Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN FIELDTRIP

TEKNIK PRODUKSI TANAMAN TAHUNAN

KUNJUNGAN KE KEBUN BUAH MANGUNAN DAN KOPI MERAPI

DISUSUN OLEH :

Aziz Faturrohman

(2004020026)

PROGAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN DAN PERIKANAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOKERTO
2023
BAB I
TUJUAN

1.1 Tujuan.
1. Untuk mengetahui tanaman apa saja yang di tanam di kebuh buah Mangunan dan di
Kopi Merapi
2. Untuk mengetahui bagaimana pemasaran di kebun buah Mangunan
3. Untuk mengetahui bibit atau benih kopi yang baik untuk ditanam

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Pustaka.


Pada pelaksanaan fieldtrip kali ini dilaksanakan pada tanggal 29 mei 2023. Pada
kesempatan kali ini kita melaksanakan fieldtrip yaitu ke Kebun Buah Mangunan dan Kopi
Merapi. Di kebun Buah Mangunan terdapat beberapa jenis tanaman buah yang di tanam
di sana. Tanaman yang ada di kebun buah Mangunan yaitu jambu kristal, durian,
rambutan, mangga, jeruk, jambu air, sawo, belimbing, klengkeng dan lain sebagainya.
Sedangkan jenis tanaman kopi yang di tanaman di kopi merapi yaitu robusta dan arabika.
Agrowisata buah Mangunan atau yang dikenal dengan Kebun Buah Mangunan ini
tepatnya terletak di Dusun Mangunan, Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo, Kabupaten
Bntul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Objek wisata ini mulai dirintis pada tahun 2003 dan
merupakan objek wisata alam yang berada di perbukitan Mangir dengan ketinggian antara
150-400 dpl dan dibuka untuk umum pada pertengahan tahun 2006. Selain itu, Kebun
Buah Mangunan juga merupakan satu di antra tujuan wisata alternatif di Bantul.
Pengunjung bisa menikmati berbagai buah segar yang bisa dipetik langsung dari tanaman
seperti buah durian, salak, jambu air, jambu biji, matoa, cempedak, sawo, belimbing,
rambutan, mangga, klengkeng maupun buah jeruk. Selain itu, bisa menikmati indahnya
pemandangan laut selatan dan kelokan-kelokan Sungai Oya yang semakin menambah
indahnya pemandangan, sehingga diberi julukan “Taman Surga Di Bukit Mangir”
(Suratmin dkk. 2009).
Kebun Buah Mangunan merupakan satu-satunya kebun buah yang berada di
Yogyakarta tepatnya di Desa Mangunan, Kecamatan Dlingo dan Kabupaten Bantul.
Kebun Buah Mangunan secara astronomi berada pada koordinat 7°56’25,16” LS dan
110°25’28,72” BT. Kawasan agrowisata Kebun Buah Mangunan berjarak sekitar 28
kilometer dari pusat Yogyakarta. Kebun Buah ini dikelola oleh Dinas Pertanian dan
Kehutanan Kabupaten Bantul seluas 23,4 hektar. Batas-batas Kebun Buah Mangunan
secara administrasi yaitu sebelah timur (Dusun Kaligoro), sebelah selatan (Sungai Oya di
Dusun Kedungmiri, Imogiri), sebelah barat (Dusun Cempluk), sebelah utara (Dusun Beni
Bendo). (Marul, 2013).
Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini dengan luas areal kurang lebih 24 hektar yang
terdiri dari tanah kas desa, tanah pelungguh, dan tanah milik penduduk dengan
pengelolaannya di bawah Dinas Pertanian dan Kehutanan Kabupaten Bantul. Lahan
dengan luas 24 hektar ini, selain terdapat bermacam tanaman buah terdapat juga tempat
pembibitan hewan sapi dan tempat beraneka macam tanaman tahunan sebagai penahan
longsor seperti pohon jati, pinus, cemara, magyon, dan ditanam juga keseiapan pakan
ternah seperti rumput king grass.
Wisata Kebun Buah Mangunan juga dilengakapi sejumlah gardu pandang atau gazebo
untuk melihat pemandangan alam sekitar, kemudian ada juga tempat arena bermain anak-
anak, di sini tersedia juga kolam renang kecil, tersedia warung atau kantin, dan toilet.
Keindahan objek wisata tambah komplit karena telah ada rumah singgah bagi pengunjung
yang tarifnya tidak terlalu mahal dan masih bisa dijangkau. Pengunjung bisa menempati
selama 24 jam dan juga tersedia bangunan gedung untuk pertemuan dengan kapasitas
kurang lebih 600 orang. Askses jalan sudah lumayan baik, langsung ke lokasi kebun
buah, ada jalan setapak dan tempat parkir luas, namun belum ada colt umum yang menuju
lokasi jadi hanya bisa ditempuh dengan kendaraan pribadi baik roda dua maupun empat.
Hasil buah di kebun buah mangunan biasanya dipasarkan ke pengunjung yang datang
ke kebun buah Manguan. Jika ada warga yang ingin membeli buah tersebut juga bisa,
akan tetapi karna buah yang ditanam terbatas jadi terkadang dari konsumen banyak yang
tidak kebagian. Untuk kendala di kebuh buah mangunan ini yaitu sumber daya air yang
sulit, tanah memiliki salinitas unsur hara yang sangat cepat, dan banyaknya hama monyet
dan tupai yang cukup banyak.
Pengembangan agrowisata Kebun Buah Mangunan terdiri dari wisata kebun, kolam
bermain sepeda air, bumi perkemahan (camping), menikmati pemandangan, bersantai,
dan kegiatan wahana outbond. Aktivitas wisata kebun dapat memberikan manfaat
konservasi dan edukasi terhadap lingkungan. Untuk jangka panjang aktivitas agrowisata
buah ini diharapkan tidak hanya daya tarik puncak kebun saja yang diperhatikan namun
nantinya akan ada aktivitas wisatawan memetik buah sendiri dari pohonnya. Kegiatan ini
dapat lebih menarik minat wisatawan untuk berkeliling kebun dan memberikan
kemudahan kepada pihak pemilik kebun dalam memasarkan hasil produksi tanpa harus
membebani biaya pemanenan dan pengangkutan. Harga tiket masuk bagi pengunjung
yang akan berkeliling kebun saat musim panen dapat dinaikkan sesuai kesepakatan
berbagai pihak, sehingga hasil yang diperoleh dapat dimanfaatkan untuk melakukan
perawatan tanaman dan pengembangan agrowisata.
Ketika musim panen mereka memiliki program buah petik dengan syarat harus
menimbang di bagian pos utama dan membayarnya. Pada hari biasa pengelola kebun
menjual hasil panen masyarakat sekitar Desa Mangunan dengan harga jual buah lebih
murah daripada pasar. Pendapatan ini nantinya akan dimasukkan kedalam uang kas
pemda (pemerintah daerah). Untuk jangka panjang sebaiknya pengelola kebun lebih
