Anda di halaman 1dari 13

BOTANI DAN FARMAKOGNOSI

TANAMAN KELOPAK BUNGA ROSELLA


(Hibiscus sabdariffa Calyx)

Disusun Oleh:
Ni Made Andrinia Ratih Sri Indraswari (18021034)
Kelas A3A

PROGRAM STUDI FARMASI KLINIS


INSTITUT ILMU KESEHATAN MEDIKA PERSADA BALI
DENPASAR
2019
KATA PENGANTAR

Om Swastyastu,
Puja dan puji syukur penulis haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan
Yang Maha Esa) Karena berkat rahmat-Nya yang tak terhingga penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul Tanaman Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Calyx).
Makalah ini disusun dalam rangka menempuh mata kuliah Botani Farmasi Dan
Farmakognosi yang diampu oleh Bapak I Putu Gede Adi Purwa Hita, S.Farm., M.Farm., Apt.
pada Semester 2 Tahun Akademik 2019/2020. Prodi Farmasi Klinis Institut Ilmu Kesehatan
Medika Persada Bali. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk memberikan peningkatan
pemahaman terhadap Tanaman Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa Calyx).
Adapun hambatan dan kesulitan yang dialami dalam penyusunan makalah ini, seperti
melakukan observasi. Namun demikian, berkat dukungan dan bantuan dari banyak pihak yang
sudah memberikan masukan, semangat, dan doa kepada penulis dalam menghadapi setiap
tantangan, sehingga hambatan tersebut bisa diatasi. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih yang setulus-tulusnya kepada:
1. Ibu Ida Ayu Manik S.Farm., M.Farm., Apt., Ketua Program Studi Farmasi Klinis,
Institut Ilmu Kesehatan Medika Persada Bali atas arahannya yang telah
memberikan bimbingan kepada penulis;
2. Bapak I Putu Gede Adi Purwa Hita, S.Farm., M.Farm., Apt., Pengampu Mata
Kuliah Botani dan Farmakognosi yang telah menugaskan mahasiswa untuk
menyusun makalah;
3. Ibu Staf Perpustakaan serta sahabat-sahabat yang telah memberikan motivasi dan
dukungan terhadap penyusunan makalah.
4. Bapak Ibu tercinta yang telah memberikan dukungan moral maupun material
sehingga makalah ini dapat diselesaikan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari yang sempurna. Oleh karena itu
segala kritik dan saran yang bersifat konstruktif sangat diperlukan untuk menyempurnakaan
makalah ini. Penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan kontribusi
yang besar terhadap para pembaca sehingga dapat menjadikan acuan bahan diskusi.
Om Santih,Santih,Santih, Om.

Denpasar, Agustus 2019

Penulis
ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................... ii

DAFTAR ISI ........................................................................................ iii

BAB I. PENDAHULUAN ................................................................... 1

1.1.Latar Belakang................................................................................ 1

1.2.Rumusan Masalah .......................................................................... 2

