Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH KEANEKARAGAMAN

HAYATI

MAKALAH
KEANEKARAGAMAN HAYATI

MANDRA SAPUTRA KELAS :


XII IPA 1

SMA NEGERI 1 BANYUASIN II


TAHUN AJARAN 2014/2015

XII IPA 2
19
SMA NEGERI 1 BANYUASIN II

TAHUN PELAJARAN 2014 / 2015

HALAMAN PENGESAHAN
Mengesahkan

Guru bidang study, Penulis,

Yanuar Tuty S.pd, M.Si Mandra saputra


NIP. 196704271997021001 NISN 9968578185

Kepala SMA Negeri 1 banyuasin II

Habrin S,Pd
NIP. 195512311988031039

KATA PENGANTAR

19
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat
menyelesaikan Makalah yang berjudul “Keanekaragaman Hayati“. Dalam penulisan
makalah ini kami pun mendapat banyak ilmu yang berguna, bagi diri sendiri dan
pembaca untuk kedepannya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu pengetahuan tentang
Keanekaragaman Hayati, selain itu juga dengan adanya makalah ini diharapkan bagi
pembaca agar dapat mengembangkannya lagi. Makalah yang kami buat ini, kami ambil
dari beberapa sumber. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada pihak yang ikut
ambil alih sehingga makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah yang kami buat ini dapat bermanfaat bagi pembaca, dan
khususnya pada diri saya sendiri serta dapat memberikan wawasan yang lebih luas
bagi kita semua.
Penulis menyadari makalah yang kami buat ini memiliki kelebihan dan
kekurangan. Kami mohon untuk saran dan kritiknya demi kesempurnaan makalah yang
kami buat ini

Motto
1. Jangan pernah malu untuk maju, karena malu menjadikan kita takkan pernah mengetahui dan
memahami segala sesuatu hal akan hidup ini
2. " Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.
3"Hanya kebodohan meremehkan pendidikan." (P.Syrus)
4"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang sudah kita miliki, tetapi kita selalu menyesali

19
apa
yang belum kita capai."
5. Tidak ada masalah yang tidak bisa diselesaikan selama ada komitmen bersama untuk
menyelesaikannya.
6. Pendidikan merupakan perlengkapan paling baik untuk hari tua." (Aristoteles)
7. maju terus pantang mundur
8. Hati suci selalu benar tetapi gejolak hati selalu mengubah hasrat hati suci.
9. Orang yang ada dalam hati suci adalah orang yang taqwa dan beriman
10. Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam mengatasinya adalah sesuatu
yang utama
11. Lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali
12. Jalan terbai dalamk mencari kawan adalah kita harus berlaku sebagai kawan
13. Kebaikan tidak bernilai selama diucapkan akan tetapi bernilai sesudah dikerjakan
14. Hidup tidak menghadiahkan barang sesuatupun kepada manusia tanpa bekerja keras
15. Tiada doa yg lebih indah selain doa agar skripsi ini cepat selesai.

Daftar isi
KATA PENGANTAR …………………… 1
BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG .............................................. 2
B. Rumusan masalah ........................................................................ 2
C. Tujuan ................................................. 2
D. manfaat ............................................................ 2

19
BAB II PEMBAHASAN
A. KEANEKARAGAMAN HAYATI ………………………………….. 3
B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI ……………………......... 4
1. keanekaragaman hayati tingkat Gen ......................... 4
2. keanekaragaman hayati tingkat spesies................................ 5
3. keanekaragaman hayati tingkat ekosistim ............................. 8

C. TIPE-TIPE EKOSISTEM ……………………………… 10


1. Ekosistim air tawar …………………………….. 10
2. Ekosistem darat ……………………………… 11

D. Manfaat dan nilai keanekaragaman hayati ……………. 13


E. keanekaragaman hayati Indonesia ……………. 14
BAB III PENUTUP:..................

A. Kesimpulan ....................................................... 17
B. Saran ............................................. 18

DAFTAR PUSTAKA ………………………………. 19

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas adalah suatu istilah pembahasan yang


mencakup semua bentuk kehidupan, yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala
organisasi biologisnya, yaitu mencakup gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme
serta ekosistem dan proses-proses ekologi dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya.

19
Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup yang menunjukkan
keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah. Ada dua faktor penyebab
keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor luar. Faktor genetik bersifat relatif
konstan atau stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme. Sebaliknya, faktor luar relatif
stabil pengaruhnya terhadap morfologi organisme.
B. Perumusan Masalah
1. Bagaimanakah konsep Keanekaragaman Hayati ?
2. Keanekaragaman Flora di Indonesia ?
3. Keanekaragaman Fauna di Indonesia ?
4. Tipe-Tipe Ekosistem ?
5. Apa saja Manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati ?
C. Tujuan
1. Agar dapat mengetahui konsep Keanekaragaman Hayati.
2. Agar dapat mengetahui Keanekaragaman Flora di Indonesia.
3. Agar dapat mengetahui Keanekaragaman Fauna di Indonesia.
4. gar dapat mengetahui Tipe-tipe Ekosistem.
5. Agar dapat mengetahui Manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati
D. Manfaat
Dengan penulisan makalah ini, kita dapat mengetahui lebih banyak tentang
Keaneragaman Hayati.

.1.5 Penelitih terdahulu

André Michael Lwoff, François Jacob, Le Hasard et le Necessite

BAB II
1. TINJAUAN PUSTAKA
Keanekaragaman makhluk hidup/keanekaragaman hayati atau biodiversitas (Bahasa
Inggris: biodiversity) adalah suatu istilah pembahasan yang mencakup semua bentuk kehidupan,
yang secara ilmiah dapat dikelompokkan menurut skala organisasi biologisnya, yaitu mencakup
gen, spesies tumbuhan, hewan, dan mikroorganisme serta ekosistem dan proses-proses ekologi
dimana bentuk kehidupan ini merupakan bagiannya. Dapat juga diartikan sebagai kondisi

19
keanekaragaman bentuk kehidupan dalam ekosistem atau bioma tertentu. Keanekaragaman
hayati seringkali digunakan sebagai ukuran kesehatan sistem biologis.Keanekaragaman hayati
tidak terdistribusi secara merata di bumi; wilayah tropis memiliki keanekaragaman hayati yang
lebih kaya, dan jumlah keanekaragaman hayati terus menurun jika semakin jauh dari ekuator.
Keanekaragaman hayati yang ditemukan di bumi adalah hasil dari miliaran tahun proses
evolusi. Asal muasal kehidupan belum diketahui secara pasti dalam sains. Hingga sekitar 600
juta tahun yang lalu, kehidupan di bumi hanya berupa archaea, bakteri, protozoa, dan organisme
uniseluler lainnya sebelum organisme multiseluler muncul dan menyebabkan ledakan
keanekaragaman hayati yang begitu cepat, namun secara periodik dan eventual juga terjadi
kepunahan secara besar-besaran akibat aktivitas bumi, iklim, dan luar angkasa.
Keanekaragaman dapat terjadi akibat dipengaruhi oleh faktor genetik dan faktor
lingkungan. Faktor genetik atau faktor keturunan adalah sifat dari makhluk hidup itu sendiri
yang diperoleh dari induknya. Factor genetik ditentukan oleh gen atau pembawa sifat. Faktor
lingkungan adalah faktor dari luar makhluk hidup yang meliputi lingkungan fisik, lingkungan
kimia, dan lingkungan biotik. Lingkungan biotik misalnya suhu, kelembapan cahaya, dan
tekanan udara. Lingkungan kimia misalnya makanan, mineral, keasaman, dan zat kimia buatan.
Lingkungan biotik misalnya microoaganisme, tumbuhan, hewan, dan manusia.
Keanekaragaman makhluk hidup dapat terbentuk karena perkawinan (persilangan) dan
kondisi lingkungan.
1. Perkawinan (persilangan)
Perkawinan dapat menghasilkan keanekaragaman. Perkawinan yang dimaksud adalah
perkawinan antar individu berbeda sifat, tetapi tergolong dalam jenis (spesies) yang
sama.Perkawinan antara spesies yang berbeda mungkin dapat menghasilkan keturunan, tetapi
keturunannya itu tidak mampu menghasilkan keturunan yang baru. Yang mana keturunan yang
baru itu, merupakan keturunan yang steril.
Perkawinan antar individu didalam jenis (spesies) yang sama akan menghasilkan
keturuna yang fertil. Artinya, keturunan tersebut mampu berkembang biak menghasilkan
keturunan berikutnya. Didalam spesies yang sama terdapay perbedaan sifat. Perkawinan antar
makhluk hidup yang berbeda sifat dapat menghasilkan keturunan yang memiliki sifat baru.
Keturunan dengan sifat yang baru tersebut merupakan individu baru. Perkawinan demikian

