Anda di halaman 1dari 3

2.

Wawancara

Penggunaan metode wawancara lebih terfokus kepada pendapat atau kepada focus pribadi.
Selain itu, metode ini sangat cocok digunakan oleh auditor komunikasi untuk merivew dan mendapatkan
informasi awal terhadap isu serta permasalahan komunikasi. Selain itu, melalui metode wawancara,
auditor dapat melihat serta mendapatkan masukan secara lebih mantap. Hal itu disebabkan karna
metode wawancara akan dapat mengamati gerak komunikasi verbal maupun nonverbal individu yang
diwawancarai. Dibandingkan dengan metode kuesioner, responden hanya menyatakan persepsi mereka
terhadap pernyataan yang ada di dalam kuesioner tanpa melibatkan petugas audit.

Dalam menggunakan metode ini, auditor memiliki beberapa pilihan dalam kegiatan pengumpulan
data, diantaranya adalah:

 Fasilitas yang ada didalam organisasi tersebut.


 Tingkat kebutuhan terhadap akurasi informasi
 Keahlian auditor
 Periode waktu yang diperlukan oleh auditor.
 Biaya serta sumber yang terkait dengan pengumpulan data.

Selain itu, sebelum metode wawnacara dilaksanakan auditor hal harus mengidentifikasi siapakah
yang akan diwawancara. Penentuan siapa, harus dibuat berdasarkan tujuan serta ruang lingkup audit,
begitu juga dengan fungsi serta tanggung jawab. Selanjutnya adalah tempat, dimana wawancara itu
akan dilaksanakan. Pemilihan tempat akan memberikan dampak pada efektifitas hasil dari wawancara.
Diantaranya bertujan untuk mengurangi gangguan (noise) seperti dering atau telpon masuk. Oleh
karena itu, Penentuan siapa dan tempat adalah dua kriteria utama yang akan menentukan keberhasilan
metode ini dalam pengumpulan informasi.

Tujuan wawnacara dalam audit komunikasi


Wawancara yang dilakukan oleh auditor dalam melaksanakan audit komunikasi bertujuan untuk:
 Mendapat informasi kejelasan tentang struktur komunikasi formal dan informal.
 Memperoleh informasi yang lebih lengkap tentang kerja serta peran.
 Membantu dalam menguraikan nilai – nilai budaya organisasi
 Mengidentifikasi dampak dari kepribadian individu

Metode wawancara bisa dilaksanakan secara langsung ataupun melalui media interaksi seperti
telepon, video-konfrensi (z00m/gmeet), dan lain – lain media elektronik. Ada dua kategori metode
wawancara yaitu:
 Wawancara terstruktur
Yaitu setiap pertanyaan yang ingin diperbincangkan telah distrukturkan terlebih dahulu oleh auditor di
dalam satu protocol wawancara
 Wawancara tak terstruktur
Adalah metode dimana tidak ada pertanyaan terstruktur yang disiapkan dan ditanya oleh auditor.

Manfaat/ aspek – aspek yang didapatkan melalui metode wawancara adalah:


 Pewancar akan dapat mengetahui informasi apa yang diperlukan dan pertanyaan yang sesuai
dengan lingkup audit.
 Biasanya pertanyaan terfokus pada factor – factor, dan pertanyaan yang sama akan ditanya
pada responden
 Alat – alat audio visual dapat digunakan saat wawancara dilakukan
 Wawnacara akan dihentikan setelah informasi yang diperoleh cukup dalam menguraikan suatu
persoalan.
 Menghemat waktu.

Kelebihan dan kurangan metode wawancara


 Kelebihan
 Pertanyaan dapat disesuaikan dengan situasi
 Gerak tubuh dan lain – lain komunikasi nonverbal dapat diperhatikan. Seperti garuk
kepala atau hidung yang tidak gatal dapat diartikan bohong atau grogi
 Membantu mengurangi ketidakpahaman serta kejelasan.
 Kekurangan
 Biaya yang lebih tinggi
 Kendala geografis
 Derajat keandalan dapat diragukan
 Infleksi (nada) sura dan gaya biacara akan menyebabkan timbul prasangka
 Derajat kerahasiaan sulit dikontrol.
 Pihak yang diwawancarai tidak tertarik untuk bekerja sama atau membuat ulasan.

Perencanaan wawancara
 Mulailah dengan mendapatkan informasi mengenai posisi jabatan, nama, nomro karyawan, dan
lain – lain seperti: gelar jabatan yang disandang, peran dan tanggung jawan serta tugas yang
dilaksanakan.
 Tuliskan apa saja yang dibicarakan, membuat revisi untuk tujuan apa yang dijelaskan adalah
sama dnegan apa yang dipahami oleh pewawancara.
 Bertanya untuk tujuan deskripsi lanjutan dan penjelasan.
 Tugas: periode waktu yang mandapam seperti frekuesi, jumlah dan siapa saja yang
sering membantu.
 Proyek: tanggung jawab secara spesifik siapa yang bertanggungjawab, siapa yang
menggantikan jika pemimpin proyek tidak ada, apa yang terjadi jika ia meninggal
organisasi tersebut.
 Tanggung jawab perencanaan: apakah kontribusi yang dimainkan oleh saudara dalam
proses membantu organisasi mencapai tjuan pembentukannya
 Pewancara harus memberi kesempatan kepada responden untuk menyatakan secara bebas
setiap usulan untuk perbaikan.
 Dengar apa saja keluhan yang disampaikan. Ini memudahkan pewanwancara mengetahui
tingkat permasalahan serta dapat mengidentifikasi keinginan serta kebutuhan responden.
 Memastikan setiap wawancara dibuat berdasarkan pertanyaan yang telah ditetapkan, dengan
sedikit modifikasi dari segi penyampaian dengan tidak ada perubahan ke tema penilaian.
 Dengan mendapat persetujuan kedua belah pihak, alat rekaman dapat digunakan.
 Menggunakan pertanyaan yang dibangun dari kuesioner
 Selalui membuat pernyataan ulang atau kesimpulan dari temuan wawancara. Ini untuk
menghindari kesalahpahaman terhadap beberapa fakta yang diperoleh, wawancara ditutup dan
berakhir dengan ucapan penghargaan serta terimakasi.

Anda mungkin juga menyukai