Anda di halaman 1dari 50

PENGERTIAN

Interview : is an interactional process and both inter-er


and inter-ee contribute to the communication.
Term interview used to refer to a specialized pattern of verbal
interaction-initiated for a specific purpose,
and focused on some specific content area,
with consequent elimination of
extraneous material. (Kahn & Cannel)

Inter-view adalah proses saling memberi pandangan


antara dua pihak secara tatap muka dengan
menggunakan media komunikasi. (Sunberg)
Kata kunci dari definisi tsb :
1. Interactional process for a specific purpose :
saling berhubungan yang setara, dalam suatu kurun
waktu tertentu yang berlangsung kontinyu dan
bertujuan.
2. Contribute to the communication : harus ada
komunikasi antar 2 atau lebih yang terlibat dalam
interview tsb.
3. Focused to some specific area : komunikasi terarah
pada topik khusus.
Alasan mengapa wawancara digunakan :

1. Tingkah laku manusia : observable dan non-observable.


2. Tingkah laku yang non-observable dapat digali melalui teknik
lain, dalam hal ini interview.
3. Penjaringan data ttg proses terjadinya t.l. bersifat sampling
dari suatu proses yang terus menerus.
4. Hasil observasi hanya merupakan hasil sampling
5. Oleh karena itu diperlukan teknik wawancara yang merupakan
proses yang sifatnya interaktif tatap muka, saling mengung-
kapkan pendapat agar masing-masing gagasan dapat
dipahami secara akurat dan tepat.
Wawancara dalam lingkup psikologi dapat digunakan :

1. Sebagai suatu teknik penjaringan data yang bersifat


mandiri/tunggal
2. Sebagai suatu teknik yang bersifat mendukung atau
melengkapi teknik lain

Wawancara sebagai suatu proses “information getting” :

1. Informasi yang bersifat subyektif : sikap, nilai, pendapat,


perasaan, harapan, rencana ataupun deskripsi ttg sesuatu.
2. Informasi yang bersifat obyektif : data ataupun fakta
ttg sesuatu
Sebagai suatu teknik, wawancara mempunyai kelemahan
dan kelebihan :

Kelebihan : iter dapat mengembangkan sedemikian rupa teknik


tsb diarahkan memperoleh informasi ataupun data
yang lengkap.
Kelemahan : subyektifitas yang tinggi karena pengaruh human
error, dan waktu penyelenggaraan.

Ciri wawancara dalam lingkup psikologi :

- Iklim psikologis yang mewarnai


- Inferensis/kesimpulan
- Pemanfaatan inferensis dikaitkan dengan tujuan
SYARAT WAWANCARA EFEKTIF

RELEVANSI : TIDAK MENYIMPANG DARI TUJUAN


• Berpedoman pada tujuan.
• Tidak keluar dari alur pembicaraan.
• Tidak mengemukakan pendapat yang tidak relevan.

VALIDITAS : INFORMASI YG DIBERIKAN/ PENDAPAT


ITEE
• Jangan sugestif.
• Jangan membatasi kemungkinan jawaban.
• Jangan menilai.
• Jangan tergesa – gesa menarik kesimpulan.
DASAR2 PSIKOLOGIS DARI WAWANCARA

1. Pemahaman mengenai aspek2 rational dan emosional


yang mendorong terjadinya tingkah laku.
2. Pemahaman mengenai adanya “psychological field”
pada saat seseorang bertingkah laku, meliputi :
- Motives, t.l terjadi karena didorong oleh kekuatan2 yg
ada pada diri seseorang.
- Goals , merupakan tujuan atau sasaran yg akan dicapai
atau dipenuhi. Goals akan mengarahkan kemana
dorongan itu akan menuju.
- Perception, meliputi proses pemaknaan thd obyek
eksternal menjadi bagian internal.
- Tension, terjadi bila terjadi kekuatan2 yg mempunyai
arah sasaran yg berbeda atau berlawanan.
3. Pemahaman ttg sikap, konsep diri, defence mechanism
dan memori.
PROSES MEMOTIVASI DALAM WAWANCARA

Motivasi ekstrinsik : dorongan diarahkan oleh faktor diluar diri itee.


- Menjelaskan maksud dan tujuan wawancara yg ada kaitannya pula
dengan tujuan itee ataupun nilai2 nya.
- Menjelaskan informasi yang disampaikan oleh itee memberikan kontribusi
pada suatu tujuan tertentu.
- Menjelaskan apa yang diharapkan dari proses wawancara tsb.

