Anda di halaman 1dari 5

Mencangkok adalah cara memperbanyak tanaman dimana pembentukan akar pada calon

tanaman baru terjadi ketika masih melekat pada tanaman induknya. Air dan mineral tetap
diangkut melalui xylem ke tunas / cabang yang dicangkok. Dengan demikian, hasil perbanyakan
dengan  cara mencangkok lebih tinggi daripada hasil perbanyakan denga stek. Ada 2 macam cara
mencangkok yang sering dilakukan pada tanaman tertentu  (Ismiyati Sutarto,1994).
            Mencangkok tanaman adalah salah satu cara teknik memperbanyak tanaman buah dalam
pot, selain itu kualitas buahnya sama dengan induknya dan juga pohonnya tidak terlalu tinggi.
Tanaman yang bisa dicangkok antara lain: jambu, jambu air, mangga, sawo, dan lain-
lain (Wilkins, 1991).
            Beberapa tanaman tertentu memilki kemampua untuk memperanyak diri dengan
pencangkokan yang terjadi secara alami, yaitu sulur dan anakan terutama pad tanaman yang
berbentuk roset (Wahyuni, Sri, 1998).
            Pembentukan biji melalui proses penyerbukan (jatuhnya tepung sari pada kepala putik)
kemudian dilanjutkan dengan pembuahan (peleburan antara gamet jantan dari tepung sari dan
gamet betina dari putik). Dalam kontek agronomi, benih sebagai bahan tanaman merupakan biji
yang diproduksi, diproses, dan diuji dengan metode standar sehingga memenuhi persyaratan
sebgai bahan tanaman
(Kusbiantoro, 1993).
            Cabang pilihan yang akan dicangkok dikelupas kulit cabangnya kirakira 7 cm. Kambium
pada cabang dikerik hingga bersih sampai bagian yang dikerik tidak lagi terasa licin tapi kasar.
Pengelupasan kulit cabang ini dimaksudkan untuk memutus aliran hara dari batang ke cabang
sehingga akar dapat terbentuk pada cabang yang dicangkok. Kemudian pada ujung potongan
kulit cabang atas, pasta Rooton F dioleskan. Pengolesan tersebut dimaksudkan untuk mendorong
pertumbuhan akar.
(Wahid, 2000).
            Selain tanaman buah-buahan, beberapa tanaman hias juga bisa dicangkok misalnya:
bunga sakura, kemuning, soka, musa indah, bougenvil, cemara dan sebagainya. Tanaman yang
tersebut di atas adalah tanaman berkayu yang mudah dicangkok. Adapula tanaman berkayu yang
sulit di cangkok, namun karena telah ditemukan caranya, akhirnya mampu juga mengeluarkan
akarnya setelah dicangkok (Wahid, 2000).
Perbanyakan dengan stek mudah dilakukan dan tidak memerlukan peralatan khusus dan
teknis pelaksanaan yang rumit. Dimana, perbanyakan tanaman dengan stek ini mempunyai
berbagai keunggulan seperti dapat menghasilkan tanaman yang memiliki sifat yang sama dengan
tanaman induknya dan dengan dilakukan perbanyakan tanaman secara stek lebih cepat berbuah
dan berbunga, dapat menghasilkan tanaman baru dalam jumlah yang banyak walaupun bahan
tanaman yang tersedia terbatas atau sedikit (Effendi. S, 1985).
Selain adanya keunggulan, perbanyakan tanaman secara stek terdapat juga kelemahan
baik secara fisiologis maupun morfologi dalam pertumbuhan tanaman yaitu perbanyakan
tanaman secara stek ini memiliki akar serabut yang dimana akar serabut pertumbuhan
tanamannya rentan yaitu sangant mudah roboh pada keadaan ikim yang kurang mendukung
seperti angin kencang, tanah selalu jenuh, dsb sehingga perakarannya dangkal, membutuhkan
tanaman induk yang lebih besar dan lebih banyak sehingga membutuhkan biaya yang banyak
dan dalam perbanyakan tanaman secara stek tingkat keberhasilanya sangat rendah
(Najiati, S. 1995).
Akar adventif adalah akar yang muncul kerna adanya perlukaan, dimana pada stek batang
berasala dari sekelompok sel yang berbeda-beda untuk setiap jenis tanaman yang kemudian
kelompok sel berkembang menjadi sel merismatik. Pada kebanyakan tanaman, inisiasi akar dan
akar adventif terjadi setelah stek dibuat, yang disebut dengan akar yang diinduksi (induced root)
atau akar yang muncul karena adanya perlukaan. Pembentukan akar adventif dibatasi oleh
faktor-faktor inherent (faktor bawaan dari tanaman) yang tidak ditranslokasikan didalam jaringan
tanaman. Namun, pembentukan akar adventif dapat dikatakan bahwa interaksi antara faktor-
faktor yang tidak bergerak (immobile) yang terletak didalam sel yang berupa enzim-enzim
tertentu dan nutrien serta faktor-faktor endogen yang mudah ditranslokasikan yang saling
berinteraksi untuk menciptakan kondisi yang favorable untuk perakaran
(Winners, 1975).