19
disebut pembastaran atau persilangan. Jadi, melalui pembastaran akan muncul keanekaragaman
yang baru.
Persilangan buatan banyak dilakukan pada tumbuh-tumbuhan. Tujuannya adalah untuk
mendapatkan sifat baru yang unggul. Misalnya, persilangan tebu untuk memperoleh bibit tebu
yang unggul. Demikian pula dengan untuk mendapatkan bibit padi, jagung, dan kedlai atau
hewan budidaya tertentu.
2. Keadaan lingkungan
Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi keanekaragaman makhluk hidup yang ada.
Berikut akan diberi contohnya :
v Biasanya jenis makhluk yang ada di daerah subur lebih banyak dibandingkan dengan di daerah
gersang. Jadi, keanekaragaman makhluk hidup di daerah subur lebih tinggi daripada di daerah
gersang. Indonesia termasuk daerah Negara yang subur dan memiliki keanekaragaman makhluk
hidup yang tinggi.
v Disebuah batu di tepi sungai terdapat berbagai makhluk hidup. Misalnya lumut, tumbuhan
paku, rumput, lumut kerak, dan siput. Keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering
berbeda dengan keanekaragaman makhluk hidup di sisi batu yang kering. Dalam contoh ini,
keanekaragaman dipengaruhi oleh kelembapan dan ketersediaan air.Di permukaan bumi terdapat
beragai spesies makhluk hidup. Sebagaimana telah di uraikan, makhluk hidup yang berbeda
spesies tidak dapat menghasilkan keturunan yang fertile. Bahkan, makhluk hidup yang berbeda
spesies ada yang tidak dapat melakukan perkawinan.
Keanekaragaman hayati tumbuh dan berkembang dari keanekaragaman jenis,
keanekaragaman genetis, dan keanekaragaman ekosistem. Karena ketiga keanekaragaman ini
saling kait-mengkait dan tidak terpisahkan, maka dipandang sebagai satu keseluruhan (totalitas)
yaitu keanekaragaman hayati. Keanekaragaman hayati menunjukkan adanya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkat gen, tingkat jenis
dan tingkat ekosistem (Wolf, 1992).
Tumbuhan merupakan kelompok makhluk hidup eukariot, fotosintetik, multiseluler, dan
memiliki jaringan yang sudah berkembang dengan baik. Tumbuhan dapat hidup dalam berbagai
lingkungan darat, mulai dari lingkungan hutan basah hingga daerah padang pasir atau daerah
kutub. Tumbuhan memiliki ukuran yang bervariasi mulai dari bentuk mikroskopis hingga pohon
yang berukuran besar hingga mencapai 100 meter lebih dan berdiameter 10 meter lebih. Rentang

19
hidup tumbuhan juga bervariasi. Beberapa tumbuhan bersifat musiman, baik hanya semusim
ataupun dua musim.tumbuhan lainnya dapat hidup bertahun-tahun. (Tetty Sutiowati dan Deswaty
Furqonita,2007)
Dalam pemuliaan tanaman, adanya keanekaragaman (variabilitas) pada populasi tanaman
yang digunakan mempunyai arti yang sangat penting. Besar kecilnya variabilitas dan tinggi
rendahnya rata-rata populasi tanaman yang digunakan sangat menentukan keberhasialan
pemuliaan tanaman. Misalnya, bila kita hendak mengadakan pemulian untuk mendapatkan suatu
varietas baru dengan produksi yang tinggi maka populasi yang digunakan sebagai populasi dasar
atau populasi awal, di samping mempunyai variabilitas yang besar, akan lebih baik bila disertai
rata-rata produksi yang relative tinggi (W. Mangoendidjojo,2003).
Beberapa tumbuhan dalam satu spesies dengan susunan genetic tertentu dapat dikoleksi
karena beberapa kelebihannya. Dimungkinkan pula bahwa beberapa sifat unggul yang dimiliki
beberapa jenis tumbuhan yang sama dalam satu spesies digabungkan dalam satu tumbuhan baru
sehingga akan diperolehsatu jenis tumbuhan baru yang memiliki banyak keunggulan di
bandingkan bila sifat-sifat tadi terdapat secara sendiri-sendiri. Sementara itu tumbuhan dengan
susunan genetika yang tidak memiliki keunggulan akan punah dalam lingkungan dan kondisi
yang tidak mendukung (Abdul Salam, 1994).
Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan adanya makhluk hidup yang
beranekaragam. Keanekaragaman makhluk hidup tersebut dapat dilihat dari adanya abiotik dapat
menyebabkan organisme berkembang dan melakukan spesialisasi.
1. Keanekaragam Tingkat Ekosistem
Makhluk hidup dalam kehidupan selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik
dengan lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi tersebut akan
membentuk suatu sistem yang dikenal dengan isitilah ekosistem. Keanekaragam Tingkat
ekosistem adalah keanekaragaman yang dapat ditemukan di antara ekosistem. Di permukaan
bumi susunan biotik dan abiotik pada ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat
mempengaruhi keberadaan jenis dan jumlah komponen biotik (makhluk hidu). Wilayah dengan
kondisi abiotik berbeda umumnya mengandung komposisi makhluk hidup yang berbeda.
Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat beragama keberagaman
lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis makhluk hidup yang beragam pula. Hal
demikian dapat berbentuk karena adanya penyesuaian sifat-sifat keturunan secara genetik dengan

19
lingkungan tempat hidupnya. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup yang dapat
bertahan hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat berinteraksi dengan
lingkungannya, baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya. Jika susunan
komponen biotik berubah, bentuk interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang dihasilkan
juga berubah.

2. Keanekaragam Tingkat Spesies (Jenis)


Kita dapat mengenal makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Misalnya,
melalui pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah
laku, dan beberapa ciri lain yang dapat diamati. Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah
keanekaragaman yang ditemukan di antara organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda,
baik yang termasuk dalam satu famili maupun tidak. Misalnya, jika membandingkan tanaman
jagung, mangga, dan padi atau di antara bebek, ayam, dan kucing. Perbedaan yang terdapat di
antara organisme berbeda jenis lebih banyak dibandingkan dengan di antara organisme satu
jenis. Dua organisme yang berbeda jenis mempunyai perbedaan susunan gen yang lebih banyak
daripada yang tergolong dalam satu jenis.
3. Keanekaragam Tingkat Gen
Setiap makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun. Komponen tersebut
tersusun atas ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut diwariskan.
Faktor itulah yang sekarang kita kenal sebagai gen. gen terdapat di lokus gen pada kromosom
atau di dalam inti sel setiap makhluk hidup. Akan tetapi susunan perangkat gen masing-masing
individu dapat berbeda-beda bergantung pada tetua yang menurunkannya. Itulah sebabnya
individu-individu yang etrdapat dalam satu jenis dan satu keturunan dapat memiliki ciri-ciri dan
sifat yang berbeda. Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi yang dapat
ditemukan di antara organisme dalam satu spesies. Perangkat gen mampu berinteraksi dengan
lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan dapat memberi pengaruh terhadap kemunculan
ciri atau sifat suatu individu. Misalnya dua individu memiliki perangkat gen yang sama, tetapi
hidup di lingkungan yang berbeda maka kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri
dan sifat yang berbeda.

19
BAB III
PENELITIAN
A.TUJUAN PENELITIAN
I. Tujuan:
1. 1. Mengidentifikasi keanekaragaman gen dan jenis makhluk hidup dari hasil pengamatan
lingkungan.

