Anda di halaman 1dari 22

Model

Pengembangan
Bakat dan
Kreativitas
Pribadi Pendorong

Pendekatan 4P dalam
Pengembangan
Bakat dan Kreativitas

Proses Produk
• Intelegensi meliputi kemampuan verbal,
pemikiran, pemikiran lancer, pengetahuan,
Pribadi (Sternberg
perencanaan, rumusan masalah, penyusunan dalam Munandar)
strategi, representasi mental, keterampilan
pengambilan keputusan, dan keseimbangan
serta integrasi intelektual secara umum.
• Gaya kognitif atau intelektual dari pribadi
yang kreatif menunjukkan kelonggaran dari Intelegensi
ketertarikan pada konvensi menciptakan
aturan sendiri, melakukan hal-hal dengan
caranya sendiri, menyukai masalah yang tidak
terlalu terstruktur, senang menulis, Individu
merancang, lebih tertarik pada jabatan yang
kreatif seperti pengarang dan arsitek Kreatif
Gaya
• Kepribadian/motivasi meliputi ciri-ciri seperti Kognitif Kepribadian
fleksibel, dorongan untuk berprestasi dan
mendapat pengakuan, keuletan.
Pendorong

Eksternal
Internal
(dukungan
(Motivasi/Minat)
lingkungan)
• Pertama, tahap persiapan, seseorang
mempersiapkan diri untuk memecahkan masalah
dengan belajar berpikir, mencari jawaban, bertanya
kepada orang dan sebagainya.
Proses • Kedua, inkubasi, tahap kedua kegiatan mencari dan
menghimpun data.
(Walles • Ketiga, iluminasi, tahap ini ialah tahap timbulnya
dalam ”insight”. Saat timbulnya inspirasi atau gagasan
baru, beserta proses-proses psikologis yang
Munandar ) mengawali dan mengikuti munculnya
inspirasi/gagasan baru.
• Keempat, verifikasi, tahap ini adalah tahap di mana
ide atau kreasi baru tersebut harus diuji terhadap
realitas.
Kreativitas dilahirkan dalam beberapa bentuk yaitu:
Pertama, kreativitas lahir dalam bentuk kombinasi, orang
yang kreatif adalah orang yang mengombinasikan
bahan-bahan dasar yang sudah ada, baik itu ide, gagasan,
Produk sehingga kemudian melahirkan hal yang baru.
Kedua, kreativitas lahir dalam bentuk eksplorasi, bentuk
(Boden ini, berupaya melahirkan sesuatu yang baru, dari sesuatu
yang belum tampak sebelumnya. Seperti hal yang
dalam dilakukan Thomas A. Edison menemukan listrik. Hal
Sudarma) inilah yang dikategorikan dengan kreatif karena mampu
mengeksplorasikan hal-hal baru.
Ketiga, transformasional, dalam bentuk ini ialah
mengubah dari gagasan kepada sebuah tindakan praktis,
kreativitas lahir karena mampu menduplikasi atau
mentransformasi pemikiran ke dalam bentuk yang baru
Model-model dalam
pengembangan Bakat &
Kreativitas
Model Akselerasi atau percepatan
Akselerasi tidak hanya diartikan sebagai cara untuk
mempercepat penyelesaian studi sehingga lulus lebih
awal, tetapi lebih menekankan kepada meningkatkan
produktivitas, efisiensi dan efektivitas belajar siswa,
Model-model Bentuk Model akselerasi meliputi:

dalam Model Pengayaan


Siswa yang mempunyai kemampuan unggul, dilakukan
pengembangan dengan jadwal pengayaan yaitu memperlihatkan tugas-
tugas yang relevan dengan bidang studi yang diterimanya.
Bakat & Model Pengelompokan Berdasarkan Kemampuan
Kreativitas Siswa yang diidentifikasi berbakat dari semua tingkat
kelas yang sama di suatu sekolah dikelompokkan ke
dalam satu kelas. Kelompok tersebut terdapat lima atau
delapan anak. Setiap kelompok dibimbing oleh guru yang
mempunyai kemampuan atau keterampilan khusus untuk
mengajar atau membimbing para siswa yang
berkemampuan luar biasa.
Model atau sistem
penyelenggaraan
pendidikan bagi
anak berbakat
Model atau sistem
penyelenggaraan
pendidikan bagi
anak berbakat
Model atau sistem
penyelenggaraan
pendidikan bagi
anak berbakat
Ohio Association for Gifed Children mengajukan beberapa
alternatif perihal jadwal pendidikan anak berbakat

