Anda di halaman 1dari 8

INOVASI PUTING SI NAGA DI KABUPATEN BANYUWANGI

(Penggunaan Lampu Tingkatkan Produksi Buah Naga)

1. Apa itu buah naga?

Buah naga (Inggris: dragon fruit / pitaya) merupakan buah dari beberapa jenis
kaktus dari marga hylocereus dan selenicereus, Buah ini berasal dari Meksiko,
Amerika Tengah dan Amerika Selatan bagian utara (Colombia).tanaman ini
dulunya hanya dipergunakan sebagai tanaman hias karena bentuknya yang unik,
eksotik, serta tampilan bunganya yang cantik. Buah naga mulai masuk ke
Indonesia sekitar tahun 1990-an dan baru dikembangkan masyarakat pada awal
tahun 2000 khususnya di Pasuruan, Jember, Mojokerto, dan Jombang.

Buah naga memiliki berbagai varietas yang dapat dimakan, diantaranya :

 Hylocereus undatus. adalah buah naga yang memiliki kulit buah


berwarna merah dan dagingnya putih. Jenis ini merupakan jenis yang
paling banyak dibudidayakan di Indonesia karena perawatannya yang
mudah.
 Hylocereus polyrhizus. Yang buahnya berwarna merah muda dengan
daging buah merah, atau sering disebut buah naga merah. Buah naga ini
memiliki tekstur daging buah yang lebih berair dan sedikit berlendir.
 Selenicereus megalanthus, yaitu buah naga dengan kulit kuning dan buah
yang putih. Ukuran buah naga ini lebih kecil dari buah naga biasanya,
buah ini biasanya hanya didapatkan di pasar swalayan modern dengan
harga jual yang tinggi.
 Hylocereus costaricensis, atau sering disebut buah naga hitam.
Merupakan buah naga yang memiliki dagung sangat merah. Warna merah
kehitaman buah ini berasal dari pupuk alami yang bernama black natural,
black natural berasal dari campuran pupuk kotoran sapi, cengkeh sisa
pabrik rokok(cengkok cengkeh), ampas jamu, dan abu sekam. Campuran
ini akan meningkatkan kandungan betakaroten pada buah naga sehingga
buahnya menjadi merah pekat.

Tanaman tahunan yang hanya berbuah pada musim penghujan ini memiliki rasa
yang unik dan manis serta memiliki berbagai kandungan dan manfaat bagi tubuh
kita diantaranya, sebagai sumber antioksidan yang baik, mencegah radikal bebas
dan mencegah kanker, mengurangi tekanan darah tinggi dan kadar kolesterol,
multivitamin, menurunkan berat badan, dan sebagainya. Hal ini membuat
permintaan buah naga di Indonesia semakin hari juga semakin tinggi.

2. Lokasi terbaik tanaman buah naga

Agar dapat tumbuh dengan baik, maka lokasi penanaman buah naga harus
memenuhi ketentuan sebagai berikut :

 Berada pada curah hujan sekitar 60 mm/bulan atau 720 mm/tahun dan
masih dapat ditolerir pada rentang curah hujan 600 – 1.300 mm/tahun.
Apabila deras dan berkepanjangan dapat menggenangi tanaman buah naga
yang dapat menyebabkan kerusakan tanaman terutama pembusukan akar
yang dapat merambat sampai pangkal batang.

 Mendapatkan intensitas sinar matahari sekitar 70% – 80%.

 Tumbuh lebih optimal apabila ditanam di daratan rendah antara 0 – 350 m


dpl.

 Mendapatkan suhu udara ideal sekitar 26 – 36 derajat celcius dengan


kelembaban 70 – 90 %.

 Tanah atau media tanam yang digunakan harus memiliki aerasi dan
drainase yang baik dengan tingkat derajat keasaman ph 6,5 – 7 dan kaya
nutrisi dengan kandungan kalsium yang tinggi agar tanaman buah naga
dapat tumbuh dengan baik dan maksimal.

3. Perjalanan budidaya buah naga di Kabupaten Banyuwangi


Kabupaten Banyuwangi merupakan kabupaten terluas di pulau Jawa, dengan luas
wilayah 5.782,50km persegi dengan jumlah penduduk 1.708 juta jiwa. 25,65%
dari total wilayah Banyuwangi merupakan area pertanian. Prioritas unggulan
kabupaten banyuwangi yaitu sektor UMKM, pertanian, dan pariwisata. Sektor
pertanian merupakan penyumbang terbesar pendapatan daerah kabupaten
Banyuwangi yakni sejumlah 29,69% dengan produk unggulan padi dan buah-
buahan. Salah satu produk unggulan pertanian di kabupaten Banyuwangi adalah
buah naga. Kabupaten Banyuwangi dikenal sebagai penghasil buah naga terbesar
di Indonesia. Luas tanaman buah naga di kabupaten banyuwangi yaitu
3.786hektar dengan produksi mencapai 82.544 ton pertahun.

