Anda di halaman 1dari 17

ASOSIASI PETANI KAPULAGA "CV. AGRI JAYA" KAB.

CIAMIS
Asosiasi Petani Kapulaga "CV. AGRI JAYA" KAB. CIAMIS yang beralamat di Dsn. Ciakar, Des. Pasawahan, Kec. Banjarsari, Kab. Ciamis, Prov. Jawa Barat. 081 383 976 679 (021) 91573312 Email aa_sams@yahoo.com. Menawarkan hasil pertanian berupa; kapulaga, kayu jabon dan kakao. Menyediakan benih/bibit kapulaga dan kakao. Menyediakan forum konsultasi dan penyuluhan serta menawarkan kerjasama investasi mudharabah/bagi hasil secara syariah dalam pengembangan budidaya kapulaga .

Kamis, 26 Agustus 2010


Budidaya Kapulaga
A. PENDAHULUAN Kapol merupakan salah satu jenis tanaman rempah-rempah yang tumbuh liar di hutanhutan Indonesia. Tanaman ini berguna untuk bahan obat-obatan, bumbu masak , minyak gosok dan yang lebih dicari dari kapulaga ini adalah untuk bahan baku minyak asiri. Kegunaan dari kapulaga yang cukup banyak, membuat buah dari jenis tanaman ini tidak begitu susah untuk dijual atau dipasarkan. Harga kapol kering pun sejak 2 tahun terakhir ini cukup stabil dan mengiurkan yaitu berkisar pada Rp. 40.000 45.000,- per kilogram kering. B. SEKILAS TANAMAN KAPOL Dalam bahasa latin kapulaga disebut Elettaria cardamomum Maton dengan rincian sebagai berikut: Kingdom : Plantae Division : Magnoliophyta Class : Liliopsida Order : Zingiberales Family : Zingiberaceae Genus : Elettaria Species : E. cardamomum Di Indonesia nama kapol berbeda-beda pada tiap daerahnya, berikut adalah sinonim dari tanaman kapulaga : Kapulaga, Kardamon (Aceh, Melayu) Palago, Pelaga, Puwar (Minangkabau) Kapol, Kapol sebrang, Pelaga (Sunda) Kapulogo, Kapulogo sabrang, Pulogo, Kapol sabrang (Jawa) Kapolagha, Palagha (Madura) Korkolaka (Bali) Gandimong (Bugis)

Elettaria cardamomum berupa herba tahunan. Tingginya mencapai 1-5 meter. Tumbuhnya bergerombol dan memiliki banyak anakan. Batang semu yang tersusun oleh pelepah-pelepah daun, berbentuk silindris dan berwarna hijau. Umbi batang agak besar dan gemuk.Daun tunggal, tersebar, dan berwarna hijau tua. Helai daun licin atau agak berbulu, berbentuk lanset atau tombak, dengan pangkal dan ujung runcing dan tepi daun rata. Panjang daun sekitar 1-1,5 meter. Antara pelepah dan helai daun terdapat lidah yang ujungnya tumpul, panjang sekitar 0,5 cm.Akar serabut dan berwarna putih kotor. Rimpang bulat panjang, bercabang simpodial, dan berwarna putih kekuningan. Pada awalnya cabang-cabang rimpang ini dibungkus oleh sisik-sisik yang pendek Perbungaan berupa bulir (bongkol) yang kecil terletak di ujung batang, berwarna putih atau putih kekuningan. Tangkai bunga muncul dari umbi batang, menjuntai, ramping. kelopak panjang lebih kurang 1-1,5 cm, berbulu, berwarna hijau. Mahkota berbentuk tabung, panjang 1-1,5 cm, berwarna putih atau putih kekuningan. Taju biasanya lebih panjang dari tabungnya. Bibir bunga berwarna biru berlajur putih, tepinya kuning. Benang sari panjangnya 1-1,5 cm, kepala sari bentuk elips, panjang sekitar 2 mm. Tangkai putik tidak berbulu, kepala putik berbulu, berbentuk mangkok. Buah berbentuk buah kotak, terdapat dalam tandan kecil-kecil dan pendek. Buah bulat memanjang, berlekuk, bersegitiga, agak pipih, kadang-kadang berbulu, berwarna putih kekuningan atau kuning kelabu. Buah beruang 3, setiap ruang dipisahkan oleh selaput tipis setebal kertas. Tiap ruang berisi 5-7 biji kecil-kecil, berbentuk bulat telur, diameter 2-3 mm, berwarna coklat atau hitam, beraroma harum yang khas. Dalam ruang biji-biji ini tersusun memanjang 2 baris, melekat satu sama lain. Tanaman kapol sudah bisa mulai berbuah antara usia 8-10 bulan. C. TEMPAT PENANAMAN Tempat menanam kapol ini yaitu di Dusun Ciakar tepatnya di lahan milik desa seluas 40 hetktar blok Pangangonan, Desa Pasawahan, Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis atau sebelah selatan Jawa Barat (Priangan Timur). Ketinggian tanah didaerah ini berada pada 800-900 diatas permukaan laut. Sehingga tempat ini sangat cocok untuk budidaya kapol. Target dari proyek budidaya tanaman ini adalah seluas 40 Hektar yang insya Allah ingin dicapai dalam jangka waktu 1 tahun. Jarak penanaman yang diterapkan adalah 1,5 m x 2 m (3 m2) sehingga dalam satu hektar mempunyai kuantitas sekitar 3300 batang pohon. D. ASUMSI PEMBIAYAAN DALAM 1 HEKTAR 1. Pembukaan lahan 1Pembukaan Lahan Ha 120 HKW 80 HKP 15.000-20.000 1.800.000- 1.600.000 Jumlah = Rp. 3.400.000 2. Pengolahan lahan a. Pembuatan Lubang Tanam 1 Ha 28 HKP 20.000=Rp. 560.000 b. Pemupukan 1 Ha 42 HKW 15.000=Rp. 630.000

