Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN PRAKTIKUM

TEKNOLOGI KULTUR IN-VITRO


ACARA II
KUNJUNGAN KE CV JAYO AGRO

Oleh:
Nur Intan Shaufika
NIM P2C021001

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
PASCA SARJANA
PROGRAM STUDI MAGISTER BIOTEKNOLOGI PERTANIAN
PURWOKERTO
2022
ACARA II
KUNJUNGAN KE CV JAYO AGRO

A. LATAR BELAKANG
Teknologi kultur in-vitro dari tahun ke tahun telah mengalami
perkembangan yang pesat. Tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan akan
bibit untuk keperluan di lahan pertanian saja akan tetapi pengaplikasian
teknologi kultur in-vitro dapat dikembangkan menjadi sebuah ide dalam
bidang bisnis. Pengembangan dalam bidang bisnis salah satunya adalah
dengan menjual bibit tanaman yang memiliki nilai jual yang tinggi.
Permintaan bibit yang memiliki sifat unggul dapat diperoleh melalui
pengaplikasian teknologi kultur in-vitro. Salah satu komoditas tanaman
perkebunan yang memiliki nilai jual tinggi adalah kelapa kopyor.
Perbanyakan kelapa kopyor hanya dapat dilakukan melalui perbanyakan
secara kultur in-vitro karena tanaman ini embrionya tidak memiliki
kemampuan dalam berkecambah sehingga mengakibatkan abnormalitas
endosperma. Sehingga salah satu pilihan yang dapat dilakukan adalah melalui
kultur in-vitro. Melalui perbanyakan melalui kultur embrio memiliki potensi
menghasilkan tanaman kelapa kopyor dengan hasil kelapa kopyor sebesar
antara 75-100% (Sukendah, dkk., 2006; Novarianto, 1999; Tahardi 1997).
Salah satu perusahaan yang bergerak di bidang kultur embrio penghasil bibit
tanaman kopyor adalah CV. Jayo Agro. Perusahaan ini menghasilkan bibit
tanaman kopyor hasil kultur yang dilakukan dengan terus melakukan
persilangan dari induk tanaman kelapa kopyor yang memiliki sifat unggul
yang didapatkan dari beberapa daerah di Indonesia.

B. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa mengetahui pengaplikasian teknologi kultur in-vitro


untuk skala produksi bibit tanaman kelapa kopyor.

1
C. LANDASAN TEORI
Kelapa kopyor merupakan salah satu jenis kelapa yang memiliki daging
buah yang unik. Daging buah dari kelapa ini merupakan hasil mutasi yang
terjadi yaitu berupa endosperma yang berupa daging buah yang abnormal
yaitu terlepas dari bagian tempurungnya (Mashud, 2000). Kelapa kopyor
dapat ditemukan di beberapa daerah di Indonesia seperti Banyumas, Pati,
Banten, Sumenep dan Lampung. Saat ini permintaan akan kelapa kopyor di
Indonesia sudah cukup tinggi akan tetapi belum dapat diimbangi dengan
ketersediaan akan kepala kopyor (Mahmud, 2000). Keterbatasan akan
persediaan kelapa kopyor belum dapat memenuhi akan permintaan pasar akan
kelapa kopyor. Pasokan kelapa kopyor hanya sebanyak 3.000 hingga 5.000
butir kelapa kopyor dari Pati, Jawa Tengah dan 300 hingga 500 butir setiap
minggunya dari Kalianda, Lampung Selatan tetap belum mampu memenuhi
permintaan pasar di Jakarta yang terus meningkat (Sudarsono,dkk., 2013).
Salah satu alternatif yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
produksi dari kelapa kopyor yaitu memproduksi bibit dari tanaman tersebut
dalam skala besar. Akan tetapi bibit dari tanaman kelapa kopyor hanya dapat
diproduksi melalui kultur embrio melalui kultur in-vitro agar dalam satu
tanaman kelapa menghasilkan 100% kelapa kopyor. hal itu dikarenakan
apabila tanaman kelapa dibudidayakan secara alami kemungkinan
menghasilkan buah kelapa kopyor hanya mencapai 60% saja dan kelapa
kopyor yang dihasilkan dari satu pohon hanya sekitar 1 hingga 2 buah.