Produksi buah naga yang demikian besar tentu terjadi pada saat panen raya yaitu
pada bulan november sampai bulan Maret. Sehingga pada bulan panen buah naga
tersebut sering kali terjadi overproduksi yang menyebabkan harga buah naga
ditingkat petani anjlok hanya 1.000 rupiah perkoligram. Tentu kondisi ini sangat
merugikan petani. Kondisi tersebut menyebabkan petani coba-coba beberapa
perlakuan yang membuat buah naga bisa panen diluar musimnya.

Beberapa perlakuan yang pernah dicoba yaitu, memberlakukan stressing air atau
tanaman buah naga tidak diberikan air irigasi dalam jangka waktu tertentu. Lalu
penggunaan zat perangsang buah yang dikombinasikan dengan pemberian pupuk
komplit MPK. Perlakuan ini dilakukan segera setelah masa panen buah naga.
Namun demikian beberapa percobaan yang dilakukan tersebut tidak bisa membuat
produksi buah naga optimal berbuah diluar musim.

Melihat kondisi ini, pemerintah Banyuwangi mulai melakukan inovasi terhadap


tanaman buah naga agar tingkat produksi di masa off-season tetap terjaga dengan
baik. PUTING SINAGA(penggunaan lampu tingkatkan produksi buah naga.
Merupakan teknologi tepat guna berbentuk penggunaan lampu di kebun buah
naga pada malam hari untuk merangsang pembungaan sehingga mengahsilkan
peningkatan produksi buah naga. Dengan puting sinaga petani dapat panen buah
naga diluar musim. Sehingga produktivitas meningkat dan mendapatkan harga
yang lebih tinggi.

4. Teknik penggunaan lampu

Penyinaran ini dilakukan dengan teknik-teknik sebagai berikut : Lampu-lampu


akan dipasang berderet disepanjang sela-sela tanaman. Tanaman buah naga
merupakan marga hylocereus yang berbunga hanya pada malam hari sehingga
proses penyerbukan yang sempurna dengan bantuan manusia hanya mungkin
dilakukan di malam hari. Teknik penyinaran yang dikembangkan umumnya ada
dua cara yaitu sistem 1:4 (satu lampu untuk menyinari empat pohon) dan sistem
1:2 (satu lampu untuk menyinari dua pohon). Lama penyinaran sangat
mempengaruhi tumbuhan buah naga berkembang. Tumbuhan buah naga akan
memasuki fase generatif (membentuk organ repsroduktif) hanya jika tumbuhan
tersebut menerima penyinaran yang panjang (lebih dari 14 jam) setiap harinya.
Penyinaran lampu akan diberikan mulai pukul 5 sore hingga pukul 6 pagi untuk
menjaga suhu tetap pada 26-36 derajat celcius. Daya yang dibutuhkan untuk
penyinaran bergantung pada luas tanah. Lampu yang digunakan disarankan pakai
LHI daya 12-15 watt yang berwarna kuning, jika kurang dari itu maka hasilnya
pun kurang maksimal, tetapi jika berlebihan maka batang pohon akan menguning.

Kuncup bunga pertama muncul pada 54 dan 42 hari setelah penambahan


penyinaran. Lalu kuncup bunga akan memasuki fase polinasi yaitu kondisi
dimana kuncup bunga akan mekar pada malam hari dan siap untuk dilakukan
penyerbukan. Penyerbukan dilakukan dengan metode manual dengan bantuan
manusia, caranya adalah dengan mengambil sebagian serbuk sari yang berada
disekeliling putik lalu masukkan serbuk sari ke dalam lubang kepala putik, setelah
itu tekan secara perlahan agar serbuk sari tidak tercecer dan masuk ke ovul.
Penyerbukan manual ini akan menghasilkan buah yang lebih besar daripada
penyerbukan alami.

5. Kontribusi PT PLN (persero) terhadap PUTING SINAGA


Dalam hal ini PT PLN (Persero) pun ikut berpartisipasi dalam perwujudan
PUTING SI NAGA ini melalui inovasi dari PLN lewat program bina lingkungan
listrik untuk sang naga dan membawa dampak yang sangat besar bagi petani
Banyuwangi, inovasi tersebut berbuah manis. Kristantus H. S (manajer PLN UP3
Banyuwangi) menyatakan bahwa PLN bersinergi bersama pemerintah kabupaten
banyuwangi didalam mendukung PUTING SINAGA sehingga produksinya bisa
ada setiap bulan dan perekonomian petani semakin meningkat pula. Lewat
program listrik untuk sang naga di Kabupaten Banyuwangi, PLN berhasil meraih
penghargaan di ajang CSR ( Corporate Social Responsibility ) Awards tahun 2020
meraih kategori platinum untuk kategori pelibatan dan pengembangan
masyarakat.

