Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

BUDIDAYA TANAMAN SELADA DAUN


( LACTUCA SATIVA )

DI SUSUN OLEH:

 HASNIDAR

JURUSAN AGROTEKNOLOGI

PSDKU UNTAD MOROWALI

TAHUN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Piji syukur kami panjatkan atas kehadirat tuhan yang mahasa esa
karena atas rahmat dan hidayahnya lah sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “budidaya tanaman selada daun
(lactuca sativa)”.

Penulis menyadari Di mana penulisan makalah ini masih terdapat


banyak sekali kekurangan baik dari segi penulisan maupun materi. Oleh
karena itu saran dan kritik yang membangun penulis harapkan sehingga
makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Da tak lupa
Ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu atas
penyelesaian makalah ini.

Semoga makalah ini bisa bermanfaat bagi para pembacanya. Terima


kasih.

Bungku 02 oktober 2022

penulis
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I: Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB II: Pembahasan


A. Sejarah Selada
B. Deskripsi Selada
C. Varietas Selada
D. Pembibitan Selada
E. Penanaman Dan Pemanenan
F. Hama Dan Penyakit

BAB III: Penutup


A. Kesimpulan
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Selada (Lactuca sativa L.) merupakan salah satu tanaman sayuran yang
memiliki nilai ekonomi tinggi. Tanaman selada dibudidayakan untuk diambil
daunnya dan dimanfaatkan terutama untuk lalapan, pelengkap sajian
masakan dan hiasan hidangan. Selain dapat digunakan untuk bahan
makanan, selada pula digunakan untuk pengobatan bermacam-macam
penyakit antara lain untuk penyakit rabun ayam (xerophthalmia),
mencegah sembelit, memperbaiki dan memperlancar pencernaan
makanan, pengobatan susah tidur, mencegah hipertensi, mencegah
diabetes dan menurunkan kolesterol darah (Cahyono, 2006). Selada juga
memiliki banyak kandungan gizi dan vitamin antara lain Kalsium, Fosfor,
Besi, Vitamin A, B dan C (Setyaningrum dan Saparinto, 2011).Kebutuhan
selada saat ini terus meningkat seiring dengan pertambahanjumlah
penduduk dan pertumbuhan nilai ekonomi. Peluang ekonomi selada dapat
dilihat dari semakin berkembang jumlah hotel dan restoran-restoran asing
bertaraf internasional yang banyak menyajikan masakan-masakan asing
seperti salad dan hamburger (Cahyono, 2006). Permintaan selada di pasar
dunia juga meningkat yang ditunjukkan oleh ekspor selada tahun 2012
sebesar 2.792 ton dan impor selada tahun 2012 yaitu 145 ton (BPS,
2012).Pertumbuhan tanaman dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Lingkungan yang sesuai akan meningkatkan pertumbuhan dan hasil
tanaman selada. Cahaya matahari merupakan faktor lingkungan dan dapat
menjadi faktor pembatas yang tidak dapat diubah. Cahaya matahari
mempunyai peranan besar dalam proses fisiologi tanaman seperti
fotosintesis, respirasi, danpertumbuhan sehingga ketersediaan cahaya
matahari menentukan tingkat produksi tanaman. Pada dasarnya cahaya
matahari akan mempengaruhi sifat morfologi tanaman. Hal ini dikarenakan
cahaya matahari dibutuhkan untuk penyatuan CO2 dan air untuk
membentuk karbohidrat (Lukitasari, 2010). Tanaman selada termasuk
kedalam golongan tanaman C3 yaitu fotosintesis optimum tercapai pada
suhu rendah (Jumin, 1992).

Tanaman selada umumnya dibudidayakan di daerah dataran tinggi


dengan suhu berkisaran antara 15º - 25ºC (Cahyono, 2006). Adapun kisaran
suhu rata-rata harian di wilayah Provinsi Gorontalo cenderung panas. Suhu
rata-rata yaitu 27,1ºC dengan suhu maksimal 33,6ºC (BMKG, 2014). Upaya
untuk memperoleh kondisi lingkungan khususnya cahaya matahari yang
sesuai dengan kebutuhan tanaman selada, maka perlu diberikan naungan.
Pemberian naungan bertujuan untuk membentuk suasana atmosfer di
sekitar lingkungan tempat tumbuh tanaman agar mendekati kondisi
optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Suryawati.,
dkk, 2007).