Motivasi intrinsik : dorongan diarahkan oleh faktor-faktor dari dalam


itee.
- Menciptakan lingk wwncra yg psi-gis, hub antara itee-iter hrs terus menerus
dlm proses pengembangan.
- Mempertahankan suasana yg membuat itee tetap merasa dimengerti.
- Memberikan kebebasan pd itee utk berkomunikasi.
- Iter hrs mampu memusatkan perhatian pd isi komunikasi, itee distimulasi
utk mengarah pd topik lbh dlm dan diperoleh inf yg jujur.
- Fokus komunikasi terpusat pd topik yg dibahas.
JENIS-JENIS WAWANCARA

Berdasarkan tujuan dilaksanakannya wawancara, dapat dikatagorikan ke


dlm
1. Interview untuk aplikasi organisasi & industri (personnel
interview).
2. Interview untuk aplikasi klinis (clinical interview).
3. Interview untuk aplikasi riset (research interview).

Berdasarkan pendekatan yg digunakan : melihat keterarahan iter thd


proses percakapan.
1. Directive , proses percakapan diarahkan sepenuhnya oleh iter.
Pertanyaan2nya sudah pasti.
2. Semi directive, proses percakapan diarahkan oleh iter, namun
itee ikut berperan mengingat pertanyaan2 yg diajukan tidak
pasti.
3. The free interview, proses percakapan diarahkan sgt tergantung
oleh itee mengingat sifat pertanyaan yg diajukan bebas. Iter
hanya sbg cermin.
Berdasarkan isi interview
1. Berupa fakta-fakta, isinya berkaitan dengan data ataupun fakta
obyektif.
2. Berupa pendapat-pendapat, isinya berkaitan dg informasi yg
subyektif, mis, sikap, opini, persepsi dlsb.

Berdasarkan jumlah orang yang terlibat.


1. Individual, itee hanya 1 orang.
2. Kelompok, itee lebih dari 1 orang.

Berdasarkan fungsinya, dpt diklasifikasikan sbb :


1. Information giving :
Interview dilakukan dalam rangka pemberian informasi dari
suatu pihak kpd pihak lain, biasanya dilakukan pd saat
orientasi, coaching, training.
2. Information gathering :
Interview dilakukan dlm rangka mengumpulkan informasi dr itee,
misnya : survey, jurnalistik, psikologis, dll.
3. Selection :
Interview dilakukan dalam rangka memilih.
4. Problems of interviewee’s behavior :
Interview dilakukan berkaitan dengan masalah yang ada hubungannya
dg t.l. itee.
5. Problems of interviewer’s behavior :
Interview dilakukan berkaitan dengan masalah yang ada hubungannya
dg t.l. iter.
6. Problem solving :
Interview dilakukan untuk menghasilkan solusi masalah dari ke dua pihak
yang terlibat.
7. Persuasion :
Interview dilakukan dalam rangka mempersuasi, biasanya tanya jawab
ini berlangsung antara sales – konsumen.
FREE ATTITUDE INTERVIEW
(Kombinasi 2 Jenis interview)
1. Suatu cara lisan menggali inform scr non-directive.
2. Iter membatasi diri hanya dg merangkum dan
menyelingi shg peran iter hanya sbg cermin.
3. Pertanyaan diajukan bila jwbn itee krg jelas.
4. Digunakan dlm tahap penjajagan.
5. Dimulai dg introduksi dan diikuti dg pertanyaan awal,
pembuka yg sifatnya tunggal (mono intepretable)
6. Perlaku bertanya dari iter dpt dikelompokkan ke dlm
katagori2 reaksi yg dpt diskore/dihitung.
7. Hasil skoring menunjukkan nilai kuantitatif dari iter
 FREE ATTITUDE INTERVIEW
(Kombinasi 2 Jenis interview)
 Free Attitude Interview merupakan salah satu jenis interview yang ditinjau
berdasarkan gabungan dimensi tingkat keterarahan dan isi (pendapat)

Free Attitude Interview :


Suatu cara lisan menggali inform yang berupa pendapat yang dilakukan secara
non directive.
 Iter membatasi diri hanya dg merangkum dan menyelingi shg peran iter
hanya sbg cermin
 Itee mengarahkan jalannya percakapan.
 Digunakan dlm tahap penjajagan/ eksplorasi awal.

