KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang telah memberikan kesehatan
untuk dapat menyusun laporan ini, sehingga laporan ini dapat saya berikan kepada ibu
Siti Halimah, S.Pd. Saya mengucapkan terima kash kepada semua pihak yang
mendukung termasuk ibu guru. Saya menyadari bahwa laporan ini masih belum
sempurna, maka saya meminta maaf atas kesalahan-kesalahan tersebut. Semoga laporan
ini dapat berguna bagi pembaca. Selamat membaca laporan yang saya buat ini.
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ………………………………………………………………1
Daftar Isi …………………………………………………......…………2
Bab I Pendahuluan ……………………………………………………...3
1.1 Latar Belakang ………………………………………………3
1.2 Maksud dan Tujuan …………………………………………3
Bab II Pembahasan ……………………………………………………4
Bab III Penutup …..……………………………………………………7
3.1 Kesimpulan ……………………………….....……………7
3.2 Penutup ……………………………………………………7
bumi ini. Dalam ekosistem terdapat dua macam komponen yang saling ketergantungan,
yaitu komponen biotik dan komponen abiotik . komponen biotik terdiri dari tumbuhan,
hewan, dan manusia. Sedangkan komponen abiotik antara lain : udara, gas, angina,
cahaya, matahari, dan sebagainya. Antara komponen biotik dan abiotik saling
fotosintesis. Hasil fotosintesis di butuhkan oleh makhluk hidup lainnya. Oleh karena itu,
kami mengadakan eksperimen untuk mengetahui apakah benar ada pengaruh cahaya
a) Kami ingin mengetahui, apakah benar ada pengaruh cahaya matahari terhadap
b) Kami Ingin mengetahui dan mengkaji masalah pengaruh cahaya matahari terhadap
Manfaat dari pecobaan ini adalah supaya kita mengetahui betapa pentingnya
pengaruh cahaya matahari bagi makhluk hidup, tak terkecuali terhadap pertumbuhan
tanaman .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
untuk internal dan faktor eksternal terdiri dari cahaya, kelembapan, suhu, air, dan
hormon. Untuk proses perkecambahan banyak di pengaruhi oleh faktor cahaya dan
tempat yang gelap maka akan tumbuh lebih cepat namun bengkok, hal itu disebabkan
karena hormon auksin sangat peka terhadap cahaya, jika pertumbuhannya kurang merata.
Sedangkan di tempat yang perkecambahan akan terjadi relatif lebih lama, hal itu juga di
sebabkan pengaruh hormon auksin yang aktif secara merata ketika terkena cahaya.
Sinar matahari memang berguna bagi fotosintesis pada tumbuhan, namun efek lain
dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan sel tumbuhan. Hal ini menyebabkan
tumbuhan yang diterpa cahaya matahari akan lebih pendek daripada tumbuhan yang
tumbuh di tempat gelap. Peristiwa ini disebut dengan etiolasi, yaitu pertumbuhan sel
berperan penting dalam pembentukan klorofil. Karena karbohidrat tidak terbentuk, daun
pun tanpa klorofil sehingga daun tidak berwarna hijau, melainkan kuning pucat.
Kondisi gelap juga memacu produksi hormon auksin. Auksin adalah hormon
tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem, seperti ujung akar dan ujung batang.
Oleh karena itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh dan panen.
Istilah auksin berasal dari bahasa yunani yaitu auxien yang berarti meningkatkan.
Auksin ini pertama kali digunakan Frits Went, seorang mahasiswa pascasarjana di negeri
belanda, yang menemukan bahwa suatu senyawa yang belum dapat dicirikan mungkin
dikenal dengan istilah fototropisme. Senyawa ini banyak ditemukan Went didaerah
koleoptil. Aktifitas auksin dilacak melalui pembengkokan koleoptil yang terjadi akibat
terpacunya pemanjangan pada sisi yang tidak terkena cahaya matahari. Dan Hasil
penelitian beliau, pada tahun 1928 produksi auksin terhambat pada tanaman yang sering
Selain itu, enzim riboflavin pada ujung batang menyerap sinar nila dari sinar
matahari. Sinar nila perusak enzim-enzim yang membentuk pembentukan asam indo
asetat (salah satu jenis auksin). Itulah sebabnya, pertumbuhan tanaman etiolasi selalu
lebih cepat, tapi batang tampak layu karena mengandung banyak air.
