Anda di halaman 1dari 3

Tanaman hias adalah tanaman bunga-bungaan atau segala bentuk tanaman yang menghasilkan

bunga (organ generatif). Sejalan dengan perkembangan jaman dan kemajuan keberadaban
manusia, tanaman hias diartikan sebagai segala jenis tanaman yangg memiliki nilai hias (bunga,
batang, tajuk, cabang, daun, akar, aroma) yang menimbulkan kesan indah (artistik) atau kesan
seni. Pada mulanya bunga potong ditujukan untuk kuntum bunga (organ generatif) beserta
tangkainya atau sedikit cabang (terlepas dari tanaman induknya) yg dimanfaatkan sebagi bahan
hiasan maupun kegunaan yang lebih luas lainnya. Dibutuhkan sedikit keterampilan untuk
menghiasi tanaman hias ini supaya cantik dan enak dilihat. (Acquaah. 2002)
Pembibitan merupakan tindakan kultur teknis dalam upaya mengelola perkecambahan benih agar
dapat tumbuh dan berkembang menjadi bahan tanaman (bibit) sehingga bibit tersebut dapat
ditanam di lingkungan terbuka dan dapat tumbuh dengan baik. Pada pembibitan terdapat tiga
aspek kegiatan pembibitan agar mendapatkan bibit yang berkualitas yaitu memilih benih unggul,
penanaman dan kegiatan perawatan bibit, dan seleksi bibit. Pada pembibitan tanaman hias
memilih benih unggul merupakan upaya strategis yang sangat diperlukan. Untuk meningkatkan
kualitas bibit tanaman hias dan nilai ekonomis di pasar. Kegiatan penanaman dan perawatan bibit
merupakan upaya penanaman benih yang akan tumbuh menjadi bibit. Sedangkan seleksi memilih
dan memilah bibit yang baik dengan yang buruk sehingga mendapatkan bibit yang sehat dan
seragam. Dalam melakukan pembibitan ada banyak hal yang harus diperhatikan. Tanaman hias
yang berkualitas berawal dari budidaya yang baik, mulai dari kualitas bibit, media dan juga
perawatan. (Duladi,2010).
Media tanaman adalah media tumbuh bagi tanaman yang dapat memasok sebagian unsur-unsur
hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Media tanam atau media tumbuh merupakan salah satu unsur
penting dalam menunjang pertumbuhan tanaman secara baik. Sebagian besar unsur-unsur hara
yang dibutuhkan tanaman dipasok melalui media tanaman. Selanjutnya diserap oleh perakaran
dan digunakan untuk proses fisiologis tanaman. Terdapat banya media tanam yang dapat
digunakan untuk budidaya tanaman hias, tidak sekedar tanah yang diberi pupuk saja. Media tanam
yang ideal untuk tanaman hias harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1. Bersifat poros atau mudah membuang air yang berlebihan.
2. Berstruktur gembur, subur dan dapat menyimpan air yang cukup untuk pertumbuhan
tanaman.
3. Tidak mengandung garam laut atau kadar salinitas rendah.
4. Keasaman tanah netral hingga alkalis, yakni pada pH 6 – 7.
5. Tidak mengandung organisme penyebab hama dan penyakit.
6. Mengandung bahan kapur atau kaya unsur kalsium. (Harjono, 2001).

Pupuk kandang (pukan) didefinisikan sebagai semua produk buangan dari binatang peliharaan
yang dapat digunakan untuk menambah hara, memperbaiki sifat fisik, dan biologi tanah. Apabila
dalam memelihara ternak tersebut diberi alas seperti sekam pada ayam, jerami pada sapi, kerbau
dan kuda, maka alas tersebut akan dicampur menjadi satu kesatuan dan disebut sebagai pukan
pula. Beberapa petani di beberapa daerah memisahkan antara pukan padat dan cair.
Komposisi hara pada masing-masing kotoran hewan berbeda tergantung pada jumlah dan jenis
makanannya. Secara umum, kandungan hara dalam
kotoran hewan lebih rendah daripada pupuk kimia. Oleh karena itu biayaaplikasi pemberian pupuk
kandang (pukan) ini lebih besar daripada pupukanorganik.Hara dalam pukan ini tidak mudah
tersedia bagi tanaman.Ketersediaan hara sangat dipengaruhi oleh tingkat dekomposisi atau
mineralisasidari bahan-bahan tersebut. Rendahnya ketersediaan hara dari pukan antaralain
disebabkan karena bentuk N, P serta unsur lain terdapat dalam bentuksenyawa kompleks organo
protein atau senyawa asam humat atau ligninyang sulit terdekomposisi. (Hartatik, 2002).

