KATA PENGANTAR
Tim Penyusun
Definisi Psikodiagnostik
Suatu upaya untuk mengeksplorasi keunikan individu, dalam suatu pemahaman yang
kontekstual, sehingga diperoleh struktur & dinamika kepribadiannya, untuk
digunakan dalam mengklasifikasikan dan mengambil keputusan yang dibutuhkan
mengenai individu tersebut.
Aspek penting dalam psikodiagnostik:
Keunikan seseorang
Kontekstual
Struktur kepribadian
Dinamika kepribadian
Mengklasifikasikan
Mengambil keputusan
Fungsi wawancara
Metode Primer
Apabila dalam pemeriksaan psikologis atau penelitian, wawancara digunakan sebagai
satu-satunya tehnik/alat pengumpul data yang digunakan atau diberi kedudukan
utama dalam serangkaian metode
Metode Pelengkap
Apabila dalam suatu pemeriksaan psikologis atau penelitian, wawancara digunakan
sebagai alat pelengkap untuk mendapatkan data (untuk mencari informasi yang tidak
dapat diperoleh dengan cara lain)
Interview sebagai Kriterium
Apabila wawancara dipakai untuk menguji suatu data yang telah diperoleh dengan
cara lain, mis: tes, observasi. Yang diuji adalah kebenaran dan kemantapan data.
Untuk itu validitas dan reliabilitas dari kerangka interview harus sudah teruji
Weakness
Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, biaya
Informasi tergantung kesediaan, kemampuan dan kondisi momental responden
Proses mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sekitar
Perlu menguasai “bahasa” interviewee
– Materi wawancara
• Susunan dalam pembuatan mata rantai pertanyaan
• Sukar untuk mengerti secara spontan
• Ada beberapa penafsiran dalam suatu pertanyaan
• Peka untuk dipertanyakan
• Menimbulkan kekhawatiran sehingga rasa kurang aman apabila
dipertanyakan
Berasal dari luar
– Respondennya
• Tingkat pengetahuan atas permasalahan
• Karakteristik yang melekat padanya
• Keterampilan dalam memberikan tanggapan
• Tanggapannya berbelit-belit
• Kemampuan menangkap pertanyaan
• Spontanitas, dan
• Rasa khawatiran karena kurang aman
Types of Interviews
1. Information Giving
All interview in which the primary function is to give information, data,
directions, instructions, orientation, and clarifications
Contoh :
Orientation
Training, Instruction, Coaching
Job related instructions
Briefings
2. Information Gathering
All interviews in which the primary function is to obtain facts, opinions, data,
feelings, attitudes, beliefs, reactions, and feedback
surveys and polls
exit interviews
research interviewing
Investigations : insurance, police, etc
Medical, psychological, etc
journalistic
3. Selection
All interviews in which the primary function is to screen, hire, and place job
applicants, employees, and member of organizations
contoh :
Screening
Determinate
Placement
4. Problems Of Interviewee’s Behaviour
All interviews in which the primary function is to perceive accurately a person’s
behavior, problems, or performance with the goal of helping this person to see
its nature, causes, effects, and possible solutions.
contoh :
appraisal, evaluative, review
separation, firing
correction, discipline, reprimand
counseling
5. Problems Of Interviewer’s Behavior
All interviews in which the primary function is for the interviewer to receive
complaints, grievances, or suggestions
Contoh :
Receiving complaint
Grievances
Receiving suggestions
6. Problem Solving
All interviews in which the primary function is to analyze and resolve a problem
of mutual concern to both interviewer and interviewee
contoh :
discussing mutually shared problems
receiving suggestions for solutions
7. Persuasion
All interviews in which primary function is to change an interviewee’s ways of
thinking, feeling, and/or acting
contoh :
selling products and services
recruiting members
fundraising and development
Changing the way a party feels, thinks, or acts
Bekal Pewawancara
1. Pengetahuan
Seorang pewawancara harus mempunyai pengetahuan perilaku manusia dan
dinamikanya, mis dibidang industri
2. Keterampilan
a. Keterampilan Sosial
b. Keterampilan Komunikasi
c. Keterampilan melakukan analisis
d. Keterampilan Membuat keputusan
Menurut Backstorm dan Hurst, Sifat seorang pewawancara yang baik adalah sbb:
– Terpercaya dan penuh kesadaran
– Objektif dalam cara mengajukan pertanyaan
– Bersedia menulis jawaban secara lengkap dan mudah dibaca
– Tertarik pada orang, penuh pengertian
– Dapat membangkitkan kepercayaan orang dan menenangkan mereka
– Berpakaian rapi
PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Ketrampilan Dasar Pewawancara
Cara menunjukkan sikap penerimaan, penghargaan & empati, adalah melalui
komunikasi verbal & non verbal.
Tutur kata dan sikap yang ditunjukkan pewawancara dalam komunikasi verbal:
Bertanya
1). Bertanya dengan pertanyaan yg tepat pendekatannya, menggunakan direktif, non
direktif atau kombinasi keduanya
2). Setiap kali menanyakan lebih jauh mengenai apa yang baru dikemukakan klien,
juga merangkum hal-hal penting yang diceritakan klien dengan kata-kata sendiri
(refleksi isi)
3). Menanyakan lebih jauh mengenai apa yang dialami dapat juga melalui refleksi
perasaan. Pertanyaan dapat muncul ketika orang yg diwawancarai sedang
menampakkan emosi tertentu saat wawancara.
Mendengar
Beda mendengar – mendengarkan
Mendengar: proses mendengar bunyi dan terjadi tanpa sengaja
Mendengarkan : proses pemaknaan bunyi yang didengar dan merespon
Tutur kata, Sikap atau perilaku berikut perlu menjadi perhatian pewawancara jika
tampak pada orang yang diwawancarai
1. Kontak mata yang sedikit, mungkin menandakan adanya hal yang disembunyikan
2. Jabat tangan yang lemah menandakan rasa malu atau takut
3. Ekspresi muka yang tampak main-main mungkin menandakan kebingungan
4. Bicara cepat menandakan ada hal penting atau justru kurang minat
5. Bicara cepat dan napas tersengal menandakan ketegangan
6. Bicara lambat menandakan kurang siap atau situasi yang tak menentu
7. Bicara terputus-putus : ada keraguan
8. Duduk gelisah, menyilangkan tangan atau kaki, duduk dengan kaku, melihat ke
bawah, lerutan alis, nada suara tinggi menandakan mecemasan, ketakutan atau
justru agitasi
9. Menjatuhkan tubuh (tubuh lunglai), bicara pelan, kerutan dahi menandakan
kesedihan atau kegagalan mengantisipasi
10. Duduk bersandar ke belakang, membelalakkan mata, gelengan kepala
menandakan ketidaksepakatan, kemarahan, rasa tidak enak
Bila orang yang diwawancara menunjukkan tutur kata, sikap atau perilaku ini
sebaiknya pewawancara mengkomunikasikan kembali kepada orang yang
diwawancarai dengan cara yang tidak menyinggung perasaannya. Misalnya
dengan mengatakan: “ Tampaknya anda merasa tidak nyaman kita
membicarakan masalah ini….dst.”