DRS. H. ARIEF SETIAWAN, MM. (kepala dinas pertanian & pangan kab.
Banyuwangi) menyatakan bahwa : “inovasi pelayanan publik dilakukan dengan
cara dinas pertanian dan pangan kab. banyuwangi menyusun SOP teknis budidaya
buah naga pembuahan optition menggunakan lampu dan melakukan kerjasama
dengan PLN agar petani buah naga terfasilitasi dengan baik dan optimal”

Petani : “Dengan adanya perlampuan ini, sangat luar biasa, petani buah naga
terbantu. Kita dapat mengambil keuntungan yang luar biasa dari yang dulunya
hanya di musim, kita sekarang bisa berbuah disepanjang musim, dan ini tentu
akan membuat pentani buah naga semakin tersenyum. Tentu kita sangat
berterimakasih terhadap peemerintah dan PLN yang menyupport”.

Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani A.A menyatakan bahwa penggunaan lampu


untuk meningkatkan produksi buah naga adalah kreativitas dan peluang yang luar
biasa. Oleh karenanya pemerintah kabupaten banyuwangi terus mendorong dan
memfasilitasi inovasi ini diterapkan secara berkelanjutan. Inovasi dan potensi
yang ada ini harus kita optimalkan bersama semua stakeholder sehingga dapat
dirasakan manfaatnya dalam mendorong kesejahteraan.

6. Manfaat inovasi PUTING SINAGA


Tanaman buah naga dapat dipanen sepanjang tahun. Panen buah naga sepanjang
tahun dapat memberikan dampak ekonomi dan peningkatan pendapatan petani.
Petani yang menggunakan inovasi penyinaran lampu pada tanaman buah naga
mampu meningkatkan taraf hidup petani. Peningkatan ekonomi ini terjadi karena
harga buah naga yang meningkat signifikan menjadi 260 juta rupiah pertahun
dengan asumsi harga rata-rata 10.000 rupiah perkilogram diluar musim panen.
Dibanding sebelum penggunaan lampu, pendapatan petani yaitu 28 juta rupiah
pertahun dengan asumsi harga rata-rata 2.000 rupiah perkilogram di masa panen.
KESIMPULAN

Adanya inovasi PUTING SINAGA diterima dengan baik oleh petani dan
masyarakat. Penggunaan inovasi ini mampu meningkatkan produktivitas petani
buah naga hingga maksimal. Hal ini menyebabkan tanaman buah naga yang
awalnya hanya bisa berbuah pada satu musim, kini mampu berbuah sepanjang
tahun dengan inovasi penyinaran lampu. Efek penggunaan inovasi penyinaran
lampu pada tanaman buah naga sangat baik bagi petani secara ekonomi maupun
sosial dan budaya dalam masyarakat. Kondisi ekonomi petani buah naga yang
kian meningkat dengan penghasilan yang besar mampu meningkatkan taraf hidup
petani yang awalnya biasa saja menjadi petani buah naga yang sukses.
DAFTAR PUSTAKA

Firdaus, Henri, dkk.2019. Powering Dragon Fruit Sukses Berkebun Buah Naga
Dengan Teknik Penyinaran Listrik Di Kabupaten Banyuwangi. Seminar Nasional
Inovasi dan Aplikasi Teknologi di Industri 2019 ISSN 2085-4218 Tema B -
Abdimas 2 Februari 2019.

Ardi, Arifin M. 2020. Rancang Bangun Sistem Kontrol Dan Pemantauan Lampu
Buah Naga Berbasis GPRS Dan Webpage PHP. Zetroem Vol 02. No 02 Tahun
2020 ISSN (Online) : 2656-081X.

Setyawati, Heni.2019. Analisis kajian fisiologi tumbuhan budidaya buah naga


(Hylocereus spp.) menggunakan lampu di Banyuwangi. Prosiding Symbion
(Symposium on Biology Education), e-ISSN: 2528-5726 Prodi Pendidikan
Biologi, FKIP, Universitas Ahmad Dahlan,30 Agustus 2019.

Susanto, Dwi Idra, dkk.2020. Efek Inovasi Penyinaran Lampu pada Usahatani
Buah Naga di Desa Bulurejo Kecamatan Purwoharjo Kabupaten Banyuwangi.
Jurnal Kirana 2020 Vol. 1(2): 74-82 Jurnal Komunikasi dan Penyuluhan
Pertanian.

Anda mungkin juga menyukai