Hasil penelitian Ayer (2013) bahwa naungan 50% memberikan


pengaruh yang lebih baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman selada
dibandingkan dengantanpa naungan yaitu berpengaruh nyata pada
komponen pertumbuhan meliputi tinggi tanaman umur 2, 3, 4 dan 5 MST;
jumlah daun umur 3, 4 dan 5 MST dan komponen hasil yaitu kadar klorofil,
indeks luas daun dan bobot basah tanaman. Selanjutnya hasil penelitian
Nurshanti (2011) bahwa perlakuan tingkat naungan 50% memberikan
pengaruh lebih baik pada pertumbuhan dan hasil tanaman
seledri bila dibandingkan dengan tingkat naungan 60%, 70% dan tanpa
naungan. Selain pemberian naungan, varietas juga memegang peranan
penting dalam proses pembudidayaan tanaman selada. Pemilihan varietas
hibrida bermutu tinggi yang sesuai dengan iklim di Indonesia khususnya di
Provinsi Gorontalo, menjadi faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
membudidayakan tanaman selada. Mengingat kebutuhan selada secara
nasional yang terus meningkat dengan jumlah ekspor yang tinggi, maka
akan diupayakan agar diperoleh hasil selada yang optimal sesuai dengan
iklim di Provinsi Gorontalo.Berdasarkan latar belakang yang telah
dikemukakan diatas, maka penulis melakukan penelitian tentang Respon
Tanaman Selada (Lactuca sativa L.) Berdasarkan Naungan dan Varietas.

dikenal di masyarakat. Jenis sayuran ini mengandung zat - zat gizi


khususnya vitamin dan mineral yang lengkap untuk memenuhi syarat
kebutuhan gizi masyarakat. Selada sebagai bahan makanan sayuran bisa
konsumsi dalam bentuk mentah sebagai lalapan bersama-sama dengan
bahan makanan lain. Selain berguna untuk bahan makanan, selada juga
berguna untuk pegobatan (terapi) berbagai macam penyakit. Sehingga
dengan demikian, selada memiliki peranan yang sangat penting di dalam
menunjang kesehatan masyarakat. Mengingat akan pentingnya sayuran ini
bagi kesehatan,baik kandungan gizi maupun seratnya, mendorong
masyarakat makin menggemari sayuran khususnya daun selada. Mengingat
permintaan yang terus meningkat sesuai dengan pertambahan
pendudukmaka perlu adanya usaha-usaha pengembangan tehnologi dalam
budidaya selada.

Memperhatikan kegunaannya yang beragam di dalam kehidupan


sehari-hari, maka selada sangat mudah dipasarkan. Sehingga dengan
demikian apabila dibudidayakan (diusahakan) dengan baik dapat
memberikan keuntungan yang besar. Berusaha tani selada dapat berhasil
dengan baik apabila petani memiliki pengetahuan yang luas mengenai
semua aspek yang berkaitan dengan tanaman selada, yaitu mulai dari
manfaat dan kegunaannya, varietas, mutu benih, teknik budidaya, kondisi
lingkungan bertanam, penanganan panen dan hama penyakit yang
menyerang selada itu sendiri. Makalah ini membahas tentang sejarah
selada, deskripsi selada, klasifikasi selada, pembibitan, penanaman sampai
pemanenan, dan hama yang menyerang selada

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaiman cara budidaya tanaman selada
2. Bagaimana cara meningkatkan kemampuan pembaca dalam bertani,
khususnya dalam pembudidayaan tanaman selada
3. Apa saja hama dan penyakit pada tananaman selada

C. TUJUAN
1. Untuk mengetahui bagaimana cara budidaya tanaman selada
2. Untuk meningkatkan kemampuan pembaca dalam bertani, khususnya
pembudidayaan tanaman selada
3. Untuk mengetahui hama dan penyakit pada selada.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Sejarah Tanaman Selada