memperhatikan koordinasi dengan wisatawan supaya pengunjung dapat melakukan petik
buah langsung dari pohonnya dengan nuansa pertanian saat panen.
Kedai kopi merapi berdiri usai erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Kedai kopi merapi
terletak di dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Kedai ini awalnya bernama
kedai kopi Petung, namun dengan berjalannya waktu namanya mulai dikenal dengan
nama kedai kopi Merapi. Awal berdirinya kedai kopi Merapi ini karena adanya erupsi
Merapi tahun 2010 silam yang menyebabkan perkebunan kopi milik masyarakat sekitar
lereng Merapi porakporanda sehingga mengalami gagal panen. Dari kejadian tersebut
membuat warga dusun Petung mulai berpikir untuk menggerakkan usaha yang digerakkan
oleh Pak Sumijo. Dibawah asuhan Pak Sumijo yang kesehariannya berprofesi sebagai
petani kopi mulai fokus menjalankan usaha kedai kopi yang hingga saat ini dikenal
dengan nama kedai kopi Merapi.
Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 km arah utara Kecamatan Cangkringan dan 27
km arah timur laut Ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya.
Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat 07O 40’42.7”LS – 07O
43’00.9”LS dan 110O 27’59.9”BT – 110O 28’51.4”BT. Dilihat dari topografi, ketinggian
wilayah Kepuharjo berada pada 600 – 1200 m ketinggian dari permukaan air laut dengan
curah hujan rata-rata 2500 mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 16-17° C
(Gunawan Budiyanto. 2014).
Kedai kopi Merapi ini cukup unik karena berdiri di atas material sisa erupsi Gunung
Merapi, dan karena kreativitas Pak Sumijo dalam mengolah sisa bebatuan erupsi menjadi
perabot di kedai kopi Merapi. Salah satunya adalah bebatuan yang ia jadikan meja dan
kursi sehingga memberikan kesan unik. Selain itu kedai kopi Merapi juga menerapkan
konsep tradisional mulai dari bangunan, menu yang ditawarkan hingga pengolahan biji
kopi menggunakan cara-cara tradisional. Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga
kualitas serta keunikan yang ada di kopi Merapi. Menu kopi yang disediakan di kedai
kopi Merapi adalah kopi Rabusta dan Arabica. Selain kopi, kedai ini juga menyediakan
berbagai jajanan tradisional seperti tempe goreng, pisang goreng, dan kacang rebus
dengan harga yang sangat terjangkau.
Dilihat dari hasil data BPS dan perhitungan menggunakan rumus Braak rata-rata
temperatur Desa Kepuharjo tujuh tahun terakhir tahun 2009-2015 yaitu sebesar 21,29 ˚C
di ketinggian (600- 700) mdpl, 20,69 ˚C di ketinggian (700-800) mdpl, dan 20,09 ˚C di
ketinggian (800-900) mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika
termasuk dalam kelas S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi
produktifitasnya, memerlukan tambahan (input). Sedangkan temperatur yang paling
sesuai untuk pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 16-20 ˚C berdasarkan kriteria
kesesuaian lahan tanaman kopi arabika. Lahan pada S2 merupakan lahan yang
mempunyai pembatas-pembatas. Temperatur (˚C) di lahan pasca erupsi tahun 2010 Desa
Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2,
artinya temperatur (˚C) tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam proses
budidaya kopi arabika tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila ingin
meningkatkan produksi maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).
Dilihat dari data perhitungan ketinggian tempat tahun 2017, pada sampel I sebesar
(800- 900) mdpl, sampel II sebesar (700-800) mdpl dan pada sampel III sebesar (600-
700) mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika termasuk dalam
kelas S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi produktifitasnya,
memerlukan tambahan (input). Sedangkan ketinggian tempat yang paling sesuai untuk
pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 1000-1500 mdpl. Lahan pada kelas S2 merupakan
lahan yang mempunyai pembatas. Ketinggian tampat di lahan pasca erupsi tahun 2010
Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2,
artinya ketinggian tempat tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam
proses budidaya kopi arabika tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila
ingin meningkatkan produksi maka perlu input yang cukup. (Prahasta Eddy. 2014) .
Proses pemasaran di Kedai kopi Merapi dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pemasaran
secara langsung, pemasaran ini dilakukan dengan cara menjual produk secara langsung
dilokasi kedai Merapi, baik yang diseduh atau alam bentuk kemasan. Dan pemasaran
melalui online, pemasaran ini dilakukan melalui layanan pemesanan via online gojek dan
pengiriman kopi kemasan ke konsumen yang memesan.
Pada curah hujan Kabupaten Sleman data BMKG tahun 2016 di dua stasiun
menunjukkan bahwa jumlah curah hujan atau jumlah air jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman 10 tahun terakhir rata-rata sebesar 2.480 mm/tahun untuk stasiun
Bronggang dan 2.537 mm/ tahun untuk stasiun Pakem. Dalam kriteria kesesuaian lahan
kopi arabika, kondisi curah hujan tersebut termasuk dalam kelas S3 atau kesesuaian
rendah (moderately suitable) sebab jumlah air yang jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman diantara 2.000-3.000 mm/tahun sedangkan curah hujan yang
dikehendaki tanaman kopi arabika dalam kriteria kesesuaian lahan tanaman kopi arabika
sebesar 1.200-1.800 mm/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan air di
Kabupaten Sleman lebih besar dibanding dengan kebutuhan air tanaman kopi arabika.
Curah hujan atau jumlah air yang jatuh di permukaan di Kabupaten Sleman yang
termasuk dalam kelas S3 itu berarti bahwa jumlah air permukaan dapat menjadi pembatas
yang dapat mengurangi produk atau keuntungan dimana tanpa adanya masukan lahan
tersebut masih dapat menghasilkan produksi yang cukup, akan tetapi apabila ingin
mendapatkan produksi yang lebih tinggi maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

