Anda di halaman 1dari 11

Scanned by CamScanner

Scanned by CamScanner
Scanned by CamScanner
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

KAJIAN ETIK PENELITIAN DALAM BIDANG KESEHATAN DENGAN


MELIBATKAN MANUSIA SEBAGAI SUBYEK

Luh Titi Handayani


Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jember
Email : luhtiti@unmuhjember.ac.id

Abstrak

Artikel ini mendiskusikan tentang kajian etik penelitian dalam bidang kesehatan
dengan melibatkan manusia sebagai subyek pada studi literatur dan studi terhadap
kasus nyata yang terjadi. Metode analisa yang digunakan dengan menggunakan
studi literature, artikel terhadap kasus ditinjau dari aspek dilema etik penelitian
keseharian. Prinsip dasar etika dan hukum dalam profesi kesehatan dengan adanya
hubungan kontraktual-profesional antara peneliti dan subyek. Permasalahan etik
dalam penelitian antara lain fabrication, falsification, plagiarism, exploitation,
injustice, duplication. Kegiatan dalam proses penelitian harus perpedoman pada
integritas, jujur dan adil. Prinsip-prinsip etika dan hukum terutama dalam
hubungan peneliti dan subyek penelitian dalam bidang kesehatan harus selalu
dijunjung tinggi berdasarkan prinsip etik penelitian kesehatan.

Abstract

This article discusses the study of research ethics in the field of health by
involving humans as subjects in literature studies and studies of real cases that
occur. The method of analysis used by using literature studies, articles on cases in
terms of aspects of the ethical dilemma of daily research. The basic principles of
ethics and law in the health profession with the existence of contractual-
professional relations between researchers and subjects. Ethical problems in
research include fabrication, falsification, plagiarism, exploitation, injustice,
duplication. Activities in the research process must be guided by integrity,
honesty and fairness. Ethical and legal principles, especially in the relationship of
researchers and research subjects in the health sector must always be upheld based
on the principles of health research ethics.

47
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

PENDAHULUAN dikurangi atau dilanggar. Hal


tersebut disebut dengan hak asasi.
Tujuan penelitian adalah
Seorang subyek dengan melibatkan
untuk mengembangkan keilmuan
manusia dalam proses penelitian
dengan berupa fakta yang baru dan
kemungkinan akan mengalami
menjadi dasar untuk pemecahan
ketidaknyamanan bahkan akan
masalah. Ilmu dan penelitian tidak
mendapatkan risiko dari dampak
dapat dipisahkan. Ilmu berkembang
penelitian. Kesediaan dan martabat
dengan penelitian dan penelitian
subyek tersebut harus dihargai.
tidak akan terpecahkan tanpa ilmu.
Kewajiban tersebut disebut dengan
Ilmu merupakan filosofi sedangkan
etik penelitian kesehatan (Kemenkes,
penelitian adalah tindakan dalam
2017). Penelitian dimana melibatkan
membangun kerangka ilmu
manusia sebagai subyek diterima
pengetahuan. Metode ilmiah
secara etik apabila menggunakan
merupakan suatu tahapan dari
metode ilmiah yang baik dan benar
penelitian dalam pengembangan
(Setywan, 2013).
suatu ilmu (Sastroasmoro, 2011).
Etik merupakan suatu filosofi
Peneliti dalam melakukan yang mendasari suatu prinsip.
penelitian tidak akan berhasil tanpa Kegiatan peneitian akan berjalan
bantuan orang lain. Diperlukan baik dan benar (the right conduct)
responden yang akan menyisihkan apabila menerapkan prinsipi-prinsip
waktunya untuk terlibat dalam etika penelitian yang harus dipatuhi.
penelitian, disini diperlukan timbal Aturan dan etik tersebut harus
balik peneliti kepada responden. dipahami seseorang yang akan
Respon dari responden yang secara melakukan penelitian. Aspek etik
sukarela memberikan informasi dalam penelitian terkait dengan sifat
penelitian perlu dihargai atas jujur, utuh dan bertanggungjawab
informasi, kesediaan dan terhadap subyek penelitian,
kejujurannya dan hal inilah yang memperhatikan aspek rahasia,
disebut kode etik penelitian anonimity dan sopan (Setywan,
(Kemenkes, 2017). 2013).
Penelitian bidang kesehatan Etika penelitian memerlukan
mempunyai tujuan untuk pedoman etis dan norma yang
mendapatkan informasi dan data mengikuti perubahan dinamis
dalam mengembangkan serangkaian masyarakat. Sikap ilmiah (scientific
kegiatan ilmiah. Ranah penelitian attitude) perlu dipegang teguh oleh
bidang kesehatan mempunyai seorang peneliti berdasarkan prinsip
perbedaan karakteristik, namun etik dan norma penelitian demi
saling berkaitan serta dalam satu menjamin subyek dihormati terhadap
rangkaian kerangka keilmuan bidang privasi, kerahasiaan, keadilan dan
kesehatan (Sastroasmoro, 2011). mendapat manfaat dari dampak
Penelitian bidang kesehatan penelitian dengan menerapkan
dapat dilakukan baik kegiatan klinis prinsip adil, benar dan humanistik
atau sosial akan melibakan manusia (Kemenkes, 2017).
sebagai subjek. Manusia yang
terlibat sebagai subyek penelitian TINJAUAN PUSTAKA
memiliki yang dimiliki sejak
Peneliti adalah seseorang
dilahirkan. Hak ini tidak dapat
yang mempunyai keilmuan sesuai