c. Pupuk organik 1 paket Rp. 400.000 Jumlah = Rp. 1.590.000 3. Pengadaan Bibit 3.000 batangx@1.000 = Rp3.000.000 4. Pengadaan Pupuk kandang 70 karung @ 8.000= Rp 560.000 5 Penyiangan ke 1 (2 bulan sekali) 1 Ha 42 HKW 15.000= Rp. 630.000 6 Pupuk kandang Pemupukan ke 2 50 karungx36 HKW @8.000 15.000 400.000 =Rp.540.000 7 Penyiangan ke 2 1 Ha 42 HKW @15.000=Rp. 630.000 8 Pupuk Urea/NPK Pemupukan ke 3 150 kg 30 HKW 300015.000= Rp.450.000 9 Pos jaga Mushola 1 = Rp 1 500.000 Jumlah Poin 5 9 = Rp3.900.000 Total Jumlah Pembiayaan/ Hektar Rp. 12.450.000 E. PROYEKSI HASIL DALAM 1 HEKTAR Panen ke I Usia 10 Bulan; 3300 Rumpun Rp 1.000.000 (Belajar berbuah) Panen ke II Usia 17 Bulan; 3000 Rumpun @ 0.5 Kg Basah = Rp.12.000.000 Panen ke III Usia 24 Bulan; 2950 rumpun x @1 Kg Basah = Rp 23.600.000 Panen ke IV Usia 31 Bulan; 2900 Rumpun x @1.5 Kg Basah= Rp 34.800.000 Panen ke V Usia 38 Bulan ; 2850 Rumpun x @2.Kg Basah = Rp 45.600.000 Panen ke VI Usia 45 Bulan; 2800 Rumpun x @2.5 Kg Basah= Rp 56.000.000 Panen ke VII Usia 52 Bulan; 2750 Rumpun x @3 Kg Basah = Rp 66.000.000 Panen ke VIII Usia 59 Bulan; 2700 Rumpun x @3.5 Basah = Rp 75.600.000 Panen ke IX Usia 66 Bulan; 2650 Rumpun x @4Kg Basah = Rp 84.800.000 Panen ke X Usia 73 Bulan; 2600 Rumpun x @4.5 Kg Basah = Rp 93.600.000

Hasil ini insya Allah bisa didapat dari penyusutan kering 75% dengan harga /kg 40.000 dan tentunya hasil ini bisa fluktuatif sesuai dengan curah hujan yang terjadi. G. PENUTUP Demikian gambaran singkat mengenai prospek budidaya tanaman kapulaga yang kami sampaikan, semoga tulisan ini dapat menarik minat bapak/ibu/saudara untuk bisa bekerjasama dengan kami, dan hal-hal yang belum dimengerti akan kami jelaskan pada waktu persentasi atau lewat komunikasi telphone atau email. " jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (Al-Baqarah 283)". Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 09:35 2 komentar

Kamis, 19 Agustus 2010

Fhoto Projek Kapulaga

Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 00:10 0 komentar

Rabu, 11 Agustus 2010


Kapulaga Jenis Sabrang
Kapulaga seberang atau kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum) adalah sejenis rempah yang penting untuk pelbagai jenis masakan di Asia dan juga banyak digunakan untuk bahan obat tradisional (jamu). Berasal dari Asia Selatan, jenis kapulaga ini diduga menyebar secara liar hingga ke wilayah Malesia. Nama asing kapulaga adalah pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani menyebut buah itu

cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil. Semula ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kapulaga sabrang kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia diketahui telah ditanam semenjak tahun 1920-an meskipun belum bernilai komersial,[2] dan mulai dibudidayakan secara serius sejak 1986. Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas lain kapulaga sabrang dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak. Dari Sri Lanka ditawarkan Elettaria cadamomum var. major sebagai Ceylon cardamom. Buahnya lebih lebar dan pipih daripada kapulaga Malabar, E. cardamomum var. minor. Dari Thailand, kemudian juga ditawarkan Siamese cardamom yang masih sejenis dengan kapulaga Jawa, Amomum cardamomum. Tumbuhan kapulaga tergolong dalam herba dan membentuk rumpun, sosoknya seperti tumbuhan jahe, dan dapat mencapai ketinggian 2-3 meter dan tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Awalnya memang hidup liar, namun kini kapulaga sabrang dibudidayakan sebagai tanaman rempah. Tumbuhan berbatang basah ini memiliki batang berpelepah daun yang membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga tumbuhan ini tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Buahnya berbentuk bula telur, berbulu, dan berwarna kuning kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruang-ruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang. Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya yang sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor kecipratan tanah kalau hujan, petani pemiliknya menyelipkan lembaran plastik sebagai alas di bawah tandan buah itu. Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah baunya sedap sesedap-sedapnya. Di India, buah yang sudah dikeringkan, disortir menurut ukuran dan warnanya. Yang sudah kuning jerami cantik, dikemas sebagai buah siap jual, sedangkan yang belum dipucatkan dulu dengan uap belerang. Penjagaan mutu inilah yang membuat India menjadi pengekspor kapulaga yang digemari orang. Buah yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4 - 7 butir biji kecil coklat kemerah-merahan. Rasanya agak pedas seperti jahe, tetapi baunya tidak. Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian akar, buah, dan batangnya. Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk mencegah keropos tulang. Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak asiri dari biji kapulaga menjadi oil of