Lactuca sativa, satu-satunya jenis Lactuca yang didomestikasi,
merupakan tumbuhan asli lembah dari bagian timur Laut Tengah. Bukti
lukisan pada pemakaman Mesir kuno menunjukkan bahwa selada yang tidak
membentuk "kepala" telah ditanam sejak 4500 SM. Awalnya, tanaman ini
mungkn digunakan sebagai obat, dan untuk minyak-bijinya yang dapat
dimakan. Beberapa ras lokal selada, diketahui digunakan untuk diambil
minyak-bijinya. Tipe selada liar sering memiliki daun dan batang yangberduri,
tidak membentuk kepala dan daunnya berasa pahit, serta mengandung
banyakgetah.Pemuliaan tanaman ini mungkin ditekankan untuk memperoleh
tanaman yang tidak berduri, lambat berbunga, berbiji besar dan tidak
menyebar, tidak bergetah, dan tidak pahit. Aspek lain meliputi tunas liar lebih
sedikit, daun lebar dan besar, dan membentuk kepala. Selada yang
membentuk kepala adalah tanaman yang dibudidayakan agak lebih kini, yang
pertama kali dinamakan sebagai "selada kubis" pada tahun 1543.

B. Deskripsi Selada
Tanaman selada (Lactuca stiva) termasuk jenis tanaman sayuran daun
dan tergolong ke dalam tanaman semusim (berumur pendek). Tanaman
tumbuh pendek dengan tinggi berkisar antara 20 cm – 40 cm atau lebih,
bergantung pada tipe dan varietasnya. Tanaman selada ada yang membentuk
krop (kumpulan daun – daun yang saling merapat membentuk kepala) dan
ada varietas yang tidak membentuk krop. Tinggi tanaman selada daun
berkisar antara 30 cm – 40 cm dan tinggi tanaman selada kepala berkisar
antara 20 cm – 30 cm. Secara morfologi, organ – organ penting yang terdapat
pada tanaman selada adalah sebagai berikut.

a. Daun

Daun tanaman selada memiliki bentuk, ukuran, dan warna yang beragam,
bergantung pada varietasnya. Misalnya, jenis selada yang membentuk
kropmemiliki bentuk daun bulat atau atau lonjong degan ukuran daun lebar
atau besar, daunnya ada yang berwarna hijau tua, hijau terang, dan ada
yang berwarna hijau agak gelap. Sedangkan jenis selada yang tidak
membentuk krop, daunnya berbentuk bulat panjang, berukuran besar,
bagian tepi daun bergerigi (keriting), dan daunnya ada yang berwarna hijau
tua, hijau terang, dan merah. Daun selada memiliki tangkai daun lebar dan
tulang – tulang daun menyirip. Tangkai daun bersifat kuat dan halus. Daun
bersifat lunak dan renyah apabila dimakan, serta memiliki rasa agak manis.
Daun selada umumnya memiliki ukuran panjang 20 cm – 25 cm dan lebar
15 cmatau lebih.

b. Batang

Tanaman selada memiliki batang sejati. Pada tanaman selada yang


membentuk krop, batangnya sangat pendek dan hampir tidak terlihat dan
terletak pada bagian dasar yang berada di dalam tanah. Sedangan selada
yang tidak membentuk krop (selada daun dan selada batang) memiliki
batang yang lebih panjang dan terlihat. Batang bersifat tegap, kokoh, dan
kuat dengan ukuran diameter berkisar antara 5,6 cm – 7 cm (selada
batang), 2 cm – 3 cm (selada daun), serta 2 cm – 3 cm (selada kepala).

c. Akar

Tanaman selada memiliki sistem perakaran tunggang dan serabut. Akar


serabut menmpel pada baying, tumbuh menyebar, ke semua arah pada
kedalaman 20 cm – 50 cm atau lebih. Sedangkan akar tunggangnya tumbuh
lurus ke pusat bumi. Perakaran tanaman selada dapat tumbuh dan
berkembang dengan baik pada tanah yang subur, genbur, mudah menyerap
air, dan kedalaman tanah (solum tanah) cukup dalam.

d. Biji

Biji tanaman selada berbentuk lonjong pipih, berbulu,agak keras, berwarna


coklat, tua, serta berukuran sangat kecil, yaitu panjang 4 mm dan lebar
1mm. Biji selada merupakan biji tertutup dan berkeping dua, dapat
digunakan untuk perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

e. Bunga

Bunga tanaman selada berwarna kuning, tumbuh lebat dalam satu


rangkaian. Bunga memiliki tangkai bunga yang panjang sampai data
mencapai 80 cm atau lebih. Tanaman selada yang ditanam di daerah yang
beriklim sedang (subtropik) mudah atau cepat berbuah.C. Klasifikasi Selada
Dalam ilmu tumbuhan, tanaman selada diklasifikasikan sebagai berikut.