48
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

bidangnya dan tugas seorang peneliti individual subjek serta melindungi


adalah membuktikan asumsi dan subyek dari dampak pelangaran etik.
hipotesis melalui penelitian ilmiah.
(LIPI, 2013).
Prinsip Etik
Pembenaran terhadap etis Prinsip etik penelitian di bidang
atau laik etik dalam penelitian imiah kesehatan yang mempunyai secara
dalam melibatkan manusia sebagai etik dan hukum secara universal
subyek dengan mempertimbangkan mempunyai tiga prinsip, yaitu
beberapa nilai ilmiah dan nilai sosial (Kemenkes, 2017):
dalam menghasilkan pengetahuan
dan diperlukan sarana untuk 1. Menghormati harkat martabat
melindung dan memberikan serta manusia (respect for persons).
meningkatkan kesejahteraan bidang Bentuk penghormatan terhadap
kesehatan (Kemenkes, 2017). harkat martabat manusia sebagai
Kegiatan penilitian dilakukan pribadi (personal) yang memiliki
berdasarkan prinsip dan kaidah serta kebebasan berkehendak atau
metode ilmiah yang disusun secara memilih dan sekaligus
sistematis dalam upaya mendapatkan bertanggung jawab secara
data yang dibutuhkan dalam pribadi terhadap keputusannya
penelitian, memberikan pemahaman sendiri. Prinsip ini bertujuan
dan membuktikan asumsi dan untuk menghormati otonomi,
hipotesis penelitian dalam rangka yang mempersyaratkan bahwa
merumuskan kesimpulan penelitian manusia yang mampu
dan mengembangkan ilmu memahami pilihan pribadinya
pengetahuan dan teknologi (LIPI, untuk mengambil keputusan
2013). mandiri (self-determination),
Upaya untuk menjaga dan melindungi manusia yang
kehormatan profesi dari peneliti dan otonominya terganggu atau
dalam meningkatkan mutu penelitian kurang, mempersyaratkan bahwa
serta kredibilitas lembaga diperlukan manusia yang berketergantungan
penegakan terhadap etika penelitan. (dependent) atau rentan
Hal ini penting untuk menerapkan (vulnerable) perlu diberikan
prinsip etik, kejujuran dan keadilan perlindungan terhadap kerugian
peneliti yang bermanfaat atau penyalahgunaan (harm and
meningkatkan kesadaran peneliti, abuse).
mengirangi resiko etik seperti 2. Berbuat baik (beneficence) dan
pelanggaran etik dan memberikan tidak merugikan (non-
nilai pembelajaran bagi peneliti maleficence)
sendiri (LIPI, 2013). Prinsip etik berbuat baik
menyangkut kewajiban
Manfaat membantu orang lain dilakukan
dengan mengupayakan manfaat
Penelitian dengan menerapkan maksimal dengan kerugian
prinsip etik akan memberikan nilai
minimal. Subjek manusia
positif atau bagian yang diikutsertakan dalam penelitian
menguntungkan dari suatu kesehatan dimaksudkan
penelitian. Nilai positif atau membantu tercapainya tujuan
keuntungan ini dapat berlaku untuk penelitian kesehatan yang sesuai

