Anda di halaman 1dari 15

S2 BAHASA DAN SASTRA UNESA

 Klasik
 Kartu Lipat
 Majalah
 Mozaik
 Bilah Sisi
 Cuplikan
 Kronologis

INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA PADA PENELITIAN


KUALITATIF

INKULTURASI KEBUDAYAAN

INSTRUMEN DAN TEKNIK


PENGUMPULAN DATA PADA
PENELITIAN KUALITATIF
INSTRUMEN DAN TEKNIK PENGUMPULAN DATA PADA PENELITIAN
KUALITATIF
A. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”. Validasi terhadap peneliti, meliputi; pemahaman
metode penelitian kualitatif, penguasaan wawasan terhadap bidang yang diteliti, kesiapan
peneliti untuk memasuki objek penelitian -baik secara akademik maupun logiknya-
(Sugiono,2009:305).
Peneliti kualitatif sebagai human instrumen berfungsi menetapkan fokus penelitian,
memilih informan sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas data,
analisis data, menafsirkan data dan membuat kesimpulan atas temuannya (Sugiono,2009:306).
Peneliti sebagai instrumen atau alat penelitian karena mempunyai ciri-ciri sebagai berikut:
peneliti sebagai alat peka dan dapat bereaksi terhadap segala stimulus dari lingkungan yang
harus diperkirakannya bermakna atau tidak bagi penelitian,
peneliti sebagai alat dapat menyesuaikan diri terhadap semua aspek keadaan dan dapat
mengumpulkan aneka ragam data sekaligus,
tiap situasi merupakan keseluruhan artinya tidak ada suatu instrumen berupa test atau angket
yng dapat menangkap keseluruhan situasi kecuali manusia,
suatu situasi yang melibatkan interaksi manusia tidak dapat dipahami dengan pengetahuan
semata dan untuk memahaminya, kita perlu sering merasakannya, menyelaminya berdasarkan
pengetahuan kita,
peneliti sebagai instrumen dapat segera menganalisis data yang diperoleh. Ia dapat
menafsirkannya, melahirkan hipotesis dengan segera untuk menentukan arah pengamatan,
untuk mentest hipotesis yang timbul seketika,
hanya manusia sebagai instrumen dapat mengambil kesimpulan berdasarkan data yang
dikumpulkan pada suatu saat dan menggunakan segera sebagai balikan untuk memperoleh
penegasan, perubahan, perbaikan atau perlakuan (Sugiono 2009: 308).

B. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dapat dilakukan dalam berbagai setting, berbagai sumber, dan berbagai
cara. Bila dilihat dari settingnya, data dapat dikumpulkan pada setting alamiah, misalnya; di
lingkungan tertentu dengan berbagai responden, seminar, diskusi, dll. Bila dilihat dari sumber
datanya, pengumpulan data dapat menggunakan sumber primer (sumber data yang langsung
memberikan data kepada pengumpul data) dan sumber sekunder (sumber yang tidak langsung
memberikan data kepada pengumpul data, misalnya; lewat orang lain atau lewat dokumen).
Bila dilihat dari cara atau teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data dapat dilakukan
dengan observasi, wawancara, kuesioner, dokumentasi dan gabungan keempatnya.
Dalam penelitian kualitatif, pengumpulan data dilakukan pada kondisi yang alamiah,
sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperanserta
dan wawancara mendalam (Sugiono,2008:309).
Berikut ini akan diuraikan beberapa teknik pengumpulan data; yaitu:
Pengumpulan Data dengan Observasi
Macam-Macam Observasi
Sanafiah Faisal (1990) dalam Sugiono (2009:310) mengklasifikasikan observasi menjadi
observasi berpartisipasi, observasi yang secara terang-terangan, dan observasi tak berstruktur.
Selanjutnya Spradley (Susan Stainback dalam Sugiono,2009:310) membagi observasi
berpartisipasi menjadi empat, yaitu pasive participation, moderate participation, active
participation, dan complete participation.
Berikut ini akan dijelaskan macam-macam observasi tersebut, yaitu;
Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati
atau yang digunakan sebagai sumber data penelitian. Peneliti ikut melakukan apa yang
dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Dengan observasi partisipan ini,
data yang diperoleh akan lebih lengkap, tajam, dan sampai mengetahui pada tingkat makna dari
setiap perilaku yang tampak. Bagian dari observasi ini meliputi;
partisipasi pasif ialah peneliti datang di tempat kegiatan orang yang diamati tetapi tidak ikut
terlibat dalam kegiatan tersebut,
partisipasi moderat ialah peneliti dalam mengumpulkan data ikut observasi partisipatif dalam
beberapa kegiatan tetapi tidak semuanya (ada keseimbangan antara peneliti menjadi orang
dalam dan menjadi orang luar)
partisipasi aktif ialah peneliti ikut melakukan apa yang dilakukan oleh narasumber tetapi belum
sepenuhnya lengkap,
partisipasi lengkap ialah peneliti sudah terlibat sepenuhnya trhadap apa yang dilakukan sumber
data. Dengan kata lain, pada observasi ini memerlukan suasana yang natural sehingga peneliti
tidak terlihat melakukan penelitian. Observcasi ini memerlukan keterlibatan peneliti tertinggi
terhadap aktivitas kehidupan yang diteliti.
Observasi secara terang-terangan atau tersamar
Pada saat melakukan pengumpulan data, peneliti menyatakan terus terang kepada sumber data
bahwa ia sedang melakukan penelitian. Pada suatu saat, peneliti juga tidak terus-terang atau
tersamar dalam observasi untuk mencari data yang bersifat rahasia.
Observasi tak berstruktur
Observasi ini tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi.observasi
ini dipakai karena peneliti tidak tahu secara pasti tentang apa yang akan diamati. Dalam
melakukan pengamatan, peneliti tidak menggunakan instrumen yang telah baku tetapi hanya
berupa rambu-rambu pengamatan (Sugiono,2009: 310-313).

Manfaat Observasi
Menurut Patton dalam Nasution (1988) menyatakan manfaat observasi adalah:
peneliti akan lebih mampu memahami konteks data dalam keseluruhan situasi sosial dan dapat
diperoleh pandangan yang holistik atau menyeluruh,
peneliti akan memperoleh pengalaman langsung sehingga memungkinkan menggunakan
pendekatan induktif dan tidak dipengaruhi oleh konsep atau pandangan sebelumnya karena
pendekatan induktif membuka kemungkinan melakukan penemuan,
peneliti dapat melihat hal-hal yang kurang atau tidak diamati oleh orang lain -khususnya orang
yang berada dalam lingkungan itu- karena telah dianggap “biasa” sehingga tidak terungkap
dalam wawancara,
peneliti dapat menemukan hal-hal yang tidak akan pernah diungkap oleh responden dalam
wawancara karena bersifat sensitif, ingin ditutupi karena dapat merugikan nama lembaga,
peneliti dapat menemukan hal-hal yang diluar persepsi responden sehingga diperoleh gambaran
yang lebih komprehensif,
peneliti dapat mengumpulkan daya yang kaya, kesan-kesan pribadi, dan merasakan situasi
sosial yang diteliti (Sugiono,2009:313-314).

Objek Observasi
Objek penelitian yang diobservasi dinamakan situasi sosial yang meliputi;
tempat berlangsungnya interaksi, misalnya; di ruang kelas, bengkel kerja, instansi, dll,
pelaku atau orang-orang yang sedang “memainkan” peran tertentu untuk diobservasi,
contohnya; orang tua murid, guru, narasumber, dsb.,
kegiatan yang dilakukan oleh pelaku,misalnya; KBM, upacara adat, musyawarah, dll.,
objek yaitu benda-benda yang mendukung observasi di sekitar lingkungan yang sedang
diobservasi,
perbuatan atau tindakan-tindakan tertentu,
rangkaian aktivitas yang dikerjakan oleh pelaku-pelaku yang diobservasi,
urutan kegiatan pada saat melakukan tindakan-tindakan tertentu,
tujuan yang ingin dicapai pada rangkaian aktivitas yang dilakukan,
perasaan yang dirasakan dan diekspresikan oleh pelaku pada saat melakukan ramgkaian
aktivitas (Sugiono,2009:314-315).