cardamom yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim Amerika di pabriknya. Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 21:36 0 komentar

Sejarah Kapulaga
Kapulaga (Amomum cardamomum) selama ini dikenal sebagai rempah untuk masakan dan juga lebih banyak digunakan untuk campuran jamu. Di beberapa daerah kapulaga dikenal dengan nama kapol, palago, karkolaka, dan lain-lain. Orang Tionghoa menyebutnya pai thou kou (bahasa Tionghoa). Orang Yunani biasa menyebut cardamomom yang kemudian dilatinkan oleh orang Romawi menjadi cardamomum. Dalam bahasa Inggris disebut cardamom. Dalam bahasa Thai disebut krava, elaichi dalam bahasa Hindi, dan elakkaai dalam bahasa Tamil. Semula kapulaga ditemukan tumbuh alamiah di daerah Pegunungan Malabar, pantai barat India. Karena laku di pasar dunia, kemudian banyak ditanam di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia mulai dibudidayakan sejak 1986. Dalam perdagangan kemudian ditawarkan juga varietas kapulaga lain dari pegunungan tinggi Mysore (India) yang buah lonjongnya lebih membulat, dan lebih disukai karena lebih sedap. Berbeda dengan kapulaga Malabar yang tandan bunganya merayap, tandan bunga kapulaga Mysore tumbuh tegak. Tanaman kapulaga merupakan tanaman herbal yang membentuk rumpun, bentuknya seperti tumbuhan jahe, dan dapat mencapai ketinggian 2-3 meter. pada umumnya kapulaga tumbuh di hutan-hutan yang masih lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Tanaman kapulaga awalnya memang hidup liar, namun kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah. Tumbuhan berbatang basah ini memiliki batang berpelepah daun yang membalut batangnya. Letak daunnya berseling-seling. Bunga tumbuhan ini tersusun dalam tandan yang keluar dari rimpangnya. Buahnya berbentuk bulat telur, berbulu, dan berwarna kuning kelabu. Buahnya berkumpul dalam tandan kecil dan pendek. Bila masak, buahnya akan pecah dan membelah berdasarkan ruangruangnya. Di dalamnya terdapat biji yang berbentuk bulat telur memanjang. Kapulaga berbuah pada umur 3 tahun. Buah kapulaga muncul dari batang semu dekat tanah, dan merayap bersama tandannya yang sepanjang 1 m, ke tanah sekitarnya. Supaya tidak kotor kecipratan tanah kalau hujan, petani pemiliknya menyelipkan lembaran plastik sebagai alas di bawah tandan buah itu. Buah lonjong sepanjang 1 cm yang bersisi tiga itu dipetik kalau sudah montok, padat berisi, setengah matang. Warna hijaunya sudah berubah hijau muda. Tadinya hijau tua. Ketika berubah warna itulah baunya sangat sedap.