Akibat tidak ada sinar matahari organ perbanyakan pada tanaman, lama-lama
Selain itu, Para ahli fisiologi telah meneliti pengaruh auksin dalam proses
Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa auksin dari batang sangat berpengaruh
pada awal pertumbuhan akar. Bila daun muda dan kuncup, yang mengandung banyak
auksin dipangkas, maka jumlah pembentukan akar akan berkurang. Bila hilangnya organ
tersebut diganti dengan auksin, maka kemampuan membentuk akar sering terjadi kembali
2.2 Hipotesis
a) Tanaman etiolasi memiliki tinggi batang yang lebih tinggi daripada tanaman yang
b) Tanaman etiolasi nampak lebih layu daripada tanaman yang terkena sinar matahari.
c) Jumlah daun tanaman etiolasi sama dengan tanaman yang terkena sinar matahari.
d) Warna daun tanaman etiolasi berwarna kuning pucat, sedangkan warna daun
e) Tanaman etiolasi memiliki usia lebih pendek daripada tanaman yang terkena sinar
matahari.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Waktu
Percobaan ini dilaksanakan pada tanggal 5 agutus 2009 sampai 12 agutus 2009
3.2 Tempat
Ø Spidol.
2. Pilihlah bibit tanaman kacang hijau yang tumbuh untuk ditanam.
4. Tulislah pada gelas aqua yang pertama dengan tulisan “pot 1”, gelas aqua yang kedua
dengan tulisan “pot 2”, dan gelas aqua yang ketiga dengan tulisan “pot 3”.
5. Letakanlah beberapa kapas bengan ketebalan masing-masing 1 cm pada tiap gelas
aqua.
6. Tanamlah pada tiap gelas aqua tadi dengan masing-masing 5 bibit tanaman kacang
hijau.
7. Letakanlah gelas aqua yang pertama pada tempat yang terkena cahaya matahari dan
gelas aqua yang kedua di tempat yang redup ( tidak terkena cahaya secara langsung), dan
gelas aqua yang ketiga di tempat gelap yang sama sekali tidak terkena cahaya matahari.
8. Siramilah ketiga gelas aqua tersebut dengan jumlah air yang sama banyak
9. Amatilah pertumbuhan ketiga tanaman kacang hijau tersebut dan masukkan data-data
BAB IV
1. Tabel Pengamatan
4.2 Pembahasan
Tanaman kacang hijau yang dietiolasi (tumbuhan yang tumbuh dalah gelap)
pertumbuhannya lebih cepat daripada tanaman yang terkena banyak sinar natahari
maupun di tempat yang redup karena kerja hormon auksin tidak dihambat oleh sinar
matahari. Auksin adalah hormon tumbuh yang banyak ditemukan di sel-sel meristem,
seperti ujung akar dan ujung batang. Oleh karena itu, tanaman akan lebih cepat tumbuh.
Akan tetapi batang tanaman tersebut tidah bisa tegak, melainkan melengkung. Begitu
juga dengan daunnya. Daun tanaman tersebut nampak layu dan tidak segar, serta
berwarna hijau kekuning-kuningan dan agak pucat. Hal ini terjadi karena tanaman tidak
mendapat sinar matahari sama sekali sehingga tanaman tidak mampu menghasilkan
karbohidrat untuk pembentukkan klorofil. Tanaman ini juga memiliki kadar air yang
berlebih akibat tidak terkena sinar matahari. Dan karena tidak mendapatkan sinar
matahari, lama-lama akan mengkerut lalu mati karena tidak mendapat sumber makanan.
karena mendapatkan cukup sinar matahari. Daun tanaman tersebut berwarna hijau tua.
Pertumbuhannya berjalan normal ke atas. Hormon auksin pada tanaman ini berjalan
dengan normal yang mengakibatkan tidak terlalu tinggi. Daun juga mendapatkan cukup
Berbeda lagi dengan tanaman yang selalu terkena cahaya matahari. Pertumbuhan
tanaman ini sangat terhambat. tetapi tekstur batangnya sangat kuat dan juga warna
daunnya nampak berwarna hijau tua dan tampak segar. Hal ini terjadi karena tumbuhan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
1. Tanaman etiolasi memiliki tinggi batang yang lebih tinggi daripada tanaman yang
2. Tanaman etiolasi nampak lebih layu daripada tanaman yang terkena sinar matahari
3. Kedua tanaman memiliki jumlah daun yang sama banyak, yaitu 2 helai.
4. Sinar matahari merupakan salah satu faktor yang sangat mempengaruhi
5.2 Saran
Di muka bumi ini, tumbuhan adalah sumber makanan, saran kami adalah marilah kita
menjaga kelestarian tanaman karena kita menyadari bahwa tanpa tanaman atau tumbuhan
kita tidak akan ada di muka bumi ini. Dan semoga dengan adanya karya ilmiah yang kami
buat yang berjudul “pengaruh cahaya matahari terhadap pertumbuhan tanaman kacang
hijau“ para pembaca tertarik membacanya.