Anda di halaman 1dari 5

TUGAS MATA KULIAH FARMAKOGALENIKA DAN PRODUK BAHAN ALAM

“FORMULASI MASKER WAJAH GEL PEEL OFF EKSTRAK ETANOL


DAUN LIDAH BUAYA (Aloe vera L.)”

Disusun oleh:

Rusdiah Utami J1E115021


Abdurrasyid Rizani 1611015110001
Farida 1611015220010
Rusyda Humaira Arumaisha 1611015220018
Siti Sarah 1611015320032
Fachrida Rahmah Yulistati 1711015120006
Mulia 1711015320018
Raudatul Fitria Havina Putri 1711015320022

PROGRAM STUDI S1 FARMASI


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
A. LATAR BELAKANG
Kemajuan ilmu pengetahuan modern yang semakin pesat dan canggih saat ini,
tidak dapat dapat mengesampingkan obat alami. Hal ini terbukti dari banyaknya
peminat obat alami. Selain itu, masih banyak kurangnya pengetahuan dan informasi
mengenai berbagai jenis tumbuhan yang dipakai sebagai obat alami untuk pengobatan
tertentu (Dalimartha, 2000).
Tanaman lidah buaya tergolong keluarga Liliaceae, mempunyai potensi yang
cukup besar sebagai bahan baku obat alami. Peluang tanaman obat saat ini semakin
besar, sehingga kecenderungan masyarakat untuk beralih ke bahan-bahan alami.
Bahan alami berpeluang untuk menjadi komoditas perdagangan yang besar.
Tumbuhan lidah buaya yang berasal dari Afrika ini mempunyai lebih dari 300 jenis.
Spesies-spesies dari genus Aloe yang komersil antara lain Aloe barbadansis, Aloe
perryl dan Aloe ferox. Spesies Aloebarbadansis atau sering disebut Aloe vera
memiliki potensi tertinggi sebagai bahan baku farmasi (Suryowidodo, 1988).
Daging dari tanaman lidah buaya mengandung saponin dan flavonoid, di
samping itu juga mengandung tanin dan polifenol (Hutapea, 1993). Saponin ini
mempunyai kemampuan sebagai pembersih sehingga efektif untuk menyembuhkan
luka terbuka, sedangkan tanin dapat digunakan sebagai pencegahan terhadap infeksi
luka karena mempunyai daya antiseptik dan obat luka bakar. Flavonoid dan polifenol
mempunyai aktivitas sebagai antiseptik (Harborne, 1987).
Gel merupakan sediaan topikal yang mudah diaplikasikan pada kulit serta
memiliki penampilan fisik yang menarik dibanding sediaan topikal lainnya.
Penggunaannya lebih disukai karena sediaan gel memiliki kandungan air yang bersifat
mendinginkan, menyejukkan, melembabkan, mudah penggunaannya, mudah
berpenestrasi pada kulit, sehingga memberikan efek penyembuhan yang lebih cepat
sesuai dengan basis yang digunakan (Ansel, 2005).
Karena potensi dari lidah buaya yang sangat melimpah maka pengembangan
sediaan formulasi gel lidah buaya sebagai obat luka dapat dikembangkan menjadi
obat yang dipatenkan. Sediaan sel dipilih sebagai bentuk sediaan yang tahan lama.
Karena gel tidak cepat tengik, tidak berbau, dan mempunyai penampilan yang
menarik (Juniantito, 2006).
B. FORMULASI
R/ Ekstrak lidah buaya 5g
PVA 8,75 g
Propilen glikol 6 ml
Carbopol 2g
Essense aloe vera 0,01 ml
Metil paraben 0,18 g
Aquadest ad 100 ml

C. CARA KERJA
1. Siapkan alat dan bahan
2. Masukkan 1000 gram daun lidah buaya segar yang telah diblender ke dalam
maserator
3. Tambahkan 7500 ml etanol 70% dan biarkan selama 5 hari sambil diaduk
berulang-ulang
4. Saring ekstrak cair yang didapat dengan kain flannel dan uapkan menggunakan
rotary evaporator pada suhu 60ºC sampai kandungan etanol hilang
5. Letakkan hasil evaporasi di waterbath untuk menguapkan sisa etanol hingga
diperoleh ekstrak kental lidah buaya
6. Kembangkan PVA ke dalam air panas sebanyak 20 kali beratnya selama 15 menit
lalu gerus sampai transparan
7. Kembangkan carbopol dengan air panas hingga homogen dan jernih
8. Campurkan kedua bahan sedikit demi sedikit sambil terus digerus
9. Tambahkan metil paraben yang telah dilarutkan dengan propilen glikol ke dalam
campuran
10. Tambahkan aquadest sedikit demi sedikit sambil digerus hingga homogen dan
diperoleh dasar gel
11. Tambahkan ekstrak kental lidah buaya ke dalam basis gel dan gerus hingga
homogen
12. Tambahkan essense aloe vera, gerus hingga homogen
13. Kemas sediaan serta lengkapi dengan brosur dan etiket
D. PEMBAHASAN
Aloe vera atau yang lebih dikenal sebagai lidah buaya merupakan tanaman asli
dari Afrika Selatan, Madagascar dan Arabia. Tanaman ini termasuk ke dalam
golongan Liliaceae. Ciri fisik dari tanaman ini adalah daunnya berdaging tebal,
panjang, mengecil kebagian ujungnya, berwarna hijau serta berlendir (Zuhrotun &
Anida, 2017).
Pada bagian massa encer mentah mengandung sekitar 98,5% air dengan
kandungan 1,5% mengandung susunan senyawa vitamin, mineral, enzim,
polisakarida, senyawa polipakarida, dan asam organik yang larut dalam air dan larut
dalam lemak (Zuhrotun & Anida, 2017). Lidah buaya (Aloe vera L.) merupakan
tanaman yang fungsional karena semua bagian dari tanaman ini dapat dimanfaatkan
baik untuk perawatan tubuh maupun untuk mengobati berbagai penyakit. Tanaman ini
banyak dibudidayakan di Indonesia terutama di Kalimantan Barat. Berdasarkan hasil
penelitian dilaporkan bahwa lidah buaya (Aloe vera L.) memiliki kandungan saponin,
flavonoid, polifenol, serta tanin yang mempunyai kemampuan untuk membersihkan
dan bersifat antiseptik (Liyana et al., 2016).
Tanaman ini telah lama dikenal karena kegunaannya sebagai tanaman obat
untuk aneka penyakit. Lidah buaya biasa digunakan sebagai penyubur rambut,
penyembuhan luka, dan perawatan kulit. Tanaman ini bermanfaat sebagai bahan baku,
industri farmasi dan kosmetik, serta sebagai bahan baku makanan dan minuman
kesehatan, obat-obatan yang tidak mengandung bahan pengawet kimia. Penyembuhan
luka merupakan proses yang dinamis dan kompleks dengan tujuan memulihkan
struktur anatomi dan fungsi kulit. Untuk mencapai tujuan tersebut, beragam sistem
imunologi dan biologi berpartisipasi dalam cara terkoordinasi, melalui tiga fase yang
berbeda, yaitu respons inflamasi (yang terdiri dari hemostasis dan pembengkakan),
fase proliferatif (terdiri dari sintesis protein dan kontraksi luka) dan fase pemodelan
ulang. Penyembuhan luka dapat terganggu oleh beberapa hal, antara lain disebabkan
oleh nekrosis, hipoksia jaringan, eksudat dan kelebihan sitokin inflamasi (Zuhrotun &
Anida, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Ansel, H. C., 2005. Pengantar bentuk Sediaan Farmasi Edisi IV. Universitas Indonesia
Press, Jakarta.

Dalimartha, S. 2000. Atlas Tumbuhan Obat Indonesia Jilid I. Trubus Agriwidya, Jakarta.

Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia Penentuan Cara Modern Menganalisa Tumbuhan.
Penerbit ITB, Bandung.

Hutapea, J. R. 1993. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (II). Departemen Kesehatan RI


Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, Jakarta.

Juniantito, V & B. F. Prasetyo. 2006. Aktivitas sediaan gel dari ekstrak lidah buaya (Aloe
barbadensis Mill.) pada proses persembuhan luka mencit. Jurnal II Pertanian
Indonesia. 11 : 18-23.

Liana, D. F. D. W. Dewi,. S. Khotimah. 2016. Pemanfaatan Infusa Lidah Buaya (Aloe


vera L) sebagai Antiseptik Pembersih Tangan terhadap Jumlah Koloni Kuman.
Jurnal Cerebellum. 2: 577-589.

Pratiwi, L & S. Wahdaningsih. 2018. Formulasi dan Aktivitas Antioksidan Masker Wajah
Gel Peel Off Ekstrak Metanol Buah Pepaya (Carica papaya L.). Pharmacy Medical
Journal. 1: 50-62.

Suryowidodo, C.W. 1988. Lidah Buaya (Aloe Vera) Sebagai Bahan Baku Industry. Warta
IHP Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Hasil Pertanian (BBIHP),
Bogor.

Zuhrotun, A., H. Ananda. 2017. Aktivitas Tanaman Lidah Buaya (Aloe Vera Linn)
Sebagai Penyembuh Luka. Farmaka. 5: 82-93.

Anda mungkin juga menyukai