Interviewee
Dasar Pertimbangan dalam menentukan:
• Apakah interviewee memiliki informasi yg diperlukan?
• Apakah interviewee sesuai? Ada waktu//tidak
• Apakah interviewee mau memberikan informasinya?
• Apakah interviewee dapat menyampaikan informasi secara bebas dan akurat?
Interviewee dengan Karakter Sulit
Interviewee Emosional:
Pewawancara perlu tenang dan dapat berkata:
“Tak apa-apa kalau anda ingin menangis atau……
“Katakan saja isi hatimu waktu kita bicara masih panjang….”
“Apakah anda akan berhenti sejenak untuk melepaskan perasaan anda yang
mengganjal?”
Setelah kata2 di atas diucapkan, berhenti sejenak dan berikan terapi sentuhan jika
perlu
Interviewee Pendiam
Mungkin yang terjadi adalah ada hambatan-hambatan komunikasi dengan
pewawancara, posisi pewawancara. Situasi, topik, lingkungan sekitar, orang dekat
yang ikut bersama saat wawancara. Jika ada hambatan dengan pewawancara maka
yang perlu dilakukan adalah mengubah gaya yang semula formal menjadi informal.
Dingin menjadi hangat. Tak setuju jadi setuju. Bisa juga mengganti dengan strategi
pertanyaan terbuka jadi tertutup sampai terjadi pemanasan dan siap memberi
jawaban panjang. Atau dapat juga mengalihkan topik, topik ringan cocok dilakukan
pada awal wawancara.
Interviewee Cerewet
Pewawancara kesulitan untuk menghentikan pembicaraan. Satu taktik : tutup uraian
panjang dari orang yang diwawancara dengan suatu pernyataan halus, misalnya:
Hal itu sangat menarik, sekarang mari kita diskusikan mengenai topik yang lain
Saya senang mendengarnya, sekarang….
Bagus! Sekarang……
Gunakan juga kontak mata, duduk condong agak ke depan lagi, gerakkan tangan
anda untuk memberi tanda ingin pindah topik atau bertanya dengan pertanyaan
lain. Ingatkan juga soal waktu yang terbatas, namun harus hati-hati.
Interviewee Suka Mengelak Pertanyaan
Bisa terjadi karena : pertanyaan tersebut menekan mereka, menyentuh perasaan
atau menimbulkan prasangka, atau pertanyaan itu meminta informasi khusus dan
agak menuduh. Strategi mengelak dapat berupa: humor, berpura-pura memusuhi,
pertanyaan balik dan bahasa yang membingungkan. Pewawancara sebaiknya tetap
mencoba mengajukan pertanyaan, mungkin juga bisa mengulang pertanyaan
tersebut atau mengajukan pertanyaan yang susunannya berbeda. Bisa juga pindah
pertanyaan lain baru kemudian balik ke pertanyaan semula. Bisa juga gunakan
pertanyaan menjurus (hati2), misalnya: Ketika anda berkampanye, anda
menjanjikan akan memberantas KKN, sejauh ini bagaimana hasilnya?
Interviewee Bingung
Orang yang diwawancara mungkin bingung dengan topik atau pertanyaan, oleh
karena itu sangat penting diperhatikan kecermatan dalam bertanya atau menyusun
kembali pertanyaan dengan cara lain. Sadari adanya kata-kata yang perlu
diwaspadai, seperti kata bermakna ganda, jargon, kata-kata ambigu, dll. Penting
juga diperhatikan bahasa nonverbal. Contoh pertanyaan Pewawancara: Bagaimana
dengan pekerjaan terdahulu yang menjadi tanggung jawab anda?
Orang yang diwawancara: Maksudnya…yang mana?
Pewawancara: Maksud saya pekerjaan sebelum anda melamar di sini yang saat
menjadi tanggungan anda? Apa yg dilakukan ketika anda diterima di sini?
Interviewee sulit beradaptasi
Terjadi mungkin karena perbedaan jender (perempuan lebih sering memberi
jawaban pendek, kadang justru bertanya balik, atau mungkin yang terjadi adalah
cerewet). Perbedaan budaya (jawa lebih kalem, perlu dipancing), Perbedaan usia
(orang tua lebih kurang rasa percayanya dan amannya).
Oleh sebab itu pewawancara perlu menyesuaikan pertanyaan yang tepat
berdasarkan background orang yang ditanya, ‘ ‘bahasa’ mereka berbeda.
Pewawancara perlu memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab
Interviewee yang memalukan diri sendiri dan interviewer
Subjek secara sengaja maupun tak sengaja mempermalukan dirinya sendiri atau
pewawancara. Hal ini terjadi karena satu pihak biasanya mendorong terlalu jauh
pihak lain.
• Contoh pada dialog berikut :
– Ko-Ass: Sebelum anda melakukan otopsi anda sudah memastikan denyut
nadi?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Apa anda sudha mengecek tekanan darah?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Apa mungkin pasien ini kembali hidup saat anda lakukan otopsi?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Bagaimana anda seyakin itu dok?
– Dokter: Karena otaknya ada di dekat meja saya
– Ko-Ass: Tetapi apa pasien masih mungkin hidup?
– Dokter: Ya itu mungkin saja ia hidup berkeliaran bahkan mampu
menjalankan profesinya di tempat ia berasal
Jika hal-hal seperti ini terjadi, wawancara boleh dihentikan atau kalau masih
mungkin kembali lain waktu. Jika orang yang diwawancarai memalukan
pewawancara hadapi dengan kepala dingin, jangan membela diri atau cenderung
berniat jahat karena penampilan pewawancara justru akan terlihat buruk.
Pembicaraan Awal
Hal-hal yang perlu dihindari pada pembicaraan awal :
– Membicarakan hal-hal yang tidak bersifat umum tetapi spesifik
– Membicarakan hal - hal yang dapat menimbulkan stres atau pengalaman negatif
– Waktunya yang digunakan sangat singkat
1. Panduan wawancara
• Mengembangkan area inquiry
• Mengingat jawaban itee
• Mengenali jawaban yang relevan dan tidak
• Menentukan pertanyaan lanjutan yang akan dikemukakan
2. Rangkaian tahap body
a. Topical sequence : pembagian sub topik
b. Time sequence : urutan kronologis
c. Space sequence : pembagian ruang
d. Cause to effect sequence : akibat - sebab
e. Problem solution sequence
3. Rencana wawancara
a. Non scheduled interview
Memilliki panduan atau hanya daftar topik/sub topik
b. Moderately scheduled interview
Terdiri dari pertanyaan secara garis besar&pertanyaan untuk probing
c. Highly scheduled interview
Memuat seluruh pertanyaan dan penggunaan bahasa/pilihan kata&kalimat
d. Highly standardized scheduled interview
seluruh pertanyaan&jawaban telah tersedia, yang bersifat serupa
Kesalahan-Kesalahan Wawancara
1) Hallo Effect:
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang
pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik
lain pelamar. Sebagai contoh adalah :
- Seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau
ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara
dimulai.
