Anda di halaman 1dari 76

MODUL OBSERVASI DAN WAWANCARA SEMESTER GENAP 2018/2019 1

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin, Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah


SWT atas selesainya Modul Perkuliahan dan Panduan Praktikum Observasi dan
wawancara.
Buku ini disusun sebagai pedoman bagi mahasiswa, guna melengkapi khasanah
dan wacana informasi terbaru yang akan membekali mahasiswa psikologi menjadi
sarjana psikologi yang berkompeten dalam melakukan wawancara profesional,
dimana wawancara merupakan tuntutan bagi sarjana psikologi agar memiliki
komepetensi sesuai dengan tuntutan masyarakat.
Secara keseluruhan kegiatan praktikum ini bertujuan untuk mencapai tujuan
utama dari sarjana psikologi yaitu Mampu menentukan identifikasi capaian perilaku
yang akan dituju dalam pemeriksaan psikologis Non-Klinis dengan cara membuat
guide interview berdasarkan dimensi konsep teori yang akan digunakan, untuk
memperoleh data yang dapat di interpretasikan sesuai dengan maksud dalam
memberi pelayanan psikologis non-klinis.
Kami menyadari ada banyak kekurangan pada pembuatan buku ini, mohon
maaf atas segala kekurangan dan mohon koreksi serta saran kritik dari pembaca

Banjarbaru, Februari 2019

Tim Penyusun

MODUL OBSERVASI DAN WAWANCARA SEMESTER GENAP 2018/2019 2


Pengertian Wawancara
Wawancara adalah metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang
dikerjakan dengan simpatik, dan berlandasan kepada tujuan penyelidikan (Hadi,
1993).
Wawancara adalah percakapan langsung dan tatap muka (face to face) dengan
maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh kedua belah pihak, yaitu
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang diwawancarai
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu

The Interview Defined


An interview is an interactional communication process between two parties, at least
one of whom has a predetermined and serious purpose, an usually involves the asking
and answering of questions (Steward and Cash, 1994)

Elemen Penting Wawancara


Interactional :
Melibatkan pertukaran dan pembagian, sebuah peran, tanggungjawab, perasaan
kepercayaan, motif dan informasi
Process :
Dinamis, terus menerus, dalam tingkatan sistem atau struktur
Two Parties :
Sebuah proses dyadic (dua pihak)
Predetermined & Serious Purpose :
Dua pihak ini datang dengan tujuan penting dan niat untuk fokus terhadap subjek
masalah
Asking & Answering Questions

Definisi Psikodiagnostik
Suatu upaya untuk mengeksplorasi keunikan individu, dalam suatu pemahaman yang
kontekstual, sehingga diperoleh struktur & dinamika kepribadiannya, untuk
digunakan dalam mengklasifikasikan dan mengambil keputusan yang dibutuhkan
mengenai individu tersebut.
Aspek penting dalam psikodiagnostik:
 Keunikan seseorang
 Kontekstual
 Struktur kepribadian
 Dinamika kepribadian
 Mengklasifikasikan
 Mengambil keputusan

Wawancara merupakan salah satu bagian penting dalam psikodiagnostik.

MODUL OBSERVASI DAN WAWANCARA SEMESTER GENAP 2018/2019 3


Latihan
Mana yang wawancara dan mana yang bukan?
1. Seorang siswa bertemu dengan dokter dan suster untuk mengetahui kapan ia
dapat kembali bergabung latihan dengan kelompok senamnya.
2. Tiga orang supervisor sedang berdiskusi langkah mereka untuk melihat performa
kinerja pada kuartal kedua tahun ini
3. Seorang dosen pembimbing berdiskusi kemungkinan penjadwalan uang kelas
dengan siswanya
4. Profesor menanyakan pertanyya tentang tugas studi kasus dan praktiknya dalam
desain perangkat komputer
5. Dua anggota dari sebuah perusahaan konsultan arsitektur yang membahas
proposal pembangunan dengan pengawas sekolah
6. Seorang mahasiswa berbicara telepon dengan alumnus kampuasnya tetnag
kontribusi untuk dana beasiswa
7. Seorang reporter televisi bertemu dengan wakil presiden untuk urusan
mahasiswa dan dekan untuk membicarakan kekerasan di kampus
8. Seorang sales representatif berkeinginan menjual barang pada dua orang
bersaudara yang berencana membuka toko pakaian pria

Alasan Menggunakan Metode Wawancara


Merupakan metode pelengkap
Dapat digunakan sebagai metode mandiri ketika metode mengukuran lain tidak dapat
digunakan
Mis :Subjek buta huruf, Subjek terlalu muda untuk merespon alat tes, dan topik yang
diukur bersifat pribadi, individual dan rahasia

Tujuan dan Fungsi


1. Pengukuran Psikologis
Data yang diperoleh dari wawancara akan diinterpretasi dalam rangka
pemahaman tentang subjek, dalam rangka melakukan diagnosis permasalahan subjek
dan usaha mengatasi masalah tersebut.
2. Pengumpulan data penelitian
Karena kuesioner atau alat ukur yang tidak dapat ditetapkan pada subjek-subjek
tertentu

Fungsi wawancara
Metode Primer
Apabila dalam pemeriksaan psikologis atau penelitian, wawancara digunakan sebagai
satu-satunya tehnik/alat pengumpul data yang digunakan atau diberi kedudukan
utama dalam serangkaian metode
Metode Pelengkap
Apabila dalam suatu pemeriksaan psikologis atau penelitian, wawancara digunakan
sebagai alat pelengkap untuk mendapatkan data (untuk mencari informasi yang tidak
dapat diperoleh dengan cara lain)
Interview sebagai Kriterium
Apabila wawancara dipakai untuk menguji suatu data yang telah diperoleh dengan
cara lain, mis: tes, observasi. Yang diuji adalah kebenaran dan kemantapan data.
Untuk itu validitas dan reliabilitas dari kerangka interview harus sudah teruji

Strength and Weakness(Hadi, 1992)


Strength
Metode terbaik untuk menilai keadaan pribadi
Tidak dibatasi tingkat umur dan pendidikan
Metode pelengkap dalam penelitian sosial
Menjadi kriterium bagi data yang diperoleh dengan metode lain
Dapat dilakukan sambil melakukan observasi

Weakness
Tidak efisien dari segi waktu, tenaga, biaya
Informasi tergantung kesediaan, kemampuan dan kondisi momental responden
Proses mudah dipengaruhi oleh keadaan-keadaan sekitar
Perlu menguasai “bahasa” interviewee

Faktor yang Mempengaruhi dalam Wawancara Penelitian


Berasal dari dalam
– Pewawancaranya (manusianya) yang meliputi :
• Tingkat pengetahuan dalam arti penguasaan materi penelitian
• Karakteristik yang melekat padanya
• Keterampilan dalam melaksanakan wawancara
• Motivasi yang tertanam
• Rasa curiga kepada pihak lain
• Konsentrasi pemikiran terhadap suatu permasalahan
• Tingkat minat untuk berkecimpung sebagai pewawancara

– Materi wawancara
• Susunan dalam pembuatan mata rantai pertanyaan
• Sukar untuk mengerti secara spontan
• Ada beberapa penafsiran dalam suatu pertanyaan
• Peka untuk dipertanyakan
• Menimbulkan kekhawatiran sehingga rasa kurang aman apabila
dipertanyakan
Berasal dari luar
– Respondennya
• Tingkat pengetahuan atas permasalahan
• Karakteristik yang melekat padanya
• Keterampilan dalam memberikan tanggapan
• Tanggapannya berbelit-belit
• Kemampuan menangkap pertanyaan
• Spontanitas, dan
• Rasa khawatiran karena kurang aman

– Pelaksanaan wawancara (situasinya)


• Waktu yang paling tepat untuk melakukan wawancara
• Kehadiran pihak ketiga dalam wawancara
• Tempat sesuai dengan minat responden
• Sikap masyarakat dalam menerima kehadairan orang lain
• Kesibukan sekeliling keberisikan akan mengganggu suasana

Types of Interviews
1. Information Giving
All interview in which the primary function is to give information, data,
directions, instructions, orientation, and clarifications
Contoh :
 Orientation
 Training, Instruction, Coaching
 Job related instructions
 Briefings
2. Information Gathering
All interviews in which the primary function is to obtain facts, opinions, data,
feelings, attitudes, beliefs, reactions, and feedback
 surveys and polls
 exit interviews
 research interviewing
 Investigations : insurance, police, etc
 Medical, psychological, etc
 journalistic
3. Selection
All interviews in which the primary function is to screen, hire, and place job
applicants, employees, and member of organizations
contoh :
 Screening
 Determinate
 Placement
4. Problems Of Interviewee’s Behaviour
All interviews in which the primary function is to perceive accurately a person’s
behavior, problems, or performance with the goal of helping this person to see
its nature, causes, effects, and possible solutions.
contoh :
 appraisal, evaluative, review
 separation, firing
 correction, discipline, reprimand
 counseling
5. Problems Of Interviewer’s Behavior
All interviews in which the primary function is for the interviewer to receive
complaints, grievances, or suggestions
Contoh :
 Receiving complaint
 Grievances
 Receiving suggestions
6. Problem Solving
All interviews in which the primary function is to analyze and resolve a problem
of mutual concern to both interviewer and interviewee
contoh :
 discussing mutually shared problems
 receiving suggestions for solutions
7. Persuasion
All interviews in which primary function is to change an interviewee’s ways of
thinking, feeling, and/or acting
contoh :
 selling products and services
 recruiting members
 fundraising and development
 Changing the way a party feels, thinks, or acts

Tipe Wawancara Berdasarkan Struktur Pertanyaan


Menurut Patton (1990), wawancara untuk mendapatkan data kualitatif dapat
dibedakan dalam bentuk :
A. Wawancara terstruktur
– Menggunakan pedoman (guide) umum
– Menggunakan pedoman (guide) terstandar yang terbuka
• Kekuatan
– Variasi jawaban akibat variasi pertanyaan dapat dihindarkan
– Kesalahan akibat masalah teknis dapat dikurangi
• Kelemahan
– Respon yang diperoleh bersifat rasional, tetapi kemampuan untuk
mengungkap dimensi emosional sangat rendah
B. Wawancara tidak terstruktur (wawancara konversasional yg informal)
Wawancara didasarkan sepenuhnya pada berkembangnya pertanyaan-
pertanyaan secara spontan dalam interaksi alamiah
• Beberapa perbedaan wawancara tidak terstruktur dan terstruktur
– Menggunakan pertanyaan terbuka, memungkinkan jawaban yang lebih luas
dan bervariasi.
– Pewawancara tidak “berkepala dingin”, berjarak dan rasional (berusaha
untuk objektif). Pendekatan ini memungkinkan diperolehnya pemahaman
tentang perilaku tanpa kategori yang apriori yang dapat membatasi
penggalian data.
– Tujuan wawancara adalah untuk memahami, bukan hanya menjelaskan,
sehingga hubungan antar manusia menjadi sangat penting.
Kekuatan :
– Sangat cocok untuk penyelidikan pendahuluan
– Memungkinkan pewawancara menyesuaikan pertanyaan pada kasus
individual
– Memungkinkan pewawancara mengikuti secara mendalam hal-hal yang
tampak relevan dan produktif.
Kelemahan (bila digunakan untuk penelitian) :
– Mempunyai kemampuan yang sangat terbatas sebagai alat riset ilmiah
– Hanya cocok untuk riset-riset tipe eksploratif
– Tidak selalu diperoleh hasil yang sama dari semua interviewee, shg ada
perbedaan besar data yang diperoleh
– Materi yang sangat relevan bisa terlupakan karena pertanyaan tidak
diajukan
– Variasi dapat menyebabkan konsistensi rendah jika beberapa interviewer
mewawancarai orang yang sama
– Membutuhkan waktu yang lama
C. Wawancara semi-terstuktur
– Kelemahan wawancara tidak terstruktur dapat diatasi dengan metode
semi-terstruktur, yaitu dengan cara membuat pedoman wawancara yang
tidak ketat yang memungkinkan penggalian materi yang relevan.
– Daftar pertanyaan atau kerangka pertanyaan disiapkan, tetapi jawaban
tidak
– Dimungkinkan variasi urutan penyajian pertanyaan disesuaikan dengan
situasi yang ada
– Dimungkinkan dilakukan probing (menggali lebih dalam) terhadap jawaban
interviewee, sehingga arah dari wawancara masih terletak di tangan
pewawancara
Wawancara Berdasarkan Jumlah Responden
Terbagi menjadi Wawancara Pribadi (personal interview) &Wawancara Kelompok
(group interview)
1. Wawancara Pribadi (personal interview)
Merupakan tanya jawab langsung seorang pewawancara (interviewer) dengan seorang
responden (interviewee) secara face to face
Keuntungan
o Memungkinkan pengumpulan informasi yg bersifat rahasia
o Jika ingin checking dapat dilakukan dengan wawancara iniinformasi teliti dan
mantap
o Bisa mengobservasi ekspresi dan gerak-gerik responden
Kelemahan:
o Dalam pelaksanaannya terdapat sejumlah sampel yang memerlukan tenaga dan
waktu yang banyak
2. Wawancara kelompok (group interview )
Ciri-ciri:
o Tanya jawab seorang/lebih interviewer dgn seorang/lebih interviewee.
o Hadirnya dua orang yang diwawancarai bukan ciri mutlak
o Proses tanya jawab yang terjadi tidak harus bergiliran.
o Tidak diinginkan adanya juru bicara yg menguasai situasi
wawancara Kelemahan:
o Sulit untuk memperoleh data bersifat rahasia atau pribadi.
o Jawaban yg disampaikan salah 1 respondenwawancara mungkin dibantah oleh
responden lain, terjadi perdebatan waktu lama.
o Para responden berebutan menyampaikan pendapat dan jawabannya,
o Responden memberikan penjelasan-penjelasan yang pada hakikatnya hanya
mengulang apa yang telah diterangkan oleh responden lain
Keuntungan:
o Bisa difungsikan sebagai proses cross check.
o Jika dapat dibentuk suasana cair yang sebebas-bebasnya muncul informasi-
informasi aksi-reaksi pribadi tentang konteks sosial yang ada.
o Para responden bisa saling melengkapi kekurangan & mengontrol jawaban
responden lain.

Wawancara Berdasarkan Situasi Wawancara


Terbagi menjadi Wawancara Formal & Informal
1. Wawancara formal.
Misal: seorang siswa dipanggil di ruang Bimbingan dan Konseling oleh orang
yang memiliki otoritas tertentu
2. Wawancara informal.
Misal: Guru menanyai siswa di tempat parkir.
Wawancara Berdasarkan Perencanaan
Terbagi menjadi Wawancara Terencana & Incidental
1. Wawancara terencana
Yaitu wawancara yang sebelumnya telah direncanakan dan ditentukan secara
matang baik tema, subjek, tempat dan waktunya.
2. Wawancara incidental
Yaitu wawancara yang muncul tanpa perencanaan matang, hanya berasumsi
bahwa hasil wawancarananti akan ada gunanya.

Wawancara Berdasarkan Kepentingan


Wawancara Berdasarkan kepentingan terbagi menjadi
• Wawancara konsultasi.
• Wawancara seleksi dan promosi.
• Wawancara evaluasi.
• Wawancara pengaduan.
• Wawancara sekolah atau pendidikan.
• Wawancara klinis.
• Wawancara industri dan organisasi.
• Wawancara sosial.

