Kelas : 19 Akuntansi A
NPM : 194020034
Matakuliah : Budaya Sunda
Quiz
1. Bagaimana menurut pendapat Anda mengenai perkembangan budaya daerah dalam budaya
Nasional?
Jawab:
Menurut saya perkembangan budaya daerah dalam budaya nasional merupakan suatu
warisan budaya atau ciri khas dari masing-masing daerah yang memiliki sifat berbeda dari
setiap daerahnya. Salah satu contohnya adalah negara kita sendiri yaitu Indonesia yang
mempunyai beraneka ragam kebudayaan, tetapi hal tersebut tidak menjadikan Indonesia
terpecah belah, melainkan hal tersebut membuat Indonesia menjadi satu kesatuan yang
kuat dan kokoh. Dimana bangsa Indonesia sendiri mempunyai prinsip Bhinneka Tunggal
Ika. Tetapi kita juga harus melestarikan budaya nasional kita agar tidak diambil dan diakui
oleh negara lain.
2. Bagaimana keberadaan bahasa dan seni sebagai media komunikasi dalam kebudayaan
Sunda?
Jawab:
Dahulu orang-orang Sunda sangat mencintai bahasa Sunda dalam kesehariannya. Sekarang
seiring dengan berkembangnya modernisasi terutama di kota-kota besar seperti Bandung,
banyak orang Sunda sendiri yang mulai melupakan bahasa mereka, bahkan menganggap
bahwa orang berbahasa Sunda sebagai sesuatu yang kuno, ketinggalan zaman dan
kampungan. Sehingga banyak masyarakat Sunda mencampur Bahasa Sunda dengan bahasa
Indonesia (KAMALAYON) seperti: Aku "Mah' kemarin ‘teh' nggak bisa ikut karena
kemarin sibuk 'pisan', urang mah ‘kesal’ dan ke si eta teh, soalnya suka bikin ribut, siapa
sih jelema yang duduk di samping si ‘eta’ aku ‘bogoh’.
1
Menurut saya Upacara Tradisional Sunda merupakan suatu tradisi atau warisan yang sudah
ada pada zaman dulu yang dilakukan secara turun temurun hingga sekarang. Di Jawa Barat
sendiri khususnya suku sunda mempunyai banyak sekali upacara tradisional atau upacara
adat salah satunya adalah upacara khitanan(sepitan), pernikahan, tujuh bulan dan lain
sebagainya. Dimana biasanya tujuan dari diadakannya upacara tradisional tersebut
merupakan suatu ungkapan rasa syukur dan permohonan kepada Allah atas keselamatan
dan kesejahteraan.
Menurut saya tatakrama merupakan seluruh perilaku yang dilakukan oleh manusia yang
berkaitan dengan sopan santun. Sehingga orang lain dapat menilai seseorang melalui
tatakramanya atau sopan santun atau cara orang memperlakukannya bagaimana. Dengan
adanya tatakrama atau sopan santun kita bisa lebih menghargai dan menghormati
antarsesama.
5. Menurut penelitian Tatakrama Basa Sunda atau Undak Usuk Basa Sunda (UUBS) dibagi
menjadi 3 bentuk, sebutkan dan jelaskan!
Jawab:
Secara garis besar Undak-usuk Basa Sunda/ Tatakrama Bahasa Sunda dibagi menjadi 3
bagian yaitu:
Basa Kasar digunakan untuk hewan dan digunakan oleh orang yang sedang marah.
Bahasa kasar sebenarnya kurang patut diucapkan di hadapan siapapun, namun
bahasa kasar ini masih sering digunakan ketika seseorang sedang marah atau beradu
mulut. Akan ada kesan tidak sopan jika Anda menggunakan tingkatan bahasa ini
Basa Loma (akrab) digunakan untuk orang/teman yang sudah akrab dengan kita
(loma/akrab). Biasanya diucapkan saat berbicara kepada orang yang seumuran atau
sudah karib, misalnya teman atau orang yang usianya di bawah kita. Inilah bahasa
Sunda yang umum digunakan kalangan anak muda. Takarannya sedang, tidak
terlalu kasar tapi tidak terlalu halus.
2
Basa Hormat (Lemes) biasa digunakan untuk berbicara dengan orang yang pantas
dihormat seperti kepada orang yang lebih tua, guru, sesepuh, tokoh masyarakat,
pejabat, atasan.
7. Apa yang dimaksud dengan tujuan konatif/persuasif dalam menggunakan bahasa sebagai
alat komunikasi?
Jawab:
Tujuan konatif/persuasif dalam menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi adalah
sebagai suatu teknik dalam berkomunikasi yang dapat mengubah atau mempengaruhi
pengetahuan atau tindakan seseorang tentang sesuatu yang dipercayainya sehingga dapat
mengubah perilaku mereka.
3
9. Bagaimana pendapat Anda mengenai peribahasa “hade ku ngomong goreng ku ngomong”
kaitkan dengan “basa mah teu meuli”?
Jawab:
Peribahasa “hade ku ngomong goreng ku ngomong” maksudnya adalah segala sesuatu bisa
disebut baik atau jelek tergantung dari ucapan atau omongan. Sedangkan
Peribahasa “basa mah teu meli” maksudnya adalah bahasa itu tidak dibeli, sehingga kaitan
antara peribahasa diatas adalah kebanyakan orang menilai orang lain itu dari cara
penyampaian atau bahasa yang digunakannya dalam berbicara, sehingga baik atau tidaknya
seseorang tergantung pada omongan atau ucapan yang dikatakannya. Padahal berbahasa
yang baik itu gratis tidak perlu beli, jadi karena gratis kita harus memakainya untuk
menyenangkan atau menghargai orang lain atau lawan biacara kita.
12. Mengapa masyarakat Baduy masih melakukan pola pertanian berladang (ngahuma)
sebagai sistem mata pencaharian utama?
4
Jawab:
Dilihat secara geografis lahan pertanian masyarakat Baduy terletak di perbukitan sehingga
sulit dibuatkan sarana irigasi,yang merupakan persyaratan mutlak bagi berjalannya sistem
pertanian sawah.
Secara historis, masyarakat Baduy (menurut beberapa versi sejarah) menjadi penerus
tradisi ngahuma masyarakat Sunda Buhun sejak era Tarumanagara hingga masuknya
hegemoni politik dan budaya Mataram di wilayah Priangan pada awal abad 17.
13. Sebutkan dan jelaskan tahapan-tahapan pola pertanian ngahuma masyarakat Baduy?
Jawab:
1) Nyacar merupakan pembukaan suatu areal hutan dengan cara dibersihkan terlebih
dahulu semak belukarnya.
2) Penebangan pohon-pohon yang berukuran besar dengan menggunakan beliung atau
kapak besar. Setelah itu ranting-ranting kayu dari pohon-pohon yang sudah
ditebang dibakar.
3) Setelah pembakaran ranting-ranting kayu,areal hutan tidak langsung digarap
melainkan dibiarkan dahulu beberapa waktu lamanya untuk menunggu tanah
menjadi dingin.
4) Setelah tanah dirasa telah cukup mampu untuk menerima benih, maka penanaman
benih yang berupa biji-bijian dan padi-padian pun dilakukan. Pada masyarakat
Baduy pekerjaan ini disebut ngaseuk atau melobangi tanah untuk menanam benih
dengan menggunakan aseuk (tongkat kayu sepanjang kira-kira satu setengah meter
yang ujungnya runcing).
5) Begitu proses pembenihan selesai, maka sambil menunggu tibanya masa panen,
pembersihan ladang dari rumput-rumput yang tumbuh di sekitar tanaman dilakukan
guna memudahkan proses panen kelak. Pekerjaan ini biasa disebut ngoyos oleh
masyarakat Baduy.
14. “Islam itu Sunda, Sunda itu Islam” jargon ini dicetuskan H. Endang Saifuddin Anshari,
putra Isa Anshari (tokoh penting Masyumi). Mengapa?
Jawab:
5
Jakob Sumardjo dalam Paradoks Cerita-cerita Si Kabayan (2014) menerangkan hal itu
dilandasi karakter masyarakat Sunda yang berbasis huma atau ladang. Dibanding kerajaan-
kerajaan Jawa berbasis masyarakat sawah yang menetap, kebudayaan istana di kerajaan-
kerajaan Sunda hanya berkembang di lingkungan terbatas masyarakat negara. Masyarakat
negara adalah masyarakat Sunda di wilayah yang benar-benar dikuasai kerajaan secara
langsung. Di luar wilayah kekuasaan kerajaan, masih terdapat kampung-kampung Sunda
yang berpindah-pindah akibat hidup dari berladang. Hidup yang berpindah-pindah
membuat ikatan istana dan rakyat di luar wilayah kekuasaan sangat longgar. Ini membuat
ulama leluasa keluar-masuk kampung-kampung Sunda. Tidak mengherankan bila
kenangan terhadap zaman kebudayaan Hindu amat tipis bagi kalangan masyarakat Sunda.
Hal ini tercermin dalam mitos-mitos rakyat terhadap penyebar Islam seperti Kian Santang.
“Mereka percaya bahwa agama Islam itu sudah sejak awal ada di Sunda. Sunda itu Islam,”
tulis Sumardjo.
6
Tempat manusia dan makhluk lain berdiam. Buana Panca Tengah dibedakan berdasarkan
tingkatan kesucian. Tempat paling suci adalah Sasaka Pusaka Buana.
Buana Larang
Neraka yang letaknya paling bawah.