A. Kebun Buah Mangunan


1. Pada hari Senin, 29 Mei 2023 pukul 07.00 WIB sampai di lokasi Kebun Buah
Mangunan.
2. Kemudian diajak ke lokasi wisata alam dengan pemandangan embun pagi yang sejuk.
3. Kembali ke lokasi utama untuk penyampaian materi di Aula Kebun Buah Mangunan.
4. Penyampaian materi berlangsung sekitar 1-2 jam.
5. Melakukan diskusi bersama membahas mengenai tanaman dan budidaya yang ada
disana.
6. Melakukan sesi foto bersama dengan karyawan atau bapak ibu yang mengelola Kebun
Buah Mangunan.
B. Kopi Merapi
1. Pada hari Senin, 29 Mei 2023 pukul 14.00 WIB sampai di lokasi Kopi Merapi.
2. Kemudian diarahkan ke café Kopi Merapi untuk menikmati hidangan dan khususnya
Kopi Merapi tersebut.
3. Setelah itu menuju aula atau ruang pertemuan untuk penyampaian materi.
4. Materi yang disampaikan sekitar 1-2 jam.
5. Melakukan diskusi bersama dengan pemateri. 6. Foto bersama dengan pemilik Kopi
Merapi, sambal berkeliling warung kopi yang ada disekitarnya.
6. Berpamitan kepada bapak atau pemilik Kopi Merapi.

BAB IV
PEMBAHASAN

Pada pelaksanaan fieldtrip kali ini dilaksanakan pada tanggal 29 mei 2023. Pada
kesempatan kali ini kita melaksanakan fieldtrip yaitu ke Kebun Buah Mangunan dan Kopi
Merapi. Di kebun Buah Mangunan terdapat beberapa jenis tanaman buah yang di tanam di
sana. Tanaman yang ada di kebun buah Mangunan yaitu jambu kristal, durian, rambutan,
mangga, jeruk, jambu air, sawo, belimbing, klengkeng dan lain sebagainya. Sedangkan jenis
tanaman kopi yang di tanaman di kopi merapi yaitu robusta dan arabika.

A. Kebun Buah Mangunan


Ada beberapa tanaman buah yang ditanam di kebun Buah Mangunan, yaitu :
1. Jambu kristal (Psidium guajava) dan Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Jambu kristal (Psidium guajava), adalah mutasi dari jambu Muangthai Pak yang
ditemukan pada 1991 di District Kao Shiung, Taiwan, dan diperkenalkan di Indonesia
oleh Misi Teknik Taiwan. Jambu kristal memiliki beberapa keistimewaan antara lain
berbuah sepanjang tahun, memiliki jumlah biji kurang dari 3% bagian buah, lapisan lilin
yang tebal, bobot buah optimum 500 g/buah, dan tekstur buah yang renyah. Tanaman
jambu kristal dapat tumbuh di daerah dengan intensitas curah hujan antara 2.000 – 3.000
mm/tahun dan dapat tumbuh, berkembang dan berbuah dengan optimal pada suhu sekitar
20° – 30°C di siang hari. Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada lahan yang
subur dan gembur dengan derajat keasaman tanah (pH), yaitu antara 6 – 6,5 serta
berdrainase baik. Tanaman jambu kristal dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 5 –
1.000 m dpl 1.2. Sentra pengembangan jambu Kristal ada di Bengkulu (Bengkulu Utara),
Jawa Barat (Depok, Majalengka, Bogor, Kuningan, Subang, Sukabumi, Sumedang), DI.
Yogyakarta (Gunung Kidul), Papua (Kota Jayapura), dan Papua Barat (Manokwari)
(horti, 2015).
Tinggi tanaman jambu biji tersebut sekitar 2-4 meter. Tanaman jambu biji ini akan
terus tumbuh batangnya mencapai 3-10 meter. Ruang tanam yang digunakan adalah 3x4
meter. Sistem tanam yang digunakan dalam budidaya tanaman jambu biji ini adalah
monokultur. Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan
latosol, namun tanaman jambu biji tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo. Tanaman
jambu biji di Kebun Buah saat ini belum ada yang berproduksi. Tanaman jambu biji
tersebut masih berumur 2-4 tahun.
Tanaman jambu biji belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Pengelola
kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun
Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya
melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya
biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.
Pemupukan jambu biji perlu dilakukan dengan cara pemberian NPK 250 gram/pohon dan
pupuk kandang 100 kg/pohon.
Cara pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan di sekeliling pohon atau dengan
cara menggali di sekeliling pohon sedalam 30 cm dan lebar antara 40-50 cm. Selain itu,
penyiraman juga perlu dilakukan seminggu sekali saat musim kemarau yaitu pada pagi
atau sore hari menggunakan mesin pompa air. Musim berbunga biasanya sekitar bulan
Juli-September, musim buahnya bulan November-Februari dan dapat berbuah 2 kali
dalam setahun.