Divisi: spermatophyte (tanaman berbiji)

Subdivisi: Angiospermae (biji berada di dalam buah)

Kelas: Dicotyledonae (biji berkeping dua atau biji belah)

Ordo (bangsa) : Asterales

Famili (suku) : Asteraceae (Compositae)

Genus (marga) : Lactuca


Spesies (jenis) : Lactuca sativa

Selada yang tergolong spesies lactuca sativa memiliki banyak varietas, yang
telah dikembangkan dan dibudidayakan oleh masyarakat. Di antaranya ada
varietas yang berkrop, yaitu yang membentuk kumpulan daun – daun yang
saling merapat membentuk bulatan menyerupai kepala, dan ada varietas
yang helaian daunnya lepas tidak merapat membentuk bulatan.

C . Varietas Selada
Selada telah lama dikenal oleh masyarakat. Pada awalnya, hanya terdapat
beberapa varietas (jenis) selada. Dengan berkembangnya peradaban
manusia dan teknologi, kini telah ditemukan varietas – varietas baru yang
lebih unggul dari generasi – generasi sebelumnya yang jumlahnya tidak
terhitung lagi. Sehingga memberikan harapan besar terhadap peningkatan
produksi selada di Indonesia maupun di nehara – negara lain. Di samping
itu, terbitnya varietas – varietas baru yang produksinya lebih tinggi dari
varietas – varietas sebelumnya juga memberikan harapan yang besar
terhadap peningkatan pendapatan dan kesejahteraan petani. Di Indonesia
terdapat varietas selada lokal maupun varietas yang berasal dari luar negeri
(varietas impor). Namun, pada umumnya yang banyak dibudidayakan oleh
petani adalah varietas impor, karena produksi varietas lokal pada umumnya
masih lebih rendah dibandingkan dengan varietas impor. Varietas – varietas
impor yang lebih banyak beredar di pasaran Indonesia berasal dariberbagai
Negara penghasil benih unggul, misalnya Peto Seed (USA, Amerika Serikat),
Yasui (Taiwan), Known You Seed (Taiwan), Liong You Seed (Taiwan), Qiang
Nong Seed (Taiwan), Sakata Seed (Jepang), Takil Seed (Jepang), Hungnong
Seed (Korea), Nunhems Seed (Belanda), dan sebagainya, yang semuanya
dapat memberikan hasil yang tinggi. Setiap tahun secara kontinu
perusahaan – perusahaan benih tersebut menghasilkan varietas baru.
Masing – masing varietas memiliki keunggulan yang berbeda – beda,
sehingga akanmenghasilkan nilai rupiah yang berbeda. Perbedaan ini dapat
dilihat dari segi produktivitas tanaman (produksi daun/krop), daya adaptasi
terhadap lingkungan, ketahanan terhadap hama dan penyaki, serta rasa
daun. Varietas – varietas selada tersebut dibagi dalam empat kelompok,
yaitu tipe selada kepala atau telur (Head lettuce), selada rapuh (Cutting
lettuce atau Leaf lettuce), dan selada batang (Asparagus lettuce atau Stem
lettuce).