Guba & Lincoln membagi Wawancara Menjadi 4 (empat) Macam:


1. Wawancara oleh tim atau panel.
Tipe ini lebih sering diguakan dalam teknik wawancara kerja dalam proses
rekrutmen dan juga teknik interogasi dalam kasus- kasus kriminalitas.
2. Wawancara tertutup dan terbuka.
Jenis wawancara ini membedakan antara wawancara yang menggunakan
pertanyaan tertutup (hanya jawaban ya dan tidak) dengan wawancara yang
menggunakan pertanyan terbuka (meminta penjelasan dari sudut pandang
responden mengenai suatu masalah).
3. Wawancara riwayat secara lisan.
Jenis wawancara ini meminta responden untuk menceritakan kejadian dan
kronologis suatu kejadian atau pengalaman baik tentang apa yang dialaminya
maupun yang dialami oleh orang lain.
4. Wawancara terstruktur dan tidak terstruktur.
Pembagian wawancara ini sama dengan pembagian wawancara terpimpin dan
wawancara tak terpimpin (bebas).

Kemampuan yang diharapkan bagi pewawancara


• Dapat membuat orang yang diwawancarai merasa nyaman atau enak
• Mampu membuat keputusan yang objektif meskipun mempunyai reaksi yang
subjektif terhadap penampilan, kepribadian, latar belakang klien
• Dapat memahami dan berempati terhadap rasa takut dan cemas yang dirasakan
klien
• Membuat keputusan secara cepat berdasarkan data yang didapatkan
• Mampu menginterpretasikan prilaku, ekspresi dan bahasa non verbal klien
secara objektif
• Mampu melakukan komunikasi personal tanpa menjadi terlibat secara
emosional
• Tidak melakukan interupsi perkataan klien
• Tidak mengkritik baik secara oral ataupun melalui bahasa tubuh
• Mampu mendorong klien agar terjadi diskusi yang positif

Bekal Pewawancara
1. Pengetahuan
Seorang pewawancara harus mempunyai pengetahuan perilaku manusia dan
dinamikanya, mis dibidang industri
2. Keterampilan
a. Keterampilan Sosial
b. Keterampilan Komunikasi
c. Keterampilan melakukan analisis
d. Keterampilan Membuat keputusan

Menurut Backstorm dan Hurst, Sifat seorang pewawancara yang baik adalah sbb:
– Terpercaya dan penuh kesadaran
– Objektif dalam cara mengajukan pertanyaan
– Bersedia menulis jawaban secara lengkap dan mudah dibaca
– Tertarik pada orang, penuh pengertian
– Dapat membangkitkan kepercayaan orang dan menenangkan mereka
– Berpakaian rapi
PROSES KOMUNIKASI INTERPERSONAL
Ketrampilan Dasar Pewawancara
Cara menunjukkan sikap penerimaan, penghargaan & empati, adalah melalui
komunikasi verbal & non verbal.
Tutur kata dan sikap yang ditunjukkan pewawancara dalam komunikasi verbal:
Bertanya
1). Bertanya dengan pertanyaan yg tepat pendekatannya, menggunakan direktif, non
direktif atau kombinasi keduanya
2). Setiap kali menanyakan lebih jauh mengenai apa yang baru dikemukakan klien,
juga merangkum hal-hal penting yang diceritakan klien dengan kata-kata sendiri
(refleksi isi)
3). Menanyakan lebih jauh mengenai apa yang dialami dapat juga melalui refleksi
perasaan. Pertanyaan dapat muncul ketika orang yg diwawancarai sedang
menampakkan emosi tertentu saat wawancara.

Mengenali kata-kata, yaitu kata-kata yang:


1. Memiliki banyak arti, misalnya: permainan cerdik (jk ragu sebaiknya tanyakan
secara eksplisit artinya)
2. Ambigu/membingungkan misalnya: paruh baya, sering selip (artinya apa?)
3. Memiliki bunyi yang mirip, misalnya: pacar dengan pakar
4. Konotasi positif dan negatif, misalnya: termasuk berkonotasi positif adalah
strategi, latihan, pengatasan, & yg termasuk berkonotasi negatif adalah curang,
licik, trik, rusak, dsb.
5. Jargon (kata yang diciptakan untuk aneka tujuan), misalnya: reformasi
6. Ucapan populer, misalnya: bete, cool, otre, dll
7. Efeumisme (pengecilan/penghalusan arti untuk kepantasan), misalnya: kamar rias
untuk pengganti kata toilet
8. Merupakan label nama, tempat, segala sesuatu agar tampak berbeda, misalnya:
label preman untuk para penjahat, pasar kembang untuk tempat mangkal para
pekerja seks komersial
9. Kata-kata yang mengandung pesan, misal: resesi dunia, globalisasi
10. Kata-kata mengandung kekuatan, misalnya: Kamu tahu…. Saya terus bertahan
apapun yg terjadi. Kata-kata ini terkait dengan peristiwa tertentu yang berkesan.

Mendengar
Beda mendengar – mendengarkan
Mendengar: proses mendengar bunyi dan terjadi tanpa sengaja
Mendengarkan : proses pemaknaan bunyi yang didengar dan merespon

Hal yang dapat dilakukan untuk mendengarkan aktif


Verbal
– mengundang komentar tambahan
– bertanya
– identifikasi : pengalaman
– memberikan respon yang berbeda-beda
– memberikan respon verbal yang jelas
– menggunakan respon deskriptif dan non evaluatif
– memberikan pernyataan yang menyetujui dan menegaskan
– hindari terdiam dalam waktu yang lama
– berikan orang lain kesempatan untuk bicara
– mengulang kembali pesan dan maksud pembicara dengan kata-kata sendiri

Hal yang dapat dilakukan untuk mendengarkan aktif


Non Verbal
– badan condong ke depan
– posisi badan dalam kondisi terbuka
– relaks
– gunakan ekspresi wajah dan gerakan kepala yang positif
– jaga kontak mata
– duduk dan berdiri dekat pembicara
– ubah respon suara
– berikan ungkapan yang mendukung

Mendengar dengan Aktif


1. Mendengar untuk memahami
Pewawancara menerima, berusaha mengerti, mengingat hal yang dibicarakan.
Tujuannya untuk berkonsentrasi pada pertanyaan, jawaban atau reaksi orang
yang diwawancarai tidak untuk memberikan kritik atau pertimbangan
Kiat-kiat Mendengar untuk Memahami
Dengarkan seksama, sabar, Cari ide/isi pembicaraan, Lakukan probing, Buat
pertanyaan lebih khusus, Klarifikasikan informasi, Lakukan refleksi isi dan
perasaan, identifikasi keyakinan/sikap/perasaan
2. Mendengar untuk berempati
Pewawancara merespon pesan dengan penuh penerimaan dan pemahaman,
dapat menempatkan dirinya dalam situasi orang yang diwawancarai. Sikap
yang ditampilkan adalah apa adanya, memahami, penuh kehangatan & terlibat.
Kiat-kiat untuk Mendengar Empatik
Eksklamasi, Jangan diinterupsi, Jangan bereaksi secara cepat terhadap
pernyataan yg kontroversial, Kontak mata, Bersikap terus terang, Ciptakan rasa
nyaman ketika ada reaksi emosional
3. Mendengar untuk evaluasi
Pewawancara membuat judgement tentang apa yang didengar dan diobservasi
setelah melalui proses pemahaman dan empati.
Kiat-kiat Mendengar untuk Evaluasi
Dengarkan pernyatana dengan seksama, perhatikan bahasan non verbal,
Dengarkan isi pembicaraan, Buat Evaluasi pd akhir sesi setelah data lengkap,
Klarifikasi, Jangan membela diri atau menolak dan terlalu reaktif,
4. Mendengar untuk resolusi masalah/ tugas
Proses pemecahan masalah atau tugas berlangsung secara dialogis tidak boleh
hanya dari satu pihak saja.
Kiat-Kiat Mendengar untuk Resolusi
Libatkan interviewee untuk menjawab masalahnya sendiri, Tetap sopan
sederhana, Pertanyaan banyak yg terbuka, respon terbuka, Pusatkan perhatian
pada komunikasi saat ini, Dorong untuk merespon usulan interviewer, Gali
lebih banyak informasi, Gunakan kata kiasan, Gunakan kata-kata sendiri dan
berikan respon dan ide-ide, Gunakan pertanyaan sebagai bentuk dorongan,
misal: Apa yang terjadi kemudian? Sekarang menurut anda apa yang akan anda
lakukan?

Bahasa Non Verbal


Sikap/perilaku yang perlu ditunjukkan pewawancara secara non verbal:
1) Cara duduk: condong ke arah interviewee
2) Ekspresi wajah: menyenangkan, serius bersungguh-sungguh
3) Gerak tangan dan tubuh: terbuka bukan menyilangkan tangan di dada
4) Kontak mata ke arah yg diwawancarai
5) Jabat tangan yang mantap
6) Bicaralancar, tidak terputus-putus
7) Menyentuh tangan, atau lengan
8) Di saat yang tepat, terutama saat orang yg diwawancarai mengeluarkan
emosinya biarkan ada jeda atau masa istirahat agar orang yang diwawancara
merasa mendapat kesempatan mengutarakan isi hatinya
9) Ekslamasi (mis:angguk2 tanda setuju)
10)Gunakan nada suara yang sedang, jangan terlalu tinggi

Tutur kata, Sikap atau perilaku berikut perlu menjadi perhatian pewawancara jika
tampak pada orang yang diwawancarai
1. Kontak mata yang sedikit, mungkin menandakan adanya hal yang disembunyikan
2. Jabat tangan yang lemah menandakan rasa malu atau takut
3. Ekspresi muka yang tampak main-main mungkin menandakan kebingungan
4. Bicara cepat menandakan ada hal penting atau justru kurang minat
5. Bicara cepat dan napas tersengal menandakan ketegangan
6. Bicara lambat menandakan kurang siap atau situasi yang tak menentu
7. Bicara terputus-putus : ada keraguan
8. Duduk gelisah, menyilangkan tangan atau kaki, duduk dengan kaku, melihat ke
bawah, lerutan alis, nada suara tinggi menandakan mecemasan, ketakutan atau
justru agitasi
9. Menjatuhkan tubuh (tubuh lunglai), bicara pelan, kerutan dahi menandakan
kesedihan atau kegagalan mengantisipasi
10. Duduk bersandar ke belakang, membelalakkan mata, gelengan kepala
menandakan ketidaksepakatan, kemarahan, rasa tidak enak

Bila orang yang diwawancara menunjukkan tutur kata, sikap atau perilaku ini
sebaiknya pewawancara mengkomunikasikan kembali kepada orang yang
diwawancarai dengan cara yang tidak menyinggung perasaannya. Misalnya
dengan mengatakan: “ Tampaknya anda merasa tidak nyaman kita
membicarakan masalah ini….dst.”

Interviewee
Dasar Pertimbangan dalam menentukan:
• Apakah interviewee memiliki informasi yg diperlukan?
• Apakah interviewee sesuai? Ada waktu//tidak
• Apakah interviewee mau memberikan informasinya?
• Apakah interviewee dapat menyampaikan informasi secara bebas dan akurat?
Interviewee dengan Karakter Sulit
Interviewee Emosional:
Pewawancara perlu tenang dan dapat berkata:
“Tak apa-apa kalau anda ingin menangis atau……
“Katakan saja isi hatimu waktu kita bicara masih panjang….”
“Apakah anda akan berhenti sejenak untuk melepaskan perasaan anda yang
mengganjal?”
Setelah kata2 di atas diucapkan, berhenti sejenak dan berikan terapi sentuhan jika
perlu
Interviewee Pendiam
Mungkin yang terjadi adalah ada hambatan-hambatan komunikasi dengan
pewawancara, posisi pewawancara. Situasi, topik, lingkungan sekitar, orang dekat
yang ikut bersama saat wawancara. Jika ada hambatan dengan pewawancara maka
yang perlu dilakukan adalah mengubah gaya yang semula formal menjadi informal.
Dingin menjadi hangat. Tak setuju jadi setuju. Bisa juga mengganti dengan strategi
pertanyaan terbuka jadi tertutup sampai terjadi pemanasan dan siap memberi
jawaban panjang. Atau dapat juga mengalihkan topik, topik ringan cocok dilakukan
pada awal wawancara.
Interviewee Cerewet
Pewawancara kesulitan untuk menghentikan pembicaraan. Satu taktik : tutup uraian
panjang dari orang yang diwawancara dengan suatu pernyataan halus, misalnya:
 Hal itu sangat menarik, sekarang mari kita diskusikan mengenai topik yang lain
 Saya senang mendengarnya, sekarang….
 Bagus! Sekarang……
 Gunakan juga kontak mata, duduk condong agak ke depan lagi, gerakkan tangan
anda untuk memberi tanda ingin pindah topik atau bertanya dengan pertanyaan
lain. Ingatkan juga soal waktu yang terbatas, namun harus hati-hati.
Interviewee Suka Mengelak Pertanyaan
 Bisa terjadi karena : pertanyaan tersebut menekan mereka, menyentuh perasaan
atau menimbulkan prasangka, atau pertanyaan itu meminta informasi khusus dan
agak menuduh. Strategi mengelak dapat berupa: humor, berpura-pura memusuhi,
pertanyaan balik dan bahasa yang membingungkan. Pewawancara sebaiknya tetap
mencoba mengajukan pertanyaan, mungkin juga bisa mengulang pertanyaan
tersebut atau mengajukan pertanyaan yang susunannya berbeda. Bisa juga pindah
pertanyaan lain baru kemudian balik ke pertanyaan semula. Bisa juga gunakan
pertanyaan menjurus (hati2), misalnya: Ketika anda berkampanye, anda
menjanjikan akan memberantas KKN, sejauh ini bagaimana hasilnya?
Interviewee Bingung
 Orang yang diwawancara mungkin bingung dengan topik atau pertanyaan, oleh
karena itu sangat penting diperhatikan kecermatan dalam bertanya atau menyusun
kembali pertanyaan dengan cara lain. Sadari adanya kata-kata yang perlu
diwaspadai, seperti kata bermakna ganda, jargon, kata-kata ambigu, dll. Penting
juga diperhatikan bahasa nonverbal. Contoh pertanyaan Pewawancara: Bagaimana
dengan pekerjaan terdahulu yang menjadi tanggung jawab anda?
Orang yang diwawancara: Maksudnya…yang mana?
Pewawancara: Maksud saya pekerjaan sebelum anda melamar di sini yang saat
menjadi tanggungan anda? Apa yg dilakukan ketika anda diterima di sini?
Interviewee sulit beradaptasi
 Terjadi mungkin karena perbedaan jender (perempuan lebih sering memberi
jawaban pendek, kadang justru bertanya balik, atau mungkin yang terjadi adalah
cerewet). Perbedaan budaya (jawa lebih kalem, perlu dipancing), Perbedaan usia
(orang tua lebih kurang rasa percayanya dan amannya).
 Oleh sebab itu pewawancara perlu menyesuaikan pertanyaan yang tepat
berdasarkan background orang yang ditanya, ‘ ‘bahasa’ mereka berbeda.
Pewawancara perlu memotivasi orang yang diwawancarai untuk menjawab
Interviewee yang memalukan diri sendiri dan interviewer
 Subjek secara sengaja maupun tak sengaja mempermalukan dirinya sendiri atau
pewawancara. Hal ini terjadi karena satu pihak biasanya mendorong terlalu jauh
pihak lain.
• Contoh pada dialog berikut :
– Ko-Ass: Sebelum anda melakukan otopsi anda sudah memastikan denyut
nadi?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Apa anda sudha mengecek tekanan darah?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Apa mungkin pasien ini kembali hidup saat anda lakukan otopsi?
– Dokter: Tidak
– Ko-Ass: Bagaimana anda seyakin itu dok?
– Dokter: Karena otaknya ada di dekat meja saya
– Ko-Ass: Tetapi apa pasien masih mungkin hidup?
– Dokter: Ya itu mungkin saja ia hidup berkeliaran bahkan mampu
menjalankan profesinya di tempat ia berasal
 Jika hal-hal seperti ini terjadi, wawancara boleh dihentikan atau kalau masih
mungkin kembali lain waktu. Jika orang yang diwawancarai memalukan
pewawancara hadapi dengan kepala dingin, jangan membela diri atau cenderung
berniat jahat karena penampilan pewawancara justru akan terlihat buruk.