Di India, buah yang sudah dikeringkan, disortir menurut ukuran dan warnanya. Buah yang sudah berwarna kuning seperti warna jerami, dikemas sebagai buah yang siap jual, sedangkan yang belum berwarna kuning akan dipucatkan dulu dengan uap belerang. Penjagaan mutu inilah yang membuat India menjadi pengekspor kapulaga yang digemari oleh semua orang. Buah yang sudah kering menjadi keriput, bergaris-garis, berisi 4 7 butir biji kecil berwarna coklat kemerah-merahan. Rasanya agak pedas seperti jahe, tetapi baunya tidak. Kapulaga lokal adalah tanaman dataran rendah. Kapulaga hanya bisa tumbuh baik dan berproduksi optimal pada lahan dengan ketinggian mulai dari 0 sampai dengan 700 meter di atas permukaan laut (m. dpl). Sebaliknya, kapulaga sabrang justru hanya mau tumbuh baik di dataran tinggi mulai dari 700 sampai dengan 1.500 m. dpl. Yang juga membedakan kapulaga lokal dengan kapulaga sabrang adalah buahnya. Buah kapulaga lokal tumbuh berupa dompolan yang menempel di atas tanah. Tiap dompolan berisi antara 10 sampai dengan 20 butiran buah. Buah kapulaga lokal berbentuk bulat. Diameternya sekitar 1 cm. Dalam buah tersebut ada segmen-segmen yang terpisah dan berisi butiran biji. selain itu adalah produktifitasnya. Kapulaga lokal dengan sistem tanam tumpangsari populasi 1.400 tanaman per hektar, akan mampu berproduksi sekitar 2,8 sd. 3 ton buah basah per tahun. Sedangkan kapulaga sabrang var. malabar lebih tinggi yakni 4,2 sampai dengan 4,5 ton per hektar per tahun. Sementara var. mysore hanya sekitar 2 ton per hektar per tahun. Hingga yang selama ini lebih banyak dikembangkan oleh para petani kita hanya var. malabar. Kapulaga lokal sudah mampu berproduksi pada umur 1,5 tahun setelah tanam dengan bibit anakan yang baik. Sementara kapulaga sabrang, baik yang malabar maupun mysore baru mulai berbuah pada umur 2 tahun. Harga kapulaga lokal selalu lebih murah dibanding kapulaga sabrang. Biasanya harga kapulaga sabrang tiga kali lipat dibanding kapulaga lokal. Pemanfaatan kapulaga lokal sebagian untuk industri farmasi dan sebagian lagi sebagai bahan kuliner. Selain untuk kuliner dan industri farmasi, kapulaga juga merupakan bahan minyak atsiri dan oleoresin. Dalam perdagangan internasional, minyak kapulaga dikenal dengan nama Cardamon Oil. Kandungan True Cardamon Oil adalah terpen, terpeneol dan sineol. Sementara False Cardamon Oil selain mengandung tiga bahan tadi juga masih ada kandungan berneol dan kamfernya. Manfaat Buah Kapulaga Biji, yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar, dapat dimanfaatkan sebagai obat. Dalam dunia obat-obatan biji yang telah dikeringkan dinamakan semen cardamomi. Selain bijinya, yang digunakan untuk obat adalah bagian akar, buah, dan batangnya. Kapulaga mengandung minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein, gula, lemak, silikat, betakamfer, sebinena, mirkena, mirtenal, karvona, terpinil asetat, dan kersik. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat sebagai obat batuk. Kapulaga juga memiliki khasiat untuk

mencegah keropos tulang. Kapulaga memiliki aroma sedap sehingga orang Inggris menyanjungnya sebagai grains of paradise. Aroma sedap ini berasal dari kandungan minyak atsiri pada kapulaga. Minyak atsiri ini mengandung lima zat utama, yaitu borneol (suatu terpena) yang berbau kamper seperti yang tercium dalam getah pohon kamper. Beberapa pabrik bumbu juga mengekstrakkan minyak asiri dari biji kapulaga menjadi Cardamom oil yang kemudian dikemas dalam botol. Dalam bentuk minyak ini pula, kapulaga dipakai untuk menyedapkan soft drink dan es krim di pabrik Amerika. Potensi Produk Buah Kapulaga Para petani desa hutan di Desa Sedayu Kecamatan Loano Kabupaten Purworejo kini diuntungkan dengan tanaman kapulaga. Jenis tanaman rempah-rempah ini hanya sekali tanam dan dapat dipanen berkali-kali setiap bulan. Harga kapulaga kering mencapai Rp 40 ribu per kilogram, sedangkan kapulaga basah mencapai Rp 8 ribu per kilogram. Di samping itu, perawatan terhadap tanaman ini tidak terlalu rumit, bahkan sebagian besar menjadi kegiatan sampingan ibu-ibu rumah tangga. Setelah panen, tanaman ini akan terus berbuah, ujar Kepala Desa (Kades) Sedayu Drs Kosim di desanya. Dikatakan, para petani memanfaatkan bantuan bibit kapulaga dari Dinas Kehutanan Propinsi Jawa Tengah, ditanam secara tumpang sari di lahan hutan Perum Perhutani Kesatuan Pemangkuan Hutan (KPH) Kedu Selatan, di petak 100 B Resort Pemangkuan Hutan (RPH) Katerban, yang berbatasan dengan DIY di ujung Barat Laut Kabupaten Kulonprogo. Ditanam di lahan seluas kurang lebih 25 hektar. Dari bantuan benih yang diterimanya pada tahun 2007 itu menurut Kosim, sekarang sudah dapat dipanen dengan masa panen setiap bulan sekali. Kegiatan penanaman kapulaga ini melibatkan sekitar 98 orang dari sekitar 354 petani yang tergabung dalam Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Sedyo Rahayu. Di samping sebagai kegiatan sampingan, tanaman jenis kapulaga ini juga mudah perawatanya. Hal ini juga diakui Sutrisno (34) salah seorang petani setempat. Bahkan menurutnya, pemeliharaan tanaman ini tidak terlalu sulit. Paling hanya membersihkan rumput yang tumbuh di sekitar tananam disertai pemupukan Penanaman kapulaga ini sekaligus juga sebagai program pupuk organik yang dilakukan oleh para petani. Mereka memanfaatkan pupuk kandang dan kompos rumah tangga untuk memupuk tanaman ini. Kapulaga dapat tumbuh subur di tempat teduh atau di bawah kayu tegakan Perhutani, yang sebagian besar berupa tanaman pinus Kapulaga hanya mau tumbuh baik di bawah naungan. Komoditas ini cocok untuk dikembangkan sebagai tanaman tumpangsari pada kebun-kebun tanaman keras. Misalnya di hutan jati, kebun kopi, kakao, petai, jeruk dan lain-lain yang bagian bawah tegakannya masih menerima sedikit