D. Pembibitan Selada
Selada diperbanyak diri dengan biji. Biji atau benih selada diperoleh dengan
menumbuhkan tanaman selada hingga berbunga dan berbuah. Setelah tua
baru diambil bijinya. Apabila benih dibeli dari toko, varietas yang populer
saat ini antara lain penn great lakes, imperial dan new york. Kebutuhan
benih selada per satu hektar lahan adalah 250 gram. Untuk mendapatkan
hasil optimal, benih selada keriting sebaiknya disemai terlebih dahulu
sebelum ditanam di hamparan lahan yang luas. Ada berbagai jenis media
penyemaian untuk budidaya selada, diantaranya dalam polybag, daun
pisang, sistem tray, tanah tercetak atau di atas bedengan. Pada
kesempatan kali ini yang akan kami uraikan adalah media tanam di atas
bedengan. Siapkan bedengan dengan lebar satu meter dan tinggi sekitar 15
cm, panjang bedengan disesuaikan dengan kebutuhan. Posisi bedengan
harus ditempat terbuka dan jauh dari gangguan binatang. Campurkan
pupuk kandang, tanah dan arang sekam dengan perbandingan 1:1:1. Pupuk
kandang yang digunakan harus sudah betul-betul matang untuk
menghindari tumbuhnya mikroorganisme yangn tidak diharapkan.
Kegunaan pupuk kandang untuk memperkaya unsur hara dan nutrisi. Arang
sekam diperlukan untuk menggemburkan tanah agar pencabutan bibit tidak
merusak akar tanaman. Apabila tanah terlalu asam, berikan juga kapur
pertanian atau dolomit secukupnya. Derajat keasaman yang ideal untuk
budidaya selada adalah pH 5 sampai 6,8. Siram media penyemaian dengan
air untuk memberikan kelembaban pada benih yang akan ditabur.
Usahakan jangan sampai basah menggenang karena bisa membusukan
tanaman. Tebarkan benih selada secara merata diatas bedengan. Padat
penebaran benih adalah 100 gram per 10 meter persegi bedeng semai.
Apabila penyemaian dilakukan pada musim kemarau, ada baiknya berikan
mulsa berupa rumput, jerami atau daun kering diatasnya. Hal tersebut
berguna untuk mengurangipenguapan akibat terik matahari. Buatlah
naungan diatas bedengan tersebut. Gunanya, pada musim hujan untuk
melindungi bibit yang baru tumbuh dari limpahan air hujan secara
langsung. Padamusim kemarau, untuk menaungi bibt dari sengata matahari
yang terlalu terik.Tutupan bedengan bisa menggunakan paranet, karung
plastik atau plastik bening. Upayakan membuat tutupan yang bisa ditutup
buka, sehingga pada pagi dan sore hari tutup bisa dibuka agar mendapat
penyinaran maksimal. Dan, pada siang hari bisa ditutup untuk melindungi
dari sengatan matahari. Perawatan pada tahap penyemaian ini adalah
penyiraman rutin, penyiangan gulma dan pengawasan hama dan penyakit.
Dalam budidaya selada keriting organik tidak diperkenankan penyemprotan
pestisida sintetis. Apa bila ada hama bisa diusir dengan menutup
penyemaian, apabila terserang penyakit bisa diberikan pupuk kandang
tambahan dan penyemprotan pestisida nabati bila diperlukan. Bibit selada
keriting bisa dipindahkan setelah berdaun 4-5 helai atau berumur 3-4
minggu sejak benih ditebar.
1. Penyiapan Benih dan Pembibitan

Selada diperbanyak dengan biji-bijinya. Benih selada dapat langsung


disebar di atas bedengan namun cara yang dianjurkan adalah disemai dulu
di lahan persemaian selama ± 1 bulan atau bibitnya telah berdaun 3-5 helai.
Kelebihan cara ini antara lain: dapat menghemat benih, memudahkan
pemeliharaan bibit karena terkonsentrasi di lahan persemaian saja dan
dapat memilih (menyeleksi) bibit yang baik saat dipindahtanamkan ke
kebun.

2. Pengolahan Tanah

Tanah dicangkul atau dibajak sedalam ± 0 cm dan dibalikkan, kemudian


biarkan dikeringkan selama ± 15 hari. Berikutnya, tanah diolah kembali
sambil membentuk bedengan atau cukup diratakan asalkan di sekelilingnya
dibuatkan parit-parit pembuangan air selebar 40-60 cm dan dalamnya 50-
60 cm. bila dibentuk bedengan, ukuran 80-120 cm dan tingginya 30-40 cm,
sehingga tiap bedengan dapat ditanami 3-5 barisan tanamam dan jarak
antar bedengan 30-40 cm. Penyelesaian akhir dari penyiapan lahan berupa
hamparan lahan yang dibuatkan alur-alur pada jarak antara 25-30 cm yang
telah dibuatkan lubang tanam pada jarak 25x40 cm atau 20x25 cm atau
25x25 cm.3. Penanaman Waktu tanam yang paling baik adalah pada akhir
musim hujan (maret/april). Penanaman dilakukan pagi atau sore hari.
Penanaman selada dapat dilakukan dengan dua cara yaitu:

