Anda di halaman 1dari 2

UJIAN TENGAH SEMESTER

Nama : Hari Rival Herdiana


NPM : 41154030210008
Kelas : PGSD C-01
Mata Kuliah : Pendidikan Budaya dan Sastra Sunda di SD
Hari/Tanggal : Rabu, 05 April 2023

Dosen : Ace Iwan Suryawan, S.Pd.,M.Hum

Soal
1. Mengapa Bahasa Sunda atau Budaya Sunda perlu di ajarkan ke siswa Sekolah Dasar?
2. Apa makna “silih asah silih asih silih asuh”
3. Jelaskan apa yang dimaksud dengan “Leuleus jejer liat tali”
4. Sebutkan kecap-kecap yang termasuk kecap rajekan
Jawaban
1. Pembelajaran bahasa Sunda di Sekolah Dasar yaitu untuk menumbuhkan rasa bangga dan
menghargai bahasa Sunda sebagai bahasa daerah, memberikan anak pemahaman tentang
bahasa Sunda secara utuh baik dari segi makna, fungsi, dan kemampuan menggunakan
bahasa Sunda dengan tepat, baik ,serta sesuai dengan aturan.
Intinya menumbuhkan kecintaan terhadap budaya daerah sendiri, dan sebagaimana budaya
itu harus di wariskan, agar citra dari budaya kita tidak hilang.

2. Silih asih, silih asah, dan silih asuh merupakan salah satu kearifan lokal suku Sunda yang
dijadikan sebagai pandangan hidup dan memiliki arti yaitu silih yang berarti saling, asih
memiliki arti mengasihi, asah memiliki arti saling membimbing atau mencerdaskan, dan
asuh yaitu saling membimbing.

3. Kalimat "leuleus jeujeur liat tali" merupakan salah satu peribahasa yang ada dalam bahasa
Sunda. Arti dari peribahasa "leuleus jeujeur liat tali" adalah "bijaksana dalam memutuskan
segala perkara atau masalah" atau "penuh pertimbangan, penyabar, tidak cepat marah atau
emosi". Arti konotatif tersebut sesuai dengan arti denotatifnya.
Arti konotatif adalah arti kiasan, arti denotatif adalah arti sebenarnya seperti yang ada
dalam kamus. Dalam bahasa Sunda, leuleus artinya lentur, jeujeur adalah tangkai untuk
memancing ikan, liat artinya kenyal kuat, tali adalah tali. Jadi, arti denotatif dari peribahasa
tersebut adalah tangkai pancing yang lentur tali yang kenyal dan kuat.
4. Kecap Rajekan bisa diartikan sebagai kata ulang atau kata yang disebut dua kali (ada juga
yang tiga kali), baik sebagian suku katanya maupun seluruh bentuk dasarnya.
• Kecap rajekan dwimurni : mobil-mobil, motor-motor, jalma-jalma. Contoh kecap
rajekan dwimurni make rarangken: papelong-pelong, paanteur-anteur, pasedek-
sedek.
• Kecap rajekan dwireka : tual-toel pulang-pelong. Contoh kecap rajekan dwireka
make rarangken : dicurat-coret, diulang-alung.
• Kecap rajekan dwipurwa : tatajong, beberesih. Contoh kecap rajekan dwipurwa
make rarangken : momobilan, momotoran.
• Kecap rajekan trilingga : tang-ting-tung, brat-bret-brot, dat-dit-dut, prat-pret-prot,
trang-tring-trung,

Anda mungkin juga menyukai