sinar matahari. Kebun sawit dan karet misalnya, sulit untuk diberi tumpangsari kapulaga karena tajuknya sangat rapat. Bisa juga kapulaga ditumpangsarikan dengan pisang. Satu baris tanaman pisang diselingi dengan satu baris tanaman kapulaga. Untuk naungan kapulaga bisa dipilih lamtoro, glirisidia, kaliandra, albisia atau dadap. Meskipun sudah ditumpangsarikan dengan pisang, apabila tidak diberi naungan khusus, pertumbuhan kapulaga tidak akan optimal. Dengan cara tanam tumpangsari, satu hektar lahan dapat diisi dengan pisang atau tanaman tahunan sebanyak 300 sampai 400 pohon dan kapulaganya sekitar 1.400 sampai dengan 1.500 rumpun. Tanaman pisang, setelah lewat umur satu tahun, tiap tahunnya dapat dipanen dua kali masing-masing satu tandan @ 15 kg. per rumpun. Bararti dari pisang akan didapat hasil antara 9 sampai dengan 12 ton buah. Dengan harga per kg Rp 500,- (di Jawa) maka dari satu hektar lahan tumpangsari itu akan didapat hasil Rp 4.500.000,- sampai dengan Rp 6.000.000,Kalau yang ditanam kapulaga lokal (ketinggian lahan di bawah 700 m. dpl), maka hasilnya per rumpun per tahun 2 kg buah kapulaga basah atau 0,5 kering. Berarti dari tiap hektar dengan populasi 1.400 sampai 1.500 rumpun kapulaga lokal akan didapat hasil 2.8 ton 3 ton buah basah atau 560 kg 600 kg. Buah kapulaga kering (bobot buah kering 20% dari bobot buah basah). Dengan harga Rp 20.000,- per kg, maka hasilnya antara Rp 11.200.000 sampaiRp 12.000.000 per hektar per tahun (sumber gambar : www.tiesnovyta.multiply.com) Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 21:19 2 komentar

Kapulaga Sebagai Obat Herbal


KAPULAGA Nama latin: Amamum campactum soland Famili : Zingiberaceae Daerah : Bali : Kapolagha, Jawa : Kapulaga, Madura: Kapulaga, Sunda : Palago, Minangkabau : Pelaga puwar Asing : Ronde Kardemon Sifat Kimiawi : Tumbuhan ini kaya kandungan kimia, yang sudah diketahui a.l. minyak terbang-sineol, terpineol dan alfaborneol, beta-kamper, protein, gula, lemak dan silikat. Efek Farmakologis : Tanaman ini memiliki sifat Rasa agak pahit, hangat. Penurun panas, anti tusif, peluruh dahak dan anti muntah. Bagian tanaman yang digunakan : Seluruh tanaman dan buah. Cara budidaya : Perbanyakan tanaman dg menggunakan rimpang. Pemeliharaan mudah, perlu

cukup air dg cara penyiraman yg cukup, menjaga kelembaban dan pemupukan terutama pupuk dasar. Wilayah : Kapulaga berasal dari hutan tropis di daerah India Selatan dan Srilangka. Kapulaga diperkenalkan ke negara Eropa oleh bangsa Arab sebagai bumbu. Tanaman ini juga tumbuh dinegara Thailand, Kamboja, Malaysia Barat, dan Filipina, terutama di wilayah berbukit yang dingin, didaerah lembah dan terlindung. Di Indonesia kapulaga ditemukan tumbuh liar dan ditanam di wilayah perbukitan di daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ukuran : Tumbuh-tumbuhan ini tumbuh berumbi akar dengan tinggi antara 2 3 m. Daunnya lonjong berujung runcing dengan panjang sekitar 30 cm dan lebar 10 cm. Bunganya (simetris dua sisi, berwarna kemerah-merahan dan terbagi menjadi 3 bagian) dapat dibedakan menurut perbedaan jenis varietas setempat. Dari sana akan dihasilkan buah kotak berwarna putih yang harum sehingga bisa digunakan sebagai obat maupun bumbu. Kapulaga yang diperdagangkan terdiri atas kapsul kering, bersisi tiga, lonjong atau bundar, berwarna abu-bu coklat, yang terbagi atas tiga ruang, berisi padat dengan benih bersudut yang berwarna coklat. Biji-biji tersebut mempunyai rasa pedas, kamfer, berbau wangi, dan terasa dingin pada lidah jika dimamah. Buahnya berada dalam tandan berbentuk bulat kecil , kadang berbulu dan berwarna kuning kelabu. Kapulaga sabrang (Elettaria cardamomum L.) Maton yang berasal dari lran lebih harum baunya.Jika terlalu banyak mengunakan kapulaga maka akan mengganggu kerja cairan lambung. Kandungan & Manfaat : Ekstrak (dimasak dengan air) dari seluruh tumbuh-tumbuhan dipakai sebagai obat terhadap flatulensi atau meteorismus (penimbunan gas dalam usus), kolik dan kelemahan. Tumbuhtumbuhan yang ditumbuk halus bersama air dipakai sebagai obat gosok untuk penyakit encok. Ekstrak dari umbi akar dipergunakan sebagai obat demam. Bijinya adalah bahan mamah, dipakai juga sebagai bumbu (untuk kue) dan sebagai obat, contohnya untuk mengobati kesulitan bernapas, mulut berbau (futor exore) dan untuk mengobati batuk dan gatal ditenggorokan dengan memamahnya. Dalam bahan biji terdapat minyak kardamon yang mengandung terpineol, terpinylasetat, sineol, borneol dan sabinen, zat putih telur, calcium-oksalat dan silisium. Selain itu juga mengandung minyak atsiri (alfaborneol dan betakamfer) yang berkhasiat untuk mengencerkan dahak, memudahkan pengeluaran angin dari perut, menghangatkan, membersihkan darah, menghilangkan rasa sakit, mengharumkan.

