Anda di halaman 1dari 5

Sopan Santun dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Jawa

A. Pendahuluan
Bahasa memang penting untuk berkomunikasi antar sesama. Tanpa adanya bahasa, kita tidak bisa
melakukan interaksi antara satu sama lain. Sedangkan di Indonesia mempunyai banyak sekali ragam
budaya. Bahkan, pasti ada ciri khas tersendiri disetiap daerah. Banyak sekali contoh dari ragam
budaya. Bahasa merupakan salah satu contoh ragam budaya. Di Indonesia, banyak bahasa daerah
yang menjadi ciri khas suatu daerah tersebut. Contohnya yaitu bahasa Sunda, bahasa Madura, bahasa
Padang, bahasa Jawa, dan masih banyak lagi.
Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang termasuk banyak dari masyarakatnya menggunakan
bahasa tersebut. Bahasa Jawa merupakan bahasa daerah yang sudah melekat dimasyarakat khususnya
di Pulau Jawa. Bahkan, sudah menjadi bahasa sehari - hari terutama di daerah Jawa Tengah dan Jawa
Timur. Ada beberapa aturan yang harus dipakai dalam berbahasa jawa, seperti contohnya
menggunakan bahasa Jawa ngoko kepada teman sebaya, krama inggil kepada orang yang lebih tua.
Di daerah Jawa, jika akan berbicara kepada orang yang lebih tua, sebagian besar orang
beranggapan bahwa harus menggunakan krama inggil. Dengan menggunakan bahasa Jawa Krama
Inggil tersebut, seseorang baru dapat dianggap berbicara dengan sopan ke orang yang lebih tua.
Padahal, dengan menggunakan bahasa Indonesia, itu sudah merupakan salah satu bentuk sopan
santun ketika berbicara kepada orang yang lebih tua. Terkadang banyak orang yang menganggap
bahasa Indonesia hanyalah sekedar bahasa nasional yang menjadi alat komunikasi daerah satu dengan
daerah yang lain, bukan sebagai bahasa yang sopan untuk dikomunikasikan ke orang yang lebih tua.
Tanpa adanya bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia tidak akan bisa bersatu. Begitu pentingnya
peran bahasa Indonesia dikehidupan masyarakat Indonesia, karena bahasa adalah salah satu alat
pemersatu bangsa.
Maka dari itu makalah ini akan membahas tentang mengapa banyak orang, khususnya banyak
orang Jawa, beranggapan bahwa menggunakan bahasa Indonesia ke orang yang lebih tua kurang
sopan dan harus menggunakan bahasa Jawa Krama Inggil serta contoh dari dampak yang akan terjadi
jika anggapan tentang “kurang sopan jika berbicara kepada yang lebih tua tidak menggunakan bahasa
Jawa Krama Inggil” tetap diterapkan dimasyarakat Indonesia khususnya masyarakat jawa serta
bagaimana mengatasi mindset orang orang Jawa terhadap penggunaan bahasa Indonesia yang
dianggap kurang sopan jika digunakan untuk berkomunikasi kepada orang tua.
B. Isi
Masyarakat Jawa sangat melekat dengan salah satu budaya dari daerahnya, yaitu bahasa Jawa.
Banyak masyarakat jawa yang menggunakan bahasa Jawa dikehidupan sehari hari. Terutama
dikalangan Jawa Timur dan Jawa tengah. Didalam bahasa Jawa tersebut, ada beberapa tingkatan
bahasa yang perlu diperhatikan dalam penggunaannya. Ada bahasa Jawa ngoko lugu, ngoko alus,
krama alus, dan krama inggil. Dimulai dari ngoko lugu, tingkatan ini benar benar berasal dari
kosakata ngoko. Ngoko lugu ini biasa digunakan ketika sedang berbicara kepada sebaya atau yang
lebih muda. Seperti berbicara kepada teman, adik kelas, dan lain lain. selanjutanya yaitu ada ngoko
alus. Pada tingkatan ini, ada percampuran antara kosakata ngoko dan krama. Biasanya ngoko alus ini
digunakan ketika berbicara kepada orang yang lebih tua atau juga dapat digunakan kepada teman
sebaya. Contohnya ketika sedang berbicara dengan kakak kelas, teman sebaya, saudara sepupu yang
lebih tua, dan lain lain. Yang terakhir yaitu krama inggil. Pada tingkatan ini, kosakata yang digunakan
yaitu dari bahasa Jawa Krama. Biasanya Krama Inggil ini digunakan untuk berbicara kepada orang
yang lebih tua seperti kepada ibu, bapak, nenek, kakek, guru, dan lain lain.
Hal di atas menunjukkan bahwa masyarakat Jawa sangat menjunjung tinggi orang yang lebih tua.
Masalah bahasa saja dibedakan apalagi hal lain yang lebih mendalam. Dibuat seperti kasta-kasta
untuk membedakan tata bahasa yang digunakan untuk berkomunikasi. Kasta yang paling rendah
adalah komunikasi seseorang dengan lawan bicara yang lebih muda. Kedua, komunikasi antar sesama
dengan umur yang sebaya seperti teman seangkatan, teman rumah, dan sebagianya. Ketiga, adalah
kasta yang tertinggi yaitu komunikasi dengan seseorang yang lebih tua atau lebih diagungkan
kelasnya. Biasanya kasta tertinggi ini digunakan untuk berbicara dengan orang tua.
Namun, kekentalan budaya ini menyebabkan kesalahan berpikir masyarakat Jawa yang
menganggap bahasa Jawa menunjukkan tingkat kesopanan yang lebih tinggi daripada bahasa
Indonesia. Hal ini sangat membahayakan eksistensi Bahasa Indonesia di kalangan masyarakat Jawa.
Semakin mereka percaya bahwa bahasa Jawa lebih sopan, akan mengakibatkan masyarakat Jawa
lebih sering menggunakan bahasa Jawa sebagai bahasa sehari-hari, sehingga bahasa Indonesia akan
terkikis sedikit demi sedikit. Akibat dari hilangnya bahasa Indonesia sangat berpengaruh pada
kebudayaan Indonesia sendiri. Apabila kebiasaan ini tetap terjadi hingga masa ke masa, akan
mengakibatkan bahasa Indonesia hilang dan kebudayaan Indonesia sendiri akan hilang dalam
masyarakatnya sendiri, hingga mudah terjadinya akuisisi kebudayaan oleh negara lain.
Telah disebutkan bahwa hilangnya kebudayaan berbahasa Indonesia sangat berbahaya bagi
kebudayaan Indonesia sendiri. Sebelum akibat dari semua ini mendarah daging di kalangan
masyarakat Jawa yang notabene adalah jantung dari negeri ini, maka harus dilakukan tindakan
preventif yang bertujuan untuk mengantisipasi hal tersebut. Namun, sebelum melakukan tindakan
tersebut, harus diketahui inti dan bibit dari penyebaran masalah ini. Inti yang sangat mempengaruhi
hal ini adalah kebudayaan masyarakat Jawa yang lebih menonjolkan bahasa daerahnya (bahasa Jawa)
dibandingkan bahasa Indonesia dan menganggap bahasa daerahnya lebih sopan digunakan dari pada
bahasa Indonesia. Bibit dari penyelesaian permasalahan ini adalah anak-anak kecil yang notabene
bertempat tinggal di daerah Jawa khususnya Jawa Timur dan Jawa Tengah. Mengapa anak kecil?
Karena mereka masih awam dengan kehidupan yang berada jauh didepannya, masih belum
memahami bagaimana menjalani kehidupan di kemudian hari. Maka dari itu, diperlukan adanya
“doktrin” kepada anak-anak tersebut supaya lebih mendahulukan bahasa Indonesia dibandingkan
bahasa daerahnya melalui berbagai bidang, misalkan pendidikan yang paling mudah untuk
diterapkan. Pelajaran Bahasa Indonesia memiliki porsi yang jauh lebih tinggi dibandingkan bahasa
daerah, atau lebih baik ditiadakannya pelajaran bahasa daerah karena bahasa daerah dapat dipelajari
di lingkungan rumah.
Setelah dilakukan tindak preventif kepada bahasa daerah, ditengah-tengahnya diberikan
tambahan berupa poin-poin penting yang menunjukkan bahwa bahasa Indonesia merupakan bahasa
yang memiliki tingkat kesopanan yang tidak kalah dengan bahasa daerah meskipun bahasa yang
digunakan kepada orang yang lebih muda dan kepada orang yang lebih tua kurang lebih sama.
Namun, tindakan ini dilakukan tanpa adanya diskriminasi terhadap bahasa daerah. Mengapa? Karena
bahasa daerah juga merupakan bukti bahwa kebudayaan Indonesia yang bermacam-macam. Hanya
saja porsi kedua bahasa ini yang lebih ditekankan supaya memiliki besar yang sama.
Disamping menunjukkan bahwa bahasa Indonesia ini merupakan bahasa yang termasuk etis untuk
digunakan berkomunikasi antar manusia dengan berbagai macam usia, hal ini juga digunakan untuk
menjaga eksistensi bahasa Indonesia dalam kalangan masyarakat Jawa supaya tidak tertutupi dengan
menonjolnya bahasa daerah (Jawa) yang dipercaya masyarakat Jawa lebih sopan untuk digunakan
berkomunikasi antar usia.
Bahasa Indonesia merupakan alat pemersatu bangsa yang sangat penting bagi masyarakat
Indonesia sendiri. Karena tanpa adanya bahasa Indonesia, masyarakat Indonesia akan terpecah belah
satu dengan yang lain dan juga tidak ada alat komunikasi yang dapat digunakan antar daerah. Budaya
apapun itu dari masing masing daerah memang harus dijaga kelestariannya, tetapi masyarakat
Indonesia tidak boleh juga melupakan bahasa Indonesia. Karena bahasa Indonesia merupakan bahasa
nomor satu di tanah air Indonesia.
C. Penutup
Oleh karena itu, bahasa Indonesia harus dijaga kelestariannya. Tidak semua yang menggunakan
bahasa Jawa selalu lebih sopan dibandingkan menggunakan bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia juga
sangat penting untuk kelangsungan komunikasi antar sesama dalam kehidupan. Memang, sebagai
masyarakat Indonesia yang tiap daerahnya memiliki budaya masing masing, wajib untuk
melestarikan budaya daerah masing masing. Budaya dalam apapun itu, seperti tarian, lagu, dan
termasuk pula bahasa. Bahasa Indonesia juga merupakan alat pemersatu antar masyarakat diseluruh
bagian Indonesia. Karena tanpa bahasa Indonesia, tidak akan ada alat komunikasi resmi untuk
berkomunikasi dengan daerah daerah lainnya.
Dalam penggunaan bahasa Jawa memang ada tingkatan tingkatan yang membedakan
pemakaian bahasa tersebut. Budaya di Jawa memang menekankan untuk menggunakan bahasa Jawa
Krama Inggil sebagai simbol sopan santun kepada orang yang lebih tua.
Namun, tentu saja akan ada dampak yang timbulkan karena banyak dari orang Jawa yang
menganggap bahwa akan lebih sopan berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan bahasa
Jawa Krama Inggil. Contoh dampak yang akan timbul yaitu berkurangnya eksistensi bahasa
Indonesia dikalangan masyarakat Jawa tersebut yang notabene pulau Jawa adalah jantung dari negara
Indonesia.
Ada juga beberapa hal yang dapat dilakukan agar bahasa Indonesia tidak tersingkirkan dan
tetap dianggap bahasa yang baik dan sopan bagi kalangan masyarakat khususnya masyarakat Jawa
tanpa menghilangkan ekstensi bahasa daerah itu sendiri. Caranya yaitu dengan mulai mengajarkan
kepada anak anak usia dini tentang pentingnya bahasa Indonesia dikehidupan sehari hari dan juga
melatihan anak anak usia dini tersebut untuk menerapkan tata acara berbahasa Indonesia yang baik
dan benar dalam kehidupan sehari hari. Selain itu yang dapat kita lakukan agar bahasa Indonesia tetap
terjaga kelestariannya yaitu dengan cara menambahkan porsi bahasa Indonesia diatas bahasa daerah.
Bahasa daerah memang harus dilestarikan karena bahasa daerah juga merupakan salah satu
peninggalan nenek moyang kita. Tetapi tetap yang harus diutamakan yaitu bahasa Indonesia, dengan
seperti itu maka masyarakat Indonesia akan terbiasa untuk menggunakan bahasa Indonesia yang baik
dan benar. Dengan begitu masyarakat Indonensia, khususnya orang Jawa, tidak akan lagi
menganggap bahwa jika berbicara kepada orang yang lebih tua menggunakan bahasa Indonesia
kurang sopan dibandingkan berbicara dengan bahasa Jawa Krama Inggil.
D. Daftar Pustaka
http://mediaindonesia.com/news/read/104653/eksotisme-bahasa-jawa/2017-05-14

Anda mungkin juga menyukai