49
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

untuk diaplikasikan kepada beban dan manfaat hanya dapat


manusia. dibenarkan jika didasarkan pada
Prinsip etik berbuat baik, perbedaan yang relevan secara
mempersyaratkan bahwa: 1) moral antara orang-orang yang
Risiko penelitian harus wajar diikutsertakan. Salah satu
(reasonable) dibanding manfaat perbedaan perlakuan tersebut
yang diharapkan, 2) Desain adalah kerentanan
penelitian harus memenuhi (vulnerability). Kerentanan
persyaratan ilmiah (scientifically adalah ketidakmampuan untuk
sound), 3) Para peneliti mampu melindungi kepentingan diri
melaksanakan penelitian dan sendiri dan kesulitan memberi
sekaligus mampu menjaga persetujuan, kurangnya
kesejahteraan subjek penelitian, kemampuan menentukan pilihan
4) Prinsip do no harm (non untuk memperoleh pelayanan
maleficent - tidak merugikan) atau keperluan lain yang mahal,
yang menentang segala tindakan atau karena tergolong yang
dengan sengaja merugikan muda atau berkedudukan rendah
subjek penelitian. pada hirarki kelompoknya.
Prinsip tidak merugikan adalah Untuk itu, diperlukan ketentuan
jika tidak dapat melakukan hal khusus untuk melindungi hak
yang bermanfaat, maka dan kesejahteraan subjek yang
sebaiknya jangan merugikan rentan.
orang lain. Prinsip tidak
merugikan bertujuan agar subjek PEMBAHASAN
penelitian tidak diperlakukan
Prinsip Etik
sebagai sarana dan memberikan
perlindungan terhadap tindakan Prinsip-prinsip Etika menurut
penyalahgunaan. (Suryadi, 2009) adalah etika yang
3. Keadilan (justice) berfungsi sebagai dasar yang bersifat
Prinsip etik keadilan mengacu kritis yang bersumber pada empat
pada kewajiban etik untuk kaidah dasar. Bersama dengan teori
memperlakukan setiap orang etik dan sistematika yang berdasar
(sebagai pribadi otonom) sama nilai dan landasan etik profesi yaitu
dengan moral yang benar dan otonomi, benefience, non
layak dalam memperoleh maleficience, justice.
haknya. Prinsip etik keadilan Prinsip Bioetik Islam
terutama menyangkut keadilan didasarkan pada prinsip persamaan
yang merata (distributive justice) (selain takwa), persaudaraan manusia
yang mempersyaratkan (dalam tauhid), kebebasan untuk
pembagian seimbang memilih tanpa ada paksaan (prinsip
(equitable), dalam hal beban dan selektifitas dan kreativitas) sehingga
manfaat yang diperoleh subjek adanya pilihan membatasi
dari keikutsertaan dalam kebebasan, tujuan akhir dan cara
penelitian. Ini dilakukan dengan harus konsisten untuk kebenaran,
memperhatikan distribusi usia kebaikan hanya dari Allah dan
dan gender, status ekonomi, keadilan antara hak dengan
budaya dan pertimbangan etnik. kewajiban yang menghargai
Perbedaan dalam distribusi kontribusi dan usaha atau pilihan