Penyakit yang dapat disembuhkan dan cara penggunaannya. 1. KEJANG PERUT, REMATIK : Semua bagian tumbuhan ini termasuk akarnya direbus selama lebih kurang lebih seperempat jam dengan disaring, airnya diminum. 2. DEMAM, PANAS : Batang direbus selama lebih kurang seperempat jam kemudian disaring. airnya diminum. 3. Batuk : Buah dikunyah. 4. Mencegah Mual : buah direbus dan dimakan. 5. Bau Badan : rimpang direbus secukupnya dan diminum airnya. 6. RADANG AMANDEL, GANGGUAN HAID, KEJANG PERUT, OBAT KUMUR,

INFLUENZA, RADANG LAMBUNG, SESAK NAPAS, BADAN LEMAH (SEBAGAI TONIKUM) : Buah direbus, makan dan masih banyak yang lainnya. Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 21:09 1 komentar

Manfaat Kapulaga
JAKARTA, KOMPAS.com - Sifat dan aromanya khas. Karenanya kapulaga sering dimanfaatkan sebagai penyedap masakan. Tak jarang, tanaman semak ini digunakan untuk ramuan pereda gangguan tenggorokan. Kandungan minyak atsirinya bermanfaat sebagai pengencer dahak atau ekspektoran. Di kalangan penggemar herbal, kapulaga terkenal sebagai ekspektoran. Beberapa penelitian mengungkapkan khasiat ekspektoran itu ternyata berasal dari kandungan minyak atsiri sineol, si karminatif yang juga bekerja pada obat masuk angin. Sineol yang serupa tetapi tak sama dengan eukaliptol kayu putih ini lebih pedas, tetapi sejuk saat ditelan. Biasa dipakai untuk membuat peppermint palsu. Diungkapkan Susanto, pengembang tanaman kapulaga di Cinere, selain dibuat ramuan pengencer dahak, serutan batang kapulaga yang telah dikeringkan dapat dimanfaatkan sebagai minuman. Minuman kapulaga ini dapat ditemui di sebuah restoran Arab di kawasan Kemang, Jakarta Selatan. Dalam budaya masyarakat Badui, minuman kapulaga dimanfaatkan untuk penghangat sekaligus pendongkrak daya tahan tubuh. Obat Luar dan Dalam Selama ini kapulaga secara massal digunakan sebagai campuran jamu. Di beberapa daerah, kapulaga dikenal dengan nama kapol-kapulaga lokal, palago, karkolaka. Secara fisik kapulaga tergolong dalam herba yang dapat mencapai ketinggian 2-3 meter dan tumbuh di hutan lebat. Kapulaga hidup subur di ketinggian 200-1.000 meter di atas permukaan laut. Awalnya memang hidup liar sebagai tanaman semak, tetapi kini kapulaga dibudidayakan sebagai tanaman rempah. Selain batangnya, biji kapulaga yang diambil dari tumbuhan sebelum buah masak benar sering dimanfaatkan sebagai bahan baku ramuan. Biji kapulaga yang telah kering sering disebut semen cardamomi. Bagian lain yang digunakan untuk ramuan adalah akar dan buah. Kandungan kimia dalam kapulaga di antaranya minyak atsiri, sineol, terpineol, borneol, protein gula, dan sedikit lemak. Dari kandungan tersebut kapulaga memiliki khasiat ekspektoran, peluruh kentut (antimasuk angin), dan antibatuk. Ada dua cara untuk memperoleh khasiat kapulaga. Untuk pengobatan luar, dengan merebus atau menghaluskan semua bagian tumbuhan ini, lalu airnya atau adonan halusnya dibalurkan ke bagian yang sakit. Untuk pengobatan dalam, biji kapulaga ditumbuk lalu direbus dan air saringannya diminum.