2. Membandingkan ciri keanekaragaman hayati pada tingkat gen, jenis, dan ekosistem.
3. Melakukan pengamatan atau pengambilan data secara benar.
4. Merumuskan konsep keseragaman makhluk hidup dari hasil pengamatan.
5. Membuat tulisan atau laporan berdasar aturan penulisan ilmiah yang benar.
6. Memuat tulisan dalam blog kelompok.
7. Menunjukkan kerjasama team
8. Menunjukkan sikap saling menolong

Dasar Teori :
A. PENGERTIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman Hayati adalah keseluruhan variasi berupa bentuk, penampilan, jumlah,
dan sifat yang dapat ditemukan pada makhluk hidup.
Setiap saat kita dapat menyaksikan berbagai macam makhluk hidup yang ada di sekitar kita baik
di daratan maupun di perairan. Misalnya, dihalaman rumah, kebun, sawah, atau di hutan. Di
tempat itu dapat kita jumpai bermacam-macam makhluk hidup mulai dari makhluk yang
berukuran kecil seperti semut hingga makhluk berukuran besar seperti burung, ular, atau gajah.
Mulai dari yang berwarna gelap hingga makhluk yang berwarna cerah dan menarik.
Begitu juga dengan tumbuhan, kita dapat mengamati tumbuhan didaratan atau di lautan dengan
jenis, ukuran, warna dan bentuk yang beragam. Di daratan misalnya dapat kita jumpai rumput,
pohon, jambu, durian, salak, apel, dan sebaainya. Di perairan terdapat rumput laut dan jenis
tumbuhan lain yang dapat hidup di laut.
Setiap makhluk hidup memiliki ciri dan tempat hidup yang berbda. Melalui pengamatan, kita
dapat membedakan jenis-jenis makhluk hidup. Pembedaan makhluk hidup tanpa dibuat
berdasarkan bentuk, ukuran, warna, tempat hidup, tingkah laku, cara berkembang biak, dan jenis
makanan.
Perbedaan atau keanekaragaman hayati dapat disebabkan oleh faktor abiotik maupun oleh faktor
biotik. Perbedaan keadaan udara, cuaca, tanah, kandungan air, dan intensitas cahaya matahari
menyebabkan adanya perbedaan hewan dan tumbuhan yang hidup. Hal tersebut mengakibatkan
adanya keanekaragaman hayati.
Pada umumnya pola distribusi penyebaran tumbuhan dan hewan dikendalikan oleh faktor abiotik
seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Perubahan pada faktor abiotik dapat menyebabkan
organisme berkembang dan melakukan spesialisasi.
B. TINGKAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati dapat ditandai dengan adanya makhluk hidup yang beranekaragam.
Keanekaragaman makhluk hiduptersebut dapat dilihat dari adanya abiotik dapat menyebabkan
organisme berkembang dan melakukan spesialisasi.
1. Keanekaragam Tingkat Ekosistem

19
Makhluk hidup dalam kehidupan selalu melakukan interaksi dengan lingkungannya, baik dengan
lingkungan abiotik maupun lingkungan biotik. Bentuk interaksi tersebut akan membentuk suatu
sistem yang dikenal dengan isitilah ekosistem. Keanekaragam Tingkat ekosistem adalah
keanekaragaman yang dapat ditemukan di antara ekosistem. Di permukaan bumi susunan biotik
dan abiotik pada ekosistem tidak sama. Lingkungan abiotik sangat mempengaruhi keberadaan
jenis dan jumlah komponen biotik (makhluk hidu). Wilayah dengan kondisi abiotik berbeda
umumnya mengandung komposisi makhluk hidup yang berbeda.
Kondisi lingkungan tempat hidup suatu makhluk hidup sangat beragama keberagaman
lingkungan tersebut biasanya dapat menghasilkan jenis makhluk hidup yang beragam pula. Hal
demikian dapat berbentuk karena adanya penyesuaian sifat-sifat keturunan secara genetik dengan
lingkungan tempat hidupnya. Sebagai komponen biotik, jenis makhluk hidup yang dapat
bertahan hidup dalam suatu ekosistem adalah makhluk hidup yang dapat berinteraksi dengan
lingkungannya, baik dengan komponen biotik maupun komponen abiotiknya.
Jika susunan komponen biotik berubah, bentuk interaksi akan berubah sehingga ekosistem yang
dihasilkan juga berubah.
2. Keanekaragam Tingkat Spesies (Jenis)
Kita dapat mengenal makhluk hidup berdasarkan ciri-ciri yang dimilikinya. Misalnya, melalui
pengamatan ciri-ciri morfologi, habitat, cara berkembang biak, jenis makanan, tingkah laku, dan
beberapa ciri lain yang dapat diamati.
Keanekaragaman tingkat spesies (jenis) adalah keanekaragaman yang ditemukan di antara
organisme yang tergolong dalam jenis yang berbeda, baik yang termasuk dalam satu famili
maupun tidak. Misalnya, jika membandingkan tanaman jagung, mangga, dan padi atau di antara
bebek, ayam, dan kucing.
Perbedaan yang terdapat di antara organisme berbeda jenis lebih banyak dibandingkan dengan di
antara organisme satu jenis. Dua organisme yang berbeda jenis mempunyai perbedaan susunan
gen yang lebih banyak daripada yang tergolong dalam satu jenis.
3. Keanekaragam Tingkat Gen
Setiap makhluk memiliki komponen pembawa sifat menurun. Komponen tersebut tersusun atas
ribuan faktor kebakaan yang mengatur bagaimana sifat-sifat tersebut diwariskan. Faktor itulah
yang sekarang kita kenal sebagai gen. gen terdapat di lokus gen pada kromosom atau di dalam
inti sel setiap makhluk hidup. Akan tetapi susunan perangkat gen masing-masing individu dapat
berbeda-beda bergantung pada tetua yang menurunkannya. Itulah sebabnya individu-individu
yang etrdapat dalam satu jenis dan satu keturunan dapat memiliki ciri-ciri dan sifat yang berbeda.
Keanekaragam tingkat gen adalah keanekaragam atau variasi yang dapat ditemukan di antara
organisme dalam satu spesies.
Perangkat gen mampu berinteraksi dengan lingkungannya. Dalam hal ini, faktor lingkungan
dapat memberi pengaruh terhadap kemunculan ciri atau sifat suatu individu. Misalnya dua
individu memiliki perangkat gen yang sama, tetapi hidup di lingkungan yang berbeda maka
kedua individu tersebut dapat saja memunculkan ciri dan sifat yang berbeda.
C. MANFAAT KEANEKARAGAMAN HAYATI
Keanekaragaman hayati dapat memberikan manfaat, baik secara ekonomi, ilmu pengetahuan,
sosial dan budaya.
1. Manfaat dari Segi Ekonomi
Jenis hewan (fauna) dan tumbuhan (flora) dapat diperbarui dan dimanfaatkan secara
berkelanjutan. Beberapa jenis kayu memiliki manfaat bagi kepentingan masyarakay Indonesia
maupun untuk kepentingan ekspor. Jenis kayu-kayu tersebut antara lain adalah kayu ramin,

