Acara I
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP
PERTUMBUHAN STEK BATANG
OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara I
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP
PERTUMBUHAN STEK BATANG
Suprapto Agus. 2004, Auksin Zat Pengatur Tumbuh Penting Meningkatkan Mutu Stek
Tanaman. JurnalVol. 21, No. I Februari - Maret 2004 (Tahun ke 1l): 8l-90
OLEH
Nama mahasiswa :
NIM :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara II
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP
RONTOKNYA TANGKAI DAUN
Daftar Pustaka
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ZAT PENGATUR TUMBUH
Acara III
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH
TERHADAP DOMINANSI APIKAL TANAMAN
OLEH
Nama mahasiswa :
NIM :
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara III
PENGARUH ZAT PENGATUR TUMBUH TERHADAP
TERHADAP DOMINANSI APIKAL TANAMAN
A. Tujuan Praktikum: Untuk mengetahui pengaruh ZPT terhadap
pertumbuhan tunas pada tanaman yang dihilangkan dominansi apikalnya
dengan pemangkasan pucuk.
B. Tinjauan Pustaka
Pertumbuhan pada tanaman berpembuluh meliputi ……dst…..
C. Metode Percobaan
Tanggal dan Tempat Praktikum:
Praktikum dilaksanakan di Laboratorium dan Kebun Percobaan Agronomi
dan Hortikultutra Fakultas Pertanian Unram, dari tanggal ………………….
Bahan dan Alat:
1. Tanaman Coleus, pasta vaselin, Auxin IAA dan IBA
2. Polybag, gunting kecil, timbangan analitik, alat tulis menulis.
Prosedur:
1. Disiapkan IAA dan IBA konsentrasi 0.25%, 0.50% dan 0.75% (dalam
vaselin).
2. Pucuk tanaman Coleus dipangkas.
3. Olesi ZPT yang telah disiapkan pada tiap pucuk sesuai perlakuan.
Parameter Pengamatan:
1. Diamati dan dicatat hari tumbuhnya tunas lateral pasca pemangkasan
pucuk.
2. Dihitung jumlah tunas dan jumlah daun yang tumbuh sampai minggu ke
empat pasca pemangkasan.
D. Hasil dan Pembahasan
Hasil :
Tabel 1. Rerata jumlah tunas yang tumbuh
Jenis ZPT Jumlah tunas yang tumbuh pada buku ke ….. hari ke ……
U1 U2 U3 Rerata
Kontrol
IAA 0.25%
IAA 0.50%
IAA 0.75%
IBA 0.25%
IBA 0.50%
IBA 0.75%
Narasikan hasil pada Tabel secara singkat ……………………
Pembahasan :
Bahas mengapa hasilnya demikian!
E. Kesimpulan
Daftar Pustaka
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ZAT PENGATUR TUMBUH
Acara IV
PERANANAN EKSTRAK ALAMI DAN ZAT PENGATUR TUMBUH
PADA PERKECAMBAHAN BENIH
OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara IV
PERANANAN EKSTRAK ALAMI DAN ZAT PENGATUR TUMBUH
PADA PERKECAMBAHAN BENIH
Tinjauan Pustaka
Perkecambahan adalah proses pengaktifan kembali aktivitas
pertumbuhan embryonic axis di dalam biji yang terhenti untuk kemudian
membentuk bibit. Selama proses pertumbuhan dan pemasakan biji, embryonic
axis juga tumbuh. Secara visual dan morfologis, suatu biji yang berkecambah
umumnya ditandai dengan terlihatnya radikel atau plumula yang menonjol
keluar dari biji. Proses perkecambahan benih merupakan suatu rangkaian
kompleks dari perubahan-perubahan morfologi, fisiologi dan biokimia (Fitra,
2012).
Perkecambahan biji sebenarnya bukanlah suatu awal dari kehidupan
tanaman karena pada dasarnya di dalam biji ada embryo yang merupakan satu
miniatur tanaman yang lengkap dengan akar dan tunas embrioniknya, yang
sedang berada pada fase istirahat. Perkecambahan adalah pengulangan
kembali pertumbuhan janin, yang ditandai dengan keluar atau munculnya
radikula dan plumula dari biji. Biji dari sejumlah spesies tanaman ada yang
segera berkecambah ketika berada pada lingkungan yang memenuhi syarat
untuk berlangsungnya perkecambahan, tetapi ada pula yang tidak dapat segera
berkecambah karena mengalami dormansi. Biji-biji dorman ini akan dapat
berkecambah ketika dormansinya terpatahkan (Campbell, 1997).
