Anda di halaman 1dari 111

Modul IPA Kelas VII

MODUL ILMU PENGETAHUAN ALAM


SMP KELAS VII
Modul IPA Kelas VII

ILMU PENGETAHUAN ALAM


KELAS VII SEMESTER GENAP

PENYUSUN:
HARJONO, S.Pd., M.Si
Modul IPA Kelas VII

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI …..3


A. PEMBELAJARAN ABAD 21 5
B. KONSEP PEMBELAJARAN ABAD 21 MELALUI 4C …………………………..5
1. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis & Pemecahan Masalah) 5
2. Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi) 6
3. Collaboration (Kerjasama) 6
4. Communication (Komunikasi) 7
C. RENCANA PELAKSANAAK PEMBELAJARAN (RPP) 10
D. TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN DARING DAN LURING 24
1. Tujuan 24
2. Materi Pembelajaran 24
E. PENGEMBANGAN MATERI HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS) 36
1. Tujuan
2. Materi Pembelajaran
F. PENGEMBANGAN MATERI LITERASI 56
1. Tujuan 56
2. Materi Pembelajaran 56
G. PROSES KOGNITIF PADA LITERASI 59
1. Tujuan 24
2. Materi Pembelajaran 24

H. PENGEMBANGAN MATERI NUMERASI 67


1. Tujuan 24
2. Materi Pembelajaran 24

I. PENGEMBANGAN MATERI KARAKTER 75


1. Tujuan 24
2. Materi Pembelajaran 24

DAFTAR PUSTAKA 2
Modul IPA Kelas VII
Modul IPA Kelas VII

A. PEMBELAJARAN ABAD 21

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari submodul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan konsep
pembelajaran abad 21, peran dan karakter guru dalam pembelajaran abad 21, dan
mendeskripsikan model pembelajaran dalam pembelajaran abad 21.

2. Aktivitas Pembelajaran
Sebagai ciri khas era globalisasi, ilmu pengetahuan dan teknologi yang berkembang
sangat cepat dan makin canggih. Dengan peran yang makin luas, diperlukan guru
yang mempunyai karakter. Bangsa yang masyarakatnya tidak siap hampir bisa
dipastikan akan jatuh oleh dahsyatnya perubahan alam dan kemajuan pesat ilmu
pengetahuan dan teknologi itu sendiri. Untuk bisa berperan secara bermakna pada
era globalisasi di abad ke-21 ini, setiap warga negara dituntut untuk memiliki
kemampuan yang dapat menjawab tuntutan perkembangan zaman. Pembelajaran
abad 21 merupakan suatu peralihan pembelajaran yang kurikulumnya
dikembangkan untuk menuntun sekolah mengubah pendekatan pembelajaran dari
teacher centered menjadi student centered. Hal ini sesuai dengan tuntutan masa
depan yang menuntut peserta didik harus memiliki kecakapan berpikir dan belajar.
Kecakapan-kecakapan tersebut antara lain kecakapan memecahkan masalah,
berpikir kritis, kolaborasi, dan berkomunikasi.

Gambar 1. Kecakapan abad 21 ( sumber:


https://retizen.republika.co.id/posts/10374/karakter-sains-abad-21-dalam-pelajaran-tematik-sekolah-dasar )
Modul IPA Kelas VII

3. Konsep Pembelajaran Abad 21


1. Critical Thinking and Problem Solving (Berpikir Kritis dan Pemecahan
Masalah)
Berpikir kritis merupakan suatu proses yang terarah dan jelas yang digunakan
dalam kegiatan mental, seperti memecahkan masalah, mengambil keputusan,
membujuk, menganalisis asumsi, dan melakukan penelitian ilmiah. Berpikir
kritis adalah kemampuan untuk berpendapat dengan cara yang terorganisasi.
Berpikir kritis merupakan kemampuan untuk mengevaluasi secara sistematis
bobot pendapat pribadi dan pendapat orang lain. Berpikir kritis secara esensial
adalah proses aktif pada seseorang yang memikirkan berbagai hal secara
mendalam, mengajukan pertanyaan untuk diri sendiri, menemukan informasi
yang relevan untuk diri sendiri daripada menerima berbagai hal dari orang lain.
Dalam konsep ini, peserta didik belajar memecahkan masalah yang ada dan
mampu menjelaskan, menganalisis, serta menciptakan solusi bagi individu
maupun masyarakat. Peran peserta didik dalam penerapan pembelajaran abad
21 adalah belajar secara kolaboratif, belajar berbasis masalah, memiliki
kemampuan high order thinking, serta belajar mengajukan pertanyaan.

2. Creativity and Innovation (Daya Cipta dan Inovasi)


Creativity (kreativitas) tidak selalu identik dengan anak yang pintar menggambar
atau merangkai kata dalam tulisan. Namun, kreativitas juga dapat dimaknai
sebagai kemampuan berpikir outside the box tanpa dibatasi aturan yang
cenderung mengikat. Anak-anak yang memiliki kreativitas tinggi mampu berpikir
dan melihat suatu masalah dari berbagai sisi atau perspektif. Hasilnya, mereka
akan berpikir lebih terbuka dalam menyelesaikan masalah. Pada konsep ini
peserta didik akan diajak untuk bisa membiasakan diri dalam melakukan dan
menjelaskan setiap ide yang dipikirkannya. Ide ini akan dipresentasikan kepada
teman kelas secara terbuka sehingga nantinya akan menimbulkan reaksi dari
teman kelas. Aktivitas ini bisa menjadikan sudut pandang peserta didik menjadi
luas dan terbuka dengan setiap pandangan yang ada.
Modul IPA Kelas VII

3. Collaboration (Kerja Sama)
Collaboration (kerja sama) adalah aktivitas bekerja sama dengan seseorang atau
beberapa orang dalam satu kelompok untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama. Aktivitas ini penting diterapkan dalam proses pembelajaran agar anak
mampu dan siap untuk bekerja sama dengan siapa saja dalam kehidupannya
mendatang. Saat berkolaborasi bersama orang lain, anak akan terlatih untuk
mengembangkan solusi terbaik yang bisa diterima oleh semua orang dalam
kelompoknya. Konsep kerja sama akan mengajak peserta didik untuk belajar
membuat kelompok, menyesuaikan, dan menjadi pemimpin. Tujuan kerja sama
ini agar peserta didik mampu bekerja lebih efektif dengan orang lain,
meningkatkan empati, dan bersedia menerima pendapat yang berbeda. Manfaat
lain dari kerja sama ini untuk melatih peserta didik agar bisa bertanggung jawab,
mudah beradaptasi dengan lingkungan, masyarakat, dan bisa menentukan target
yang tinggi untuk kelompok dan individu.

4. Communication (Komunikasi)
Communication (komunikasi) dimaknai sebagai kemampuan anak dalam
menyampaikan ide dan pikirannya secara cepat, jelas, dan efektif. Keterampilan
ini terdiri dari sejumlah sub-skill, seperti kemampuan berbahasa yang tepat
sasaran, kemampuan memahami konteks, serta kemampuan membaca
pendengar (audience) untuk memastikan pesannya tersampaikan. Dalam hal ini
peserta didik diminta untuk bisa menguasai, mengatur, dan membangun
komunikasi yang baik dan benar bail secara tulisan, lisan, maupun multimedia.
Peserta didik diberi waktu untuk mengelola hal tersebut dan menggunakan
kemampuan komunikasi untuk berhubungan seperti menyampaikan gagasan,
berdiskusi hingga memecahkan masalah yang ada.

4. Karakteristik Guru Abad 21


a. Life-long learner. Pembelajar seumur hidup. Guru perlu meningkatkan
pengetahuannya dengan membaca serta berdiskusi dengan pengajar lain atau
bertanya pada para ahli. Tidak pernah ada kata puas dengan pengetahuan yang
Modul IPA Kelas VII

ada karena zaman terus berubah dan guru wajib mengadaptasi perubahan agar


dapat mendampingi peserta didik berdasarkan kebutuhan mereka.
b. Kreatif dan inovatif. Peserta didik yang kreatif lahir dari guru yang kreatif dan
inovatif. Guru diharapkan mampu memanfaatkan variasi sumber belajar untuk
menyusun kegiatan di dalam kelas.
c. Mengoptimalkan teknologi. Salah satu ciri dari model pembelajaran abad 21
adalah blended learning, gabungan antara metode tatap muka tradisional dan
penggunaan digital dan media online. Pada pembelajaran abad 21, teknologi
bukan sesuatu yang sifatnya additional, bahkan wajib.
d. Reflektif. Guru yang reflektif adalah guru yang mampu menggunakan penilaian
hasil belajar untuk meningkatkan kualitas mengajarnya. Guru yang reflektif akan
mengetahui jika strategi mengajarnya kurang optimal untuk membantu peserta
didik mencapai keberhasilan belajar. Ada banyak guru yang tidak pernah peka
bahkan setelah mengajar bertahun-tahun, bahwa pendekatannya tidak cocok
dengan gaya belajar peserta didik. Guru yang reflektif mampu mengoreksi
pendekatannya agar cocok dengan kebutuhan mereka, bukan terus menyalahkan
kemampuannya dalam menyerap pembelajaran.
e. Kolaboratif. Ini adalah salah satu keunikan pembelajaran abad 21. Guru dapat
berkolaborasi dengan peserta didik dalam pembelajaran. Selalu ada mutual
respect dan kehangatan, sehingga pembelajaran akan lebih menyenangkan. Selain
itu, guru juga membangun kolaborasi dengan orang tua melalui komunikasi aktif
dalam memantau perkembangan anak.
f. Menerapkan student centered. Ini adalah salah satu kunci dalam pembelajaran
kelas kekinian. Dalam hal ini, peserta didik memiliki peran aktif dalam
pembelajaran sehingga guru hanya bertindak sebagai fasilitator. Karenanya,
dalam kelas abad 21 metode ceramah tak lagi populer untuk diterapkan karena
lebih banyak mengandalkan komunikasi satu arah antara guru dan peserta didik.
g. Menerapkan pendekatan diferensiasi. Dalam menerapkan pendekatan ini,
guru akan mendesain kelas berdasarkan gaya belajar peserta didik.
Pengelompokan peserta didik di dalam kelas juga berdasarkan minat serta
kemampuannya. Dalam melakukan penilaian, guru menerapkan formative
Modul IPA Kelas VII

assessment dengan menilai peserta didik secara berkala berdasarkan


performanya (tidak hanya tes tulis). Tak hanya itu, guru bersama peserta didik
berusaha untuk mengatur kelas agar menjadi lingkungan yang aman dan suportif
untuk pembelajaran.

5. Model Pembelajaran Abad 21


Peran guru dalam pembelajaran abad 21 sangat krusial untuk bisa menjalankan
pendekatan STEM pada pembelajaran. Maka dari itu, guru abad 21 harus bisa lebih
kreatif dan juga inovatif dalam mengembangkan suatu metode belajar.
Metode-metode berikut ini kemudian banyak digunakan oleh guru pada praktik
pembelajaran:
1. Student Centered
Pembelajaran dipusatkan pada peserta didik. Pembelajaran akan mengikuti
karakter peserta didik. Baik itu minat maupun kemampuan belajar peserta
didik. Guru cenderung berperan sebagai fasilitator.
2. Discovery Learning
Discovery learning adalah suatu metode pembelajaran yang mendorong peserta
didik untuk bisa menemukan pengetahuan secara mandiri. Peserta didik akan
diarahkan untuk bisa belajar secara aktif dan mandiri (self learning).
Memanfaatkan source yang ada untuk menggali, menyelidiki, hingga akhirnya
menemukan suatu konsep pengetahuan. Metode ini juga berguna untuk
merangsang critical thinking dan problem solving. Peserta didik juga akan
terdorong untuk bisa menjalankan life-long learning.
3. Flipped Classroom
Ide dasar dari metode ini adalah membalik pendekatan pada suatu kegiatan
pembelajaran. Peserta didik akan diberikan suatu akses terhadap materi
pembelajaran. Materi tersebut bisa diakses di rumah yang kemudian bisa
dipelajari para peserta didik sebelum pertemuan di kelas. Kemudian, ruang
kelas berperan sebagai wahana diskusi untuk mengatasi masalah,
mengembangkan suatu konsep, dan juga wadah untuk kolaborasi.
4. Project Based Learning
Modul IPA Kelas VII

Metode ini “menceburkan” peserta didik pada suatu proyek. Melalui proyek
tersebut, peserta didik bisa leluasa melakukan eksplorasi hingga akhirnya bisa
menemukan suatu hasil pembelajaran. Metode ini bisa mendorong peserta
didik untuk lebih kreatif.
5. Collaborative Learning
Salah satu ciri industri 4.0 yaitu menekankan budaya kerja yang kolaboratif.
Metode ini akan mempersiapkan peserta didik supaya terbiasa menjalankan
budaya kerja kolaboratif. Metode ini juga bisa merangsang kemampuan peserta
didik dalam berkomunikasi dan menjalin hubungan sosial.
6. Blended Learning
Blended learning mengkolaborasikan metode pembelajaran online dan tatap
muka. Metode ini bisa mengatasi keterbatasan jarak dalam pembelajaran.
Dengan mengkolaborasikan dua metode pembelajaran, pencapaian
pembelajaran bisa dioptimalkan.
Modul IPA Kelas VII

B. HIGH ORDER THINKING SKILLS (HOTS)


(Ranah Kognitif dan Psikomotorik)

1. Tujuan
Setelah mempelajari submodul ini, peserta diharapkan dapat menerapkan
pembelajaran HOTS pada pelaksanaan pembelajaran di kelas sehingga tercapai
ketuntasan tiga instrumen dalam Asesmen Nasional, yaitu Asesmen Ketuntasan
Minimum (AKM), Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar

2. Uraian Materi

1. Pembelajaran HOTS
Mengapa asesmen/penilaian di Indonesia diarahkan ke model asesmen
High Order Thinking Skills (HOTS)? Hal ini karena prestasi peserta didik di
Indonesia masih tergolong rendah. Asesmen yang diberikan masih mengukur
keterampilan berpikir tingkat rendah atau Low Order Thinking Skills (LOTS) dan
menekankan pada hafalan serta teori. Peserta didik belum dilatih secara optimal
untuk mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi atau High Order
Thinking Skills (HOTS) atau berpikir kritis terhadap suatu subjek atau objek.
Dengan demikian, beberapa tuntutan pada pembelajaran abad 21 yang harus
dikejar oleh guru dalam KBM (Kegiatan Belajar Mengajar) adalah:
a. Literasi atau kebiasaan membaca yang bisa menelaah,
menghimpun/mengambil informasi, dan menerapkannya.
b. Numerasi yaitu berpikir kritis dalam berargumen untuk menyelesaikan
masalah menggunakan data atau fakta yang berfokus pada
matematika/angka, dan diterapkan dalam kehidupan nyata.
c. Kualitas karakter peserta didik yang mencakup iman dan takwa, gigih,
berinisiatif, rasa ingin tahu, dan kepribadian yang baik sesuai Pancasila serta
norma-norma yang berlaku.
Dari hal di atas, dapat kita lihat bahwa dengan berkembangnya zaman,
tuntutan SDM sangatlah tinggi untuk mengejar ketertinggalan. Ini menjadi
Modul IPA Kelas VII

transformasi bagi bangsa Indonesia untuk berbenah diri, terutama dalam bidang
pendidikan, yang menjadi landasan dalam perwujudan cita-cita bangsa.

2. Soal HOTS
High Order Thinking Skills (HOTS) atau kemampuan berpikir orde lebih
tinggi adalah kemampuan berpikir yang tidak sekadar mengingat (recall),
menyatakan kembali (restate), atau merujuk tanpa melakukan pengolahan
(recite). Kemampuan yang diujikan pada HOTS antara lain: 1) transfer satu
konsep ke konsep lainnya, 2) memproses dan menerapkan informasi, 3) mencari
kaitan dari berbagai informasi yang berbeda-beda, 4) menggunakan informasi
untuk menyelesaikan masalah, dan 5) menelaah ide dan informasi secara kritis.
Definisi HOTS menurut Susan M. Brookhart terbagi dalam tiga kategori:
(1) definisi yang mendefinisikan pemikiran tingkat tinggi dalam hal transfer; (2)
definisi yang mendefinisikannya dalam pemikiran kritis, dan; (3) definisi yang
mendefinisikan itu dalam hal pemecahan masalah, sedangkan menurut (King &
Goodson), keterampilan berpikir tingkat tinggi meliputi berpikir kritis, logis,
reflektif, metakognitif, dan kreatif.
Tujuan akhir pembelajaran HOTS adalah memecahkan masalah baru
yang didefinisikan sendiri dan menciptakan sesuatu yang baru sebagai solusinya.
Dalam hal ini, “mampu berpikir” berarti peserta didik dapat memecahkan
masalah dan bekerja secara kreatif.

3. Teknik dan Contoh Pembuatan Soal HOTS


Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam membuat Soal HOTS,
yaitu pemilihan KKO (Kata Kerja Operasional) harus sesuai dengan pengetahuan
metakognitif, yang mencakup menganalisis (C4), mengevaluasi (C5), dan
mengkreasi (C6).
Standarisasi antara KI dan KD dalam pembuatan soal HOTS mengacu
pada kesetaraan/taksonomi yang menjadi penentu ketika membuat indikator
atau soal. Di bawah ini adalah standarisasi kesetaraan taksonomi pada dimensi
Modul IPA Kelas VII

pengetahuan, keterampilan, dan hubungan kesetaraan dimensi sikap,


pengetahuan, serta keterampilan.
a) Dimensi Pengetahuan

Tabel Dimensi Pengetahuan


Perkembangan Berpikir Bentuk
Taksonomi Bloom Rivised Pengetahuan
No Keterangan
Anderson (Cognitive (Knowledge
Process Dimension) Dimension)
Pengetahuan
1. Mengingat (C1)
Faktual
Low Order
Menginterprestasi prinsip Pengetahuan
2. Thinking
(Memahami/C2) Konseptual
Skills (LOT’s)
Pengetahuan
3. Menerapkan (C3)
prosedural
Menganalisis (C4) High Order
Pengetahuan
4. Mengevaluasi (C5) Thinking
Metakognitif
Mengkreasi(C6) Skills (HOT’s)
Modul IPA Kelas VII

Gambar Hubungan Dimensi Proses Kognitif dan Dimensi Pengetahuan

Dari tabel Dimensi Pengetahuan di atas, dapat kita ketahui bahwa


setiap taksonomi memiliki kesetaraan berbeda dalam menentukan indikator
atau soal yang nantinya akan menjadi acuan dalam pencapaian SKL. Setiap
standar pendidikan yang akan dicapai harus memperhitungkan kemampuan
setiap peserta didik, lingkungan, dan kelengkapan sarana-prasarana di satuan
pendidikan masing-masing.

b) Dimensi Keterampilan
Modul IPA Kelas VII

Gambar Dimensi Keterampilan Abstrak dan Konkret

Pada kesetaraan dimensi keterampilan ini dibagi menjadi dua kategori, yaitu
abstrak dan konkret. Cakupan pada keterampilan konkret dibagi menjadi dua
kesetaraan.
Modul IPA Kelas VII

c) Rincian Hubungan Kesetaraan


Tabel 3. Rincian Hubungan Kesetaraan (KI-2 *Sikap* - KI-3 *Pengetahuan* - KI-4 *Keterampilan)
SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
ABSTRAK KONKRET
(Krathwohl) (Bloom) (Dyers) (Dave) (Simpson)
1 2 3 4 5
Menerima Mengingat Mengamati Imitasi Persepsi, Kesiapan, Meniru
Merespon Memahami Menyanya
Menghargai Menerapkan Mencoba Manipulasi Membiasakan
Menghayati Menganalisis Menalar Presisis Mahir
Mengamalkan Mengevaluasi Menyaji Artikulasi Alami
Mencipta Mencipta Naturalisasi Orisinal
Modul IPA Kelas VII

4. Pembahasan Taksonomi
Taksonomi adalah ilmu pengelompokan suatu hal berdasarkan hal tertentu.
Taksonomi dalam dunia pendidikan adalah sebuah kerangka untuk
mengklasifikasikan pernyataan-pernyataan yang digunakan untuk memprediksi
kemampuan peserta didik dalam belajar sebagai hasil dari kegiatan
pembelajaran.
Acuan taksonomi yang digunakan dalam dimensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut:

1) Dimensi Sikap (Afektif)


Tingkatan ranah afektif menurut taksonomi Krathwohl ada lima, yaitu
menerima, merespon, menghargai, menghayati, dan mengamalkan.
⮚ Menerima
Sikap dan tingkah laku saat mendapatkan sesuatu berupa hal konkret atau
abstrak secara langsung maupun tidak langsung.
⮚ Merespon
Memberi tanggapan kepada suatu hal yang menyangkut diri sendiri atau
orang lain.
⮚ Menghargai
Sikap dan tingkah laku yang baik saat menerima suatu hal konkret atau
abstrak dengan memberikan imbal balik atau tidak.
⮚ Menghayati
Rasa mendalam ketika menelaah sesuatu hal yang menimbulkan
keterkaitan secara fisik atau psikis dengan penuh penjiwaan.
⮚ Mengamalkan
Melaksanakan dan menyampaikan sesuatu dalam bentuk nyata.