19
gaharu, meranti, dan jati jika di ekspor akan menghasilkan devisa bagi negara. Beberapa
tumbuhan juga dapat dijadikan sebagai sumber makanan yang mengandung karbohidrat, protein,
vitamin serta ada tumbuhan yang dapat dimanfaatkan sebagai obat-oabatan dan kosmetika.
Sumber daya yang berasal dari hewan dapat dimanfaatkan sebagai sumber makanan dan untuk
kegiatan industri.
Dua pertiga wilayah Indonesia adalah perairan yang dapat dijadikan sumber daya alam yang
bernilai ekonomi. Laut, sungai, dan tambak merupakan sumber-sumber perikanan yang
berpotensi ekonomi. Beberapa jenis diantaranya dikenal sebagai sumber bahan makanan yang
mengandung protein.
2. Manfaat dari Segi Wisata dan Ilmu Pengetahuan
Kekayaan aneka flora dan fauna sudah sejak lama dimanfaatkan untuk pengembangan ilmu
pengetahuan. Hingga saat ini masih banyak jenis hewan dan tumbuhan yang belum dipelajari dan
belum diketahui manfaatnya. Dengan demikian keadaan ini masih dapat dimanfaatkan sebagai
sarana pengembangan pengetahuan dan penelitian bagi berbagai bidang pengetahuan. Misalnya
penelitian mengenai sumber makanan dan obat-obatan yang berasal dari tumbuhan. Umumnya
secara langsung manusia menjadikan hewan sebagai objek wisata atau hiburan.
3. Manfaat dari Segi Sosial dan Budaya
Masyarakat Indonesia ada yang menetap di wilayah pegunungan, dataran rendah, maupun dekat
dengan wilayah perairan. Masyrakat tersebut telah terbiasa dan menyatu dengan keadaan
lingkungan sekitarnya. Kegiatan memanen hasil hutan maupun pertanian merupakan kebiasaan
yang khas bagi masyarakat yang tinggal di pegunungan atau dataran tinggi.
Masyarakat tersebut yang hidup berdekatan dengan laut, sungai, dan hutan memiliki aturan
tertentu dalam upaya memanfaatkan tumbuhandan hewan. Masyarakat memiliki kepercayaan
tersendiri mengenai alam. Dengan adanya aturan-aturan tersebut, keanekaragaman hayati akan
terus terjaga kelestariannya.
D. HILANGNYA KEANEKARAGAMAN HAYATI
Saat ini tidak sedikit hutan yang rusak, akibatnya kehidupan hewan di dalamnya akan terganggu.
1. Hilangnya Habitat
Salah satu faktor yang sangat menentukan keberadaan keanekaragaman hayati adalah habitat.
Hutan merupakan habitat asli tempat hidup makhluk hidup. Penebangan serta perusakan hutan
secara terus-menerus terganggunya ekosistem makhluk hidup dan pada akhirnya
keanekaragaman hayati akan berkurang dan hilang.
2. Degradasi Habitat
Polusi merupakan perubahan lingkungan yang menimbulkan pengaruh negatif terhadap
kesehatan dan kehidupan makhluk hidup.
3. Spesies-Spesies Pendatang
Kehadiran spesies pendatang dapat mengalahkan atau mendominasi spesies asli. Pada abad ke-19
pembangunan Kanal Erie telah menyebabkan masuknya belut laut ke Danau Agung.
4. Eksploitaso Secara Berlebihan
Eksploitasi sumber daya alam dikatakan berlebihan jika jumlah sumber daya alam yang diambil
lebih besar dibandingkan dengan kemamuan memperbarui diri sumber daya alam yang diambil.
E. USAHA PELESTARIAN KEANEKARAGAMAN HAYATI DI INDONESIA
Dalam usaha menjaga kelestarian sumber daya hayati agar tidak punah adalah dengan cara
menjaga keutuhan lingkungan tempat hidup makhluk hidup.
Jika sebagian besar masyarakat Indonesia melakukan aktivitas eksploitasi sumber daya hayati

19
secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan usaha pelestarian maka dalam waktu yang relatif
singkat sumber daya hayati akan punah.
1. Cagar Alam
Cagar alam adalah kawasan perlindungan alam yang memiliki tumbuhan, hewan, dan ekosistem
yang khas sehingga perlu dilindungi.
Perkembangan dan pertumbuhan hewan dan tumbuhan, berlangsung secara alami. Sesuai dengan
fungsinya cagar alam dapat dimanfaatkan untuk penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan,
dan wisata.
Terdapat dua jenis cagar alam yaitu cagar alam darat dan cagar alam laut. Di Indonesia cagar
alam darat antara lain : Cagar Alam Morowali di Sulawesi tengah, Cagar Alam Nusa
Kambangandi Jawa Tengah, Cagar Alam Gunung Papandayan di Jawa Barat, Cagar Alam Dolok
Sipirok di Sumatera Utara, Cagar Alam Hutan Pinus Janthoi di NAD (Aceh). Sedangkan cagar
alam laut antara lain : Cagar Alam Kepulauan Aru Tenggara di Maluku, Cagar Alam Pulau Anak
Krakatau di Lampung, dan Cagar Alam Kepulauan Karimata di Kalimantan Barat.
2. Suaka MargasatwaSuaka Margasatwa adalah kawasan suaka alam yang memiliki ciri khas
berupa keanekaragaman dan keunikan jenis satwa, dan untuk kelangsungan hidup satwa dapat
dilakuakn pembinaan terhadap habitatnya.
Di Indonesia suaka margasatwadarat antara lain : Suaka Margasatwa Rawa Singkil di NAD
(Aceh), Suaka Margasatwa Padang Sugihan di Sumatera Selatan, Suaka Margasatwa Muara
Angke di DKI Jakarta, Suaka Margasatwa Tambora Selatan di Nusa Tenggara Barat, Suaka
Margasatwa Lamandau di Kalimantan Tengah, dan Suaka Margasatwa Buton di Sulawesi
Tenggara. Sedangkan Suaka Margasatwa laut antara lain : Suaka Margasatwa Kepulauan
Panjang di Papua, Suaka Margasatwa Pulau Kassa di Maluku, dan Suaka Margasatwa Foja di
Papua.
3. Taman Nasional
Taman nasional adalah kawasan pelestarian alam yang memiliki ekosistem asli yang dikelola
dengan sistem zonasi.
Taman nasional dapat dimanfaatkan untuk tujuan penelitian, pengembangan ilmu pengetahuan,
dan wisata.

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pengertian Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Keanekaragaman hayati atau biodiversitas merupakan himpunan seluruh populasi


penghuni biosfer, yaitu terdiri dari seluruh wilayah udara, tanah, dan air tempat makhluk hidup
tinggal. Di dalam makhluk hidup terkandung plasma nuftah (germplasm), yaitu kisaran
keanekaragaman genetic dari individu liar sampai individu budidaya. Penyebab utama
keanekaragaman makhluk hidup ini adalah gem.Usaha pelestarian keanekaragaman hayati adalah

19
usaha untuk melindungi kekayaan jenis tumbuhan (flora) dan kekayaan hewan (fauna), serta
mikroorganisme untuk melestarikan agar tidak punah.

1. Keanekaragaman Hayati Indonesia Dalam Era Globalisasi


Indonesia merupakan negara kepulauan dengan 18 ribuan pulau, bertempat tinggalnya
flora dan fauna dari dua tipe yang berbeda asal-usulnya yaitu bagian barat (Indo-Malayan) dan
bagian timur termasuk kawasan Pasifik dan Australia. Walaupun luas daratan hanya 1,3 % dari
seluruh daratan bumi, tetapi Indonesia memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang unik dan
menakjubkan. Sekitar 10% spesies berbunga, 12% spesies mamalia, 16% spesies reptil dan
amphibia, 17% spesies burung serta 25% spesies ikan dunia yang dikenal manusia terdistribusi di
perairan Indonesia (BSP-Kemala, 2000). Dengan panjang wilayah pesisir yang mencapai 81,000
kilometer atau sekitar 14% dari panjang pantai dunia, maka ekosistem kelautan Indonesia sangat
kaya dan bervariasi. Hutan bakau Indonesia sangat luas dan memiliki jenis terumbu karang yang
spektakuler di Asia. Perairan pesisir Indonesia menjadi sumber makanan bagi sejumlah besar
mamalia laut, reptil, ikan dan burung-burung. Wilayah pesisir yang dangkal dengan terumbu
karangnya dan hutan bakau melindungi wilayah ini dari dampak pasang laut dan tsunami. Secara
tradisional terumbu karang menjadi sumber makanan yang sangat penting bagi masyarakat
pesisir. Bagaimana dengan hutan tropis Indonesia ? Indonesia diperkirakan memiliki kawasan
hutan tropis terbesar di Asia-Pasifik yaitu sekitar 1, 15 juta kilometer persegi dengan
keanekaragaman jenis pohon yang paling beragam di dunia. Hutan tropis Indonesia kaya akan
spesies palm (447 spesies, dimana 225 diantaranya tidak terdapat di bagian dunia lainnya), lebih
dari 400 spesies dipterocarp yaitu jenis kayu yang bernilai sangat tinggi secara ekonomis di Asia
Tenggara, dan tersebarnya sekitar 25,000 spesies tumbuhan berbunga (Albar, 1997). Karena
begitu kayanya keanekaragaman hayati Indonesia, sehingga menempatkan Indonesia sebagai
salah satu negara di dunia yang mempunyai jumlah keanekaragaman hayati terbesar. Untuk
pulau Jawa saja, jumlah spesies setiap 10.000 km2 antara 2000 – 3000 spesies. Sedangkan
Kalimantan dan Papua mencapai lebih dari 5000 spesies. Masih banyak keanekaragaman hayati
Indonesia lainnya yang berpotensi dan berprospek secara ekonomis maupun keilmuan.
2. Keanekaragaman Hayati Dan Konservasinya Di Indonesia
Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam
variasi bentuk, penampilan, jumlah dan sifat, yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuam

19
makhluk hidup yaitu tingkatan ekosisitem, tingkatan jenis dan tingkatan genetik.
Keanekaragaman hayati menurut UU NO 5 Tahun 1994 adalah keanekaragaman di antara
mahluk hidup dari semua sumber termasuk di antaranya daratan, lautan dan ekosistem akuatik
lain, serta komplek-komplek ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keaneka ragaman dalam spesies, antara species dengan ekosisitem. Berdasarkan
definisi di atas ada 3 elemen keaneka ragaman hayati yaitu, keaneka ragaman ekosisitem,
keaneka ragaman jenis dan keaneka ragaman genetik.
3. Penyebaran Sumberdaya Hayati Di Indonesia
Dipandang dari segi biodiversitas, posisi geografis Indonesia sangat menguntungkan.
Negara ini terdiri dari beribu pulau, berada di antara dua benua, yaitu Asia dan Australia, serta
terletak di katulistiwa. Dengan posisi seperti ini Indonesia merupakan salah satu negara yang
memiliki kekayaan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Indonesia dengan luas wilayah
1,3% dari seluruh luas muka bumi memiliki 10% flora berbunga dunia, 12% mamalia dunia,
17% jenis burung dunia, dan 25% jenis ikan dunia.
Penyebaran tumbuhan, Indonesia tercakup dalam kawasan Malesia, yang juga meliputi
Filipina, Malaysia dan Papua Nugini. Kawasan ini ditentukan berdasarkan persebaran marga
tumbuhan yang ditandai oleh 3 simpul demarkasi yaitu (1) Simpul selat Torres menunjukkan
bahwa 644 marga tumbuhan Irian Jaya tidak bisa menyeberang ke Australia dan 340 marga
tumbuhan Australia tidak dijumpai di Irian Jaya. (2) Tanah genting Kra di Semenanjung Malaya
merupakan batas penyebaran flora Malesia di Thailand. Demarkasi ini menyebabkan adanya 200
marga tumbuhan Thailand yang tidak dapat menyebar ke kawasan Malesia, dan 375 marga
Malesia tidak dijumpai di Thailand. (3). Simpul di sebelah selatan Taiwan menjadi penghalang
antara flora Malesia dan Flora Taiwan.. Adanya demarkasi ini menyebabkan 40% marga flora
Malesia tidak terdapat di luar kawasan Malesia dan flora Malesia lebih banyak mengandung
unsur Asia dibanding unsur Australia. Pecahnya benua selatan Gendawa pada 140 juta tahun
yang lalu menjadi paparan sunda (berasal dari benua utara laurasia) dan paparan Sahul (berasal
dari Gondawa) menyebabkan penyebaran tumbuhan yang terpusat di paparan Sunda seperti jenis
durian, rotan, tusam dan artocarpus.
Pola penyebaran hewan di Indonesia diwarnai oleh pola kelompok kawasan Oriental di
sebelah barat dan kelompok kawasan Australia di sebelah Timur. Kedua kawasan ini sangat
berbeda. Namun demikian karena Indonesia terdiri dari deretan pulau yang sangat berdekatan,

19
maka migrasi fauna antarpulau memberi peluang bercampurnya unsur dari 2 kelompok kawasan
tersebut. Percampuran ini mengaburkan batas antara kawasan oriental dan kawasan Australia..
Memperhatikan sifat hewan di Indonesia Wallace membagi kawasan penyebaran fauna menjadi
2 kelompok besar yaitu fauna bagian barat Indonesi (Sumatera, Jawa, Bali, Madura, Kalimantan)
dan Fauna bagian timur yaitu Sulawesi dan pulau di sebelah timumya. Dua kelompok fauna ini
mempunyai ciri yang berbeda dan dipiahkan ole garis Wallace (garis antara Kalimantan dan
Sulawesi, berlanjut antara Bali dan Lombok).
Hamparan kepulauan di sebelah timur garis Wallace dari semula memang tidak termasuk
kawasan Australia, karena garis batas barat kawasan Australia adalah Garis Lydekker yang
mengikuti batas paparan Sahul. Dengan demikian ada daerah transisi yang dibatasi Garis
Wallace di sebelah Barat dan garis Lydekker di sebelah timur. Di antara kedua garis ini terdapat
garis keseimbangan fauna yang dinamakan garis Weber. Karena peluang pencampuran unsur
fauna di daerah ini sangat besar, akibatnya di daerah transisi ini terdapat unsur - unsur campuran
antara barat dan timur. Daerah transisi ini dinamakan Wallace. Dengan kondisi geografis seperti
ini mengakibatkan sumber daya hayati di Indonesia sangat kaya baik dalam jenis maupun
jumlahnya.
4. Keanekaragaman Jenis
Indonesia memiliki keaneka ragaman jenis yang kaya. Taksiran jumlah jenis kelompok
utama makhluk hidup sebagai berikut: Hewan menyusui 300 jenis; Burung 7500 jenis; Reptil
2000 jenis; Amfibi 1000 jenis; Ikan 8500 jenis; keong 20000 jenis; serangga 250000 jenis.
Tumbuhan biji 25000 jenis; paku pakuan 1250 jenis; lumut 7500 jenis; Ganggang 7800
jenisjamur 72 000 jenis; bakteri dan ganggang biru 300 jenis. (Sastra pradja, 1989). Beberapa
pulau di Indonesia memiliki spesies endemik, terutama di pulau Sulawesi; Irian Jaya dan di
pulau Mentawai. Indonesia memiliki 420 specis burung endemik yang tersebar di 24 lokasi.
6. Keanekaragaman Genetik
Keaneka ragaman genetik merupakan keanekaragaman sifat yang terdapat dalam satu
jenis. Dengan demikian tidak ada satu makhlukpun yang sama persis dalam penampakannya.
Matoa Pometia pinnata di Irian Jaya mempunyai 9 macam penampilan dari seluruh populasi
yang ada. Dengan kemampuan reproduksi baik vegetatif dan generatif, populasi sagu di Ambon
mempunyai 6 macam pokok sagu yang berbeda. Berdasarkan jumlah jenis durian liar yang
tumbuh di Kalimantan yang jumlahnya mencapai 19 jenis, diduga bahwa Kalimantan adalah

