Anda di halaman 1dari 4

Nama : Naila Sabila

NPM : 202001500356
Kelas : R5D Bimbingan dan Konseling
Mata Kuliah : Konseling Pernikahan dan Keluarga
Dosen : Evi Fitriyanti, M.Pd., Kons.

JAWABAN KUIS KPDK

1. a) Kasus 1
Upaya yang akan saya lakukan sebagai seorang Konselor ketika permasalahan kasus 1
dihadapkan kepada saya adalah saya akan menyarankan klien untuk dapat melaporkan
kasus permasalahannya tersebut kepada pihak berwajib, karena adanya penipuan yang
sangat merugikan korban yang tentu menyebabkan klien menjadi trauma berat, khususnya
dalam pernikahan. Upaya yang akan saya lakukan terhadap permasalahan klien tersebut,
saya akan memberikan konseling keluarga dengan pendekatan logotherapy dengan teknik
refleksi feeling. Dimana, fokus utama pada pendekatan logotherapy pada klien ini adalah
membantu klien agar dapat menemukan makna dari penderitaannya dan juga makna
mengenai kehidupan dan cinta dari permasalahan yang dihadapinya. Sedangkan pada
teknik refleksi feeling, saya sebagai Konselor membaca bahasa badan klien serta
perasaannya dalam menceritakan permasalahannya dan kemudian merefleksikannya
kepada klien. Cara yang dapat dilakukan dalam pendekatan logotherapy adalah dengan
menerima kondisi bahkan yang buruk sekalipun. Penerapan teknik logotherapy ini dapat
dilakukan dengan:
- Memberikan penguatan kepada klien bahwa suatu permasalahan dalam kehidupan akan
memberikan makna di situasi terburuk sekalipun. Dimana dari permasalahan yang
dialami klien pada kasus tersebut, klien harus dapat lebih selektif lagi dalam memilih
pasangan hidup apalagi ketika mencari jodoh melalui aplikasi pertemanan, harus lebih
mengenal lagi pasangan yang akan dijadikan teman hidup baik dari kehidupan
keluarganya, pekerjaannya, dan juga tanggung jawabnya.
- Mengarahkan klien untuk mampu mengambil keputusan sesuai yang diinginkan karena
setiap orang memiliki kebebasan tersebut, dan
- Mengarahkan klien untuk tetap berpikir positif dan menerima hal buruk yang telah
terjadi.
b) Kasus 2
Upaya yang akan saya lakukan sebagai seorang Konselor ketika permasalahan kasus 2
dihadapkan kepada saya adalah saya akan memberikan konseling pranikah bagi calon
pengantin dengan teknik konseling leading (memimpin), dimana saya sebagai Konselor
akan memimpin dan mengarahkan pembicaraan untuk mencapai tujuan dengan
mendiskusikan berbagai topik yang berhubungan dengan pernikahan seperti komunikasi
secara terbuka dengan pasangan, kemampuan untuk menyelesaikan masalah, hubungan
keluarga, pembahasan perbedaan secara rasional ataupun pembahasan mengenai keuangan
sebelum dan setelah pernikahan. Dalam pelaksanaan konseling pranikah kepada calon
pengantin seperti pada kasus 2, saya akan mengarahkan dan memberikan pemahaman
kepada calon pengantin untuk dapat menyepakati mahar yang akan diberikan dengan
mengkomunikasikannya pada kedua keluarga. Selain itu, saya juga akan memberikan
pemahaman kepada keluarga dan calon istri pengantin bahwasanya untuk permintaan
mahar sebaiknya menyesuaikan kemampuan dari pihak keluarga calon suami dan calon
suami, yang tidak memberatkan dan yang tidak menyulitkan calon suami. Oleh karena itu,
ada baiknya calon pengantin untuk dapat mempersiapkan pernikahannya salah satunya
dengan mengikuti layanan konseling pernikahan sebelum dilangsungkannya pernikahan
itu sendiri oleh klien agar dapat membantu memperkuat hubungan pasangan antara satu
sama lain.
2. Upaya yang akan saya lakukan untuk membantu permasalahan keluarga pada kasus
tersebut adalah memberikan layanan konseling pernikahan dengan pendekatan Rational
Emotive Behavior Therapy (REBT) kepada klien. Dimana fokus utama pada REBT ini
adalah membatu klien agar berhenti membuat tuntutan dan merasa kesal melalui
kekacauan seperti keinginan untuk bercerai karena adanya permasalahan ekonomi di masa
pandemi covid 19. Klien dalam REBT dapat mengekspresikan beberapa perasaan negatif,
tetapi tujuan utamanya adalah membantu klien agar tidak memberikan tanggapan
emosional melebihi yang selayaknya tehadap sesuatu permasalahan-permasalahan yang
terjadi, salah satunya yaitu permasalahan ekonomi pada masa pandemi covid 19. Dalam
pendekatan REBT ini, saya sebagai Konselor akan mengajak klien untuk mengatasi
masalahnya dengan kekuatan berpikir bukan emosi, dan juga memberikan pemahaman
kepada klien bahwasanya dengan banyaknya kasus perceraian yang terjadi di masa
pandemi covid 19 ini, pasangan suami istri di rumah perlu memahami kembali fungsi
keluarga, terutama ekonomi, dengan memperbaiki keuangan rumah tangga dan menjadi
unit yang saling mendukung antar keluarga. Dalam membantu mengatasi permasalahan
kasus tersebut juga, saya sebagai Konselor akan menggunakan teknik behavior yaitu
Dispute tingkah laku (behavioral disputation), dimana teknik ini memberi kesempatan
pada klien untuk mengalami kejadian yang menyebabkannya berpikir irasional dan
melawan keyakinannya tersebut, seperti melawan keinginan untuk melakukan perceraian.
Oleh karena itu, dengan menggunakan teori pendekatan REBT dan teknik behavior dalam
permasalahan keluarga ini, akan membuat keluarga menjadi berpikir rasional dan stabilitas
emosional akan terjadi sehingga menghasilkan keluarga yang bahagia dan terhindar dari
konflik, terutama perceraian.
3. Untuk menghilangkan paradigma negatif tersebut, guru BK bersama dengan pihak sekolah
perlu mengadakan publikasi yang komunikatif dan menarik mengenai program-program
BK. Publikasi ini bisa disebut sebagai sosialisasi mengenai bimbingan dan konseling.
Sosialisasi yang diadakan dari sekolah ini dapat diikuti oleh seluruh siswa dan masing-
masing orang tua siswa dengan tujuan agar memperoleh informasi tentang konsep-konsep
dan teknis-teknis untuk menangani kasus keluarga di sekitar masalah-masalah yang
berkaitan dengan sekolah. Selain itu, untuk menghilangkan paradigma negatif pada guru
BK, sebaiknya guru BK/Konselor harus lebih memahami dan menguasai berbagai
pendekatan konseling dan teknik-tekniknya, harus lebih berpengetahuan, berwawasan
luas, dan memiliki keterampilan serta berkepribadian yang mendukung untuk jadi
pemimpin. Hal tersebut bertujuan agar klien merasa cocok dan nyaman dengan guru BK
tersebut, dan guru BK pun dapat melakukan pendekatan ke dalam sistem keluarga dan
dapat melakukan kunjungan rumah (home visit) untuk membimbing klien yang memiliki
masalah hingga mencapai tujuan yang diharapkan.
4. WPKNS yang dapat saya berikan kepada klien untuk dapat mencegah risiko-risiko yang
mungkin akan terjadi adalah :
 Wawasan
Sebagai guru BK saya akan memberikan wawasan kepada klien, bahwasanya dalam
hubungan keluarga yang hidup terpisah dengan pasangan harus memiliki strategi
bagaimana menjaga hubungan keluarga dalam keadaan jarak jauh agar tetap harmonis
dan berupaya untuk menjaga keutuhan keluarga dengan membangun komitmen
bersama dalam menghadapi resiko-resiko yang akan terjadi.
 Pengetahuan
Dalam hubungan pasangan jarak jauh atau terpisah, klien harus memiliki pengetahuan
yang cukup memadai mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaan pasangannya,
lingkungan pertemanannya, ataupun permasalahan yang dihadapi dalam lingkungan
pekerjaan pasangannya dengan cara tetap menjaga komunikasi dan hubungan baik pada
pasangan agar hubungan tetap terasa dekat dan harmonis.
 Keterampilan
Dalam hubungan pasangan jarak jauh atau terpisah, klien harus memiliki keterampilan
setidaknya dapat saling memberikan nasihat yang tepat ketika terdapat masalah yang
terjadi pada pasangan yang sedang terpisah oleh jarak. Keterampilan dalam
memberikan nasihat tersebut berguna untuk meletakkan dasar hubungan dan
membangun interaksi yang kondusif agar hubungan tetap terjaga dan masalah dapat
teratasi. Namun, jika dalam hubungan pasangan jarak jauh dengan saling memberikan
nasihat ternyata masih belum dapat menyelesaikan permasalahannya, sebaiknya salah
satu pasangan tersebut dapat meminta bantuan kepada Konselor yang profesional agar
permasalahannya dapat terselesaikan.
 Nilai
Dalam hubungan pasangan jarak jauh atau terpisah, klien harus memiliki nilai-nilai
sosial khususnya yang menyangkut hubungan antar-individu atau antar pasangan. Ada
baiknya penting untuk menjadwalkan pertemuan bersama secara rutin untuk melpas
kerinduan dan memberikan hak nafkah batin. Jika jadwal pertemuan ini sudah
disepakati, usahakan pasangan tidak membatalkan atau mengulur-ulur tanpa alasan agar
tidak menimbulkan kecurigaan yang dapat merusak hubungan.
 Sikap
Dalam hubungan pasangan jarak jauh atau terpisah, klien harus memiliki sikap saling
percaya dengan pasangan atas komitmen yang ada, agar tidak terjadi kecurigaan yang
dapat memicu konflik antara mereka berdua. Sikap saling mengontrol juga merupakan
suatu keharusan, tetapi tidak perlu saling mengintai agar masing-masing merasakan
hidup bebas dan tanpa beban dibawah kontrol diri dan pasangannya.

Anda mungkin juga menyukai