50
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

individu. Bioetik Islam merupakan Klinik sesuai persetujuan Etik


perpaduan antara hak dan kewajiban, (ethical approval), b. melakukan
kebebasan dan tanggung jawab, jaga mutu penelitian klinik; c.
penalaran (logika) dan hati nurani Menyediakan atau memfasilitasi
(Suryadi, 2009). penyelenggaraan sistem evaluasi
mutu eksternal (External Quality
Pelanggaran Etik Assessment System); dan d.
melakukan pembaharuan status
Serorang peneliti dalam
tahapan pelaksanaan Penelitian
melaksanakan penelitian haris
Klinik dan perkembangan informasi
memperhatikan etika penelitian
terkait perubahan Set Data (Peraturan
antara lain (Setywan, 2013): 1)
Menteri no 66, 2013)
Plagiarisme yaitu mengutip ide atau
tulisan orang lain tanpa menuliskan
sumber dalam pustaka, 2) melakukan Etik Penelitian Kesehatan Dalam
manipulasi penelitian yaitu Lingkup Budaya Indonesia
mengarang dan membuat data sendiri (KNEPK, 2011).
tanpa melakukan tahapan Indonesia adalah suatu negara
pengambilan data, 3) tidak kepulauan yang yang terbesar di
menyebutkan identitas penelitia dan dunia. Kebanyakan dari kepulauan
objek serta tempat penelitian, 4) ini terletak di bagian selatan dari
independensi penelitian. katulistiwa. Akibat pemisahan oleh
Masalah-masalah yang laut tiap pulau cenderung
berkaitan dengan etika terdapat mengembangkan ciri-ciri sosial,
beberapa masalah etika dalam kebudayaan, dan ekonomi tersendiri,
penelitian seperti misalnya: 1)Tidak dan kelompok – kelompok kecil
Adanya Informed consent, 2) dimungkinkan mempertahankan
Pemaksaan atau intimidasi terhadap identitas budaya dan bahasanya.
relawan, 3) Menggunakan populasi Berbagai kelompok kebudayaan di
yang rentan, 4) Eksploitasi populasi masyarakat Indonesia adalah suatu
rentan, 5) Tidak memberikan keadaan dan perkembangan alami
informasi, 6) Tidak memberikan sebagai akibat keadaan
pengobatan, 7) Tidak memberikan geografisnya. Masyarakat yang
informasi mengenai risiko, 8) sangat beranekaragam dari segi
Memnbahayakan subyek, 9) Risiko kelompok budayanya ini seringkali
bagi subyek melebihi manfaat, 10) menambah permasalahan
Penipuan, 11) Pelanggaran hak-hak komunikasi, terutama pada saat
subyek (KNEPK, 2011). dibuat Persetujuan Setelah
Penjelasan (PSP) atau Informed
Aplikasi Prinsip Etik dalam ConsentHal yang diperhatikan bahwa
Penelitian Kesehatan prinsip dasar pertama dalam etika
penelitian, respect for persons, atau
Pelaksana penelitian
otonomi perorangan, tidak selalu
mempunyai kewajiban menjamin
dapat diterapkakan di masyarakat
penelitian klinik yang akuntabel dan
Indonesia. Di kebanyakan komunitas
transparan serta melindungi subyek
di Indonesia, lebih berlaku
dan meningkatkan aspek manfaat
pendekatan kolektif, di mana seorang
harus memperhatikan hal sebagai
subyek penelitian atau seorang
berikut: a. melaksanakan Penelitian