Tahapan Observasi
Tahapan observasi meliputi:
Observasi deskriptif
Pada tahap ini peneliti belum membawa masalah yang akan diteliti sehingga peneliti melakukan
penjelajahan umum dan menyeluruh, melakukan deskripsi terhadap semua yang dilihat,
didengar, dan dirasakan. Semua data direkam akibatnya hasil observasi disimpulkan dalam
keadaan yang belum tertata (kesimpulan pertama).
Observasi terfokus
Pada tahap ini peneliti sudah melakukan penyempitan observasi untuk difokuskan pada aspek
tertentu. Observasi ini disebut observasi terfokus karena pada tahap ini peneliti melakukan
analisis taksonomi sehingga dapat menemukan fokus.
Observasi terseleksi
Pada tahap ini, peneliti telah menguraikan fokus yang ditemukan sehingga datanya lebih rinci.
Pada tahap ini, peneliti telah menemukan karakteristik, persamaan atau perbedaan, kesamaan
antarkategori, serta menemukan pola hubungan antara satu kategori dengan kategori yang
lain(Sugiono,2009:315-317).

Pengumpulan Data dengan Wawancara


Wawancara adalah pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide mela-
lui tanya jawab sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu
(Sugiono,2009:317) dan dengan wawancara, peneliti akan mengetahui hal-hal yang lebih
mendalam tentang partisipan dalam menginterprestasikan situasi dan fenomena yang terjadi
yang tidak mungkin bisa ditemukan melalui observasi (Sugiono,2009:318). Penelitian kualitatif
sering menggabungkan teknik observasi partisipatif dengan wawancara mendalam
(Sugiono,2009:319).
Macam-macam wawancara, antara lain:
1. wawancara terstruktur
Pada wawancara ini, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis yang alternatif jawaban telah disiapkan, responden diberi
pertanyaan yang sama kemudian pengumpul data mencatatnya, alat bantu yang digunakan
biasanya tape recorder, gambar, brosur, dan material lain yang dapat membantu pelaksanaan
wawancara menjadi lancar,
2. wawancara semiterstruktur
Pelaksanaan wawancara menggunakan model ini lebih bebas daripada wawancara terstruktur
yaitu narasumber diminta pendapat dan ide-idenya karana tujuan wawancara ini untuk
menemukan permasalahan secara lebih terbuka,
3. wawancara tidak berstruktur
Wawancara tidak berstruktur adalah wawancara yang bebas, peneliti tidak menggunakan
pedoman wawancara yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan
data-datanya. Pedoman wawancara hanya menggunakan garis-garis besar permasalahan yang
akan ditanyakan. Dalam wawancara ini, peneliti belum mengetahui secara pasti data apa yang
akan diperoleh sehingga peneliti lebih banyak mendengarkan apa yang diceritakan oleh
responden (Sugiono,2009: 319-321).