Agar FAI tetap relevan dan sahih :


 Iter tetap menetapkan tujuan interview
 Jawaban itee tidak menyimpang
 Pendapat iter akan mengacaukan
 Iter harus tetap mampu mengendalikan agar tidak terjadi bias.
 Iter harus tajam dan jeli terhadap jawaban-jawaban yang kabur (tidak jelas)
 Iter tidak boleh bertanya beberapa pertanyaan sekaligus.
 PROSES FAI :

 Dimulai dg introduksi yang berisi tentang pertanyan perkenalan,


maksud dan tujuan inetrview serta informasi awal yang berkait
dengan topik yang akan diajukan.
 Pertanyaan harus bersifat tunggal dalam interpretasi (mono
interpretable).
 Selama percakapan iter tidak boleh mengajukan pertanyaan baru
selain melakukan probing terhadap jawaban itee yang kurang jelas.
 Pertanyaan pertama berfungsi sebagai stimulus diskriminatif yang
menentukan arah percakapan selanjutnya.
 Pertanyaan baru boleh diajukan hanya bila dalam keadaan terdesak.
 Seluruh reaksi atau tingkah laku bertanya iter selama percakapan
dapat diskor (dinilai) brdasarkan katagori2 reaksi.
 Dari katagori tersebut dapat dibuat suatu kriteria penilaian tentang iter
secara kuantitatif.
RUMUS KUANTITATIF
O + E in X 100 % > 60 %
N - (F+ T)
O : Ordering
E ex : Pertanyaan awal, pembuka
E in : Pertanyaan menggali lebih lanjt (probing)
F : Formalitas
T : Interjection/sisipan
V : Kesimpulan tergesa-gesa
Wa : Penilaian
I : Informasi

UKURAN KUALITATIF

1. V & Wa tidak boleh ada


2. Itee hrs berbicara krg lbh 2 x lebih banyak dari iter
3. E ex atau pertanyaan pembuka hanya boleh pada permulaan pengajuan
pertanyaan
4. E in hanya diajukan pada jawaban atau informasi yg kurang jelas.

(Sumber : Vrolijk, Dijkema, 1971)


 KATAGORI-KATAGORI REAKSI (TINGKAH LAKU) ITER :

 E- ex : pertanyan untuk mendapatkan bahan baru (hanya


diperbolehkan pada pertanyaan awal.
 V : Praduga atau kesimpulan yang tergesa-gesa, reaksi ini
tidak boleh ada dalam FAI
 Wa : Penilaian (judgement), reaksi tidak boleh ada.
 E – in : pertanyaan untuk mendapatkan penjelasan, boleh
dilakukan pada saat itee memberikan jawaban yang tidak
jelas.
 O : Penyusunan rangkuman dari apa yang dikatakan oleh
itee. O dapat dilakukan dengan kata-kata baru, kata-kata
singkat atau respon yang mengandung feeling dan nada
suara naik pada akhir kalimat.
 I : Informasi yang diberikan oleh iter dan hanya boleh
diberikan pada tahap introduksi.
 T : Interjection atau sisipan, reaksi ini boleh dilakukan karena
mempunyai pengaruh menstimulasi.
 F : Pernyataan Formal, semua kalimat atau kata yang
menyangkut aspek formalitas.
WAWANCARA sebagai suatu PROSES

 Persiapan
 Pelaksanaan
 Interpretasi data

1. Persiapan
 Output : “Konsep Guideline“
 Bagaimana merencanakan/ merumuskan tujuan (kaitkan konsep
teori)
 Membuat kisi-kisi dan indikator
 Membuat pertanyaan
 (Jenis-jenis pertanyaan, beserta kelemahan dan kelebihannya)

2. Pelaksanaan
 Persiapan ruangan
 Lay out wawancara (individu atau kelompok)
 Alat-alat apa saja yang harus dipersiapkan : tape recording, video
shooting, alat tulis serta kapan peruntukannya
 Bagaimana mencatat hasil wawancara (Guideline wawancara yang ada
disertai dengan teknik pencatatan datanya)
 Proses berjalannya wawancara :
 Pembukaan
 Isi/ Inti/ Body
 Terminasi
 Bagaimana menghadapi berbagai karakter manusia
 Bagaimana merespons jawaban dari itee
(Gunakan kembali teknik observasi)
 Bentuknya bisa berupa matrik dan dalam matrik harus ada hasil
observasi (ekspresi wajah, intonasi suara, gesture, dll)
 Evaluasi

