id
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Minuman Fungsional
Functional Food Center (FFC) (2020), menyebutkan pangan fungsional
sebagai makanan atau minuman alami maupun olahan yang mengandung
senyawa aktif biologis dalam jumlah yang ditentukan, efektif, tidak beracun,
memiliki manfaat kesehatan yang telah dibuktikan secara klinis, dan bermanfaat
sebagai pencegah maupun pengobatan penyakit kronis ataupun gejalanya.
Berdasarkan hasil pengembangan SNI definisi pangan fungsional di Indonesia
tahun 2020 menyetujui definisi dari pangan fungsional adalah pangan segar
dan/atau olahan yang mengandung komponen bermanfaat untuk meningkatkan
fungsi fisiologis tertentu, dan/atau mengurangi resiko penyakit yang dibuktikan
dengan kajian ilmiah, dapat menunjukkan manfaatnya dalam jumlah yang biasa
dikonsumsi sebagai bagian dari makanan sehari-hari, dan harus tetap berbentuk
pangan bukan dalam bentuk pil ataupun kapsul (Susanto & Kristiningrum,
2021).
Minuman fungsional merupakan salah satu bentuk pangan fungsional
berupa minuman olahan yang mengandung satu atau lebih komponen pangan
yang memiliki fungsi fisiologis berdasarkan kajian ilmiah diluar fungsi
dasarnya, terbukti tidak membahayakan dan memiliki manfaat untuk kesehatan
(BPOM, 2011). Minuman fungsional harus memiliki karakteristik sensoris yang
menjadi ciri khasnya baik dari segi warna, aroma, dan rasanya. Selain itu
minuman fungsional memiliki fungsi fisiologis diantaranya menjaga daya tahan
tubuh, mempertahankan kondisi fisik, dan mencegah proses penuaan (Batubara
& Pratiwi, 2018)
Pengembangan minuman fungsional telah banyak dilakukan dengan
menggunakan bahan-bahan alami seperti rempah-rempah yang dikenal sebagai
bahan herbal. Bahan-bahan herbal merupakan sebutan untuk ramuan dari bunga,
daun, biji, akar atau buah kering untuk membuat minuman yang biasa disebut
teh herbal. Cara penyajian minuman ini pun cukup mudah yaitu dengan cara
1
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
direbus atau diseduh dengan sejumlah air dan waktu tertentu kemudia disaring
(Herviana, Husain, & Muhammad, 2019).
B. Bahan Baku
1. Rosella (Hibiscus sabdariffa)
2
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
7
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
8
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
9
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
b. Warna
Warna merupakan salah satu dari sifat produk yang dapat dinilai secara
obyektif (fisik) maupun subyektif (organoleptik). Penilaian terhadap warna
dapat ditentukan oleh adanya sinar atau cahaya, kondisi benda ataupun
kondisi subjek yang menilai (Soekarto & Soewarno, 1990). Warna
merupakan komponen penting untuk menentukan kualitas atau tingkat
penerimaan produk pangan oleh konsumen. Secara visual, warna dapat
menarik perhatian para konsumen sehingga dapat menunjukkan tingkat
kesukaan konsumen terhadap suatu produk (Mardesci, Santosa, Nazir, &
Hadiguna, 2019). Pengujian warna dilakukan menggunakan alat
chromameter yang sudah dikalibrasi dengan standar warna putih yang
terdapat pada alat tersebut. Hasil analisis derajat putih berupa nilai L*, a*,
dan b*. Pengukuran total derajat warna digunakan basis warna putih sebagai
standar (Kaemba, Suryanto, & C, 2017).
Pada pengujian (Yulia, Rahmi, & Latief, 2013) minuman fungsional
ekstrak kulit kayu manis dan rosella menunjukkan semakin banyak ekstrak
rosella yang ditambahkan maka warna minuman yang dihasilkan semakin
gelap. Warna merah pada minuman fungsioal ekstrak kulit kayu manis dan
rosella berasal dari kelopak bunga rosella yang memiliki warna merah sampai
ungu kemerahan yang berasal dari pigmen antosianin, sedangkan warna
ektrak kulit kayu manis berwarna kuning kemerahan. Hasil pengujian L*
(tingkat kecerahan) memiliki rentang nilai 1-100. Semakin tinggi nilai L*,
maka semakin cerah warna pada produk, dan sebaliknya. Nilai a* pada
system CIELAB menginterpretasikan warna merah hingga hijau, sedangkan
nilai b* menginterpretasikan warna kuning hingga biru (Tensiska, Sumanti,
& Sari, 2017).
10
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Vitamin C
Vitamin C merupakan salah satu vitamin yang dapat larut dalam air dan
penting bagi kesehatan tubuh. Vitamin C dapat berfungsi sebagai antioksidan
plasma lipid, serta berfungsi sebagai kekebalan tubuh (leukosit, fagositosis,
dan kemotaksis), penekanan replikasi virus dan produksi interferon
(Mitmesser, Ye, Evans, & Combs, 2016). Vitamin C merupakan senyawa
organik yang tidak terdapat didalam tubuh secara alami, dan dibutuhkan
didalam tubuh dalam jumlah yang sedikit sehingga harus diperoleh dari
makanan maupun minuman. Vitamin C bersifat mudah rusak apabila terjadi
kontak dengan udara, panas, maupun logam. Selain itu vitamin C juga
berperan sebagai antioksidan untuk menangkal radikal bebas didalam tubuh
(Daryono, Budi, Maryanto, Nissa, & Aristya, 2016). Pada minuman
fungsional ekstrak kulit kayu manis dan rosella memilki kandungan vitamin
C sebesar 6,4% (Yulia, Rahmi, & Latief, 2013). Menurut (Almatsier, 2004),
dalam keadaan kering vitamin C cukup stabil, namun vitamin C tidak stabil
atau mudah rusak atau megalami oksidasi apabila terkena panas.
d. Aktivitas Antioksidan
Antioksidan merupakan senyawa penting untuk menjaga kesehatan
tubuh karena berfungsi sebagai penangkap radikal bebas yang terbentuk
dalam tubuh. Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya
kepada senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan
tersebut dapat dihambat (Winarti, Sudaryati, & Usman, 2015). Dalam industri
pangan, antioksidan digunakan untuk memperkecil terjadinya proses oksidasi
dari lemak dan minyak yang menyebabkan terjadinya kerusakan makanan
dan dapat memperpanjnag masa pemakaian bahan pangan.
Berdasarkan fungsinya bagi tubuh, antoksidan dibagi menjadi tiga,
yaitu antioksidan primer, sekunder, dan tersier. Antioksidan primer bekerja
untuk mencegah terjadinya pembentukan senyawa radikal baru. Contoh
antioksidan primer adalah Superoksida Dismutase (SOD), Glutation
Peroksidase (GPx), dan protein pengikat logam. Antikosidan sekunder
bekerja dengan mengkelat logam yang bertindak sebagai pro-oksidan,
11
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
12
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
13
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
14
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
15
library.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Kerangka Berpikir
16