D. PEMBAHASAN
Salah satu perusahaan yang bergerak dalam penyediaan bibit tanaman
kelapa kopyor adalah CV. Jayo Agro. Perusahaan ini berlokasi di Banyumas,
Jawa Tengah. Perusahaan ini berdiri pada tanggal 28 Januari 2016.
Perusahaan ini memiliki visi yaitu menjadi perusahaan yang baik dengan
posisi yang kuat sebagai produsen dari benih yang memiliki sifat unggul di
daerah Jawa Tengah, Indonesia. dan memiliki misi yaitu menjadi produsen

2
benih yang terpercaya, kualitas unggul dengan harga yang kompetitif
bersamaan dengan terus melakukan peningkatan ekuitas merek varietas benih
yang unggul serta ikut aktif dalam melaksanakan tanggung jawab sosial demi
kesejahteraan petani dan nilai tambah bagi semua stakeholder perusahaan.
Sarana dan prasarana yang dimiliki perusahaan CV. Jayo Agro berupa
laboratorium penelitian dan produksi yang berlokasi di Desa Karangsoka,
Kec. Kembaran, Banyumas, Jawa Tengah yang mampu menghasilkan bibit
tanaman kelapa kopyor, tebu, kurma, dan akar wangi dengan diproduksi
melalui teknologi kultur in-vitro. Fasilitas yang dimiliki di perusahaan ini
meliputi Laboratorium dan juga kebun percobaan. Fasilitas dari laboratorium
penelitian meliputi ruang administrasi, ruang kultur in-vitro, ruang transfer,
ruang preparasi, dan nursery. Sedangkan untuk kebun percobaan yang di
miliki oleh perusahaan ini berada di Dusun Sindang, Desa Karang kemiri,
Kec. Pekuncen, Banyumas, Jawa Tengah. Lahan uji coba tersebut memiliki
luasan sebesar 10 Ha, dan untuk saat ini telah ditanami seluas 5 Ha kelapa
kopyor hasil kultur jaringan dengan hasil sebesar 95% hingga 100% kelapa
kopyor.
Perusahaan ini bergerak dibidang kultur jaringan dengan produk yang
dihasilakan adalah kelapa kopyor, tebu, akar wangi dan kurma. Khusus untuk
kelapa kopyor dihasilkan dari perusahaan CV. Jayo Agro ini akan
menghasilkan 100% buah kelapa kopyor. Perusahaan ini memiliki beberapa
jenis kelapa kopyor yaitu kelapa kopyor genjah dan kelapa kopyor dalam,
akan tetapi mayoritas yang diperbanyak adalah kelapa kopyor jenis genjah.
Bibit kelapa kopyor yang dihasilkan perusahaan ini dapat berbuah dan
berbunga pada usia 1,5 tahun hingga 3 tahun. Semua yang dihasilakan jenis
kelapa kopyor genjah yang akanmenghasilkan 100% buah kelapa kopyor
dalam satu tanaman.
Analisis SWOT atau merupakan singkatan dari Strengths atau kekuatan,
lalu Weaknesses atau kelemahan kemudian Opportunities atau peluang serta
Threats atau ancaman. Berdasarkan hasil pengamatan setelah melakukan