Dijelaskan Susanto, untuk pengobatan luar kapulaga bisa dijadikan bahan baku cairan untuk mengatasi bau mulut (air rebusan campuran bunga kapulaga dan bahan lain untuk berkumur), dan batuk rejan (adonan halus campuran bahan dioleskan pada dada dan leher). Sebaliknya, untuk pengobatan dalam, kapulaga dapat mengatasi gangguan tenggorokan, kembung, kejang perut, sakit perut, masuk angin, bau mulut (air rebusan bahan-bahan diminum), muntah, radang lambung (maag), dan demam. Pengharum Mulut Sebagai anggota suku jahe-jahean, tanaman bernama Latin Elettaria cardamomum ini semula ditemukan tumbuh alamiah di Pegunungan Malabar, di Pantai Barat India. Karena laku di pasar dunia, ia pun dikembangkan di Sri Lanka, Thailand, dan Guatemala. Di Indonesia tanaman ini dikembangkan sejak lama, terutama di daerah Jawa dan Sumatera. Biji kapulaga lokal dipercaya mengandung minyak atsiri, bahkan lebih harum, sehingga dulu sering dijadikan mut-mutan untuk pengharum mulut. Sayangnya, sejak dunia kebanjiran beragam permen penghilang bau mulut, kapulaga lokal tidak dipakai lagi karena dianggap kurang praktis. Ada dua jenis kapulaga, yakni kapulaga India dan kapulaga lokal yang disebut kapol. Dalam buku resmi jahe-jahean, kapol masih tetap ditulis resmi kapulaga (kadang diberi embel-embel "lokal"). Sementara kapulaga keturunan India ditulis kapulaga sabrang. Sebelum digunakan, buah kapulaga sengaja tidak dikupas. Jika hendak dipakai, buah sebanyak satu sendok makan ditumbuk ringan dalam lumpang porselen kecil, agar terlepas dari kulit buahnya. Biji pecah kulit ini kemudian diayak untuk dibuang kulitnya. Bijinya ditumbuk lebih lanjut sampai halus atau setengah kasar sesuai keperluan. Inilah yang dibubuhkan pada masakan atau dibuat ramuan. Menumbuknya sebaiknya sebagian-sebagian, beberapa saat sebelum dipakai, sehingga kesegarannya masih terasa benar. Susanto menyarankan, kapulaga harus disimpan berupa buah yang masih ada kulitnya yang utuh. Kulit ini dapat melindungi biji terhadap udara kering dan panas, sekaligus menjaga bau sedapnya tidak cepat hilang. Bila ingin memanfaatkan batangnya, sebaiknya pilih yang masih muda dan segar. Menurut sejarahnya, kapulaga lebih dikenal sebagai penyedap masakan. Kandungan minyak atsirinya juga yang membuat baunya jadi sedap saat dicampur ke masakan. Sampai sekarang, tumbukan bijinya dipakai untuk menyedapkan masakan kari India, nasi goreng versi Belanda, dan martabak telur asal Malabar. Di Indonesia, selain untuk beragam ramuan, kapulaga sering digunakan untuk campuran sup buntut dan daging olahan. @ Lalang Ken Handita Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 21:07 0 komentar

Sabtu, 05 Desember 2009


Penawaran Kerjasama Mudharabah Budidaya Pohon Jabon

A. PENDAHULUAN Kebutuhan kayu dunia semakin meningkat dari tahun ke tahun, sementara hutan di Indonesia semakin krisis. saat ini Jabon merupakan kayu yang cukup populer sebagai bahan baku vinir, kayu lapis, dan pulp. Produsen peti buah, mainan anak-anak, korek api, cetakan beton juga memerlukan kayu ini. Permintaan ekspor pun terus meningkat. Dapat tumbuh pada dataran rendah hingga dataran tinggi. Keuntungan Dari 1 ha akan diperoleh sekitar 700 m3. Dengan harga saat ini Rp.1.000.000/m3 pada umur tanaman 5-6 tahun. Indonesia pernah menjadi produsen kayu lapis terbesar di dunia, sebelum kemudian disalip oleh China dan Malaysia. Pada tahun 2000, ekspor kayu lapis nasional mencapai 6,9 juta meter kubik dengan nilai US$ 2,2 miliar. Jumlah ini terus menurun hingga angka 2,9 juta meter kubik pada tahun 2006. Hal ini bukan disebabkan oleh permintaan yang menurun, namun memang kapasitas produksi nasional yang merosot. Semakin menipisnya ketersediaan hutan alam yang dibarengi dengan isu global warming menjadi faktor penurunan produksi tersebut. Kalangan industri kayu lapis nasional menyikapi hal ini dengan mulai menggunakan bahan baku dari kayu berukuran sedang dengan diameter 30-49 cm. Sebelumnya, dipakai kayu berdiameter di atas 50 cm yang didapat dari hutan alam. Kayu sengon dan jabon menjadi pilihan utama untuk dikembangkan sebagai bahan baku berdiameter sedang tersebut. Khusus untuk jabon, tanaman ini dipilih karena pertumbuhannya sangat cepat. Lingkar batangnya pada usia 6 tahun bisa mencapai di atas 40-50 cm. Di samping itu, kayunya yang berbentuk silinder lurus dengan warna putih kekuningan tanpa terlihat serat menjadi nilai tambah kayu jabon. Jadi, kenapa tidak? Budidaya tanaman jabon akan memberikan keuntungan yang cukup besar apabila dikerjakan secara serius dan benar. Perkiraan dalam 4 5 tahun mendatang, diperoleh dari penjualan 625 pohon berumur 4 5 tahun sebanyak 800 1.000 m3 per ha. Prediksi harga jabon pada 5 tahun mendatang Rp1,2-juta/m3. Dengan harga jual Rp1,2-juta per m3 dan produksi 800 m3, maka omzet dari penanaman jabon mencapai Rp960-juta per ha. Saat ini harga per m3 jabon berumur 4 tahun mencapai Rp716.000; umur 5 tahun, Rp837.000. Andai harga jabon tak terkerek naik alias Rp716.000 per m3, maka omzet dari budidaya jabon hanya Rp572.800.000. B. SEKILAS POHON JABON Jabon (Anthocephalus cadamba) adalah tanaman kayu keras yang pertumbuhanya sangat cepat dan subur. Pohon jabon merupakan tanaman tropis yang dapat tumbuh baik pada ketinggian antara 0 - 1200 mdpl di tanah lempung, pod solid, tanah liat, tanah berbatu dan lain-lain. Tanaman ini memiliki karakteristik self-pruning atau cabang akan rontok dengan sendirinya seiring dengan bertambah tingginya batang pohon sehingga log yang didapatkan akan berbentuk lurus nyaris tanpa mata. Pohon jabon bisa mencapai ketinggian 45 m dengan batang bebas cabang setinggi 30 m dan diameter 160 cm. Batang pohonnya berbentuk silinder lurus, bertajuk tinggi dengan cabang mendatar. Karakteristik kayunya dikategorikan sebagai kayu keras dengan kerapatan 0.35 - 0.54 g/cm3, berwarna putih kekuningan dan terlihat seperti tanpa serat. Sejauh ini belum dilaporkan adanya penyakit atau wabah mematikan yang menyerang jabon. Tanaman ini termasuk famili Rubiaceae ini tumbuh baik pada jenis tanah lempung, podsolik cokelat, dan aluvial lembab yang yang umumnya terdapat di sepanjang sungai yang beraerasi baik. Jabon adalah jenis pohon cahaya (light-demander) yang cepat tumbuh. Pada umur 3 tahun tingginya dapat mencapai 9 m dengan diameter 11 cm. Pada usia 5-6 tahun lingkar batangnya