- Seorang pelamar yang menggunakan blue jeans dalamwawancara ditolak secara
mental.
2) Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan jawaban yang diiginkan dengan
cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara. Sebagai contoh adalah :
“Apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting ?”
“Apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini ?”
3) Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap
kelompok-kelompok tertentu. Sebagai contoh :
" Saya lebih menyukai personalia penjualan yang berbadan tinggi".
4) Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk
membual kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, percakapan sosial.
Sebagai contoh adalah
• Penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana
perusahaan.
• Penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya
pekerjaan pewawancara.
CLOSING
Functions :
Tanda bahwa wawancara telah berakhir, namun bukan berarti hubungan
interpersonal berakhir
I’ll email you when I…
Any question at this time?
Are there any questions before I leave?
Mengekspresikan suportivitas utk meningkatkan hubungan dan membawa
wawancara ke akhir yg positif
I really appreciate your support
I have really enjoyed talking with you..
Merangkum wawancara
Ok, I think we set. You want…..Is that correct?
Fungsi Closing
1. Pesan mengakhiri wawancara ≠ mengakhiri hubungan
2. Wawancara diakhiri dengan baik
3. Menyimpulkan materi wawancara
Panduan Closing
1. Bersikap tulus&jujur
2. Jangan tergesa-gesa
3. Jangan memulai topik baru
4. Akhiri tepat pada waktunya
5. Hindari kesalahan menutup wawancara
6. Terbuka tentang rencana selanjutnya
7. Hindari “Leave departure”
• Penutup yang baik bila ada apresiasi positif dari orang yang diwawancarai dan
mungkin harapan kontak di masa yang akan datang. Contoh kata-kata penutup
:“Terima kasih banyak atas bantuannya. Anda memberi saya informasi yang
berharga yang mungkin tidak saya dapatkan dari sumber lain…” dst.
• Merangkum wawancara : Memberikan penegasan kepada orang yang
diwawancara tentang isi pembicaraan. Jika blm akurat bisa ditambahkan
Teknik Penutupan
• Beri kesempatan bertanya
– Tunjukkan kesungguh-sungguhan dalam menjawab pertanyaan dan waktu
yang cukup untuk bertanya. Jangan jawab pertanyaan secara singkat dan
mengakhiri wawancara. Contoh: Ada hal-hal yang ingin ditanyakan?
• Gunakan pertanyaan untuk menegaskan bahwa tak ada lagi yang ketinggalan
(clearinghouse question), sudah semua topik dibahas, sudah semua pertanyaan
dijawab. Contoh: Apakah masih ada pertanyaan yang belum saya jawab? Apa
ada lagi yang belum tercakup, sebelum saya meninggalkan tempat?
• Deklarasikan bahwa pewawancara telah melengkapi tujuannya. Kata
“Baiklah…” adalah tanda bahwa pewawancara bermaksud mengakhiri. Contoh:
Baiklah… semua pertanyaan telah saya ajukan kepada anda. Terima kasih atas
bantuannya…” dst.
• Buat inquiry personal, lakukan secara tulus. Contoh: Saya berharap usaha anda
berhasil dan berkembang…” dst.
• Buat inquiry profesional (seperti diatas tapi lebih formal). Contoh: “Apa saja
program yang dimiliki Koperasi Tri Dharma? “
• Beri tanda bahwa waktu telah habis. Contoh: “Saya kira waktu bagi kita telah
habis untuk hari ini, kapan ada waktu lagi?”
• Jelaskan alasan penutupan. Contoh: “Saya mempunyai janji jam 13.30 ini.
Mungkin kita bisa ketemu pada….” dst
• Ekspresikan bahwa pewawancara puas dengan hasil wawancara.
• Siapkan untuk pertemuan yang akan datang Contoh: “Bagaimana jika pada
tanggal….kita bertemu lagi untuk sesi berikutnya. Apakah ada agenda untuk
tanggal tersebut?”
• Rangkum isi wawancara. Hal ini penting pada wawancara informasional,
performa kerja, konseling & sales utk tujuan verifikasi keakuratan dan
perjanjian yang disepakati bersama.
– Contoh: “Terima kasih telah meluangkan waktu bersama” atau “Saya sangat
senang bisa bercakap-cakap dengan anda. Terima kasih bantuannya”
Urutan Struktural
o Urutan Topik
o Urutan Waktu
o Urutan Tempat
o Urutan Sebab Akibat
o Urutan Pemecahan Masalah
Susunan Pertanyaan
Pertanyaan terbuka
Bersifat luas (jawaban panjang, detail)Interviewee lebih bebas memberikan info
Ada dua jenis:
1. Sangat terbuka, misal: Apa yang anda ketahui tentang fakultas Psikologi?
2. Setengah terbuka, misal: Apa yang anda ketahui tentang alumni Fakultas Psikologi?
Susunan Pertanyaan
Pertanyaan tertutup
Bersifat kaku, jawaban pendek, Interviewee kurang spontan
Ada dua jenis:
1. Sangat tertutup:
a. Disediakan alternatif, misal: Pendidikan yg ditempuh: SD? SMP? SMA? PT?
• Susunan Pertanyaan
b. Bipolar
1). Pilih satu antara dua,misal: Suka teh,kopi?
2). Menyatakan evaluasi atau sikap, misal:
“ Anda setuju atau tidak bila SPP naik?”
3). Jawaban ya atau tidak, misal: Apakah anda tinggal di tempat kost?
2. Setengah tertutup
Misal: Kapan anda pertama kali menginjakkan kaki di Yogya?
• Susunan Pertanyaan
Pertanyaan Primer
Mengemukakan topik atau area baru dalam suatu topik atau aspek tertentu, misal:
“ Apa saja yang anda perlukan untuk kost?”
Pertanyaan Sekunder
Merupakan pertanyaan yg mengikuti primer dalam usaha mendapat info lebih
lanjutSering disebut PROBING/pertanyaan lanjutan
Jenis-jenis Probing
1. Silent Probes: Non verbal supaya lanjut
misal: anggukan, persilahkan dg. Tangan
2. Nudging Probes: Kata sederhana, singkat
misal: Lalu? Jadi? Teruskan!