51
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

pasien, terutama yang perempuan, Isu yang Berkenaan dengan


tidak merasa mampu untuk Prinsip Etis (Kemenkes, 2017)
mengambil keputusan seorang diri, Aspek manfaat yang secara
tapi sering menyerahkan definisi diartikan sebagai
pengambilan keputusan (atau keuntungan, dari sesuatu layanan
sedikitnya mengikutsertakan) itu jasa yang semula tidak ada dan
kepada suami, ayah, atau kepala masyarakat sebgai penerima
komunitas. keuntungan hal ini seorang peneliti
Implikasi dari keadaan ini adalah, sudah menerapkan prinsip etik.
bahwa pelaksanaan etika penelitian
Privasi seorang subyek penelitian
kesehatan, harus dicegah dalam konteks penelitian merupak
penyeragaman, dan diutamakan hal penting dan krusial yang harus
pertimbangan keanekaragaman. diperhatikan. Serorang peneliti tidak
Artinya, dalam melakukan boleh memaksakan kehendak pada
penelitian dengan subyek manusia, subyek. Peneliti harus
penerapan etika perlu disesuaikan memperhatikan hak-hak subyek. Bila
dengan keadaan setempat, terutama sekiranya sebyek menolak sebagau
soal bahasa, nilai-nilai, norma- responden seorang peneliti harus
norma, adat-istiadat, kebiasaan, yang menghormati keputusan tersebut.
berlaku. Pada dasarnya, Perbedaan latar belakang
pendekatannya adalah paham pluralis pengetahuan, budaya, keuntungan
atau multikulturalisme, yang dan resko menjadi dasar
esensinya adalah menghargai dan pertimbangan keputusan subyek.
menghormati perbedaan. Oleh Kadangkala seorang peneliti harus
karena itu, peneliti dan sponsor melibatkan pihak lain untuk
penelitian, baik dari dalam maupun mendapatkan data yang diperlukan
dari luar Indonesia harus memahami yang sekiranya data tersebut memang
keberagaman tersebut dan menyadari harus didapatkan untuk menguji
serta peka bahwa: 1. Prinsip etika asumsi dan hipotesis.
ketiga yaitu keadilan (justice) Penelitian bidang kesehatan
merupakan pertimbangan utama di seringkali didapat keterkaitan antar
atas prinsip pertama (autonomy) dan subyek atau antar bidang kesehatan
prinsip ke dua (beneficence). 2. lain atau intas sektoral untuk
Budaya Indonesia lebih mendapatkan data yang secara
mengutamakan kebersamaan, gotong kualitas dan kuantitas yang baik.
royong, dan kesejahteraan keluarga Seringkali hal ini yang mendapatkan
dan masyarakat 3. Di Indonesia, kendala dalam proses penelitian.
sebagian besar masyarakatnya adalah Jejaring dalam penelitian kesehatan
kelompok masyarakat yang belum tampak pada gambar di bawah ini.
beruntung, terbelakang dan miskin,
sehingga tergolong sebagai
kelompok rentan (vulnerable group)
4. Peneliti dan sponsor perlu
mempelajari dan memahami budaya,
keyakinan, kepercayaan, kebiasaan
masyarakat di tempat penelitian
dilakukan

52
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

artinya peneliti melakukan presentasi


untuk diklarifikasi. Persetujuan
ethical clearance diambil
berdasarkan suara terbanyak dari
anggota yang hadir dalam rapat
tersebut. Rapat dianggap sah jika
dihadiri minimal setengah jumlah
anggota ditambah 1 orang dan
berjumlah ganjil.
Info terkini bahwa KEPKN
melakukan registrasi terintegrasi
melalui era digital dari komisi etik
Gambar 1. Jejaring hubungan dalam seluruh Indonesia. Sistem ini akan
Sistem Kesehatan memamantau pelaksanaan proses
ethical clearence. Sistem digital
Tanggung Jawab dan Tugas harus dikuasi oleh peneliti,
Komisi Etik Penelitian Kesehatan sekretaris, sekretariat, penelaah dan
(KNEPK, 2011). ketua etik sebagai media komunikasi
secara cepat dan terintegrasi untuk
Setiap institusi bidang
memutuska kelaikan etik dari
kesehatan yang menyelenggarakan
protokol ethical cleareance.
kegiatan penelitian baik dalam tata
Penelitian dipantau oleh
kelola di bidang pendidikan dan
komisi etik dan akan diambil
rumah sakit diharapkan mempunyai
keputusan jika disaat proses
komite etik penelitian kesehatan
penelitian didapatkan kasus yang
dimana salah satu fungsi penting dari
mengandung resiko baik pada
komisi ini adalah melindung subyek
peneliti dan subyek. Ketua Komisi
dan penelitian dari jeratan hukum
Etik bertanggung jawab atas jalannya
dan tanggung jawab peneliti.
rapat pertemuan komisi. Hasil dan
Pembahasan penelitian dibidang
keputusan rapat dicatat dan
kesehatan dimana manusia sebagai
subyek penelitian adalah tugas dari didikumentasi oleh sekretaris untuk
kemudian disampaikan kembali
komisi etik dalam dalam memantau
dengan ketua etik untuk dikekuarkan
kegiatan penelitian mulai proses
sertifikat ethical clearence. Sekretaris
dampai dengan publikasi.
tersebut juga menerima laporan
Protokol yang masuk penelitian selama penelitian sedang
selanjutnya diterima oleh sekretariat berjalan sampai penelitian selesai.
dan dilanjurkan membuat resume
untuk selanjutnya didistribusi kepada SIMPULAN
penelaah. Komisi etik bekerja sesuai
Etik bidang kesehatan dengan
dengan waktu yang telah ditentukan.
melibatkan manusia sebagai subyek
Komisi etik melakukan pertemuan
tidak terlepas dari penalaran,
dengan tim minimal sekali sebulan
pembenaran dan konflik moral diri
untuk membahas usulan ethical
pribadi. Keputusan etik berhubungan
clearance. Telaah etik dilakukan oleh
dengan hukum yang berkaitan
2 – 3 orang. Hasil telaah didapatkan
dengan konflik baik bersifat personal
beberapa keputusan apakah
atau kelompok. Norma etika pada
dilanjutkan atau full board yang
saat ini banyak yang tumpang tindih

