DISUSUN OLEH :
Aziz Faturrohman
(2004020026)
1.1 Tujuan.
1. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang di tanam di kebuh buah Mangunan dan di
Kopi Merapi
2. Untuk mengetahui bagaimana pemasaran di kebun buah Mangunan
3. Untuk mengetahui bibit atau benih kopi yang baik untuk ditanam
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
BAB III
METODE PRAKTIKUM
BAB IV
PEMBAHASAN
Pada pelaksanaan fieldtrip kali ini dilaksanakan pada tanggal 29 mei 2023. Pada
kesempatan kali ini kita melaksanakan fieldtrip yaitu ke Kebun Buah Mangunan dan Kopi
Merapi. Di kebun Buah Mangunan terdapat beberapa jenis tanaman buah yang di tanam di
sana. Tanaman yang ada di kebun buah Mangunan yaitu jambu kristal, durian, rambutan,
mangga, jeruk, jambu air, sawo, belimbing, klengkeng dan lain sebagainya. Sedangkan jenis
tanaman kopi yang di tanaman di kopi merapi yaitu robusta dan arabika.
B. Kopi Merapi
Kedai kopi merapi berdiri usai erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Kedai kopi merapi
terletak di dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Kedai ini awalnya bernama
kedai kopi Petung, namun dengan berjalannya waktu namanya mulai dikenal dengan nama
kedai kopi Merapi. Awal berdirinya kedai kopi Merapi ini karena adanya erupsi Merapi
tahun 2010 silam yang menyebabkan perkebunan kopi milik masyarakat sekitar lereng
Merapi porakporanda sehingga mengalami gagal panen. Dari kejadian tersebut membuat
warga dusun Petung mulai berpikir untuk menggerakkan usaha yang digerakkan oleh Pak
Sumijo. Dibawah asuhan Pak Sumijo yang kesehariannya berprofesi sebagai petani kopi
mulai fokus menjalankan usaha kedai kopi yang hingga saat ini dikenal dengan nama
kedai kopi Merapi.
Kedai kopi Merapi ini cukup unik karena berdiri di atas material sisa erupsi Gunung
Merapi, dan karena kreativitas Pak Sumijo dalam mengolah sisa bebatuan erupsi menjadi
perabot di kedai kopi Merapi. Salah satunya adalah bebatuan yang ia jadikan meja dan
kursi sehingga memberikan kesan unik. Selain itu kedai kopi Merapi juga menerapkan
konsep tradisional mulai dari bangunan, menu yang ditawarkan hingga pengolahan biji
kopi menggunakan cara-cara tradisional. Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga
kualitas serta keunikan yang ada di kopi Merapi. Menu kopi yang disediakan di kedai kopi
Merapi adalah kopi Rabusta dan Arabica. Selain kopi, kedai ini juga menyediakan
berbagai jajanan tradisional seperti tempe goreng, pisang goreng, dan kacang rebus dengan
harga yang sangat terjangkau.
Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 km arah utara Kecamatan Cangkringan dan 27
km arah timur laut Ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya.
Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat 07O 40’42.7”LS – 07O
43’00.9”LS dan 110O 27’59.9”BT – 110O 28’51.4”BT. Dilihat dari topografi, ketinggian
wilayah Kepuharjo berada pada 600 – 1200 m ketinggian dari permukaan air laut dengan
curah hujan rata-rata 2500 mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 16-17° C.
Kedai kopi Merapi ini cukup unik karena berdiri di atas material sisa erupsi Gunung
Merapi, dan karena kreativitas Pak Sumijo dalam mengolah sisa bebatuan erupsi menjadi
perabot di kedai kopi Merapi. Salah satunya adalah bebatuan yang ia jadikan meja dan
kursi sehingga memberikan kesan unik. Selain itu kedai kopi Merapi juga menerapkan
konsep tradisional mulai dari bangunan, menu yang ditawarkan hingga pengolahan biji
kopi menggunakan cara-cara tradisional. Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga
kualitas serta keunikan yang ada di kopi Merapi. Menu kopi yang disediakan di kedai kopi
Merapi adalah kopi Rabusta dan Arabica. Selain kopi, kedai ini juga menyediakan
berbagai jajanan tradisional seperti tempe goreng, pisang goreng, dan kacang rebus dengan
harga yang sangat terjangkau (Gayuh, B. L. 2009).