3. Interpretasi dan Pengolahan data


 Pengolahan data dikembalikan kepada kisi-kisi dan
tujuan.
STRUKTUR WAWANCARA
Terdiri dari :
 PEMBUKA
- Mempunyai fungsi memotivasi itee agar mau terlibat dan
berpartisipasi dalam proses komunikasi yang dijalin secara
terbuka dan tanpa tekanan ataupun paksaan
- Ada 2 hal :
a. Membangun rapport : proses membangun hubungan baik
untuk mencapai kepercayaan keinginan yang baik & tulus dari
itee. Dapat berupa verbal behaviour atau non verbal.
b. Mengarahkan wawancara agar itee mau berpartisipasi dalam
proses komunikasi, dapat berupa penjelasan mengenai
maksud dan tujuan wawancara, kegunaan informasi yang didapat,
siapa yang bertanggung jawab terhadap proses wawancara,
berapa lama dan lain sebagainya.
 ISI/ BODY dalam WAWANCARA
- Berupa inti topik atau masalah yang akan digali dalam
interview. Dapat berupa guideline wawancara yang
berisi tentang kisi-kisi informasi yang akan ditanyakan.
- Guideline dapat disusun berdasarkan:
Sequences : Topical, Time, Space, Cause to effect, Problem –
solution.
Schedules : The nonschedule interview, The moderately-
scheduled interview, A highly-scheduled interview, Highly-
schedule-standardized interview.
 PENUTUP
Merupakan proses penutup atau mengakhiri percakapan, dapat
berupa verbal behaviour atau non verbal behavior. Proses inipun
harus dilakukan dengan hati-hati dan mulus agar hubungan tetap
baik.
BEBERAPA TEKNIK YG HRS DIKUASAI PEWWNCR

1. Teknik Listening Skills : mendengar, mengolah, memahami &


mengambil keputusan, meliputi ;
 Attention
 Intrepretation
 Remembering
2. Teknik Penyusunan pertanyaan :
 Penetapan jenis/tipe pertanyaan, yaitu memilih jenis/tipe
pertanyaan yg akan dipakai.
 Phrasing pertanyaan, yaitu menyusun kata-kata atau kalimat
pertanyaan, dengan mempertimbangkan language, relevance,
information level, complexity dan social & psychological
accessibility.
3. Teknik Probing : kemampuan menggali informasi atau jawaban
yang belum jelas.
4. Teknik Ordening : merangkum pernyataan atau jawaban itee baik
yg tersurat atau tersirat dg maksud memperoleh “self insight” pd diri
itee.
LISTENING SKILLS
Menurut Stephen & Robbins, Listening Skills meliputi :
 Passive Listening :
proses listening padamana iter hanya mendengarkan saja, berfungsi spt alat
perekam. Sgt ditentukan oleh pembicaranya. Kadar atensi iter pendengar sgt
tergtg dr apa yg ditangkap.
 Active Listening :
proses listening padamana iter harus aktif tdk hanya berfungsi sbg alat
perekam saja. Ia hrs aktif shg dg keaktifannya tsb dpt memahami informasi
yang ditangkap. Konsekuensi lbh lanjut dari hal tsb, iter hrs menunjukkan
kesediaannya bertanya tentang hal-hal yang kurang jelas.

Dlm active listening terdpt 4 persyaratan ptg (Rogers & Farson, 1976) :
1. Intensity : memberikan perhatian dan konsentrasi scr intensif thd apa yg
dikatakan oleh itee.
2. Emphaty : memahami apa yg dikatakan oleh itee, utk hal ini membutuhkan
pengetahuan itee ttg iter dan fleksibility .
3. Acceptance : mendengar tanpa memberikan penilaian, menerima itee apa
adanya.
4. Take responsibility for completeness : ada keinginan utk melakukan sesuatu
agar informasi diperoleh lengkap. Ada 2 teknik ; “listening for feelings as well
as for content” & “asking questions to ensure understanding”.
Kriteria Effectice Listener :

 Mampu melakukan kontak mata/pandangan.


 Mampu menunjukkan respons2 positif
 Mampu mengendalikan gerakan2 atau tindakan yg dpt
mengganggu.
 Mampu mengajukan pertanyaan2 dg tepat.
 Menggunakan kata, suku kata dan kalimat yang tepat.
 Tidak melakukan interupsi terhadap apa yg sdg diucapkan.
 Tidak terlalu banyak bicara.
 Mampu mengendalikan situasi peralihan peran antara pembicara
pendengar dg ‘smooth”.
TEKNIK PROBING
 FUNGSI PROBING :
Memotivasi itee menambah informasi tambahan.
Meningkatkan hubungan interpersonal antara itee – iter.
Mengendalikan interaksi itee – iter tanpa menimbulkan bias.

 CARA PROBING DPT DG :


- Pernyataan singkat dan tegas yang menyatakan iter mengerti dan
menaruh minat, mis, hm....hm....ya...
- Pemanfaatan “jeda” yang sifatnya menanti dan memberikan
kesempatan kepada itee melanjutkan bicara.
- Pertanyaan yang isinya menggali lebih lanjut mengenai jawaban
sebelumnya.