19
pusat keanekaragaman genetik durian. Dengan teknik budi daya semakin banyak jenis tumbuhan
hasil rekayasa genetik seperti padi, jagung, ketela, semangka tanpa biji, jenis jenis anggrek, salak
pondoh, dan lain-lain. Keanekaragaman plasma nutfah di Indonesia tampak pada berbagai hewan
piaraan. Ternak penghasil pangan yang telah diusahakan adalah 5 jenis hewan temak yaitu sapi
biasa, sapi Bali, kerbau, kambing, domba dan babi. Dan 7 jenis unggas yaitu ayam, itik , entok,
angsa, puyuh, merpati dan kalkun serta hewan piaraan yang lain seperti cucak rowo, ayam
bekisar, dan lain-lain. Keanekaragaman genetik hewan ini tidak semuanya berasal dari negeri
sendiri. Namun demikian melalui proses persilangan jenis-jenis hewan ini memperbanyak
khasanah keanekaragaman genetik di Indonesia.
7. Aspek Kulturasi Sumberdaya Hayati Di Indonesia
Indonesia memiliki kurang lebih 350 etnis dengan keanekaragaman agama, kepercayaan,
dan adat istiadatnya. Dalam upacara ritual keagamaan atau dalam upacara adat banyak sekali
sumber daya hayati yang dipergunakan. Sebagai contoh, ummat Islam menggunakan sapi dan
kambing jantan dewasa pada setiap hari raya korban, sedangkan umat nasrani memerlukan
pohon cemara setiap natal. Umat Hindu membutuhkan berbagai jenis sumber daya hayati untuk
setiap upacara keagamaan yang dilakukan. Banyak jenis pohon di Indonesia yang dipercaya
sebagai pengusir roh jahat atau tempat tinggal roh jahat seperti beringin, bambu kuning (di
Jawa). Upacara kematian di Toraja menggunakan berbagai jenis tumbuhan yang dianggap
mempunya nilai magis untuk ramuan memandikan mayat misalnya limau, daun kelapa, pisang
dan rempah-rempah lainnya. Disamping itu dipergunakan pula kerbau belang . Pada upacara
ngaben di Bali dipergunakan 39 jenis tumbuhan. Dari 39 jenis tersebut banyak yang tergolong
penghasil minyak atsiri dan bau harum seperti kenanga, melati, cempaka, pandan, sirih dan
cendana. Jenis lain yaitu dadap dan tebu hitam diperlukan untuk, kelapa gading diperlukan untuk
menghanyutkan abu ke sungai.
Pada masyarakat Minangkabau dikenal juga upacara adat. Jenis tanaman yang banyak
dipergunakan dalam upacara adat ini adalah padi, kelapa, jeruk, kapur barus, pinang dan tebu.
Budaya nyekar di Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan upacara mengirim doa pada leluhur.
Upacara ini juga menggunakan berbagai jenis tumbuhan bunga yaitu mawar, kenanga, kantil,
dan selasih. Untuk pembuatan kembar mayang pada pesta perkawinan suku Jawa dipergunakan
jenis tumbuhan yaitu janur muda dari kelapa, mayang (bunga pinang), beringin, kemuning, daun
spa-spa (Flemingialineata), daun kara (phaseolus lunatus), daun maja, daun, alang slang, daun

19
kluwih (Artocarpus cornmunis), daun salam, daun dadap, daun girang, dan daun andhong.
Disamping itu dikenal juga pemotongan ayam jantan untuk ingkung yang biasanya ayam berbulu
putih mulus atau ayam berbulu hitam mulus (ayam cemani). Aneka tanaman yang dipergunakan
untuk upacara memandikan keris di Yogyakarta adalah jeruk nipis, pace, nanas, kelapa, cendana,
mawar, melati, kenanga, dan kemenyan Selain melekat pada upacara adat, kekayaan sumber
daya hayati Indonesia tampak pada hasil-hasil kerajinan daerah dan kawasan. Misalnya kerajinan
mutiara, dan kerang-kerangan di Nusa Tenggara dan Ambon, kerajinan kenari di Bogor, daerah.
Pada hari lingkungan hidup sedunia ke-18, Presiden RI menetapkan melati sebagai puspa bangsa,
anggrek bulan sebagai puspa pesona dan bunga raflesia sebagai puspa langka. Tiga satwa langka
yang ditetapkan sebagai satwa nasional adalah Komodo, ikan siluk merah dan elang jawa.
Kerajinan batik dan tenun ikat, kerajinan tikar, patung, dan lain-lain. Kekayaan sunber daya
hayati juga nampak pada penggunaan maskot flora dan fauna di senua propinsi di Indonesia
sebagai identitas.
8. Konservasi Keanekaragaman Hayati
Pemanfaatan sumber daya hayati untuk berbagai keperluan secara tidak seimbang
ditandai dengan makin langkanya beberapa jenis flora dan fauna karena kehilangan habitatnya,
kerusakan ekosisitem dan menipisnya plasma nutfah. Hal ini harus dicegah agar kekayaan hayati
di Indonesia masih dapat menopang kehidupan. Konservasi sumber daya hayati di Indonesia
diatur oleh UU No 23 tahun 1997 tentang pengelolaan lingkungan hidup. Azas yang digunakan
dalam pengelolaan linggungan hidup adalah azas tanggung jawab, berkelanjutan dan manfaat.
Upaya konservasi keaneka ragaman ekosisitem di Indonesia silakukan secara insitu yang
menekankan terjaminnya terpeliharanya keaneka ragaman hayati secara alami melalui proses
evolusi. Saat ini kawasan konservasi yang ada di Indonesia terkelompok menjadi 180 cagar
alam, 72 suaka margasatwa, 70 taman wisata, 13 taman buru, 17 taman nasional dan 3 taman
hutan raya serta 13 taman laut. Dalam rangka kerja sama konservasi internasional, 6 dari
kawasan suaka alam dijadikan cagar biosfer. Cagar biosfer ini suatu kawasan yang terdiri dari
ekosisitem asli, unik dan atau ekosisitem yang telah mengalami degradasi yang dilindungi dan
dilestarikan untuk kepentingan penelitian dan pendidikan. Taman nasional di Indonesia mulai
dikembangkan tahun 1980. Lima taman nasional pertama yaitu taman nasional gunung Leuser,
taman nasional ujung Kulon, Taman nasional Gede Pangrango, taman nasional Baluran dan
Taman nasional Komodo diperuntukkan untuk melindungi dan mengawetkan warisan alami
bangsa Indonesia.

19
Pelestarian keanekaragaman jenis di Indonesia dilakukan baik secara insitu maupun
eksitu. Pelestarian eksitu berarti memindahkan jenis dari habitatnya untuk dilestarikan dan
diamankan. Pendirian kebun raya Bogor, kebun binatang, penangkaran hewan langka seperti
badak, jalak bali, rusa timor, kayu hitam sawo kecik dan lain-lain merupakan upaya pelestarian
exsitu yang tidak perlu mengganggu populasi alaminya.
Pelestarian plasma nutfah di Indonesia dilakukan baik secara insitu maupun eksitu.
Pemuliaan tanaman saat ini ditujukan pada tanaman budi daya seperti padi, anggrek serta
kultivar lainnya. Untuk hewan upaya penangkaran dan persilangan dilakukan pada berbagai jenis
satwa piaraan seperti sapi, kambing, kuda dan ayam. Kebun koleksi plasma nutfah yang ada di
Indonesia sampai daat ini belum menghasilkan banyak kultivar unggul baru. Kebun koleksi buah
di Paseh dan Cibinong, kebun koleksi mangga di Grati, koleksi kopi di Ijen dan koleksi kelapa di
Bone-Bone belum menampakkan hasil yang diharapkan sebagai sumber plasma nutfah.
Sebenarnya secatra tradisional masyarakat Indonesia telah memiliki pola pelestarian alam yang
ekologis, misalnya tidak boleh menebang pohon beringin, tidak boleh mengambil ikan di lubuk,
dan lain-lain, namun karena kemajuan teknologi warisan tradisional tersebut memudar.

B. Macam-macam Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati.

usaha peletarian keanekaragam hayati di indonesia telah diresmikan oleh pemerintah dan
mendirikanya,misalnya:
1.Taman Nasional
taman nasional adalah kawasan konservasi alam dengan ciri khas tertentu baik diaratan
maupun di perairan.taman nasional memiliki fungsi ganda yaituperlindungan terhadap siste
penyngga kehidupan dan perlindungan jenis tumbuhan dan hewan serta pelestarian sumberdaya
alam hayati dan ekosistemnya.taman nasional juga penting untuk ilmu
pengetahuan,pendidikan,budaya,dan rekreasi alam.dan beberapa taman nasional di indonesia
adalah sebagai berikut:
a).taman nasional gunung lauser
taman nasoinal (TN) ini terletak di propinsi sumatera utara dan propinsi daerah istimewa
aceh,dengan ketinggian 0-3.381 m di atas permukaan laut,dengan luas 1.095.192ha ,dan flora
langkah yang dilindungi dalah bunga raflesia arnoldiivar.dan fauna yang di