2. Jeruk Siam (Citrus sp. )


Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang
membudidayakan tanaman jeruk. Tinggi tanaman jeruk siam tersebut berkisar 2,5-3
meter. Kondisi batang jeruk siam akan terus tumbuh sampai pada batas kehidupannya.
Ruang tanam yang digunakan adalah 5x5 meter. Agrowisata Kebun Buah ini terdiri dari
jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman jeruk siam tetap tumbuh baik di
Kecamatan Dlingo. Kecamatan Dlingo pada berpotensi sebagai lahan budidaya jeruk
siam, sebab kondisi lahannya sesuai dengan syarat tumbuh tanaman jeruk. Tanaman jeruk
siam di Kebun Buah tersebut belum ada yang berproduksi. Tanaman jeruk siam tersebut
masih berumur sekitar 4-12 tahun.
Tanaman jeruk ini belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Pengelola
kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun
Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya
melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya
biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau.
Pemupukan seharusnya dilakukan pada umur 1 tahun urea 300 gram/pohon, SP-36 50
gram/pohon, dan KCl 125 gram/pohon. Umur 2 tahun urea 350 gram/pohon, SP-36 70
gram/pohon, dan KC1 175 gram/pohon. Umur 3 tahun urea 1300 gram/pohon, SP-36 380
gram/pohon, KC1 720 gram/pohon, dan pupuk kandang 20 kg/pohon.
Selain itu, penyiraman dilakukan paling tidak satu 57 kali dalam jangka waktu
seminggu sekali saat musim kemarau menggunakan pompa air. Waktu berbunga tanaman
jeruk berselang 3 bulan setelah tanaman di panen. Setelah berbunga, berselang 10 bulan
tanaman jeruk berbuah dan siap dipetik. Tanaman jeruk siam merupakan tanaman
tahunan dengan panen raya satu kali dalam setahun sekitar bulan Juni-Juli (Ani Suryani.
2007).

3. Rambutan (Nephelium lappaceum L.) dan Belimbing (Averrhoa carambola L.)


Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang
membudidayakan tanaman rambutan dan belimbing. Tinggi tanaman rambutan tersebut
sekitar 1-11 meter. Kondisi batang rambutan akan terus tumbuh sampai pada batas
kehidupannya bahkan bisa mencapai 15-25 meter. Ruang tanam yang digunakan adalah
12x14 meter. Selain itu, sistem tanam yang digunakan yaitu polikultur dengan tanaman
belimbing. Tanaman belimbing ditanam diantara tanaman rambutan dengan ruang tanam
4x4 meter. Tanaman belimbing ini memiliki tinggi sekitar 4-8 meter.
Oleh karena itu, tanaman rambutan saling bersaing dalam menyerap unsur hara
dengan tanaman belimbing. Tanaman rambutan seharusnya tidak dilakukan sistem
polikultur dengan tanaman belimbing, karena kedua tanaman ini merupakan jenis
tanaman dikotil yang memiliki akar tunggang atau sistem perakarannya dalam sehingga
kedua tanaman saling berkompetisi dalam menyerap unsur hara dalam tanah. Agrowisata
Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman
rambutan tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo. Kecamatan Dlingo pada umumnya
berpotensi sebagai lahan budidaya rambutan dan belimbing, sebab kondisi lahannya
sesuai dengan syarat tumbuh tanaman rambutan.
Tanaman rambutan di Kebun Buah sudah mulai berproduksi. Namun buah masih
berukuran sangat kecil berukuran 2-3 cm, berbentuk bulat, warna kulit buahnya hijau tua
dan belum matang bahkan ada yang membusuk. Tanaman rambutan masih berumur
sekitar 1-12 tahun. Tanaman rambutan dan belimbing belum mendapatkan perlakuan
perawatan yang tepat. Pengelola kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan
lahan, karena kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari
5,5. Pihak pengelola hanya melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat
awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman
meskipun musim kemarau.
Lahan rambutan yang ada di Kebun Buah Mangunan terlalu lembab karena kurangnya
sinar matahari akibat daun yang terlalu lebat. Seharusnya tanaman rambutan ini dilakukan
pemangkasan dengan tujuan untuk pembentukan tajuk tanaman, penjarangan agar
tanaman tidak terlalu rimbun, mengarahkan pertumbuhan tanaman, dan fokus terhadap
kualitas bunga dan buah. Pemeliharaan rambutan seharusnya dilakukan saat tanaman
berumur 1 tahun pupuk kandang 40 kg/pohon, urea 100 g/pohon, SP-36 50 g/pohon, dan
KCl 20 g/pohon. Umur >2 tahun pupuk kandang 50 kg, urea 150 g, SP-36 60 g/pohon,
dan KCl 25 g/pohon. Pemupukan tanaman belimbing dilakukan dengan pemberian pupuk
kandang 50 kg yang diberikan pada awal musim hujan atau akhir musim hujan dan NPK
500 g/batang pada awal atau akhir musim hujan.
Pemupukan dilakukan dengan sistem tabur di sekeliling tajuk (kanopi) terluar
tanaman sedalam 10-25 cm. Penyiraman perlu dilakukan saat musim kemarau seminggu
sekali pada pagi atau sore hari menggunakan mesin pompa air. Pertumbuhan rambutan
dan belimbing dipengaruhi oleh ketersediaan air. Untuk memacu munculnya bunga
rambutan diperlukan larutan KNO3 (Kalsium 53 Nitrat) yang dapat mempercepat 10 hari
lebih cepat. Pembungaan sampai panen biasanya 90-120 hst atau sekitar bulan November-
Februari.

