Departemen Pendidikan
Maize Population. Crop Sci. 39 : Nasional. Jakarta
1302-1305.
Poehlman, J.M. 1970. Breeding
Falconer, D. S. 1972. Introduction to Field Crop. AVI Publishing
Quatitative Genetics. The Company. Inc. Westpot
Roland Press Company. New Connecticut,. Dalam H. L. L.
York. Lendeng. 2004. Variabilitas
Genetik dan Heritabilitas
Fathoni, A. 2005. Metode Penelitian
bebeberapa Karakter Kuantitatif
dan Teknik Penyusunan Skripsi.
Kacang Hijau (Phaseolus
PT Rineka Cipta. Jakarta
radiatus). Jurusan Budidaya
Gardner, C.O. 1977. Quantitative Pertanian Fakultas Pertanian
Genetics Studies and Universitas Sam Ratulangi.
Population in Maize and Manado (Skripsi).
Sorghum. Proc. Of. The Int.
Runtunuwu, D.S. 1990. Tumpang
Conf on. Quantitative Genetics.
Sari Jagung dan Kedelai
The Iowa State University.
Dibawah Naungan Kelapa Tua.
Press. Ames. P. 475-489.
Tesis Magister Sains. KPK IPB-
Gomez, K.A. and Gomez, A.A. 1995. UNSRAT.
Prosuder Statistik untuk
Rukmana. 1997. Usaha Tani
Penelitian Pertanian. Universitas
Jagung. Kanisius. Jakarta.
Indonesia. Jakarta.
Suprapto. 1998. Bertanam Jagung.
Hanafilah K, K. A. 1994. Dasar-
Penebar Swadaya. Jakarta.
Dasar Agrostatistika. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta. Subandi. 1998. Perbaikan Varietas.
Balai Penelitian Tanaman
Hermiati, N. 2000. Pengantar
Pangan Bogor.
Pemuliaan tanaman. Jurusan
Budidaya Pertanian. Universitas Suaib, Hadini, H. and Boer, D. 2000.
Padjajaran. Bandung. Pengantar Pemuliaan Tanaman.
Departemen Pendidikan
Nasional.
26
Sastrosupadi, A. 2000. Rancangan
Percobaan Praktis Bidang
Pertanian. Kanisius.
Yogyakarta.
Warwick, E. J,. J. M. Astuti dan W.
Hardjosubroto. 1987. Pemuliaan
Tanaman Ternak. Gadjah Mada
University press. Jogjakarta.
Wricke, G. and Weber, E. W. 1986.
Quantitative Genetics and
Selection and Plant Breeding.
Walter de Gruyter. Berlin. New
York.
27