STRUCTURING THE INTERVIEW


What happens at the interview?
Tahap Opening
Fungsi primernya untuk memotivasi kedua belah pihak agar berpartisipasi dan
berkomunikasi secara bebas, akurat.
• Greeting
• Self-Introduction
• Personal Inquiries
• Orientation
Bahasa nonverbal :
• Senyum
• Anggukan kepala
• Mempersilakan duduk
• Kontak mata
• Jabat tangan

Langkah pertama: Membangun rapport


1. perkenalan
2. mengucap salam
3. aktivitas non verbal
4. percakapan topik umum&ringan
5. personal inquiry
Perhatikan: hubungan, perbedaan status, situasi wawancara, dan tipe wawancara
Langkah kedua: Orientasi
1. Tujuan
2. Lama & sifat wawancara
3. Tanggung jawab
4. Manfaat informasi
5. Latar belakang kedatangan itee
Teknik Opening
Komunikasi Verbal
1. Menyimpulkan masalah
2. Menjelaskan timbulnya masalah
3. Sebutkan manfaat keterlibatan itee dalam proses wawancara
4. Meminta saran&bantuan
5. Mengarahkan pembicaraan yang berhubungan dengan posisi&hal2 yang diketahui
itee
6. Mengarahkan pembicaraan mengenai pihak yang merekomendasi iter
7. Mengarahkan pembicaraan mengenai lembaga yang dinaungi iter
8. Meminta waktu secara spesifik
9. Bertanya
- Open-ended
- Mudah dijawab&pertanyaan jelas
- Relevan dengan tujuan wawancara
10. Menggabungkan beberapa teknik opening

Komunikasi Non Verbal


1. Etika memasuki ruang wawancara
2. Etika berhadapan dengan lawan bicara
3. Kontak mata
4. Penampilan
5. Berjabat tangan
6. Sentuhan

Beberapa hal yg perlu diperhatikan pada tahap ini :


− Pemberian salam
− The Physical Layout
− Pembicaraan Awal

TiPs2 melakukan GreEtiNg


• Hindari pemberian salam tanpa senyuman
• Hindari tarikan muka yang dingin, merengut dan memberi komentar yang tepat
(silly)
• Hindari kesan yang mengesankan bahwa interviewer kurang berminat
terhadap interviewee
• Hindari pandangan yang tidak simpatik (pandangan tajam dan dingin) dan
mengikuti setiap gerak pupil matanya
• Hindari sikap yang loyo/tidak bersemangat
• Hindari cara berbicara yang terlalu perlahan, datar, monoton ataupun yang
berlebihan
The Physical Layout
• Hindari bersembunyi dibalik simbol kekuasaan yang seringkali terdapat pada
kantor manager
• Bila ingin mencatat atau merekam sesuatu beritahukan pada interviewee
disertai dengan alasannya
• Usahakan selama proses interview tidak ada gangguan apapun, misalnya :
bunyi ponsel, gerakan nonverbal berlebihan
Tingkah Laku yang Disarankan
• Melakukan kontak mata dengan interviewee
• Memberikan senyuman yang tulus ketika terjadi kontak mata
• Berjabat tangan secara mantap dan meyakinkan
• Menganggukan kepala sebagai tanda persetujuan atau secara verbal
mengucapkan “mm-hmm” (eklamasi)
• Menggunakan variasi nada dan kerasnya suara untuk bagian-bagian yang
penting
• Menunjukkan sikap tubuh yang rileks dan percaya diri dalam berkomunikasi
dengan interviewee

Pembicaraan Awal
Hal-hal yang perlu dihindari pada pembicaraan awal :
– Membicarakan hal-hal yang tidak bersifat umum tetapi spesifik
– Membicarakan hal - hal yang dapat menimbulkan stres atau pengalaman negatif
– Waktunya yang digunakan sangat singkat

Kiat Menjaga Hubungan Baik dengan Interviewee


• Mengemukakan pokok-pokok permasalahan, misalnya mengapa wawancara
dilakukan
• Mengemukakan tujuan wawancara dengan sikap rendah hati, bersahabat dan
bahasa yang mudah dimengerti
• Melakukan pembicaraan dari hal-hal yang ringan dan umum
• Menimbulkan suasana yang bebas dan nyaman
• Wawancara tidak dilakukan dalam keadaan tergesa-gesa, ada sikap percaya dan
menghargai jawaban
• Memberikan semangat kepada interviewee bahwa ia adalah orang yang penting
dan diperlukan dalam kerjasama memecahkan permasalahan

Memancing interviwee agar bersedia terbuka :


• Pertanyaan pembuka berkisar pada hal-hal yang bersifat netral dan terbuka
• Menghindari gaya bicara yang berbelit-belit dan berputar-putar
• Memperhatikan nada dan irama dalam berbicara untuk menghindari kebosanan
• Sikap bertanya tidak menginterogasi, rileks dan menghargai interviewee
BODY
Example :
• information about the company & position
• more information from the candidate
• candidate asks questions
• candidate shares goals, aspirations, plans

1. Panduan wawancara
• Mengembangkan area inquiry
• Mengingat jawaban itee
• Mengenali jawaban yang relevan dan tidak
• Menentukan pertanyaan lanjutan yang akan dikemukakan
2. Rangkaian tahap body
a. Topical sequence : pembagian sub topik
b. Time sequence : urutan kronologis
c. Space sequence : pembagian ruang
d. Cause to effect sequence : akibat - sebab
e. Problem solution sequence
3. Rencana wawancara
a. Non scheduled interview
Memilliki panduan atau hanya daftar topik/sub topik
b. Moderately scheduled interview
Terdiri dari pertanyaan secara garis besar&pertanyaan untuk probing
c. Highly scheduled interview
Memuat seluruh pertanyaan dan penggunaan bahasa/pilihan kata&kalimat
d. Highly standardized scheduled interview
seluruh pertanyaan&jawaban telah tersedia, yang bersifat serupa

Kesalahan-Kesalahan Wawancara
1) Hallo Effect:
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang
pelamar untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik
lain pelamar. Sebagai contoh adalah :
- Seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik (apalagi kalau cantik atau
ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara
dimulai.
- Seorang pelamar yang menggunakan blue jeans dalamwawancara ditolak secara
mental.
2) Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan jawaban yang diiginkan dengan
cara memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara. Sebagai contoh adalah :
“Apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting ?”
“Apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini ?”
3) Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap
kelompok-kelompok tertentu. Sebagai contoh :
" Saya lebih menyukai personalia penjualan yang berbadan tinggi".
4) Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk
membual kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, percakapan sosial.
Sebagai contoh adalah
• Penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana
perusahaan.
• Penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya
pekerjaan pewawancara.

Strategi dalam Wawancara


• Membangun dan memantapkan pendekatan
• Menunjukkan minat
• Mengatasi kecemasan
• Memberi kemudahan komunikasi
• Menggunakan istilah-istilah yang dipahami
• Menyusun pertanyaan dengan jelas
• Memperjelas istilah-istilah yang dikemukan oleh interviewee
• Menghindari yes-no question
• Menghindari pertanyaan panjang
• Menggunakan pertanyaan-pertanyaan alternatif (terutama untuk anak-anak)
• Bertanya secara langsung dan jelas
• Mengadakan penggalian secara efektif
• Menghindari pertanyaan yang mengarah
• Melakukan inquiry mengenai emosi interviewee

CLOSING
Functions :
Tanda bahwa wawancara telah berakhir, namun bukan berarti hubungan
interpersonal berakhir
 I’ll email you when I…
 Any question at this time?
 Are there any questions before I leave?
Mengekspresikan suportivitas utk meningkatkan hubungan dan membawa
wawancara ke akhir yg positif
 I really appreciate your support
 I have really enjoyed talking with you..
Merangkum wawancara
 Ok, I think we set. You want…..Is that correct?
Fungsi Closing
1. Pesan mengakhiri wawancara ≠ mengakhiri hubungan
2. Wawancara diakhiri dengan baik
3. Menyimpulkan materi wawancara

Panduan Closing
1. Bersikap tulus&jujur
2. Jangan tergesa-gesa
3. Jangan memulai topik baru
4. Akhiri tepat pada waktunya
5. Hindari kesalahan menutup wawancara
6. Terbuka tentang rencana selanjutnya
7. Hindari “Leave departure”
• Penutup yang baik bila ada apresiasi positif dari orang yang diwawancarai dan
mungkin harapan kontak di masa yang akan datang. Contoh kata-kata penutup
:“Terima kasih banyak atas bantuannya. Anda memberi saya informasi yang
berharga yang mungkin tidak saya dapatkan dari sumber lain…” dst.
• Merangkum wawancara : Memberikan penegasan kepada orang yang
diwawancara tentang isi pembicaraan. Jika blm akurat bisa ditambahkan

Teknik Penutupan
• Beri kesempatan bertanya
– Tunjukkan kesungguh-sungguhan dalam menjawab pertanyaan dan waktu
yang cukup untuk bertanya. Jangan jawab pertanyaan secara singkat dan
mengakhiri wawancara. Contoh: Ada hal-hal yang ingin ditanyakan?
• Gunakan pertanyaan untuk menegaskan bahwa tak ada lagi yang ketinggalan
(clearinghouse question), sudah semua topik dibahas, sudah semua pertanyaan
dijawab. Contoh: Apakah masih ada pertanyaan yang belum saya jawab? Apa
ada lagi yang belum tercakup, sebelum saya meninggalkan tempat?
• Deklarasikan bahwa pewawancara telah melengkapi tujuannya. Kata
“Baiklah…” adalah tanda bahwa pewawancara bermaksud mengakhiri. Contoh:
Baiklah… semua pertanyaan telah saya ajukan kepada anda. Terima kasih atas
bantuannya…” dst.
• Buat inquiry personal, lakukan secara tulus. Contoh: Saya berharap usaha anda
berhasil dan berkembang…” dst.
• Buat inquiry profesional (seperti diatas tapi lebih formal). Contoh: “Apa saja
program yang dimiliki Koperasi Tri Dharma? “
• Beri tanda bahwa waktu telah habis. Contoh: “Saya kira waktu bagi kita telah
habis untuk hari ini, kapan ada waktu lagi?”
• Jelaskan alasan penutupan. Contoh: “Saya mempunyai janji jam 13.30 ini.
Mungkin kita bisa ketemu pada….” dst
• Ekspresikan bahwa pewawancara puas dengan hasil wawancara.
• Siapkan untuk pertemuan yang akan datang Contoh: “Bagaimana jika pada
tanggal….kita bertemu lagi untuk sesi berikutnya. Apakah ada agenda untuk
tanggal tersebut?”
• Rangkum isi wawancara. Hal ini penting pada wawancara informasional,
performa kerja, konseling & sales utk tujuan verifikasi keakuratan dan
perjanjian yang disepakati bersama.
– Contoh: “Terima kasih telah meluangkan waktu bersama” atau “Saya sangat
senang bisa bercakap-cakap dengan anda. Terima kasih bantuannya”

Bahasa Nonverbal Menutup Wawancara


• Senyum
• Gerak tangan yang sibuk
• Lihat jam tangan
• Duduk menyandar ke belakang
• Bergerak menjauh dari orang yg diwawancarai
• Posisi kaki tidak menyilang
• Kontak mata berkurang
• Berdiri
• Jabat tangan

TAHAP PERSIAPAN WAWANCARA DAN JENIS PERTANYAAN


Interview guide (Pedoman Interview)
Hal ini perlu diperhatikan karena interview guide dapat menolong interviewer
mengembangkan pertanyaan, area daripada informasi, jawaban yang perlu dicatat,
jawaban yang relevan dan menentukan pertanyaan probing yang baru
Cara Membuat Pedoman Wawancara
o Tentukan tujuan Wawancara
o Membuat batasan dari tujuan secara operasional
o Menjabarkan operasionalisasi tujuan secara lebih terperinci

Urutan Struktural
o Urutan Topik
o Urutan Waktu
o Urutan Tempat
o Urutan Sebab Akibat
o Urutan Pemecahan Masalah

Susunan Pertanyaan
Pertanyaan terbuka
Bersifat luas (jawaban panjang, detail)Interviewee lebih bebas memberikan info
Ada dua jenis:
1. Sangat terbuka, misal: Apa yang anda ketahui tentang fakultas Psikologi?
2. Setengah terbuka, misal: Apa yang anda ketahui tentang alumni Fakultas Psikologi?
Susunan Pertanyaan
Pertanyaan tertutup
Bersifat kaku, jawaban pendek, Interviewee kurang spontan
Ada dua jenis:
1. Sangat tertutup:
a. Disediakan alternatif, misal: Pendidikan yg ditempuh: SD? SMP? SMA? PT?
• Susunan Pertanyaan
b. Bipolar
1). Pilih satu antara dua,misal: Suka teh,kopi?
2). Menyatakan evaluasi atau sikap, misal:
“ Anda setuju atau tidak bila SPP naik?”
3). Jawaban ya atau tidak, misal: Apakah anda tinggal di tempat kost?
2. Setengah tertutup
Misal: Kapan anda pertama kali menginjakkan kaki di Yogya?
• Susunan Pertanyaan
Pertanyaan Primer
Mengemukakan topik atau area baru dalam suatu topik atau aspek tertentu, misal:
“ Apa saja yang anda perlukan untuk kost?”
Pertanyaan Sekunder
Merupakan pertanyaan yg mengikuti primer dalam usaha mendapat info lebih
lanjutSering disebut PROBING/pertanyaan lanjutan
Jenis-jenis Probing
1. Silent Probes: Non verbal supaya lanjut
misal: anggukan, persilahkan dg. Tangan
2. Nudging Probes: Kata sederhana, singkat
misal: Lalu? Jadi? Teruskan!
3. Clearinghouse Probes: Kalimat untuk minta info jika ada yg tertinggal, misal:
Sebelum pindah ke topik lain, masih ada hal penting yg belum dijelaskan?
4. Informational Probes: Kalimat untuk minta kejelasan terhadap:
a. Jawaban yg dangkal, misal: Katakan lebih lanjut tentang…..
b. Jawaban masih membingungkan, misal: Tolong definisikan tentang jutek?
c. Jawaban mengandung perasaan/sikap tertentu, misal: Mengapa anda merasa
begitu? Bagaimana anda mensikapi kemarahan orang tua ?
5. Restatement Probes: Kelimat tanya sekunder yg baru untuk lanjut pembicaraan
karena interviewee belum penuh jawab pertanyaan, misal: Tadi anda baru saja
cerita kondisi ayah anda, Bagaimana kondisi ibu anda setelah keduanya bercerai?
6. Reflective Probes: Kalimat tanya yg berupa pengertian sendiri,misal: Maksud anda
teman sejati adalah teman yg menerima apa adanya
7. Mirror Probes: Kal.persis sama dg interviewee
• Pertanyaan netral & Menjurus
Contoh pertanyaan netral
 Apakah anda menyukai bunga?
 Apakah anda akan menenmpuh studi lanjut?
 Bagaimana kalau ini dibandingkan dengan itu?
 Bagaimana menurut anda aturan yg baru
itu? Contoh pertanyaan menjurus
 Saya berasumsi anda menyukai bunga, Benarkah?
 Anda akan studi lanjut kan?
 Apa kamu lebih suka ini daripada itu?
 Bagaimana menurut anda tentang aturan baru yang menyebalkan itu?