1. Akselerasi 6. Pengayaan
2. Loncat kelas 7. Post-Secondary
Enrollment Option
3. Pengelompokan khusus
8. Pull out program
4. Curriculum Compacting
9. Resource Room/ Area
5. Kurikulum
Berdiferensiasi 10. Self Contained Classroom
Model Treffinger
Basic tools
Practice with process
Working with real problems
Tingkat I, basic tools atau teknik-teknik kreativitas tingkat
I (Munandar, dalam Semiawan, Munandar dan Munandar,
1987) meliputi keterampilan divergen (Guilford, 1967,
dikutip Parke, 1989) dan teknik-teknik kreatif.
Keterampilan dan teknik-teknik ini mengembangkan
kelancaran dan kelenturan berfikir serta kesediaan
mengungkapkan pemikiran kreatif kepada orang lain.
 Kegiatan pembelajaran tingkat I, yaitu :
Tingkat I (1) Pemberian masalah terbuka.
(2) Siswa melakukan diskusi untuk menyampaikan
gagasan atau idenya.
(3) Guru memberikan suatu masalah terbuka dengan
jawaban lebih dari satu selesaian.
(4) Guru memberikan lembar tugas, untuk menuliskan
gagasan dengan cara mendaftar sesuai kreativitas.
Tingkat II, practice with process atau teknik-teknik
krativitas tingkat II (Munandar, dalam Semiawan,
Munandar dan Munandar, 1987) memberi kesempatan
kepada siswa untuk menerapkan keterampilan yang
dipelajari pada tingkat I dalam situasi praktis. Untuk
tujuan ini digunakan strategi seperti bermain peran,
simulasi, dan studi kasus. Kemahiran dalam berfikir
kreatif menuntut siswa memiliki keterampilan untuk
melakukan fungsi-fungsi seperti analisis, evaluasi,
Tingkat II imajinasi, dan fantasi.
 Kegiatan pembelajaran tingkat II, yaitu :
(1) Memberikan kegiatan yang menantang.
(2) Berdiskusi untuk bermain.
(3) Memberikan contoh analog atau kiasan dari kata
penjumlahan, pengurangan, perkalian dan pembagian.
(4) Memberikan suatu cerita yang berkaitan dengan
kehidupan sehari tentang materi yang akan diajarkan.
(5) Membuat kesimpulan terhadap penyelesaian
masalah.
Tingkat III, working with real problems atau teknik kreatif
tingkat III (Munandar, dalam Semiawan, Munandar dan
Munandar, 1987) menerapkan keterampilan yang dipelajari
dua tingkat pertama terhadap tantangan dunia nyata. Siswa
menggunakan kemampuan mereka dengan cara yang
bermakna untuk kehidupannya. Siswa tidak hanya belajar
keterampilan berfikir kreatif, tetapi juga bagaimana
menggunakan informasi ini dalam kehidupan mereka.
 Kegiatan pembelajaran tingkat III, yaitu :
Tingkat III (1) Memberikan suatu masalah dalam kehidupan sehari-
hari.
(2) Siswa membuat cerita yang berkaitan dengan materi dan
membuat pertanyaan serta penyelesaian secara mandiri
(3) menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari.
(4) Siswa menyebutkan langkah-langkah dalam
menyelesaikan suatu masalah.
(5) Memberikan suatu masalah dalam bentuk narasi,
kemudian diselesaikan siswa sesuai dengan ide kreatifnya.
(6) Pemberian reward.
Taksonomi Bloom dan
implikasinya
Taksonomi Bloom
• Piramida harus dibalikkan untuk anak-anak
berbakat. Anak-anak berbakat harus menghabiskan
Implikasi lebih sedikit waktu dengan keterampilan tingkat
yang lebih rendah.

Taksonomi • Mereka mampu menghafal fakta dan detail lebih


cepat daripada rekan-rekan mereka yang tidak

Bloom pada berbakat dan memiliki lebih sedikit kesulitan dalam


memahami konsep. Mereka siap lebih cepat untuk
pindah ke keterampilan tingkat yang lebih tinggi, di
anak mana mereka mendapatkan sebagian besar
tantangan mereka.
berbakat • Pada tingkat yang lebih tinggi inilah anak-anak
berbakat mendapatkan sebagian besar tantangan
akademis mereka.

Anda mungkin juga menyukai