4. Tanaman Mangga (Mangifera indica L.)


Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang
membudidayakan tanaman mangga. Tinggi tanaman mangga tersebut berkisar 4-8 meter.
Ruang tanam yang digunakan adalah 10x10 meter. Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari
jenis tanah mediteran dan latosol, namun tanaman mangga tetap tumbuh baik di
Kecamatan Dlingo. Berdasarkan hasil observasi, tanaman mangga belum mendapatkan
perlakuan perawatan yang tepat.
Pengelola kebun telah melakukan pengapuran di awal pengolahan lahan, karena
kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak
pengelola hanya melakukan pemupukan 100 kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam,
karena kurangnya biaya perawatan dan tidak adanya proses penyiraman meskipun musim
kemarau. Tanaman mangga masih berumur sekitar 1-13 tahun. Sistem tanam dalam
kebun mangga ini adalah tumpangsari. Seharusnya tanaman yang kurang produktif
dilakukan pemangkasan untuk kanopi atau tajuk tanaman serta penjarangan agar tanaman
tidak terlalu rimbun karena dapat menyebabkan daun-daun saling menaungi sehingga
pertumbuhan tunas kurus dan kurang sehat. Kerimbunan akan mengundang kelembaban
dan tumbuh jamur sehingga ranting menjadi tidak sehat bahkan tanaman menjadi mati.
Pemangkasan dilakukan 3 kali dalam 3 tahun dengan meninggalkan 3-4 tunas, setelah itu
pemangkasan dihentikan. Tunas yang dipilih harus berada pada sisi yang berbeda.
Pemupukan seharusnya dilakukan saat tanaman mangga umur 1-2 bulan
menggunakan NPK 300 gram/pohon dan urea 300 gram/pohon. Umur 1-2 tahun
menggunakan NPK 1,5-2 kg/pohon dan pupuk kandang 5 kg/pohon. Umur 8-10 tahun
menggunakan pupuk kandang 100 kg/pohon. Selain itu, penyiraman perlu dilakukan
ketika menjelang musim kemarau seminggu sekali pada pagi atau sore hari menggunakan
mesin pompa air. Pada saat observasi bulan Desember belum ada tanaman yang
berproduksi buah mangga namun berdasarkan teori tanaman mangga dapat dipanen saat
umur 4 tahun atau bulan September-Oktober.
5. Tanaman Durian (Durio zibethinus).
Kebun Buah Mangunan merupakan salah satu lahan di Yogyakarta yang
membudidayakan durian. Durian mempunyai prospek ekonomi yang cukup bagus dilihat
dari pemasaran buah durian dari tahun ke tahun kian meningkat . Oleh karena itu, durian
merupakan salah komoditi yang dapat menambah pendapatan sektor pertanian. Durian
sangat digemari hampir oleh setiap kalangan, sehingga ada yang menamakannya sebagai
raja buah atau ratunya buah. Disamping buahnya yang manis, harum dan warna daging
dari putih sampai kekuningan yang kaya akan kalori, vitamin, lemak dan protein, juga
batangnya bisa digunakan untuk bahan bangunan, kayu bakar dan lain-lain. Berikut iklim,
ketinggian tempat dan kondisi tanah yang sesuai untuk tanaman durian yaitu : Durian
tumbuh baik pada daerah tropika basah, Curah hujan ideal adalah lebih dari 2000 mm per
tahun dan tersebar merata sepanjang tahun, Lama bulan basah 9-10 bulan per tahun.
Musim kering lebih dari 3 bulan akan mengganggu pematangan buah durian, Ketinggian
yang lebih ideal adalah 100-500 m dari permukaan air laut, Bila ditanam pada tempat
yang lebih tinggi akan terjadi penurunan kualitas, Durian tumbuh baik pada tanah dengan
pH netral, Durian menghendaki tanah dalam dengan drainase baik. Akar durian peka
terhadap rendaman air.
Tinggi tanaman durian tersebut berkisar 6-10 meter. Kondisi batang durian akan terus
tumbuh sampai pada batas kehidupannya. Ruang tanam yang digunakan adalah 10x10 m.
Agrowisata Kebun Buah Mangunan ini terdiri dari jenis tanah mediteran dan latosol,
namun tanaman durian tetap tumbuh baik di Kecamatan Dlingo dan bahkan selama ini
Kecamatan Dlingo merupakan kecamatan yang cukup dikenal sebagai penghasil durian di
Kabupaten Bantul. Tanaman durian berfungsi sebagai pencegah erosi di lahan yang
miring.
Penanganan pembudidayaan durian pada tanah yang berlereng sudah sesuai yaitu
dengan pembuatan terasering sesuai dengan arah kontur. Pada lahan durian ini digunakan
pola sistem tanam tumpangsari dengan tanaman kacang tanah. Pemanfaatan lahan kosong
ini diizinkan oleh pengelola Kebun Buah Mangunan untuk petani tanpa memungut biaya
sewa lahan. Kecamatan Dlingo pada umumnya berpotensi sebagai lahan budidaya durian,
sebab kondisi lahannya sesuai dengan syarat tumbuh tanaman durian. Tanaman durian di
Kebun Buah tersebut sudah mulai berproduksi. Namun buah masih berukuran 5-10 cm,
berbentuk bulat dan lonjong, kulit dipenuhi duri-duri tajam, warna coklat keemasan atau
kuning dan belum matang. Tanaman durian masih berumur sekitar 1-12 tahun.
Dengan demikian perlu adanya intensifikasi perawatan khususnya pada tanaman
durian yang berumur kurang dari 6 tahun. Berdasarkan hasil observasi, tanaman durian ini
belum mendapatkan perlakuan perawatan yang tepat. Pengelola kebun telah melakukan
pengapuran di awal pengolahan lahan, karena kawasan Kebun Buah Mangunan memiliki
derajat keasaman kurang dari 5,5. Pihak pengelola hanya melakukan pemupukan
100kg/pohon pupuk kandang saat awal tanam, karena kurangnya biaya perawatan dan
tidak adanya proses penyiraman meskipun musim kemarau. Pemupukan seharusnya
dilakukan dengan memberikan pupuk kandang 60- 100 kg/pohon dan NPK 135
g/tanaman setahun sekali untuk menunjang pertumbuhan yang optimal.
Pemupukan dilakukan dengan cara menggali lubang mengelilingi batang bawah di
bawah tajuk paling luar dari tanaman. Penyiraman dilakukan pada musim kemarau saja
yaitu sekitar bulan JuniOktober karena musim penghujan terjadi pada bulan November-
Juni. Untuk penyiraman yang tepat untuk tanaman durian yang ada di kebun adalah
seminggu sekali yaitu pada pagi atau sore hari menggunakan mesin pompa air. Pada umur
sekitar 8 tahun, tanaman durian mulai berbunga. Musim berbunga biasanya terjadi bulan
Juni-September dan pada bulan Oktober-Februari buah sudah siap panen
6. Tanaman lainnya
Kebun Buah Mangunan memiliki beberapa tanaman buah lainnya seperti sawo,
kersen, jambu air, tanaman temu kunci, namun jumlah tanaman tersebut hanya sedikit.
Tanaman jambu air berada di pinggir jalan keluar puncak Kebun Buah Mangunan.
Tanaman sawo tersebut masih berukuran 2 meter dan belum berbuah. Tanaman lainnya
seperti tanaman kelengkeng. Tanaman kelengkeng ini ditanam sejak tahun 2012. Oleh
karena itu, perlu adanya perawatan yang lebih intensif supaya tanaman dapat mengalami
proses pertumbuhan yang optimal dan menghasilkan buah yang maksimal.