Berikut ini merupakan langkah-langkah wawancara, yaitu; (1) menetapkan kepada siapa
wawancara itu akan dilakukan, (2) menyiapkan pokok-pokok masalah yang akan menjadi
bahan pembicaraan, (3) mengawali atau membuka alur wawancara, (4) melangsungkan alur
wawancara, (5) mengkonfirmasikan ikhtisar hasil wawancara dan mengakhirinya, (6)
menuliskan hasil wawancara ke dalam catatan lapangan, (7) mengidentifikasi tindak lanjut hasil
wawancara yang telah diperoleh (Sugiono,2009:322).
Jenis-jenis pertanyaan dalam wawancara menurut Patton dalam Molleong (2002) terdiri
atas enam jenis pertanyaan yang saling berkaitan, yaitu; (1) pertanyaan yang berkaitan dengan
pengalaman, (2) pertanyaan yang berkaitan dengan pendapat, (3) pertanyaan yang berkaitan
dengan perasaan, (4) pertanyaan tentang pengetahuan, (5) pertanyaan yang berkaitan dengan
indera, dan (6) pertanyaan yang berkaitan dengan latar belakang atau demografi (Sugiono,
2009:322-328).
Hasil wawancara harus segera dicatat setelah selesai melakukan wawancara agar tidak
lupa bahkan hilang. Jika menggunakan wawancara terbuka dan tidak berstruktur, peneliti perlu
membuat rangkuman yang lebih sistematis terhadap hasil wawwancara. Dari berbagai sumber
data, perlu dicatat mana data yang dianggap penting, tidak penting, dan data yang sama
dikelompokkan. Hubungan satu data dengan data yang lain perlu dikonstruksikan sehingga
menghasilkan pola dan makna tertentu. Data yang masih diragukan perlu ditanyakan kembali
kepada sumber data lama atau yang baru agar memperoleh ketuntasan dan kepastian
(Sugiono,2009:329).
Pengumpulan data dengan Kuisoner/Angket
Pengertiannya
Menurut (James P. Chaplin dalam Kartono, 2009;217) menyatakan:
Angket merupakan satu set pertanyaan yang berurusan dengan satu topik tunggal yang saling
berkaitan, yang harus dijawab oleh subjek. Kuisoner ini digunakan untuk penyelidikan
mengenai suatu masalah yang banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dengan
cara mengedarkaan formulir daftar pentanyan, diajukan secara tertulis kepada subjek untuk
mendapatkan jawaban (tanggapan,respons) tertulis seperlunya.

Macam-macam angket
Dikemukakan oleh Kartono (2009;244-235) macam-macam angket meliputi:
1. berdasarkan sifatnya terdiri dari; (a) angket umum, angket ini berupaya mendapatkan kesan-
kesan umum yang selengkap-lengkapnya. Misalnya psikografi mengenai diri seseorang,(b)
angket khusus, angket ini bertujuan untuk mengambil data yang bersifat khusus. Misalnya
menyakut karakteristik bakat, inteligensi atau ingatan seseorang.
2. berdasarkan cara penyampaiannya terdiri dari; (a) angket langsung, angket ini diberikan secara
langsung kepada orang yang dimintai informasi tentang dirinya sendiri. Misalnya uraian, opini,
keyakinan, sikap. (b) angket tidak langsung, berupa pertanyaan yang diminta jawaban
mengenai kehidupan psikis orang lain. Misalnya para dokter, guru, hakim, direktur,
3. berdasarkan objek sasarannya terdiri atas; (a) angket hereditas, angket ini tercantum banyak
pertanyaan yang menyangkut sifat-sifat psikis yang turun menurun serta ciri fisik, (b) angket
jabatan / pekerjaan, angket ini berusahan menemukan kemampuan-kemampuan khusus
sesorang.
4. angket menurut bentuk strukturnya terdiri dari; (a) angket berstruktur, angket ini bertujuan
untuk penelitian formal guna menambah data informative yang berlum lengkap. Ada beberapa
hal yang harus diperhatikan dalam penyusuanan angket berstruktur ini, misalnya dalam
penyusunan pertanyaannya dalam harus diperhatikan bahasa dan kerangka referensi, (b) angket
tidak berstruktur, angket ini bertujuan mencari uraian dari informan atau subyuk riset tentang
suatu masalah dengan sati penulisan dan penjelasan yang panjang dan lebar.
Cara membuat angket
Berikut ini cara-cara membuat angket, meliputi:
buatlah kata-kata pengantar sebagai pembuka,
perlu dibuat pentunjuk khusus, agar responden dengan mudah menjawab,
item harus tersusun kalimat yang sederhana, tetapi jelas,
membedakan item pertanyaan yang untuk mengali fakta riil dan fakta idial,
pertanyaan disesuaikan dengan kemampuan responden,
hindari pertanyaan yang bersifat sugestif,
menghindari kata-kata yang ekstrim atau berlebihan,
bentuk angket tidak terlalu panjang dan bertele-tele,
format pertanyaan dikemas yang rapi dan indah,
10. untuk mendapatkan jawaban yang maksimal dari responden, kita harus memperhatikan
waktuyang tepat.1