Dilihat dari hasil data BPS dan perhitungan menggunakan rumus Braak rata-rata
temperatur Desa Kepuharjo tujuh tahun terakhir tahun 2009-2015 yaitu sebesar 21,29 ˚C
di ketinggian (600- 700) mdpl, 20,69 ˚C di ketinggian (700-800) mdpl, dan 20,09 ˚C di
ketinggian (800-900) mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika
termasuk dalam kelas S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi
produktifitasnya, memerlukan tambahan (input). Sedangkan temperatur yang paling sesuai
untuk pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 16-20 ˚C berdasarkan kriteria kesesuaian
lahan tanaman kopi arabika. Lahan pada S2 merupakan lahan yang mempunyai pembatas-
pembatas. Temperatur (˚C) di lahan pasca erupsi tahun 2010 Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2, artinya temperatur (˚C)
tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam proses budidaya kopi arabika
tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila ingin meningkatkan produksi
maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).
Dilihat dari data perhitungan ketinggian tempat tahun 2017, pada sampel I sebesar
(800- 900) mdpl, sampel II sebesar (700-800) mdpl dan pada sampel III sebesar (600-700)
mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika termasuk dalam kelas
S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi produktifitasnya,
memerlukan tambahan (input). Sedangkan ketinggian tempat yang paling sesuai untuk
pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 1000-1500 mdpl. Lahan pada kelas S2 merupakan
lahan yang mempunyai pembatas. Ketinggian tampat di lahan pasca erupsi tahun 2010
Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2,
artinya ketinggian tempat tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam proses
budidaya kopi arabika tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila ingin
meningkatkan produksi maka perlu input yang cukup. (Prahasta Eddy. 2014) .
Proses pemasaran di Kedai kopi Merapi dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pemasaran
secara langsung, pemasaran ini dilakukan dengan cara menjual produk secara langsung
dilokasi kedai Merapi, baik yang diseduh atau alam bentuk kemasan. Dan pemasaran
melalui online, pemasaran ini dilakukan melalui layanan pemesanan via online gojek dan
pengiriman kopi kemasan ke konsumen yang memesan.
Pada curah hujan Kabupaten Sleman data BMKG tahun 2016 di dua stasiun
menunjukkan bahwa jumlah curah hujan atau jumlah air jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman 10 tahun terakhir rata-rata sebesar 2.480 mm/tahun untuk stasiun
Bronggang dan 2.537 mm/ tahun untuk stasiun Pakem. Dalam kriteria kesesuaian lahan
kopi arabika, kondisi curah hujan tersebut termasuk dalam kelas S3 atau kesesuaian
rendah (moderately suitable) sebab jumlah air yang jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman diantara 2.000-3.000 mm/tahun sedangkan curah hujan yang
dikehendaki tanaman kopi arabika dalam kriteria kesesuaian lahan tanaman kopi arabika
sebesar 1.200-1.800 mm/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan air di
Kabupaten Sleman lebih besar dibanding dengan kebutuhan air tanaman kopi arabika.
Curah hujan atau jumlah air yang jatuh di permukaan di Kabupaten Sleman yang termasuk
dalam kelas S3 itu berarti bahwa jumlah air permukaan dapat menjadi pembatas yang
dapat mengurangi produk atau keuntungan dimana tanpa adanya masukan lahan tersebut
masih dapat menghasilkan produksi yang cukup, akan tetapi apabila ingin mendapatkan
produksi yang lebih tinggi maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).
Syarat Tumbuh Kopi Robusta
Kopi robusta tumbuh optimal pada ketinggian tempat 100-800 mdpldengan suhu
udara sekitar 21-24 o Curah hujan yang optimal bagi tanaman ini adalah 1.250 –
2.500 mm/th dengan bulan kering 3 bulan/tahun (curah hujan < 60 mm/bulan).
Sifat fisik tanah yang disukai kopi robusta adalah yang bertekstur lempung pada
lapisan kedua, serta gembur pada lapisan atasnya.
Tingkat keasaman (pH)tanah antara 5,5 hingga 6,5.
Persiapan Bibit Kopi Robusta
Bibit kopi robusta bisa diperoleh dengan 2 cara, yaitu cara generatif menggunakan biji
dan vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan. Namun, umumnya para
petani menggunakan cara generatif yang lebih sederhana dan ekonomis walaupun
memiliki kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul dari tanaman induk.
Pilih bibit atau benih dari tanaman induk yang sehat, telah bereproduksi sekitar 4-5
kali, serta toleran terhadap hama dan penyakit.
Pilih buah kopi yang akan dijadikan bibit,yaitu buah kopi yang sudah masak berwarna
merah. Pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan tidak terkena
cahaya matahari. Pastikan jumlah benih diberi lebihan sebanyak 20% untuk nantinya
jika terjadi seleksi dan sulaman jika terjadi masalah.
Semai biji/benihselama sekitar 2,5 bulan dengan menggunakan media tanah dan pasir.
Naungi media semai dengan jerami atau alang-alang kering. Sirami benih secara rutin
dengan air secukupnya.