bisa 40 sampai 50 cm, diameter Pertumbuhan antara 5-10 cm/tahun. Di alam bebas, pohon Jabon pernah ditemukan mencapai tinggi 45 m dengan diameter lebih dari 100 cm. Bentuk tajuk seperti payung dengan sistem percabangan melingkar. Daunnya tidak lebat. Batang lurus silindris dan tidak berbanir dengan tingkat kelurusan yang sangat bagus. Batangnya bebas cabang sampai 60%,cabang akan rontok sendiri (self purning), warna kayunya putih krem (kuning terang) sampai sawo kemerah merahan. Kayunya mudah dikeringkan, mudah dipaku, di bor dan di lem, susutnya rendah. Sangat mungkin dimanfaatkan oleh Industri kayu, Mebel/Furniture, Bahan Plywood/kayu Lapis, Batang Korek Api, Alas sepatu, Papan, Peti, bahan kertas kelas sedang. Pohon jabon muncul sebagai alternatif pengganti sengon. Hingga kini belum dilaporkan adanya penyakit mematikan pada jabon, seperti halnya tumor karat yang menyerang sengon. Sebagai sesama kayu keras, jabon memiliki kerapatan yang sedikit lebih tinggi yaitu 0,35 0,54 g/cm3 dibanding sengon yang hanya 0,32 0,48 g/cm3. Karakter seratnya yang lebih baik menyebabkan kayu jabon bisa dipakai sebagai face veneer atau lapisan luar kayu lapis. Sedangkan sengon hanya dipakai sebagai core atau lapisan dalam, meski untuk beberapa kasus, bisa juga digunakan sebagai lapisan luar & laminating layer board (misalnya untuk drawer box atau kotak laci. Selain itu, dalam proses pertumbuhannya, pohon jabon tidak memerlukan pemangkasan karena cabang pohon akan rontok dengan sendirinya seiring dengan bertambah tingginya batang pohon. Dari segi harga, kayu jabon sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan sengon, yaitu berkisar Rp. 900.000 /m3 log diameter 25 cm up sementara sengon masih berkisar Rp. 780.000 850.000 /m3 log (akhir 2009 awal 2010). Dengan hasil kubikasi dan laju pertumbuhan yang kurang lebih sama, maka hasil per hektar kayu jabon akan sedikit lebih tinggi. C. TEMPAT PENANAMAN Tempat menanam jabon ini yaitu di Dusun tepatnya di lahan milik seluas 10 hektar blok Kali jati, Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis atau sebelah selatan Jawa Barat (Priangan Timur) ketinggian tanah ini berada pada 800-900 diatas permukaan laut. Sehingga tempat ini sangat cocok untuk budidaya pohon jabon. Dalam satu Ha ditanam 625 pohon jadi dalam 10 ha ditanam 6.250 pohon jabon. D. ASUMSI PEMBIAYAAN DALAM 1 HEKTAR Total Pembiayaan = Rp. 25.910.000 E. POTENSI PENGHASILAN 1 Pendapatan Kotor 500 Pohon x 1000.0000/M3 = Rp. 500.000.000 2 Beban Panen = Rp. 200.000.000 3 Total Pendapatan Bersih = Rp. 300.000.000 F. PROYEKSI BAGI HASIL No Perjanjian Modarabah Prosentase Akad Jumlah (Rp) 1 Investor 50 % = Rp. 150.000.000 2 CV. AGRI JAYA 50% = Rp. 150.000.000

G. PENUTUP Demikian gambaran singkat mengenai prospek budidaya tanaman jabon yang saya sampaikan, semoga tulisan ini dapat menarik minat bapak/ibu/saudara untuk bisa bekerjasama dengan saya, dan hah-hal yang belum dimengerti akan saya jelaskan pada waktu persentasi. Artinya : jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, Maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya. (Al-Baqarah 283). Diposkan oleh Dakwah Counseling Centre (DCC) di 19:58

Anda mungkin juga menyukai