Cangkok merupakan perbanyakan tanaman secara vegetatif cara ini memang sudah dikenal sejak
dahulu, bahkan dapat dikatakan perbanyakan yang tertua didunia . cangkok adalah cara
perkembang biakan pada tumbuhan dengan menanam batang ,atau dahan tanaman yang
diusahakan berakar terlebih dahulu sebelum dipotong dan ditanam ketempat yang lain . tidak
semua tanaman bisa dicangkong hanyalah tumbuhan dikotil dan tumbuhan biji terbuka , cara
perkembang biakan dengan mencangkok adalah sangat istimewa terutama pada tanaman buah
buahan , karena rasa dan bentuk yang dihasilkan persis seperti induk nya. Bentuk cabang yang
baik adalah yang memiliki kulit yang tegap, mulus dan warna masih coklat muda dan belum ada
kerak, agar tanaman menghasilkan akar yang baik dan sempurna. Besar cabang yang ideal adalah
cabang yang masih berukuran kecil sebesar jari ataupun pensil. Cabang yang dicangkok tidak
perlu terlalu panjang karena akan kesulitan saat penanaman dilapangan dan sulit diatur. Panjang
cabang cukup sekitar 20-30 cm saja. Jumlah daun yang disertakan dalam tanaman hasil cangkokan
harus dalam jumlah yang banyak agar tanaman mendapat banyak masakan makanan. Dan cabang
yang gundul akan mempersulit tumbuh akar karena kurangnya makanan. Cabang yang baik
mempunyai bentuk lurus menyamping atau keatas dan giat berbuah. Pembentukan akar pada
cangkok terjadi karena adanya penyayatan pada kulit batang yang menyebabkan pergerakan
karbohidrat ke arah bawah terbendung di bagian atas sayatan. Pada bagian tersebut akan
menumpuk karbohidrat dan auxin, dan dengan adanya media perakaran yang baik karbohidrat dan
auxin tersebut akan menstimulir timbulnya akar. Media perakaran cangkok yang baik adalah
media yang memiliki sifat drainase, aerasi dan kandungan unsur hara yang dapat mendukung
pertumbuhan dan perkembangan akar cangkok (Putri, 2007).

Setelah berakar, cangkokan dapat diambil. Cara mengambilnya ialah dengan memotong
cangkokan di bawah keratan (akar) tersebut. Kemudian bibit cangkokan itu langsung dapat
ditanam. Tetapi khusus untuk tanaman lengkeng, cangkokan harus ditanam dahulu dalam
keranjang atau pot yang diisi dengan tanah dan pupuk kandang. Selama dalam keranjang,
tanahnya harus dijaga agar tetap basah dan ditaruh di tempat yang teduh (tidak mendapatkan sinar
matahari secara langsung) agar tidak terjadi penguapan organ cangkokan yang dapat
mematikannya. Setelah muncul tunas-tunas atau daun-daun yang baru, cangkokan dapat
dipindahkan ke lapangan (Veergavathathan, 2009).

DAFTAR PUSTAKA
Acquaah, G., 2002. Horticulture –Principles and Practices. Second Edition. Prentice Hall.

Duladi. 2010. Mengapa Perlu Pembibitan?. Diakses pada Kamis 1 Agustus 2019 di
http://duladi-duladi.blogspot.com/2010/12/mengapa-perlu-pembibitan.html

Hartatik, W. dan L.R., Widowati. 2002. Pupuk Kandang, hal 59-82. Dalam R. D. M.
Simanungkalit, D. A. Suriadikarta, R. Saraswati, D. Setyorini, dan W. Hartatik
(Eds). Pupuk Kandang. Pupuk Organik dan Pupuk Hayati (Organic Fertilizer
and Biofertilizer). Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan
Penelitian dan pengembangan pertanian, Bogor.

Harjono, I. 2001. Sayur-sayur Daun Primadona. Aneka, Solo. 145 hal.

Putri, Kurniawati P. , D, Dharmawati F. , dan Suartana, M. 2007. Pengaruh Media dan Hormon
Tumbuh Akar Terhadap Keberhasilan Cangkok Ulin. Jurnal Penelitian Hutan Tanaman 4 (2):069
– 118.

Veergavathathan, D., V.N. Madhava Rao and K.G. Shanmugavelu. 2009.Aphysiological analysis
of shy rooting behaviour of Jasminum auriculatum, Vahl. Cv. Parimullai stem cuttings. South
Indian Horticulture 33(3): 177- 181.

Anda mungkin juga menyukai