3. Clearinghouse Probes: Kalimat untuk minta info jika ada yg tertinggal, misal:
Sebelum pindah ke topik lain, masih ada hal penting yg belum dijelaskan?
4. Informational Probes: Kalimat untuk minta kejelasan terhadap:
a. Jawaban yg dangkal, misal: Katakan lebih lanjut tentang…..
b. Jawaban masih membingungkan, misal: Tolong definisikan tentang jutek?
c. Jawaban mengandung perasaan/sikap tertentu, misal: Mengapa anda merasa
begitu? Bagaimana anda mensikapi kemarahan orang tua ?
5. Restatement Probes: Kelimat tanya sekunder yg baru untuk lanjut pembicaraan
karena interviewee belum penuh jawab pertanyaan, misal: Tadi anda baru saja
cerita kondisi ayah anda, Bagaimana kondisi ibu anda setelah keduanya bercerai?
6. Reflective Probes: Kalimat tanya yg berupa pengertian sendiri,misal: Maksud anda
teman sejati adalah teman yg menerima apa adanya
7. Mirror Probes: Kal.persis sama dg interviewee
• Pertanyaan netral & Menjurus
Contoh pertanyaan netral
Apakah anda menyukai bunga?
Apakah anda akan menenmpuh studi lanjut?
Bagaimana kalau ini dibandingkan dengan itu?
Bagaimana menurut anda aturan yg baru
itu? Contoh pertanyaan menjurus
Saya berasumsi anda menyukai bunga, Benarkah?
Anda akan studi lanjut kan?
Apa kamu lebih suka ini daripada itu?
Bagaimana menurut anda tentang aturan baru yang menyebalkan itu?
Pertanyaan Menjebak
o Perangkap Bipolar
o Respon ya atau tidak
o Pindah dari pertanyaan terbuka ke tertutup
o Pertanyaan borongan
o Pertanyaan yg mengandung dorongan kepentingan pewawancara
BEHAVIOR EVENT INTERVIEW (BEI)DALAM WAWANCARA SELEKSI
Biaya-biaya apa sajakah yang diperlukan untuk merekrut karyawan baru ?
Berapa kali gajikah kira-kira biaya yang dibutuhkan untuk merekrut 1 orang kandidat
?
Menurut survey, seleksi yang salah menimbulkan implikasi negatif :
Rata-rata biaya rekrutmen, seleksi, orientasi dan pelatihan adalah 1 ½ - 3 kali gaji
posisi tersebut
Pegawai dengan performa kerja baik mengungguli pegawai yang berperforma
kerja buruk sebesar 3 ½ - 4 kalinya
Kehilangan kesempatan
Kehilangan pelanggan
Apa yang
SAMA?
Semuanya :
• Sesuai trend
• Tidak spesifik
• Belum tentu akurat
• Belum tentu relevan
Jenis Kompetensi
Hard Competency
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh seseorang, agar dapat menjalankan tugas /
fungsinya secara maksimal
Soft Competency
Kompetensi non teknis yang harus dimiliki oleh sesorang, baik itu pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku, agar dapat menjalankan tugas / fungsinya secara
maksimal
Contoh : manager X leadership, People Development, perncanaan dan
pengorganisasian dsb
Hidden Competency
Kompetensi yang berhubungan dengan karakteristik unik seseorang, dan, merupakan
faktor fundamental yang melengkapi soft competency
Contoh : motivasi, integritas, dsb
INGAT !! Sambil menggali suatu STAR, anda juga dapat menggali STAR yang lain
Contoh : Kompetensi ketelitian
Situation
• Apakah anda pernah mengerjakan sesuatu yang membutuhkan ketelitian ? (bisa di
dalam pekerjaan, atau pada saat menempuh pendidikan disekolah)
• Keadaan apa yang membuat anda membutuhkan ketelitian di dalam menjalankan
pekerjaan tersebut
Task
• Pekerjaan atau tugas apa yang harus anda kerjakan pada saat itu ?
Action
• Hal-hal apa saja yang anda lakukan pada saat itu ?
• Bagaimana anda mengerjakannya ?
Result
• Bagaimana hasil pekerjaan yang anda lakukan ?
• Bagaimana penilaian dari atasan anda ?
FALSE STAR
Serupa tapi bukan STAR (False STAR)
Seringkali kandidat mengemukakan pernyataan yang terdengar lengkap memenuhi
kriteria STAR dan memberikan impresi positif, namun sebenarnya tidak
Contoh : “Bila saya menghadapi masalah dalam target penjualan, tentunya saya akan
mulai dengan perencanaan yang lebih menantang lagi serta yang terpenting adalah
mempersering frekuensi mencari prospek”
Mengapa ???
PARTIAL STAR
STAR yang tidak lengkap (Partial STAR)
Pernyataan yang bukan merupakan False STAR, namun satu atau lebih elemen STAR
tidak terpenuhi.
Contoh : “Saya menghadapi masalah dalam target penjualan tahun 2000 di perusahaan
otomotif X, saya langsung merubah strategi dengan mempersering frekuensi mencari
prospek di perusahaan/flip”.
Mengapa ??? Yang Mana ???
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hindari pertanyaan yang menghasilkan resppon bersifat teori atau apapun yan
interviewee pikir benar / diharapkan sebagai situasi ideal, contoh :
• “Menurut anda, bagaimana teknis menjual yang terbaik?”
• “jika Anda menjadi supervisor sales, apa yang akan Anda lakukan?”
Hindari pertanyaan yang mengarahkan interviewee untuk berespon sesuai yang di
harapkan oleh interviewer, contoh :
• “Jadi memang kepuasan pelanggan adalah hal terpenting, bukan ?”
• “Sebagian besar orang setuju bahwa sales adalah pekerjaan menantang, bagaimana
menurut Anda?”
Tips ….
> Catat kata-kata kunci
> Gunakan steno
• Tips ….
Tindakan dapat berarti juga tidak bertindak
Jangan menerima ‘akan’, ‘kalau’, ‘jika’, ‘seandainya’
-teoritis/berwawasan masa depan‘pada umumnya’, ‘biasanya. – kabur.‘kita’
atau ‘kami’ – kabur‘saya telah memutuskan, waktu itu sibuk sekali’
Pengertian
Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman
tentang masalahnya serta menemukan jalan untuk menanggulanginya
Proses hubungan profesional untuk membantu klien citra diri, cara pandang
kehidupan, membuat pilihan, pengembangan diri, mencapai tujuan hidup
Tujuan UtamaKonseling
Untuk “membantu” masing-masing individu
(1) mengerti,
(2) menyesuaikan, atau
(3) memecahkan masalah.