Jika benih sudah berkecambah, pindah tanamkan ke dalam polybag dengan media
tanam berupa campuran tanah dengan pupuk kandang. Tanam benih ke dalam
polybag tersebut.
Bibit dapat dipindah tanamkan ke lahan tanam setelah berumur sekitar 5-6 bulan.
Persiapan Lahan Tanam
Bersihkan lahan yang akan digunakan untuk budidaya kopi robusta dari gulma atau
tanaman pengganggu lainnya. Selanjutnya,lakukan penggemburan tanah lahan dengan
cara dicangkul atau dibajak.
Sambil mempersiapkan lahan tanam, lakukan juga pembangunan saluran
irigasi/drainase terasering jika lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 30%.
Untuk memfilter sinar UV agar tidak terlalu terik mengenai tanaman
kopipada fase kritis 1-2 tahun, menjaga kelembapan, serta dapat menjadi bahan pupuk
organik, perlu dilakukan penanaman tanaman atau pohon pelindung berupa pohon
lamtoro.
Pohon lamtoro ditanam 2-3 bulan sebelum bibit kopi robusta di tanam pada lahan
denganpola tanam membentuk persegi empat.
Satu hingga duaminggu sebelum tanam, buatlah lubang tanam dengan ukuran sekitar
40 x 40 x 40 cm dan beri jarak antar lubang sekitar 2,5 × 2,5 meter. Berikan pupuk
kandang ke dalam lubang tanam.
BAB V
KESIMPULAN
1. Di kebun Buah Mangunan terdapat beberapa jenis tanaman buah yang di tanam di sana.
Tanaman yang ada di kebun buah Mangunan yaitu jambu kristal, durian, rambutan,
mangga, jeruk, jambu air, sawo, belimbing, klengkeng dan lain sebagainya. Sedangkan
jenis tanaman kopi yang di tanaman di kopi merapi yaitu robusta dan arabika.
2. Hasil buah di kebun buah mangunan biasanya dipasarkan ke pengunjung yang datang ke
kebun buah Manguan. Jika ada warga yang ingin membeli buah tersebut juga bisa, akan
tetapi karna buah yang ditanam terbatas jadi terkadang dari konsumen banyak yang tidak
kebagian. Ketika musim panen mereka memiliki program buah petik dengan syarat harus
menimbang di bagian pos utama dan membayarnya. Pada hari biasa pengelola kebun
menjual hasil panen masyarakat sekitar Desa Mangunan dengan harga jual buah lebih
murah daripada pasar. Pendapatan ini nantinya akan dimasukkan kedalam uang kas
pemda (pemerintah daerah). Untuk jangka panjang sebaiknya pengelola kebun lebih
memperhatikan koordinasi dengan wisatawan supaya pengunjung dapat melakukan petik
buah langsung dari pohonnya dengan nuansa pertanian saat panen.
3. Bibit kopi bisa diperoleh dengan 2 cara, yaitu cara generatif menggunakan biji dan
vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan. Namun, umumnya para petani
menggunakan cara generatif yang lebih sederhana dan ekonomis walaupun memiliki
kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul dari tanaman induk. Pilih bibit atau benih
dari tanaman induk yang sehat, telah bereproduksi sekitar 4-5 kali, serta toleran terhadap
hama dan penyakit. Pilih buah kopi yang akan dijadikan bibit,yaitu buah kopi yang sudah
masak berwarna merah. Pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan
tidak terkena cahaya matahari. Pastikan jumlah benih diberi lebihan sebanyak 20% untuk
nantinya jika terjadi seleksi dan sulaman jika terjadi masalah (Redaksi Agrozine, 2022).
Daftar Pustaka
Ani Suryani. 2007. Perbaikan Tanah Media Tanaman Jeruk Dengan Berbagai Bahan Organik
Dalam Bentuk Kompos. www.damandiri.or.id/file/anisuryaniipbriwayat.pdf. Diakses
Pada 9 Mei 2017.
Cynthia S., Posma M., dan Mariani S. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Metode
Limit untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica) dan Kopi Robusta (Coffea
robusta Lindl.) di Kecamatan Silima Pungga-pungga Kabupaten Dairi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan. Vol.3 (2) p: 433 – 445.
Gayuh, B. L. 2009. Konversi Lahan Kopi Di Dusun Petung Menjadi Tanaman Pekarangan
Rumah. Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Penerbit Lembaga Penelitian,
Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(LP3M UMY). Yogyakarta.253 halaman.
Prahasta Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi
dan Geomatika). Informatika Bandung. Bandung.
Redaksi Agrozine (2022). Cara Budidaya Kopi Robusta, Dari Bibit Hingga Panen -
Agrozine. [online] Agrozine. Available at: https://agrozine.id/cara-budidaya-kopi-
robusta-dari-bibit-hingga-panen/ [Accessed 7 Jun. 2023].