Anda di halaman 1dari 5

Masalah Ekonomi Mikro

dan Cara
Penyelesaiannya
Oleh Kelompok 5

ISMUN BUAMONA 04371811038


SRI ENDANG ABDULLAH 04371911019
YANI BABA 04171911042
FINA KIRANI 04371911027
IMROKATUN KHASANA 04371911032
PUTRI MAHARANI EFENDY 04371911041
NUR MARINI DJASMIN 04371911045
JULANDINI WAHID 04371911030
WULANDARI PUSPITA DEVI 04371911044
NURAINI R SOHY 04371911003
Mikro berasal dari kata mikro yang berarti kecil. Jadi ekonomi mikro boleh
diartikan sebagai ilmu ekonomi kecil. Berdasarkan pola dan ruang lingkung
analisisnya, teori mikro ekonomi dapat didefinisikan sebagai satu bidang dalam
ilmu ekonomi yang menganalisis bagian-bagian kecil secara individual dari
keseluruhan kegiatan sebuah perekonomian. Isu pokok yang dianalisis dalam teori
mikro ekonomi adalah bagaimana cara menggunakan faktor-faktor produksi yang
tersedia secara efisien agar kemakmuran masyarakat dapat dimaksimumkan.
Analisis ini dibuat berdasarkan kepada pemikiran bahwa:

1. kebutuhan dan keinginan masyarakat adalah terbatas, dan


2. kemampuan faktor-faktor produksi menghasilkan barang dan jasa untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan masyarakat adalah terbatas. Teori ekonomi bertitik tolak kepada
pemisalan bahwa faktor-faktor produksi yang tersedia selalu sepenuhnya digunakan.
Keadaan ini mendorong masyarakat untuk memikirkan cara yang paling efisien dalam
menggunakan faktor-faktor produksi.
Berdasarkan penelitian LPEM UI tahun 2003 menyatakan bahwa
pengeluaran perusahaan untuk biaya "pungli" mencapai 11% dari biaya
produksi. Hal ini pastinya menjadi penghambat yang sangat besar dan
bisa mengacaukan iklim investasi yang telah dibangun di Indonesia.

Pungli Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah dalam hal ini Kementerian
PANRB Asman Abnur mengatakan seperti dilansir dalam liputan6.com
terdapat 8 cara untuk memberantas pungli ini.

Pertama, mengidentifikasi area berpotensi terjadi pungli dan mengambil


langkah-langkah efektif dalam memberantas pungli.

Kedua, menindak tegas aparatur sipil negara (ASN) yang terlibat pungli.

Ketiga, melakukan investigasi lebih mendalam untuk menjaring

Pungutan Liar keterlibatan oknum-oknum lain.

Keempat, meminta para kepala instansi untuk memberlakukan


pengembangan sistem pelayanan berbasis teknologi informasi untuk
mengurangi hubungan langsung antara petugas dengan masyarakat.
Kelima, memberikan akses yang luas pada masyarakat terhadap standar pelayanan secara
transparan," kata dia.

Keenam, meningkatkan sistem pengawasan internal untuk mencegah praktik pungli.

Ketujuh, meningkatkan upaya dalam rangka peningkatan kualitas ASN.

Delapan, membuka akses yang mudah dan murah bagi masyarakat untuk melakukan
pengaduan.

Kemudian, melakukan respons cepat terhadap pengaduan dari masyarakat dan


menerapkan sistem pengaduan internal untuk membuat menekan potensi praktik pungutan
liar.
Terima Kasih 

Anda mungkin juga menyukai