Okulasi atau budding adalah teknik memperbanyak tanaman secara vegetatif dengan cara
menggabungkan dua tanaman atau lebih. Penggabungan dilakukan dengan cara mengambil mata
tunas dari cabang pohon induk lalu dimasukkan atau ditempelkan dibagian batang bawah yang
sebagian kulitnya telah dikelupas (membuat jendela) dengan membentuk huruf T tegak, T
terbalik, H, U tegak dan U terbalik. Tempelan kedua tanaman tersebut diikat selama beberapa
waktu sampai kedua tanaman bergabung menjadi satu tanaman baru. Menyatukan kedua
tanaman ini setelah tumbuhnya kallus dari kedua tanaman tersebut. Pengelupasan kulit batang
bawah dan pengambilan mata tunas (entres) harus menggunakan pisau okulasi (Sipayung, 2015).
Teknik okulasi merupakan teknik penempelan mata tunas dari tanaman batang atas ke
batang bawah yang keduanya bersifat unggul. Dalam okulasi batang bawah disebut rootstoc dan
batang atas disebut entres. Dengan cara ini akan terjadi penggabungan sifat-sifat baik dari dua
tanaman dalam waktu yang relatif pendek dan memperlihatkan pertumbuhan yang seragam.
Tujuan utama membuat bibit okulasi adalah agar produksi bisa lebih tinggi. Pada proses
pengokulasian ini terdapat dua bagian yang penting yaitu batang atas dan batang bawah. Kriteria
batang bawah untuk dijadikan sebagai bahan okulasi adalah merupakan induk yang diperoleh
dari pembiakan generatif yang masih muda. Sedangkan untuk batang atas bagian tanaman yang
diambil adalah yang sudah tua. Tanaman batang atas harus diketahui asalnya untuk
mempermudah menentukan hasil akhir okulasi serta bagian atas yang diambil memiliki empat
payung,pucuk tanaman dalam keadaan tua (Parto Rahardja dan Wahyu Wiryanta, 2003).
Prinsip dari okulasi adalah melekatnya kambium suatu jenis tanaman dengan jenis
tanaman lain agar berpadu satu dan hidup. Okulasi sebaiknya dilakukan pada awal musim hujan.
Karena pada saat ini kambium dapat mempertahankan diri tidak segera menjadi kering.,
demikian pula dengan mata tunas yang ditempelkan. Sedangkan pada musim kemarau, mata
tunas yang dikerat harus segera ditempelkan ke batang yang sebelumnya sudah dibuat pada pola
keratannya. Untuk okulasi yang dilakukan pada batang bawah, biasanya dipilih dari jenis
tanaman varietas lokal yang sudah berumur sekitar 1 tahun, dan yang memiliki pertumbuhan
baik, sehat serta memiliki kulit batang yang mudah dikelupas (Zainal Abidin, 2001).
Menyambung adalah menempatkan atau menyambung bagian tanaman ke bagian lainnya
sehingga tercapai persenyawaan yang membentuk tanaman baru. Seperti halnya pembiakan
vegetatif lainnya, menyambung tidak mengubah susunan genetis tanaman baru dan sama dengan
tanaman induk. Menyambung ditujukan untuk memperoleh tanaman yang cepat berbuah,
memperbaiki bagian tanaman yang rusak, dan untuk memperbaiki sifat batang atas
( Jumin,2008).
Metode penyambungan yang umum dilakukan adalah sambung pucuk (grafting),
sedangkan teknik yang banyak dilakukan dengan hasil baik adalah sambung celah (cleft graft)
dan sambung baji (webge graft). Penyambungan dilakukan dengan cara menyelipkan batang atas
pada belahan batang bawah. Pangkal entres dimasukkan sepenuhnya dalam celah batang bawah
sehingga tidak tersisa rongga yang dapat menghambat proses penyatuan sambungan. Pembalutan
sambungan dimulai dari bagian yang disambung sampai ujung entres dengan dililit lembaran
plastik lebar 3- 5 cm, kecuali bagian ujung entres. Pembalutan dimulai dari bawah ke atas,
dilakukan secara hati-hati sehingga tidak ada celah yang terbuka, terutama pada bagian yang
disambung. Daun yang tersisa dipotong sebagian atau dua pertiga bagian (Firman, C dan
Ruskandi, 2009).
Salah satu faktor yang penting dan perlu diperhatikan pada saat grafting, salah satunya
adalah ukuran diameter batang dari kedua ketela pohon yang akan disambung. Di dalam
pemilihan diameter batang keduanya harus berukuran sama atau mendekati sama, yang
terpenting jangan sampai terdapat selisih yang besar pada ukuran tersebut. Pemilihan mata tunas
saat budding harus tepat agar mata tunas tersebut bersenyawa dengan bidang keratan dan tumbuh
dengan baik (Fuller, 2005).
Effendi, S. 1985. Stek dan cara perawatannya. Yasaguna. Jakarta.
Firman, C dan Ruskandi. 2009. Teknik Pelaksanaan Percobaan Pengaruh Naungan Terhadap
Keberhasilan Penyambungan Tanaman Jambu Mete (Anacardium occidentale L.). Jurnal
Teknik Pertanian. Vol. 14 ( 1 ) : 1 – 3.