19
lindungi:gajah,beruang malaya,harimau sumatera,badak sumatera,orang utan sumatera,macan
akar,burung kuda,kambing sumba,itik liar dan tapir
b).taman nasional kerinci sablat
taman nasional ini terletak di 4 propinsi yaitu:jambi,sumatera barat,sumatera
selatan,bengkulu.jenis flora yang dilindungi:bunga raflesia,anggrek,pasang,kismis.dan jenis
fauna yang dilinduni: tapir,simpoi,bangka,barang-berang,ungko,kelinci,landak,tikus hutan,babi
batang,badak sumatera,gajah,harimau sumatera,harimau kumbang,simang kera ekor
panjang,kancil,muncak dan rusa.
c).taman nasional bukit narisan selatan
Luasnya adalah 356.800 Ha,membentang dari ujung selatan propinsi bengkulu sampai
ujung selatan propinsi bengkulu.dan jenis faunanya antara lain: meranti, keruing, pengarawang,
pasang, bayur, damar, kemiri, cemara gunung, mengkudu, jenis fauna yang dilindungi antara
lain:owa, babi rusa, kijang gajah, tapir, kambimg hutan, kerbau liar, badak, macan tutul, landak
dan teringgiling.
d).taman nasional ujung kulon
taman ini terletak di ujung paling barat pulau jawa,dan fauna yang dilindungi dan hampir
punah antar lain:badak bercula satu,banteng gibon jawa,harimau loreng dan surili
e)taman nasional gunung gede-pangarongo
taman ini terletak di kabupaten bogor,cianjur dan suka bumi.dan flora yang
dilindungi:pohon raksasa yang ada adalah rasmala mencapai tinggi60 m dan satwa yang masih
ada yaitiu,gibon jawa,surili,kera,lutung dan macan tutul
f).taman nasional komodo
taman ini terletak pada di pulau komodo,rinca,podang,gilimotong.dan flora yang
dilindungi dalah kayu hitam,bayur, dan fauna/satwa yang khas adalah,komodo.
2).Cagar alam
Cagar alam adalah kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas tumbuhan,satwa dan
ekosistem,yang perkembanganya diserahkan pada alam dan untuk membudidyakan fauna dan
flora yang hampir punah.
3).hutan wisata

19
Hutan wisata adalah kawasan hutan yang karena keadaan dan sifat wilayahnya perlu di
bina dan di pertahankan sebagai hutan,yang dapat dimanfaat kanbagi kepentingan
pendidikan,konservasia alam,dan rekreasi.misalnya pangandaran
4).taman hutan raya
Taman hutan raya adalah kawasan konservasi alam yang terutama dimanfaatkan untuk
koleksi tumbuhan dan hewan.alami atau non alami,jenis asli atau pendatang, yang berguna untuk
perkembangan ilmu pengetahuan,pendidikan,kebudayaan,dan rekreasi.taman ini dapat disebut
sebagai taman propinsi,misalnya pulau sempu di jawa timur
5).taman laut
Taman laut adalah wilayah lautan yang mempunyai ciri khas berupa keindahan alam atau
keunikan alam yang ditunjuk sebagai kawasan konservasi alam,yang diperuntukkan guna
melidungi plasma nutfah lautan.misal Bunaken di sulawesi utara.
6).Wana wisata
Wana wisata adalah kawasan hutan yang disamping fungsi utamanya sebagai hutan
produksi,juga di manfaatkan sebagai obyek wisata hutan
7).hutan lindung
Hutan lindung adalah kawasan hutan alam yang biasanyaterletak di daerah pegunungan
yang di konservasikan untuk tujuan melindungi lahan agar tidak tererosi an untuk mengatur tata
air.
8).kebun raya
Kebun raya adalah kumpulan tumbu-tumbuhan di suatu tempat,dan tumbu-yumbuhan
tersebut brasal dari berbagai daerah yang ditanam untuk tujuan konservasi,ilmu pengetahuan,dan
rekreasi.misalnya keun raya bogor dan purwodadi.selain tempat-tempatyang telah disebutkandi
atas yang memang ditetapkan oleh pemerintahsebagai tempat konsrvasi,sebenarnya masyarakat
pun dapat dapat berpartisipasi alam pelestarian keanekaragaman hayati.bentuk partisipasi
masyarakat dalam pelestarian keanekaragaman hayati misalnya:
1. Memperkya koleksi tanaman di pekarangan rumah
2. Tidak membunuh burung dan hewan-hewan lainya
3. Tidak membuang limbah sembarangan,terutama limbah pabrik,limbah rumah tangga,dan
limbah pestisida.

19
C. Manfaat dalam Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati.

Keanekaragaman hayati merupakan anugerah terbesar bagi umat manusia. Manfaatnya


antara lain adalah (1) Merupakan sumber kehidupan, penghidupan dan kelangsungan hidup bagi
umat manusia, karena potensial sebagai sumber pangan, papan, sandang, obat-obatan serta
kebutuhan hidup yang lain (2) Merupakan sumber ilmu pengetahuan dan tehnologi (3)
mengembangkan sosial budaya umat manusia (4) Membangkitkan nuansa keindahan yang
merefleksikan penciptanya.
1. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pangan Di Indonesia
Kebutuhan karbohidrat masyarakat Indonesia terutama tergantung pada beras. Sumber
lain seperti jagung, ubi jalar, singkong, talas dan sagu sebagai makanan pokok di beberapa
daerah mulai ditinggalkan. Ketergantungan pada beras ini menimbulkan krisis pangan yang
seharusnya tidak perlu terjadi. Selain tanaman pangan yang telah dibudidaya, sebenarnya
Indonesia mempunyai 400 jenis tanaman penghasil buah, 370 jenis tanaman penghasil sayuran,
70 jenis tanaman berumbi, 60 jenis tanaman penyegar dan 55 jenis tanaman rempah rempah.
Perikanan merupakan sumber protein murah di Indonesia. Kita mempunyai zona ekonomi
eksklusif yaitu 200 mil dari garis pantai yang dapat dipergunakan oleh nelayan untuk mencari
nafkah. Budi daya udang , bandeng dan lele dumbo sangat potensial juga sebagai sumber
pangan. Oncom , tempe, kecap, tape, aru (minuman khas daerah Timor), gatot, merupakan
makanan suplemen yang disukai masyarakat Indonesia. Jasa mikro organisme seperti kapang,
yeast dan bakteri sangat diperlukan untuk pembuatan makanan ini. Beberapa jenis tanaman
seperti suji, secang, kunir, gula aren, merang padi, pandan banyak digunakan sebagai zat
pewarna makanan.
2. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang Dan Papan
Kapas, rami, yute, kenaf, abaca, dan acave serta ulat sutera potensial sebagai bahan
sandang. Tanaman ini tersebar di seluruh Indonesia, terutama di Jawa dan Kalimantan dan
Sulawesi. Di samping itu beberapa Suku di Kalimantan, Irian dan Sumatera menggenakan kulit
kayu, bulu- bulu burung serta tulang-tulang binatang sebagai asesoris pakaian mereka.
Sementara masyarakat pengrajin batik menggunakan tidak kurang dari 20 jenis tanaman untuk
perawatan batik tulis termasuk buah lerak yang berfungsi sebagai sabun. Masyarakat suku Dani
di Lembah Baliem Irian Jaya menggunakan 6 macam tumbuhan sebagai bahan sandang. Untuk