Directive
Directive konseling ditandai dengan sergapan langsung ke masalah oleh iter atau
langsung menuju ke pokok permasalahan.
Iter menjadi persuader atau regulator bagaimana klien seharusnya berperilaku dengan
mencoba membuat seseorang mengubah sikap atau tingkah laku yang tidak pantas.
Nondirective Counseling
Nondirective counseling memberikan konselor peran lebih menjadi fasilitator
daripada seorang penasehat.
Nondirective counseling telah meninggalkan psikologi klinis dan sering diidentifikasi
sebagai pendekatan berpusat pada klien yang dikemukakan oleh Carl Rogers.
Combination approaches
Menggabungkan pendekatan directive dan nondirective
Diawali dengan pendekatan nondirective
PERENCANAAN WAWANCARA
Strategi Interview Terbaik
• Membuat keputusan untuk menganjurkan atau mengarahkan
• Kumpulkan fakta-fakta; lakukan pekerjaan rumahmu
• Tinjau ulang tujuanmu.
• Batasi hasil objekmu untuk setiap wawancara
• Pilih suatu struktur untuk konseling
• Rencanakan macam dari suasana yang kamu ingin kembangkan
• Menyusun interaksi seting yang akan berlangsung menjadi maksimum
PERSIAPAN PRAWAWANCARA
• Persiapan prawawancara kita harus dimulai dengan detail dan penuh wawasan
analisa diri.
• Sebagai iter, kita harus “berpusat pada klien” bila kita ingin menjadi peka pada
kebutuhan itee dan pengertian komunikasi, kenyamanan, dan kehangatan
• Kita harus berempati dengan orang lain.
Bagaimana Kita Akan Merespon Berbagai Jenis Pertanyaan dan Jawaban dari
Conselee
• Menjaga Ketenangan
• Menggunakan Probing Yang Membangkitkan
• Mengulang Pertanyaan/Komentar Untuk Mendesak Counselee Melanjutkan Dan
Menjelaskan Perasaaan , Sikap, Dan Alasan
• Memberi kita informasi.
MELAKSANAKANWAWANCARA
Pengenalan Suatu Wawancara Konseling
1. Tetapkan hubungan
Hubungan diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan dan untuk membuat klien
yang nyaman dengan situasi wawancara
Beberapa hal yang kamu dapat lakukan untuk menarik klien.
o Yakinkan dia kerahasiaan
o Penunjukan komitmenmu sangat menolong
o Jujur
o Mendengar dari awal
o Menunjukkan penerimaaanmu
2. Harus jelas mengenai keadaan saat itu dan melukiskan masalah, perilaku sikap
atau hubungan
3. Menyelidiki persepsi klien
4. Mendengarkan dan menyerap
5. Memeriksa reaksi secara penuh
6. Problem diorientasikan
7. Menjelaskan percabangan masalah dan menyelidiki pertimbangan mengapa suatu
peralihan adalah perlu
8. Bereaksi kepada klien
9. Mengembangkan rencana dari tindakan
10. Tutup wawancara dengan beberapa syarat untuk tindakan lanjutan
11. Jaga suaramu dan tubuhmu di bawah kendali
12. Buat catatan yang luas.
PEMBUKAAN
Sambutlah klien dengan namanya dan dalam kehangatan, cara yang bersahabat,
bersikap sewajarnya, dan bersungguh-sungguh. Jangan bersikap merendahkan diri
dan bersikap melindungi.
Jangan mencoba untuk mengancam itee belakangan dengan pernyataan seperti “Saya
akan bertaruh saya tahu mengapa kamu di sini,” “Saya mengira kamu ingin
membicarakan tentang proyek itu,” atau “Tidak ada keraguan kamu datang tentang
nilai rendah tesmu”.
izinkan klien untuk menguraikan alasan tentang kedatangannya dan mengapa dan
bagaimana klien berfikir kita bisa membantu
Iter harus menguraikan secara jelas, tepat dan secara jujur mengapa kita ingin
mengetahui itee
Perlu membuat rapport selama waktu “saling berkenalan” dimana membuat
penyusunan suatu hubungan
Menyelenggarakan rapport adalah kesempatan kita untuk memulai membuat reputasi
untuk terlihat menarik, adil dan mampu untuk mempertahankan kepercayaan diri
Iter harus merasa nyaman dengan situasi wawancara (sebagai contoh, topik yang
memalukan, itee yang sedang menangis, klien berbicara tentang semua hal tetapi
masalah nyata) jika itee merasa nyaman dengan situasi tersebut.
Ketika rapport diselesaikan, biarkan klien mulai dengan topik yang kelihatannya
menarik sebagian besar minat dia
Amati perilaku non verbal klien dengan sangat teliti karena mereka mungkin
mengungkapkan perasaan yang terdalam dari intensitas perasaan ini.
ISI
Iter memainkan banyak peran dalam tipikal wawancara konseling: penyimak,
pengamat, pemberi reaksi, penanya, penolong, simpatisan, dan informan. Penyimak
dan pengamat mungkin peran kita yang terpenting.
Menyimak akan lebih efektifapabila kita :
Lihat semua topik dan berikan komentar yang kemungkinan besar penting untuk
menyukseskan wawancara konseling;
Hindari pengalihan perhatian untuk hal-hal selingan seperti pelepasan kelakuan klien
Jangan menjadi terlalu bersemangat atau terlibat secara emosional
Simaklah sikap, keyakinan, dan filosofis-pandangan klien terhadap dirinya sendiri,
dunia, dan manusia-manusia di dalamnya-daripada fakta-fakta yang ada
Jangan mengemukakan komentar atau pertanyaan sampai kita sepenuhnya mengerti
apa yang telah klien katakan
Jangan menggunakan muatan bahasa secara emosional dan komentar-sering
digunakan oleh iter atau itee sebagai taktik bertahan untuk menganggu menyimak apa
yang sedang dikatakannya atau menyatakan secara tidak langsung
Mencegah prasangka pribadi dan keyakinan dari gangguan pemahaman pendengaran
dan pengertian
PERTANYAAN
Hindari pertanyaan tertutup, terutama yang bisa di jawab dengan ya atau tidak.
Tanyakan hal-hal yang mendorong klien memverbalkan emosinya, melihat masalah
lebih dalam, atau menyelidiki solusi-solusi yang memungkinkan
Pemberian dorongan dalam semua segmen wawancara konseling sangat penting
Hindari hal-hal yang menekan perasaan dan kejadian memalukan, terutama ketika
klien terlihat bimbang atau tak ingin bekerja sama
Berhati-hatilah dengan pertanyaan yang dapat mengkombinasikan ketidak setujuan,
ketidak sukaan atau kecurigaan
Contoh pertanyaan
Kejadian apa yang mendorong terjadinya konfrontasi ini ?
Ide apa yang ada di dalam pikiranmu ?
Solusi apa yang sudah kamu coba ?
Hal apa yang ingin kamu katakan ?
Uh-huh ?
Apa yang terjadi selanjutnya ?
Saya tahu
Lanjutkan ceritamu
Pengertian FGD
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan
secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. FGD
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata
kunci yaitu: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok (bukan
individual); c.Terfokus/Terarah (bukan bebas). Artinya, walaupun hakikatnya adalah
sebuah diskusi, FGD tidak sama dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa
orang di kafe-kafe. FGD bukan pula sekadar kumpul-kumpul beberapa orang untuk
membicarakan suatu hal. Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk
mencari solusi atau menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan
untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi
oleh para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah FGD, melainkan rapat biasa.
FGD berbeda dengan arena yang semata-mata digelar untuk mencari konsensus.
Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode primer maupun
sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai satu-satunya
metode penelitian atau metode utama (selain metode lainnya) pengumpulan data
dalam suatu penelitian. FGD sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan
untuk melengkapi riset yang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu teknik
triangulasi. Dalam kaitan ini, baik berkedudukan sebagai metode primer atau
sekunder, data yang diperoleh dari FGD adalah data kualitatif.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey (2000)
menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan
tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan, (2) needs assesment, (3) pengembangan
produk atau program, (4) mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.
Mengapa FGD?
Ada tiga alasan perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan
praktis.
Alasan Filosofis
Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari
berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi,
memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh
dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden.
Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan
antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi .
2. Alasan Metodologis
Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan
metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai
sangat penting.
Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat.
FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik,
khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai
pendekatan yang paling sesuai.
3. Alasan Praktis
Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari objek yang
diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan
mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi
dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan
memiliki.
Kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk
meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai
keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang
digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis
maupun yang bertentangan.
1) Membentuk Tim
Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang
dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan
substantif), serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).
Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati
jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi
(apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada pertanyaan
penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif
sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan
yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat
pencatatan berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan),
menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra
kerja lokal di daerah penelitian.
Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD
berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi,
akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat
dokumentasi, dll.
Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen
FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat
dokumentasi, terutama perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.
Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi,
bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil,
preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang
datang mengawasi, dsb)
3) Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan
sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi
(audio/video), dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti
rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif;
akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan.
Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga
merupakan bentuk ungkapan terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia
meluangkan waktu dan pikiran untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika
perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan
mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya
tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat
berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).
4). Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD, maka jumlah yang ideal
adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih
kecil. Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan
mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan
pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung
dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.
Pelaksanaan FGD
Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator
sebagai “Sang Sutradara”. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas
utamanya, baik yang bersifat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang
tentatif (hanya diperlukan jika memang situasi menghendaki demikian). Peran-peran
tersebut adalah :
membuka FGD,
meminta klarifikasi,
melakukan refleksi,
memotivasi,
probing (penggalian lebih dalam),
melakukan blocking dan distribusi (mencegah ada peserta yang dominan dan
memberi kesempatan yang lain untuk bersuara),
reframing,
refokus,
melerai perdebatan,
memanfaatkan jeda (pause),
menegosiasi waktu, dan
menutup FGD.
Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah
permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal
moderator terkait dengan permulaan diskusi yaitu
mengucapkan selamat datang,
memaparkan singkat topik yang akan dibahas (overview),
membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal lain
yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan
mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi. Untuk itu
usahakan, baik pertanyaan maupun respon dari jawaban pertama tidak
terlalu bertele-tele karena akan menjadi acuan bagi efisisensi proses diskusi
tersebut.
Analisis hasil FGD perlu dilakukan dengan seksama agar mampu menyajikan
laporan yang berkualitas, karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Periksa dahulu, apakah tujuan FGD tercapai—antara lain terlihat dari jumlah
pertanyaan yang ditanyakan (dieksekusi) apakah sesuai dengan rencana awal?
Adakah perubahan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input dari peserta?
Identifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta. Untuk itu
perhatikan tema sentral dalam TOR FGD.
Adakah variasi peserta dalam persoalan utama ini? Bagaimana variasinya?
Mengapa? (Perbedaan-perbedaan yang muncul tersebut ada yang sangat
ekstrim sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini timbul,
keduanya harus disajikan dalam laporan.
Selain persoalan utama itu, adakah persoalan lain (tema-tema lain) yang
muncul dalam diskusi? Apa saja? Mana yang relevan dengan tujuan FGD?
Buatlah suatu kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul.
Dengan melihat sumber daya peneliti dan stakeholders, pilihlah masalah-
masalah apakah dapat diselesaikan dapat diselsaikan dalam jangka waktu
pendek atau panjang. Selain itu coba dipilih persoalan yang tidak kunung
selesai, misalnya yang menyangkut perubahan apda tingkat makro (terutama
struktur ekonomi dan politik).
Lakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.
Hal lain yang tidak boleh dilupakan, keseluruhan laporan FGD harus memuat
poin-poin berikut ini :
identitas subjek (untuk kasus tertentu diperlukan deskripsi subjek)
tujuan
bentuk
waktu
tempat berlangsungnya
alat bantu
berapa kali dilakukan
tema-tema atau temuan penting
kendala-kendala selama proses
pemahaman-pemaknaan dan
pembahasan hasil FGD.
PANDUAN PRAKTIKUM / ROLE PLAY
(KETERAMPILAN DASAR WAWANCARA)
Pelaksanaan Pembelajaran
Minggu ketiga, selama 180 menit
Beberapa keterampilan dasar wawancara yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah sebagai
berikut:
I.Tahap Opening
Langkah pertama: Membangun rapport
1. perkenalan
2. mengucap salam
3. aktivitas non verbal
4. percakapan topik umum & ringan
5. personal inquiry
Langkah kedua: Orientasi
1. Tujuan
2. Lama & sifat wawancara
3. Tanggung jawab
4. Manfaat informasi
5. Latar belakang kedatangan itee
Teknik Opening
Komunikasi Verbal
1. Menyimpulkan masalah
2. Menjelaskan timbulnya masalah
3. Sebutkan manfaat keterlibatan itee dalam proses wawancara
4. Meminta saran & bantuan
5. Mengarahkan pembicaraan yang berhubungan dengan posisi & hal-hal yang diketahui
itee
6. Mengarahkan pembicaraan mengenai pihak yang merekomendasi iter
7. Mengarahkan pembicaraan mengenai lembaga yang dinaungi iter
8. Meminta waktu secara spesifik
9. Bertanya
Open-ended
Mudah dijawab & pertanyaan jelas
Relevan dengan tujuan wawancara
10. Menggabungkan beberapa teknik opening
Menyusun Pertanyaan:
Tata Bahasa
a. Gunakan bahasa yang baik tetapi tidak jargon
b. Sesuaikan pilihan kata dengan frame of reference itee
c. Buatlah pertanyaan secara jelas
d. Berhati-hati dalam pengucapan
e. Memberikan pertanyaan sesuai dengan panduan untuk hasil reliabel
Kesinambungan
a. Kesinambungan pertanyaan satu dengan lainnya.