Perkecambahan meliputi peristiwa-peristiwa fisiologis dan morfologis
yaitu: (1) imbibisi dan absorpsi, (2) hidrasi jaringan, (3) absorpsi oksigen, (4)
pengaktifan enzim dan pencernaan, (5) transport molekul yang terhidrolisis ke
sumbu embryo, (6) peningkatan respirasi dan asimilasi, (7) inisiasi pembelahan
dan pembesaran sel, dan (8) munculnya embrio. Ontogeni perkecambahan
mengikuti dua fase metabolik yang berbeda: (1) hidrolisis secara enzimatis
cadangan makanan yang disimpan, dan (2) sintesis jaringan baru dari senyawa
yang dihidrolisis (yaitu dari gula, asam amino, asam lemak, dan mineral yang
dibebaskan) (Gardner dkk, 1985).
Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) mutlak dibutuhkan tanaman, karena tanpa
ZPT tidak akan terjadi pertumbuhan walaupun unsur hara memadai (Wareing
dan Phillips, 1981). Selanjutnya dikatakan Salisbury dan Ross (1995), bahwa
konsep ZPT diawali dengan konsep hormon, yaitu senyawa organik tanaman
yang dalam konsentrasi rendah mempengaruhi proses fisiologis terutama
diferensiasi dan perkembangan tanaman. Namun di dalam biji terkadang
jumlahnya terbatas. Maka dapat diberikan ZPT eksogen sebagai perlakuan
terutama pada perkecambahan. Selanjutnya Kurnianti (2002) mengungkapkan,
bahwa ZPT eksogen berperan selayaknya ZPT endogen yang mampu
menimbulkan rangsangan dan pengaruh pada tanaman, berlaku sebagai
prekursor yaitu senyawa yang mendahului laju senyawa lain dalam proses
metabolisme.
Ekstrak alami seringkali sebagai sumber zat tumbuh untuk
mikroorganisme seperti bakteri dan jamur. Zat tumbuh tersebut dapat berupa
zat pendorong dan zat penghambat pertumbuhan. Ekstrak alami yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang sudah dikenal
adalah sari buah tomat dan air kelapa. Air kelapa sering digunakan sebagai
sumber energi dalam kultur steril menggunakan media agar. Sedangkan sari
buah tomat seringkali menjadi penghambat perkecambahan biji dan
pertumbuhan dibandingkan air kelapa. Pada kadar 5% sari buah tomat sudah
menunjukkan sifat menghambat sedangkan air kelapa hingga kadar 59% belum
menunjukkan sifat menghambat. Konsentrasi ekstrak alami yang sering
digunakan berkisar antara 10-15% (Abidin, 1985).
Metode Percobaan
A.Tanggal dan Tempat Praktikum: Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian Unram, dari tanggal
…………….
B.Bahan dan Alat: :
1. benih kacang hijau
2. air kelapa, sari buah tomat, air, GA
3. bak kecambah, pasir, gelas ukur., timbangan analitik dan alat tulis
menulis.
C.Prosedur :
1. Disiapkan GA 15 dan 30 ppm
2. Air kelapa murni dan sari tomat yang telah diencerkan menjadi 15% dan
30%
3. Benih direndam dalam larutan air, ekstrak alami dan ZPT (sesuai
perlakuan)
4. Bak kecambah diisi dengan pasir lalu 50 benih yang telah direndam
disemaikan
5. Amati dan catat jumlah benih yang berkecambah setiap hari
6. Data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel, hitung gaya
kecambah dengan menggunakan rumus sbb:
Jumlah biji berkecambah
G = ------------------------------------ X 100%
Jumlah biji yang diuji
Parameter Pengamatan :
1. Dihitung kecepatan berkecambah berdasarkan jumlah biji yang
berkecambah lebih awal dari semua benih yang diuji.