a. Sebar benih langsung

b. Pindah tanam bibit

4. Pemeliharaan

Pemeliharaan Ketika tanaman berumur 2 minggu sudah harus dilakukan


penyiangan. Hal ini karena perakaran selada dangkal sehingga kurang
mampu bersaing dengan tanaman lain dalam menyerap hara. Penyiangan
juga berfungsI untuk menekan serangan hama-penyakit. Interval
pengerjaannya adalah seminggu sekali. Pengairan pada tanaman selada
patut mendapat perhatian. Apalagi di dataran rendah di mana udara lebih
panas dan sering kekurangan air. Kebutuhan air mutlak dipenuhi pada awal
pcnanaman, saat penyiangan pertama (umur 2 minggu), dan ketika
tanaman berumur sebulan. Bila hujan tidak turun, lakukan penyiraman
dengan gcmbor atau melewatkan air melalui parit pengairan. Jaga pula agar
parit pengairan mampu melewatkan kelebihan air di saat turun hujan lebat.
Pemupukan Kebutuhan pupuk kandang untuk tanaman selada adalah 10
ton/ha. Pupuk ini dicampurkan di permukaan areal tanam. Selain pvpuk
kandang, tambahkan juga pupuk kimia terutama Urea. Dosis yang dibcrikan
ialah Urea 200 kg, TSP 100 kg, dan KCI 100 kg ger hektar. Pupuk diberikan
dalam aluran di kiri-kanan tanaman.
E. Penanaman dan Pemanenan
Selada daun adalah jenis selada yang hidup di dataran rendah. Memiliki
bentuk gerigi di tepinya, warna daun yang hijau segar, dan biasanya lebih
enak jikalau dimakan langsung dari pohonnya atau mentah. Tempat
dominannya berada di lima negara, seperti: Pennlake, Imperial, New York,
dan Great Lakes. Agar selada lebih cepat untuk berbiji dan berbunga, harus
ditanam di dataran rendah. 15-25 derajat C adalah suhu optimal dari
tanaman ini. Dalam hal tanam menanam tanah yang digunakan harus jenis:
tanah masih mengandung humus, lempungberpasir, dan lempung berdebu.
Masih bisa hidup di tanah yang sedikit memiliki hara tetapi hal ini harus
diantisipasikan dengan diberi pengairan dan dipupuk organik serta rutin
sesuai peraturan. Tanah harus netral. Jangan sampai tanah masam yang
dipakai untuk lahan tanam. Bisa-bisa Anda gagal panen, untuk itu harus
dilakukan pengapuran sebelum menanam bibit sayuran selada.

a. Cara penanaman:

Cara penanaman benih selada adalah dengan biji. Yang bentuknya kecil
diambildari pembiaran tanaman berbunga dan buah, hingga petik dan
ambillah bijinya. Sebagian besar, banyak dijual di toko pertanian ataupun di
Koperasi Unit Desa. Lebih baik membeli di toko, jika benih selada yang
dibeli. 250 gram benih selada cukup untuk satu hektar kebun Anda.
Sebelum benih itu masuk ke dalam tanah, lebih baik disemai di dalam kotak
ataupun di sebuah lahan. Olahlah tanah hingga menjadi gembur.
Tambahkan pupuk kandang juga pasir. Bibit ditabur dengan merata. Benih
ditutup dengan lapisan tanah tipis. Saat benih Selada berusia tiga minggu,
maka siap untuk dipanen. Material bumi seperti; kerikil dan batu besar
dikeluarkan dari sebuah tanah. Bertujuan untuk akar mudah menyerap zat
hara karena tak ada halangan pada akar untuk menembus tanah. Artinya
tanah jadigembur. Bedengan dibuat parit kecil tempat mengatur
kekurangan atau kelebihan air. Agar sayuran selada mendapatkan nutrisi
yang cukup untuk masa pertumbuhannya. Bedengan yang dibuat berukuran
1 meter-1,2 meter. Tingginya sekitar 20 centi meter. Namun untuk
panjangnya harap disesuaikan dengan lahan pertanian masing- masing. Di
sela-sela bedengan harap dibuat sebuah parit kecil. Karena parit ini akan
berguna sebagai sebuah tempat atur kurang atau lebihnya sebuah
kebutuhan pengairan. Agar benih sayuran selada mendapatkan nutrisi yang
cukup. Tidak lebih ataupun kurang. Menggunakan jarak tanam dengan
ukuran 20x25 centi meter. Semoga bermanfaat.b. Cara Pemanenan Selada
Selada dapat dipanen ketika berumur 2-3 bulan setelah tanam. Namun, bisa
saja kurang dari umur tersebut tanaman sudah layak konsumsi, jadi bisa
dipanen lebih cepat. Cara panen selada dengan memotong bagian tanaman
di atas permukaan tanah. Bisa juga dengan mencabut semua bagian
termasuk akar. Setelah akar dicuci, daun-daun yang rusak dibuang
Kelompokkan selada berdasar ukuran. Yang besardengan yang besar dan
yang kecil dengan yarrg kecil. Selada ini harus segeradipasarkan karena tak
tahan panas dan penguapan.Cara Pemanenan :