B. Kopi Merapi
Kedai kopi merapi berdiri usai erupsi Gunung Merapi tahun 2010. Kedai kopi merapi
terletak di dusun Petung, Kepuharjo, Cangkringan, Sleman. Kedai ini awalnya bernama
kedai kopi Petung, namun dengan berjalannya waktu namanya mulai dikenal dengan nama
kedai kopi Merapi. Awal berdirinya kedai kopi Merapi ini karena adanya erupsi Merapi
tahun 2010 silam yang menyebabkan perkebunan kopi milik masyarakat sekitar lereng
Merapi porakporanda sehingga mengalami gagal panen. Dari kejadian tersebut membuat
warga dusun Petung mulai berpikir untuk menggerakkan usaha yang digerakkan oleh Pak
Sumijo. Dibawah asuhan Pak Sumijo yang kesehariannya berprofesi sebagai petani kopi
mulai fokus menjalankan usaha kedai kopi yang hingga saat ini dikenal dengan nama
kedai kopi Merapi.
Kedai kopi Merapi ini cukup unik karena berdiri di atas material sisa erupsi Gunung
Merapi, dan karena kreativitas Pak Sumijo dalam mengolah sisa bebatuan erupsi menjadi
perabot di kedai kopi Merapi. Salah satunya adalah bebatuan yang ia jadikan meja dan
kursi sehingga memberikan kesan unik. Selain itu kedai kopi Merapi juga menerapkan
konsep tradisional mulai dari bangunan, menu yang ditawarkan hingga pengolahan biji
kopi menggunakan cara-cara tradisional. Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga
kualitas serta keunikan yang ada di kopi Merapi. Menu kopi yang disediakan di kedai kopi
Merapi adalah kopi Rabusta dan Arabica. Selain kopi, kedai ini juga menyediakan
berbagai jajanan tradisional seperti tempe goreng, pisang goreng, dan kacang rebus dengan
harga yang sangat terjangkau.
Desa Kepuharjo yang berada sekitar 7 km arah utara Kecamatan Cangkringan dan 27
km arah timur laut Ibukota Sleman memiliki aksesibilitas baik, mudah dijangkau dan
terhubung dengan daerah-daerah lain di sekitarnya oleh jalur transportasi jalan raya.
Wilayah Desa Kepuharjo secara geografis berada di koordinat 07O 40’42.7”LS – 07O
43’00.9”LS dan 110O 27’59.9”BT – 110O 28’51.4”BT. Dilihat dari topografi, ketinggian
wilayah Kepuharjo berada pada 600 – 1200 m ketinggian dari permukaan air laut dengan
curah hujan rata-rata 2500 mm/tahun, serta suhu rata-rata per tahun adalah 16-17° C.
Kedai kopi Merapi ini cukup unik karena berdiri di atas material sisa erupsi Gunung
Merapi, dan karena kreativitas Pak Sumijo dalam mengolah sisa bebatuan erupsi menjadi
perabot di kedai kopi Merapi. Salah satunya adalah bebatuan yang ia jadikan meja dan
kursi sehingga memberikan kesan unik. Selain itu kedai kopi Merapi juga menerapkan
konsep tradisional mulai dari bangunan, menu yang ditawarkan hingga pengolahan biji
kopi menggunakan cara-cara tradisional. Hal tersebut dipertahankan untuk menjaga
kualitas serta keunikan yang ada di kopi Merapi. Menu kopi yang disediakan di kedai kopi
Merapi adalah kopi Rabusta dan Arabica. Selain kopi, kedai ini juga menyediakan
berbagai jajanan tradisional seperti tempe goreng, pisang goreng, dan kacang rebus dengan
harga yang sangat terjangkau (Gayuh, B. L. 2009).
Dilihat dari hasil data BPS dan perhitungan menggunakan rumus Braak rata-rata
temperatur Desa Kepuharjo tujuh tahun terakhir tahun 2009-2015 yaitu sebesar 21,29 ˚C
di ketinggian (600- 700) mdpl, 20,69 ˚C di ketinggian (700-800) mdpl, dan 20,09 ˚C di
ketinggian (800-900) mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika
termasuk dalam kelas S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi
produktifitasnya, memerlukan tambahan (input). Sedangkan temperatur yang paling sesuai
untuk pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 16-20 ˚C berdasarkan kriteria kesesuaian
lahan tanaman kopi arabika. Lahan pada S2 merupakan lahan yang mempunyai pembatas-
pembatas. Temperatur (˚C) di lahan pasca erupsi tahun 2010 Desa Kepuharjo, Kecamatan
Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2, artinya temperatur (˚C)
tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam proses budidaya kopi arabika
tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila ingin meningkatkan produksi
maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).
Dilihat dari data perhitungan ketinggian tempat tahun 2017, pada sampel I sebesar
(800- 900) mdpl, sampel II sebesar (700-800) mdpl dan pada sampel III sebesar (600-700)
mdpl. Apabila dilihat dari kriteria kesesuaian tanaman kopi arabika termasuk dalam kelas
S2 atau lahan mempunyai faktor pembatas yang mempengaruhi produktifitasnya,
memerlukan tambahan (input). Sedangkan ketinggian tempat yang paling sesuai untuk
pertumbuhan kopi arabika yaitu antara 1000-1500 mdpl. Lahan pada kelas S2 merupakan
lahan yang mempunyai pembatas. Ketinggian tampat di lahan pasca erupsi tahun 2010
Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman termasuk dalam kelas S2,
artinya ketinggian tempat tersebut menjadi pembatas yang tidak terlalu besar dalam proses
budidaya kopi arabika tetapi dapat mengurangi produk atau keuntungan. Apabila ingin
meningkatkan produksi maka perlu input yang cukup. (Prahasta Eddy. 2014) .
Proses pemasaran di Kedai kopi Merapi dilakukan dengan dua cara, yaitu: Pemasaran
secara langsung, pemasaran ini dilakukan dengan cara menjual produk secara langsung
dilokasi kedai Merapi, baik yang diseduh atau alam bentuk kemasan. Dan pemasaran
melalui online, pemasaran ini dilakukan melalui layanan pemesanan via online gojek dan
pengiriman kopi kemasan ke konsumen yang memesan.
Pada curah hujan Kabupaten Sleman data BMKG tahun 2016 di dua stasiun
menunjukkan bahwa jumlah curah hujan atau jumlah air jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman 10 tahun terakhir rata-rata sebesar 2.480 mm/tahun untuk stasiun
Bronggang dan 2.537 mm/ tahun untuk stasiun Pakem. Dalam kriteria kesesuaian lahan
kopi arabika, kondisi curah hujan tersebut termasuk dalam kelas S3 atau kesesuaian
rendah (moderately suitable) sebab jumlah air yang jatuh di permukaan tanah di
Kabupaten Sleman diantara 2.000-3.000 mm/tahun sedangkan curah hujan yang
dikehendaki tanaman kopi arabika dalam kriteria kesesuaian lahan tanaman kopi arabika
sebesar 1.200-1.800 mm/tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa ketersediaan air di
Kabupaten Sleman lebih besar dibanding dengan kebutuhan air tanaman kopi arabika.
Curah hujan atau jumlah air yang jatuh di permukaan di Kabupaten Sleman yang termasuk
dalam kelas S3 itu berarti bahwa jumlah air permukaan dapat menjadi pembatas yang
dapat mengurangi produk atau keuntungan dimana tanpa adanya masukan lahan tersebut
masih dapat menghasilkan produksi yang cukup, akan tetapi apabila ingin mendapatkan
produksi yang lebih tinggi maka perlu input yang cukup (BMKG. 2016).
Syarat Tumbuh Kopi Robusta
 Kopi robusta tumbuh optimal pada ketinggian tempat 100-800 mdpldengan suhu
udara sekitar 21-24 o Curah hujan yang optimal bagi tanaman ini adalah 1.250 –
2.500 mm/th dengan bulan kering 3 bulan/tahun (curah hujan < 60 mm/bulan).
 Sifat fisik tanah yang disukai kopi robusta adalah yang bertekstur lempung pada
lapisan kedua, serta gembur pada lapisan atasnya.
 Tingkat keasaman (pH)tanah antara 5,5 hingga 6,5.
Persiapan Bibit Kopi Robusta
 Bibit kopi robusta bisa diperoleh dengan 2 cara, yaitu cara generatif menggunakan biji
dan vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan. Namun, umumnya para
petani menggunakan cara generatif yang lebih sederhana dan ekonomis walaupun
memiliki kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul dari tanaman induk.
 Pilih bibit atau benih dari tanaman induk yang sehat, telah bereproduksi sekitar 4-5
kali, serta toleran terhadap hama dan penyakit.
 Pilih buah kopi yang akan dijadikan bibit,yaitu buah kopi yang sudah masak berwarna
merah. Pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan tidak terkena
cahaya matahari. Pastikan jumlah benih diberi lebihan sebanyak 20% untuk nantinya
jika terjadi seleksi dan sulaman jika terjadi masalah.
 Semai biji/benihselama sekitar 2,5 bulan dengan menggunakan media tanah dan pasir.
Naungi media semai dengan jerami atau alang-alang kering. Sirami benih secara rutin
dengan air secukupnya.
 Jika benih sudah berkecambah, pindah tanamkan ke dalam polybag dengan media
tanam berupa campuran tanah dengan pupuk kandang. Tanam benih ke dalam
polybag tersebut.
 Bibit dapat dipindah tanamkan ke lahan tanam setelah berumur sekitar 5-6 bulan.
Persiapan Lahan Tanam
 Bersihkan lahan yang akan digunakan untuk budidaya kopi robusta dari gulma atau
tanaman pengganggu lainnya. Selanjutnya,lakukan penggemburan tanah lahan dengan
cara dicangkul atau dibajak.
 Sambil mempersiapkan lahan tanam, lakukan juga pembangunan saluran
irigasi/drainase terasering jika lahan yang memiliki kemiringan lebih dari 30%.
 Untuk memfilter sinar UV agar tidak terlalu terik mengenai tanaman
kopipada fase kritis 1-2 tahun, menjaga kelembapan, serta dapat menjadi bahan pupuk
organik, perlu dilakukan penanaman tanaman atau pohon pelindung berupa pohon
lamtoro.
 Pohon lamtoro ditanam 2-3 bulan sebelum bibit kopi robusta di tanam pada lahan
denganpola tanam membentuk persegi empat.
 Satu hingga duaminggu sebelum tanam, buatlah lubang tanam dengan ukuran sekitar
40 x 40 x 40 cm dan beri jarak antar lubang sekitar 2,5 × 2,5 meter. Berikan pupuk
kandang ke dalam lubang tanam.