3
praltikum kunjungan langsung ke CV. Jayo Agro maka analisis SWOT yang
dapat saya berikan adalah untuk yang pertama yaitu dari Kekuatan atau
Strengths yaitu perusahaan ini memiliki seorang peneliti utama yaitu Prof.
Sisunandar, Ph.D yang akan selalu melakukan dalam pengembangan mencari
varietas unggul dari kelapa kopyor yang kemudian lakukan persilangan agar
didapatkan varietas baru yang memiliki beberapa sifat unggul lalu kekuatan
yang berikutnya adalah setahu saya belum banyak perusahaan yang bergerak
dalam bidang kultur in-vitro yang menghasilkan bibit tanaman kelapa kopyor
karena beberapa perusahaan hanya bergerak dalam menghasilkan bibit dari
tanaman pisang, kentang, anggrel, aglonema, dan beberapa jenis tanaman
lainnya sehingga memang perusahaan memiliki keunggulan yang lebih baik
karena fokus menghasilkan bibit tanaman kelapa kopyor dalam jumlah yang
besar serta berkelanjutan atau kontiyu.
Analisis yang berikutnya ialah dari sisi kelemahan atau Weaknesses yaitu
untuk saat ini karena memang permintaan akan bibit kelapa kopyor semakin
meningkat ke perusahaan ini sedangkan produksi dari bibit yang dihasilkan
membutuhkan waktu yang tidak sebentar sehingga mengakibatkan para
pembeli harus anteri terlebih dahulu untuk mendapatkan bibit kelapa kopyor.
Analisis yang selanjutnya yaitu peluang atau Opportunitie. Untuk peluang
dari usaha yang bergerak di bidang kultur in-vitro menurut saya sangat baik
untuk kedepannya. Apalagi bibit tanaman yang di hasilkan berasal dari
komoditas yang belum banyak dikultur in-vitro kan oleh beberapa perusahaan
yang bergerak di bidang yang sama, sehingga memang untuk peluangnya
cukup baik. Dan akan semakin baik apabila dilakukan pengembangan secara
berkelanjutan sehingga mampu menghasilkan beberapa varietas dari kelapa
kopyor yang memiliki sifat unggul yang berupa tanaman tidak terlalu tinggi,
menghasilkan kelapa kopyor dalam jumlah yang banyak maka tentu saja
untuk peluang kedepannya akan semakin baik dan peminat akan bibit kelapa
kopyor akan semakin meningkat. Analisis yang terakhir yaitu berupa ancaman
atau Threats. Berdasarkan penjelasan dari Prof. Sisunandar selama melakukan

4
kunjungan ke CV. Jayo Agro ini untuk ancamannya sendiri bukan dari
pesaing yang bergerak di bidang yang sama melainkan para oknum-oknum
yang kurang bertanggung jawab menjual bibit tanaman kelapa kopyor yang
mengaku-aku bahwa bibit yang dijual berasal dari CV. Jayo Agro padahal
penjual tersebut tidak ada kaitannya sama sekali dengan perusahaan beliau.
Sehingga ini apabila tidak ditindak secara langsung maka dapat merugikan
nama perusahaan beliau karena bibit yang dijual tersebut bukan merupakan
bibit kelapa kopyor melainkan bibit kelapa biasa.

E. DAFTAR PUSTAKA
1. Mahmud, Z. 2000. Petunjuk teknis budidaya kelapa kopyor. Departemen
Kehutanan dan Perkebunan. Dirjen Perkebunan. Jakarta da. Jakarta:
Dirjen Perkebunan.
2. Novarianto, H. 1999. Perbanyakan dan perbaikan genetik kelapa kopyor.
Laporan Bulanan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perkebunan. Mei
1999. hal. 6-12.
3. Sudarsono, I. Maskromo, D. Dinarti, MS. Rahayu, D. Sukma, Yuliasti,
M.LA. Hosang, dan H. N. 2013. Status penelitian dan pengembangan
kelapa kopyor di Indonesia. Prosiding Konferensi Nasional Kelapa VIII.
4. Sukendah, I.N. Djajanegara, N.F. Rahmat. 2006. Keeratan hubungan
antara kualitas sumber eksplan dengan perkecambahan dan
pertumbuhan embrio zigotik kelapa kopyor. Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian
AgrUMY. 14(2): (12):95-105.
5. Tahardi, J.S. 1997. Kelapa kopyor sebagai komoditi alternatif agribisnis.
Warta Puslit Biotek Perkebunan. Bogor. Hal. 16-21.

Anda mungkin juga menyukai