Anda di halaman 1dari 2

Menyambung atau enten, yang telah di kenal dan dipraktikan sejak beberapa abad, adalah suatu

cara menyambung potongan suatu tanaman pada batang yang telah berakar dari suatu tanaman
lain. Beberapa cara pembiakan aseksual lain, pada potongan yang disambungkan tidak terjadi
regenerasi organ-organ baru tetapi merupakan suatu kesatuan dengan batang yang berakar tadi.
Batang berakar tempat potongan di sambungkan di sebut tanaman bawah. Akar kadang-kadang
juga digunakan sebagai tanaman bawah. Potongan-potongan yang disambungkan disebut tanaman
atas, atau tunas okulasi. Seluruh bagian atas dari tanaman bawah dibuang dan digantikan dengan
tunas okulasi atau tanaman bawah. Banyak jenis tanaman buah-buahan yang sukar di perbanyak
dengan setek, runduk, anakan dan cangkok, tetapi mudah di perbanyak dengan penyambungan dan
penyusunan, misalnya pada manggis, belimbing dan sebagainya. Menyambung yang paling
berhasil diperoleh jika dilakukan antara dua tanaman yang berkerabat dekat, biasata antar satu
spesies. Bagaimanapun juga, bahkan yang hubungan kekeluargaannya dekat, sering kali tidak
berhasil menyatu dan sambungan tidak berlangsung (Rahardja, 2003 ).

Dalam menyambung, perlu diperhatikan bahwa daerah kambium tanaman bawah letaknya harus
sangat dekat dengan kambium tanaman atas. Atau juga dapat di artikan sebagai kambium antar
kedua sambungan antara tanaman atas dan tanaman bawah menempel satu sama lain, akan tetapi
dalam praktiknya hal ini jarang sekali terjadi. Baik tanaman bawah maupun tanaman atas
membentuk kakus. Jaringan kakus dari kedua tanaman tersebut akan bertemu, bersatu dan
membentuk kambium baru dengan jalan mempersatukan antar kedua kambium, yaitu kambium
dari tanaman bawah dan kambium dari tanaman atas. Dari sumberkambium tersebut maka akan
menghasilkan bahan makanan, air, dan mineral secara kontinyu antara tanaman bawah dan
tanaman atas yaitu tanpa gangguan (Adinugraha, 2007).

Penyambungan (grafting) merupakan kegiatan untuk menggabungkan dua atau lebih sifat unggul
dalam satu tanaman. Untuk memperoleh bibit sambungan yang bermutu diperlukan batang bawah
dan batang atas yang kompatibel dan dapat membentuk bidang sambungan yang sempurna.
Keberhasilan penyambungan ditentukan oleh banyak faktor, antara lain mutu benih atau bibit dan
entres, ketepatan waktu penyambungan, iklim mikro (naungan), serta keterampilan sumber daya
manusia, di samping pemeliharaan setelah penyambungan. Pada tanaman jambu mete, metode
penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting), sedangkan teknik yang
banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft) dan sambung baji (webge
graft). Penyambungan dilakukan dengan memperhatikan kaidah-kaidah yang diberikan oleh,
yaitu: (1) bahan tanaman yang disambung secara genetik harus serasi (kompatibel), (2) bahan
tanaman harus berada dalam kondisi fisiologi yang baik, (3) seluruh bidang potong harus
terlindung dari kekeringan, (4) kombinasi masing-masing bahan tanaman harus terpaut sempurna,
dan (5) tanaman hasil sambungan harus dipelihara dengan baik selama waktu tertentu (Firman,
2009).

DAFTAR PUSTAKA
Adinugraha. 2007. Teknik Pembibitan Dan Perbanyakan Vegetatif Tanaman Hias. Bogor: World
Agroforestry Centre.

Rahardja, P.C. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Surabaya:Agromedia Pustaka


Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap
Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium Occidentale L.). Jurnal Teknik
Pertnaian 14(1).

Anda mungkin juga menyukai