Penanaman Kopi Robusta


 Setelah tanaman penaung siap, maka dulur sudah bisa melakukan pindah tanam.
Pastikan tanaman penaung sudah bisa memfilter sinar matahari sebanyak 30-50%.
 Pastikan bibit yang akan dulur tanam dalam kondisi sehat, memiliki 6-8 pasang daun
sejati, dan minimal sudah memiliki 2 cabang primer.
 Sebaiknya, lakukan pindah tanam ketika musim hujan.
 Lakukan penanaman bibit kopi robusta. Buka polybag bibit dengan hati-hati,letakkan
bibit pada lubang yang telah disiapkan, lalu timbun kembali dan padatkan
 hingga sebatas leher akar.Sirami dengan air.
Perawatan Tanaman Kopi Robusta
 Sebelum tanaman kopiberumur seminggu setelah tanam, lakukan penyulaman pada
tanaman kopi yang tumbuh tidak normal atau mati dan ganti dengan tanaman kopi
yang baru.
 Lakukan penyiangan pada gulma atau tanaman pengganggu lainnya yang ada di
lahan. Penyiangan tersebut dapat dilakukan secara manual menggunakan koret atau
yang lainnya atau bisa juga secara kimiawi dengan menggunakan herbisida.
 Lakukan pembubunan dengan caramenaikan tanah tepat disekitar tanaman kopi
dengan tujuan untuk menggemburkan tanah. Kegiatan pembubunan ini dilakukan
bersamaan dengan penyiangan.
 Pemupukan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur sekitar 2 bulan setelah
tanam dengan menggunakan pupukorganik atau pupuk Urea, SP-36 dan KCl. Dosis
yang diberikan pada tanaman kopi berdasarkan umur tanaman kopi. Pemberian pupuk
ini dilakukan dengan cara ditabur atau dibenamkan dengan membuat larikan.
 Lakukan pemangkasan pada pohon pelindung apabila pohon pelindung sudah rimbun.
 Lakukan pemangkasan setalah tanaman kopi memiliki sistem percabangan yang kuat
dan telah berumur sekitar 4-5 tahun dengan ketinggian sekitar 1,8 cm – 250 cm.
Pemangkasan ini bermanfaatuntuk merangsang pertumbuhan cabang buah baru,
pembentukan bunga, dan membuang cabang yang tidak produktif atau cabang yang
terserang hama penyakit.
Pemanenan Kopi Robusta
Kopi Robusta dapat dipanen setelah berumur sekitar 3-4 tahun, tergantung varietas
jenisnya. Siklus pemanenan kopi robusta dapat dilakukan setalah 8-9 bulan setelah
pembungaan. Dalam setahun dapat dilakukan pemanenan sebanyak 2 kali secara bertahap
pada bulan Februari hingga Maret dan musim panen raya pada bulan April hingga
September. Periode panen raya biasanya berlangsung selama 4-5 bulan dengan frekuensi
pemetikan buah setiap 10-14 hari (Cynthia S., Posma M., dan Mariani S. 2015).
Buah kopi yang dipanen, yaitu buah yang sudah masak berwarna
merah. Petik buah kopi secara vertikal agar tidak merusak tangkai buah sehingga akan
tumbuh kembali buah pada tangkai tersebut (Redaksi Agrozine, 2022).