D.Hasil dan Pembahasan
Hasil :
Tabel 1. Rerata jumlah benih yang berkecambah
Ula Benih yang berkecambah hari Total
Benih Perlakuan ng ke kecamba
an 1 2 3 4 5 6 7 h
Kontrol 1 16 16 18 - - - - 50
2 10 17 23 - - - - 50
Air kelapa 15% 1 25 11 14 - - - - 50
2 20 22 8 - - - - 50
Air kelapa 30% 1 23 12 15 - - - - 50
Kacang 2 7 26 17 - - - - 50
hijau
Sari tomat 15% 1 19 8 23 - - - - 50
2 13 21 16 - - - - 50
Sari tomat 30% 1 12 16 22 - - - - 50
2 15 17 18 - - - - 50
GA 15 ppm 1 23 12 15 - - - - 50
2 24 11 15 - - - - 50
GA 30 ppm 1 26 17 7 - - - - 50
2 25 13 12 - - - - 50
Gambar 1. Grafik rerata jumlah kecambah tiap perlakuan dari hari ke 1 sampai
ke 3
30
25 25.5
23.5
22.5
20 20.5
20
19 19.5
Kontrol
Air kelapa 15%
16 16.5 16 Air kelapa 30%
15 15 15
14.5 15
Sari tomat 15%
13.5
13 Sari tomat 30%
11.5 GA 15 ppm
11
10 GA 30 ppm
9.5
0
Hari 1 Hari 2 Hari 3
Pembahasan :
Catatan: Bahasan harus mencakup Gaya dan Kecepatan berkecambah!
Kesimpulan
1.
2.
Dst…
Daftar Pustaka
Abidin, H. B., 1985, Agronomi, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta.
Gardner, F.P., Perce, R.B., and Mitchell, R.L., 1985, Physiology of Crop Plants, The
Iowa State University Press.
Salisbury, FB, Ross, C.W, 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid 3. Penerjemah Lukman, Sumaryono.
Penerbit ITB Press. Bandung
LAPORAN AKHIR PRAKTIKUM
ZAT PENGATUR TUMBUH
Acara V
OLEH
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2019
Acara V
PERANANAN ZAT PENGATUR TUMBUH PADA PEMASAKAN BUAH
C.Metode Percobaan
Tanggal dan Tempat Praktikum: Praktikum dilaksanakan di Laboratorium
dan Kebun Percobaan Agronomi dan Hortikultutra Fakultas Pertanian
Unram, dari tanggal…….
Bahan dan Alat: :
1. buah pisang
2. air, protephon dan karbit
3. wadah pemeraman, kapas, pipet, hand push sprayer dan alat tulis
menulis.
Prosedur :
1. Buah-buah yang akan dipelajari disiapkan
2. Karbit dan Larutan protephon 5% disiapkan.
3. Basahkan kapas dengan Larutan protephon 5% secukupnya
4. Buah dimasukkan ke dalam wadah pemeraman
5. Buah control tidak diberi perlakuan (A)
6. Kapas protephon disisipkan pada sela-sela tumpukan buah (B)
7. Karbid disisipkan pada sela-sela tumpukan buah (C)
8. Larutan protephon 5% disemprotkan secara merata ke buah pisang
hingga lembab (D)
Parameter Pengamatan :
1. Pengamatan mulai dilakukan keesokan harinya hingga tercapai
kemasakan optimal
2. Diamati perubahan tekstur, warna dan rasa pada buah
Hasil dan Pembahasan
Hasil :
Tabel 1. Perubahan warna, tekstur dan rasa buah
Hari Parameter yang Diamati
Perlakuan
ke- Warna Tekstur Rasa Aroma
Kontrol 1 Hijau tua Keras - -
2 Hijau agak tua Agak lunak - -
3 Hijau muda lunak Manis Khas pisang
matang
1 Hijau tua Agak lunak - -
2 Hijau muda lunak manis Khas pisang
Protephon 5%
matang
semprot
3 Hijuau muda Sangat lunak Sangat Khas pisang
manis matang
1 Hijau agak Agak lunak - --
muda
Protephon 10% 2 Hijau muda Sangat lunak Manis Khas pisang
semprot matang
3 Hijau muda Sangat lunak* Sangat Khas pisang
manis matang
1 Hijau tua Lunak manis Khas pisang
matang
Protephon 5% pd 2 Hijau muda Lunak manis Khas pisang
kapas yg disisipi matang
3 Hijuau muda Sangat lunak manis Khas pisang
matang
Protephon 10% 1 Hijau muda Sangat lunak manis Khas pisang
matang
2 Hijau muda Sangat lunak* Sangat Khas pisang
pd kapas yg
manis matang
disisipi
3 Hijau muda Sangat lunak** Sangat Khas pisang
manis* lewat matang
Daftar Pustaka
Fantastico. 1986. Fisiologi Pasca Panen. Gajah Mada University Press, Yogyakarta.