BAB II. PEMBAHASAN ..................................................................... 3

2.1. Determinasi Tanaman ................................................................... 3

2.2. Morfologi Bagian Tanaman........................................................... 4

2.3. Kandungan Metabolit Tanaman dan Efek Farmakologinya .......... 4

2.4. Sediaan Atau Formula Yang Tersedia Dalam Masyarakat ........... 7

BAB III. PENUTUP ............................................................................. 8

3.1. Kesimpulan ................................................................................... 8

3.2. Saran .............................................................................................. 9

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dewasa ini penggunaan obat herbal cenderung terus meningkat, baik di negara yang
sedang berkembang maupun di negara-negara maju. Banyak orang yang telah menyadari
efek samping yang ditimbulkan obat-obat, sehingga masyarakat kembali dengan
menggunakan obat tradisional yang merupakan warisan nenek moyang. Jika melihat
prospek ke depannya, saat ini budidaya tanaman obat sangat baik dan cukup menjanjikan
(Andhiarizqi et al., 2015).
Kegiatan identifikasi tanaman perlu diperhatikan dengan seksama karena pada
kegiatan ini akan diketahui jenis atau spesies dari tanaman. Selain itu dalam budidaya
tanaman yang dilakukan sesuai dengan prosedur sangat berpengaruh terhadap kualitas dan
kuantitas produk yang dihasilkan. Jika penanganan pada saat panen dan pasca panen tidak
dilakukan dengan prosedur, maka kualitas produk yang dihasilkan kurang berkhasiat dan
malah akan menimbulkan racun (Andhiarizqi et al., 2015).
Di Indonesia dengan iklim tropis, rosella dapat tumbuh dengan subur. Tanaman
Rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan tanaman yang sangat dikenal saat ini karena
kelopak bunga rosella yang dapat digunakan sebagai minuman kesehatan yang dapat
menyembuhkan berbagai penyakit seperti hipertensi, diabetes, dan diuretik (Inge et al.,
2018).
Bagian tanaman yang dimanfaatkan dari tanaman rosella ini adalah bunganya yang
berwarna merah. Pemanfaatan bunga rosella sebagai bahan pangan sangat beragam, antara
lain sebagai teh herbal, selai, jus, penyedap rasa dll. Untuk diindonesia bunga rosella lebih
banyak dikenal sebagai bunga yang dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan teh
herbal, atau dibeberapa daerah disebut sebagai teh merah. Berbagai kandungan metabolit
yang terdapat dalam kelopak rosella menjadikan teh yang berasal dari rosella ini memiliki
banyak manfaat (Yuariski, 2012).
Zat aktif yang paling berperan dalam kelopak bunga rosella meliputi gossypetin,
anthocyanin, dan glukidehibisin, yang bermanfaat sebagai antioksidan (terutama
anthocyanin), mencegah kanker, mengontrol tekanan darah, upah sirkulasi darah,
mencegah aterosklerosis dan anti kanker (Tjukup et al., 2014).
Warna merah pada bunga rosella (Hibiscus sabdariffa) disebabkan oleh kandungan
antosianin. Antosianin berfungsi sebagai antioksidan yang diyakini dapat menyembuhkan
penyakit degeneratif. Antosianin juga memiliki sistem rangkap terkonjugasi yang mampu
1
2

menjadikan antosianin sebagai antioksidan dengan mekanisme penangkapan radikal (Inge


et al., 2018).
Radikal bebas secara konstan dihasilkan dalam jaringan tubuh sebagai hasil dari
metabolisme oksidatif. Ada banyak bukti bahwa radikal bebas memainkan peran penting
dalam keragaman kondisi patologis, termasuk proses penuaan, kanker, multiple sclerosis,
peradangan, jantung koroner dan penyakit kardiovaskular, pikun, artritis, dan
atheroscelerosis (Fatoumata et al., 2013).
Antioksidan adalah suatu senyawa yang dapat menetralkan dan meredam radikal
bebas dan menghambat terjadinya oksidasi pada sel, sehingga dapat mengurangi
terjadinya kerusakan sel seperti penuaan dini. Selain itu antioksidan juga dikenal sebagai
pemerangkap yang merupakan molekul yang dapat bereaksi dengan radikal bebas dan
berfungsi menetralkan radikal bebas (Fatoumata et al., 2013).

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalahnya yakni sebagai berikut.
a. Bagaimana determinasi dari Hibiscus sabdariffa Calyx?
b. Bagaimana morfologi bagian Hibiscus sabdariffa Calyx?
c. Apa saja kandungan metabolit dan efek farmakologi dari Hibiscus sabdariffa
Calyx?
d. Apa saja sediaan atau formula dari Hibiscus sabdariffa Calyx yang tersedia dalam
masyarakat?
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Determinasi Tanaman


Tanaman rosella memiliki lebih dari 300 spesies yang tersebar pada daerah tropis dan
non tropis. Biasanya digunakan sebagai tanaman hias dan beberapa diantaranya dipercaya
memiliki khasiat medis, salah satu diantaranya adalah rosella merah atau rosella (Hibiscus
sabdariffa L.). Nama lain rosella adalah Hibiscus sabdariffa L., Hibiscus sabdariffa
varaltissima, Rozelle, Red Sorrel, Sour-sour, Lemon bush, Florida cranberry, Oseille
rouge (Perancis), Quimbombo chino (Spanyol), Karkad (Afrika Utara), Bisap (Senegal)
(Nurul, 2017).

Gambar Hibiscus sabdariffa

Adapun klasifikasi dari tanaman Hibiscus sabdariffa, sebagai berikut.


Kingdom : Plantae (Tumbuhan)
Divisio : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Classis : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)
Ordo : Malvales
Familia : Malvaceae (suku kapas-kapasan)
Genus : Hibiscus
Spesies : Hibiscus sabdariffa L.

(Pungky, 2012)

3
4

2.2 Morfologi Bagian Tanaman

Hibiscus sabdariffa L. merupakan tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-


cabang, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3,5 m. Batangnya bulat dan berkayu.
Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah (Andhiarizqi et al., 2015).
Daunnya tunggal, berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling,
terbagi ke dalam 3-7 cuping bergantung kultivar dan aksesi, dan pinggiran daun bergerigi.
Rosella memiliki daun yang panjangnya mencapai 6-15 cm dan lebarnya 5-8 cm.
sementara tangkai daun berbentuk bulat, berwarna hijau, dengan panjang 4-7 cm
(Andhiarizqi et al., 2015).
Bunga rosella bertipe tunggal, artinya hanya terdapat satu kuntum bunga pada setiap
tangkai bunga. Ukuran bunga cukup besar, diameter ketika sedang mekar lebih dari 12,5
cm dan memiliki dassar bunnga pendek. Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang
berbulu, dengan panjang 1 cm, pangkal saling berlekatan, dan berwarna merah. Bagian
inilah yang sering dimanfaatkan sebagai bahan makanan dan minuman (Andhiarizqi et al.,
2015).
Mahkota rosella berwarna merah sampai kuning dengan warna lebih gelap dibagian
tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima helaian, dan panjang 3-5 cm. Tangkai sari
yang merupakan tempat melekatnya kumpulan benang sari berukuran pendek dan tebal
dengan panjang sekitar 5 cm dan lebar sekitar 5 mm. putik berbentuk tabung dan berwarna
kuning atau merah. Bunga rosella bersifat hermaprodit (mempunyai bunga jantan dan
betina), sehingga mampu menyerbuk sendiri (Andhiarizqi et al., 2015).
Buah rosella berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima ruang, dan
berwarna merah. Buah berukuran panjang 5 cm dan lebar 5,3 cm. bentuk biji menyerupai
ginjal, berbulu, dengan panjang 5 mm dan lebar 4 mm. Saat masih muda, biji berwarna
putih dan setelah tua berubah menjadi abu-abu (Andhiarizqi et al., 2015).

2.3 Kandungan Metabolit Tanaman Dan Efek Farmakologinya


Bunga rosella bisa dimanfaatkan sebagai bahan untuk seduhan, seperti teh. Bahkan,
kini sudah dapat diolah dalam bentuk sirup, selai, dan minuman lain. Seduhan rosella
terbuat dari kelopak kering rosela, berwarna merah dan rasanya seperti berry. Seduhan
rosella mengandung antioksidan, seperti flavonoid yang baik untuk jantung dan tubuh.
Untuk membuat seduhan digunakan 2 gr kelopak kering rosella yang diseduh dengan air
panas (Intan, 2014).
5

Kandungan metabolit yang dimiliki oleh kelopak bunga rosella terdiri atas senyawa
gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Antosianin merupakan pigmen alami yang
memberi warna merah pada seduhan bunga rosella dan bersifat antioksidan. Kadar
antioksidan yang tinggi pada kelopak rosella dapat menghambat radikal bebas. Beberapa
penyakit yang dapat diobati dengan bunga rosella antara lain hipertensi, kerusakan ginjal,
diabetes, jantung koroner, dan kanker. Antosianin yang menyebabkan warna merah pada
tanaman mengandung definidin-3-siloglukosida, definidin-3-glukosida, sianidin-3-
siloglukosida. Sedangkan senyawa gossipetin dan glukosida hibiscin digunakan sebagai
diuretik, menurunkan kekentalan darah, menurunkan tekanan darah dan menstimulus
gerakan usus. Senyawa yang terdapat pada bunga rosella diduga menjadi senyawa bioaktif
yang bertanggung jawab untuk menurunkan tekanan darah. Antosianin merupakan pigmen
tanaman yang larut air (Intan, 2014).
Antosianin hanya terdapat pada tanaman dengan warna terang pada setiap bagiannya
mulai dari bunga, daun dan buah atau sayuran yang dapat dimakan. Antosianin merupakan
salah satu jenis senyawa flavonoid. Mekanisme kerja dari flavonoid bekerja langsung
pada otot polos pembuluh arteri dengan menstimulasi atau mengaktivasi Endothelium
Derived Relaxing Factor (EDRF) sehingga menyebabkan vasodilatasi. Pada hipertensi,
flavonoid berguna untuk menghambat ACE sehingga angiotensin I tidak dapat diubah
menjadi angiontensin II, dimana angiotensin II berfungsi untuk menaikan aktivitas sistem
saraf simpatis, vasokonstriksi otot polos vaskular dan meningkatkan retensi air dan
natrium. Dengan adanya flavanoid maka angiotensin II tidak dapat terbentuk (Octavio et
al., 2012).
Antosianin dapat menurunkan tekanan darah melalui mekanisme mempertahankan
fungsi endotel melalui peningkatan Nitric Oxide Synthase (NOS) karena antosianin dapat
sebagai antioksidan sehingga dapat mengatasi stres oksidatif (Octavio et al., 2012).
Berikut merupakan struktur kimia dari senyawa metabolit yang terkandung dalam
tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa).
6

Gambar Struktur Kimia Komposisi Senyawa Metabolit Tanaman Rosella


(Octavio et al., 2012)

Efek Farmakologi Kelopak Bunga Tanaman Rosella (Hibiscus sabdariffa Calyx)


Kelopak bunga rosella (Hibiscus sabdariffa Calyx) telah dimanfaatkan sebagai tanaman
obat tradisional, diketahui dapat membantu melancarkan peredaran darah dengan mengurangi
derajat kekentalan darah dan juga digunakan untuk menangani penyakit hipertensi,
hiperlipidemia dan anti-arterosklerosis. Pada beberapa penelitian ekstrak kelopak bunga
rosella kering telah dibuktikan mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat dan mengandung
vitamin C dalam kadar tinggi yang berfungsi untuk meningkatkan daya tahan tubuh manusia
terhadap serangan penyakit (Nurul, 2017).
7

2.4 Sediaan Atau Formula Yang Tersedia Dalam Masyarakat

Ekstrak Kelopak Bunga Rosella


 Kegunaan:
Untuk kesegaran tubuh. Rosela mengandung berbagai vitamin (A, B1, B2, B3, dan
C), kalsium, zat besi, magnesium, fosfor, kalium, dan natrium yang bermanfaat
untuk menurunkan tekanan darah tinggi (hipertensi), mengobati kanker, mencegah
obesitas dan menurunkan kadar kolesterol. Senyawa antioksidan yang terdapat
dalam rosela mampu membantu untuk menangkal radikal bebas serta membantu
mengurangi resiko terjadinya gangguan pengapuran tulang (osteoporosis),
mengurangi resiko terjadinya penuaan dini, menghambat menopause dini,
melancarkan sirkulasi darah, membantu menguatkan pembuluh darah, serta
membantu mengurangi efek negatif dari nikotin.
 Komposisi Bahan Ekstrak Kelopak Bunga Rosella:
1 kapsul mengandung 500mg serbuk ekstrak kelopak bunga rosella.
 Dosis minum:
Diminum 1 kali sehari, 1 kapsul ekstrak kelopak bunga rosella.

Selain itu sediaan kelopak bunga rosella yang sering dikonsumsi masyarakat yaitu teh rosella
 Dosis minum:
Diminum 2 kali sehari pagi dan sore
 Kegunaan:
Cocok bagi penderita sariawan,
tekanan darah tinggi, osteoporosis,
kanker, dan dapat memperlancar
peredaran darah.
8