Fuller, H. J. 2005. College Botany. Henry Holt and Co. New York.

Kusbiantoro, B. 1993. Tekhnik Prbanyakan Vegetatif, Mencangkok. Agro Jurnal(2): 9.


Najiati, S. 1995. Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Swadaya Jakarta.
Pohon. Info Holtikultura : 6-7.
Rahardja, Parto dan Wahyu Wiryanta. 2003. Aneka Cara Memperbanyak Tanaman. Agromedia
Pustaka. Bandung.
Sipayung, Patricius. 2015. Penuntun Praktikum Pembiakan Vegetatif. Fakultas Pertanian
Universitas Katolik Santo Thomas Sumatera Utara. Medan.
Sutarto, ismiyati. 1994. Tekhnik Perbanyakan Vegatatif pada Tanaman Hias Semak,  Perdu dan
Jumin, Hasan Basri. 2008. Dasar-Dasar Agronomi. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Wahid. 2000. Media Bahan Perkembangan Vegetatif. Agro Jurnal : 4-5.


Wahyuni, Sri. 1998. Pengembangan Vegetatif Mencangkok. Agro Jurnal : 59.
Winners. 1975. Pengantar Dasar Agronomi. Gramedia. Jakarta.
Wilkins. 1991. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta : Gajah Mada Press.
Zainal. 2001. Dasar – dasar tentang Pembiakan Vegetatif. Angkasa Pustaka. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai