Kerlinger (dalam Hasan:2000) menyebutkan bahwa terdapat 3 hal yang menjadi kekuatan
metode wawancara, yaitu :
Ketika teknik lain sudah tidak dapat dilakukan, Wawancara menjadi satu-satunya hal
yang dapat dilakukan
Mampu mendeteksi tingkat pengertian subjek terhadap pertanyaan yang diajukan. Jika
subjek tidak mengerti, bisa diantisipasi oleh penanya dengan memberikan penjelasan.
Fleksibel, dikarenakan pelaksanaanya dapat disesuaikan dengan masing-masing individu.
Pertanyaan yang kurang baik penyusunannya, dapat membuat hasil wawancara menjadi
bias.
Jawaban yang ditimbulkan dari pertanyaan, dapat membuat hasil wawancara menjadi
bias apabila responnya tidak sesuai.
Pertanyaan yang kurang baik dapat membuat hasil penelitian menjadi kurang akurat.
Terdapat kemungkinan bahwa subjek hanya memberikan jawaban yang dicari oleh
interviewer.
Memerlukan waktu, tenaga, dan biaya yang lebih besar dari metode yang lainnya.
Memiliki ketergantungan pada individu yang akan diwawancarai
Keadaan wawancara dapat dengan mudah dipengaruhi oleh lingkungan sekitar
Memerlukan penguasaan keterampilan bahasa yang baik dari interviewer