19
membuat yokal (pakaian wanita yang sudah menikah) menggunakan jenis tumbuhan
(Agrostophyllum majus) dan wen (Ficus drupacea). Untuk pakaian anak gadis dipergunakan
jenis tumbuhan kem (Eleocharis dulcis). Untuk membuat koteka/holim yaitu jenis pakaian pria
digunakan jenis tanaman sika (Legenaria siceraria). Sedangkan pakaian perang terbuat dari mul
(Calamus sp).
Rumah adat di Indonesia hampir semuanya memerlukan kayu sebagai bahan utama.
Semula kayu jati, kayu nangka dan pokok kelapa (glugu) dipergunakan sebagai bahan bangunan.
Dengan makin mahalnya harga kayu jati saat ini berbagai jenis kayu seperti meranti, keruing,
ramin dan kayu kalimantan dipakai juga sebagai bahan bangunan.Penduduk Pulau Timor dan
Pulau Alor menggunakan lontar (Borassus sundaicus) dan gewang (Corypha gebanga) sebagai
atap dan didinding rumah. Beberapa jenis palem seperi Nypa fruticas, Oncosperma horridum,
Oncossperma tigillarium dimanfaatkan oleh penduduk Sumatera, Kalimantan dan Jawa untuk
bahan bangunan rumah.Masyarakat Dawan di Pulau Timor memilih jenis pohon timun
(Timunius sp), matani (Pterocarpus indicus), sublele (Eugenia sp) sebagai bahan bangunan
disamping pelepah lontar, gewang dan alang-alang (Imperata cyllndrica) untuk atap.
3. Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Obat dan Kosmetik
Indonesia memiliki 940 jenis tanaman obat, tetapi hanya 120 jenis yang masuk dalam
Materia medika Indonesia. Masyarakat pulau Lombok mengenal 19 jenis tumbuhan sebagai obat
kontrasepsi. Jenis tersebut antara lain pule, sentul, laos, turi, temulawak. Alang-alang, pepaya,
sukun, lagundi, nanas, jahe, jarak, merica, kopi, pisang, lantar, cemara, bangkel, dan duwet.
Bahan ini dapat diramu menjadi 30 macam. Masyarakat jawa juga mengenal paling sedikit 77
jenis tanaman obat yang dapat diramu untuk pengobatan segala penyakit Masyarakat Sumbawa
mengenal 7 jenis tanaman untuk ramuan minyak urat yaitu akar salban, akar sawak, akar
kesumang, batang malang, kayu sengketan," ayu sekeal, kayu tulang. Masyarakat Rejang Lebong
Bengkulu mengenal 71 jenis tanaman obat. Untuk obat penyakit malaria misalnya masyarakat
daerah ini menggunakan 10 jenis tumbuhan. Dua di antaranya yaitu Brucea javanica dan
Peronemacanescens merupakan tanaman langka. Cara pengambilan tumbuhan ini dengan
mencabut seluruh bagian tumbuhan, mengancam kepunahan tanaman ini. Masyarakat Jawa Barat
mengenal 47 jenis tanaman untuk menjaga kesehatan ternak terutama kambing dan domba. Di
antara tanaman tersebut adalah bayam, jambe, temu lawak, dadap, kelor, lempuyang, katuk, dan
lain-lain. Masyarakat Alor dan Pantar mempunyai 45 jenis ramuan obat untuk kesehatan ternak

19
sebagai contoh kulit kayu nangka yang dicampur dengan air laut dapat dipakai untuk obat diare
pada kambing. Di Jawa Timur dan Madura dikenal 57 macam jamu tradisional untuk ternak yang
menggunakan 44 jenis tumbuhan. Jenis tumbuhan yang banyak digunakan adalah marga
curcuma (temuan-temuan). Di daerah Bone Sulawesi Utara ada 99 jenis tumbuhan dari 41 suku
yang diprgunakan sebagai tanaman obat. Suku Asteraceae, Verbenaceae, Malvaceae,
Euphorbiaceae, dan Anacardiaceae merupakan suku yang paling banyak digunakan.
Potensi keanekaragaman hayati sebagai kosmetik tradisional telah lama dikenal.
Penggunaan bunga bungaan sepeti melati, mawar, cendana, kenanga, kemuning, dan lain-lain
lazim dipergunakan oleh masyarakat terutama Jawa untuk wewangian. Kemuning yang
mengandung zat samak dipergumakan oleh masyarakat Yogyakarta untuk membuat lulur (9 jenis
tumbuhan) yang berhasiat menghaluskan kulit. Tanaman pacar digunakan untuk pemerah kuku,
sedangkan ramuan daun mangkokan, pandan, melati dan minyak kelapa dipakai untuk pelemas
rambut. Di samping itu masyarakat Jawa juga mengenal ratus yang diramu dari 19 jenis tanaman
sebagai pewangi pakaian, pemangi ruangan dan sebagai pelindung pakaian dari serangan mikro
organisme. Di samping semuanya ini Indonesia mengenal 62 jenis tanaman sebagai bahan
pewarna alami untuk semua keperluan, seperti misalnya jambu hutan putih yang digunakan
sebagai pewama jala dan kayu malam sebagai cat batik.

D. Pelestarian Keanekaragaman Hayati

Pemanfaatan keanekaragaman hayati melalui usaha pelestarian


1. Tebang pilih, yaitu penebangan pohon secara selektif (terpilih) bagi pohon-pohon
yang memenuhi persyaratan untuk ditebang, baik dari segi umur, ketersediaan jenisnya,
maupun jumlahnya.
2. Reboisasi, yaitu penanaman kembali hutan bekas tebangan dengan tumbuhan
yang masih muda.
3. Perburuan musiman, yaitu pemanfaatan SDA pada musim tertentu, yaitu
menghindari berburu pada musim kawin, masa hamil, atau masa beranak.
4. Penganekaragaman bahan pangan, yaitu pemanfaatan SDA sebagai bahan
pangan secara bervariasi dengan menghindari penggunaan bahan makanan satu jenis saja
sehingga tidak menghabiskan jenis tersebut.
Pelestarian keanekaragaman hayati melalui usaha perlindungan
1. Perlindungan alam, dalam usaha menjaga kelestarian alam. Ada 2 cara, yaitu:
a) pelestarian in situ,
yaitu pelestarian alam di habitat aslinya. Misalnya taman wisata, taman nasional,
dan hutan lindung.

19
b) pelestarian ex situ,
pelestarian alam bukan di habitat aslinya. Misalnya kebun koleksi, kebun botani,
kebun binatang, dan kebun plasma nuftah.
2. Macam-macam perlindungan alam
a) perlindungan alam umum,
yaitu secara terbimbing oleh para ahli atau diarahkan (seperti Kebun Raya Bogor
dan Taman Nasional), dan secara ketat yang sesuai kehendak alam tanpa adanya campur
Tangan manusia kecuali jika diperlukan.
b) perlindungan alam khusus,
yaitu yang ditujukan kepada satu atau beberapa unsure alam tertentu. Contohnya:
perlindungan botani, perlindungan zoology, perlindungan geologi, perlindungan alam
antropologi, dan perlindungan ikan.
c) Perlindungan satwa langka,
yaitu yang dikenal dengan suaka marga satwa. Cara pelestariannya diantaranya:
1) dibuat undang-undang perburuan serta tindakan hukuman bagi pelanggar.
2) membiarkan hewan-hewan langka yang hamper punah.
3) memindahkan hewan langka yang hamper punah ke habitat yang lebih cocok.

BAB VI
PENUTUP
111.1 KESIMPULAN
Keanekaragaman hayati merupakan ungkapan pernyataan terdapatnya berbagai macam
variasi, betuk, penampilan, jumlah dan sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan persekutuan
makhluk hidup yaitu tingkatan ekosistem, tingkatan jenis, dan tingkatan genetik.
adapun manfaat dari keanekaragaman hayati:

1. Keanekaragaman hayati sebagai sumber kehidupan dan kelangsungan hidup bagi umat
manusia, karena potensialnya sebagai sumber pangan, papan, sandang, dan obat-obatan
serta kebutuhan hidup yang lain
2. Keanekaragaman hayati merpakan sumber ilmu pengetahuan dan tekhnologi
3. Mengembangkan sosial budaya umat manusia dan membangkitkan nuansa keindahan
yang merefleksikan penciptanya.

111.2 SARAN
Berdasarkan permasalahan diatas kami sebagai generasi muda berharap, keanekaragaman
hayati yang ada di Indonesia maupun didunia tetap terjaga dan dilestarikan dan menjadi tugas
kita semua untuk melestarikan keanekaragaman yang ada.

19
DAFTAR PUSTAKA

- Saktiyono.2005.Seribu Pena Biologi kelas X.Erlangga:Jakarta.


- Uut sulistyowati, S.E.dkk.,Possible Biologi (LKS).JP Group:Surabaya
- Sawaldi.dkk.,Fokus Biologi SMU X jilid 2. IKAPI: Solo
Feriyawati, Lita. 2006. Anatomi Sistem Saraf dan Peranannya dalam Regulasi
Kontraksi Otot Rangka. Medan : Fakultas Kedokteran USU

19
Irianto, Kus. 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia Untuk Paramedis. Bandung :
Yrama Widya
Nur, Iis. 2013. Sistem Saraf Pada Manusia. Bandung : Sekolah Tinggi Farmasi
Sari, Mega. 2004. Sistem Ventrikel dan Liquor Cerebrospinal. Medan : Fakultas
Kedokteran USU
Sinaga, Erlintan dkk. 2011. Anatomi Fisiologi Manusia. Medan : FMIPA Unimed

· www.wikipedia.org
· www.google.com

19

Anda mungkin juga menyukai