 ORDERING
Ordering adalah merangkum jawaban-jawaban itee.
Ordering tidak sama dengan menilai atau menyimpulkan.
FAKTOR2 PSIKOLOGIS
YANG PERLU DIMILIKI OLEH PEWWNCR

Rapport :
 A close mental between people.
 Comfortable, warm atmosphere.
 Close relaitonship, in a psychological situation.

Empathy :
 Capacity to respon to and understand other people ‘s feeling.
 Realization and understanding of another person’s feeling,need and
suffering

Simpathy :
 Ability to respond to another’s expression of emotionality
TAHAP PERSIAPAN
 PERUMUSAN TUJUAN WAWANCARA
Merupakan langkah awal
Mempunyai fungsi mengendalikan alur pembicaraan
Sebagai alat kontrol/evaluasi

SKEMA PERUMUSAN TUJUAN

Maksud/ Tujuan Sasaran yang Penjabaran ke dlm


umum Lebih spesifik pertanyaan

Solusi WAWANCARA
menjawab
Item-item
kalimat

informasi
CONTENT INTERVIEW
Rumusan tujuan  berkaitan erat dengan content/isi
interview.
Content interview dpt ditetapkan melalui langkah-langkah :
1. menetapkan dan menyatakan maksud intw scr
lengkap.
2. rencanakan jenis2 informasi apa saja yg
diperlukan berkaitan
3. susun kalimat pertanyaan sedemikian rupa agar
dapat menjawab point 2.

SUMBER2 PENETAPAN TUJUAN


1. wawasan/pengetahuan diri sendiri atau orang lain.
2. pengalaman dan latihan khusus yg pernah diperoleh shg
memunculkan insight
3. literatur2
4. dugaan atau hipotesis

SUMBER2 DALAM SITUASI MENDESAK


1. Mengandalkan pengalaman dan latihan yg pernah diikuti.
2. Data ttg itee yg diperkirakan dpt menimbulkan insight.
3. Pengetahuan dan teori yg dimiliki iter
POSISI PERTANYAAN DLM RUMUSAN TUJUAN
 Tujuan :
Landasan memperoleh informasi dalam rangka menjawab masalah.
 Fungsi :
Menterjemahkan tujuan umum dan spesifik.
Mengembangkan kemampuan iter dlm rangka memotivasi itee utk
berkomunikasi.

Tujuan spesifik : usaha merinci informasi


yang diperlukan

Apa yang akan digali


Caranya bagaimana
Bentuk pertanyaan yg dipakai

Penyusunan kalimat pertanyaan


yang tepat agar dpt dimengerti oleh itee
TAHAP PELAKSANAAN

 PERSIAPAN DIRI
Pada tahap pelaksanaan ini iter perlu mempersiapkan diri dengan memahami
bagaimana peran iter yg baik serta variabel2 yg perlu diperhatikan dalam interview

 PERAN ITER YANG BAIK


KEMAMPUAN :
- Menguasai pengetahuan dan terampil melakukan interview.
- Menguasai materi yang akan dipersiapkan.
- Mempunyai kemampuan bahasa yang akan dipergunakan.
- Mampu menggunakan pendekatan2 psikologis dalam menjalin atau
interaksi dengan itee.
- Kesiapan pemahaman terhadap latar belakang itee.
PENAMPILAN
- Pakaian
- Mimik wajah
- Gaya Gerakan
- Cara Berbicara
KEPEKAAN TERHADAP PERSIAPAN FISIK
- Ruangan
- Penerangan
- Lay – out duduk
- Kebisingan
- Alat2 penunjang lainnya
VARIABEL YG PERLU DIPERHATIKAN

 PERILAKU ITER & ITEE


 ciri-ciri fisik : postur tubuh, jenis kemlamin, usia dlsb.
 Ciri-ciri kognitif – afektif : kecerdasan, perasaan, motivasi dlsb.

 KOMPONEN PESAN
 jenis informasi yang akan digali
 bahasa, kosa kata yang digunakan

 IKLIM / SUASANA WAWANCARA


 iklim fisik : ruangan, cahaya, lay-out duduk
 iklim sosial : adat, kebiasaan dan budaya
 dimensi waktu : durasi
 iklim psikologis : terbuka, tertutup, santai atau tegang
 SKEMA WAWANCARA

verbal Non Verbal


Iter Itee

Core Core

Persepsi Komunikasi Persepsi

Level 3

Level 2

Level 1
Level 1 : Good Rapport ; itee nyaman & aman
shg persepsi positif, motivasi tinggi.
Pada level 1 hrs mengandung warna
diagnostik (berkaitan dg tujuan
interview di bid psikologi).
Level 2 : Hubungan pandang yg sifatnya sdh
lebih dekat/ agak intim. Pertanyaan2
sdh agak pribadi.
Level 3 : Pertanyaan2 sdh lbh dalam, sdh
menyangkut pribadi.
MEMBANGUN DAN MEMELIHARA RAPORT
(Establishing and Maintaining Rapport)