Langkah-langkah pengambilan data melalui angket


Dalam usaha pengambilan data melalui angket perlu memperhatikan: (1) menyiapakan
angket yang baik, (2) mempersiapkan surat ijin/ surat pengantar penelitian, (3) memberikan
angket pada waktu yang tepat.
Pengumpulan data secara dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara memperoleh informasi
dari bermacam-macam sumber tertulis atau dokumen yang ada pada responden atau tempat,
dimana responden bertempat tinggal atau melakukan kegiatan sehari-harinya (Sukardi,
2010:81). Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu (Sugiono,2009:329).
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Studi dokumen merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara dalam
penelitian kualitatif untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih kredibel/dapat dipercaya
(Sugiono,2009:329).
Bentuk dokumen menurut Haris (2010:143-146) dibedakan menjadi dua, yaitu; (a)
dokumen pribadi, seperti catatan harian, surat pribadi, dan autobiografi. (b) dokumen resmi
berupa: surat keputusan, memo, surat instruksi, dan surat bukti kegiatan yang dikeluarkan oleh
instansi.
Penelitian kualitatif lazimnya menggunakan triangulasi dalam teknik pengumpulan
datanya. Triangulasi diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan
dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada (Sugiono,2009:330).
Misalnya peneliti menggunakan observasi partisipatif, wawancara mendalam, dan dokumentasi
untuk sumber data yang sama secara serempak (disebut: triangulasi teknik) atau triangulasi
sumber yaitu mendapatkan data dari sumber yang berbeda-beda dengan teknik yang sama.
Manfaat pengumpulan data dengan triangulasi untuk mendapatkan data yang lebih konsisten,
tuntas, dan pasti (Sugiono,2009:332).
Pengumpulan data dengan Focus Group Discution (FGD)
Menurut Hermansyah (2009:232-432) Focus Group Discution (FGD) adalah diskusi
kelompok yang terarah pada masalah yang diangkat peneliti. FGD ini bertujuan untuk
berdialog bersama, bertatap muka dengan responden/subjek/informan peneliti guna
menghasilkan informasi langsung dari berbagai sudut pandang.
Ada beberapa hal yang harus diperhatiakan dalam FGD antara lain; (a) jumlah peserta
FGD sekitar 5 hingga 10 orang, (b) peserta FGD harus memiliki sifat yang homogen dan
memiliki karakteristik yang sama atau hampir sama, (c) perlunya dinamika kelompok, peneliti
dapat membagi waktu dengan baik dalam FGD
Untuk waktu yang tepat melakukan FGD antara lain; (a) jika peneliti membutuhkan
pemahaman yang lebih dari satu sudut pandang, (b) jika terjadi gap komunikasi antarkelompok,
(c) bila peneliti ingin mengungkapkan suatu fakta secara lebih detail dan lebih kaya, (d) bila
peneliti membutuhkan verifikasi data yang ditemukan di lapangan.
Adapun komponen yang perlu ada dalam FGD antara lain; (1) fasilitator yaitu orang
yang bertugas untuk memfasilitasi role atau jalur dan lalu lintas pembicara dalam FGD, (2)
observer yaitu orang yang bertugas untuk melakukan observasi selama FGD (3) notulis yaitu
orang yang bertugas mencatatan dan merekam setiap pembicaraan berlangsung; peserta yaitu
orang-orang yang berkaitan untuk mengemukaakan sudut padang pada masalah yang kita teliti.
Mengadakan FGD membutuhkan ketrampilan dalam mengembangkan dinamika diskusi,
mengungkap permasalahan, memotivasi dan menstimulus peserta untuk mengemukakan
pendapat, kepekaan dalam menarik “benang merah” dan menyimpulkan hasil FGD.