Pertanyaan Menjebak
o Perangkap Bipolar
o Respon ya atau tidak
o Pindah dari pertanyaan terbuka ke tertutup
o Pertanyaan borongan
o Pertanyaan yg mengandung dorongan kepentingan pewawancara
BEHAVIOR EVENT INTERVIEW (BEI)DALAM WAWANCARA SELEKSI
Biaya-biaya apa sajakah yang diperlukan untuk merekrut karyawan baru ?
Berapa kali gajikah kira-kira biaya yang dibutuhkan untuk merekrut 1 orang kandidat
?
Menurut survey, seleksi yang salah menimbulkan implikasi negatif :
 Rata-rata biaya rekrutmen, seleksi, orientasi dan pelatihan adalah 1 ½ - 3 kali gaji
posisi tersebut
 Pegawai dengan performa kerja baik mengungguli pegawai yang berperforma
kerja buruk sebesar 3 ½ - 4 kalinya
 Kehilangan kesempatan
 Kehilangan pelanggan

Tujuan Wawancara Seleksi


 Untuk mengetahui seberapa baik kemampuan pelamar untuk dipekerjakan
dalam perusahaan
 Untuk mengetahui informasi yang lebih mendalam mengenai pelamar
 Untuk memilih dan menetapkan pelamar yang bisa bekerja sama dengan
perusahaan maupun dengan rekan kerjanya

Tujuan Rekrutmen & Seleksi


Untuk memperoleh orang yang sesuai pada waktu dan tempat yang tepat(The right
person in the right time at the right place)

Dua Pendekatan Wawancara Seleksi


PSIKOANALISA
 Pendekatan menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan potensi
 Menggunakan teknik tes proyeksi
 Mendapatkan dinamika kepribadian
 Banyak digunakan dalam psikologis klinis
TINGKAH LAKU
 Pendekatan tingkah laku masa lalu mencerminkan tingkah laku masa depan
 Menggunakan Behavior Event Interview terarah
 Mendapatkan prediksi tingkah laku
 Banyak digunakan dalam industri / organisasi

Contoh Pertanyaan Yang Sering Diajukan dalam wawancara Seleksi


• Apa yang akan Anda lakukan dalam jangka 5 tahun ke depan?
Saya akan memprioritaskan karir dan pekerjaan saya, sehingga dalam kurun
waktu 5 tahun lagi saya sudah dapat menjadi karyawan yang diperhitungkan di
perusahaan ini
• Mengapa saya harus mempekerjakan anda?
Karena saya sudah sangat berpengalaman di bidang ini, dan saya termasuk
orang yang mudah belajar serta berdediakasi tinggi terhadap perusahaan
• Apa yang akan Anda lakukan jika diperkerjakan disini?
saya akan memberikan yang terbaik untuk perusahaan ini dan berkomitmen
penuh, sehingga saya dapat berkembang berasama perusahaan ini

Apa yang
SAMA?
Semuanya :
• Sesuai trend
• Tidak spesifik
• Belum tentu akurat
• Belum tentu relevan

Hal-hal Yang Sering Mempengaruhi Pewawancara


 Paradigma yang berlaku umum, seperti :
• Suku : orang batak alak, orang jawa lambat, orang cina ulet
• Ilmu Tipologi : orang gemuk malas, orang kurus lamban
• Hal lain : orang tidak punya akan kerja leabioh keras dan setia, orang
pendiam berarti keahlian berkomunikasinya rendah
 Kondisi saat wawancara, misalnya :
• Kesan pertama atau asumsi / praduga yang terlalu dini
• Cara berpakaian, cara berdandan dan kebersihan tubuh
Korelasi ? SANGAT MINIM !!

Wawancara Seleksi Tidak Efektif, jika :


• Interviewer tidak mengerti tujuan wawancara
• Interviewer tidak mengerti hal-hal penting mengenai perusahaan, pekerjaan
yang ditawarkan dan komjpetensi penting yang akan digali
• Interviewear / interviewee memonopoli pembicaraan
• Pertanyaan yang diajukan hanya berfokus pada ‘apa yang dapat
dikerjakan’, bukan ‘apa yang telah dikerjakan’ ~ teoritis
• Proses wawancara tidak berhasil mengenali kelebihan dan kekurangan
interviewee
• Proses wawancara tidak berhasil dipergunakan untuk mengambil keputusan
apakah interviewee sesuai dengan persyaratan pekerjaan yang diminta ~ data ?
Hasil wawancara tidak terorganisir dengan baik

Hal apakah yang SAMA dari pernyataan-pernyataan berikut ini ?


• Si A selalu berhasil mencapai target penjualan yang dibebankan padanya tahun
2005 yang lalu. Saya perkirakan tahun 2006 inipun, si A akan tetap yang menjadi
‘the best performers’ karena dia pasti akan melampaui targetnya lagi.
• Saya telah bersahabat dengannya selama hampir 5 tahun. Dan setiap dia tiba-tiba
menghilang atau bolos kuliah, pasti dia sedang putus cinta. Seperti saat menhilang
hari ini, pasti dia baru putus lagi dengan pacar terbarunya.
• Dari mulai berdiri, PT XYZ selalu menenangkan tender dengan harga terendah.
Saya yakin, hal yang sama akan terjadi lagi pada tender kali ini.

Behavior based interview


Kompetensi > sebagai target atau fokus > Hal yang akan dicari dan digali pada
kandidat > merupakan dasar wawancara

Apakah Kompetensi itu?


Behavior : Perilaku yang ditunjukan dan dapat menggambarkan kompetensi yang
dimiliki
Skill : Kemampuan yang diperoleh melalui latihan
Knowledge : Pemahaman melalui proses belajar
Personal Attributes : karakter bawaan yang mempengaruhi proses kerja, yang menjadi
dasar penting bagi pengembangan skill & knowledge
Segala hal yang bernilai baik yang diperlukan seseorang untuk dapat secara efektif
menjalankan tugasnya sesuai dengan kebutuhan organisasi
Merupakan perilaku-perilaku unggul yang didemonstrasikan dan merupakan paduan
dari kterampilan, pengetahuan, dan karakter individu yang sangat menentukan bagi
kesuksesannya dan membedakan dari orang yang “biasa-biasa”

Jenis Kompetensi
Hard Competency
Kompetensi teknis yang harus dimiliki oleh seseorang, agar dapat menjalankan tugas /
fungsinya secara maksimal
Soft Competency
Kompetensi non teknis yang harus dimiliki oleh sesorang, baik itu pengetahuan,
keterampilan maupun perilaku, agar dapat menjalankan tugas / fungsinya secara
maksimal
Contoh : manager X leadership, People Development, perncanaan dan
pengorganisasian dsb
Hidden Competency
Kompetensi yang berhubungan dengan karakteristik unik seseorang, dan, merupakan
faktor fundamental yang melengkapi soft competency
Contoh : motivasi, integritas, dsb

Keuntungan Menggunakan Kompetensi


• Fokus pada hal terpenting yang berhubungan dengan pekerjaan
• Melindungi interviewer dari menggali hal yang tidak penting / salah arah
• Proses menjadi lebih efektif, terutama dalam hal waktu tanpa mengurangi kualitas
• Menghalangi interviewer untuk cepat mengambil keputusan dari data yang tidak
lengkap
• Melindungi interviewer dari kandidat yang pintar berbicara/ mampu memberi
impresi positif ~ faktual
Perilaku dalam Behavior Event Interviewer
Kunci untuk mengetahui bagaimana kandidat akan berprestasi adalah mengumpulkan
contoh-contoh cara dia melakukan pekerjaannya di masa lalu.

Memeriksa dan mengevaluasi perilaku kandidat membantu :


• Memprediksi bagaimana kandidat akan melakukan pekerjaannya : memahami
cara kandidat melakukan pekerjaan, pengetahuan serta motivasi kandidat.
• Contoh-contoh ini menghindari kesan yang kesalahpahaman mengenai latar
belakang kandidat
Metode : S T A R
Action
Tindakan apa yang dilakukan interviewee, serta disesuaikan dengan kompetensi yang
di harapkan
Situation/Task :
Situasi / Tugas Latar Belakang dan konteks dimana interviewee melakukan sesuatu
yang spesifik
Result :
Hasil menunjukan efektivitas tindakan interviewee, serta seberapa jauh
kemampuannya

KUNCI menggunakan STAR


S/T Siapa ?Mengapa ?Apa ?
A Bagaimana ? Seperti apa ?
R Baik ?Buruk ? Sesuai harapan ?

INGAT !! Sambil menggali suatu STAR, anda juga dapat menggali STAR yang lain
Contoh : Kompetensi ketelitian
Situation
• Apakah anda pernah mengerjakan sesuatu yang membutuhkan ketelitian ? (bisa di
dalam pekerjaan, atau pada saat menempuh pendidikan disekolah)
• Keadaan apa yang membuat anda membutuhkan ketelitian di dalam menjalankan
pekerjaan tersebut
Task
• Pekerjaan atau tugas apa yang harus anda kerjakan pada saat itu ?
Action
• Hal-hal apa saja yang anda lakukan pada saat itu ?
• Bagaimana anda mengerjakannya ?
Result
• Bagaimana hasil pekerjaan yang anda lakukan ?
• Bagaimana penilaian dari atasan anda ?
FALSE STAR
Serupa tapi bukan STAR (False STAR)
Seringkali kandidat mengemukakan pernyataan yang terdengar lengkap memenuhi
kriteria STAR dan memberikan impresi positif, namun sebenarnya tidak
Contoh : “Bila saya menghadapi masalah dalam target penjualan, tentunya saya akan
mulai dengan perencanaan yang lebih menantang lagi serta yang terpenting adalah
mempersering frekuensi mencari prospek”
Mengapa ???

PARTIAL STAR
STAR yang tidak lengkap (Partial STAR)
Pernyataan yang bukan merupakan False STAR, namun satu atau lebih elemen STAR
tidak terpenuhi.
Contoh : “Saya menghadapi masalah dalam target penjualan tahun 2000 di perusahaan
otomotif X, saya langsung merubah strategi dengan mempersering frekuensi mencari
prospek di perusahaan/flip”.
Mengapa ??? Yang Mana ???
Hal-hal yang perlu diperhatikan
Hindari pertanyaan yang menghasilkan resppon bersifat teori atau apapun yan
interviewee pikir benar / diharapkan sebagai situasi ideal, contoh :
• “Menurut anda, bagaimana teknis menjual yang terbaik?”
• “jika Anda menjadi supervisor sales, apa yang akan Anda lakukan?”
Hindari pertanyaan yang mengarahkan interviewee untuk berespon sesuai yang di
harapkan oleh interviewer, contoh :
• “Jadi memang kepuasan pelanggan adalah hal terpenting, bukan ?”
• “Sebagian besar orang setuju bahwa sales adalah pekerjaan menantang, bagaimana
menurut Anda?”

Tips ….
> Catat kata-kata kunci
> Gunakan steno
• Tips ….
Tindakan dapat berarti juga tidak bertindak
Jangan menerima ‘akan’, ‘kalau’, ‘jika’, ‘seandainya’
-teoritis/berwawasan masa depan‘pada umumnya’, ‘biasanya. – kabur.‘kita’
atau ‘kami’ – kabur‘saya telah memutuskan, waktu itu sibuk sekali’

Manfaat menggunakan Perilaku untuk Memprediksi Perilaku


• Menghilangkan kesalahpahaman mengenai pengalaman kandidiat
• Menghindari kesan pribadi untuk mempengaruhi keputusan
• Mengurangi kemungkinan kandidat menyamar-nyamarkan perilakunya
THE COUNSELING INTERVIEW
Pendahuluan
Wawancara konseling merupakan wawancara yang paling sensitif dari seluruh bentuk
wawancara
Wawancara konseling tidak akan terjadi kecuali bila ada seseorang yang merasa tidak
mampu menangani sendiri problemnya dan memerlukan bantuan orang lain atau
konselor yang menentukan sesi-sesi konseling yang dibutuhkan.

Pengertian
Konseling merupakan proses membantu seseorang untuk memperoleh pemahaman
tentang masalahnya serta menemukan jalan untuk menanggulanginya
Proses hubungan profesional untuk membantu klien citra diri, cara pandang
kehidupan, membuat pilihan, pengembangan diri, mencapai tujuan hidup
Tujuan UtamaKonseling
Untuk “membantu” masing-masing individu
(1) mengerti,
(2) menyesuaikan, atau
(3) memecahkan masalah.

Masalah ini mungkin segala sesuatu tentang melibatkan manusia-sikap-sikap, tingkah


laku, atau hubungan seseorang dengan orang lain. Selanjutnya, masalah dapat menjadi
pribadi atau berorientasi kerja. Wawancara mungkin dimulai oleh konselor atau klien.
Prinsip objektif dari wawancara konseling adalah
1. Untuk memberi kesan filosofis personal terhadap konseling
2. Untuk membuat garis pedoman bagi komunikasi yang efektif pada situasi
konseling.
The Counseling Interview Process

REVIEWING APPROACHES TO THE COUNSELING INTERVIEW


1. Directive Approach
2. Nondirective Approach
3. Combination

Directive
Directive konseling ditandai dengan sergapan langsung ke masalah oleh iter atau
langsung menuju ke pokok permasalahan.
Iter menjadi persuader atau regulator bagaimana klien seharusnya berperilaku dengan
mencoba membuat seseorang mengubah sikap atau tingkah laku yang tidak pantas.

Tugas konselor pada directive counseling


* mengontrol :
a. Struktur dari wawancara
b. Masalah yang dihadirkan dan yang dihindari
c. Langkah-langkah wawancara
d. Lamanya wawancara
* mengumpulkan dan menyediakan informasi
* mendefinisikan dan menganalisa masalah
* memberi pendapat dan menilai solusi
* memberikan garis pedoman bagi tindakan-tindakan.
Keuntungan Pendekatan Langsung
• Lebih gampang untuk dipelajari dan untuk melakukannya.
• Hanya memerlukan sedikit waktu.
• Membuat konselor dapat fokus kepada masalah spesifik yang menarik.
• Membuat konselor dapat menyediakan informasi penting dan garis pedoman.
• Mengizinkan konselor untuk bertindak sebagai penasehat saat klien enggan diajak
atau tidak mampu menganalisa masalah-masalah mereka atau untuk memikirkan
solusi masalah.

Nondirective Counseling
Nondirective counseling memberikan konselor peran lebih menjadi fasilitator
daripada seorang penasehat.
Nondirective counseling telah meninggalkan psikologi klinis dan sering diidentifikasi
sebagai pendekatan berpusat pada klien yang dikemukakan oleh Carl Rogers.

Anggapan Pendekatan Berpusat Pada Klien


• Setiap orang memiliki kapasitas untuk mencapai solusi terbaik mereka sendiri
• Tidak ada orang lain yang bisa, atau mampu, bercerita kepada orang lain apa yang
harus dia lakukan
• Hanya klien yang bisa memutuskan apa yang lebih benar untuk dirinya
• Mendengarkan adalah jalan terbaik untuk konseling

Pendekatan Tidak Langsung Memiliki Beberapa Keuntungan Menurut Arthur


dan Lombard
• Membolehkan klien menyatakan apa yang paling penting untuknya pada saat itu.
• Mengizinkan klien untuk secara sukarela menyampaikan informasi dengan
sukarela kepada konselor tanpa berfikir untuk diminta
• Memberi klien kontrol pada keputusan dan tindakan mereka.
• Memungkinkan menganjurkan klien untuk memberikan jawaban yang dalam dan
komentar yang dalam.
• Memberikan konselor kesempatan untuk mendengarkan dan untuk menganjurkan
klien.
• Memungkinkan mengkomunikasikan pada klien bahwa konselor sungguh-sungguh
tertarik padanya dan tidak terburu-buru mendapatkan klien atau tugas
berikutnya.

Combination approaches
Menggabungkan pendekatan directive dan nondirective
Diawali dengan pendekatan nondirective
PERENCANAAN WAWANCARA
Strategi Interview Terbaik
• Membuat keputusan untuk menganjurkan atau mengarahkan
• Kumpulkan fakta-fakta; lakukan pekerjaan rumahmu
• Tinjau ulang tujuanmu.
• Batasi hasil objekmu untuk setiap wawancara
• Pilih suatu struktur untuk konseling
• Rencanakan macam dari suasana yang kamu ingin kembangkan
• Menyusun interaksi seting yang akan berlangsung menjadi maksimum

PERSIAPAN PRAWAWANCARA
• Persiapan prawawancara kita harus dimulai dengan detail dan penuh wawasan
analisa diri.
• Sebagai iter, kita harus “berpusat pada klien” bila kita ingin menjadi peka pada
kebutuhan itee dan pengertian komunikasi, kenyamanan, dan kehangatan
• Kita harus berempati dengan orang lain.

Bagaimana Kita Akan Merespon Berbagai Jenis Pertanyaan dan Jawaban dari
Conselee
• Menjaga Ketenangan
• Menggunakan Probing Yang Membangkitkan
• Mengulang Pertanyaan/Komentar Untuk Mendesak Counselee Melanjutkan Dan
Menjelaskan Perasaaan , Sikap, Dan Alasan
• Memberi kita informasi.

Contoh merespon pertanyaan, komentar, dan perilaku counselee


Counselee : Saya tidak perlu bantuan anda.
Konselor : Anda tidak perlu bantuan saya?
Counselee : Mengapa dokter sangat tertarik menyela orang?
Konselor : Apa yang membuat anda berpikir begitu?
Counselee : Saya tidak mau keluarga saya terllibat dengan hal ini.
Konselor : (diam)
Counselee : Kenapa anda tidak langsung saja mengatakan apa yang sebaiknya saya
lakukan?
Konselor : Apa anda sungguh ingin saya menyebutkan solusi untuk masalah anda?
Counselee : Pertama aku pikir semuanya berjalan baik-baik saja.
Konselor : Hmm?

MELAKSANAKANWAWANCARA
Pengenalan Suatu Wawancara Konseling
1. Tetapkan hubungan
Hubungan diperlukan untuk mendapatkan kepercayaan dan untuk membuat klien
yang nyaman dengan situasi wawancara
Beberapa hal yang kamu dapat lakukan untuk menarik klien.
o Yakinkan dia kerahasiaan
o Penunjukan komitmenmu sangat menolong
o Jujur
o Mendengar dari awal
o Menunjukkan penerimaaanmu
2. Harus jelas mengenai keadaan saat itu dan melukiskan masalah, perilaku sikap
atau hubungan
3. Menyelidiki persepsi klien
4. Mendengarkan dan menyerap
5. Memeriksa reaksi secara penuh
6. Problem diorientasikan
7. Menjelaskan percabangan masalah dan menyelidiki pertimbangan mengapa suatu
peralihan adalah perlu
8. Bereaksi kepada klien
9. Mengembangkan rencana dari tindakan
10. Tutup wawancara dengan beberapa syarat untuk tindakan lanjutan
11. Jaga suaramu dan tubuhmu di bawah kendali
12. Buat catatan yang luas.

PEMBUKAAN
Sambutlah klien dengan namanya dan dalam kehangatan, cara yang bersahabat,
bersikap sewajarnya, dan bersungguh-sungguh. Jangan bersikap merendahkan diri
dan bersikap melindungi.
Jangan mencoba untuk mengancam itee belakangan dengan pernyataan seperti “Saya
akan bertaruh saya tahu mengapa kamu di sini,” “Saya mengira kamu ingin
membicarakan tentang proyek itu,” atau “Tidak ada keraguan kamu datang tentang
nilai rendah tesmu”.
izinkan klien untuk menguraikan alasan tentang kedatangannya dan mengapa dan
bagaimana klien berfikir kita bisa membantu
Iter harus menguraikan secara jelas, tepat dan secara jujur mengapa kita ingin
mengetahui itee
Perlu membuat rapport selama waktu “saling berkenalan” dimana membuat
penyusunan suatu hubungan
Menyelenggarakan rapport adalah kesempatan kita untuk memulai membuat reputasi
untuk terlihat menarik, adil dan mampu untuk mempertahankan kepercayaan diri
Iter harus merasa nyaman dengan situasi wawancara (sebagai contoh, topik yang
memalukan, itee yang sedang menangis, klien berbicara tentang semua hal tetapi
masalah nyata) jika itee merasa nyaman dengan situasi tersebut.
Ketika rapport diselesaikan, biarkan klien mulai dengan topik yang kelihatannya
menarik sebagian besar minat dia
Amati perilaku non verbal klien dengan sangat teliti karena mereka mungkin
mengungkapkan perasaan yang terdalam dari intensitas perasaan ini.
ISI
Iter memainkan banyak peran dalam tipikal wawancara konseling: penyimak,
pengamat, pemberi reaksi, penanya, penolong, simpatisan, dan informan. Penyimak
dan pengamat mungkin peran kita yang terpenting.
Menyimak akan lebih efektifapabila kita :
Lihat semua topik dan berikan komentar yang kemungkinan besar penting untuk
menyukseskan wawancara konseling;
Hindari pengalihan perhatian untuk hal-hal selingan seperti pelepasan kelakuan klien
Jangan menjadi terlalu bersemangat atau terlibat secara emosional
Simaklah sikap, keyakinan, dan filosofis-pandangan klien terhadap dirinya sendiri,
dunia, dan manusia-manusia di dalamnya-daripada fakta-fakta yang ada
Jangan mengemukakan komentar atau pertanyaan sampai kita sepenuhnya mengerti
apa yang telah klien katakan
Jangan menggunakan muatan bahasa secara emosional dan komentar-sering
digunakan oleh iter atau itee sebagai taktik bertahan untuk menganggu menyimak apa
yang sedang dikatakannya atau menyatakan secara tidak langsung
Mencegah prasangka pribadi dan keyakinan dari gangguan pemahaman pendengaran
dan pengertian

INFORMASI DAN RESPON


Turner dan Lombard mengatakan klien kemungkinan ingin berbicara tentang (1)
maksud, peristiwa, gagasan, konsep, dsb, (2) orang lain, atau (3) dirinya sendiri
Iter boleh merespon dengan (1) memberikan opini, saran, dan sugesti, (2) interpretasi
apa yang dikatakan oleh iter, atau (3) menerima atau mengklarifikasi “apa yang
telah dikatakan oleh klien dari referensi kerangka berfikir klien sendiri”. Ini adalah
pendekatan berpusat pada klien.
Pewawancara boleh bereaksi terhadap klien memperbicangkan tentang diri di
tingkatan (1) isi, (2) perasaan yang dinyatakan, atau (3) perasaan yang tidak
terungkapkan. Client-centered seharusnya bereaksi terhadap perasaan yang
dinyatakan.
Perasaan ini dinyatakan dengan menyediakan suatu keputusan pewawancara
keempat, apakah untuk bereaksi terhadap perasaan yang (1) hal positif, (2) ambivalen,
atau (3) hal negatif.
pewawancara seharusnya bereaksi terhadap ambivalen dan hal negatif yang dirasakan
dibanding ke hal positif yang dirasakan dalam rangka memperoleh pengertian yang
mendalam ke dalam problem-yang mana mengapa wawancara mengambil tempat

RESPON WAWANCARA DAN TANGGAPAN REAKSI


Penasihat boleh menjawab atau bereaksi kepada komentar counselee, pembukaan
rahasia, pertanyaan, dan menjawab dalam suatu variasi jalan tanpa batas
Kita boleh menempatkan reaksi dan tanggapan ini sepanjang suatu rangkaian dari
sangat nondirective ke nondirective, direktif, dan yang sangat direktif
Wajah, nada suara, tingkat tarip pidato, dan isyarat harus menyatakan suatu minat
tulus hati dalam dan mengungkapkan pengenalan jiwa orang lain yang lebih tinggi
untuk orang yang sedang diwawancarai
Saat mereaksi jawaban klien, kita tidak boleh menunjukkan ekspresi terkejut atau
setidaknya tidak menampakkannya

PERTANYAAN
Hindari pertanyaan tertutup, terutama yang bisa di jawab dengan ya atau tidak.
Tanyakan hal-hal yang mendorong klien memverbalkan emosinya, melihat masalah
lebih dalam, atau menyelidiki solusi-solusi yang memungkinkan
Pemberian dorongan dalam semua segmen wawancara konseling sangat penting
Hindari hal-hal yang menekan perasaan dan kejadian memalukan, terutama ketika
klien terlihat bimbang atau tak ingin bekerja sama
Berhati-hatilah dengan pertanyaan yang dapat mengkombinasikan ketidak setujuan,
ketidak sukaan atau kecurigaan

Contoh pertanyaan
Kejadian apa yang mendorong terjadinya konfrontasi ini ?
Ide apa yang ada di dalam pikiranmu ?
Solusi apa yang sudah kamu coba ?
Hal apa yang ingin kamu katakan ?
Uh-huh ?
Apa yang terjadi selanjutnya ?
Saya tahu
Lanjutkan ceritamu

MEMBERI BANTUAN DAN PEMBERIAN INFORMASI


Jadilah penolong bukan sang pengkhotbah yang serba tahu
Komentar yang diawali dengan frase seperti “ ketika saya diusia anda…”,”jika saya
dalam keadaan yang sama dengan anda...”,”saya tahu bagaimana perasaan anda...”
dan “kita mengalami semua itu”, adalah hal-hal yang merugikan dalam proses
wawancara Yang menghalangi konselor mendapatkan informasi dan
mengulangnya secara lengkap dan akurat.
1) penataan fisik (kebisingan, penataan tempat duduk, jeda) bisa menggangu
sampainya informasi
2) keterbatasan personal (kemampuan mendengar, kegugupan, kurang konsentrasi)
bisa berdampak menyeluruh dan menetap
3) hubungan konselor dan klien (tingkat kepercayaan, kredibilitas, kontak
sebelumnya) dapat berpengaruh terhadap cara seseorang menafsirkan informasi
4) cara kita menyampaikan informasi mungkin bisa membantu atau malah merugikan
proses wawancara
5) kita mungkin merasa bersalah dengan terlalu banyaknya informasi.
Penutupan
Penutupan dari wawancara konseling sebagai mana dengan semua pengaturan
wawancara yang sensitif adalah sangat vital
Jika klien merasa tertekan atau terburu-buru pada komunikasi atau dia telah
mengganggu kepada pewawancara, banyak dari perkembangan yang telah dibuat
dalam wawancara, bisa saja telah hilang, terutama hubungan interpersonal yang
dilakukan secara hati-hati. Klien bisa saja enggan untuk kembali lagi melakukan
konseling.
Jangan memulai topik baru ketika wawancara mendapat dalam kenyataan atau secara
psikologis semakin dekat untuk ditutup. Jangan mengharapkan untuk semua dapat
bekerjamenyelesaikannya dengan membungkus rapi paket solusi
Cara kita menutup wawancara dapat mempertinggi atau menghancurkan semua yang
kita kerjakan selama wawancara.

EVALUASI SETELAH INTERVIEW


Kita tidak dapat mengharapkan semua wawancara konseling menjadi benar-benar
sukses karena mereka berinteraksi diantara permasalahan manusia yang kompleks,
dimana salah satunya menjadi masalah serius
Ingatlah bahwa persepsi kita tentang bagaimana ketika wawancara dan bagaimana
konselor atau yang diberi konseling bereaksi dan berhubungan
Dengan pertanyaan-pertanyaan mungkin memberikan panduan untuk evaluasi setelah
wawancara kita, meskipun kita konselor atau yang diberi konseling.
FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD)
FGD merupakan singkatan dari focus group discussion, bahasa Indonesianya
adalah diskusi kelomok fokus. Tapi FGD itu sebenarnya apa? Istilah ini terdiri atas dua
bagian, yaitu kelompok fokus dan diskusi. Kelomok fokus merupakan kelompok yang
terdiri atas orang-orang yang dipandang mempunyai kaitan dengan suatu masalah.
Dalam hal ini masalah menjadi fokus dalam pembentukan kelompok dan dalam
pelaksanaan diskusi. Masalah yang digunakan sebagai fokus bisa sangat bermacam-
macam, tetapi dalam satu FGD, dibatasi pada satu masalah sehingga diskusi bisa
berlangsung dengan benar-benar terfokus. Mirip dengan FGD adalah wawancara
kelompok fokus (focus group interview, FGI). FGI dan FGD berbeda terutama dalam hal
arus informasi, dalam FGI berlangsung searah sedangkan dalam FGD berlangsung dua
arah.
Istilah kelompok diskusi terarah atau dikenal sebagai Focus Group
Discussion (FGD) saat ini sangat populer dan banyak digunakan sebagai metode
pengumpulan data dalam penelitian sosial. ,Pengambilan data kualitatif melalui FGD
dikenal luas karena kelebihannya dalam memberikan kemudahan dan peluang bagi
peneliti untuk menjalin keterbukaan, kepercayaan, dan memahami persepsi sikap,
serta pengalaman yang dimiliki informan. FGD memungkinkan peneliti dan informan
berdiskusi intensif dan tidak kaku dalam membahas isu-isu yang sangat spesifik. FGD
juga memungkinkan peneliti mengumpulkan informasi secara cepat dan konstruktif
dari peserta yang memiliki latar belakang berbeda-beda. Di samping itu, dinamika
kelompok yang terjadi selama berlangsungnya proses diskusi seringkali memberikan
informasi yang penting, menarik, bahkan kadang tidak terduga.
Hasil FGD tidak bisa dipakai untuk melakukan generalisasi karena FGD memang
tidak bertujuan menggambarkan (representasi) suara masyarakat. Meski demikian,
arti penting FGD bukan terletak pada hasil representasi populasi, tetapi pada
kedalaman informasinya. Lewat FGD, peneliti bisa mengetahui alasan, motivasi,
argumentasi atau dasar dari pendapat seseorang atau kelompok. FGD merupakan
salah satu metode penelitian kualitatif yang secara teori mudah dijalankan, tetapi
praktiknya membutuhkan ketrampilan teknis yang tinggi.

Pengertian FGD
FGD secara sederhana dapat didefinisikan sebagai suatu diskusi yang dilakukan
secara sistematis dan terarah mengenai suatu isu atau masalah tertentu. FGD
adalah suatu proses pengumpulan data dan informasi yang sistematis mengenai suatu
permasalahan tertentu yang sangat spesifik melalui diskusi kelompok.
Sesuai namanya, pengertian Focus Group Discussion mengandung tiga kata
kunci yaitu: a. Diskusi (bukan wawancara atau obrolan); b. Kelompok (bukan
individual); c.Terfokus/Terarah (bukan bebas). Artinya, walaupun hakikatnya adalah
sebuah diskusi, FGD tidak sama dengan wawancara, rapat, atau obrolan beberapa
orang di kafe-kafe. FGD bukan pula sekadar kumpul-kumpul beberapa orang untuk
membicarakan suatu hal. Banyak orang berpendapat bahwa FGD dilakukan untuk
mencari solusi atau menyelesaikan masalah. Artinya, diskusi yang dilakukan ditujukan
untuk mencapai kesepakatan tertentu mengenai suatu permasalahan yang dihadapi
oleh para peserta, padahal aktivitas tersebut bukanlah FGD, melainkan rapat biasa.
FGD berbeda dengan arena yang semata-mata digelar untuk mencari konsensus.
Sebagai alat penelitian, FGD dapat digunakan sebagai metode primer maupun
sekunder. FGD berfungsi sebagai metode primer jika digunakan sebagai satu-satunya
metode penelitian atau metode utama (selain metode lainnya) pengumpulan data
dalam suatu penelitian. FGD sebagai metode penelitian sekunder umumnya digunakan
untuk melengkapi riset yang bersifat kuantitatif dan atau sebagai salah satu teknik
triangulasi. Dalam kaitan ini, baik berkedudukan sebagai metode primer atau
sekunder, data yang diperoleh dari FGD adalah data kualitatif.
Di luar fungsinya sebagai metode penelitian ilmiah, Krueger & Casey (2000)
menyebutkan, FGD pada dasarnya juga dapat digunakan dalam berbagai ranah dan
tujuan, misalnya (1) pengambilan keputusan, (2) needs assesment, (3) pengembangan
produk atau program, (4) mengetahui kepuasan pelanggan, dan sebagainya.