b. Berikan penjelasan jika terkesan kurang relevan
c. Pilihan timing
Tingkat Pengetahuan
a. Pertanyaan lebih tinggi dari tingkat pengetahuan itee: malu, marah, enggan merespon
b. Pertanyaan lebih rendah dari tingkat pengetahuan itee: mengejek
- kata sangat sederhana
- meminta informasi sederhana dari seorang ahli
- terlalu banyak penjelasan
Kompleksitas
a. Hindari pertanyaan yang rumit/kompleks
b. Gunakan pertanyaan sederhana & jelas
Kemudahan
Kemampuan itee menjawab pertanyaan:
a. Aspek sosial
b. Aspek psikologis
c. Aspek situasional
4) Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk membual
kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, percakapan sosial. Sebagai contoh adalah :
a) Penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan.
b) Penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan
pewawancara.
Rating :
1. Tidak berhasil membangun rapport. Perilaku yang muncul : interviewer dingin atau
acuh terhadap perasaan interviewee (terhadap pertanyaan), gesture yang
dimunculkan tidak menunjukkan kepekaan terhadap perasaan interviewee.
2. Berupaya untuk membangun rapport namun tidak berhasil. Perilaku yang muncul
:Mencoba basa-basi tanpa ada keterkaitan dengan interviu yang dilakukan. Perilaku
membangun hubungan, tampilan gesture dilakukan dengan cara yang kaku, tidak luwes.
3. Hanya berhasil membangun rapport diawal atau Rapport baru terbangun ditengah
proses interviu. Perilaku yang muncul: memulai dengan opening yang menyenangkan,
namun tidak berlangsung selama proses interviu misalnya acuh terhadap perasaan
interviewee (terhadap pertanyaan yang sensitif). Gagal membangun rapport diawal,
namun setelah proses interviu lebih lama relasi menjadi lebih baik karena interviewer
lebih terbuka, mau mendengarkan dengan lebih aktif.
4. Rapport terpelihara dari awal sampai akhir proses interviu. Perilaku yang muncul:
interviewer terbuka dan menerima intervieweea paadanya ditandai dengan
mendengarkan, menanggapi, memberikan apresiasi dan respon yang sesuai dengan
keinginan interviewee (microskill).
2. Kemampuan aktif listening (umpan balik interviewee dan pengamat pada poin2)
Rating:
1. Tidak mendengarkan dengan benar. Perilaku yang muncul : interviewer memberi respon
yang tidak relevan dengan jawaban atau pendapat interviewee
2. Passive Listening Perilaku yang muncul : Interviewer menunjukkan tingkah laku
mendengarkan, namun kurang dalam memberikan respon terhadap jawaban atau
pendapat interviewee.
3. Active Listening tapi belum konsisten. Perilaku yang muncul : Interviewer memberikan
respon yangrelevan terhadap jawaban atau pendapat interviewee namun belum
konsisten.
4. Active listening terpelihara dari awal sampai akhir proses interviu. Perilaku yang
muncul : Interviewer memberikan respon yang relevan terhadap jawaban atau
pendapatinterviewee.
Pertanyaan pembuka:
1. Bagaimana perasaan interviewee ketika awal dan bagaimana perkembangan perasaan
tersebut selama proses interviu
2. Perilaku apa dari interviewer yang menunjang dan menghambat proses interviu
3. Situasi, kondisi atauperilaku apa yang mendorong interviewee bercerita lebih lanjut.
2. Active Listening :
Menanggapi dengan tepat respon verbal dari interviewee, misalnya: mengatakan“okay”,
“he-eh” “terus” sebagai pendorong untuk interviewee melanjutkan ceritanya
Menanggapi dengan tepat respon non verbal, perhatikan kebutuhan interviewee yang
diberikan dalam bentuk nonverbal seperti tidak mau cerita lanjut, ketidaknyamanan,
ketidak sesuai anantara verbal dan nonverbal.
3. Probing :
Kemampuan bertanya secondary question (tidak berhenti dijawaban pertama)
Jika intervewer merasa sulit untuk mendapatkan data, maka bahas Question yang
digunakan, apakah itu Open/Closed.
Relevansi secondary Question dengan respon dari interviewee.
PENGUMUMANUNTUKMAHASISWA:
Form umpan balik wajib diisi dan diberikan pada interviewer setelah proses umpan balik.
Laporan verbatim dan kesimpulan serta form self assessment dari interviewer dikumpulkan
minggu depan dalam bentuk satu laporan hard copy
INSTRUMEN :
1. Alat tulis
2. Meja & kursi
3. Ruangan
4. Recording (mahasiswa diharapkan menyediakan sendiri)
PENILAIAN :
A. TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami keterampilan dasar dalam melakukan
wawancara individual
2. Mahasiswa mampu memetakan kelemahan dan kelebihan kandidat
3. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi.
B. INSTRUMEN :
1. Alat tulis
2. Meja & kursi
3. Ruangan
4. Alat Perekam
C. METODE :
Metode praktikum yang digunakan adalah praktikum seleksi individual menggunakan BEI
(Behavioral Event Interview) dengan metode STAR (Situation, Task, Actions, Result)
D. PROSEDUR :
1. Mahasiswa diminta untuk membuat lowongan pekerjaan tertentu
2. Perhatikan job Requerement dan Job Discription untuk posisi yang akan diwawancara
3. Tentukan paling minimal 4 kompetensi, masing-masing maksimal 2 dari people, 1 dari
business, 1 dari self management
4. Mahasiswa diminta membuat guide wawancara seleksi (interview form)
5. Mahasiswa diminta mencatat kekurangan dan kelebihannya selama melakukan
wawancara seleksi
6. Membuat laporan wawancara untuk seleksi
7. Lampirkan laporan yaitu : contoh lowongan pekerjaan, Job description, kompetensi dari
workitect, Panduanwawancara dan verbatim hasil wawancara serta kumpulkan
rekaman wawancara.
LAMPIRAN 1
Body
Verbatim Tipe Kesalahan Opening Closing
Probing Paraphrase
Pertanyaan wawancara
VII. Kesimpulan
Banjarbaru,……,…..........................., 2018
Tanda Tangan
(Nama Lengkap)
Nim
Terima kasih atas kesediaan Saudara untuk mengikuti kegiatan praktikum wawancara.
