PERTEMUAN 10:
METODE SURVAI
A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai metode survai, diharapkan mahasiswa
mampu:
B. URAIAN MATERI
dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden
dalam berbentuk sample dari sebuah populasi. Dalam penelitian survei, peneliti
meneliti karakteristik atau hubungan sebab akibat antar variabel tanpa adanya
intervensi peneliti.
Terdapat enam langkah dasar dalam melakukan sebuah penelitian survei, yakni:
evaluasi.
Tipe-Tipe Survai
kelemahannya masing-masing.
dibacakan lagi), tidak ada bias pewawancara, serta banyak responden yang
verbal yang tercatat, idak ada kendali atas lingkungan (ribut, diganggu),
responden.
adalah tingkat respon (Respon rate) lebih tinggi dari mail atau self
visual, serta hanya dapat mencatat hal-hal tertentu dari latar belakang suara
Teknik Wawancara
dalamnya tentunya akan senantiasa berhadapan dengan pelaku lainnya. Salah satu
bentuk dari interaksi tersebut adalah dalam bentuk wawancara. Sejak saat pertama
seseorang akan memasuki dunia kerja, sampai saat pensiun, ia akan terlibat dalam
biasanya merupakan salah satu langkah dalam proses seleksi Pada kegiatan
Pengertian Wawancara
percakapan yang terencana dengan tujuan tertentu, yang melibatkan dua orang.
Bahkan, menurut bovee dan Thill (1983:415), setiap dua orang bertemu untuk
mengalir dengan baik diantara mereka. Oleh karena itu ketrampilan dan
tujuan ini telah ditetapkan lebih dahulu, maka wawancara cenderung lebih formal
berikut ini adalah wawancara yang lebih didominasi oleh pertukaran informasi.
yang baik.
sebagainya.
kepada pihak lainnya mengenai ide, produk, atau, jasa, dan menjelaskan
karyawan tersebut akan pindah atau keluar dari pekerjannya. Orang yang akan
Berikut ini adalah contoh dari wawancara yang didominasi oleh pertukaran
Sebagai tindak lanjut atau bagian dari proses penilaian kinerja, atasan
pekerjaannya.
pihak tersebut.
yang sering dilakukan, baik yang didominasi oleh pertukaran informasi, maupun
Struktur Wawancara
suatu wawancara yang efektif. Proses wawancara biasanya dibagi ke dalam enam
fase sebagaimana dapat dilihat dalam gambar 5.1 dan akan diuraikan di bawah ini.
pekerjaan.
1. Perencanaan
merencanakan wawancara:
a. Menetapkan tujuan
b. Menciptakan Hubungan
hangat, dan suara yang ramah, merupakan salah satu cara dalam
menyambut pelamar. Sikap seperti ini sama dengan yang dilakukan saat
menerima tamu yang sedang mengunjungi kantor atau rumah. Karena ada
pelamar (olah raga, politik, dan lain-lain). hal tersebut dilakukan untuk
2. Menetapkan Tujuan
tujuan yang diharapkannya sudah jelas bagi pelamar. Untuk menghindari hal
Setelah tahap di atas, maka dimulai pembicaraan mengenai subyek yang ingin
diketahui dari pelamar. Skema yang baik harus mengikuti sebuah kronologi
yang tepat yaitu dimulai dengan latar belakang pendidikan dan aktivitas
dan keseimbangan emosi (hubungan dengan sesama teman dan diri sendiri),
karakter (sifat yang dapat dipercaya), dan faktor lain yang dibutuhkan untuk
secara permanen. Hal yang juga penting mengenai pelamar adalah mengenai
perusahaan. Misalnya gaji, bonus, dan hal lain yang menarik perhatian, juga
4. Tahap Meringkas
tujuan, tetapi mungkin pula sama sekali tidak relevan. Informasi yang tidak
relevan akan mengakibatkan kesimpulan yang kabu atau tidak jelas. Untuk
pada saat akhir. Bila hal itu tidak dilakukan, akibatnya kedua pihak tidak
berakhir. Ringkasan ini juga harus dicatat dan disimpan sebagai suatu arsip,
6. Tahap Evaluasi
Tahap ini dilakukan setelah wawancara berakhir. Semua informasi yang telah
informasi tersebut dapat dilengkapi dengan fakta dari sumber lain yang dapat
tersebut dapat berguna untuk bahan evaluasi. Setalah wawancara perlu dibuat
a. Teknik Wawancara
b. Wawancara Langsung
d. Wawancara Berpola
1. Pertanyaan Terbuka
opini dari orang yang diwawancarai. Pada pertanyaan terbuka, orang yang
pertanyaan terbuka.
2. Pertanyaan Tertutup
3. Pertanyaan Terarah
4. Pertanyaan Netral
5. Pertanyaan Reflektif
jawaban. Contohnya:
supervisor”.
Interviewee: ”Selama ini saya telah berusaha bekerja dengan baik, tetapi
Interviewer: ”Cekcok?”
6. Pertanyaan Hipotetis
dan daya pikir orang yang diwawancarai dalam kaitannya dengan suatu
masalah. Contohnya:
”Jika bawahan anda nanti ternyata lebih terampil daripada anda dalam beberapa
C. SOAL LATIHAN/TUGAS
penelitian survai!
Berikan contohnya.
DAFTAR PUSTAKA
Bilson Simamora. 2004. Riset Pemasaran: Falsafah, Teori, dan Aplikasi. PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Cochran. 1991. Teknik Penarikan Sampel. Universitas Indonesia, Jakarta.
Freddy Rangkuti. 2011. Riset Pemasaran. PT. Gramedia. Jakarta.
Ibnu Subiyanto. 1998. Metodologi Penelitian (Manajemen dan Akuntansi). UPP
AMP YKPN, Yogykarta.
Kotler and Armstrong. 2001. Principles of Marketing 9th edition, Prentice Hall
Kotler and Armstrong. 2009. Principles of Marketing 13th edition. Pearson
Kotler and Keller. 2012. Management 14th edition, Pearson France.
Kotler, Philip and Armstrong 2003. Principle of Marketing. Pearson Education
Inc., New Jersey
Kotler, Philip dan Armstrong, Gary. 2001. Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi
kedelapan.Jakarta: Penerbit Erlangga.
Kotler, Philip, and Keller 2006 Marketing Management 12th edition. Prentice
hall: New Jersey
Kotler,Philip. 2005. Manajemen Pemasaran: Edisi 11. Jakarta: Penerbit PT Ideks.
Kurtulus,
Kotler, Philip. 2001. ‘‘Manajemen Pemasaran di Indonesia : Analisis,
Perencanaan, Implementasi dan Pengendalian’’. Salemba Empat. Jakarta.
Kemal; Nasir, Suphan. 2008 Integration of Comparison Level Theory to
Analyze the Relationship between Complaint Recovery Satisfaction and
Post-Complaint Consumer Responses. The Business Review, Cambridge
10.1: 344-348
Nur Indriantoro, Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis:
Untuk Akuntansi dan Manajemen. BPFE, Ypgyakarta.
Sekaran. 2000. Research Methods for Business: Skill Buliding Approach, John
Wiley&Sons, Inc. New York.
Soeratno, Loncolin Arsyad. 1999. Metodologi Penelitian: Untuk Ekonomi dan
Bisnis. UPP AMP YKPN, Yogyakarta.
Stanton, William J. 2001. ‘‘Prinsip Pemasaran’’. Erlangga. Jakarta.