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1) Tanaman rosella (Hibiscus sabdariffa) merupakan tumbuhan berbunga dan
tanaman biji berkeping dua (dikotil), tanaman ini juga termasuk kedalam ordo
Malvales, termasuk kedalam keluarga Malvaceae, dan merupakan genus
Hibiscus serta memiliki nama spesies Hibiscus sabdariffa L.
2) Hibiscus sabdariffa L. merupakan tanaman semusim, yang tumbuh tegak, bercabang-
cabang, dengan tinggi tanaman dapat mencapai 3,5 m. Batangnya bulat dan berkayu.
Warna batang beragam mulai dari hijau tua sampai merah. Daunnya tunggal,
berbentuk bulat telur, pertulangan menjari dan letaknya berseling, Bunga rosella
bertipe tunggal, artinya hanya terdapat satu kuntum bunga pada setiap tangkai bunga.
Bunga ini mempunyai 8-11 helai kelopak yang berbulu dengan pangkal saling
berlekatan bdan berwarna merah. Bagian inilah yang sering dimanfaatkan sebagai
bahan makanan dan minuman. Mahkota rosella berwarna merah sampai kuning
dengan warna lebih gelap dibagian tengahnya, berbentuk corong, terdiri dari lima
helaian. Buah rosella berbentuk kotak kerucut, berambut, terbagi menjadi lima ruang,
dan berwarna merah. Biji rosella saat masih muda berwarna putih dan setelah tua
berubah menjadi abu-abu.
3) Kandungan metabolit yang dimiliki oleh kelopak rosella terdiri atas senyawa
gossipetin, antosianin, dan glukosida hibiscin. Antosianin merupakan pigmen alami
yang memberi warna merah pada seduhan bunga rosella dan bersifat antioksidan.
Sedangkan senyawa gossipetin dan glukosida hibiscin digunakan sebagai diuretik,
menurunkan kekentalan darah, menurunkan tekanan darah dan menstimulus gerakan
usus. Antosianin merupakan salah satu jenis senyawa flavonoid. Mekanisme kerja
dari flavonoid bekerja langsung pada otot polos pembuluh arteri dengan
menstimulasi atau mengaktivasi Endothelium Derived Relaxing Factor (EDRF)
sehingga menyebabkan vasodilatasi.
4) Sediaan yang tersedia dimasyarakat yaitu kapsul ekstrak kelopak bunga rosella dan
teh celup kelopak bunga rosella yang Cocok bagi penderita sariawan, tekanan darah
tinggi, osteoporosis, kanker, dan dapat memperlancar peredaran darah
9

3.2 Saran
1) Diharapkan makalah ini dapat berguna dalam menambah wawasan khususnya
bagi penulis dan pembaca pada umumnya.
2) Diharapkan makalah ini dapat dijadikan sebagai sumber acuan bahwa tanaman
rosella terkandung senyawa metabolit dan bioaktif yang berkhasiat bagi tubuh
manusia.
BAB IV
DAFTAR PUSTAKA

Carvajal, Octavio; Maria, Dulce; Dermitz, Barradas; Orta, Zaida; Margaret, Patricia;
Hayward-Jones; Nolasco, Cirilo. 2012. Journal of Experimental Pharmacology:
Hibiscus sabdariffa L., Roselle Calyx, from Ethnobotany to Pharmacology. Malaysia:
University of Malaysia Sarawak.

Hilma Nasifa, Inge; Husni, Paitihul. 2018. Potensi Antioksidan Dalam Kelopak Bunga
Rosella Sebagai Anti-aging. Sumedang: Fakultas Farmasi, Universitas Padjadjaran.

Marnoto, Tjukup; Sulistyowati, Endang; Budiyastuti; Sumarwoto; Syahri; Sugiarto,


Bambang; Hanafi, Yusuf; Girman; Kristianingrum. 2014. International Journal of
Science and Engineering: Drying of Rosella (Hibiscus sabdariffa) Flower Petals using
Solar Dryer with Double Glass Cover Collector. Yogyakarta: Departement of
Chemical Engineering, Faculty of Industrial Technology; Departement of
Agrotechnology, Faculty of Agriculture.

Mulyawan, Andhiarizqi; Trisakti, Iqbal; Rahayu, Nurlana; Adita, Mia; Fauzia, Fitri. 2015.
Makalah Budidaya Tanaman Obat Rosella (Hibiscus sabdariffa). Purwokerto:
Fakultas Pertanian, Universitas Jendral Soedirman.

Ramadhani, Nurul Fitria. 2017. Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa). Aceh: Fakultas
Pertanian, Universitas Syiah Kuala.

Ratna Kusumastuti, Intan. 2014. Roselle (Hibiscus sabdariffa Linn) Effects On Lowering
Blood Pressure As A Treatment For Hypertension. Lampung: Faculty of Medicine,
Universitas Lampung.

Suherman, Oki Yuariski. 2012. Jurnal Teknologi Kimia dan Industri: Pengeringan Bunga
Rosella (Hibiscus sabdariffa) menggunakan pengering Rak Udara Resirkulasi.
Semarang: Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Diponegoro.

Tounkara, Fatoumata; Bashari, Mohanad; Guo-Wei Le; Yong-Hui Shi. 2013. Antioxidant
Activities of Roselle (Hibiscus sabdariffa) Seed Protein Hydrolysate adn Its Derived
Peptide Fractions. China: State Key Laboratory of Food Science and Technology,
Jiangnam University.

Umi, Pungky. 2012. Tanaman Obat Rosella (Hibiscus sabdariffa). Bogor: Jurusan farmasi,
Universitas Pakuan.

10

Anda mungkin juga menyukai