Sebagai bagian dari proses belajar, tampaknya menjadi perlu adanya umpan balik dari
Saudara mengenai proses interview yang telah berlangsung. Oleh karenanya, kejujuran
Saudara sangat diperlukan agar dapat memberikan umpan balik positif bagi interviewer.
A. Identitas Interviewer
Nama Interviewer :
Waktu Interview :
Umpan Balik
Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait dengan proses interview tersebut. Saudara
diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada angka yang tertera disebelah kanan
pernyataan yang menunjukan tingkat persetujuan Saudara terhadap pernyataan tersebut.
Skor1 : Tidak Setuju
Skor2 : Kurang Setuju
Skor3 : Setuju
Skor4 : Sangat
NO ITEM 1 2 3 4
1 Menurut saya penampilan interviewer terlihat rapi
2 Menurut saya interviewer ramah dalam menyambut
kedatangan saya
3 Interviewer memberitahukan tentang tujuan interview dengan
jelas
4 Saya merasa informasi yang saya sampaikan terjaga
kerahasiaannya
5 Interviwer bisa membuat saya merasa nyaman selama proses
interview
6 Interviewer mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang
mudahdi pahami
7 Interviewer mengajukan pertanyaan yang relevan dengan
konteks tujuan interview
8 Saya merasa proses interview yang berlangsung mengalir, tidak
kaku
9 Pertanyaan yang diajukan oleh interviewer cukup sistematis
10 Cara interviewer bertanya mendorong saya untuk lebih banyak
bercerita
11 Interviewer dapat menanggapi pernyataan yang saya
sampaikan dengan baik
12 Sikap dari interviewer membuat saya menjadi lebih terbuka
dalam bercerita
13 Rangkuman Interviewer diakhir proses interview sejalan
dengan informasi yang saya sampaikan.
14 Saya merasa dihargai selama proses interview
15 Saya merasa senang/bahagia setelah proses interview
berlangsung
Saran
Tuliskanlah di bawah ini saran Saudara bagi pengembangan interviewer terkait dengan proses
interview.
LAMPIRAN 3
B. Umpan Balik
Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait dengan proses interview. Observer
diminta untuk memberikan tandasilang (X) pada angka yang tertera disebelah kanan
pernyataan yang menunjukan tingkat persetujuan Observer terhadap pernyataan tersebut
dan sebagai tambahan di
Bagian kolom Keterangan berikan catatan hasil observasi anda terkait dengan pernyataan
tersebut.Kejujuran observer sangat dibutuhkan agar dapat memberikan umpan balik
positif terhadap interviewer.
NO ITEM 1 2 3 4 KETERANGAN
1 Menurut saya penampilan interviewer terlihat rapi
2 Menurut saya interviewer ramah dalam menyambut kedatangan
subjek
3 Interviewer memberitahukan tentang tujuan interview dengan
jelas
4 Cara interviewer menyampaikan tentang kerahasiaan informasi
cukup baik
5 Interviwer bisa membuat subjek merasa nyaman selama proses
interview
6 Interviewer mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang mudah
dipahami
7 Interviewer mengajukan pertanyaan yang relevan dengan konteks
tujuan interview
8 Proses interview berlangsung secara mengalir dan tidak kaku
9 Pertanyaan yang diajukan oleh interviewer cukup sistematis
menjadi lebih banyak bercerita dan lebih detail penjelasannya
10 Cara interviewer bertanya mendorong saya untuk lebih banyak
bercerita
11 Interviewer dapat menanggapi pernyataan yang subjek sampaikan
dengan baik
12 Sikap dari interviewer membuat subjek menjadi lebih terbuka
dalam bercerita
13 Rangkuman Interviewer diakhir proses interview sejalan dengan
informasi yang subjek sampaikan.
14 Interviewer menghargai subjek selama proses interview
15 Jika saya menjadi Subjek/interviewee, saya merasa
senang/bahagia terhadap proses interview yang telah berlangsung.
C. Saran
Tuliskanlah di bawah ini saran Saudara bagi pengembangan interviewer terkait dengan
proses interview.
LAMPIRAN
4 FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA
II (WAWANCARA SELEKSI)
INTERVIEW FORM
KEKUATAN
AREA PENGEMBANGAN
CATATAN
REKOMENDASI
Disarankan
Dipertimbangkan
Tidak Disarankan
VERBATIM PRAKTIKUM II
WAWANCARA SELEKSI
Hari/Tanggal :-
Waktu/Lama Wawancara : 13.00 – 13.40 / 40 Menit
Tempat : Ruang I Praktikum Wawancara
ROLE PLAY :
KEKUATAN
AREA PENGEMBANGAN
CATATAN
REKOMENDASI
Disarankan
Dipertimbangkan
Tidak Disarankan
LAMPIRAN 6
ROLE PLAY
YA TIDAK
Persiapan
Membuka Pembicaraan
Mempertajam Informasi
Pertanyaan Tambahan
ROLE PLAY
YA TIDAK
ROLE PLAY
KOMPETENSI
SITUATION
TASK
ACTION
RESULT
LAMPIRAN 9
Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Manfaat
BAB II
KAJIAN TEORITIS
BAB III
METODE SURVEI
a. Sampel Survei
b. Lokasi dan Waktu Survei
c. Metode Survei
BAB IV
HASIL SURVEI
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Panduan wawancara Survei
2. Data Kasar wawancara survei
3. Data-data lain yang mendukung mis : Foto, surat izin
LAMPIRAN
10
LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA
(WAWANCARA.............)
Matakuliah Observasi dan Wawancara
N OGI FAKULTAS KEDOKTERAN
a
m UNIVERSITAS LAMBUNG
a MANGKURAT TAHUN 2019
L
e
n
g
k
a
p
N
i
m
P
R
O
G
R
A
M
S
T
U
D
I
P
S
I
K
O
L
DaftarProfesi untuk CBI
1 Call Center
2 Teller Bank
3 Staf Rekrutmen
4 Staf Training
5 Staf IT
6 Perawat
7 Staf Keuangan
8 Pengacara
9 Dokter
10 Dosen
11 Sekretaris
12 Marketing
Tugas:
1. Cari informasi sebanyak-banyaknya untuk profesi terkait
2. Lakukan pencocokan deskripsi tugas profesi dengan kompetensi yang sesuai.
3. Tanggal Praktikum ....
Kompeten Rating/Penilaian
Definisi Kunci Perilaku Ceklist/Keterangan 1 2 3 4 5
si
Initiative Identifying what (a) Identifies what
needs to be done needs to be done and
And doing it takes action before being
before being ask or required to
asked to or
Required by the
situation
(b) Does more than
what is normally
required in a situation
(c) Seeks out others
Involved in a Situation
to learn their
perspectives
(d) Takes
independent action to
change the direction of
event