BAB V
KESIMPULAN
1. Di kebun Buah Mangunan terdapat beberapa jenis tanaman buah yang di tanam di sana.
Tanaman yang ada di kebun buah Mangunan yaitu jambu kristal, durian, rambutan,
mangga, jeruk, jambu air, sawo, belimbing, klengkeng dan lain sebagainya. Sedangkan
jenis tanaman kopi yang di tanaman di kopi merapi yaitu robusta dan arabika.
2. Hasil buah di kebun buah mangunan biasanya dipasarkan ke pengunjung yang datang ke
kebun buah Manguan. Jika ada warga yang ingin membeli buah tersebut juga bisa, akan
tetapi karna buah yang ditanam terbatas jadi terkadang dari konsumen banyak yang tidak
kebagian. Ketika musim panen mereka memiliki program buah petik dengan syarat harus
menimbang di bagian pos utama dan membayarnya. Pada hari biasa pengelola kebun
menjual hasil panen masyarakat sekitar Desa Mangunan dengan harga jual buah lebih
murah daripada pasar. Pendapatan ini nantinya akan dimasukkan kedalam uang kas
pemda (pemerintah daerah). Untuk jangka panjang sebaiknya pengelola kebun lebih
memperhatikan koordinasi dengan wisatawan supaya pengunjung dapat melakukan petik
buah langsung dari pohonnya dengan nuansa pertanian saat panen.
3. Bibit kopi bisa diperoleh dengan 2 cara, yaitu cara generatif menggunakan biji dan
vegetatif menggunakan cara okulasi dan kultur jaringan. Namun, umumnya para petani
menggunakan cara generatif yang lebih sederhana dan ekonomis walaupun memiliki
kelemahan tidak 100% memiliki sifat unggul dari tanaman induk. Pilih bibit atau benih
dari tanaman induk yang sehat, telah bereproduksi sekitar 4-5 kali, serta toleran terhadap
hama dan penyakit. Pilih buah kopi yang akan dijadikan bibit,yaitu buah kopi yang sudah
masak berwarna merah. Pisahkan kulit dari biji, lalu biji dicuci dan dikering anginkan
tidak terkena cahaya matahari. Pastikan jumlah benih diberi lebihan sebanyak 20% untuk
nantinya jika terjadi seleksi dan sulaman jika terjadi masalah (Redaksi Agrozine, 2022).
Daftar Pustaka

Ani Suryani. 2007. Perbaikan Tanah Media Tanaman Jeruk Dengan Berbagai Bahan Organik
Dalam Bentuk Kompos. www.damandiri.or.id/file/anisuryaniipbriwayat.pdf. Diakses
Pada 9 Mei 2017.

BMKG. 2016. Pelayanan Data Klimatologi. Stasiun Geofisika Klas I Yogyakarta.

Cynthia S., Posma M., dan Mariani S. 2015. Evaluasi Kesesuaian Lahan dengan Metode
Limit untuk Tanaman Kopi Arabika (Coffea Arabica) dan Kopi Robusta (Coffea
robusta Lindl.) di Kecamatan Silima Pungga-pungga Kabupaten Dairi. Fakultas
Pertanian Universitas Sumatra Utara. Medan. Vol.3 (2) p: 433 – 445.

Gayuh, B. L. 2009. Konversi Lahan Kopi Di Dusun Petung Menjadi Tanaman Pekarangan
Rumah. Desa Kepuharjo, Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman. Daerah
Istimewa Yogyakarta. Fakultas Ilmu Sosial Dan Ekonomi. Universitas Negeri
Yogyakarta. Yogyakarta.
Gunawan Budiyanto. 2014. Manajemen Sumberdaya Lahan. Penerbit Lembaga Penelitian,
Publikasi dan Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
(LP3M UMY). Yogyakarta.253 halaman.

Horti (2015). Mengenal Jambu Kristal. [online] hortikultura.pertanian.go.id. Available at:


https://hortikultura.pertanian.go.id/?p=354 [Accessed 6 Jun. 2023].

Marul, 2013, Eksotisnya Kebun Buah Mangunan, http://wisata.kompasiana.com/. [Accessed


7 Jun. 2023].

Prahasta Eddy. 2014. Sistem Informasi Geografis: Konsep-Konsep Dasar Perspektif Geodesi
dan Geomatika). Informatika Bandung. Bandung.

Redaksi Agrozine (2022). Cara Budidaya Kopi Robusta, Dari Bibit Hingga Panen -
Agrozine. [online] Agrozine. Available at: https://agrozine.id/cara-budidaya-kopi-
robusta-dari-bibit-hingga-panen/ [Accessed 7 Jun. 2023].

Suratmin, dkk., 2009, Aset Wisata Bantul. Yogyakarta: Penerbit Prapanca.

Anda mungkin juga menyukai