• Panen dilakukan mulai umur 60 HST

• Cabut tanaman beserta akarnya, atau memotong bagian yang di atas


tanah.

G. Hama dan Penyakit

a. Hama

1. Angel (Bradybaena similaris ferussac), bentuknya seperti siput


berukuran 2 cm. Hama ini menyerang tanaman di segala umur. Biasa
bersembunyi pada pangkal daun bagian dalam. Serangan hama ini
membuat daun berlubang.

2. Tangek (Parmalion pupilaris humb), bentuknya mirip dengan


jangelnamun tidak memiliki siput. Akibat serangannya sama membuat
lubang pada daun. Hama ini lebih banyak menyerang di musim kemarau
dibanding musim hujan. Tanaman selada sering menjadi sasaran kutu
daun. Akibat serangan hama ini daun mengerut dan mengering karena
kurang cairan. Jika tanaman muda yang diserang maka pertumbuhan
tanaman tidak sempurna atau kerdil. Insektisida yang biasa digunakan
untuk mengendalikan kutu ini antara lain Diazinon; Bayrusil, atau
Orthene 75 SP. Semprotkan dengan dosis 2 cc/l air. Hama thrips cukup
merisaukan petani selada. Ciri serangan thrips ialah daun menguning,
mengering, dan tcrakhir tanaman mati. Hama ini dapat dikendalikan
dengan Tamarot 200 EC, Bayrusil 250 EC, atau Tokuthion 500 EC dengan
dosis 2 ml/l air.

b. Penyakit pada selada

1. Busuk lunak (soft rot), penyebabnya bakteri Erwinia Carotovora.


Penyakit ini menyerang bagian daun. Serangan dimulai dari tepi daun,
warna daun menjadi coklat kemudian layu. Selain bisa menyerang
tanaman yang masih ditanam, penyakit ini juga bisa menyerang selada
yang siap diangkut ke pasar.

2. Busuk pangkal daun, penyebabnya Felicularia Filamentosa. Penyakit ini


menyerang pangkal daun, serangan biasa terjadi menjelang panen.
Penyakit yang sering ditemui di lahan selada ialah busuk batang.
Gejalanya ditandai oleh batang yang melunak dan berlendir.
Penyebabnya ialah cendawan Rhizoctonia solani. Bila menyerang
tanaman di persemaian, sering mengakibatkan busuk akar. Saat kondisi
lahan lembap serangan penyakit bisa menghebat, Untuk pencegahannya,
kebersihan lahan harus dijaga dan kelembapan lahan dikurangi.
BAB III PENUTUPAN

A. Kesimpulan

dari makalah yang sudah di bahas di atas, kesimpulan yang kami


dapat adalah :

Tanaman selada dapat dibudidayakan di indonesia namun harus


diperhatikan masalah pembibitan dan penanganan pada hama
penyakit

Saran saya adalah pada penanganan budidaya tanaman selada


mohon tidak menggunakan pestisida / herbisida yang dapat
menganduk zat karsinogenik.

Anda mungkin juga menyukai