Anda di halaman 1dari 4

PROSES KOGNITIF KOMPLEKS

( Pemahaman Konseptual, Berpikir, Pemecahan Masalah


dan Transfer)
A. Pemahaman Konseptual
1. Pengertian pemahaman konsep
Konsep menurut Zacks dan Tversky adalah kategori-kategori yang
mengelompokkan objek, kejadian dan karateristik berdasarkan properti umum.
Sedangkan Menurut Hahn & Ramscar Konsep adalah elemen dari kognisi yang
membantu menyederhanakan dan meringkas informasi.
Secara sederhana konsep merupakan suatu hal yang memudahkan dan
membuat lebih efisien suatu hal dalam mengelompokkan objek untuk membentuk
sebuah konsep.
Pemahamaan konseptual adalah kunci dari pembelajaran. Salah satu tujuan
pengajaran yang penting adalah membantu murid memahami konsep utama dalam
suatu objek, bukan sekedar mengingat fakta yang terpisah-pisah.
Menurut Barsalao beberapa konsep relatif sederhana, jelas dan konkrit.
Sedangkan ada konsep lain yang lebih kompleks, membingungkan dan abstrak.
Konsep sederhana lebih mudah disepakati. Misalnya : kebanyakan orang sepakat pada
makna “ bayi”. Tetapi kita agak sulit untuk sepakat apa yang dimaksud dengan
“muda” atau “tua”.
2. Pembentukan Konsep
1). Mempelajari ciri - ciri konsep ( hal yang membedakan dengan yang lain)
2). Mendefinisikan Konsep dan Memberi Contoh
3). Peta Konsep
4). Menguji Hipotesis dari suatu konsep
5). Mencocokkan dengan konsep yang mirip (Protipe)

B. Berpikir
1. Pengertian
Berpikir adalah memanipulasi atau mengelola dan mentransformasi informasi
di dalam memori. Ini sering kali dilakukan untuk membentuk konsep, bernalar
berpikir secara kritis, membuat keputusan , berpikir kreatif dan memecahkan
masalah.
2. Penalaran
1). Penalaran Induktif ( penalaran dari hal khusus ke umum )
2). Penalaran deduktif ( penalaran dari hal umum ke khusus)
3. Pemikiran kritis
Pemikiran Kritis adalah pemikiran reflektif dan produktif, dan melibatkan
evaluasi bukti. Adapun tujuan dalam pemikiran kritis disini seorang guru untuk
bisa memasukan pemikiran pemikiran kritis dalam setiap proses pembelajaran
mereka:
Daniel Perkins dan Sarah Tishman menjelaskan adapun beberapa keterampilan
berpikir kritis yang mereka gunakan untuk membantu perkembangan murid:
• Berpikiran terbuka dengan cara mengajak anak murid menghindari pemikiran
sempit dan dorong mereka untuk mengeksplorasi opsi opsi contohnya dalam
pelajaran sastra guru bisa meminta kepada murid untuk meneliti pendapat pakar
yang berbeda tentang novel karya Pramoedya Toer
• Rasa ingin tahu intelektual. Dorongan Murid Anda untuk bertanya,
merenungkan menyelidik, dan meneliti. Aspek lain dari keingintahuan
intelektual adalam mengenali Problem dan inkonsistensi.
• Perencanaan dan strategi dengan bekerja sama dengan murid anda dalam
menyusun rencana menentukan tujuan, mencari arah, dan menciptakan hasil
• Kehati-kehatian intelektual dengan cara mendorong murid atau memotivasi
murid untuk mengecek ketidakakuratan dan kesalahan. Bersikap cermat dan
teratur.
4. Pengambilan keputusan
Pembuatan keputusan adalalah pemikiran dimana individu mengevaluasi
berbagai pilihan dan memutuskan pilihan dari sekian banyak pilihan tersebut.
Kelemahan cara berpikir yang mempengaruhi pengambilan keputusan :
1). Bias konfirmasi
2). Bias keyakinan
3). Bias kepercayaan diri berlebihan
4). Bias Hindsight
1. Pemikiran kreatif
Kreativitas merupakan kemampuan berpikir tentang sesuatu dengan cara baru
dan tak biasa dan menghasilkan solusi yang unik atas suatu problem.
Strategi untuk mengembangkan kreativitas Siswa :
1) Mengembangkan Branistorming dan menyediakan lingkungan yang memicu
kreativitas
2) Jangan terlalu mengatur murid
3) Mendorong motivasi internal
4) Mendorong pemikiran yang fleksibel dan main-main
5) Memperkenalkan anak dengan orang-orang kreatif

C. Pemecahan Masalah
Pemecahan Problem adalah sebuah proses cara yang tepat untuk mencapai
suatu tujuan. Dengan menggunakan proses pemikiran yang kritis dan kreatif.
Langkah-Langkah dalam pemecahan Problem :
1. Mencari dan memahami Problem
2.Menyusun Strategi pemecahan Problem yang baik
3.Mengeksplorasi Solusi
4.Memikirkan dan mendefinisikan kembali Problem dan solusi dari waktu ke waktu
Adapun pembelajaran berbasis Problem lebih menekankan pada pemecahan
problem autententik seperti problem yang terjadi dalam kehidupan sehari hari.
Pembelajaran berbasis problem digunakan dalam program yang dinamakan
YouthAlive di museum Anak Indianapolisi, adapun bentuk pembelajaran berbasis
Problem murid memecahkan problem yang berhubungan dengan perncanaan,
penyusunan, pelaksanaan pameran, mendesain video,menciptakan program untuk
membantu pengunjung memahami dan menginterprestasikan pameran musem, dan
melakukan brainstorming tentang strategi untuk menjangkau masyarat yang lebih luas
D. Transfer
Transfer terjjadi ketika seseorang mengaplikasikan pengalaman dan
pengetahuan yang dimilikinya untuk mempelajjari atau memecahkan problekm dalam
situasi baru.
Tipe- tipe Transfer Learning :
1. Transfer dekat terjadi ketika situasi yang sama dengan proses sebelumnya
2. Transfer Jauh terjadi ketika pembelajaran ke situasi yang sangat berbeda dari
situasi
pembelajaran nya.
3. Transfer jalur Rendah terjadi ketika pengetahuan sebelumnya secara otomatis dan
biasanya secara tak sadar ditransfer ke situasi lain
4. Transfer jalur tinggi adalah transfer yang dilakukan dengan banyak usaha dan
secara sadar

Anda mungkin juga menyukai