53
THE INDONESIAN JOURNAL OF HEALTH SCIENCE ISSN (Print) : 2087-5053
Vol. 10, No. 1, Juni 2018 ISSN (Online) : 2476-9614

dengan / atau setidaknya dipengaruhi KNEPK, K. K. (2011). Pedoman


oleh norma hukum dan yang Etik Penelitian Kesehatan .
melatarbelakanginya (finansial, Jakarta: Tidak di Publikasi.
budaya, sosial).
Oetarjo, D., & Sachrowadi, Q.
Perilaku manusia dan
(2013). Isu Etik dalam
hubungan antar manusia diatur oleh
Penelitian di Bidang
hukum dan aturan lain yang baku.
Kesehatan. Jakarta: Universitas
Kaidah dan moral diatur oleh hukum
Yarsi.
dan etik untuk mendapatkan hasil
yang lebih baik. Selanjutnya bahwa Peraturan Menteri no 66, R. I.
pertimbangan etik penelitian dengan (2013). Penyelenggaraan
melibatkan manusia sebagai subyek Registri Penelitian Klinik.
sangat diperlukan perlindungan baik Jakarta: Kemenkes.
dari sisi peneliti ataupun subyek.
Hendaknya peneliti menerapkan Sastroasmoro, S. (2011). Dasar -
metode ilmiah yang baik dalam dasar Metodologi Penelitian
pendekatan penelitian. Edisi ke 4. Sagung Seto:
Pola pikir didasarkan pada Jakarta.
hukum akan membawa pada aturan.
Etik mendalami masalah dengan Setywan, D. A. (2013). Etika dan
tidak hanya melihat hal yang Kode Etik Penelitian.
material (terlihat, terobservasi, Surakarta: Tidak Di publikasi.
terukur, dll) tetapi juga nilai hal yang
melatarbelakangi. Penerapan prinsip- Suryadi, T. (2009). Prinsip-Prinsip
prinsip etika dan hukum harus selalu Etika dan Hukum Bidang
dijunjung tinggi oleh setiap peneliti, Kedokteran. Medan: Tidak di
karena akan menyelamatkan peneliti Publikasi.
dari gugatan dan tuntutan juga
sekaligus merefleksikan pribadi Wella, Y. (2008). Etika Penelitian
sebagai profesi yang luhur dan mulia Kesehatan. Riau: Universitas
sepanjang masa. Pekanbaru.

DAFTAR PUSTAKA

Utarini A, Probandari A, Lestari T,


dan Hartriyanti Y. Handout
Kuliah Metode Penelitian:
Etika Penelitian Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta:
Fakultas Kedokteran UGM;
2010.

Kemenkes, R. (2017). Pedoman dan


Standar Etik Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan
nasional. Jakarta.

54

Anda mungkin juga menyukai