KESAN PERTAMA
(First Impression)
First Impression sangat penting, karena akan
menentukan suasana berikutnya. Dengan
first impression yang positif, akan
memunculkan jawaban yang jujur dan
terbuka dari itee
 MEMBUKA INTERVIEW (Opening the Interview)

 Memberi salam kepada itee.


 Berilah itee salam disertai dengan senyuman dan usahakan agar tanda-tanda
non verbal lainnya akan meningkatkan kesan kehangatan serta keramahan iter.
 - Tunjukkan antusiasme dalam menghadapi tugas, hindari tarikan muka
yang dingin, merengut dan memberikan komentar yang tidak tepat
(silly).
 - Hindarkan sikap loyo dan tidak bersemangat.
 - Hindari cara berbicara yang terlalu perlahan dan monoton dan
 sebaliknya
 - Usahakan agar jangan sampai terkesan kurang berminat terhadap itee
seperti selalu memandang ke luar jendela atau pandangan tidak simpatik
 - Cara berbicara yang berciri profesionalisme positif sangat tepat untuk
tahap ini, karena pembicaraan yang dilakukan bukan suatu obrolan
atau interogasi.
The Physical Layout.
Tata ruangan bisa membantu atau menghalangi iter untuk
mengadakan rapport.
Ada 2 hal yang harus dihindari :
Hindari bersembunyi dibalik simbol kekuasaan, misalnya suasan
kantor manager. Lakukan interview pada satu sudut meja sambil
minum teh. Bila akan mencatat, pastikan dapat melakukannya
dengan baik dan wajar, dan beritahukan pada itee akan dilakukan
pencatatan serta jelaskan alasannya.

Usahakan selama interview tidak terganggu oleh bunyi telp dan hal
lain yang mengganggu.
Tingkah laku yang disarankan.

1. Senyum, ketika terjadi kontak mata dengan itee, senyum menimbulkan


rasa empathy dan untuk meredakan ketegangan.
2. Berjabatan tangan, secara mantap dan meyakinkan, disarankan baik
untuk sesama jenis maupun lawan jenis.
3. Anggukan kepala, iter menunjukkan interes dengan respon itee serta
menunjukkan persetujuan singkat secara verbal seperti ‘mm- hmm…’, dari
waktu ke waktu terutama setelah itee memberikan penekanan pada
penjelasannya.
4. Kontak mata, ketika sedang bertanya atau mendengar-kan, kecuali jika
sedang menulis.
5. Variasi suara, lakukan secara wajar dan segar.
6. Variasi postur, tunjukkan sikap tubuh yang relax, percaya diri, mengendur
kebelakang bila sedang mendengarkan penjelasan dan sedikit ke depan jika
memulai suatu topik baru.
Pembicaraan Awal (small talk)
Beberapa hal yang perlu dihindari :
1. Membicarakan hal-hal yang tidak bersifat umum, seperti golf, tenis dan
lain-laing menimbulkan sikap dingin dari itee
2. Hindari pe yanmbicaraan awal yang menimbulkan stres atau pengalaman
negatif.
3. Sebaiknya pembicaraan awal tidak terlalu lama dan panjang. Contoh
pembicaan awal yang bersifat netral “Apakah Anda mengalami kesulitan
dalam menemukan tempat ini?”. Berikan senyum dan perhatian yang
tampil dalam ekspresi ketika itee menjawab.

Struktur Pernyataan.
(The Structuring Statement).
Bila itee sudah siap dan akan masuk ke dalam proses, maka sebaiknya
diberikan pernyataan yang sifatnya profesional untuk memulai interview,
hal ini perlu untuk menimbulkan rasa tenang pada itee, misalnya “Apakah
kita dapat mulai sekarang? Saya adalah ….. (perkenalkan diri), tujuan dari
interview ini adalah ….. (jelaskan tujuan serta waktunya)…”
PERSIAPAN SARANA

Persiapan sarana meliputi :


 Ruangan, lay-out duduk (dikaitkan dengan individual atau kelompok).
 Ada 3 lay-out yg dpt digunakan, a.l : duduk berhadapan, duduk berhadapan ttp
posisi agak menyilang (miring) dan duduk bersebelahan (vertikal, diagonal
atau horisontal).
 Alat2 bantu yg bs digunakan : tape recorder, video, lembaran kertas (format2
khusus) utk mencatat.
 Guideline interview.