6. Metode Bahan Visual


Roland Barthes (Evans dan Hall, 1993:13) mengatakan fotografi sebagai pesan yang tak
berkode. Fotigrafi mengungkapkan semua komponen dunia yang dapat diidentifikasi, namun
untuk dapat interpretasi haruslah memiliki pengetahuan yang cukup. Apa yang dikatakn olh
Barthers sebagai kelebihan dari bahan visual sebagai bahan yang menyimpan berbagai
informasi yang sangat berguna di dalam suatu penelitian. Bahan fotografi saat ini jenisnya
bermacam-macam seperti foto, grafis, film, video, kartun, mikrofon, slide dll sehingga disebut
saja semuanya sebagai bahan visual.
Bahan visual bermanfaat untuk mengungkapkan suatu keterkaitan antara objek penelitian
dengan peristiwa dimasa silam atau peristiwa saat ini. Bahan visual juga memiliki makna
secara spesifik terhadap objek atau informan penelitian. Keterkaitan objek dan informan
penelitian dengan peristiwa masa lalu ataupun peristiwa saat ini dapat diungkapkan dari
beberapa hal: (1) bagaimana hubungan antara pemilik bahan visual dengan peristiwa di masa
lalu; (2) apakah lingkungan soaial di sekitar objek dan informan penelitian saat itu memiliki
keterkaiatn dengan sebuah pemaknaan yang dapat digali saat ini; (3) apa makna bahan visual itu
dalam kehidupan objek dan informan penelitian saat itu dan saat sekarang (4) sejauh mana
bahan visual itu member petunjuk kepada peneliti untuk menemukan bahan informasi baru.

7. Metode Penelusuran Data Online


Perkembangan internet yang sudah semakin maju pesat serta telah mampu menjawab
berbagai kebutuhan masyarakat saat ini memungkinkan para akademisi mau ataupun tidak
menjadikan media online seperti internet sebagai salah satu medium atau ranah yang sangat
bermanfaat bagi penelusuran berbagai informasi, mulai dari informasi teoritis maupun data-
data primer atau data-data sekunder yang diinginkan oleh peneliti untuk kebutuhan penelitian.
Sehubungan dengan itu, maka mau ataupun tidak kita harus menciptakan metode untuk
memanfaatkan data online yang begitu banyak tersebar di internet dan begitu banyak yang
dapat dimanfaatkan.
Secara teknis menggunakan metode ini mensyaratkan peneliti mempunyai pemahaman
teknik terhadap teknologi informasi, artinya peneliti harus memiliki ketrampilan
mengoperasikan computer dan media online seperti umpamanya internet. Peneliti juga dituntut
memahami bahasa computer yang didominasi bahasa inggris computer. Pada beberapa situs di
Indonesia , telah dirancang menggunakan bahasa Indonesia sehingga lebih memudahkan
pencarian.
Berikutnya dalam penelusuran data online peneliti dapat menggunakan bagian-bagian
fasilitas tertentu untuk memulai data yang ingin diperoleh.Umumnya setiap website yang
lengkap telah disediakan fasilitas direktori yaitu kategori data atau tema/problem apa yang
ingin ditelusuri.

C. Simpulan
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan:
dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen atau alat penelitian adalah peneliti itu
sendiri sehingga peneliti harus “divalidasi”.
dalam penelitian kualitatif, teknik pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi,
wawancara, kuesioner, dokumentasi, Focus Group discution (FGD) dan gabungan dari
semuanya.
dari berbagai macam teknik pengumpulan data yang ada, peneliti diharapkan dapat
menggunakan teknik tersebut dengan tepatsesuai dengan objek/ fokus penelitiannya sebab
setiap teknik pengumpulan data yang ada memiliki kelebihan dan keunggulan dalam
penggunaannya.

D. Daftar Pustaka
Hermansyah, H.2009. Metode Penelitian Kualitatif, Seni dalam Memahami Fenomena
Social.Yogyakarta: Greentea Publishing.
Herdiansyah,Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif untuk Ilmu Sosial. Jakarta: Salemba
humanika.
Kartono, Kartini.2009. Pengantar Metodologi Riset Sosial. Bandung: Mandar Maju
Sugiono.2009.Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: Alfa Beta .
Bungin, Burhan.2004.Penelitian Kualitatif.
***
Instrumen dan Teknik Pengumpulan Data

Diposting 23rd January 2012 oleh S2 BAHASA DAN SASTRA UNESA


9

Lihat komentar

1.

Pemulung Ajah29 April 2015 02.19

Nice Info Bagus Sekali Jangan Lupa Kunjungi Blog Saya


http://contohbimbinganskripsi.blogspot.com/

Balas

2.

sugianto_vijjayasena22 Juli 2015 23.29

Untung dapat informasi dari blog ini jadi saya beruntung dapat mengetahui cara
mengumpulkan data kualitatif dengan observasi

Balas

3.