Kapan FGD Harus Digunakan?


FGD harus dipertimbangkan untuk digunakan sebagai metode penelitian sosial jika
:
 Peneliti ingin memperoleh informasi mendalam tentang tingkatan persepsi, sikap,
dan pengalaman yang dimiliki informan.
 Peneliti ingin memahami lebih lanjut keragaman perspektif di antara kelompok
atau kategori masyarakat.
 Peneliti membutuhkan informasi tambahan berupa data kualitatif dari riset
kuantitatif yang melibatkan persoalan masyarakat yang kompleks dan berimplikasi
luas.
 Peneliti ingin memperoleh kepuasan dan nilai akurasi yang tinggi karena
mendengar pendapat langsung dari subjek risetnya.

Kapan FGD Tidak Diperlukan?


FGD harus dipertimbangkan untuk tidak digunakan sebagai metode penelitian
sosial jika:
 Peneliti ingin memperoleh konsensus dari masyarakat/peserta
 Peneliti ingin mengajarkan sesuatu kepada peserta
 Peneliti akan mengajukan pertanyaan “sensitif” yang tidak akan bisa di-
share dalam sebuah forum bersama kecuali jika pertanyaan tersebut diajukan
secara personal antara peneliti dan informan.
 Peneliti tidak dapat meyakinkan atau menjamin kerahasiaan diri informan
yang berkategori “sensitif”.
 Metode lain dapat menghasilkan kualitas informasi yang lebih baik
 Metode lain yang lebih ekonomis dapat menghasilkan informasi yang sama.

Meskipun terlihat sederhana, menyelenggarakan suatu FGD yang hanya


berlangsung 1 -3 jam, memerlukan persiapan, kemampuan, dan keahlian khusus. Ada
prosedur dan standar tertentu yang harus diikuti agar hasilnya benar dan sesuai
dengan tujuan yang ingin dicapai.

Mengapa FGD?
Ada tiga alasan perlunya melakukan FGD, yaitu alasan filosofis, metodologis, dan
praktis.
 Alasan Filosofis
 Pengetahuan yang diperoleh dalam menggunakan sumber informasi dari
berbagai latar belakang pengalaman tertentu dalam sebuah proses diskusi,
memberikan perspektif yang berbeda dibanding pengetahuan yang diperoleh
dari komunikasi searah antara peneliti dengan responden.
 Penelitian tidak selalu terpisah dengan aksi. Diskusi sebagai proses pertemuan
antarpribadi sudah merupakan bentuk aksi .
2. Alasan Metodologis
 Adanya keyakinan bahwa masalah yang diteliti tidak dapat dipahami dengan
metode survei atau wawancara individu karena pendapat kelompok dinilai
sangat penting.
 Untuk memperoleh data kualitatif yang bermutu dalam waktu relatif singkat.
 FGD dinilai paling tepat dalam menggali permasalahan yang bersifat spesifik,
khas, dan lokal. FGD yang melibatkan masyarakat setempat dipandang sebagai
pendekatan yang paling sesuai.
3. Alasan Praktis
Penelitian yang bersifat aksi membutuhkan perasaan memiliki dari objek yang
diteliti- sehingga pada saat peneliti memberikan rekomendasi dan aksi, dengan
mudah objek penelitian bersedia menerima rekomendasi tersebut. Partisipasi
dalam FGD memberikan kesempatan bagi tumbuhnya kedekatan dan perasaan
memiliki.

Kegunaan FGD di samping sebagai alat pengumpul data adalah sebagai alat untuk
meyakinkan pengumpul data (peneliti) sekaligus alat re-check terhadap berbagai
keterangan/informasi yang didapat melalui berbagai metode penelitian yang
digunakan atau keterangan yang diperoleh sebelumnya, baik keterangan yang sejenis
maupun yang bertentangan.

Dari berbagai keterangan di atas, dapat disimpulkan dalam kaitannya dengan


penelitian, FGD berguna untuk:
 Memperoleh informasi yang banyak secara cepat;
 Mengidentifikasi dan menggali informasi mengenai kepercayaan, sikap dan
perilaku kelompok tertentu;
 Menghasilkan ide-ide untuk penelitian lebih mendalam; dan
Cross-check data dari sumber lain atau dengan metode lain.

Persiapan dan Desain Rancangan FGD


Sebagai sebuah metode penelitian, pelaksanaan FGD memerlukan perencanaan
matang dan tidak asal-asalan. Untuk diperlukan beberapa persiapan sebagai berikut:
1) Membentuk Tim; 2) Memilih Tempat dan Mengatur Tempat; 3) Menyiapkan
Logistik; 4 Menentukan Jumlah Peserta; dan 5) Rekruitmen Peserta.

1) Membentuk Tim
 Moderator, yaitu fasilitator diskusi yang terlatih dan memahami masalah yang
dibahas serta tujuan penelitian yang hendak dicapai (ketrampilan
substantif), serta terampil mengelola diskusi (ketrampilan proses).
 Asisten Moderator/co-fasilitator, yaitu orang yang intensif mengamati
jalannya FGD, dan ia membantu moderator mengenai: waktu, fokus diskusi
(apakah tetap terarah atau keluar jalur), apakah masih ada pertanyaan
penelitian yang belum terjawab, apakah ada peserta FGD yang terlalu pasif
sehingga belum memperoleh kesempatan berpendapat.
 Pencatat Proses/Notulen, yaitu orang bertugas mencatat inti permasalahan
yang didiskusikan serta dinamika kelompoknya. Umumnya dibantu dengan alat
pencatatan berupa satu unit komputer atau laptop yang lebih fleksibel.
 Penghubung Peserta, yaitu orang yang mengenal (person, medan),
menghubungi, dan memastikan partisipasi peserta. Biasanya disebut mitra
kerja lokal di daerah penelitian.
 Penyedia Logistik, yaitu orang-orang yang membantu kelancaran FGD
berkaitan dengan penyediaan transportasi, kebutuhan rehat, konsumsi,
akomodasi (jika diperlukan), insentif (bisa uang atau barang/cinderamata), alat
dokumentasi, dll.
 Dokumentasi, yaitu orang yang mendokumentasikan kegiatan dan dokumen
FGD: memotret, merekam (audio/video), dan menjamin berjalannya alat-alat
dokumentasi, terutama perekam selama dan sesudah FGD berlangsung.
 Lain-lain jika diperlukan (tentatif), misalnya petugas antar-jemput, konsumsi,
bloker (penjaga “keamanan” FGD, dari gangguan, misalnya anak kecil,
preman, telepon yang selalu berdering, teman yang dibawa peserta, atasan yang
datang mengawasi, dsb)

2) Memilih dan Mengatur Tempat


Pada prinsipnya, FGD dapat dilakukan di mana saja, namun seyogianya tempat
FGD yang dipilih hendaknya merupakan tempat yang netral, nyaman, aman, tidak
bising, berventilasi cukup, dan bebas dari gangguan yang diperkirakan bisa muncul
(preman, pengamen, anak kecil, dsb). Selain itu tempat FGD juga harus memiliki ruang
dan tempat duduk yang memadai (bisa lantai atau kursi). Posisi duduk peserta harus
setengah atau tiga perempat lingkaran dengan posisi moderator sebagai fokusnya. Jika
FGD dilakukan di sebuah ruang yang terdapat pintu masuk yang depannya ramai
dilalui orang, maka hanya moderator yang boleh menghadap pintu tersebut, sehingga
peserta tidak akan terganggu oleh berbagai “pemandangan” yang dapat dilihat
diluar rumah.
Jika digambarkan, layout ruang diskusi dapat dilihat sebagai berikut:

3) Menyiapkan Logistik
Logistik adalah berbagai keperluan teknis yang dipelukan sebelum, selama, dan
sesudah FGD terselenggara. Umumnya meliputi peralatan tulis (ATK), dokumentasi
(audio/video), dan kebutuhan-kebutuhan peserta FGD: seperti transportasi; properti
rehat: alat ibadah, konsumsi (makanan kecil dan atau makan utama); insentif;
akomodasi (jika diperlukan); dan lain sebagainya.
Insentif dalam penyelenggaraan FGD adalah suatu hal yang wajar diberikan.
Selain sebagai strategi untuk menarik minat peserta, pemberian insentif juga
merupakan bentuk ungkapan terimakasih peneliti karena peserta FGD bersedia
meluangkan waktu dan pikiran untuk mencurahkan pendapatnya dalam FGD. Jika
perlu, sejak awal, dicantumkan dalam undangan mengenai intensif apa yang akan
mereka peroleh jika datang dan aktif dalam FGD. Mengenai bentuk dan jumlahnya
tentu disesuaikan dengan sumberdaya yang dimiliki peneliti. Umumnya insentif dapat
berupa sejumlah uang atau souvenir (cinderamata).
4). Jumlah Peserta
Dalam FGD, jumlah perserta menjadi faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Menurut beberapa literatur tentang FGD, maka jumlah yang ideal
adalah 7 -11 orang, namun ada juga yang menyarankan jumlah peserta FGD lebih
kecil. Terlalu sedikit tidak memberikan variasi yang menarik, dan terlalu banyak akan
mengurangi kesempatan masing-masing peserta untuk memberikan sumbangan
pikiran yang mendalam. Jumlah peserta dapat dikurangi atau ditambah tergantung
dari tujuan penelitian dan fasilitas yang ada.

5). Rekruitmen Peserta: Homogen atau Heterogen?


Tekait dengan homogenitas atau heterogenitas peserta FGD, mengemukakan
prinsip-prinsip sebagai berikut:
 Pemilihan derajat homogenitas atau heterogenitas peserta harus sesuai dengan
tujuan awal diadakannya FGD.
 Pertimbangan persoalan homogenitas atau heterogenitas ini melibatkan variabel
tertentu yang diupayakan untuk heterogen atau homogen. Variabel sosio-ekonomi
atau gender boleh heterogen, tetapi peserta itu harus memahami atau mengalami
masalah yang didiskusikan. Dalam mempelajari persoalan makro seperti krisis
ekonomi atau bencana alam besar, FGD dapat dilakukan dengan peserta yang
bervariasi latar belakang sosial ekonominya, tetapi dalam persoalan spesifik,
seperti perkosaan atau diskriminasi, sebaiknya peserta lebih homogen.
 Secara mendasar harus disadari bahwa semakin homogen sebenarnya semakin
tidak perlu diadakan FGD karena dengan mewawancarai satu orang saja juga akan
diperoleh hasil yang sama atau relatif sama.
 Semakin heterogen semakin sulit untuk menganalisis hasil FGD karena variasinya
besar.
 Homogenitas-heterogenitas tergantung dari beberapa aspek. Jika jenis kelamin,
status sosial ekonomi, latar belakang agama homogen, tetapi dalam melaksanakan
usaha kecil heterogen, maka kelompok tersebut masih dapat berjalan dengan baik
dan FGD masih dianggap perlu.
 Pertimbangan utama dalam menentukan homogenitas-heterogenitas adalah ciri-
ciri mana yang harus/boleh/tidak boleh heterogen dan mana yang
harus/boleh/tidak boleh homogen.

Menyusun Pertanyaan FGD


Kunci dalam membuat panduan diskusi yang terarah adalah membuat
pertanyaan-pertanyaan kunci sebagai panduan diskusi. Untuk mengembangkan
pertanyaan FGD, lakukan hal-hal berikut :
 Pelajari lagi tujuan penelitian
 Pelajari lagi tujuan FGD
 Pahami jenis informasi seperti apa yang ingin Anda dapatkan dari FGD
 Bagaimana Anda akan menggunakan informasi tersebut
 Tulis pertanyaan umum ke khusus. Sebaiknya jangan lebih dari 5
(lima) pertanyaan inti.
 Rumuskan pertanyaan dalam bahasa yang sederhana dan jelas. Hindari konsep
besar yang kabur maknanya.
 Uji pertanyaan-pertanyaan tersebut pada teman-teman dalam tim Anda.

Berbeda dengan wawancara, dalam FGD moderator tidaklah selalu bertanya.


Bahkan semestinya tugas moderator bukan bertanya, melainkan mengemukakan suatu
permasalahan, kasus, atau kejadian sebagai bahan pancingan diskusi. Dalam prosesnya
memang ia sering bertanya, namun itu dilakukan hanya sebagai ketrampilan
mengelola diskusi agar tidak didominasi oleh sebagian peserta atau agar diskusi
berjalan lancar.

Pelaksanaan FGD
Keberhasilan pelaksanaan FGD sangat ditentukan oleh kecakapan moderator
sebagai “Sang Sutradara”. Peran Moderator dalam FGD dapat dilihat dari aktivitas
utamanya, baik yang bersifat pokok (secara prosedural pasti dilakukan) maupun yang
tentatif (hanya diperlukan jika memang situasi menghendaki demikian). Peran-peran
tersebut adalah :
 membuka FGD,
 meminta klarifikasi,
 melakukan refleksi,
 memotivasi,
 probing (penggalian lebih dalam),
 melakukan blocking dan distribusi (mencegah ada peserta yang dominan dan
memberi kesempatan yang lain untuk bersuara),
 reframing,
 refokus,
 melerai perdebatan,
 memanfaatkan jeda (pause),
 menegosiasi waktu, dan
 menutup FGD.

Dalam pelaksanaan FGD, kunci utama agar proses diskusi berjalan baik adalah
permulaan. Untuk membuat suasana akrab, cair, namun tetap terarah, tugas awal
moderator terkait dengan permulaan diskusi yaitu
 mengucapkan selamat datang,
 memaparkan singkat topik yang akan dibahas (overview),
 membacakan aturan umum diskusi untuk disepakati bersama (atau hal-hal lain
yang akan membuat diskusi berjalan mulus), dan
 mengajukan pertanyaan pertama sebagai panduan awal diskusi. Untuk itu
usahakan, baik pertanyaan maupun respon dari jawaban pertama tidak
terlalu bertele-tele karena akan menjadi acuan bagi efisisensi proses diskusi
tersebut.

Analisis Data dan Penyusunan Laporan FGD


Analisis data dan Penulisan Laporan FGD adalah tahap akhir dari kerja keras
peneliti. Langkah-langkahnya dapat ditempuh sebagai berikut :
 Mendengarkan atau melihat kembali rekaman FGD
 Tulis kembali hasil rekaman secara utuh (membuat transkrip/verbatim)
 Baca kembali hasil transkrip
 Cari mana masalah-masalah (topik-topik) yang menonjol dan berulang-ulang
muncul dalam transkrip, lalu kelompokan menurut masalah atau topik. Kegiatan ini
sebaiknya dilakukan oleh dua orang yang berbeda untuk mengurangi “bias” dan
“subjektifitas”. Pengkategorian bisa juga dilakukan dengan mengikuti Topik-
topik
dan subtopik dalam Panduan diskusi. Jangan lupa merujuk catatan yang dibuat
selama proses FGD berlangsung.
 Karena berhubungan dengan kelompok, data-data yang muncul dalam FGD
biasanya mencakup :
a. Konsensus
b. Perbedaan Pendapat
c. Pengalaman yang Berbeda
d. Ide-ide inovatif yang muncul, dan sebagainya.
6. Buat koding dari hasil transkripsi menurut pengelompokan masalah/topic

Analisis hasil FGD perlu dilakukan dengan seksama agar mampu menyajikan
laporan yang berkualitas, karena itu perlu diperhatikan hal-hal berikut:
 Periksa dahulu, apakah tujuan FGD tercapai—antara lain terlihat dari jumlah
pertanyaan yang ditanyakan (dieksekusi) apakah sesuai dengan rencana awal?
 Adakah perubahan dalam tujuan FGD yang terjadi karena input dari peserta?
 Identifikasi masalah utama yang dikemukakan oleh peserta. Untuk itu
perhatikan tema sentral dalam TOR FGD.
 Adakah variasi peserta dalam persoalan utama ini? Bagaimana variasinya?
Mengapa? (Perbedaan-perbedaan yang muncul tersebut ada yang sangat
ekstrim sampai yang hanya berbeda sedikit saja. Jika perbedaan ini timbul,
keduanya harus disajikan dalam laporan.
 Selain persoalan utama itu, adakah persoalan lain (tema-tema lain) yang
muncul dalam diskusi? Apa saja? Mana yang relevan dengan tujuan FGD?
 Buatlah suatu kerangka prioritas dari persoalan-persoalan yang muncul.
Dengan melihat sumber daya peneliti dan stakeholders, pilihlah masalah-
masalah apakah dapat diselesaikan dapat diselsaikan dalam jangka waktu
pendek atau panjang. Selain itu coba dipilih persoalan yang tidak kunung
selesai, misalnya yang menyangkut perubahan apda tingkat makro (terutama
struktur ekonomi dan politik).
 Lakukan koding sesuai dengan faktor-faktor yang dikehendaki.

Setelah pekerjaan di atas selesai, baru hasilnya dituliskan atau dilaporkan


dengan cara berikut:
 Tuliskan topik-topik/masalah-masalah yang ditemukan dari hasil FGD. Setelah
itu tuliskan juga “kutipan-kutipan langsung” (apa kata orang yang
berdiskusi) mengenai masalah tersebut
 Bahas topik-topik atau masalah-masalah yang diungkapkan bersama tim
peneliti. Lakukan topik demi topik, sampai semua topik/masalah penting
selesai dilaporkan dan dibahas.

Hal lain yang tidak boleh dilupakan, keseluruhan laporan FGD harus memuat
poin-poin berikut ini :
 identitas subjek (untuk kasus tertentu diperlukan deskripsi subjek)
 tujuan
 bentuk
 waktu
 tempat berlangsungnya
 alat bantu
 berapa kali dilakukan
 tema-tema atau temuan penting
 kendala-kendala selama proses
 pemahaman-pemaknaan dan
 pembahasan hasil FGD.
PANDUAN PRAKTIKUM / ROLE PLAY
(KETERAMPILAN DASAR WAWANCARA)

Nama Mata Praktikum : Wawancara


(Role play I. Membangun relasi, mendengar aktif, dan menggali data pada situasi interview
bebas)

Deskripsi singkat praktikum :


Praktikum Interview merupakan mata kuliah yang meliputi pemberian konsep,metode dan
tehnik interviu; metode perencanaan dan pencatatan interviu; melakukan interviu yang
mempertimbangkan aspek verbal dan non verbal interiewee maupun interviewer; melakukan
klasifikasi fungsi dari hasil interviu dan mengambil kesimpulan dari suatu situasi berdasarkan
data-data yang diperoleh.

Tujuan Pembelajaran Umum :


Mahasiswa dapat menerapkan konsep, metode dan teknik interviu mulai dari perencanaan
hingga membuat Kesimpulan dari situasi berdasarkan data-data yang diperoleh

Tujuan Pembelajaran Khusus :


1. Mahasiswa mampu membangun hubungan baik dalam interviu (rapport)
2. Mahasiswa mampu mendengarkan secara aktif (active listening) dalam suatu interviu bebas.
3. Mahasiswa mampu menggali data yang relevan dengan situasi yang dibahas dalam kegiatan
interviu bebas.

Pelaksanaan Pembelajaran
Minggu ketiga, selama 180 menit

Beberapa keterampilan dasar wawancara yang harus dikuasai oleh mahasiswa adalah sebagai
berikut:

I.Tahap Opening
Langkah pertama: Membangun rapport
1. perkenalan
2. mengucap salam
3. aktivitas non verbal
4. percakapan topik umum & ringan
5. personal inquiry
Langkah kedua: Orientasi
1. Tujuan
2. Lama & sifat wawancara
3. Tanggung jawab
4. Manfaat informasi
5. Latar belakang kedatangan itee

Teknik Opening
Komunikasi Verbal
1. Menyimpulkan masalah
2. Menjelaskan timbulnya masalah
3. Sebutkan manfaat keterlibatan itee dalam proses wawancara
4. Meminta saran & bantuan
5. Mengarahkan pembicaraan yang berhubungan dengan posisi & hal-hal yang diketahui
itee
6. Mengarahkan pembicaraan mengenai pihak yang merekomendasi iter
7. Mengarahkan pembicaraan mengenai lembaga yang dinaungi iter
8. Meminta waktu secara spesifik
9. Bertanya
Open-ended
Mudah dijawab & pertanyaan jelas
Relevan dengan tujuan wawancara
10. Menggabungkan beberapa teknik opening

Komunikasi Non Verbal


1. Etika memasuki ruang wawancara
2. Etika berhadapan dengan lawan bicara
3. Kontak mata
4. Penampilan
5. Berjabat tangan, dan sentuhan

II. Tahap body


1. Panduan Wawancara
a. Mengembangkan area inquiry
b. Mengingat jawaban itee
c. Mengenali jawaban yang relevan dan tidak
d. Menentukan pertanyaan lanjutan yang akan dikemukakan
2. Rangkaian Tahap Body
a. Topical sequence (pembagian sub topik)
b. Time sequence (urutan kronologis)
c. Space sequence (pembagian ruang)
d. Cause to effect sequence (akibat – sebab)
e. Problem solution sequence
3. Rencana Wawancara
a. Non scheduled interview
Memilliki panduan atau hanya daftar topik/sub topik
b. Moderately scheduled interview
Terdiri dari pertanyaan secara garis besar & pertanyaan untuk probing
c. Highly scheduled interview
Memuat seluruh pertanyaan dan penggunaan bahasa/pilihan kata & kalimat
d. Highly standardized scheduled interview
Seluruh pertanyaan & jawaban telah tersedia, yang bersifat serupa
4. Questioning
Tipe Pertanyaan
1.Open & closed question
a. Open question
 tidak ada jawaban “ya” atau “tidak”
 menggali lebih banyak informasi
 diawali dengan: 5W+ceritakan...,
 gambarkan...,dengan cara apa...
 menggabungkan opini, sudut pandang, pikiran, dan perasaan
 menciptakan rapport, percakapan yang berkesinambungan.
 prosentase bicara antara iter & itee optimum
b. closed question
 hanya menggali fakta
 membatasi percakapan & jawaban
 diawali dengan: mampukah, sudahkah, apakah
 itee merasa diinterogasi
 menciptakan suasana tanya jawab, bukan percakapan
 iter lebih banyak bicara
2. Primary & secondary question
a. Primary Question
 Pertanyaan awal=primary question
b. Secondary Question
 Untuk informasi lebih lanjut
 Disebut juga probing atau follow up question
 Sangat berguna jika: Jawaban itee tidak lengkap, dangkal, kurang tepat,
tidak jelas Penggunaan secondary question:

3. Neutral & Leading Question


a. Neutral Question
Jawaban itee tidak diarahkan/ditekan
b. Leading Question
Pertanyaan menjurus pada harapan & keinginan tertentu

Menyusun Pertanyaan:
Tata Bahasa
a. Gunakan bahasa yang baik tetapi tidak jargon
b. Sesuaikan pilihan kata dengan frame of reference itee
c. Buatlah pertanyaan secara jelas
d. Berhati-hati dalam pengucapan
e. Memberikan pertanyaan sesuai dengan panduan untuk hasil reliabel
Kesinambungan
a. Kesinambungan pertanyaan satu dengan lainnya.
b. Berikan penjelasan jika terkesan kurang relevan
c. Pilihan timing
Tingkat Pengetahuan
a. Pertanyaan lebih tinggi dari tingkat pengetahuan itee: malu, marah, enggan merespon
b. Pertanyaan lebih rendah dari tingkat pengetahuan itee: mengejek
- kata sangat sederhana
- meminta informasi sederhana dari seorang ahli
- terlalu banyak penjelasan
Kompleksitas
a. Hindari pertanyaan yang rumit/kompleks
b. Gunakan pertanyaan sederhana & jelas
Kemudahan
Kemampuan itee menjawab pertanyaan:
a. Aspek sosial
b. Aspek psikologis
c. Aspek situasional

Kesalahan – Kesalahan dalam Wawancara :


1) Hallo Effect:
Kesalahan ini terjadi bila pewawancara menggunakan informasi terbatas tentang pelamar
untuk berprasangka dalam evaluasi terhadap karakteristik-karakteristik lain pelamar.
Sebagai contoh adalah :
a) Seorang pelamar yang mempunyai senyuman menarik ( apalagi kalau cantik atau
ganteng) dan simpatik diperlakukan sebagai calon unggul sebelum wawancara dimulai.
b) Seorang pelamar yang menggunakan blue jeans dalam wawancara ditolak secara
mental.
2) Leading Questions
Kesalahan ini akibat pewawancara mengirimkan jawaban yang diiginkan dengan cara
memberi arah pertanyaan-pertanyaan wawancara. Sebagai contoh adalah :
a) Apakah saudara setuju bahwa laba adalah penting ?.
b) Apakah saudara akan menyenangi pekerjaan ini ?.
3) Personal Biases
Kesalahan ini merupakan hasil prasangka pribadi pewawancara terhadap kelompok-
kelompok tertentu. Sebagai contoh : " Saya lebih menyukai personalia penjualan yang
berbadan tinggi".

4) Dominasi Pewawancara
Kesalahan ini akibat pewawancara menggunakan waktu wawancara untuk membual
kepada pelamar, menyombongkan keberhasilan, percakapan sosial. Sebagai contoh adalah :
a) Penggunaan waktu wawancara untuk menceritakan rencana-rencana perusahaan.
b) Penggunaan waktu wawancara untuk memberitahukan bagaimana pentingnya pekerjaan
pewawancara.

III. Tahap Closing


Fungsi Closing :
1. Pesan mengakhiri wawancara tetapi tidak mengakhiri hubungan
2. Wawancara diakhiri dengan baik
3. Menyimpulkan materi wawancara
Panduan Closing :
1. Bersikap tulus & jujur
2. Jangan tergesa-gesa
3. Jangan memulai topik baru
4. Akhiri tepat pada waktunya
5. Hindari kesalahan menutup wawancara
6. Terbuka tentang rencana selanjutnya

Teknik Verbal dalam Closing


1. Menawarkan untuk menjawab pertanyaan
2. Gunakan clearinghouse question
3. Sampaikan tujuan telah tercapai
4. Buatlah “personal inquiries”
5. Sampaikan bahwa waktu habis
6. Jelaskan alasan wawancara disudahi
7. Tunjukkan penghargaan & rasa puas
8. Tunjukkan perhatian
9. Buat rencana pertemuan selanjutnya, jika diperlukan
10. Merangkum proses wawancara

Teknik Non Verbal dalam Closing


1. Bersandar ke depan
2. Bergerak menjauhi itee
3. Berdiri
4. Melepas silangan tangan
5. Menaruh tangan di atas paha
6. Mengajak berjabat tangan
7. Melirik jam

Metode Pembelajaran dan bentuk kegiatan


1. Mahasiswa dibagi dalam kelompok yang terdiri dari 3 orang. Setiap orang akan menjadi
interviewer,interviewee dan observer.
2. Melakukanroleplay interviu dengan pasangan dalam tiga sesi dan tiga topik berbeda.
Topik setiap sesi hanya diketahui oleh mahasiswa yang berperan sebagai interviewer saja.
3. Dilakukan diruang praktikum one-way mirror/ruang kelas .
4. Tugas :
a. Interviewer : mendapatkan data sebanyak-banyaknya tentang topik dari interviewee dan
mencatat hasil interviu secara verbatim. Membuat laporan kesimpulan mengenai topik
yang diangkat dalam bentuk hardcopy dan mengumpulkan laporan self- assessment
(form self-assement disediakan).
b. Interviewee : berperan sebagai dirinya sendiri.Memberikan umpan balik tertulis
terhadap interviewer dan mengumpulkan hasil umpan balik kepada pengajar (form
umpan balik disediakan).
c. Pengamat : Mengamati proses dan mencatat tentang perilaku interviewer dan
interviewee dalam role play dibalik one-way mirror. Memberikan umpan balik tertulis
terhadap interviewer dan mengumpulkan hasil umpan balik kepada pengajar (form
umpan balik disediakan).
5. Role play dilakukan dalam 3 sesi dimana setiap sesi mahasiswa mengalami giliran peran,
setiap sesi berlangsung berlangsung selama 20 menit untuk melakukan interview. Waktu
untuk persiapan dan pergantian peran selama 10 menit.
6. Setelah role play, mahasiswa dikumpulkanbersama dengan dosen untuk melakukan umpan
balik

Evaluasi dan penilaian :


1. Keberhasilan dalam membangun rapport (umpan balik interviewee dan pengamat pada
poin 1)

Rating :
1. Tidak berhasil membangun rapport. Perilaku yang muncul : interviewer dingin atau
acuh terhadap perasaan interviewee (terhadap pertanyaan), gesture yang
dimunculkan tidak menunjukkan kepekaan terhadap perasaan interviewee.
2. Berupaya untuk membangun rapport namun tidak berhasil. Perilaku yang muncul
:Mencoba basa-basi tanpa ada keterkaitan dengan interviu yang dilakukan. Perilaku
membangun hubungan, tampilan gesture dilakukan dengan cara yang kaku, tidak luwes.
3. Hanya berhasil membangun rapport diawal atau Rapport baru terbangun ditengah
proses interviu. Perilaku yang muncul: memulai dengan opening yang menyenangkan,
namun tidak berlangsung selama proses interviu misalnya acuh terhadap perasaan
interviewee (terhadap pertanyaan yang sensitif). Gagal membangun rapport diawal,
namun setelah proses interviu lebih lama relasi menjadi lebih baik karena interviewer
lebih terbuka, mau mendengarkan dengan lebih aktif.
4. Rapport terpelihara dari awal sampai akhir proses interviu. Perilaku yang muncul:
interviewer terbuka dan menerima intervieweea paadanya ditandai dengan
mendengarkan, menanggapi, memberikan apresiasi dan respon yang sesuai dengan
keinginan interviewee (microskill).

2. Kemampuan aktif listening (umpan balik interviewee dan pengamat pada poin2)
Rating:
1. Tidak mendengarkan dengan benar. Perilaku yang muncul : interviewer memberi respon
yang tidak relevan dengan jawaban atau pendapat interviewee
2. Passive Listening Perilaku yang muncul : Interviewer menunjukkan tingkah laku
mendengarkan, namun kurang dalam memberikan respon terhadap jawaban atau
pendapat interviewee.
3. Active Listening tapi belum konsisten. Perilaku yang muncul : Interviewer memberikan
respon yangrelevan terhadap jawaban atau pendapat interviewee namun belum
konsisten.
4. Active listening terpelihara dari awal sampai akhir proses interviu. Perilaku yang
muncul : Interviewer memberikan respon yang relevan terhadap jawaban atau
pendapatinterviewee.

3. Kemampuan menggali data(umpan balik interviewee dan pengamat pada poin3)


Rating :
1. Tidak melakukan penggalian data. Perilaku yang muncul: Interviewer hanya
memberikan
Pertanyaan tanpa ada usaha untuk menggali lebih lanjut atas jawaban interveiwee.
2. Berupaya untuk menggali data namun tidak berhasil mendapatkan data yang
relevan. Perilaku yang muncul: Interviewer melakukan penggalian lebih lanjut, namun
sebagian besar pertanyaan yang diajukan tidak relevan dengan jawaban interviewee
dan/atau tidakrelevan dengan pertanyaan sebelumnya.
3. Berupaya untuk menggali data namun tidak tuntas.Perilaku yang muncul:
Interviewer melakukan penggalian data, namun sebagian besar data yang didapat tidakl
engkap karena pertanyaan lanjutan yang diajukan tidak dituntaskan penggalian.
4. Berhasil data-data yang relevan dan lengkap. Perilaku yang muncul:Interviewer
memberikan pertanyaan lanjutan sehingga mendapatkan data yang lengkap untuk
membuat kesimpulan.
Topik yang diinterview:
1. Pandangan interviewee terhadap keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan Program Studi
Psikologi ULM. (interviewer pertama)
2. Pandangan interviewee terhadap Situasi Belajar Mengajar Program Studi Psikologi ULM
(interviewer kedua).
3. Pandangan interviewee terhadap Pergaulan Mahasiswa di Program Studi Psikologi ULM
(interviewer ketiga).

Pertanyaan pembuka:
1. Bagaimana perasaan interviewee ketika awal dan bagaimana perkembangan perasaan
tersebut selama proses interviu
2. Perilaku apa dari interviewer yang menunjang dan menghambat proses interviu
3. Situasi, kondisi atauperilaku apa yang mendorong interviewee bercerita lebih lanjut.

Poin penting untuk dibahas:


1. Rapport :
Penerimaan sejak kedatangan interviewee (ekspresi verbal dan nonverbal)
Perkenalan: menyebutkan identitas, tujuan interview, mohon ijin jika menggunakan alat
rekam/menuliskan jawaban interviewee.
Maintain rapport selama interview (menatap, menanggapi respon interviewee.
Penutupan: berterima kasih, menyampaikan informasi yang perlu diketahui interviewee

2. Active Listening :
Menanggapi dengan tepat respon verbal dari interviewee, misalnya: mengatakan“okay”,
“he-eh” “terus” sebagai pendorong untuk interviewee melanjutkan ceritanya
Menanggapi dengan tepat respon non verbal, perhatikan kebutuhan interviewee yang
diberikan dalam bentuk nonverbal seperti tidak mau cerita lanjut, ketidaknyamanan,
ketidak sesuai anantara verbal dan nonverbal.

3. Probing :
Kemampuan bertanya secondary question (tidak berhenti dijawaban pertama)
Jika intervewer merasa sulit untuk mendapatkan data, maka bahas Question yang
digunakan, apakah itu Open/Closed.
Relevansi secondary Question dengan respon dari interviewee.

PENGUMUMANUNTUKMAHASISWA:
Form umpan balik wajib diisi dan diberikan pada interviewer setelah proses umpan balik.
Laporan verbatim dan kesimpulan serta form self assessment dari interviewer dikumpulkan
minggu depan dalam bentuk satu laporan hard copy
INSTRUMEN :
1. Alat tulis
2. Meja & kursi
3. Ruangan
4. Recording (mahasiswa diharapkan menyediakan sendiri)

PENILAIAN :

No Aspek Penilaian (%)


1 Pendekatan Konseptual 15
2 Panduan Wawancara 20
3 Verbatim 25
4 Laporan hasil wawancara 40
Jumlah 100 %
PRAKTIKUM II
(KETERAMPILAN WAWANCARA INDIVIDUAL UNTUK SELEKSI)

A. TUJUAN :
1. Mahasiswa mengetahui dan memahami keterampilan dasar dalam melakukan
wawancara individual
2. Mahasiswa mampu memetakan kelemahan dan kelebihan kandidat
3. Mahasiswa mampu memberikan rekomendasi.

B. INSTRUMEN :
1. Alat tulis
2. Meja & kursi
3. Ruangan
4. Alat Perekam

C. METODE :
Metode praktikum yang digunakan adalah praktikum seleksi individual menggunakan BEI
(Behavioral Event Interview) dengan metode STAR (Situation, Task, Actions, Result)

D. PROSEDUR :
1. Mahasiswa diminta untuk membuat lowongan pekerjaan tertentu
2. Perhatikan job Requerement dan Job Discription untuk posisi yang akan diwawancara
3. Tentukan paling minimal 4 kompetensi, masing-masing maksimal 2 dari people, 1 dari
business, 1 dari self management
4. Mahasiswa diminta membuat guide wawancara seleksi (interview form)
5. Mahasiswa diminta mencatat kekurangan dan kelebihannya selama melakukan
wawancara seleksi
6. Membuat laporan wawancara untuk seleksi
7. Lampirkan laporan yaitu : contoh lowongan pekerjaan, Job description, kompetensi dari
workitect, Panduanwawancara dan verbatim hasil wawancara serta kumpulkan
rekaman wawancara.

LAMPIRAN 1

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA I


(KETERAMPILAN DASAR WAWANCARA)
I. Cover
II. Pendekatan konseptual (Latarbelakang dan teori)
III. Tujuan wawancara
IV. Panduan wawancara
V. Riwayat Hidup
VI. Hasil wawancara

Body
Verbatim Tipe Kesalahan Opening Closing
Probing Paraphrase
Pertanyaan wawancara

VII. Kesimpulan
Banjarbaru,……,…..........................., 2018

Tanda Tangan

(Nama Lengkap)
Nim

VIII. Lampiran – lampiran :


- Lembar observasi
- Data kasar (coretan-coretan waktu wawancara)
- file perekam jika ada
LAMPIRAN 2
FORM UMPAN BALIK INTERVIEWEE

Terima kasih atas kesediaan Saudara untuk mengikuti kegiatan praktikum wawancara.
Sebagai bagian dari proses belajar, tampaknya menjadi perlu adanya umpan balik dari
Saudara mengenai proses interview yang telah berlangsung. Oleh karenanya, kejujuran
Saudara sangat diperlukan agar dapat memberikan umpan balik positif bagi interviewer.
A. Identitas Interviewer
Nama Interviewer :
Waktu Interview :
Umpan Balik
Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait dengan proses interview tersebut. Saudara
diminta untuk memberikan tanda silang (X) pada angka yang tertera disebelah kanan
pernyataan yang menunjukan tingkat persetujuan Saudara terhadap pernyataan tersebut.
Skor1 : Tidak Setuju
Skor2 : Kurang Setuju
Skor3 : Setuju
Skor4 : Sangat
NO ITEM 1 2 3 4
1 Menurut saya penampilan interviewer terlihat rapi
2 Menurut saya interviewer ramah dalam menyambut
kedatangan saya
3 Interviewer memberitahukan tentang tujuan interview dengan
jelas
4 Saya merasa informasi yang saya sampaikan terjaga
kerahasiaannya
5 Interviwer bisa membuat saya merasa nyaman selama proses
interview
6 Interviewer mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang
mudahdi pahami
7 Interviewer mengajukan pertanyaan yang relevan dengan
konteks tujuan interview
8 Saya merasa proses interview yang berlangsung mengalir, tidak
kaku
9 Pertanyaan yang diajukan oleh interviewer cukup sistematis
10 Cara interviewer bertanya mendorong saya untuk lebih banyak
bercerita
11 Interviewer dapat menanggapi pernyataan yang saya
sampaikan dengan baik
12 Sikap dari interviewer membuat saya menjadi lebih terbuka
dalam bercerita
13 Rangkuman Interviewer diakhir proses interview sejalan
dengan informasi yang saya sampaikan.
14 Saya merasa dihargai selama proses interview
15 Saya merasa senang/bahagia setelah proses interview
berlangsung

Saran

Tuliskanlah di bawah ini saran Saudara bagi pengembangan interviewer terkait dengan proses
interview.

LAMPIRAN 3

FORM UMPAN BALIK OBSERVER


A. Identitas Interviewer
Nama Interviewer :
NIM :
Nama Observer :
Waktu Interview :

B. Umpan Balik
Berikut ini adalah beberapa pernyataan terkait dengan proses interview. Observer
diminta untuk memberikan tandasilang (X) pada angka yang tertera disebelah kanan
pernyataan yang menunjukan tingkat persetujuan Observer terhadap pernyataan tersebut
dan sebagai tambahan di
Bagian kolom Keterangan berikan catatan hasil observasi anda terkait dengan pernyataan
tersebut.Kejujuran observer sangat dibutuhkan agar dapat memberikan umpan balik
positif terhadap interviewer.

Skor1 : Tidak Setuju


Skor2 : Kurang Setuju
Skor3 : Setuju
Skor4 : Sangat Setuju

NO ITEM 1 2 3 4 KETERANGAN
1 Menurut saya penampilan interviewer terlihat rapi
2 Menurut saya interviewer ramah dalam menyambut kedatangan
subjek
3 Interviewer memberitahukan tentang tujuan interview dengan
jelas
4 Cara interviewer menyampaikan tentang kerahasiaan informasi
cukup baik
5 Interviwer bisa membuat subjek merasa nyaman selama proses
interview
6 Interviewer mengajukan pertanyaan dengan bahasa yang mudah
dipahami
7 Interviewer mengajukan pertanyaan yang relevan dengan konteks
tujuan interview
8 Proses interview berlangsung secara mengalir dan tidak kaku
9 Pertanyaan yang diajukan oleh interviewer cukup sistematis
menjadi lebih banyak bercerita dan lebih detail penjelasannya
10 Cara interviewer bertanya mendorong saya untuk lebih banyak
bercerita
11 Interviewer dapat menanggapi pernyataan yang subjek sampaikan
dengan baik
12 Sikap dari interviewer membuat subjek menjadi lebih terbuka
dalam bercerita
13 Rangkuman Interviewer diakhir proses interview sejalan dengan
informasi yang subjek sampaikan.
14 Interviewer menghargai subjek selama proses interview
15 Jika saya menjadi Subjek/interviewee, saya merasa
senang/bahagia terhadap proses interview yang telah berlangsung.

C. Saran
Tuliskanlah di bawah ini saran Saudara bagi pengembangan interviewer terkait dengan
proses interview.

LAMPIRAN
4 FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA
II (WAWANCARA SELEKSI)

INTERVIEW FORM

Nama Tanggal Lahir Tanggal Interview Posisi


Pendidikan IPK Dilamar
RATING/PENILAIAN
KOMPETENSI DEFINISI CATATAN 1 2 3 4 5

Catatan : 5 = Baik Sekali 4 = baik 3 = Cukup 2 = Rendah 1 = Sangat Rendah

KEKUATAN

AREA PENGEMBANGAN

CATATAN
REKOMENDASI
Disarankan

Dipertimbangkan

Tidak Disarankan
VERBATIM PRAKTIKUM II
WAWANCARA SELEKSI

Hari/Tanggal :-
Waktu/Lama Wawancara : 13.00 – 13.40 / 40 Menit
Tempat : Ruang I Praktikum Wawancara

No Wawancara Hasil Wawancara Analisis Kompetensi


1 Interviewer .....................................
2 Interviewee
3 Interviewer
4 Interviewee
5 Interviewer
LAMPIRAN 5

ROLE PLAY :

Interview Form (Lembar Untuk Interview)

Nama Tanggal Lahir Tanggal Interview Posisi


Pendidikan IPK Dilamar
SKOR
KOMPETENSI DEFINISI CATATAN 3 2 1
Computer Literacy Mampu menggunakan MS. Office Standar,
yaitu MS. Word, MS. Excel dan Power Point
Time Management Pengaturan waktu untuk mencapai sasaran
kerja secara efektif dan efisien
Communication and Berinteraksi dengan orang lain dalam tata
Relation Management cara yang membuat orang nyaman
Attention to Detail Bertanggungjawab terhadap cara kerja yang
akurat dan detail
Data Gathering and Mengumpulkan, mengkonsolidasikan dan
Anaysis menggunakan informasi yang relevan
secara tepat
Integrity Menunjukkan perilaku yang sesuai dengan
nilai dan etika, dan secara konsisten
menghargai nilai-nilai yang sudah disepakati
bersama.
Catatan : 3 = diatas rata-rata 2 = Rata-rata 1 = Di bawah Rata-
rata

KEKUATAN

AREA PENGEMBANGAN

CATATAN
REKOMENDASI
Disarankan

Dipertimbangkan

Tidak Disarankan
LAMPIRAN 6

ROLE PLAY

Observasi Tahapan Wawancara (Lembar Untuk Interviewee)

YA TIDAK

Persiapan

Membuka Pembicaraan

Memeriksa Latar Belakang dan Riwayat Hidup

Menggali Kegiatan yang Pernah Dilakukan

Mempertajam Informasi

Pertanyaan Tambahan

Informasi Mengenai Posisi Wawancara

Saran untuk Interviewer :


LAMPIRAN 7

ROLE PLAY

Observasi Tahapan Wawancara (Lembar Untuk Observer)

YA TIDAK

Interviewer menciptakan rasa nyaman

Terjadi kontak mata

Interviewer mendominasi pembicaraan

Interviewee mendominasi pembicaraan

Pertanyaan interviewer bersifat terbuka

pembicaraan berlangsung lancar

Saran untuk Interviewer :


LAMPIRAN 8

ROLE PLAY

Observasi Penggunaan Teknik STAR (Lembar Untuk Observer)

KOMPETENSI

SITUATION

TASK

ACTION

RESULT
LAMPIRAN 9

FORMAT LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA III


(WAWANCARA SURVEI)

Cover
Kata Pengantar
Daftar Isi

BAB I
PENDAHULUAN
a. Latar Belakang
b. Tujuan Manfaat

BAB II
KAJIAN TEORITIS
BAB III
METODE SURVEI
a. Sampel Survei
b. Lokasi dan Waktu Survei
c. Metode Survei

BAB IV
HASIL SURVEI

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
a. Kesimpulan
b. Saran

LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Panduan wawancara Survei
2. Data Kasar wawancara survei
3. Data-data lain yang mendukung mis : Foto, surat izin
LAMPIRAN
10
LAPORAN PRAKTIKUM WAWANCARA
(WAWANCARA.............)
Matakuliah Observasi dan Wawancara
N OGI FAKULTAS KEDOKTERAN
a
m UNIVERSITAS LAMBUNG
a MANGKURAT TAHUN 2019
L
e
n
g
k
a
p

N
i
m

P
R
O
G
R
A
M
S
T
U
D
I
P
S
I
K
O
L
DaftarProfesi untuk CBI
1 Call Center
2 Teller Bank
3 Staf Rekrutmen
4 Staf Training
5 Staf IT
6 Perawat
7 Staf Keuangan
8 Pengacara
9 Dokter
10 Dosen
11 Sekretaris
12 Marketing

Tugas:
1. Cari informasi sebanyak-banyaknya untuk profesi terkait
2. Lakukan pencocokan deskripsi tugas profesi dengan kompetensi yang sesuai.
3. Tanggal Praktikum ....

Praktikum Penentuan Kompetensi :


Diskusikan/Sepakati :
1. Specific Job-nya
2. Kira-kira Job requirementnya (technical skill? Performance skill?)
3. Behavior-nya/tema behaviornya kaitkan dengan kompetensi dari
workitect, paling tidak minimal 4 kompetensi, masing-masing maksimal 2 dari
people, 1 dari business, 1 dari self management
4. Susun pertanyaannya : topik pertanyaan dan kira-kira skenario probingnya
5. Contoh :
Tabel hasil interview

Kompeten Rating/Penilaian
Definisi Kunci Perilaku Ceklist/Keterangan 1 2 3 4 5
si
Initiative Identifying what (a) Identifies what
needs to be done needs to be done and
And doing it takes action before being
before being ask or required to
asked to or
Required by the
situation
(b) Does more than
what is normally
required in a situation
(c) Seeks out others
Involved in a Situation
to learn their
perspectives
(d) Takes
independent action to
change the direction of
event

Lanjutkan dengan menurunkan pertanyaan dan menyusun interview sesuai skenario :


apa yang akan dilakukan pada saat pembukaan, badan/isi interview, serta penutupan.
Pada saat praktikum interview tatap muka, gunakan Form umpan balik, seperti pada
praktikum interview

Anda mungkin juga menyukai