TAHAPAN MELAKUKAN INTERVIEW


Dikaitkan dg struktur interview tahapan ini secara umum terdiri dari 3
phase yaitu : pembuka (opening), isi (body) dan penutup (closing), yang
kemudian dapat dirinci menjadi 5 phase sbb :
 Phase introduksi
 Phase pembuka
 Phase body
 Phase terminasi
 Phase closing
KEMUNGKINAN2 YG MUNCUL DLM
TAHAP PELAKSANAAN

FAKTOR2 YANG MENGHAMBAT :


1. Terjadinya “bias” dlm interview yg bersumber dari :
Latar belakang iter-itee misnya umur, penddkn, jenis klmn dll yang
berpengaruh secara tdk langsung terhadap variabel sikap, harapan dan
motif.
 Kondisi psikologis seperti persepsi, sikap, harapan dan motif yg
menjadi determinan perilaku seseorang.
 Perilaku individu yg sdg terlibat dlm interview, hal ini merupakan
resultante dr latar blkg dan kondisi psikologis seseorang.
( Lihat dinamika “bias”).
2. Kemungkinan muncul tingkah laku yg bermasalah, a.l :
 Tidak jujur.
 Tidak mau memberikan informasi.
 Mencoba mengendalikan situasi dg bicara terlalu banyak atau
meminta perhatian dg mengembangkan informasi.
 Mempertanyakan keabsahan peran iter.
 Memotong interview dg gerakan2 fisik atau bertanya
 Cenderung menunjukkan sikap terlalu sopan atau sebaliknya agresif.
 Mencoba membuat iter terguncang
 Membuat/memunculkan image tampak intelek.
.3. Kemungkinan muncul respons itee yg tidak adekuat :

 Partial respons : jawaban yg diberikan itee hanya


sebagian2, tidak lengkap.
 Non-respons : itee tidak memberikan jawaban
 Irrelevant respons : jawaban yg diberikan itee tidak relevan
atau tidak ada kaitannya dg pernyataan.
 Inacurate respons : jawaban yg diberikan itee tdk akurat,
tdk tepat dan benar
 Unfocus respons : jawaban yg diberikan melebar, kesana-
sini tidak focus pd inti yg
ditanyakan.
 Verbalized respons problems : masalah yg timbul sbg akibat
problem2 bicara, misal gagap.
LANGKAH2 PENANGANAN :

 Memotivasi itee secara adekuat.


 Menemukakan tujuan wawancara secara jelas dan rinci.
 Memandu itee agar komunikasi yg berjalan tetap pada pokok
pembicaraan.
 Berperan sbg iter yg profesional.
 Bersikap rational obyektif,tdk melakukan evaluasi atau
memberikan penilaian ataupun reaksi thd isi & respons itee.
 Memahami kondisi dan konsekuensi untuk mengerti apa yg
dikatakan itee.
 Memahami dan peka thd fungsi isyarat nonverbal yg digunakan
pula oleh itee.
 Penggunaan variasi bentuk pertanyaan untuk menelusuri
jawaban.
 Menciptakan iklim interview yg baik dan nyaman shg tercipta
“trust” dari itee.
FAKTOR2 PENDUKUNG :

o Pemahaman iter ttg pengetahuan yg berkaitan dg karakteristik


manusia.
o Ketrampilan memberikan respons atas berragam reaksi yg
ditampilkan itee.
o Kesediaan itee
o Penetapan waktu interview bersifat relatif.
o Pengetahuan ttg latar belakang itee
TEKNIK PENCATATAN

Seperti halnya observasi, dalam interview pencatatan data dilakukan dengan mengacu pada :
5 W & 1H, yaitu :
Who : Siapa yg berbicara atau terlibat dlm
pembicaraan yg hrs dicatat ?
When : Kapan pencatatan dilakukan ?
Where : Dimana dicatatnya ?
What : Apa yang dicatat ?
Why : Mengapa harus dicatat dan untuk apa ?
How : Bagaimana mencatatnya ?

Pencatatan ini erat kaitannya dg teknik pengolahan data yang akan dilakukan sehingga
dengan teknik pencatatan yg benar dan akurat, data yg diperoleh dpt diolah untuk disusun
suatu inferensisnya (kesimpulan).

Teknik mencatat yg umum dilakukan adalah mencatat semua hasil percakapan melalui
“verbatim”, untuk dianalisis semantik dan contentnya. Untuk itu alat bantu tape recorder
sangat penting. Pencatatan lgs dpt saja dilakukan namun memerlukan ketrampilan utk
melakukannya mengingat iter hrs tetap memfokuskan pada proses percakapan. Kondisi tsb
dpt menjadi faktor pendukung sekaligus penghambat seandainya iter tidak trampil
melakukannya.
EVALUASI

Evaluasi dapat dilakukan dengan melihat 2 (dua) sudut pandang :

 Evaluasi dlm kaitannya melihat apakah informasi yg sdh didpt sdh memenuhi
tujuan interview. Bila blm lengkap, dpt menelusuri kembali dg melakukan probing
thd jawaban yg krg jelas atau mengajukan pertanyaan2 mengenai informasi2 yg
kurang.

 Evaluasi dlm kaitannya melihat apakah iter sdh berperan dg baik. Teknik
evaluasi dg melakukan rating atau tally thd perilaku2 iter, a.l : FAI, Rating Scales
for Evaluation of Probe (acceptance, validity dan relevance) dpt digunakan.
TAHAP PENGOLAHAN DATA & PENGAMBILAN KESIMPULAN

Tahap ini merupakan tahap rangkaian akhir dari proses interview secara keseluruhan
& merupakan kelanjutan dari tahap pencatatan yg telah dilakukan sebelumnya.

Prinsip dasar yg perlu dipahami oleh seorang iter pd saat akan mengolah dan
menyimpulkan adalah konsep teori yg digunakan pd saat interview tsb didesain.

Langkah2 yg dilakukan meliputi :


o Membaca dg seksama setiap jawaban itee verbal & nonverbal yg telah
dicatat. Akan lebih mudah bila dibuat matriks dari ke dua jawaban tsb.
o Mengelompokkan jawaban2 tsb berdasarkan aspek ataupun dimensi sesuai
dengan konsep teori yg digunakan utk menganalisis.
o Menganalisis dan menyimpulkan jawaban2 berdasarkan aspek/dimensi.
o Menarik kesimpulan umum dari kesimpulan2 berdasarkan jawaban setiap
aspek/dimensi. Diharapkan kesimpulan ini dpt menjawab maksud dan
tujuan umum interview.
o Dasar pertimbangan penarikan umum selain mengacu pd teori jg dpt
melihat pd sifat struktur content (body) yg dipakai, misnya, apakah
berdsrkan sequence topical, time atau causal, dll.
o Evaluasi apakah dari informasi2 yg sdh diperoleh tsb sdh dpt disimpulkan
sesuai dg tujuan umum. Jika belum perlu dikaji mengapa dan informasi
dlm aspek apa yg belum tergali.
FORMAT PELAPORAN

Teknik pelaporan disajikan dlm format laporan yg menyangkut :

o Identitas
o Isi mencakup percakapan tanya-jawab secara verbatim
o Kesimpulan per aspek & umum
o Kolom catatan yg berisi hal2 sekiranya ada pertanyaan2 yg tdk
terjwb atau terlupakan ditanyakan atau tdk tertuang namun
cukup berarti, dlsb.
o Kolom observasi
o Rekomendasi bila diperlukan
o Kolom tgl pelaksanaan, tanda tangan & nama jelas iter.
KODE ETIK DALAM WAWANCARA
Dalam melaksanakan interview seorang inter terikat pada etika-etika yang harus
dipatuhi yang mengacu pada kode etik ilmu psikologi secara umum, baik yang
dikeluarkan oleh organisasi profesi psikologi di negara-negara lain ataupun di
indonesia (HIMPSI).

Etika yang dimaksud, baik dalam penerapannya pada kegiatan assessment


ataupun penelitian.

Etika dalam assessment atau penelitian pada dasarnya tidak jauh berbeda :

 adanya kesediaan itee


 Jujur dan terbuka dalam menjelaskan maksud dan tujuan interview.
 Bersikap profesional.
 Tidak menginterogasi ataupun memaksa.
 Mampu memberikan rasa aman.
 Menginformasikan adanya penggunaan alat-alat bantu, al : catatan, video
shooting, tape recorder, dll, jika ada.
 Menjaga kerahasiaan data ataupun informasi tentang itee,
baik pada saat
mendiskusikan, mengolah data ataupun dalam menyajikan
laporan serta
penyimpanannya.
 Menyajikan dalam bentuk laporan yang mudah dipahami
oleh pembaca (ter-
Gantung kewenangan peruntukkannya)
 Tidak menyalahgunakan hasilnya.
 Bertanggung jawab atas hasilnya dengan mencantumkan
nama, tanggal in-
Terview da tandatangan iter.

Anda mungkin juga menyukai