2) Dimensi Pengetahuan (Kognitif)


Pada dimensi pengetahuan ini, Benjamin S. Bloom pada tahun 1956,
menyatakan bahwa kemampuan kognitif antara lain mengingat, memahami,
menerapkan, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta.
Modul IPA Kelas VII

⮚ Mengingat
Usaha mendapatkan menarik kembali informasi pengetahuan dari
memori atau ingatan yang telah berlalu.
⮚ Memahami
Menelaah subjek atau objek dengan makna dengan proses melihat,
berpikir, dan menghayati dalam proses mendapatkan pengertian yang
sebenarnya.
⮚ Menerapkan
Mengaktifkan logika dan menggerakkan semua anggota tubuh yang dalam
menjalankan perintah otak yaitu melaksanakan dan menyampaikan
sesuatu dalam bentuk konkret.
⮚ Menganalisis
Menelaah suatu subjek atau objek menggunakan proses atau terstruktur
yaitu untuk menemukan informasi tersirat atau tersurat.
⮚ Mengevaluasi
Pertimbangan terhadap sesuatu berdasarkan kriteria menggunakan
standar yang ada.
⮚ Mencipta
Membuat suatu objek abstrak atau dan konkret dalam bentuk yang sama
atau baru.

3) Dimensi Keterampilan Abstrak


Pada dimensi abstrak ini, taksonominya menggunakan taksonomi Dyers
yang disebut keterampilan tidak nyata dan tidak memerlukan alat dalam
pelaksanaannya.
a) Mengamati
Mengamati yaitu melihat dan memperhatikan dengan teliti pada saat
mengamati suatu subjek atau objek.
b) Menanya
Modul IPA Kelas VII

Menanya yaitu mengajukan pertanyaan tentang sesuatu hal yang


belum dimengerti atau dipahami untuk mendapatkan kebenaran
dalam mengambil langkah pasti.
c) Mencoba
Mencoba yaitu mengerjakan sesuatu untuk mengetahui keadaan dan
kebenaran dari proses menerapkan apa yang dilihat, didengar, dan
dirasakan, baik salah, mendekati kebenaran, atau sempurna
menggunakan data, sumber informasi, serta alat yang digunakan.
d) Menalar
Menalar merupakan proses berpikir logis dan sistematis berdasarkan
fakta yang dapat diobservasi untuk memperoleh simpulan berupa
pengetahuan serta mengembangkan interpretasi, argumen, dan
kesimpulan mengenai keterkaitan informasi.
e) Menyaji
Menyaji adalah proses memperhatikan secara terurut, dari pemaparan
sendiri, orang laian, dan kelompok
f) Mencipta
Mencipta yaitu menghasilkan ide-ide, rancangan, gagasan, dan atau
keputusan-keputusan baru.

4) Dimensi Keterampilan Konkret


a) Taksonomi Dave
Menurut Dave (1970), klasifikasi tujuan domain psikomotor
terbagi lima kategori yaitu imitasi (meniru), manipulasi, presisi
(ketepatan), artikulasi, naturalization (pengalamiahan). Simpson
(1966) mengklasifikasikan tujuan psikomotorik menjadi lima
tingkatan yaitu persepsi/kesiapan/meniru, membiasakan, mahir, alami,
dan orisinil dengan penjelasan dari kedua taksonomi sebagai berikut.
Modul IPA Kelas VII

Tabel Dimensi Keterampilan Konkret

DIMENSI KETERAMPILAN KONKRET


DAVE SIMPSON PENGERTIAN
Imitasi (meniru), Persepsi/kesiapan/meniru - Persepsi adalah kesadaran adanya sebuah obyek atau sesuatu
- Kesiapan adalah siap secara mental maupun intelektual untuk melakukan sebuah kegiatan
- Meniru adalah melakukan sesuatu yang sama dengan proses mengamati, mencoba sedikit
atau banyak secara langsung maupun tidak langsung.

Manipulasi Membiasakan Kemampuan untuk bisa melakukan hal yang sama dengan melakukan penambahan,
pensembunyian, penghilangan terhadap bagian, atau keseluruhan sebuah hal yang diamati.

Presisi (ketepatan) Mahir Melakukan sesuatu yang lebih kompleks dengan akurasi, ketepatan, dan kesesuaian yang baik
atau lebih baik.
Artikulasi Alami Menciptakan sesuatu yang baru secara alami atau yang muncul dari diri sendiri atas apa yang
telah dipelajari.
Naturalisasi Orisinil Kemampuan menciptakan sesuatu yang baru, asli, dan sulit dengan performa tingkatan lebih
(pengalamiahan) tinggi secara spontan atau otomatis.
Modul IPA Kelas VII

Dari hal di atas dapat kita tarik kesimpulan bahwa domain psikomotor lebih
berorientasi pada proses tingkah laku atau pelaksanaan, sesuai dengan fungsinya
sebagai penentu nilai yang terdapat pada ranah kognitif dan dilaksanakan melalui
afektif. Di bawah ini adalah Kata Kerja Operasional (KKO) dari masing-masing dimensi
dan taksonomi, sebagai acuan dalam penentuan soal HOTS atau LOTS.
Modul IPA Kelas VII

1. RANAH KOGNITIF

Tabel 4. Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Kognitif

MENGINGAT (C1) MEMAHAMI (C2) MENERAPKAN (C3) MENGANALISIS (C4) MENGEVALUASI (C5) MENCIPTAKAN (C6)

Mengetahui ... Memecahkan Mengenali kesalahan Menilai berdasarkan Menghasilkan ...


Misalnya: istilah, Menerjemahkan, masalah, Membuat Memberikan ... norma internal ... misalnya:
fakta, Menafsirkan, bagan/grafik, misalnya: fakta- misalnya: hasil klasifikasi,
aturan, urutan, Memperkirakan, Menggunakan .. fakta, karya, mutu karangan, teori
metoda Menentukan ... misalnya: metoda, Menganalisis ... karangan, dll. Menyusun ....
Misalnya: prosedur, konsep, misalnya: struktur, misalnya: laporan,
metode, kaidah, prinsip bagian, hubungan rencana, skema,
prosedur program, proposal
Memahami ...
misalnya:
konsep, kaidah,
prinsip, kaitan antara,
fakta, isi pokok.
Mengartikan
Menginterpretasikan
... misalnya: tabel,
grafik, bagan

1 2 3 4 5 6
Menemukenali Menjelaskan Melaksanakan Mendiferensiasikan Mengecek Membangun
(identifikasi) Mengartikan Mengimplementasika Mengorganisasikan Mengkritik Merencanakan
Mengingat kembali Menginterpretasikan n Mengatribusikan Membuktikan Memproduksi
Mempertahankan Mengkombinasikan
Modul IPA Kelas VII

Membaca Menceritakan Menggunakan Mendiagnosis Memvalidasi Merangcang


Menyebutkan Menampilkan Mengonsepkan Memerinci Mendukung Merekonstruksi
Melafalkan/melafaz Memberi contoh Menentukan Menelaah Memproyeksikan Membuat
kan Merangkum Memproseskan Mendeteksi Memperbandingka Menciptakan
Menuliskan Menyimpulkan Mendemonstrasikan Mengaitkan n Menyimpulkan Mengabstraksi
Menghafal Membandingkan Menghitung Memecahkan Mengkritik Mengkategorikan
Menyusun daftar Mengklasifikasikan Menghubungkan Menguraikan Menilai Mengkombinasikan
Menggarisbawahi Menunjukkan Melakukan Memisahkan Mengevaluasi Mengarang
Menjodohkan Menguraikan Membuktikan Menyeleksi Memberi saran Merancang
Memilih Membedakan Menghasilkan Memilih Memberi Menciptakan
Memberi definisi Menyadur Memperagakan Membandingkan argumen- tasi Mendesain
Menyatakan dll Meramalkan Melengkapi Mempertentangkan Menafsirkan Menyusun kembali
Memperkirakan Menyesuaikan Menguraikan Merekomendasi Merangkaikan
Menerangkan Menemukan Membagi Memutuskan Menyimpulkan
Menggantikan Dll Membuat diagram Dll. Membuat pola
Menarik kesimpulan Mendistribusikan Dll.
Meringkas Menganalisis
Mengembangkan Memilah-milah
Membuktikan Menerima pendapat
Dll Dll.
Modul IPA Kelas VII

2. RANAH AFEKTIF
Tabel Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Afektif
MENERIMA MERESPON MENGHARGAI MENGORGANISASIKAN KARAKTERISASI MENERIMA
MENURUT NILAI
Menunjukkan ... Mematuhi ... Menerima suatu Membentuk sistem Menunjukkan ... Menunjukkan ...
Contoh: Contoh: nilai, menyukai, nilai. Contoh: Contoh:
kesadaran, peraturan, menyepakati. Menangkap relasi kepercayaan diri, kesadaran,
kemauan, tuntutan, Menghargai ... antarnilai. disiplin pribadi, kemauan,
perhatian. perintah. Contoh: Bertanggung jawab. kesadaran moral. perhatian.
Mengakui ... Berperan aktif ... karya seni, Mengintegrasikan nilai. Mempertimbangkan Mengakui ...
Contoh: Contoh: di sumbangan ilmu, . Contoh:
perbedaan, laboratorium, pendapat, gagasan Melibatkan diri. perbedaan,
kepentingan dalam dan saran, kepentingan
diskusi, dalam
kelompok, dalam
organisasi, dalam
kegiatan.

1 2 3 4 5 6
Menanyakan Melaksanakan Menunjukkan Merumuskan Bertindak Menanyakan
Memilih Membantu Melaksanakan Berpegang pada Menyatakan Memilih
Mengikuti Menawarkan diri Menyatakan Mengintegrasikan Memperhatikan Mengikuti
Menjawab Menyambut pendapat Menghubungkan Melayani Menjawab
Melanjutkan Menolong Mengambil Mengaitkan Membuktikan Melanjutkan
Memberi Mendatangi prakarsa Mengikuti Menyusun Menunjukkan Memberi
Menyatakan Melaporkan Memilih Mengubah Bertahan Menyatakan
Menempatkan Menyumbangkan Ikut serta Melengkapi Mempertimbangkan Menempatkan Dll.
Dll. Menyesuaikan diri Menggabungkan Menyempurnakan Mempersoalkan
Berlatih diri Menyesuaikan Dll.
Menampilkan Mengundang Menyamakan
Membawakan Mengusulkan Mengatur
Mendiskusikan Membedakan Memperbandingkan
Menyatakan setuju Membimbing Mempertahankan
Mempraktekkan Membenarkan Memodifikasi
Dll. Menolak Mengorganisasi
Modul IPA Kelas VII

Mengajak, dll. Mengkoordinasi


Merangkai
Dll.
Modul IPA Kelas VII

3. RANAH PSIKOMOTORIK
Tabel Kata Kerja Operasional (KKO) Ranah Psikomotorik
MENIRU MANIPULASI PRESISI ARTIKULASI NATURALISASI
Menafsirkan rangsangan Menyiapkan diri secara Berkonsentrasi untuk Mengkaitkan berbagai Menghasilkan karya
(stimulus). Kepekaan fisik menghasilkan ketepatan keterampilan. Bekerja cipta. Melakukan
terhadap rangsangan berdasarkan pola sesuatu dengan
ketepatan
tinggi

P P2 P3 P4 P5
1
Menyalin Membuat kembali Menunjukkan Membangun Mendesain
Mengikuti Membangun Melengkapi Mengatasi Menentukan
Mereplikasi Melakukan Menunjukkan Menggabungkan koordinat Mengelola
Mengulangi Melaksanakan Menyempurnakan Mengintegrasikan Menciptakan
Mematuhi Menerapkan Mengkalibrasi Beradaptasi Membangun
Membedakan Mengawali Mengendalikan Mengembangkan Membuat
Mempersiapkan Bereaksi Mempraktikkan Merumuskan Mencipta/menghasilkan
Menirukan Mempersiapkan Memainkan Memodifikasi karya
Menunjukkan Memprakarsai Mengerjakan Memasang Mengoperasikan
Dll Menanggapi Membuat Membongkar Melakukan
Mempertunjukkan Mencoba Merangkaikan Melaksanakan
Menggunakan Memposisikan Menggabungkan Mengerjakan
Menerapkan Dll Mempolakan Menggunakan
Dll. Dll. Memainkan
Mengatasi
Menyelesaikan
Dll.
Modul IPA Kelas VII
Modul IPA Kelas VII

Dengan menggunakan acuan taksonomi-taksonomi di atas, diharapkan para guru


paham ketika melakukan analisis yang sesuai dengan komponen-komponennya
sehingga SKL tercapai dengan benar.

5. Contoh soal HOTS (penekanan hanya pada ranah kognitif dan psikomotorik)
materi pelajaran IPA:

ANGIN DARAT DAN ANGIN LAUT

Proses terjadinya angin darat dan angin laut disebabkan oleh beda sifat fisis antara permukaan
darat dan laut. Yaitu perbedaan sifat antara daratan dan lautan dalam menyerap dan
melepaskan energi panas matahari. Daratan menyerap dan melepas energi panas lebih cepat
daripada lautan. Periode angin darat dan angin laut adalah harian.

a. Angin laut (the sea breeze)

Angin laut terjadi ketika pada pagi hingga menjelang sore hari, daratan menyerap energi
panas lebih cepat dari lautan sehingga suhu udara di darat lebih panas daripada di laut.
Akibatnya udara panas di daratan akan naik dan digantikan udara dingin dari lautan.
Maka terjadilah aliran udara dari laut ke darat.

a. Angin darat (the land breeze)

Angin darat terjadi ketika pada malam hari energi panas yang diserap permukaan bumi
sepanjang hari akan dilepaskan lebih cepat oleh daratan (udara dingin). Sementara itu
Modul IPA Kelas VII

di lautan energi panas sedang dalam proses dilepaskan ke udara. Gerakan konvektif
tersebut menyebabkan udara dingin dari daratan bergerak menggantikan udara yang
naik di lautan sehingga terjadi aliran udara dari darat ke laut.

Sumber: http://www.cuacajateng.com/angindaratdananginlaut.htm

1. Analisis Kompetensi Dasar

KD Deskripsi Analisi KD
Ranah Kognitif Ranah
Psikomotorik
3.4 Menganalisis konsep suhu, Menguraikan = -
pemuaian, kalor, perpindahan C4
kalor, dan penerapannya dalam (menganalisis)
kehidupan sehari-hari termasuk
mekanisme menjaga kestabilan
suhu tubuh pada manusia dan
hewan
4.4 Melakukan penyelidikan tentang - Melakukan =
pengaruh kalor terhadap suhu dan Mencipta =
wujud benda serta perpindahan Keterampilan
kalor Abstrak/KA 6

Indikator
KD Deskripsi Analisis KD Indikator
Ranah Kognitif Ranah
Psikomotorik
3.4.1 Mengaitkan Hubungan Mengaitkan = C4 Mengaitkan =
atau pengaruh suhu (menganalisis) Keterampilan
terfadap terjadinya angin Abstrak/KA 6
darat atau angit laut (mengamati)

4.4.1 Membuat diagram proses Membuat diagram Membuat =


terjadinya angin laut atau = C4 (menganalisis) Keterampilan
angin darat Abstrak/KA 6
(mencipta)

Dari analisis KD dan Indikator melalui taksonomi, pembuatan soal HOTS


harus disesuaikan dengan tujuan pembelajaran, dengan penekanan pada C4, C5, dan
C6.
Contoh perbedaan soal LOTS dengan HOTS:
a) Low Order Thinking Skills (LOTS)
- C-1 (Mengetahui):
1. Kapan terjadinya angin darat?
Modul IPA Kelas VII

2. Apa pengertian suhu?


3. Sebutkan macam-macam skala Termometer?
4. Mengukur suhu dengan….
5. Apa fungsi dari mata?
- C-2 (Memahami):
1. Berapa jumlah gigi susu?
2. Berilah contoh perpindahan kalor secara konduksi !
3. Sebutkan alat pernapasan pada hewan kucing dan burung!
- C-3 (Menerapkan)
1. Bagaimana cara mengubah satuan suhu dari Celsius ke Reamur?
2. Bagaimana menghitung pertambahan Panjang benda yang memuai
Panjang?
3. Bagaimana cara merawat hewan dan tumbuhan?
4. Bagaimana cara menanam pohon dengan benar?
b) High Order Thinking Skills (HOTS)
- C-4 (Menganalisis)
1. Apa yang terjadi ketika salah satu bagian tubuh tidak berfungsi?
2. Adakah hubungan antara kalor jenis tanah (zat padat) dan kalor jenis air
(zat cair) terhadap terjadinya angin darat atau air laut?
3. Apa yang kamu ketahui tentang fungsi dari setiap bagian tubuh burung?
4. Apa yang terjadi, ketika hewan langka punah?
5. Apa yang terjadi terhadap tumbuhan, saat tidak mendapatkan cahaya
matahari untuk berfotosintesis?

- C-5 (Mengevaluasi)
1. Bagaimana fungsi dari laba-laba dan kumbang dalam pelestarian
lingkungan?
Contoh jawaban
b) Laba-laba
Modul IPA Kelas VII

Fungsinya adalah sebagai pelindung tanaman dan lingkungan, dengan


jaringnya yang bisa membasmi serangga: nyamuk, kecoa, lalat, dan lain
sebagainya.
c) Kumbang
Fungsinya adalah memakan ulat/hama yang sering memakan daun
atau dan tanaman.
Tanpa mereka, kita tidak akan memiliki banyak makanan, mereka juga
menjaga tanah supaya tetapsehat, dan pada dasarnya membuat dunia tetap
berputar

2. Sebutkan bagian-bagian dari burung di atas menggunakan tabel!


3. Hitunglah waktu/hari, yang dibutuhkan tumbuhan kacang hijau saat
diletakkan pada botol berisi air dan kapas!
4. Apakah dari peristiwa terjadinya angin laut dan angin darata saudara bisa
menentukan mana yang lebih besar kalor jenis tanah (zat padat) atau air
laut (zat cair)?

- C-6 (Mencipta)
1. Buatlah diagram proses terjadinya angin darat atau angin laut !
2. Buatlah struktur/diagram tentang rantai/jaring-jaring makanan!

Soal tipe HOTS itu tidak selamanya sulit dan tipe soal yang sulit juga
belum tentu HOTS karena pada dasarnya, HOTS hanya menitikberatkan pada soal
Modul IPA Kelas VII

yang mampu merangsang kemampuan analisis dan problem solving, bukan pada


tipe soal rumit di luar kapasitas peserta didik.
Modul IPA Kelas VII

C. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari submodul ini, peserta diharapkan dapat menjelaskan dan
mempraktikkan pembuatan RPP dengan benar.

2. Komponen RPP
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap
muka untuk satu pertemuan atau lebih. RPP dikembangkan dari silabus untuk
mengarahkan kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya mencapai Kompetensi
Dasar (KD). Setiap pendidik pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara
lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai
dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan kali pertemuan atau lebih.

a. RPP 13 Komponen

Berdasarkan Permendikbud No. 22 Tahun 2016, komponen RPP yang disusun sebagai


berikut.
1) Identitas sekolah yaitu nama satuan pendidikan;
2) Identitas mata pelajaran atau tema/subtema;
3) Kelas/semester;
4) Materi pokok;
5) Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam
silabus dan KD yang harus dicapai;
6) Tujuan pembelajaran yang dirumuskan berdasarkan KD, dengan menggunakan kata
kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
7) Kompetensi dasar dan indikator pencapaian kompetensi;
Modul IPA Kelas VII

8) Materi pembelajaran, memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan,
dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian
kompetensi;
9) Metode pembelajaran, digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai;
10) Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan
materi pelajaran;
11) Sumber belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau
sumber belajar lain yang relevan;
12) Langkah-langkah pembelajaran dilakukan melalui tahapan pendahuluan, inti, dan
penutup; dan
13) Penilaian hasil pembelajaran.

b. RPP 3 Komponen

Pada RPP 3 komponen yang merupakan penyederhanaan RPP 13 komponen ini hanya
ada 3 (tiga) komponen inti, yaitu tujuan pembelajaran, langkah-langkah (kegiatan)
pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (assesment), sedangkan komponen lainnya
bersifat sebagai pelengkap.

1) Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran ditulis dengan merujuk pada Kurikulum 2013 dan kebutuhan
belajar peserta didik. Tujuan pembelajaran ini menggambarkan proses dan hasil
belajar yang diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Jangan lupa berikan penguatan kompetensi literasi.
Penyusunan tujuan pembelajaran pada RPP yang disederhanakan dirumuskan
berdasarkan kompetensi dasar dengan menggunakan Kata Kerja Operasional (KKO)
yang dapat diamati dan diukur. KKO ini mencakup sikap, pengetahuan, dan
keterampilan.
2) Langkah-langkah Pembelajaran
Langkah-langkah pembelajaran ditulis secara efektif berupa kegiatan yang dapat
secara langsung mencapai Kompetensi Dasar. Kegiatan pembelajaran tetap
dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, dan memotivasi
peserta didik.
Modul IPA Kelas VII

Pada kegiatan pembelajaran, peserta didik diajak untuk berpartisipasi aktif,


memberikan ruang yang cukup bagi kreativitas dan kemandirian, sesuai dengan
bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya.
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran tetap memuat komponen keterampilan abad
21 seperti Penguatan Pendidikan Karakter (PPK), 4C (Literasi, Critical Thinking,
Creative Thinking, Collaboration, dan Communication), serta keterampilan berpikir
tingkat tinggi yang kita kenal dengan istilah HOTS.
3) Penilaian Pembelajaran (Assesment)

Prosedur penilaian pembelajaran juga dibuat secara sederhana dengan tetap


memperhatikan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar
penilaian. Penilaian pembelajaran dapat dilakukan dengan memperhatikan tiga
bentuk penilaian abad 21, seperti assessment for learning, assessment as
learning, dan assessment of learning. Dengan adanya kebijakan penyederhanaan RPP
ini, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) bisa saja dibuat hanya satu halaman
karena penyederhanaan RPP tidak memerlukan persyaratan jumlah halaman.

Contoh Pengembangan RPP IPS

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : SMP IGI


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/ Semester : VII / Genap
Tema/Subtema : Perubahan Iklim dan Dampaknya Bagi ekosistem
Materi Pokok : Perubahan Iklim dan Pemanasan Global
Alokasi Waktu : 3 x pertemuan (pada RPP ini dibahas untuk pertemuan 1)

A. Tujuan Pembelajaran
Dengan menggunakan model Discovery learning peserta didik dapat: Menelaah data
Tentang kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi dari tahun ke tahun, menganalisis
perubahan lingkungan sebagai dampak pemanasan global, Membuat keterkaitan bagaimana
efek rumah kaca, pemanasan global mempengaruhi kehidupan dan terampil
mempresentasikan ide gagasan penanggulangan masalah perubahan iklim.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi:


Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi:
3.9 Menganalisis perubahan iklim dan 3.9.1. Mampu menjelaskan pengertian
dampaknya bagi ekosistem pemanasan global dan efek rumah kaca
Modul IPA Kelas VII

3.9.2. Mampu membandingkan data


perubahan iklim yang ada di Bumi
3.9.3. Mampu menemukan bukti perubahan
suhu permukaan bumi
3.9.4. Mampu menjelaskan dampak
Perubahan Iklim dan Penyebabnya.
3.9.5. Mempu memprediksi bagaimana suhu
bumi dimasa yang akan datang.
3.9.6. Membuat keterkaitan bagaimana efek
rumah kaca, pemanasan global mempengaruhi
kehidupan
4.9 Membuat tulisan tentang gagasan 4.9.1. Mampu membuat tulisan atau
adaptasi/penanggulangan masalah poster atau Video bagaimana
perubahan iklim
menanggulangi masalah perubahan
iklim

C. Materi
Pemanasan Global
Efak Rumah Kaca
Dampak Pemanasan Global
Penanggulangan Masalah Perubahan Iklim
Sebagain acuan materi terlampir materi Pemanasan Global yang bersumber dari : ebook
STELR Projeck Buku untuk Siswa, di download di
https://docplayer.info/31370770-Stelr-program-terintegrasi-buku-siswa.html

D. Metode: Discovery Learning

E. Media, Alat/Bahan, dan Sumber Belajar


1. Media : Artikel terkait materi, Grafik suhu Bumi, Video daro Youtube
2. Sumber Belajar : Buku paket, materi berupa PPt, LKPD

F. Langkah-Langkah Pembelajaran

Pertemuan 1
Kegiatan/
Deskripsi Kegiatan Waktu
Sintaks
1. Mengucapkan salam, mengecek kebersihan kelas, berdoa,
menyanyikan lagu nasional, dan presensi.
2. Membagi Siswa berkelompok masing-masing 3-5 orang
3. Apersepsi:
Pendahul
10’
uan Apakah kalian menyadari bahwa lingkungan sekitar kalian
telah berubah?
Apakah pemanasan global benar-benar terjadi? Apa
Buktinya?
Modul IPA Kelas VII

Kegiatan a. Guru menampilkan tayangan video dan memberikan teks bacaan


Inti
artikel (teks bacaan terlampir) terkait Pemanasan global.
Tahap – 1 Link youtube: https://youtu.be/RuXOF5g63E8
Stimulus
b. Setelah peserta didik membaca teks kemudian menjawab
pertanyaan seperti berikut

1). Efak rumah kaca disebabkan oleh semakin banyaknya


Gedung-gedung dengan dinding dari Kaca ?
a. Betul
b. Salah 15’
2). Jelaskan Adakah hubungan antara efek rumah kaca dengan
semakin berkurangnya hutan di permukaan bumi ?
3). Energi matahari yang manakah yang menyebabkan efak rumah
kaca dipermukaan bumi …
A. 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh
awan
B. 25% energi matahari yang diserap awan
C. 45% energi matahari diabsorpsi permukaan bumi
D. 5%energi mahamari dipantulkan kembali oleh permukaan
bumi.
4). Buatlah ringkasan isi video diatas

Tahap – 2 c. Guru memberikan atau menyajikan Grafik peningkatan suhu


Identifikasi
Masalah permukaan Bumi. Peserta didik akan membuktikan apakah suhu
bumi rata-ra mengalami kenaikan?
15’
Peserta didik diminta mengamati grafik tentang kenaikan suhu
rata-rata permukaan bumi di Bumi berikut ini!
Modul IPA Kelas VII

Gambar 1 Data Kenaikan suhu rata-rata permukaan di Bumi Tahun


1910 – 2000. (Sumber: ebook STELR Projeck Buku untuk Siswa, di
download di https://docplayer.info/31370770-Stelr-program-terintegrasi-buku-siswa.html)

Tahap – 3
Data
d. Peserta didik membuat telaah membandingkan data kanaikan
collection
(pengump suhu bumi dari tahun ke tahun ( Lembar aktivitas Terlampir)
ulan data)

1). Temukan perbedaan data kenaikan suhu permukaan


Bumi berdasarkan grafik di atas. Urutkan peringkat
kenaikan permukaan air laut pada lembar observasi
15’
berikut.
Tabel 1.1 Lembar observasi
Periode Tahun Pada Urutan Kenaikan suhu
No.
Grafik Permukaan Bumi
1. 1910 – 1920

2. 1920 – 1930

3. 1930 – 1940
Modul IPA Kelas VII

4. 1940 – 1950

5 1950 – 1960

6 1960 – 1970

7 1970 – 1980

8 1980 – 1990

9 1990 – 2000

Tahap – 4 2). Berdasarkan data pada lembar observasi, pada periode tahun
Data
berapa terjadi kenaikan suhu permukaan bumi yang paling tinggi?
processin
g Jelaskan!
(pengolah
an data)
20’

Dari grafik secara Umum suhu permukaan Bumi dari tahun ke tahun
apakah mengalami kenaikan? Berapa kenaikan untuk jangka waktu
50 tahun terakhir ?

Tahap – 5 3). Berdasarkan Informasi (bisa dari berita, atau bertanya kepada
Verificatio orang tua bagaiman kondisi suhu di daerah tempat anda tinggal)
n yang anda ketahui, prediksikan apakah suhu permukaan Bumi akan
(pembukt semakin meningkat?. Apakah ada hubungannya dengan gejala
ian) pemanasan global?
10’
Modul IPA Kelas VII

Generaliz 4).Tuliskan kesimpulan dari aktivitas belajar anda hari ini !


ation
(generalis
asi), 10’

2. Kegiatan Refleksi dan penutup (20 menit)


- Guru membimbing peserta didik untuk menarik kesimpulan
dari materi yang telah dipelajari
- Guru mengajak peserta didik untuk melakukan refleksi:
● Pilih salah satu gambar yang dapat mewakili
perasaan kalian setelah mempelajari materi ini!

● Apa yang sudah kalian pelajari?


Penutup ● Apa yang sudah kalian kuasai dari materi ini? 15’
● Apa materi yang belum kalain kuasai ?
● Apa upaya kalian untuk menguasai materi yang belum
kalian kuasai?
● Sebutkan hal yang menarik dari aktivitas pembelajaran
yang sudah kalian lakukan! Berikan alasannya!
● Sebutkan hal yang tidak menarik dari aktivitas
pembelajaran yang sudah kalian lakukan! Berikan
alasannya!
- Guru memberikan soal untuk mengecek pemahaman siswa
1. Guru memberikan Umpan balik

G. Penilaian Pembelajaran

1. Teknik Penilaian
a. Sikap : Observasi/Jurnal
b. Pengetahuan : Penilaian Lembar Kerja,
c. Keterampilan : Nontes yaitu menggunakan observasi pada
kegiatan diskusi dan presentasi.
Modul IPA Kelas VII

2. Instrumen penilaian
a. Sikap (pada buku jurnal penilaian sikap), contoh format penilaian sikap terlampir.
b. Pengetahuan: Soal Uraian (terlampir)
c. Keterampilan (pada buku jurnal penilaian keterampilan). Contoh format
penilaian keterampilan terlampir.

Mengetahui, ………………, ……..…………………….


Kepala Sekolah …. Guru Mata Pelajaran IPA,

…………………………………………….
……………………………………………………..
NIP. NIP.

Lampiran 1. Lembar Kegiatan

LEMBAR AKTIVITAS PESERTA DIDIK


(Pertemuan 1)

Nama : ……………………………..
Kelas : ……………………………..

Kompetensi Dasar : 3.9 Menganalisis perubahan iklim dan dampaknya bagi ekosistem
Tujuan : Menelaah data Tentang kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi dari
tahun ke tahun

A. Kegiatan 1

Simak Video berikut : https://youtu.be/RuXOF5g63E8


Bacalah teks artikel berikut dan jawab pertanyaan dibawahnya

Pemanasan Global dan Dampak Buruknya Bagi Kehidupan Bumi


Berita / 01/02/2021 / Oleh Admin SMP
 Bumi adalah habitat dan tempat tinggal untuk berbagai makhluk hidup yang ada di dunia,
termasuk manusia. Namun, semakin hari bumi semakin memanas akibat pemanasan global.
Apakah Sobat SMP sudah mengetahui apa itu pemanasan global?
Pemanasan global adalah suatu fenomena global yang dipicu oleh kegiatan manusia terutama
yang berkaitan dengan penggunaan bahan fosil dan kegiatan alih guna lahan. Kegiatan ini
menghasilkan gas-gas yang semakin lama semakin banyak jumlahnya di atmosfer, terutama gas
karbon dioksida (CO2) melalui proses yang disebut efek rumah kaca.
Modul IPA Kelas VII

Efek rumah kaca (greenhouse effect) adalah sebuah istilah yang cukup erat kaitannya dengan
pemanasan global. Disebut dengan efek rumah kaca karena  adanya peningkatan suhu bumi
akibat suhu panas yang terjebak di dalam atmosfer bumi. Prosesnya mirip seperti rumah kaca
yang berfungsi untuk menjaga kehangatan suhu tanaman di dalamnya. Peningkatan suhu dalam
rumah kaca terjadi karena adanya pantulan sinar matahari oleh benda-benda yang ada di dalam
rumah kaca yang terhalang oleh dinding kaca, maka udara panas tidak dapat keluar (greenhouse
effect).
Apa yang menjadi penyebab pemanasan global?
Di atas permukaan bumi, efek rumah kaca juga bisa terjadi. Hal ini dapat terjadi karena sebanyak
25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan atau partikel lain di atmosfer,
25% diserap awan, 45% diabsorpsi permukaan bumi, dan 5% lainnya dipantulkan kembali oleh
permukaan bumi.
Energi matahari yang telah diabsorpsi akan dipantulkan kembali dalam bentuk radiasi inframerah
oleh awan dan juga permukaan bumi. Namun, energi yang dipantulkan tersebut bisa terhalang
oleh karbon dioksida (CO2) dan gas lainnya yang terdapat di atmosfer bumi. Banyaknya CO2 di
udara menjadi salah satu faktor terjadinya pemanasan global.
Sebenarnya zat CO2 dibutuhkan dan akan diserap oleh tumbuhan untuk melakukan proses
fotosintesis. Akan tetapi, karena semakin menipisnya hutan dan lahan hijau membuat kadar
CO2  di atmosfer tidak terkendali. Faktor pemanasan global lainnya adalah seperti gas industri,
polusi bahan bakar, dan gas metana yang dihasilkan dari sampah plastik.
Seperti apa dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global?
Tadi sudah sempat dijelaskan bahwa pemanasan global akan meningkatkan suhu di permukaan
bumi. Suhu bumi yang meningkat dapat menyebabkan berbagai dampak buruk bagi lingkungan
dan ekosistem lainnya karena adanya perubahan iklim dunia.
Salah satu contoh dampak yang ditimbulkan dari pemanasan global adalah mencairnya glasier
dan es di kutub. Hal ini akan mengakibatkan naiknya permukaan air laut dan membuat sebagian
daerah terendam air laut.
Contoh dampak buruk lainnya dari pemanasan global adalah seperti curah hujan yang tinggi,
kegagalan panen, hilangnya terumbu karang, kepunahan berbagai spesies, hingga penipisan
lapisan ozon pada atmosfer bumi.
Lantas, bagaimana kita dapat menanggulangi pemanasan global?
Terdapat berbagai cara untuk menanggulangi permasalahan yang sudah sejak lama ini. Salah
satunya adalah dengan mengurangi pemakaian bahan bakar fosil seperti minyak dan batu bara.
Pasalnya, bahan bakar fosil adalah penyebab terbesar tingginya kadar CO2 di bumi.
Cara lainnya adalah dengan melakukan reboisasi, yaitu proses penanaman kembali hutan yang
telah ditebang dan memperbanyak lahan hijau. Dengan begitu, CO2 akan terserap oleh tumbuhan
dan mengurangi dampak pemanasan global.
Terakhir, kita bisa mengurangi pemakaian plastik untuk menghindari tumpukan limbah plastik yang
bisa menghasilkan gas metana. Selain itu, limbah plastik akan sulit terurai oleh lingkungan.
Mulailah beralih ke bahan yang lebih mudah terurai.
Sayangi dan cintailah bumi untuk kita dan generasi selanjutnya ya, Sobat SMP!

Penulis: Pengelola Web Direktorat SMP


Referensi: Modul Pembelajaran IPA SMP Terbuka
SUMBER:
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/pemanasan-global-dan-dampak-buruknya-bagi-kehidupan-bumi/

Berdasarkan Bacaan tersebut diatas jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut!

1. Efak rumah kaca disebabkan oleh semakin banyaknya Gedung-gedung dengan dinding
dari Kaca?
b. Betul
Modul IPA Kelas VII

c. Salah
2. Jelaskan Adakah hubungan antara efek rumah kaca dengan semakin berkurangnya hutan di
permukaan bumi?
3. Energi matahari yang manakah yang menyebabkan efak rumah kaca dipermukaan bumi …
A. 25% energi matahari yang masuk ke bumi dipantulkan oleh awan
B. 25% energi matahari yang diserap awan
C. 45% energi matahari diabsorpsi permukaan bumi
D. 5%energi mahamari dipantulkan kembali oleh permukaan bumi.
4. Apa yang dapat kamu simpulkan dari tayangan video diatas

B. Kegiatan dua
Amatilah Grafik perubahan suhu permukaan Bumi dari tahun ke tahun,
kemudian jawablah pertanyaan yang ada.

1. Amati grafik tentang kenaikan suhu rata-rata permukaan bumi di Bumi berikut ini!

Gambar 1 Data Kenaikan suhu rata-rata permukaan di Bumi Tahun 1910 - 2000. (Sumber:
ebook STELR Projeck Buku untuk Siswa, di download di
https://docplayer.info/31370770-Stelr-program-terintegrasi-buku-siswa.html)
Grafik diatas (Gambar 1) menunjukkan adanya peningkatan secara bertahap dari rata-rata
suhu tahunan Australia sejak seabad yang lalu. Grafik berwarna merah menunjukkan
rata-rata suhu maksimum setiap tahunnya, sedangkan grafik berwarna biru menunjukkan
rata-rata suhu minimum setiap tahunnya.

2. Temukan perbedaan data kenaikan suhu permukaan Bumi berdasarkan grafik di atas.
Urutkan peringkat kenaikan permukaan air laut pada lembar observasi berikut.
Modul IPA Kelas VII

Tabel 1.1 Lembar observasi


Urutan Kenaikan
No. Periode Tahun Pada Grafik
permukaan air laut ke-
1. 1910 - 1920

2. 1920 - 1930

3. 1930 - 1940

4. 1940 - 1950

5 1950 - 1960

6 1960 - 1970

7 1970 - 1980

8 1980 - 1990

9 1990 - 2000

3. Berdasarkan data pada lembar observasi, pada periode tahun berapa terjadi kenaikan
suhu permukaan bumi yang paling tinggi? Jelaskan!

4. Berdasarkan Informasi (bisa dari berita, atau bertanya kepada orang tua bagaiman
kondisi suhu di daerah tempat anda tinggal) yang anda ketahui, predisikan apakah suhu
permukaan Bumi akan semakin meningkat.? Apakah ada hubungannya dengan gejala
pemanasan global?

5. Tuliskan kesimpulan dari aktivitas belajar anda hari ini!


Modul IPA Kelas VII
Modul IPA Kelas VII

Lampiran 2. Instrumen Penilaian Sikap Spiritual

JURNAL PENILAIAN SIKAP SPIRITUAL

Nama Sekolah : SMP IGI


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII ….... / …………...
Tahun Pelajaran : ………………………………..

Petunjuk:
1.Kegiatan pengamatan dilakukan dalam proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2.Pencatatan hanya pada perilaku ekstrem yang ditunjukkan oleh seorang peserta didik.

No Waktu/ Nama Peserta Catatan Perilaku Butir Sikap Tindak


. Tanggal didik Lanjut
Modul IPA Kelas VII

Lampiran 3. Jurnal Penilaian Sikap Sosial

JURNAL PENILAIAN SIKAP SOSIAL

Nama Sekolah : SMP IGI


Mata Pelajaran : IPA
Kelas/Semester : VII ….... / …………...
Tahun Pelajaran : ………………………………..

Petunjuk:
1.Kegiatan pengamatan dilakukan dalam proses (jam) pembelajaran dan/atau di luar jam
pembelajaran
2.Pencatatan hanya pada perilaku ekstrem yang ditunjukkan oleh seorang peserta didik.

No Waktu/ Nama Peserta Catatan Perilaku Butir SIkap Tindak


. Tanggal didik Lanjut
Modul IPA Kelas VII

Lampiran 4. Penilaian Pengetahuan

A. Kisi-kisi Soal

No. KD Materi Indikator soal Bent Jml


uk Soal
Soal
1. 3.9 Menganalisis o Perubahan 1. Disajikan Grafik suhu udara PG 1
perubahan iklim Iklim dan rata-rata permukaan Bumi,
dan dampaknya Pemanasan Peserta didik dapat
bagi ekosistem Global menentukan suhu untuk
periode tertentu.

2. Disajikan Grafik suhu udara PG 1


rata-rata permukaan Bumi,
Peserta didik dapat
menentukan suhu tertinggi
3. Disajikan Grafik suhu udara PG 1
rata-rata permukaan Bumi,
Peserta didik dapat
menentukan tahun dimana
suhu bumi paling tinggi PG
4. Peserta didik dapat 1
menentukan dampak
pemanasan Global
5. Disajikan gambar atau
PG
diskripsi tentang pemansan 1
Global. Peserta didik dapat
menentukan dampaknya
Jumlah soal

B. Butir Soal

Soal Evaluasi

2. Perhatikan Gambar grafik dibawah ini


(jika gambar kurang jelas bisa dibuka ke sumbernya di: )
Modul IPA Kelas VII

Gambar Grafik Anomali Suhu udara rata-rata Indonesia Bulan September sepanjang periode
data pengamatan sejak 1981-2021
(https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim)

Berdasarkan Gambar Grafik diatas jawablah pertanyaan berikut:


1. Suhu udara rata-rata normal untuk wilayah Indonesia untk periode 10 tahun terakhir?
a. 26 o C
b. 26, 3 o C
c. 26,5 o C
d. 26,8 o C

2. Pada tahun berapakah anomali suhu udara rata-rata paling ekstrem terjadi di wilayah
Indonesia? Dan berapakah nilai perubahannya?
a. 1997-1998 dengan kenaikan 1,2 o C
b. 2008-2009 dengan kenaikan 0,7 o C
c. 1997-1998 dengan kenaikan 0,7 o C
d. 2008-1998 dengan kenaikan 1,2 o C

3. Suhu tertinggi yang pernah terjadi adalah 27,5 o C yaitu terjadi pada tahun ….
a. 2008
b. 2009
c. 2010
d. 2011
4. Salah satu dampak buruk dari pemanasan global adalah ….
A. Gagal Panen
B. Kebakaran rumah
C. Bensin mudah terbakar
D. Perubahan arah medan magnet bumi
5. Perhatikan Teks dan Gambar berikut
Modul IPA Kelas VII

Bumi memiliki dua kutub yaitu Kutub uUara dan Kutub Selatan. Di sana sangat dingin.
Apalagi di Kutub Selatan.
Sepanjang tahun lapisan es selalu menutupi Kutub Selatan.
Apakah es di Kutub Selatan bisa mencair?
Bisa! Es di Kutub Selatan akan mencair jika suhu di bumi naik
terus menerus.
Kenaikan suhu bumi terus menerus disebut pemanasan global.
Pemanasan global disebabkan oleh perilaku manusia.
Contohnya adalah penebangan pohon dan polusi udara.
Mencairnya es di Kutub Selatan akan membahayakan
kehidupan.
Runtuhnya es bisa menyebabkan tsunami. Es yang mencair
juga akan mengalir ke lautan.
Jika air laut semakin banyak, pulau-pulau bisa tenggelam.

Ini adalah salah satu contoh akibat mencairnya es di Kutub Selatan terhadap
kehidupan beruang kutub.

Kasihan beruang kutub, jika es di sana mencair?


Yuk, kita jaga bumi kita! Jangan sampai es di kutub mencair.

Pemanasan global menyebabkan es di Kutub Selatan ....


a. Semakin menumpuk
b. Semakin dingin
c. Semakin sedikit
d. Semakin baik
Sumber : https://hasilun.puspendik.kemdikbud.go.id/akm/akm/soal?j=3&l=1&s=191

Kunci Jawaban:
1. D
2. B
3. B
4. A
5. C
Modul IPA Kelas VII

Lampiran 4. Penilaian Keterampilan

A. Kisi-kisi

No. Kompetensi Dasar Materi Indikator Bentuk


Penilaian
1 4.9 Membuat tulisan tentang o Perubahan
4.9.1. Mampu Penilaian
gagasan Iklim dan
membuat tulisan Kinerja
Pemanasan
adaptasi/penanggulangan Global atau poster atau dan
masalah perubahan iklim Video bagaimana Produk
menanggulangi
masalah
perubahan iklim

B. Lembar Penilaian Keterampilan - Unjuk Kerja


Modul IPA Kelas VII

1. Penilaian Kinerja Diskusi dan Presentasi

Dilaksanakan pada saat proses pembelajaran, saat peserta didik menyampaian hasil

LEMBAR OBSERVASI
KINERJA DISKUSI DAN PRESENTASI

Mata Pelajaran : IPA


Kelas/Semester : VII / Genap
Sub Pokok Bahasan : Perubahan Iklim dan pemanasn Global

Aspek Penilaian Jumlah Nilai


Kemampuan Kemampuan Kemampuan Skor Akhir Predikat
No. Nama Peserta didik presentasi bertanya menjawab
4 3 2 1 4 3 2 1 4 3 2 1 Max:12 100 A, B, C,
atau D
Modul IPA Kelas VII

Keterangan Skor: Kriteria Nilai


Baik sekali = 4 Skor perolehan A = 86 – 100 : Baik Sekali
Baik = 3 Nilai = 100 B = 71– 85 : Baik
Cukup = 2 Skor maksimal C = 56 – 70 : Cukup
Kurang = 1 D = ≤ 55 : Kurang

2. Lembar Penilaian Produk

Mata pelajaran : IPA


Kelas/Semester : VII / Genap
Sub Pokok Bahasan : Perubahan Iklim dan Pemanasan Global

Kelayakan Kelayakan Kelayakan Jumlah Nilai


N Nama Peserta Bahasa Isi (1-4) Kreativita Skor Akhir
o didik (1-4) s (1-4) (Max:12)
Modul IPA Kelas VII
Modul IPA Kelas VII

D. TEKNIK PENILAIAN PEMBELAJARAN DARING DAN LURING

1. Tujuan
Setelah menyelesai submodul ini, peserta diharapkan mampu
mengimplementasikan penilaian ke dalam RPP yang dibuatnya.

2. Materi Pembelajaran
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik. Pencapaian hasil belajar yang
dimaksud mengacu pada pencapaian kompetensi yang dirumuskan dalam
Standar Kompetensi Lulusan (jenjang satuan pendidikan), Kompetensi Inti
(tingkat kelas), dan Kompetensi Dasar (kompetensi melalui mata pelajaran).
Penilaian perlu dilaksanakan melalui tiga pendekatan, yaitu penilaian atas
pembelajaran (assessment of learning), penilaian untuk pembelajaran
(assessment for learning), dan penilaian sebagai pembelajaran (assessment as
learning). Lingkup penilaian pada pendidikan dasar dan menengah mencakup
penilaian sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Penilaian sikap mencakup sikap
spiritual dan sikap sosial, diperoleh melalui aktivitas menerima, menjalankan,
menghargai, menghayati, dan mengamalkan. Sikap juga mengacu lima nilai
karakter yang dapat dijadikan indikator dasar yaitu religiusitas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong, dan integritas.
Penilaian pengetahuan mencakup dimensi pengetahuan dan dimensi
proses kognitif. Dimensi pengetahuan mencakup pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif sedangkan dimensi proses kognitif
terdiri atas mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta.
Dimensi pengetahuan adalah sebagai berikut.
1) Faktual : Pengetahuan teknis dan spesifik, detail, dan kompleks berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
Modul IPA Kelas VII

dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,


kawasan regional, dan internasional.
2) Konseptual : Terminologi/istilah dan klasifikasi, kategori, prinsip,
generalisasi, teori, model, dan struktur yang digunakan terkait
dengan pengetahuan teknis dan spesifik, detail dan kompleks
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya
terkait dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara, kawasan regional, dan internasional.
3) Prosedural : Pengetahuan tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang
terkait dengan pengetahuan teknis, spesifik, algoritma, metode,
dan kriteria untuk menentukan prosedur yang sesuai berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya, terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.
4) Metakognitif: Pengetahuan tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan
menggunakannya dalam mempelajari pengetahuan teknis, detail,
spesifik, kompleks, kontekstual dan kondisional berkenaan
dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara,
kawasan regional, dan internasional.

Dimensi proses kognitif meliputi tingkatan berpikir sebagai berikut.


1) Mengingat: menyatakan kembali informasi yang dipelajari.
2) Memahami: menangkap makna dan memahami informasi dengan
menafsirkan dan menerjemahkan apa yang dipelajari.
3) Menerapkan: menggunakan informasi dalam konteks yang berbeda dengan
apa yang dipelajari.
4) Menganalisis: mengurai informasi ke dalam bagian-bagian untuk
mengeksplorasi pemahaman dan hubungan bagian-bagian tersebut.
Modul IPA Kelas VII

5) Mengevaluasi: membuat keputusan berdasarkan refleksi, telaah, dan


penilaian yang mendalam dengan memberikan argumentasi atas
keputusannya tersebut.
6) Mencipta: membuat atau mencipta informasi atau gagasan baru
menggunakan informasi yang dipelajari dengan membuat produk, gagasan,
cara, atau hal baru.
Penilaian keterampilan meliputi ranah konkret dan ranah abstrak.
Keterampilan konkret adalah kemampuan bertindak terkait dengan kemampuan
motorik atau ke tubuh melakukan suatu tindakan atau kegiatan prosedural.
Keterampilan adalah kemampuan berpikir dan belajar atau kemampuan
menggunakan pengetahuan (konsep, prinsip, prosedur, dan metakognitif) dalam
bertindak atau memecahkan masalah nyata (kontekstual).
Penilaian keterampilan digunakan untuk memperoleh informasi
kemampuan berpikir (abstrak) dan bertindak (konkret) yang dapat diamati dan
diukur. Tingkat kompetensi keterampilan dan contoh berpikir, dan atau
bertindak yang dapat diukur sebagai berikut.
1) Mengamati, antara lain: melihat, membaca, meneropong, merekam,
memotret, mendengarkan, menonton.
2) Menanya, antara lain: bertanya lisan atau tertulis, mengidentifikasi masalah,
merumuskan masalah, memancing pertanyaan.
3) Mencoba, antara lain: meniru, melakukan instruksi, mengoperasikan,
menuliskan, melafalkan, membacakan, mempraktikkan, mendemonstrasikan,
dan mencoba resep.
4) Menalar, antara lain: mengelompokan, mengurutkan, menyusun,
menabelkan, membuat grafik, memadukan, menyimpulkan, merumuskan,
memantaskan, merangkai.
5) Menyaji, antara lain: mempresentasikan, melaporkan, memfilmkan,
memerankan, mendongeng, memainkan, memamerkan, menceritakan,
memajang, menghidangkan, menjajakan, mementaskan, memasarkan.
Modul IPA Kelas VII

6) Mencipta, antara lain: meramu, menambahkan, mengganti, memodifikasi,


merekomendasikan, mengusulkan, memperbaiki, mereviu, merekayasa,
membuat, merancang, mendesain, membentuk.
Bentuk dan teknik penilaian sikap, di antaranya melalui (1) pengamatan,
(2) penilaian diri, dan (3) penilaian antarteman. Bentuk dan teknik penilaian
pengetahuan di antaranya, (1) tes tertulis berupa pilihan ganda, uraian,
menjodohkan, benar salah, dll, (2) tes lisan, yang dibedakan antara tes lisan
bebas dan tes lisan berpedoman, dan (3) penugasan. Terakhir, bentuk dan teknik
penilaian keterampilan, antara lain, (1) kinerja/praktik, (2) produk, (3) projek,
dan (4) portofolio.
Untuk menyusun penilaian dalam proses pembelajaran diperlukan
untuk menyusun strategi terlebih dahulu, yaitu (1) menyusun kisi-kisi penilaian,
(2) mengembangkan instrumen, dan (3) melaksanakan penilaian.
Contoh:
1) Menyusun Kisi-Kisi Penilaian
a. Kisi-kisi penilaian sikap
Sikap yang Bentuk
Semester KD Butir Sikap Teknik
Dikembangkan Instrumen
3.10 Kritis, kreatif, mandiri, ● kritis Penilaian Lembar
Menjelaskan dan kolaborasi teliti, cermat, rasa diri dan ceklis
tindakan ingin tahu antartema
pengurangan ● kreatif n
resiko sebelum, inovasi, inisiatif
pada saat, dan ● mandiri
pasca bencana jujur, disiplin,
sesuai ancaman rasa ingin tahu
bencana di ● kolaborasi
daerahnya toleransi, simpati,
4.10 dan empati
Genap Mengomunikasi
kan upaya
pengurangan
resiko dan
dampak
bencana alam
serta tindakan
penyelamatan
diri pada saat
terjadi bencana
sesuai dengan
jenis ancaman
Modul IPA Kelas VII

bencana di
daerahnya
3.11
Menganalisis
sistem tata
surya, rotasi dan
revolusi bumi,
rotasi dan
revolusi bulan,
serta
dampaknya bagi
kehidupan di
bumi
4.11 Menyajikan
karya tentang
dampak rotasi
dan revolusi
bumi dan bulan
bagi kehidupan
di bumi,
berdasarkan
hasil
pengamatan
atau
penelusuran
berbagai
sumber
informasi

b. Kisi-kisi penilaian pengetahuan

Kompetensi Dasar Materi Level Indikator Soal No. Bentuk


Soal Soal
3.9 Menganalisis Perubahan C4 1. Disajikan Grafik suhu 1
PG
perubahan iklim dan Iklim dan udara rata-rata
dampaknya bagi Pemanasa permukaan Bumi,
ekosistem n Global
Peserta didik dapat
membandingkan suhu
untuk periode tertentu.

C3 2. Disajikan Grafik suhu PG 1


udara rata-rata
permukaan Bumi,
Peserta didik dapat
menentukan suhu
tertinggi
C3 3. Disajikan Grafik suhu PG 1
udara rata-rata
permukaan Bumi,
Peserta didik dapat
menentukan tahun
Modul IPA Kelas VII

dimana suhu bumi


C3 paling tinggi
4. Peserta didik dapat PG 1
menentukan dampak
C3
pemanasan Global
5. Disajikan gambar atau
PG
diskripsi tentang
pemansan Global. 1
Peserta didik dapat
menentukan
dampaknya
Modul IPA Kelas VII

c. Kisi-kisi penilaian keterampilan


Kompetensi Dasar Materi Leve Indikator Soal Teknik Aspek yang
l Penilaian Dinilai
4.9. Membuat tulisan Perubaha Disajikan data Unjuk ● Presentasi
tentang gagasan n Iklim atau informasi Kerja ,
adaptasi/penanggulangan dan tentang melalui ● Temuan
masalah perubahan iklim
pemanasa perubahan Iklim presenta kelompok,
n Global peserta didik si ● Laporan
dapat membuat kelompo diskusi
tulisan tentang k dan ● hasil tulis
gagasan individu ulang teks
penaggulangann prosedur
ya Portofoli (portofoli
o o)
dst
Modul IPA Kelas VII

2) Mengembangkan Instrumen

a. Penilaian Sikap
Penilaian Diri
Penilaian diri berdasarkan survei yang diberikan guru kepada peserta didik
dengan sikap kritis, kreatif, dan mandiri serta mampu berkolaborasi.
Format survei yang diberikan
(1) Kritis

Pernyataan Ya Tidak
Saya mampu menjelaskan penyebab pemanasan global
Saya dapat menjelaskan dampak pemanasan global
Saya mampu memanfaatkan berbagai informasi untuk menyelesaikan
tugas-tugas yang diberikan
Saya mampu menemukan informasi keterkaitan perubahan iklim dan
dampak bagi lingkungan

(2) Kreatif
Pernyataan Ya Tidak
Saya dapat menemukan ide-ide mengurangi dampak pemanasan global
Saya sangat terbuka terhadap ide-ide baru yang muncul
Saya menunjukan keaslian/originalitas dalam tuga-tugas/ hasil
pekerjaan yang diberikan

(3) Mandiri
Pernyataan Ya Tidak
Saya mengerjakan tugas individu secara jujur
Saya mengerjakan tugas tanpa bantuan siapa pun
Saya tidak memerlukan contoh dari teman untuk menyelesaikan tugas

(4) Kolaborasi
Pernyataan Ya Tidak
Saya berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan tugas kelompok
Saya bersedia membantu teman sekelompok yang mengalami kesulitan
Saya bersedia memberikan masukan yang membangun apabila
diperlukan
Penilaian Teman Sebaya

Penilaian ini dilakukan dengan meminta peserta didik untuk menilai temannya
dalam satu kelompok.
Berikut contoh format penilaian teman sebaya:

Nama yang diamati : ...


Pengamat : ...
Modul IPA Kelas VII

No. Pernyataan Ya Tidak


1. Mau menerima pendapat teman.
Memberikan solusi terhadap
2.
permasalahan.
Memaksakan pendapat sendiri
3.
kepada anggota kelompok.
4. Marah saat diberi kritik.
5. dst

b. Penilaian Pengetahuan
Perhatikan Gambar grafik dibawah ini
(jika gambar kurang jelas bisa dibuka ke sumbernya di:
https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim)

Gambar Grafik Anomali Suhu udara rata-rata Indonesia Bulan September sepanjang periode
data pengamatan sejak 1981-2021
(https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim)

Berdasarkan Gambar Grafik diatas jawablah pertanyaan berikut:


Suhu udara rata-rata normal untuk wilayah Indonesia untk periode 10 tahun terakhir?
e. 26 o C
f. 26, 3 o C
g. 26,5 o C
h. 26,8 o C

c. Penilaian Keterampilan
1. Silakan kalian berkelompok sebanyak 3 orang untuk berdiskusi membuat
solusi bagiamana mengurangi Pemanasan Global !
Modul IPA Kelas VII

2. Presentasikan hasil diskusi kelompok kalian dalam pertemuan tatap maya


yang difasilitasi oleh guru kalian!

3) Melaksanakan Penilaian
a. Penilaian Sikap
Metode Sebelum Saat Kegiatan Sesudah Pelaksanaan
Penilaian
Tatap ● Membuat grup ● Menggunakan ● Memberika ● Menilai atau
Maya WhatsApp/aplikas WhatsApp/aplikas n umpan mengecek
i lain untuk media i lain untuk media balik ketepatan
komunikasi komunikasi terhadap kehadiran
● Mendiskusikan ● Mengajak peserta karya/tugas peserta didik
dengan orang didik berdoa peserta untuk
tua/walas/peserta sebelum dan didik/ menunjukan
didik tentang sesudah lembar disiplin
ketersediaan pembelajaran refleksi dari ● Menanamka
gawai dan akses ● Memberi hasil n nilai-nilai
internet. kesempatan pengalaman spiritual
● Aplikasi media peserta didik belajar ● Menilai
pembelajaran untuk bertanya, secara keseriusan,
daring mengemukakan virtual fokus
● Cara pendapat, atau peserta didik
menggunakan melakukan refleksi ● Memberikan
aplikasi umpan balik
● Materi dan jadwal terhadap
pembelajaran hasil karya
● Kontrak dan peserta didik
mekanisme sebagai
pembelajaran upaya
daring assessment
as learning.
LMS ● Memantau Diberikan Menilai sikap
asinkronu aktivitas peserta tugas dalam belajar dan
s didik dalam LMS. upaya partisipasi
● Membuka layanan meningkatkan peserta didik
konsultasi bagi pemahaman
peserta didik yang
mengalami
kesulitan selama
proses
pembelajaran.

b. Penilaian Pengetahuan
Pertemuan awal Pelaksanaan kegiatan Pertemuan akhir
Modul IPA Kelas VII

Menyampaikan KD, rencana ● Memberikan respons, Memberikan tes tertulis


kegiatan yang akan umpan balik, catatan berupa uraian, PG
dilaksanakan, tugas-tugas yang tentang keberhasilan, dengan level kognitif
harus dikerjakan peserta didik, koreksi, dan kekeliruan penerapan dan
dan aturan pengumpulan/ yang ada. penalaran.
pelaksanaan tugas. ● Memberikan penilaian Soal dibuat dengan
● Memberikan kesempatan stimulus yang berbeda
remedial atau dengan apa yg
pengayaan. didiskusikan dalam
konteks yang berbeda

c. Penilaian Keterampilan
Pertemuan awal Pelaksanaan kegiatan Pertemuan akhir
Menyampaikan KD, rencana ● Membimbing dan Mengolah nilai dalam
kegiatan yang akan mendampingi bentuk angka (0 – 100)
dilaksanakan, tugas-tugas yang peserta didik dalam Memperkuat keberhasilan
harus dikerjakan peserta didik, mengerjakan tugas Memotivasi peserta didik
dan aturan kelompok untuk meningkatkan
pengumpulan/pelaksanaan ● Memberikan kompetensinya/kecakapan
tugas. penilaian hidupnya.
Memberikan instruksi kerja ● Memberikan
kesempatan peserta
didik bertanya
Modul IPA Kelas VII

E. PENGEMBANGAN MATERI LITERASI

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari submodul berikut, peserta diharapkan mampu
mengembangkan soal-soal literasi AKM dengan baik.

2. Materi Pembelajaran

AKM merupakan penilaian kompetensi mendasar yang diperlukan oleh peserta didik
agar mampu mengembangkan kapasitas diri dan berpartisipasi positif pada
masyarakat. Bahan bacaan literasi AKM dapat mencakup tiga konteks, yaitu (a)
konteks personal, (b) konteks sosial-budaya, dan (c) konteks saintifik.
1) Konteks Personal
Bahan teks atau bacaan dengan konteks personal adalah teks atau bacaan
yang berisi peristiwa, latar, aksi, karakter, atmosfer/suasana, perasaan, ide
maupun wawasan yang bersifat personal (individual). Isi bacaan pada konteks
personal dapat berupa hobi, cita-cita, peristiwa atau pengalaman pribadinya,
memilih/menentukan gaya hidup, pekerjaan/profesi, dan lain-lain yang
bersifat personal (individual). Dengan konteks ini diharapkan peserta didik
memiliki kemampuan literasi membaca dalam membentuk karakter dengan
menggali kemampuan berpikir kritis dan kreatif dalam kehidupan pribadinya.
2) Konteks Sosial-Budaya
Bacaan dengan konteks sosial-budaya yaitu bacaan yang mencerminkan
pandangan masyarakat terkait kondisi sosial-budaya. Contohnya, mengenai
informasi kondisi kultural suatu masyarakat atau suatu bangsa. Melalui
teks-teks yang memuat informasi yang mencerminkan nilai-nilai
sosial-budaya, individu diharapkan mampu mengenali dan memahami kondisi
dan gejala-gejala sosial-budaya di dalam maupun di luar lingkungan
masyarakatnya yang global. Isi bacaan pada konteks sosial-budaya dapat
berupa transportasi publik, permainan tradisional, perekonomian, kebijakan
publik, makanan khas, tarian, ataupun kebiasaan masyarakat, dan lain-lain
Modul IPA Kelas VII

yang meliputi sosial maupun budaya. Dengan konteks ini diharapkan peserta
didik memiliki kemampuan literasi membaca untuk mengatasi berbagai
persoalan sosial, budaya, dan akademik yang dihadapinya.
b. Konteks Saintifik
Bahan teks atau bacaan dengan konteks saintifik yaitu teks atau bacaan
yang dapat meningkatkan kemampuan untuk memahami pengetahuan
kecakapan ilmiah dengan mengidentifikasi pertanyaan, memperoleh
pengetahuan baru, menjelaskan fenomena ilmiah, serta mengambil simpulan
berdasar fakta, memahami karakteristik sains, kesadaran bagaimana sains dan
teknologi membentuk lingkungan alam, intelektual, dan budaya, serta
kemauan untuk terlibat dan peduli terhadap isu-isu yang terkait sains (OECD,
2016). Isi bacaan pada konteks saintifik ini dapat berupa ilmu ruang angkasa,
ilmu medis/obat-obatan, kandungan gizi, ilmu fisika, cuaca/iklim, gejala alam,
ilmu biologi, dan lain-lain yang terkait dengan ilmiah dan teknologi.
Pada konteks ini peserta didik diharapkan memiliki kemampuan literasi
membaca dalam memahami pengetahuan yang berkaitan dengan masalah
sains, kemudian kemampuan menggunakan pemikiran sains tersebut sehingga
dapat merefleksikan beragam informasi penting yang diperolehnya untuk
berpartisipasi dalam lingkungan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Modul IPA Kelas VII

Tiga Komponen Literasi

Tabel Komponen Literasi


Literasi
Konten Proses Kognitif Konteks
1. Teks informasi, teks 1. Menemukan 1. Personal,
yang bertujuan untuk informasi, mencari, berkaitan dengan
memberikan fakta, mengakses serta kepentingan diri
data, dan informasi menemukan informasi secara pribadi.
dalam rangka tersurat dari wacana. 2. Sosial Budaya,
pengembangan 2. Menginterpretasi berkaitan dengan
wawasan serta ilmu dan mengintegrasi, kepentingan
pengetahuan yang memahami informasi antarindividu,
bersifat ilmiah. tersurat maupun budaya dan isu
2. Teks fiksi, teks yang tersirat, memadukan kemasyarakatan.
bertujuan untuk interpretasi 3. Saintifik,
memberikan antarbagian teks berkaitan dengan
pengalaman untuk menghasilkan isu, aktivitas, serta
pendapatkan hiburan, inferensi. fakta ilmiah baik
menikmati cerita, dan 3. Mengevaluasi dan yang telah
melakukan merefleksi, menilai dilakukan maupun
perenungan kepada kredibilitas, futuristik.
pembaca. kesesuaian maupun
keterpercayaan teks
serta mampu
mengaitkan isi teks
dengan hal lain di luar
teks.

Bentuk soal AKM terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan,
isian singkat, uraian, dan benar salah.
a. Pilihan Ganda
Peserta didik hanya dapat memilih satu jawaban benar dalam satu soal
b. Pilihan Ganda Kompleks
Peserta didik bisa memilih lebih dari satu jawaban benar dalam satu soal
c. Menjodohkan
Peserta didik menjawab dengan cara menarik garis satu titik ke titik
lainnya yang merupakan pasangan pertanyaan dengan jawaban yang
benar
Modul IPA Kelas VII

d. Isian Singkat
Peserta didik dapat menjawab berupa bilangan, kata untuk menyebutkan
nama benda, tempat, atau jawaban pasti lainnya
e. Uraian
Peserta didik menjawab soal berupa kalimat untuk menjelaskan
jawabannya.
f. Benar Salah
Peserta didik mencari pernyataan yang benar dan salah dengan cara
memberi centang atau lainnya.
Skor penuh atau skor tertinggi diberikan pada jawaban yang memenuhi
semua kriteria/kunci jawaban benar. Skor sebagian diberikan pada jawaban
yang kurang memenuhi kriteria/kunci jawaban benar. Jawaban salah diberi
skor 0, sedangkan tidak menjawab atau kosong diberi kode 9.
Pemberian skor baik soal pilihan ganda, pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, maupun isian singkat dilakukan secara objektif. Sementara itu,
untuk soal uraian, penskoran dilakukan oleh penskor dengan mengacu pada
pedoman penskoran.

C. Tiga Proses Kognitif pada Literasi


1) Menemukan Informasi (Access & Retrive) – L1
● Pada proses kognitif ini, kompetensi yang diharapkan dapat dicapai peserta
didik adalah menemukan, mengidentifikasi, dan mendeskripsikan suatu
gagasan atau informasi eksplisit dalam teks.
● Retrive mendeskripsiskan proses memilih informasi yang diperlukan,
sedangkan access lebih pada bagaimana proses mencapai ke tempat atau
keberadaan informasi yang diperlukan tersebut.
● Kemampuan menemukan informasi yang spesifik tersebut merupakan
kemampuan dasar ketika seseorang membaca sebuah teks sastra atau
informasi dalam kehidupan sehari-hari.
Modul IPA Kelas VII

● Informasi dapat ditemukan secara eksplisit dalam teks, pembaca hanya


menemukan lokasi informasi tersebut dan memilihnya

2) Memahami (Interpret & Integrate)- L2


● Pembaca diharapkan dapat mengolah apa yang telah dibaca, sehingga
timbul sebuah pemahaman dalam dirinya dari teks tersebut
● Untuk menuju tahap ini, pembaca harus dapat menguraikan dan
mengintegrasikan informasi yang ditemukan dengan cara membandingkan
dan mengontraskan ide atau informasi dalam atau antarteks, membuat
simpulan, mengelompokkan, dan mengombinasikan ide dan informasi
dalam teks atau antarteks.
● Membuat simpulan dalam tahap memahami ini bermakna lebih luas
daripada tahap menemukan informasi.
● Pembaca telah mampu menyimpulkan informasi implisit dalam atau
antarteks.

3) Mengevaluasi & Merefleksi (Evaluate & Reflect) – L3


● Pembaca telah dapat menggunakan pengetahuan, ide, atau sikap yang
berada di luar teks untuk membuat penilaian pada teks untuk membuat
penilaian pada teks atau membuat atau membuat refleksi terhadapnya.
Tahap ini merupakan tahap tertinggi dalam proses membaca.
● Peserta didik diharapkan mampu menganalisis, memprediksi, dan menilai
konten, bahasa, dan unsur-unsur dalam teks.
● Peserta didik juga diharapkan mampu merefleksi atau membuat sebuah
gambaran/opini terhadap apa yang dibaca dan dikaitkan dengan
pengalaman diri di kehidupan sekitarnya.

Tabel Kompetensi dan Subkompetensi AKM Literasi Membaca


Kompetensi Subkompetensi
1. Menemukan Informasi a. Mengakses dan mencari informasi dalam
(Access and Retrieve) teks
b. Mencari dan memilih informasi yang
relevan
2. Memahami a. Memahami teks secara literal
Modul IPA Kelas VII

(Interpret and integrate) b. Menyusun inferensi, membuat koneksi


dan prediksi baik teks tunggal maupun
teks jamak
3. Mengevaluasi dan a. Menilai kualitas dan kredibilitas konten
merefleksi pada teks informasi tunggal maupun
(Evaluate and reflect) jamak
b. Menilai format penyajian dalam teks
c. Merefleksi isi wacana untuk
pengambilan keputusan, menetapkan
pilihan, dan mengaitkan isi teks
terhadap pengalaman pribadi

4. Kemampuan Belajar (Learning Progression) Literasi Membaca

Kemampuan belajar (learning progression) merupakan urutan atau tahapan


pembelajaran yang berkesinambungan. Kesinambungan tersebut mencakup aspek
karakteristik, keluasan, dan kedalaman materi pembelajaran dalam setiap jenjang
pendidikan. Ruang lingkup materi harus dirumuskan berdasarkan perkembangan
peserta didik sehingga konsep keilmuan yang dipelajari sejalan dengan
perkembangan peserta didik. Implementasi pembelajaran harus disejajarkan
dengan dengan kemampuan peserta didik dalam rangka penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Dalam pelaksanaan AKM, learning progression berhubungan dengan
kesinambungan antarjenjang. Kesinambungan tersebut mencakup aspek konten
teks, level kognitif (kompetensi) yang diukur dan indikator yang akan ditanyakan
dalam soal AKM. Artinya harus ada perbedaan isi dan konteks bacaan, level kognitif,
dan indikator yang diukur, dimulai dari level 1 (level terendah) menuju ke level 6
(level tertinggi).

Tabel Learning Progresif rincian kompetensi kelas VII dan VIII

No Kompetensi No Sub-Kompetensi No Rincian Kompetensi


. . .
1 Menemukan 1 Mengakses dan a ● Menemukan informasi tersurat
Informasi mencari informasi (siapa, kapan, di mana, mengapa,
(Access and dalam teks bagaimana) pada teks informasi
Retrieve) yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Modul IPA Kelas VII

Mencari dan memilih informasi


yang relevan:
2 Mencari dan a ● Mengidentifikasi kata kunci yang
memilih informasi efektif untuk menemukan sumber
yang relevan informasi yang relevan pada teks
informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.
2 Memahami 1 Memahami teks a ∙ Menjelaskan ide pokok dan
(interpret secara literal beberapa ide pendukung pada
and teks informasi yang terus
integrate) meningkat sesuai jenjangnya.

2 Menyusun inferensi, a ∙ Menyimpulkan perubahan kejadian,


membuat koneksi prosedur, gagasan atau konsep di
dan prediksi baik dalam teks informasi yang terus
teks tunggal meningkat sesuai jenjangnya.
maupun teks jamak
b ∙ Menyusun inferensi (kesimpulan)
dan prediksi berdasarkan unsur
unsur pendukung (grafik, gambar,
tabel, dll) disertai bukti-bukti yang
mendukung di dalam teks informasi
yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.

c ∙ Membandingkan hal-hal utama


(misalnya perbedaan kejadian,
prosedur, ciri-ciri benda) dalam
teks informasi yang terus
meningkat sesuai jenjangnya.
3 Mengevaluas 1 Menilai kualitas dan a ∙ Menilai kualitas teks informasi
i dan kredibilitas konten berdasarkan pengalaman
merefleksi pada teks informasi pribadinya dalam membaca teks
(Evaluate tunggal maupun yang terus meningkat sesuai
and reflect) jamak jenjangnya (misalnya
mengidentifikasi asumsi/opini dari
fakta).

b ∙ Menilai akurasi pada informasi


visual atau nonvisual dalam teks
informasi yang terus meningkat
sesuai jenjangnya.

2 Menilai format a ∙ Menilai kesesuaian pemilihan


penyajian dalam warna, tata letak, dan pendukung
teks visual lain (grafik, tabel dll) dalam
menyampaikan pesan/topik tertentu
Modul IPA Kelas VII

dalam teks informasi yang terus


meningkat sesuai jenjangnya.

3 Merefleksi isi a ∙ Merefleksi pengetahuan baru yang


wacana untuk diperoleh dari teks informasi
pengambilan terhadap pengetahuan yang
keputusan, dimilikinya yang terus meningkat
menetapkan pilihan, sesuai jenjangnya.
dan mengaitkan isi
teks terhadap
pengalaman pribadi

Tabel Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Menyusun Soal Literasi


No. Kompetensi No. Sub-Kompetensi No. Rincian Kompetensi

4 1 Kompleksitas a. Kata-kata dengan infiks


dan sirkumfiks dari
kata dasar
b. Kalimat dengan
kosakata yang
diperjelas dengan
konteks kalimat yang
relevan dan petunjuk
visual
c. Kalimat majemuk
bertingkat, dapat
dipisahkan dengan
koma
d. Kalimat dapat terdiri
atas lebih dari 10 kata
2 Format, genre, tema, a. Teks untuk soal:
materi personal (naratif),
educational
(informasional) dan
public (poster, iklan,
kampanye)
b. Buku bersegmen
(chapter book)
sederhana dengan
jumlah halaman
maksimal 48, dengan
ilustrasi yang
melengkapi teks,
namun proporsinya
sudah mulai berkurang.
Buku fiksi dan nonfiksi
dengan tata letak yang
bervariasi (diagram,
peta, bagan, dan
gambar lain untuk
menjelaskan informasi
nonfiksi. Buku bergenre
fantasi dan misteri,
Modul IPA Kelas VII

biografi tokoh-tokoh
terkenal dan cerita
rakyat bergenre
legenda dan epos.
Panjang wacana untuk Wacana terdiri atas
asesmen maksimum 200 kata

Contoh soal literasi

1. Menemukan Informasi

1). Mengakses dan mencari informasi dalam teks

Menemukan informasi tersurat (siapa, kapan, di mana, mengapa, bagaimana)


pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.

California, Gatra.com -- Katherine Johnson, wanita kulit hitam jenius, ahli matematika
yang bekerja di belakang layar di NASA. Tersembunyi seperti yang digambarkan dalam
film “Hidden Figures" untuk peran kunci dalam mengirim manusia ke bulan. Katherine
Johnson meninggal pada Senin, 24/2, pada usia 101 tahun, kata NASA.
Demikian Reuters mengabarkan.

"Kami keluarga NASA sedih mengetahui berita bahwa Katherine Johnson meninggal pagi
ini pada usia 101 tahun," Administrator NASA Jim Bridenstine memposting ke Twitter.
"Dia adalah pahlawan Amerika dan warisan kepeloporannya tidak akan pernah
dilupakan."

Johnson dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh mantan Presiden Barack


Obama pada 2015 dan pada 2016 ia mengutipnya di State of the Union Address sebagai
contoh semangat penemuan Amerika. "Dia adalah salah satu pemikir terbesar yang
pernah menghiasi negara kita," kata Administrator NASA Charles Bolden ketika Johnson
diberikan medali kepresidenan.

Pada 2016, NASA memberi nama fasilitas penelitian untuk Johnson di kota kelahirannya
Hampton, Virginia, dan setahun kemudian almamaternya, menandai ulang tahunnya
yang ke-100 pada bulan Agustus 2018 dengan membangun beasiswa atas namanya dan
mendirikan sebuah patung.

Johnson dan rekan-rekan kulit hitamnya di NASA yang masih muda dikenal sebagai
"komputer" ketika istilah itu digunakan bukan untuk perangkat elektronik yang
diprogram tetapi untuk orang yang melakukan perhitungan. Mereka hanya sedikit
diketahui publik selama beberapa dekade tetapi mendapatkan pengakuan yang
terlambat ketika buku "Hidden Figures" (Angka Tersembunyi) diterbitkan dan masuk
Modul IPA Kelas VII

film nominasi Oscar 2016. Johnson menghadiri upacara Oscar 2017, bergabung dengan
para pemeran film dalam memberikan penghargaan untuk film dokumenter, dan
mendapat tepuk tangan meriah.

Johnson memiliki karir terobosan selama 33 tahun dengan badan antariksa, bekerja
pada misi Merkurius dan Apollo, termasuk pendaratan di bulan pertama pada 1969, dan
tahun-tahun awal program pesawat luar angkasa. Astronot John Glenn sangat
memikirkannya sehingga dia bersikeras agar berkonsultasi dengan Johnson sebelum
penerbangan bersejarah yang mengorbit bumi pada1962. "Dapatkan gadis itu untuk
memeriksa angkanya," katanya.

"Dia tahu saya telah melakukan (perhitungan) sebelumnya untuknya dan mereka
memercayai pekerjaan saya," kata Johnson kepada Washington Post pada 2017.

Selama perlombaan antariksa antara Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet yang dimulai
pada akhir 1950-an, Johnson dan rekan kerjanya menghitung angka untuk peluncuran
roket tak berawak, uji terbang dan studi keselamatan pesawat menggunakan pensil,
aturan geser dan mesin penghitung mekanis. Tetapi mereka melakukan pekerjaan
mereka di fasilitas yang terpisah dari pekerja kulit putih dan diminta untuk
menggunakan toilet dan fasilitas makan terpisah.

Johnson selalu mengatakan bahwa dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya untuk peduli
dengan rasisme. "Dia tidak menutup matanya terhadap rasisme yang ada," Margot Lee
Shetterly menulis dalam "Angka Tersembunyi." “Dia tahu sama seperti orang kulit hitam
lainnya yang dikenakan pajak atas warna kulit mereka. Tapi dia tidak merasakannya
dengan cara yang sama. Dia berharap itu pergi, menghendaki itu keluar dari keberadaan
karena kehidupan sehari-harinya prihatin."

Sebagai seorang gadis, Johnson terpesona oleh angka-angka dan menghitung segalanya,
bahkan langkah-langkah yang dia ambil saat berjalan dan piring hidangan yang dia cuci
setelah makan malam.

Dia dibesarkan di Virginia Barat pada saat kesempatan pendidikan bagi orang kulit
hitam terbatas karena pemisahan. Tetapi ibunya, seorang mantan guru, dan ayahnya,
seorang petani dan tukang, menekankan pendidikan dan memindahkan keluarga 120
mil ke kota yang memiliki sekolah menengah untuk anak-anak kulit hitam.

Keterampilan matematika Johnson membawanya ke West Virginia State College pada


usia 15 tahun. Ia mempelajari program matematika sekolah, meraih gelar matematika
dan bahasa Prancis sebelum menjadi salah satu siswa kulit hitam pertama di sekolah
pascasarjana di Universitas Virginia Barat pada tahun 1938.
Modul IPA Kelas VII

Setelah mengajar di sekolah selama tujuh tahun, Johnson pergi bekerja untuk Komite
Penasihat Nasional untuk Aeronautika, pendahulu NASA, di Hampton pada tahun 1953
dengan lusinan perempuan kulit hitam lainnya.

Johnson mendapati dirinya berada di ranah yang hampir seluruhnya terdiri dari lelaki
kulit putih ketika dia terpilih menjadi bagian dari tim yang mendukung misi 1961 yang
menjadikan Alan Shepard orang Amerika pertama di luar angkasa. Dia akan terus
menghitung lintasan roket, jalur orbit dan lain-lain. "Johnson melakukan transisi ke era
komputer dan bekerja pada program ulang-alik sambil menulis atau menulis bersama
26 laporan penelitian sebelum pensiun pada tahun 1986," kata NASA.

Sumber:
https://www.gatra.com/detail/news/470494/teknologi/katherine-johnson-jeni
us-di-balik-capaian-manusia-ke-bulan

Soal PG

Johnson dan rekan kerjanya menghitung angka untuk peluncuran roket tak
berawak, uji terbang dan studi keselamatan pesawat menggunakan pensil, aturan
geser dan mesin penghitung mekanis, akan tetapi mereka bekerja dalam fasilitas
yang terpisah, seperti toilet dan tempat makan, hal ini disebabkan karena…

A. Kondisi Kesehatan yang buruk


B. Kemampuannya yang luar biasa
C. Rasisme yang berkembang
D. Agar fokus bekerja

Kunci jawaban: C

Mencari dan memilih informasi yang relevan

● Mengidentifikasi kata kunci yang efektif untuk menemukan sumber informasi


yang relevan pada teks sastra atau teks informasi yang terus meningkat sesuai
jenjangnya.
Contoh soal:

Jakarta, CNN Indonesia -- Seluruh pembangkit listrik di Indonesia ditargetkan


menggunakan Energi Baru Terbarukan (EBT) yang merupakan energi bersih
pada 2060.
Direktur Utama PT PLN (Persero) Zulkifli Zaini menuturkan perusahaan telah
menyusun peta jalan (road map) Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) batu
bara menuju karbon netral pada 2060 tersebut.

"Pada 2045 porsi pembangkit EBT sudah mendominasi total pembangkit.


Dekade berikutnya (2055-2060) seluruh pembangkit listrik di Indonesia berasal
Modul IPA Kelas VII

dari EBT," ujarnya dalam diskusi Mengurai Hambatan Investasi Energi


Terbarukan, Rabu (14/7).

Ia menjelaskan tahapan energi bersih dimulai pada 2025 yakni mengganti


rencana pembangunan PLTU batu bara dan Pembangkit Listrik Tenaga Mesin Gas
(PLTMG) menjadi pembangkit EBT.

Selanjutnya, PLN akan mulai mempensiunkan PLTU batu bara sub kritikal tahap
pertama sebesar 1 GW pada 2030 dan berlanjut tahap kedua sebesar 9 GW pada
2035.

"Pada 2035, PLN akan menjalankan tahap kedua mempensiunkan pembangkit


fosil tua yang sub kritikal tersebut," jelasnya.

Rencana berlanjut ke tahap ketiga dengan menghentikan PLTU batu bara super
kritikal sebesar 10 GW pada 2040 dan PLTU ultra super kritikal sebesar 24 GW
pada 2045 pada tahap keempat.

Baca artikel CNN Indonesia "Semua Pembangkit Listrik RI Gunakan Energi Bersih
pada 2060" selengkapnya di
sini: https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210714160323-85-667697/s
emua-pembangkit-listrik-ri-gunakan-energi-bersih-pada-2060.

Apa yang dimaksud energi bersih pada bacaan diatas?


A. Energi total bersih yang dihasilkan
B. Energi yaeng efisien dalam penggunaanya
C. Energi yang diproduksi dengan sedikit mendatangkan dampak buruk
D. Energi yang siap digunakan tanpa proses Kembali
Jawaban: C

2. Memahami

1). Memahami teks secara literal

● Menjelaskan ide pokok dan beberapa ide pendukung pada teks informasi yang
terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soal
California, Gatra.com -- Katherine Johnson, wanita kulit hitam jenius, ahli matematika
yang bekerja di belakang layar di NASA. Tersembunyi seperti yang digambarkan dalam
film “Hidden Figures" untuk peran kunci dalam mengirim manusia ke bulan. Katherine
Johnson meninggal pada Senin, 24/2, pada usia 101 tahun, kata NASA.
Demikian Reuters mengabarkan.
Modul IPA Kelas VII

Johnson dianugerahi Presidential Medal of Freedom oleh mantan Presiden Barack


Obama pada 2015 dan pada 2016 ia mengutipnya di State of the Union Address sebagai
contoh semangat penemuan Amerika. "Dia adalah salah satu pemikir terbesar yang
pernah menghiasi negara kita," kata Administrator NASA Charles Bolden ketika Johnson
diberikan medali kepresidenan.

Pada 2016, NASA memberi nama fasilitas penelitian untuk Johnson di kota kelahirannya
Hampton, Virginia, dan setahun kemudian almamaternya, menandai ulang tahunnya
yang ke-100 pada bulan Agustus 2018 dengan membangun beasiswa atas namanya dan
mendirikan sebuah patung.

Johnson dan rekan-rekan kulit hitamnya di NASA yang masih muda dikenal sebagai
"komputer" ketika istilah itu digunakan bukan untuk perangkat elektronik yang
diprogram tetapi untuk orang yang melakukan perhitungan. Mereka hanya sedikit
diketahui publik selama beberapa dekade tetapi mendapatkan pengakuan yang
terlambat ketika buku "Hidden Figures" (Angka Tersembunyi) diterbitkan dan masuk
film nominasi Oscar 2016. Johnson menghadiri upacara Oscar 2017, bergabung dengan
para pemeran film dalam memberikan penghargaan untuk film dokumenter, dan
mendapat tepuk tangan meriah.

Johnson memiliki karir terobosan selama 33 tahun dengan badan antariksa, bekerja
pada misi Merkurius dan Apollo, termasuk pendaratan di bulan pertama pada 1969, dan
tahun-tahun awal program pesawat luar angkasa. Astronot John Glenn sangat
memikirkannya sehingga dia bersikeras agar berkonsultasi dengan Johnson sebelum
penerbangan bersejarah yang mengorbit bumi pada1962. "Dapatkan gadis itu untuk
memeriksa angkanya," katanya.

"Dia tahu saya telah melakukan (perhitungan) sebelumnya untuknya dan mereka
memercayai pekerjaan saya," kata Johnson kepada Washington Post pada 2017.

Selama perlombaan antariksa antara Amerika Serikat dan bekas Uni Soviet yang dimulai
pada akhir 1950-an, Johnson dan rekan kerjanya menghitung angka untuk peluncuran
roket tak berawak, uji terbang dan studi keselamatan pesawat menggunakan pensil,
aturan geser dan mesin penghitung mekanis. Tetapi mereka melakukan pekerjaan
mereka di fasilitas yang terpisah dari pekerja kulit putih dan diminta untuk
menggunakan toilet dan fasilitas makan terpisah.

Johnson selalu mengatakan bahwa dia terlalu sibuk dengan pekerjaannya untuk peduli
dengan rasisme. "Dia tidak menutup matanya terhadap rasisme yang ada," Margot Lee
Shetterly menulis dalam "Angka Tersembunyi." “Dia tahu sama seperti orang kulit hitam
lainnya yang dikenakan pajak atas warna kulit mereka. Tapi dia tidak merasakannya
Modul IPA Kelas VII

dengan cara yang sama. Dia berharap itu pergi, menghendaki itu keluar dari keberadaan
karena kehidupan sehari-harinya prihatin."

Sebagai seorang gadis, Johnson terpesona oleh angka-angka dan menghitung segalanya,
bahkan langkah-langkah yang dia ambil saat berjalan dan piring hidangan yang dia cuci
setelah makan malam.

Dia dibesarkan di Virginia Barat pada saat kesempatan pendidikan bagi orang kulit
hitam terbatas karena pemisahan. Tetapi ibunya, seorang mantan guru, dan ayahnya,
seorang petani dan tukang, menekankan pendidikan dan memindahkan keluarga 120
mil ke kota yang memiliki sekolah menengah untuk anak-anak kulit hitam.

Keterampilan matematika Johnson membawanya ke West Virginia State College pada


usia 15 tahun. Ia mempelajari program matematika sekolah, meraih gelar matematika
dan bahasa Prancis sebelum menjadi salah satu siswa kulit hitam pertama di sekolah
pascasarjana di Universitas Virginia Barat pada tahun 1938.

Setelah mengajar di sekolah selama tujuh tahun, Johnson pergi bekerja untuk Komite
Penasihat Nasional untuk Aeronautika, pendahulu NASA, di Hampton pada tahun 1953
dengan lusinan perempuan kulit hitam lainnya.

Johnson mendapati dirinya berada di ranah yang hampir seluruhnya terdiri dari lelaki
kulit putih ketika dia terpilih menjadi bagian dari tim yang mendukung misi 1961 yang
menjadikan Alan Shepard orang Amerika pertama di luar angkasa. Dia akan terus
menghitung lintasan roket, jalur orbit dan lain-lain. "Johnson melakukan transisi ke era
komputer dan bekerja pada program ulang-alik sambil menulis atau menulis bersama
26 laporan penelitian sebelum pensiun pada tahun 1986," kata NASA.

Sumber:
https://www.gatra.com/detail/news/470494/teknologi/katherine-johnson-jeni
us-di-balik-capaian-manusia-ke-bulan

Soal PG
Kondisi sosial budaya yang digambarkan dalam teks tersebut memberikan gambaran
tentang ...
A. Katherina Johson mampu mendobrak batas perlakuan ras yang tidak adil
B. Menggambarkan kemampuan Katherina dalam bidang matematika
C. Kebebasan berkreasi di Lembaga NASA tampa memandang ras
D. Katherina Johson anak mempunyai kemampuan yang menonjol berkat
kesempatan baik untuk bersekolah
Jawaban: A
Modul IPA Kelas VII

2). Menyusun inferensi, membuat koneksi dan prediksi baik teks tunggal maupun teks
jamak

● Menyimpulkan perubahan kejadian, prosedur, gagasan atau konsep di dalam teks


informasi yang terus meningkat sesuai jenjangnya.
Contoh soal:

Bisnis Jamur Tiram Tetap Eksis di Tengah Pandemi


(Syahyuti & Bambang Sayaka)
Permintaan jamur tiram cenderung meningkat saat pandemi Covid-19 ini. Hal ini
misalnya dilaporkan petani jamur tiram di Kecamatan Cibadak dan Kecamatan Cikulur,
Kabupaten Lebak. Petani merasa kewalahan melayani permintaan pasar yang terus
melonjak. Pada hari biasa permintaan pasar hanya 300 kg per hari. Namun semenjak
pandemi Covid-19, permintaan pasar sebanyak 1 ton per hari untuk dipasok ke
Kabupaten Pandeglang serta Kota Serang.
Meski kenaikan permintaan ini sangat menarik, namun petani tidak mampu
melayaninya karena agak mendadak sehingga tidak siap baik modal maupun
prasarananya. Rata-rata petani hanya memproduksi sebanyak 50kilogram dengan
populasi benih 10 ribu bag log. Dengan kapasitas sebesar ini, pendapatan petani lebih
kurang Rp500 ribu per hari. Menurut petani, dengan harga jual saat ini sebesar
Rp12.000 per kilogram, omzet bisnis jamur tiram tetap stabil dan terus eksis di masa
pandemi Covid-19 dengan volume permintaan pasar yang terus meningkat. Namun,
akibat permintaan benih yang tinggi, harga benih juga ikut terderek naik hingga
Rp2.500 per bag log.
Peningkatan permintaan jamur didorong oleh kebutuhan konsumen untuk makanan
yang lebih bergizi. Daging jamur mengandung banyak protein yang hampir sama dengan
hewan, namun lebih sehat untuk dikonsumsi. Dibanding dengan protein dalam telur,
jamur khususnya jamur merang memiliki semua kandungan asam amino esensial yang
terdapat di dalam telur. Bahkan untuk kandungan lysine dan histidinnya lebih tinggi
daripada telur. Inilah yang membuat prospek bisnis jamur amat menggiurkan. Di
samping itu, peluangnya masih sangat terbuka lebar.  Jamur memiliki potensi tinggi
pada masa depan karena saat ini produksi nasional kurang lebih baru mencapai 33ton
setahun yang terdiri atas beragam jenis jamur antara lain jamur merang, jamur tiram,
jamur kuping, jamur shitake, dan jamur kancing.
Lain di Banten, lain cerita di Purbalingga Jawa Tengah. Petani warga Desa Tegalpingen,
Kecamatan Pengadegan, Kabupaten Purbalingga, semenjak bulan Maret lalu mulai
menggeluti usaha budi daya jamur tiram putih. Pleurotus ostreatus nama latin dari
jamur tiram putih merupakan jamur pangan yang berasal dari kelompok Basidiomycota
dengan ciri umum tubuh buah berwarna putih hingga krem dan payungnya berbentuk
setengah lingkaran mirip cangkang tiram dengan bagian tengah agak cekung.
Usaha ini dipilih karena tidak membutuhkan modal awal yang besar. Selain itu, dari sisi
teknologi juga tidak terlalu sulit dipelajari dan dikuasai. Bag log sebagai wadah
Modul IPA Kelas VII

tumbuhnya jamur diisi sekam padi yang direbus selama seharian supaya matang (steril)
lalu dikeringkan, kemudian dimasukkan ke media bag log dan ditambah bibit jamur.
Untuk perawatan, sangat penting memperhatikan kebersihan lingkungan tempat
pembudidayaan. Pencegahan hama dan penyakit yang muncul disebabkan karena
rendahnya faktor kebersihan bisa dicegah dengan penyemprotan formalin di daerah
sekitar media tanam secara berkala sesuai kondisi.
Prospek penjualan tidak terlalu sulit, bisa langsung tertuju kepada pengepul ataupun
dipasarkan secara mandiri ke pasar dan warga sekitar lingkungan rumah. Ketika masa
panen tiba, dia bisa memasarkan lebih dari 50 kiloan jamur. Harga yang dipatok per kilo
adalah sekitar Rp15.000 rupiah.
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/covid-19/berita-covid19/471
-bisnis-jamur-tiram-tetap-eksis-di-tengah-pandemi

soal PG

selama masa pandemic covid 19 permintaan jamur tiram tetap tinggi dan stabil
serta permintaan volume yang semakin besar.

Dari kalimat tersebut, kita bisa memahami bahwa …. (Pilihan jawaban bisa lebih
dari satu.)
b. Akibat meningkatnya permintaan jamur harga menjadi naik
c. omzet bisnis jamur tiram tetap stabil dan terus eksis di masa pandemi
Covid-19 dengan volume permintaan pasar yang terus meningkat
d. Jamur masih mempunyai potensi yang besar dimasa yang akan datang
e. Jamur mudah dibudidayakan, dengan memangfaatkan tempat-tempat yang
banyak kotoran hewan

Perhatikan gambar berikut ini


Modul IPA Kelas VII

Mengapa di bagian bawah poster ini terdapat informasi situs resmi dan media sosial?  
A. Agar pembaca bisa menelusuri sumber berita dan bisa mendapatkan informasi
lebih banyak. 
B. Agar informasi lebih bagus
C. Sebagai bentuk surat resmi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
D. Lembaga pembuat poster mengikuti tren dan perkembangan zaman

Contoh Soal AKM Literasi bidang IPA Fisika

SEJARAH UKURAN PANJANG


Satuan panjang merupakan salah satu satuan tertua yang dipakai oleh
manusia. Menurut catatan sejarah satuan panjang yang pernah dipakai di Mesir
kuno kira-kira 4000 tahun SM dengan mengambil dasar dari bagian tubuh Raja
Firaun yang disebut lengan. Kemudian satuan tersebut diturunkan menjadi kaki,
jengkal, tangan dan jari (telunjuk). Dengan berbekal pada satuan panjang yang
telah ditetapkan itu Raja Firaun dapat membangun bangunan yang bersejarah
yaitu Piramida.
Di Indonesia sudah sejak lama masing-masing daerah memiliki satuan
ukur panjang sendiri sendiri yang nilainya tidak sama, seperti depa (Jawa),
kilan/jengkal (Jawa, Sumatra), bata/tumbak (Jawa Barat, Jawa Tengah), elo,
Modul IPA Kelas VII

hasta, petak bahu dll. Sebagaimana di Mesir, di Indonesia juga pada Jaman Raja
Syaelendra telah dapat membangun bangunan yang merupakan kejaiban dunia
yaitu Candi Borobudur, Candi Mendut, Roro Jongrang dll.
Di Inggris pada abad XII, Raja Henry I menetapkan satuan panjang yard,
satuan ini didasarkan pda jarak dari ujung hidungnya ke ujung ibu jari saat
tangan dibentangkan. Satuan panjang lainnya dengan nama foot dan inch yang
semuanya biasa disebut sistim Imperial. Satuan-satuan tersebut saat ini masih
ada juga yang menggunakan terutama di negara-negara bekas jajahan Inggris.
 Oleh karena peradaban dan budaya manusia yang makin berkembang
dan meluas dan adanya hubungan antar masyarakat di seluruh dunia, maka
dibutuhkan saling tukar informasi, teknologi, jasa dan perdagangan antar
wilayah, sehingga kebutuhan keseragaman satuan tidak dapat ditawar-tawar lagi.
Dimulai tahun1789 beberapa negara bersepakat di Perancis untuk
mengusahakan penyeragaman satuan Panjang yang bernama Metre atau meter.
Pada tanggal 18 Mei 1790 Dewan Rakyat Perancis mendekritkan untuk
menetapkan besaran panjang yang bernama Metre atau meter. meridian adalah
sebuah garis khayal pada permukaan bumi, tempat kedudukan titik-titik dengan
bujur yang sama, menghubungkan kutub utara dan kutub selatan 1 Meter adalah
sepersepuluh juta dari seperempat meridian bumi yang melalui observatorium
Paris, yang diukur dari Dunkirk (pantai utara Perancis) sampai Barcelona
(Spanyol).
Kemudian para ahli dari Akademi Ilmu Pengetahuan Perancis melakukan
pengukuran yang sebenarnya yang dilakukan dari tahun 1792 sampai 1798 dan
hasilnya adalah diwujudkan berupa satu batang Platinum yang berpenampang
persegi panjang dengan ukuran 25 x 4,05 mm yang berbentuk ukuran ujung,
yang kemudian disebut Metre des Archieves. 1 Meter adalah panjang Metre des
Archieves.
Seorang ahli bernama H Tresca mengusulkan bentuk penampang
melintang meter standar (prototype) yang akan dibuat berbentuk X dengan garis
skala pada bidang netral, dengan alasan: 1. Bentuk penampang melintang X
mempunyai momen inersia yang tinggi dan lebih tahan terhadap perubahan
bentuk. 2. Sedikit menggunakan bahan. 3. Garis skala dapat dibuat pada bidang
netral. Didalam pemakaiannya meter X ini ditumpu pada 2 titik tumpu secara
simetris pada titik Bessel (22,031 cm dari garis masing-masing skala), agar
besarnya lenturan dari jarak kedua garis di bidang netral paling kecil.
Kemudian pada tanggal 20 Mei 1875 beberapa negara telah
menandatangani kesepakatan mengenai meter ini yang dikenal dengan Konvensi
Meter (Convention du Metre). Dengan ditemukannya bentuk X dari bahan
Platina-Iridium, maka definisi 1meter dirubah menjadi: Jarak antara 2 (dua)
garis sumbu Platina- Iridium pada suhu 0o C dan tekanan atmosfir yang disimpan
di gedung BIPM di Sevres dekat Paris.
Pada tahun 1892 Albert Michelson seorang ahli dari Jerman telah berhasil
mengukur panjang gelombang cahaya menggunakan Interferometer ciptaannya
yaitu Sinar Spektrum merah dari lampu Cadmium. Pada tahun 1927 pada sidang
ke 7 CGPM memutuskan untuk memberlakukan definisi Standar meter yang baru
yaitu: Satu meter adalah ukuran yang panjangnya sama dengan ,13 kali panjang
Modul IPA Kelas VII

gelombang spektrum merah dari sumber cahaya lampu (berisi gas inert
Cadmium) yang diukur di atmosfer.
Pada tahun 1960 pada sidang ke 11 CGPM memutuskan untuk
memberlakukan definisi Standar meter yang baru yaitu : Satu meter adalah
panjang yang sama dengan 1.650.763,73 kali panjang gelombang spektrum
cahaya oranye-merah atom krypton-86 dalam sebuah ruang vakum.
Dalam perkembangannya definisi meter dikaitkan dengan kecepatan
cahaya dalam vakum yang besarnya 3 x 108 meter per sekon. Sehingga pada
tahun 1983 ditetapkan definisi meter yang baru pada Sidang ke 17 CGPM:
1meter adalah panjang jarak yang ditempuh seberkas cahaya didalam vakum
dalam waktu 1/299.792.458 sekon. Hingga yang paling akhir adalah Definisi
ulang di tahun 2019 yang merupakan pembaruan terkini dari seluruh Satuan
Internasional, dimana Panjang disimbolkan dengan m, adalah satuan SI
dari panjang. Satuan ini dijabarkan dengan mengambil nilai numerik tetap dari
kecepatan cahaya dalam ruang hampa c sebesar 299.792.458 ketika dinyatakan
dalam satuan m⋅s−1.

Sumber:
https://docplayer.info/247537-Diklat-fungsional-penera-ahli-2011-sejarah-stan
dar-ukuran-panjang.html
Dari bacaan diatas kitab isa Menyusun soal

1. Pertanyaan 1 (level 1 menemukan Informasi)

Soal Pilihan Ganda


Pernyataan berikut ini yang sesuai dengan teks bacaan diatas adalah
a. Di Inggris pada tahun 1600 Raja Henry I menetapkan satuan panjang yard
b. 1 Meter adalah sepersepuluh juta dari seperempat meridian bumi yang
melalui observatorium Paris, yang diukur dari Pusat ibukota Paris sampai
Barcelona.
c. kesepakatan mengenai meter ini yang dikenal dengan Konvensi Meter
(Convention du Metre) dilaksanakan 20 Mei 1875
d. Hasil pengukuran jengkal yang berlaku di Mesir dan di Indonesia akan
menghasilkan pengukuran yang sama.

2. Pertanyaan Level 2 (Interpretasi dan integrasi)


Berdasarkan informasi sejarah Ukuran Panjang diatas, berapa kali satuan
Panjang telah didefinisikan!

3. Pertanyaan Level 3 (Mengevaluasi dan merefleksi)


Tentukan benar/salah pernyataan dibawah ini
No Pernyataan Benar Salah
Modul IPA Kelas VII

1 Ukuran Panjang perlu distandarkan karena interaksi


manusia di seluruh dunia
2 Perubahan definisi meter karena mengikuti trend
yang ada
3 Pada tahun 1798 definisi meter diwujudkan dalam
bentuk batang platinum
4

h. Rangkuman

1. Konten Materi literasi dibagi menjadi literasi teks fiksi dan literi teks informasi.
2. Proses Kognitif literasi meliputi: Menemukan informasi, Menginterpretasi dan
mengintegrasi, Mengevaluasi dan merefleksi.
3. Konteks literasi meliputi: Personal, social budaya, dan saintifik

i. Refleksi
1. Ceklis gambar berikut yang mewakili perasaan Anda setelah mempelajari
materi ini!

2. Apa yang sudah Anda pelajari pada submodul ini?

3. Hal yang menarik dari submodul ini menurut Anda adalah ….


Modul IPA Kelas VII

4. Hal yang tidak menarik dari submodul ini menurut Anda adalah ….

5. Harapan Anda setelah mempelajari submodul ini adalah


Modul IPA Kelas VII

6. Cek Kemampuan
Buatlah 3 soal literasi dengan tiga bentuk soal. Sesuaikan stimulus dengan
jenjangnya!
Modul IPA Kelas VII

F. PENGEMBANGAN MATERI NUMERASI

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari submodul berikut, peserta diharapkan mampu
mengembangkan soal-soal numerasi AKM dengan baik.

2. Materi Pembelajaran
Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur,
fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai
jenis konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan
dunia. Numerasi dimaknai sebagai kemampuan yang dimiliki oleh seseorang dalam
menggunakan pengetahuan matematika yang dimilikinya dalam menjelaskan
kejadian, memecahkan masalah, atau mengambil keputusan dalam kehidupan
sehari-hari. Hal ini dapat membantu peserta didik mengenali peran matematika
dalam kehidupan nyata sehingga dapat membuat penilaian dan keputusan yang
diperlukan serta menjadi manusia bertanggung jawab yang mampu
bernalar/berpikir logis.
Sama halnya dengan literasi, konteks numerasi, juga ada konteks personal
yang berfokus pada aktivitas seseorang, keluarganya, atau kelompoknya. Kemudian
konteks sosial budaya yang berkaitan dengan masalah komunitas atau masyarakat,
baik itu lokal atau daerah, nasional, maupun global, dan konteks saintifik yaitu
berkaitan dengan aplikasi matematika di alam semesta dan isu serta topik yang
berkaitan dengan sains dan teknologi. Adapun, Untuk level kognitif, numerasi ini
sendiri adalah pemahaman (knowing), aplikasi (applying), penalaran (reasoning).
Bentuk soal numerasi AKM sama seperti literasi, yakni terdiri dari pilihan ganda,
pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat, uraian, dan benar salah.

Tabel Komponen Numerasi


Konten Proses Kognisi Konteks
1. Bilangan, meliputi 1. Pemahaman, terdiri dari 1. Personal, aspek yang
representasi, sifat proses memahami fakta, berkaitan dengan
urutan, dan operasi
Modul IPA Kelas VII

beragam jenis prosedur serta alat kepentingan diri secara


bilangan matematika. pribadi.
(cacah, bulat, pecahan, 2. Penerapan, terdiri dari 2. Sosial Budaya, aspek
desimal). proses menerapkan yang berkaitan dengan
2. Pengukuran dan konsep matematika kepentingan antarindividu,
geometri, meliputi dalam situasi nyata yang budaya, dan isu
mengenal bangun bersifat rutin. kemasyarakatan.
datar 3. Penalaran, terdiri dari 3. Saintifik, aspek yang
hingga menggunakan proses bernalar dengan berkaitan dengan isu,
volume dan luas konsep matematika aktivitas, serta fakta
permukaan dalam untuk menyelesaikan ilmiah baik yang telah
kehidupan sehari-hari. masalah bersifat dilakukan
Juga menilai nonrutin. maupun futuristic
pemahaman peserta
didik tentang
pengukuran panjang,
berat, waktu, volume
dan debit, serta
satuan
luas menggunakan
satuan baku.
3. Data dan
ketidakpastian,
meliputi
pemahaman,
interpretasi serta
penyajian data
maupun
peluang.
4. Aljabar, meliputi
persamaan dan
pertidaksamaan,
relasi
dan fungsi (termasuk
pola bilangan), serta
rasio dan proporsi

Kecakapan dalam bernumerasi ini sangat diperlukan karena kehidupan di


abad 21 lebih membutuhkan kemampuan berpikir yang menggunakan
konsep-konsep di atas untuk mengambil keputusan. Adapun, dalam pelajaran
matematika sendiri, numerasi sangat dibutuhkan ketika peserta didik dituntut
untuk:
1) Mengaplikasikan konsep dan keterampilan matematika (bilangan, bentuk, dan
ruang, fungsi dan hubungan, ketidakpastian dan data), sehingga mampu
Modul IPA Kelas VII

menyelesaikan masalah praktis dalam berbagai konteks kehidupan sehari-hari,


baik dalam hal pribadi, sosial, atau dan ilmiah.
2) Menganalisis dan menginterpretasi informasi dalam berbagai bentuk (grafik,
tabel, bagan) untuk memprediksi dan mengambil keputusan.
Pada mata pelajaran selain matematika, prinsipnya tetap sama dengan
matematika, tetapi pengembangan aktivitas belajar untuk penguatan kompetensi
numerasi peserta didik dilakukan secara terintegrasi dengan aktivitas untuk
menguatkan capaian kompetensi dasar mata pelajaran.
Tuntutan kepada peserta didik dalam penguatan kompetensi numerasi adalah:
1) Mengumpulkan - menyajikan data dalam bentuk grafik, tabel – menganalisis dan
menafsirkan data untuk mengambil keputusan.
2) Menggunakan pola, lokasi, dan kemampuan spasial/ruang untuk mendesain
produk.
3) Mengajukan hipotesis/kesimpulan berdasarkan generalisasi yang dibuat dari
data.
4) Menggunakan rumus.
Menurut (Sani, 2021), level kognitif numerasi AKM dibagi menjadi tiga level,
yakni: 1) mengetahui (knowing), 2) menerapkan (applying), 3) menalar (reasoning),
dengan deskripsi dari masing-masing level sebagi berikut:
1) Mengetahui (Knowing)
Level kognitif ini mencakup kemampuan pengetahuan peserta didik tentang
fakta, proses, konsep, dan prosedur. Kata kunci yang digunakan adalah
mengingat, mengidentifikasi, mengklarifikasi, menghitung,
mengambil/memperoleh, dan mengukur.
Aspek Mengetahui Contoh
Mengingat Mengingat definisi, sifat bilangan, unit pengukuran,
sifat, bentuk geometri, notasi bilangan
Mengidentifikasi - Mengidentifikasi bilangan, ekspresi, kuantitas,
dan bentuk.
- Mengidentifikasi identitas yang secara
sistematis setara (seperti: desimal, persentase,
dan pecahan)
Modul IPA Kelas VII

Mengklarifikasi Mengklasifikasikan bilangan, ekspresi, jumlah, dan


bentuk-bentuk yang memiliki sifat serupa.
Menghitung Melakukan prosedur algoritma: penambahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian serta
kombinasinya, melakukan prosedur aljabar yang
efektif.
Memperoleh Mengambil/memperoleh informasi dari bagan,
tabel, teks, atau sumber-sumber yang lain.
Memperoleh Menggunakan instrumen pengukur dan memilih
unit yang tepat

2) Menerapkan (Applying)
Level kognitif ini mencakup peserta didik dalam menerapkan pengetahuan dan
pemahaman matematika terkait fakta-fakta, relasi, proses, konsep, prosedur, dan
metode pada konteks situasi nyata untuk menyelesaikan masalah atau menjawab
pertanyaan. Kata kunci yang digunakan adalah memilih atau menentukan,
menyatakan atau membuat model, menerapkan/melaksanakan, dan
menafsirkan.
Aspek Menerapkan Contoh

Memilih Strategi Menentukan operasi, strategi dan aturan yang sesuai


dan efisien untuk memecahkan masalah dunia nyata
yang dapat diselesaikan dengan menggunakan berbagai
metode
Menyatakan Menyajikan data dalam tabel atau grafik, merumuskan
persamaan, pertidaksamaan, gambar geometris, atau
diagram yang memodelkan suatu masalah, membangun
sebuah representasi dari hubungan matematika yang
diberikan.
Menerapkan Menerapkan/melaksanakan strategi dan operasi untuk
memecahkan masalah dunia nyata yang berkaitan
dengan konsep dan prosedur matematika yang dikenal
Menafsirkan Memberikan interpretasi atau tafsiran terhadap
penyelesaian masalah yang diperoleh.

3) Menalar (Reasoning)
Modul IPA Kelas VII

Level kognitif ini mencakup kemampuan penalaran peserta didik dalam


menganalisis data dan informasi, membuat kesimpulan, dan memperluas
pemahaman mereka dalam situasi baru. Situasi baru tersebut mungkin
merupakan situasi yang tidak diketahui sebelumnya atau konteks yang lebih
kompleks. Kata kunci yang digunakan adalah menganalisis, memadukan
(mensistensi), mengevaluasi, menyimpulkan, dan membuat justifikasi
(argumen).

Aspek Penalaran Contoh


Menganalisis Menentukan, menggambar atau menggunakan
hubungan dalam bilangan, enskripsi, jumlah, dan
bentuk.
Memadukan Menghubungkan elemen, pengetahuan yang berbeda,
menghubungkan representasi untuk memecahkan
masalah.
Mengevaluasi Menilai strategi pemecahan masalah dan solusi
alternatif
Menyimpulkan Membuat kesimpulan yang valid berdasarkan
informasi dan fakta
Membuat justifikasi Membuat argumen matematis untuk mendukung
klaim

5. Kemampuan Belajar (Learning Progresif) Numerasi


Learning progression (kemampuan belajar) merupakan urutan atau tahapan
pembelajaran yang berkesinambungan. Kesinambungan tersebut mencakup aspek
karakteristik, keluasan, dan kedalaman materi pembelajaran dalam setiap jenjang
pendidikan. Ruang lingkup materi harus dirumuskan berdasarkan perkembangan
peserta didik sehingga konsep keilmuan yang dipelajari sejalan dengan
perkembangan peserta didik. Implementasi pembelajaran harus disejajarkan
dengan dengan kemampuan peserta didik dalam rangka penguasaan kompetensi
yang berjenjang.
Dalam pelaksanaan AKM, learning progression berhubungan dengan
kesinambungan antarjenjang. Kesinambungan tersebut mencakup aspek konten
teks, level kognitif (kompetensi) yang diukur, dan indikator yang akan ditanyakan
Modul IPA Kelas VII

dalam soal AKM. Artinya harus ada perbedaan isi dan konteks bacaan, level kognitif,
dan indikator yang diukur, dimulai dari level 1 (level terendah) menuju ke level 6
(level tertinggi).
Tabel Learning Progresif Numerasi
Rincian Kompetensi Kelas VII dan VIII

No Kompetensi No. Sub-Kompetens No. Rincian Kompetensi


. i
1 Bilangan 1 Representasi a Memahami bilangan bulat khususnya bilangan
bulat negatif

b Menyalakan bilangan desimal dengan dua angka


di belakang koma dan persentase dalam bentuk
pecahan, atau sebaliknya

c Mengetahui posisi bilangan desimal dengan dua


angka di belakang koma pada garis bilangan serta
posisi bilangan bulat termasuk billangan
bulat negatif

2 Sifat Urutan a Mengurutkan beberapa bilangan yang dinyatakan


dalam bentuk berbeda
3 Operasi a Menghitung hasil penjumlahan /pengurangan
perkalian/pembagian pecahan atau bilangan
desimat termasuk menghitung kuadrat dan kubik
dari suatu bilangan desimal dengan satu angka di
belakang koma serta Operasi pada bilangan bulat
termasuk bilangan bulat negatif
2 Geometri dan 1 Bangun a Menghitung luas bangun datar (komposit)
Pengukuran Geometri

b Memahami sifat-sifat bangun datar hubungan


antara bangun datar serta dapat menggunakan
Teorema Pythagoras
c Mengenal limas, kerucut, dan bola
d Menghitung volume bangun ruang dan luas
permukaan (balok, kubus, prismasegitiga, tabung,
dan bentuk kompositnya)
2 Pengukuran a Mengenal dan menggunakan satuan kecepatan
dan debit
3 Aljabar 1 Persamaan dan a Menyelesaikan persamaan linier satu variable dan
Pertaksamaan dua variable dalam masalah sehari-hari
b Menyelesaikan pertidaksamaan linear satu
variable
2 Pola Bilangan, a Menentukan suku ke-n pada suatu pola bilangan
Relasi, dan sederhana.
Fungsi b Memahami pola pada barisan bilangan dan
konfigurasi obyek
c Memahami fungsi linier dan grafis, serta
sifat-sifatnya
Modul IPA Kelas VII

3 Rasio dan a Menggunakan rasio/skala untuk menentukan


Proporsi nilai/bilangan yang tidak diketahui.
b Memecahkan masalah aritmetika social yang
terkait dengan rasio/persentase
4 Data dan 1 Data dan a Membaca (= memetik informasi dan) data yang
Ketidakpastian Representasinya disajikan dalam bentuk tabel diagram batang, dan
diagram lingkaran (termasuk pula cara
pengumpulan data dan cara penyajiannya)
b Menentukan dan menggunakan mean, median,
dan modus
2 Ketidakpastian a Menghitung peluang kejadian sederhana

Contoh soal numerasi

Contoh soal Bagian 1


Perhatikan informasi grafis dan teks dibawah ini

Sistem Bumi (permukaan daratan, samudra dan atmosfer) menerima


energi matahari sebanyak 340 Joule per detik per meter persegi atau 340
Watt per meter persegi. Bayangkan, luas ruang dengan ukuran 1 m x 1 m
diterangi oleh cahaya lampu dengan daya 240 Watt. Dalam kehidupan
sehari-hari ruang berukuran 1,5 m x 1,5 m sudah cukup terang dengan
lampu berukuran 7 Watt
Modul IPA Kelas VII

Diskusi singkat: Pada tahun 2019 kebutuhan energi dunia, yaitu energi
untuk penggunaan listrik, adalah 584 exajoule atau 584 x 1018 Joule.
Pikirkan cara menghitung energi matahari yang mencapai bumi selama
setahun. Berapa perbandingan antara kebutuhan energi dunia dengan
energi dari matahari selama setahun. Petunjuk: Tentukan waktu satu
tahun dalam detik dan luas permukaan bumi dengan jari-jari 6340 km.

Pertanyaan-pertanyaan Numerasi
a. Soal-soal Pemahaman

1. Berapa banyak radiasi matahari per detik per meter persegi yang diserap
oleh lautan dan daratan?

47% x 340 = 159,8 Watt per meter persegi

2. Berapa banyak radiasi matahari per detik per meter persegi yang
dipantulkan oleh awan?

17% x 340 = 5,780 Watt per meter persegi

3. Berapa banyak radiasi matahari per detik per meter persegi yang
dilepaskan lewat kalor laten?

24% x 340 = 81,6 Watt per meter persegi

4. Berapa banyak radiasi matahari per detik per meter persegi yang
dilepaskan oleh samudra dan daratan?

47% x 340 = 159,8 Watt per meter persegi

(Sumber: Susanto Dicky, dkk. 2021)

Contoh soal Bagian 2


Soal-soal yang disajikan dibawah ini merupakan soal numerasi Aljabar dengan
kompetensi yang diukur menyelesaikan pertaksamaan linier 1 variabel atau
system persamaan linier 2 variabel. Soal -soal ini juga bisa diadopsi mata pelajaran
IPA untuk materi Gerak.

Perhatikan soal dibawah ini yang bersumber dari


https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/

Masyarakat sudah dimudahkan dengan tersedianya berbagai layanan angkutan


seperti KRL (Kereta Rel Listrik), MRT Jakarta (Moda Raya Terpadu Jakarta),
maupun transportasi online. Biaya yang ditarifkan menyesuaikan dengan jarak
Modul IPA Kelas VII

yang ditempuh pengguna layanan. Melalui mesin pencarian maps, seseorang dapat


melihat berbagai pilihan untuk menuju suatu tempat. Seperti tabel di bawah ini.

KRL
(Dari tujuh stasiun perhentian KRL Rawa Buntu - Tanah Abang, empat yang
ditampilkan)

SOAL-SOAL YANG BISA DISUSUN

SOAL 1
Adi akan berangkat dari Rawa Buntu ke Fatmawati. Berapakah biaya minimal yang
akan dikeluarkan Adi?

SOAL 2
Jika memperhitungkan waktu, berapakah waktu paling sedikit yang diperlukan Adi
untuk tiba di Fatmawati dari Rawa Buntu? Dan jam berapa tiba di Fatmawati
Modul IPA Kelas VII

4. Rangkuman

a. Numerasi adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur,


fakta, dan alat matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada
berbagai jenis konteks yang relevan.
b. Tuntutan kepada peserta didik dalam penguatan kompetensi numerasi
adalah:
- Mengumpulkan - menyajikan data dalam bentuk grafik, tabel –
menganalisis dan menafsirkan data untuk mengambil keputusan.
- Menggunakan pola, lokasi, dan kemampuan spasial/ruang untuk
mendesain produk.
- Mengajukan hipotesis/kesimpulan berdasarkan generalisasi yang
dibuat dari data.
- Menggunakan rumus.
c.

5. Refleksi
i. Ceklis gambar berikut yang mewakili perasaan Anda setelah mempelajari
materi ini!

ii. Apa yang sudah Anda pelajari pada submodul ini?

iii. Hal yang menarik dari submodul ini menurut Anda adalah ….
Modul IPA Kelas VII

iv. Hal yang tidak menarik dari submodul ini menurut Anda adalah ….

v. Harapan Anda setelah mempelajari submodul ini adalah ….

6. Cek Kemampuan
Buatlah 3 soal numerasi dengan tiga bentuk soal. Sesuaikan stimulus dengan
jenjangnya!
Modul IPA Kelas VII

G. PENGEMBANGAN MATERI KARAKTER

1. Tujuan Pembelajaran
Setelah mempelajari submodul berikut, peserta diharapkan mampu
menerapkan karakter Pancasila yang sesuai terhadap setiap pengembangan materi
dalam pembelajaran di kelas.

2. Materi Pembelajaran
Apa kabar hari ini? Mudah-mudahan rekan semua dalam keadaan sehat
walafiat, aamiin. Pada kegiatan belajar berikut, kita akan menguatkan
pengembangan karakter yang telah dilaksanakan oleh satuan pendidikan.
Prasyarat mempelajari kegiatan belajar ini adalah memahami isi Perpres Nomor
87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter, Permendikbud Nomor 21
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti dan Permendikbud Nomor 20
Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter pada satuan pendidikan
formal.
Isi dari Perpres Nomor 87 tahun 2017 pasal 1: Penguatan Pendidikan
Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan pendidikan di bawah
tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat karakter peserta didik
Modul IPA Kelas VII

melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir, dan olah raga dengan pelibatan
dan kerja sama antara satuan pendidikan, keluarga, dan masyarakat sebagai
bagian dari Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM). Selanjutnya pasal 3
menyatakan: PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam
pendidikan karakter terutama meiiputi nilai-nilai religius, jujur, toleran, disiplin,
bekerja keras, kreatit mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan,
cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca,
peduli lingkungan, peduli sosial, dan bertanggungiawab.
Tujuan dari PPK yang tercantum pada pasal 2 yaitu:
1) Membangun dan membekali Peserta Didik sebagai generasi emas Indonesia
Tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter yang baik guna
menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
2) Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan pendidikan
karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan pendidikan bagi Peserta
Didik dengan dukungan pelibatan publik yang dilakukan melalui pendidikan
jalur formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan keberagaman
budaya Indonesia.
3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik, tenaga
kependidikan, peserta didik, masyarakat, dan lingkungan keluarga dalam
mengimplementasikan PPK.
Penyelenggaraan PPK pada satuan pendidikan dapat dilakukan melalui tiga
cara yaitu: intrakurikuler, kokurikuler, dan ekstrakurikuler. PPK dalam kegiatan
intrakurikuler merupakan penguatan nilai-nilai karakter melalui kegiatan
penguatan materi pembelajaran, metode pembelajaran sesuai dengan muatan
kurikulum. Pada kegiatan kokurikuler dilaksanakan pada pendalaman dan/atau
pengayaan kegiatan intrakurikuler sesuai muatan kurikulum. Sedangkan kegiatan
ekstrakurikuler penguatan nilai-nilai karakter dalam rangka perluasan potensi,
bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerja sama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal. Kegiatan ekstrakurikuler ini meliputi kegiatan krida, karya ilmiah,
latihan olah bakat/olah minat, dan kegiatan keagamaan, serta kegiatan penghayat
Modul IPA Kelas VII

kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
PPK diterapkan di satuan pendidikan dengan mengoptimalkan fungsi
kemitraan tripusat pendidikan yang meliputi sekolah, keluarga dan masyarakat.
Penyelenggaraan PPK yang mengoptimalkan fungsi kemitraan tripusat pendidikan
dilaksanakan dengan pendekatan berbasis: kelas, budaya sekolah, dan masyarakat.
Pendekatan berbasis kelas dapat dilakukan dengan; (1) mengintegrasikan
nilai-nilai karakter dalam proses pembelajaran secara tematik atau terintegrasi
dalam mata pelajaran sesuai dengan isi kurikulum; (2) merencanakan pengelolaan
kelas dan metode pembelajaran/pembimbingan sesuai dengan karakter peserta
didik; (3) melakukan evaluasi pembelajaran/pembimbingan; dan (4)
mengembangkan kurikulum muatan lokal sesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik. Penyelenggaraan PPK
dengan pendekatan berbasis budaya sekolah sebagaimana dilakukan dengan: (1)
menekankan pada pembiasaan nilai-nilai utama dalam keseharian sekolah; (2)
memberikan keteladanan antarwarga sekolah; (3) melibatkan seluruh pemangku
kepentingan pendidikan di sekolah; (4) membangun dan mematuhi norma,
peraturan, dan tradisi sekolah; (5) mengembangkan keunikan, keunggulan, dan
daya saing sekolah sebagai ciri khas sekolah; (6) memberi ruang yang luas kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi melalui kegiatan literasi; dan (7)
khusus bagi peserta didik pada satuan pendidikan jenjang pendidikan dasar atau
satuan pendidikan jenjang pendidikan menengah diberikan ruang yang luas untuk
mengembangkan potensi melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Penyelenggaraan PPK berbasis masyarakat dilakukan dengan cara: (1)
memperkuat peranan orang tua sebagai pemangku kepentingan utama pendidikan
dan Komite Sekolah sebagai lembaga partisipasi masyarakat yang menjunjung
tinggi prinsip gotong royong; (2) melibatkan dan memberdayakan potensi
lingkungan sebagai sumber belajar seperti keberadaan dan dukungan pegiat seni
dan budaya, tokoh masyarakat, alumni, dunia usaha, dan dunia industri; dan (3)
mensinergikan implementasi PPK dengan berbagai program yang ada dalam
Modul IPA Kelas VII

lingkup akademisi, pegiat pendidikan, lembaga swadaya masyarakat, dan lembaga


informasi.
Pelaksanaan penguatan pendidikan karakter oleh satuan pendidikan
sudah diterapkan sejak berlakunya Kurikulum 2013. Untuk mengukur ketercapain
penguatan pendidikan karakter tersebut mulai tahun 2021 dilaksanakan Asesmen
Kompetensi Minimal (AKM) dengan menjawab soal literasi dan numerasi dan
menjawab soal survei karakter. Survei karakter dan lingkungan belajar mengukur
luaran belajar yang lebih bersifat sosial emosional, serta kualitas proses
belajar-mengajar di tiap sekolah. Survei karakter tersebut akan dijadikan tolok
ukur untuk bisa memberikan umpan balik atau feedback ke sekolah-sekolah agar
dapat menciptakan lingkungan sekolah yang membuat peserta didik lebih
bahagia dan lebih kuat dalam memahami dan menerapkan asas pancasila.
Karakter adalah seperangkat perilaku yang menentukan sosok seseorang
sebagai individu. Terdapat dua domain dari karakter: karakter kinerja (soft skills)
dan karakter moral. Karakter yang akan dinilai adalah keduanya, meliputi
keterampilan sosial-emosional-etis-spiritual peserta didik. Selain itu juga
dilakukan survei lingkungan belajar untuk mengetahui iklim sekolah dan iklim
belajar yang memengaruhi hasil belajar peserta didik. Survei karakter akan dinilai
melalui cara self assessed (metode penilaian diri) kepada peserta didik peserta
AKM.
Survei karakter adalah upaya untuk mengetahui kondisi ekosistem
karakter para murid di sekolah terkait apakah azas Pancasila benar-benar
dirasakan para murid dalam interaksi di sekolah. Ini kompetensi minimum
kompetensi dasar yang dibutuhkan murid untuk bisa belajar apa pun materinya.
Survei karakter menjadi tolok ukur yang bisa memberikan umpan balik bagi
sekolah dalam melakukan perubahan. Survei karakter yang dirancang untuk
mengukur capaian peserta didik dari hasil belajar sosial-emosional yang
merupakan pilar karakter untuk mencetak Profil Pelajar Pancasila. Karakter
Pelajar Pancasila yang ingin dicapai dalam pelaksanaan survei karakter adalah
Modul IPA Kelas VII

beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, kreatif, dan gotong royong.
Bentuk soal survei karakter bagian dari Asesmen Kompetensi Minimal
bukan dalam bentuk tes. Peserta didik menjawab sejumlah pertanyaan yang
sifatnya personal, yang berhubungan dengan opini dan perilaku murid dengan
topik seperti gotong royong dan Bhinneka Tunggal Ika. Soal survei didesain
sebagai alat ukur yang dijawab murid secara personal, sehingga hasil dari survei
tersebut dapat menggambarkan potret sesungguhnya dari karakter para murid di
sekolah. Hasil survei ini tidak digunakan untuk menilai murid sebagai individu,
tetapi untuk menilai keberhasilan sekolah dalam pengembangan karakter.
Karakter Pelajar Pancasila yang ingin dicapai dalam pelaksanaan survei karakter
adalah beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia,
berkebhinekaan global, mandiri, bernalar kritis, kreatif, dan gotong royong dapat
dijelaskan pada tabel berikut:

Tabel Karakter Pelajar Pancasila

No Karakter Uraian
Beriman dan bertakwa Karakter akhlak mulia yang dimiliki pelajar
kepada Tuhan Yang Maha pancasila dari moralitas yang terpancar dari
Esa serta berakhlak mulia setiap Pribadi Pelajar Pancasila. Pelajar
Pancasila mengerti tentang itu keadilan sosial,
1 spiritualitas, punya rasa cinta kepada agama,
manusia, dan cinta kepada alam. Dengan akhlak
yang mulia Pelajar Pancasila bisa berperilaku
baik kepada masyarakat dan lingkungan di
sekitarnya.
Modul IPA Kelas VII

Berkebhinekaan global Berkebhinekaan global ini artinya Pelajar


Pancasila bisa menerima perbedaan, tanpa rasa
menghakimi, dan tidak merasa dirinya atau
kelompoknya dia lebih baik dari kelompok lain.
2
Pelajar Pancasila akan bersaing di masa kini
dan masa depan. Mereka tidak hanya bersaing
di panggung Indonesia, melainkan juga
panggung dunia.
Kemandirian Kemandirian itu bertumpu pada growth
mindset, yaitu suatu filsafat bahwa dirinya bisa
menjadi lebih baik, kalau terus berusaha
sehingga ingin terus mencari informasi lebih
3 banyak, harus bekerja keras karena ingin
menjadi lebih baik. Pelajar Pancasila terdorong
dengan motivasi internal dari dalam hatinya
atau motivasi eksternal yang harus terus
didorong dari luar.
Gotong Royong Gotong royong ini penting karena saat ini tidak
akan ada pekerjaan, dan aktivitas yang tidak
membutuhkan gotong royong, tak
membutuhkan kolaborasi apalagi di era
globalisasi. Pelajar Pancasila mengetahui cara
4 gotong royong, cara berkolaborasi dan
bekerjasama sesamanya. Untuk mencapai
karakter Pelajar Pancasila mengembangkan
pembelajaran yang melatih jiwa gotong
royong dan kolaborasi para Pelajar Pancasila.
Kreativitas Pelajar Pancasila memiliki kemampuan bukan
hanya memecahkan masalah, tetapi untuk
menciptakan hal-hal secara proaktif dan
5 independen untuk menemukan cara-cara lain
dan berbeda untuk bisa berinovasi dalam
sehari-harinya.

Bernalar Kritis Bernalar kritis adalah kemampuan


menganalisis dan kemampuan memecahkan
masalah-masalah yang nyata. Kemampuan
6 untuk berpikir secara kritis dan menimbang
berbagai solusi untuk suatu permasalahan
adalah wujud konkret dari bernalar kritis.
Modul IPA Kelas VII

Gambar. Profil Pelajar Pancasila


(https://cerdasberkarakter.kemdikbud.go.id/profil-pelajar-pancasila/)

Berdasarkan uraian karakter Pelajar Pancasila di atas, seyogianya satuan


pendidikan mengembangkan dalam: intrakurikuler, kokurikuler, dan
ekstrakurikuler. Fokus pengembangan karakter peserta didik yang dilakukan
satuan pendidikan untuk mencapai profil Pelajar Pancasila. Intrakurikuler,
kokurikuler, dan ekstrakurikuler. Keberhasilan satuan pendidikan dalam
mengembangkan karakter di sekolah dapat dilihat dari hasil survei karakter yang
dijawab peserta didik pada saat pelaksanaan Asesmen Kompetensi Minimal
(AKM).
Modul IPA Kelas VII

7. Rangkuman

Pelajar Pancasila adalah perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang


hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila, dengan enam ciri utama:

a) Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia,

b) Berkebinekaan global,

c) Bergotong royong,

d) Mandiri,

e) Bernalar kritis, dan

f) Kreatif,

8. Refleksi

1. Ceklis gambar berikut yang mewakili perasaan Anda setelah mempelajari


materi ini!

2. Harapan Anda setelah mempelajari submodul ini adalah ….


Modul IPA Kelas VII

9. Cek Kemampuan
Telaah Soal Survei Karakter

Tujuan:
Peserta dapat menelaah contoh penilaian diri dari survei karakter yang tersedia.

Karakter
No Contoh Survei Karakter Bentuk Alasan
Pelajar
soal
Pancasila

1 Saat istirahat sekolah Andika pergi ke Taman sekolah


untuk menikmati udara segar dan menikmati bekal
yang dibawa dari rumah. Saat sedang duduk dia
melihat Dudung membuang sampah bukan pada
tempatnya. Apa yang sebaiknya dilakukan Andika
A. Menegur dudung dan membuang sampah
semabrangan untuk membuang sampah pada
tempatnya
B. Melaporkan Dudung Ke kepala sekolah
C. Memberi tahu teman-temannya jika Dudung
membuang sampah semabarangan
D. Memarahi Dudung yang telah membuang sampah
semabarangan
2 Kamu memili teman yang berbeda keyakinannya.
Pada suatu saat kamu sebagai teman dekatnya
diundang untuk menghadiri pesta merayakan
keberhasilannya mengikuti lomba robotika. Sikap
kamu adalah….
A. Menolak dengan Halus
B. Datang memenuhi undangan
C. Tidak mengahdiri undangannya
D. Memberi ucapan selamat lewat istagram
3 Terjadi kebakaran salah satu rumah yang padat
penduduknya sehingga menimbulkan kepanikan
penduduk sekitar rumah tersebut. Api membesar
menjilat seluruh bangunan rumah dan menjalar di
rumah yang berada di dekatnya. Pemadam kebakaran
datang di saat bangunan rumah tersebut hampir habis
terbakar. Rumah yang berada di sekitarnya sebagian
terkena dampak walau tidak separah rumah yang
terbakar. Tindakan yang dilakukan sebagai penduduk
yang berada dekat dengan peristiwa tersebut adalah
....
Modul IPA Kelas VII

A. membantu penduduk sekitar kejadian


menyelamatkan barang-barang rumah tangga
B. diam di rumah hanya karena ketakutan
C. menjadi reporter untuk mewancarai penduduk
sekitar kejadian dan melaporkan ke media
D. membuat video peristiwa tersebut kemudian di
upload di media sosial
4 Pada suatu Pagi Anda akan berangkat sekolah
menggunakan ojek, anda terburu-buru karena waktu
sudah menunjukkan pukul 07.00 dimana tanda bel
masuk sudah berbunyi. Saat motor ojek yang anda
tumpangi melewati perempatan jalan bertepatan
dengan lampu merah menyala, dengan demikian
abang Ojek menghentikan laju motornya. Apa yang
akan anda lakukan ?
A. Meminta abang ojek tetap menjalankan
motornya biar tidak terlalu terlambat sekolah
B. Bersabar hingga lampu hijau menyala
C. Meminta abang ojek untuk mendorong
motornya menyeberang jalan biat tidak ditilang
D. Marah-marah karena lampu lalu linta
menghambat menuju sekolah
Warga komplek perumahan Madani sedang
bermusyawarah terkait pembangunan fasilitas umum
yaitu taman bermain untuk anak-anak. Sebagai warga
yang aktif di kepengurusan RT Pak Dendi
menyampaikan usulan bentuk taman yang akan
dibuat. Akan tetapi Sebagian besar Wara menolak
usulannya. Sikap yang sebaiknya ditunjukkan Pak
dani adalah ….
Pilihlah jawaban yang sesuai. kamu dapat memilih
lebih dari satu jawaban
o Sebagai pengurus RT Pak dendi memaksakan
usulannya ke warga
o Menerima dengan lapang dada karena
usulannya tidak diterima warga
o Menyampaiakn usulannya dengan etika yang
baik
o Meminta izin kepada Pak RT untuk
meninggalkan rapat
o Melaksanakan hasil musyawarah dengan
penuh tanggung jawab
Modul IPA Kelas VII

Pada masa Pandemi Covid 19 kegiatan pembelajaran


dilakukan di Rumah masing-masing. Pada suatu hari
Guru Pelajaran IPA mengadakan penilaian Harian,
melalui aplikasi elearning. setelah soal dibagikan
kepada anggota kelas, anda melihat di group WA
teman-teman saling bertukar jawaban, dan saling
mencotek. Padahal Guru IPA sudah melarang untuk
mencotek atau bertukar jawaban. Apa yang akan anda
lakukan terhadap teman-teman di group ?
Modul IPA Kelas VII

@IGI_IKATAN GURU INDONESIA1


Modul IPA Kelas VII

Daftar Pustaka

Ariyana Yoki, dkk. 2018. Buku Pegangan Pembelajaran Berorientasi pada Keterampilan
Berpikir Tingkat Tinggi. Jakarta: Kemdikbud
Ayuk Ratna Puspaningsih, Elizabeth Tjahjadarmawan, Niken Resminingpuri Krisdianti.
2021. Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Kemdikbudristek
Dewayani Sofie. 2021. Inspirasi Pembelajaran yang menguatkan literasi Pada Mata
Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama. Jakarta;
Kemdikbud.
Pratama Adji dan Juanda Anda. 2020. Pembelajaran Berbasis Aktivitas SMP kelas 7. Jakarta;
Kemdikbud
Susanto Dicky, dkk. 2021. Inspirasi Pembelajaran yang Menguatkan Numerasi pada Mata
Pelajaran PA, IPS, PJOK dan Seni Budaya untuk Jenjang Sekolah Menengah Pertama.
Jakarta: Kemdikbud.
Tim Pusat Penilaian dan pembelajaran. 2020. AKM dan Implikasinya pada Pembelajaran.
Jakarta: Kemdikbud.
Tim Pusat Penilaian dan pembelajaran. 2020. Lembar Tanya Jawab Asesmen Nasional.
Jakarta: Kemdikbud.
Tim Pusat penilaian. 2020. Desain Pengembangan Soal Asesmen Kompetensi Minimum 2020.
Jakarta: Kemdikbud

Website

https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm/
https://retizen.republika.co.id/posts/10374/karakter-sains-abad-21-dalam-pelajaran-t
ematik-sekolah-dasar
http://www.cuacajateng.com/angindaratdananginlaut.htm
STELR Projeck Buku untuk Siswa, di download di
https://docplayer.info/31370770-Stelr-program-terintegrasi-buku-siswa.html
http://ditsmp.kemdikbud.go.id/pemanasan-global-dan-dampak-buruknya-bagi-kehidup
an-bumi/
https://www.bmkg.go.id/iklim/?p=ekstrem-perubahan-iklim
https://www.gatra.com/detail/news/470494/teknologi/katherine-johnson-jenius-di-ba
lik-capaian-manusia-ke-bulan
https://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20210714160323-85-667697/semua-pemba
ngkit-listrik-ri-gunakan-energi-bersih-pada-2060.
https://pse.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php/covid-19/berita-covid19/471-bisnis
-jamur-tiram-tetap-eksis-di-tengah-pandemi
https://docplayer.info/247537-Diklat-fungsional-penera-ahli-2011-sejarah-standar-uku
ran-panjang.html

@IGI_IKATAN GURU INDONESIA2

Anda mungkin juga menyukai