Agung Prasetyo15 Juni 2016 02.19

Selain human instrument, adakah insturmen lain yang biasa digunakan dalam penelitian
kualitatif?

Balas

4.
Anonymous22 September 2016 21.43

Perkenalkan, saya dari tim kumpulbagi. Saya ingin tau, apakah kiranya anda berencana
untuk mengoleksi files menggunakan hosting yang baru?
Jika ya, silahkan kunjungi website ini www.kbagi.com untuk info selengkapnya.

Di sana anda bisa dengan bebas share dan mendowload foto-foto keluarga dan trip,
music, video, filem dll dalam jumlah dan waktu yang tidak terbatas, setelah registrasi
terlebih dahulu. Gratis :)

Balas

5.

Millennial Course Lhokseumawe1 Juni 2017 03.22

good job!!

Balas

6.

Admin Jasa Skripsi29 Oktober 2017 23.24

artikel yang menarik dan bermanfaat. silakan kunjungi blog kami dan konsultasi gratis
PTK.

Download Contoh Judul PTK di JasaPTK.com


Download Contoh Judul PTK di JasaPTK.com
===
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA
Konsultasi Jasa Pembuatan PTK via WA

Balas

7.

Anonymous30 November 2017 23.57

Berarti kalau menggunakan kualitatif tapi instrumen nya angket bisa ya????

Balas
8.

Anonymous7 November 2018 01.33

Terimakaaasiih banyak yaa untuk referensinya :)

Balas

9.

Dr Ogudugu Solution Temple27 Februari 2019 16.14

I have been casting spells for many years and I have helped many people, I might be able
to help you too. I am honest, and I genuinely care for all the clients who choose me to
cast a spell for them.
If you have any questions about Love, Money, curse, protection, bad luck, divorce, court
cases, or about me please call or email me. I really want you to feel comfortable before
moving forward with any spells, or other services. I will take the time to explain things to
you and provide you with honest advice, to what is best for your situation. I will not
pressure you into having a spell cast, I will leave that decision up to you, and when or if
you decide to move forward, I might be able to help you.
I will respect your Privacy. I will not seek to obtain any of your personal information
beyond what you might voluntarily offer and all information you might give me
including emails, phone numbers and photos will remain private and confidential.
I perform my Rituals only at night between the hours of 0.00 - 0.59 (South African time)
lasting 1 hour but of course, this depends on the nature of the ritual, some rituals might
take hours and can also become necessary to be performed at specials places like; flowing
streams, cemeteries and other places dictated by the gods.
I do not want anyone to be under any illusions about my spells and its numerous rituals.
Real and effective Voodoo is no child's play, it is expensive because, after the rituals, I
will have to destroy all the materials involved by fire and the ashes scattered over a
flowing stream or river.
You will get what you seek.But please understand this might take a lot of time and that
individual results may vary. contact +27663492930, greatogudugu@gmail.com

Herbal cure for Following DISEASES,this is not scam is 100% Real.

-HPV
-DIABETES
-PENIS ENLARGEMENT AND WEAK ERECTION
-VIRGINA PROBLEM
-WHOOPING COUGH
- HEPATITIS B
-FORDYCE SPOT
-COLD SORE
-ALS
-LOWER RESPIRATORY INFECTION
-LOW SPERM COUNT
-MRSA(METHICILLIN-RESISTANT STAPHYLOCOCCUS AUREUS
-ZIKA VIRUS
-HIV
-STROKE
-IMPOTENCE
-PILE
-HYPERTENSION
-LOW SPERM COUNT
-MENOPAUSE DISEASE
-ASTHMA
-CANCER
-BARENESS/INFERTILITY
-PCOS
-SHINGLES
-VIRAL HEPATITIS/HEPATITIS B
-FIBROID
-ASTHMA
-SICKLE CELL
-TINNITUS
-BARENESS/INFERTILITY
-DIARRHEA and so on...

Balas

Memuat
Tema Tampilan Dinamis. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai