BAB 5
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA DALAM
METODE PENELITIAN KUALITATIF
A. INSTRUMEN PENELITIAN
Ada dua hal utama yang mempengaruhi kualitas data hasil penelitian, yaitu kualitas
instrumen penelitian dan kualitas pengumpulan data. Dalam penelitian kualitatif
yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu
peneliti sebagai instrumen juga harus divalidasi seberapa jauh peneliti kualitatif siap
melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap peneliti
sebagai instrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode penelitian kualitatif,
penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan peneliti untuk memasuki
objek penelitian baik secara akademik maupun logistiknya. Yang melakukan validasi
adalah peneliti itu sendiri yaitu melalui evaluasi diri seberapa jauh pemahaman terhadap
metode kualitatif, penguasaan teori dan wawasan terhadap bidang yang diteliti, serta
kesiapan bekal memasuki lapangan. Peneliti kualitatif sebagai HUMAN INSTRUMENT
berfungsi menetapkan fokus penelitian, memilih informan sebagai sumber data,
melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan
membuat kesimpulan atas temuannya.
Dalam penelitian kualitatif segala sesuatu yang akan dicari dari objek penelitian belum
jelas dan pasti masalahnya, sumber datanya, hasil yang diharapkan semuanya belum
jelas. Rancangan penelitian masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
peneliti memasuki objek penelitian. Selain dalam memandang realitas, penelitian
kualitatif berasumsi bahwa realitas itu bersifat holistik (menyeluruh), dinamis, tidak
dapat dipisah-pisahkan kedalam variabel penelitian. Kalaupun dipisahkan variabelnya
akan banyak sekali. sehingga dalam penelitian kualitatif ini belum dapat dikembangkan
instrumen penelitian sebelum masalah yang diteliti jelas sama sekali. Jadi peneliti adalah
instrumen kunci dalam penelitian kualitatif. Tetapi setelah masalah yang akan dipelajari
jelas, maka dapat dikembangkan suatu instrumen sederhana yang diharapkan dapat
melengkapi data dan membandingkan data yang telah ditemukan melalui observasi dan
wawancara. Peneliti akan terjun kelapangan sendiri baik pada grand tour question, tahap
focused and selection, melakukan pengumpulan data, analisis dan membuat kesimpulan.
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Pengumpulan data dapat dilakukan dengan berbagai setting, berbagai sumber dan
berbagai cara. Bila dilihat dari settingnya data dapat dikumpulkan pada setting alamiah
(natural setting), pada laboratorium dengan metode eksperimen, pada suatu seminar,
diskusi, dijalan dan lain-lain. Bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan
data dapat menggunakan sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer adalah
data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data dan sumber sekunder
adalah merupakan sumber data yang tidak langsung memberikan data kepada
pengumpul data misalnya lewat orang lain atau lewat dokumen. Selanjutnya bila
dilihat dari segi cara atau teknik pengumpulan data, maka teknik pengumpulan data
dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan), interview (wawancara), kuesioner
Dalam hal ini peneliti dalam melakukan pengumpulan data menyatakan terus terang
kepada sumber data, bahwa ia sedangkan melakukan penelitian. jadi mereka yang diteliti
megetahui sejak awal sampai akhir aktivitas si peneliti. Tetapi dalam suatu saat peneliti
juga tidak terus terang atau tersamar dalam observasi, hak ini untuk menghindari kalau
suatu data yang dicari merupakan data yang dirahasiakan. Kemungkinan kalau dilakukan
dengan terus terang, maka peneliti akan diijinkan untuk melakukan observasi.
3. Observasi tak berstruktur
Observasi tak berstruktu adalah obervasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang
apa yang akan di observasi. Hal ini dilakukan karena peneliti tidak tahu secara pasti
tentang apa yang akan di amati. Dalam melakukan pengamatan peneliti tidak
menggunakan instrumen yang telah baku, tetapi hanya berupa rambu-rambu pengamatan.
B. Manfaat Observasi
Menurut patton dalam Nasution (1998) manfaat observasi adalah:
Dengan observasi dilapangan peneliti mampu memahami konteks data dalam
keseluruhan situasi sosial.
Dengan observasi maka akan diperoleh pengalaman langsung, sehingga
memungkinkan peneliti menggunakan pendekatan induktif, jadi tidak
dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya.
Dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati orang lain,. Khususnya
orang yang berada dalam lingkungan itu.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang sedianya tidak akan terungkapkan oleh
responden dalam wawancara karena bersifat sensitif atau ingij di tutupi karena
dapat merugikan nama lembaga.
Peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden, sehingga
peneliti memiliki gambaran yang lebih komprehensif.
Melalui pengamatan dilapangan peneliti tidak hanya mengumpulkan data yang
kaya, tetapi juga memperoleh kesan-kesan pribadi dan merasakan situsasi sosial
yang diteliti.
C. Objek Observasi
Objek penelitian kualitatif yang di observasi menurut Spradley dinamakan situasi sosial
yang terdiri dari tiga komponen yaitu:
Place, atau tempat dimana interaksi dalam situasi sosial sedang berlangsung
Actor, pelaku atau orang-orang yang sedang memainkan peran tertentu
Activity, kegiatan yang dilakukan oleh aktor dalam situasi sosial yang sedang
berlangsung.
Dalam melakukan pengamatan kita dapat menentukan pola sendiri, berdasarkan pola
diatas. Misalnya akan melakukan pengamatan tentang situasi sosial bidang pendidikan,
maka placenya adalah lingkungan fisik sekolah, actornya para guru, kepala sekolah,
murid dan orang-orang yang ada disekitar sekolah, activitynya adalah kegiatan belajar
mengajar dan lain-lain.
D. Tahapan Obsevasi
Menurut Spradley (1980) tahapan observasi dapat dibedakan menjadi :
1) Observasi Deskriptif
Observasi Deskriptif dilakukan peneliti pada saat memasuki situasi tertentu sebagai
objek penelitian. pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti,
maka peneliti melakukan penjelajah umum, dan menyeluruh, melakukan deskripsi
terhadap semua yang dilihat, didengar dan dirasakan. Semua data direkan, oleh
karena itu hasil dari observasi ini disimpulkan dalam keadaan yang belum tertata.
Observasi tahap ini sering disebut sebagai Grand Tour Observation dan peneliti
menghasilkan kesimpulan pertama. Bila dilihat dari segi analisis maka peneliti
melakukan analisis domain sehingga mampu mendeskripsikan terhadap semua yang
ditemui.
2) Observasi Terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan suatu observasi yang telah dipersempit
untuk difokuskan pada aspek tertentu. Observasi ini juga dinamakan observasi
terfokus, karena pada tahap ini peneliti akan melakukan analisis taksonomi
sehingga dapat menemukan fokus.
3) Observasi Terseleksi
Pada tahap observasi ini peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga
datanya lebih rinci. Dengan melakukan analisis kompenansial terhadap fokus, maka
pada tahap ini peneliti telah menemukan karakteristik, kontras-kontras/perbedaan,
dan kesamaan kategori yang lain. Pada tahap ini diharapkan peneliti telah
menemukan pemahaman yang mendalam atau hipotesis.
2. PENGUMPULAN DATA DENGAN WAWANCARA/INTERVIEW
Esberg (2002) mendefinisikan interview sebagai berikut : a meeting of two person to
exchange information and idea through question and responses, resulting in
comunication and joint contructution of meaning about a particular topic.
Wawancara adalah merupakn pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide
melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik
tertentu.
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin
melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti
tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih
mendalam, teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan tentang diri-
sendiri atau self-report atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan
pribadi.
1. Macam-Macam Interview Atau Wawancara
Menurut Esberg (2002) ada beberpa macam wawancara yaitu:
a. Wawancara terstruktur (structured interview)
Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau
pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang akan
diperoleh. Oleh karena itu dalam melakukan wawancara, pengumpul data telah
menyiapkan instrumen penelitian berupa pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif
jawaabannya pun telah disediakan. Dalam wawancara terstruktur ini setiap responden
diberi pertanyaan yang sama dan pengumpul data mencatatnya.
b. Wawancara Semiterstruktur
Jenis wawancara ini sudah termasuk dalam kategori in-dept interview, dimana dalan
pelaksanaannya lebih bebas bila dibandingkan dengan wawancara terstruktur. Tujuan
wawancara dari jenis ini adalah untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
dimana pihak yang diajak wawancara diminta pendapat dan ide-idenya. Dalam
melakukan wawancara peneliti perlu mendengarkan secara teliti dan mencatat apa
yang dikemukan oleh informan.
c. Wawancara Tak Berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancar yang bebas dimana peneliti tidak
menggunakan pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap
untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa
sama secara serempak. Triangulasi sumber berarti untuk mendapatkan data dari
sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.