Anda di halaman 1dari 3

Nama : Herni Rahmayanti

NIM : C1M016058

Teknologi Untuk Meningkatkan Produtivitas dan Nilai Tambah Buah Naga

Teknologi Penyinaran Lampu

Buah naga merupakan jenis tanaman kaktus dari marga Hylocereus yang berbunga hanya
pada malam hari (night blooming cereus) sehingga untuk proses penyerbukan yang sempurna
dengan bantuan manusia hanya mungkin dilakukan malam. Maka dari itu, salah satu cara yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas buah naga yaitu dengan pemberian cahaya
lampu untuk memperpanjang penyinaran. Salah satu petani yang mengembangkan teknik ini,
yakni petani buah naga di Banyuwangi. Dalam perkembangan bunga buah asal Meksiko tersebut
membutuhkan sinar matahari selama 12 jam, sedangkan matahari dalam sehari hanya mampu
memberikan sinarnya sekitar 9 sampai 10 jam. Dari hal itulah masyarkat banyuwangi memakai
bantuan sinar lampu, untuk meningkatkan perkembangan bunga. Teknik penyinaran tanaman
yang digunakan pada umumnya ada dua cara, yaitu sistem 4-1 (satu lampu untuk menyinari 4
pohon) dan sistem 2-1 (satu lampu untuk dua pohon). Menggunakan lampu 5 sampai 15 watt-an
yang berwarna kuning para petani menyinari pohon buah naga. Kawat-kawat diikatkan pada
setiap pohon rambatan buah naga, sehingga menghubungkan satu pohon dengan pohon yang
lain. Lalu bola lampu ditaruh diantara dua pohon buah naga. Satu buah bola mampu dapat
menyinari dua buah pohon buah naga. Sekitar pukul 18.00 WIB saat sinar matahari sudah
terbenam, bola- bola lampu mulai dinyalakan.
Jika pada umumnya buah naga memiliki masa panen 6 bulan sekali maka dengan teknik
penyinaran yang tepat tanaman buah naga bisa panen di luar musim. Hal tersebut terbukti cukup
ampuh meningkatkan produksi buah naga. Pemanenan pun dapat dilakukan hingga dua kali
dalam satu bulan. Kemampuan panen di luar musim secara ekonomis memberi efek domino pada
peningkatan harga jual buah naga. Jika pada musim normal petani menjual dengan harga berkisar
Rp 3.000 per kilonya, maka di luar musim harga jual bisa mencapai tiga kali lipatnya.
Sambung Stek

Beberapa inovasi budidaya buah naga juga terus dikembangkan yang bertujuan untuk
meningkatkan hasil produksi. salah satunya dilakukan oleh Asroful Uswatun, di Desa
Sidomulyo, Kab. Jember, Jawa Timur. Demi menyelamatkan 1.200 tanaman buah naga kuning
yang terserang busuk batang, Asroful pun melakukan teknik sambung (menempelkan batang
bawah) buah naga merah ke batang buah naga kuning miliknya. Dengan teknik itu, akhirnya
budidaya buah naga Asroful mampu terselamatkan sekitar 800-an tanaman dan dapat tumbuh
subur.
Menurut Asroful, selang 3 minggu penyambungan, tanaman buah naga tak disangka-
sangka sudah mulai tumbuh sulur dan berbunga. Padahal biasanya perlu waktu kurang lebih 2
tahun. Dalam waktu satu tahun tanaman buah naga sudah mulai berbuah. Ia pun mampu
memanen rata-rata 27 buah tiap tanaman, dan bobot buah berkisar kurang lebih 225 gram. Jika
ditaksir, maka 1 tanaman buah naga menghasilkan 6,5 kg buah per tanaman.

Teknologi Tiang Bertingkat

Lain lagi dengan Pak Nanang Dwi Wahyono petani buah naga di jawa Timur ini
melakukan inovasi selain penggunaan lampu juga tiang bertingkat untuk meningkatkan
produktifitas kebuh buah naganya, jadi dalam satu tiang ada 2 tingkat tanaman buah naga
dengan satu tiang ada 8 bibit buah naga yang ditanam.
Teknologi ini mampu meningkatkan produktifitas buah naga pertiang sekitar 30-40 %,
dengan gabungan penyinaran lampu dr pukul 21.00-02.00 dan tiang bertingkat produktifitas
kebunya bisa sepanjang tahun dan produksi naik 2 kali lipat.

Teknologi Pasca Panen Buah Naga

Perbaikan teknis pasca panen dan mengadopsi teknologi baru meningkatkan shelf life.
Penggunaan larutan chlorine dalam pencucian buah untuk menghindari bakteri dan jamur serta
mikroorganisme lain. Penggunaan Modify Athmosphere Bag (MAB) yang dapat memperpanjang
shelf life hingga 42 hari. Penyimpanan dengan suhu 5 derajat dengan kelembaban 90-95% dapat
memperpanjang shelf life 42 hari.
Sedangkan untuk mengatasi hasil panen yang tergolong grade rendah maupun off grade
yang biasanya tidak laku dijual, dapat digunakan teknologi pasca panen yang tidak hanya
meningkatkan nilai tambah, juga mampu memperpanjang masa simpan produk dan menambah
variasi jenis olahan. Pengolahan buah naga dapat menghasilkan olahan buah berbagai bentuk
seperti cair (produk minuman), semi padat dan produk kering. Masing-masing produk dapat
disesuaikan dengan karakter bahan baku yang akan diolah, keinginan konsumen dan pasar.
Beberapa contoh produk olahan antara lain sari buah, sirup, jam, dodol, stik, selai dan ice cream.
Saat ini BB Pascapanen sedang mengembangkan teknologi olahan buah, antara lain
berupa serbuk minuman, leather buah, dan buah kering. Serbuk minuman buah-buahan berbahan
baku buah asli, bukan sekedar perisa atau esen seperti yang dijual di pasaran. Bentuknya serbuk
dan bercita rasa buah asli yang menyegarkan, sehingga sangat praktis dan berdaya simpan lama.
Leather buah adalah olahan buah dalam bentuk lembaran semi basah dan berasa manis serta
bercita rasa buah asli. Leather buah belum banyak dijumpai di pasaran, sehingga memiliki
peluang untuk dikembangkan untuk menggantikan produk sejenis yang sekarang masih impor
dan juga untuk melengkapi aneka produk olahan yang sudah ada. Sementara buah kering
merupakan awetan buah yang berdaya simpan lama, selain mempunyai bentuk yang semi basah
hingga kering, produk ini juga mengandung gula yang dapat berfungsi sebagai pengawet.

Anda mungkin juga menyukai