Anda di halaman 1dari 21

METODE DAN TEKNIK SUPERVISI PEMBELAJARAN

BERBASIS INFORMATION AND COMMUNICATION


TECHNOLOGY (ICT)

Oleh :
Syukur
NIM.12010150049

Makalah
Disusun guna melengkapi tugas Mata Kuliah Supervisi Pendidikan Islam
Dosen Pengampu Bapak Dr. H. Zakiyuddin Baidhawy, M.Ag

PROGRAM PASCASARJANA PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

0
2015
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat cepat sebagai
pertanda majunya sumber daya manusia yang semakin meningkat adalah
bentuk respon manusia terhadap kebutuhannya yang ingin dipenuhi.
Keinginan manusia dapat tercapai jika pemanfaatan ilmu pengetahuan dan
teknologi tepat sasaran yang menjadi sentral perkembangan.
Berkebangnya teknologi informasi dan komunikasi dalam segala bidang
dapat dijadikan basis perkembangan terutama kegiatan supervisi pembelajaran
berbasis Information and Communication Technology (ICT). Inilah bentuk
kemudahan pekerjaan di era globalisasi yang menuntut aksesibilitas
menjadikan sesuatu yang jauh menjadi dekat dengan bentuk yang ekonomis
dan dapat diakses oleh siapapun.
Metode dan teknik supervisi modern dapat dilakukan dengan berbasis
ICT berdampak positif secara keseluruhan adalah hal yang efektif bagi
peningkatan supervisi pembelajaran untuk peningkatan mutu guru yang dapat
dilakukan dengan pendekatan langsung (direktif), tidak langsung (non
direktif), humanistik, dan kolaboratif.
Dengan berbasis ICT supervisi pembelajaran yang diasumsikan
merupakan pelayanan pembinaan guru diharapkan dapat memajukan dan
mengembangkan pengajaran agar guru dapat mengajar dengan baik dan
berdampak pada hasil belajar siswa.
Supervisi berfungsi membantu guru dalam mempersiapkan pembelajaran
dengan mengkoordinasi teori dan praktik. Pandangan guru terhadap supervisi
cenderung negatif yang mengasumsikan bahwa supervisi merupakan model
pengawasan terhadap guru dengan menekan kebebasan guru untuk
menyampaikan pendapat. Hal ini dapat dipengaruhi sikap supervisor seperti
bersikap otoriter, hanya mencari kesalahan guru, dan menganggap lebih dari

1
guru karena jabatannya. Kasus guru senior cenderung menganggap supervisi
merupakan kegiatan yang tidak perlu karena menganggap bahwa telah
memiliki kemampuan dan pengalaman yang lebih. Self evaluation merupakan
salah satu kunci pelayanan supervisi karena dengan self evaluation supervisor
dan guru dapat mengetahui kelebihan dan kelemahan masing-masing sehingga
dimungkinkan akan memperbaiki kekurangan dan meningkatkan kelebihan
tersebut secara terus menerus.
Dengan demikian metode dan teknik supervisi berbasis ICT inilah yang
menjadi cara baru dan diharapkan mampu mengubah persepsi supervisi yang
sebelumnya kurang positif menjadi hal yang akrab dan membangun pola pikir
baru dengan tanpa kehadiran supervisor sekalipun perubahan dan pembinaan
terhadap guru akan tetap berjalan dengan baik.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Apa yang dimaksud metode dan teknik supervisi pembelajaran?
2. Bagaimana kompetensi supervisi pembelajaran?
3. Bagaimana penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT?
4. Bagaimana Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran?

C. Tujuan
Dari berbagai rumusan masalah di atas maka tujuan penulisan makalah
ini untuk mengatahui :
1. Metode dan teknik supervisi pembelajaran
2. Kompetensi supervisi pembelajaran
3. Penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT
4. Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran


Metode dalam konteks pengawasan merupakan suatu cara yang
ditempuh oleh pengawas sekolah sebagai supervisor pembelajaran dalam
rangka mencapai tujuan pendidikan dan tujuan sekolah yang telah ditetapkan,
sedangkan Teknik adalah suatu metode atau cara melakukan hal-hal tertentu. 1
Dengan kata lain metode adalah sarana untuk mencapai tujuan. Sedangkan
teknik adalah langkah-langkah konkrit yang dilaksanakan oleh seorang
supervisor pendidikan dalam mewujudkan tujuan yang telah ditetapkan.
Diantara metode supervisi pembelajaran adalah monitoring/pengawasan
dan evaluasi, refleksi dan focused group discussion, dan metode delphi, dan
workshop. Bahwasanya setiap metode memiliki teknik-teknik tertentu yang
sesuai dengan tujuan yang harus dicapainya. Teknik supervisi merupakan
cara-cara yang ditempuh dalam mencapi tujuan pendidikan di sekolah baik
yang berhubungan dengan penyelesaian masalah guru-guru dalam
melaksanakan pembelajaran, masalah kepalah sekolah dalam administrasi dan
pengelolaan sekolah serta masalah-masalah lain yang berhubungan dengan
peningkatan mutu pendidikan di sekolah.2
Pelaksanaan supervisi pembelajaran dapat dilakukan dengan berbagai
teknik. Supervisor sebaiknya memilih teknik yang tepat dan sesuai dengan
tujuan yang akan dicapai. M. Ngalim Purwanto mengemukakan bahwa secara
global, teknik peningkatan kualitas pendidik digolongkan menjadi dua yaitu
teknik perseorangan (individu) dan teknik kelompok.3 Supervisi individual
artinya supervisor memberikan bantuan individual kepada guru atau kepala

1
H. Jerry Makawimbang. Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Cet. I; Bandung:
Alfabeta, 2011, 112
2
Nana Sudjana, Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas Sekolah
Cet.II; Bekasi: Binamitra Publishing , 2011, 6.
3
Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta: Direktorat
Tenaga Kependidikan, 2008, 3.

3
sekolah dengan menggunakan beberapa teknik antara lain (1) Kunjungan dan
observasi kelas (2) Dialog (3) Kunjungan antar guru-guru (4) Evaluasi diri (5)
supervisor buletin) (6) Profesional reading (7) Profesional writing.
Sedangkan supervisi kelompok artinya supervisor memberikan bantuan
kepada kelompok guru atau kelompok kepala sekolah dengan menggunakan
beberapa teknik antara lain : (1) Rapat staf sekolah (2) Orientasi guru baru (3)
curiculum laboratory (4) kepanitiaan (5) perpustakaan profesional (6)
demostrasi dan simulasi mengajar (7) lokakarya (8) Field trips (9) diskusi
panel (10) pelatihan (11) organisasi.4
Menurut Dadang Suhardan, banyak teknik supervisi Pendidikan yang
dapat dijalankan untuk meningkatkan mutu sekolah, baik langsung maupun
tidak, baik individual maupun kelompok, seperti pemanfaatan rapat,
kunjungan kelas, kunjungan sekolah, studi banding, personal conference,
action research, Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP), Musyawarah
Guru Sejenis, Musyawarah Guru Lintas Pelajaran.5
Supervisi Pendidikan juga dapat dilakukan dengan teknik pembicaraan
individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar, dan perpustakaan
profesional.6 Bahkan masih bisa dikembangkan lagi dengan analisa
(pengalaman) kelas, tes dadakan, konperensi kasus, observasi dokumen,
wawancara, angket laporan tertulis dan sebagainya. 7 teknik supervisi
Pendidikan tersebut jika terlaksana akan menjadi sumber kekuatan dalam
upaya meningkatkan mutu pendidikan.
Teknik supervisi atau prosedur kepengawasan yang bisa dilakukan
supervisor adalah :
a. Kunjungan Kelas

4
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia; An English-Indonesian
Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, h. 569. Lihat juga Departemen Agama RI.,
Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005,
2.
5
Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2010, 59.
6
Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta: Direktorat
Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003, 64-65.
7
Departemen Agama RI, Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas Pendidikan
Agama Islam, 19.

4
Kunjungan kelas adalah kunjungan yang dilakukan oleh pengawas
terhadap kelas-kelas tertentu pada sekolah-sekolah yang telah direncanakan/
diprogramkan untuk mendapatkan gambaran/data tentang proses
pelaksanaan Pendidikan Agama Islam pada sekolah tersebut.8
Kegiatan kunjungan kelas atau classroom visitation yang dilakukan
bermanfaat untuk mendapatkan informasi tentang proses pembelajaran
secara langsung, baik menyangkut kelebihan, kekurangan maupun kelema-
hannya. Melalui teknik ini supervisor dapat mengamati secara langsung
kegiatan guru dalam melakukan tugas utamanya, mengajar, penggunaan
alat, metode dan teknik mengajar secara keseluruhan dengan berbagai faktor
yang mempengaruhinya.
Kunjungan dan observasi kelas dapat dilakukan dengan tiga pola,
kunjungan kelas dan observasi tanpa memberi tahu guru yang akan
dikunjungi, kunjungan dan observasi dengan terlebih dahulu memberi tahu,
serta kunjungan atas undangan guru. Ketiga pola tersebut memiliki
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Pola mana yang akan dipilih
harus disesuaikan dengan tujuan utama kunjungan dan observasi kelas.9
Setelah kunjungan selesai diadakan diskusi empat mata antara
supervisor dengan pendidik yang bersangkutan. Supervisor memberikan
saran yang diperlukan dan pendidikpun dapat mengajukan pendapat dan
usulan yang konstruktif demi perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.
Untuk mendapatkan gambaran yang lengkap dan akurat mengenai
situasi kelas, mungkin diperlukan beberapa kali kunjungan atau dilengkapi
dengan teknik-teknik yang lain.
b. Pembicaraan Individual
Kunjungan dan observasi kelas pada umumnya dilengkapi dengan
pembicaraan individual antara supervisor dan guru. Pembicaraan individual
dapat pula dilakukan tanpa harus melakukan kunjungan kelas terlebih

8
P. A. Sahertian, Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta,
2000, 19.
9
Suryasubrata, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004, 125.

5
dahulu jika kepala madrasah merasa bahwa guru memerlukan bantuan atau
guru itu sendiri yang merasa perlu dibantu.10
Pembicaraan individual merupakan hal yang penting dalam supervisi
karena dalam kesempatan tersebut supervisor dapat bekerja secara
individual dengan guru dalam memecahkan masalah pribadi yang
berhubungan dengan proses pembelajaran.
c. Diskusi Kelompok
Diskusi kelompok atau group discussion adalah pertukaran pendapat
tentang suatu masalah untuk dipecahkan bersama. Kegiatan diskusi ini dapat
mengambil beberapa bentuk pertemuan seperti panel, seminar, lokakarya,
konferensi, kelompok studi, kelompok komisi dan kegiatan lain yang
bertujuan bersama-sama membicarakan dan menilai masalah-masalah
tentang pendidikan. Diskusi supervisor dapat memberikan pengarahan,
bimbingan, nasehat-nasehat maupun saran-saran yang diperlukan.11
Sedangkan Menurut Gwynn, ada tiga belas teknik supervisi kelompok,
antara lain; Kepanitiaan-kepanitiaan, Kerja kelompok, Laboratorium
kurikulum, Baca terpimpin, Demonstrasi pembelajaran, Darmawisata,
Kuliah/studi, Diskusi panel, Perpustakaan jabatan, Organisasi professional,
Buletin supervise, Pertemuan guru dan, Lokakarya atau konferensi
kelompok.12
Bahwasanya dalam teknik ini dapat menghemat waktu, tenaga dan
mungkin biaya. Pengawas bisa memanfaatkan forum KKG atau MGMP
untuk melihat team work atau team building.
d. Demonstrasi Mengajar
Demonstrasi mengajar ialah proses pembelajaran yang dilakukan oleh
seorang guru yang memiliki kemampuan dalam hal mengajar sehingga guru
lain dapat mengambil hikmah dan manfaatnya. Demonstrasi mengajar
bertujuan untuk memberi contoh bagaimana cara melaksanakan proses
10
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung Persada
Press, Cet.I; 2009, 42.
11
John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Inggris Indonesia; An English-Indonesian
Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, 746.
12
Departemen Pendidikan Nasional , Metode ..., 26.

6
pembelajaran yang baik dalam meyajikan materi, menggunakan pendekatan,
metode, media pembelajaran. Satu hal yang perlu dipahami oleh supervisor
bahwa tidak ada cara maengajar yang paling baik untuk setiap tujuan. 13
Pelaksanaan demontrasi mengajar setidaknya mampu memberikan pelajaran
kepada guru tentang cara menyampaikan suatu materi tertentu kepada
peserta didik.
e. Tes Dadakan
Tes dadakan dapat dilakukan oleh pengawas terhadap siswa dengan
tujuan untuk mengetahui pencapaian target kurikulum dan daya serap siswa
sampai pada saat tes dadakan dilakukan. Untuk melakukan hal ini,
pengawas sudah menyiapkan soal tanpa memberitahukan terlebih dahulu.
Hasil tes dikoreksi oleh pengawas atau secara bersama antara guru dan
pengawas.14 Tampaknya teknik ini mampu membuat guru untuk selalu
mempersiapkan peserta didiknya dengan baik.
f. Konferensi Kasus
Konferensi kasus adalah salah satu teknik supervisi yang dilakukan
oleh pengawas bersama guru dan tenaga edukatif lainnya di sekolah. Hal
tersebut dilakukan bila ada masalah yang perlu dibahas secara bersama. Ada
beberapa hal yang perlu diperhatikan diantaranya menentukan kasus-kasus
yang ditemukan baik dari hasil observasi, kunjungan kelas atau laporan
yang diterima. Selanjutnya mendiskusikan kasus tersebut lalu mencatat hasil
diskusi untuk diprogramkan tindak lanjutnya.15
Menurut Glickman dalam Ali Imron bahwa supervisor hendaklah
memberikan bimbingan yang berorientasi pada bimbingan pendidik itu
sendiri. Artinya, dalam meningkatkan kualitas pendidik perlu
memperhatikan beberapa hal berikut:

13
Departemen Pendidikan Nasional, Metode...,1107.
14
Dadang Suhardan,Supervisi Profesional Layanan Dalam Mutu Pembelajaran di Era
otonomi Daerah, Cet,IV; Bandung: Alfabeta, 2010, 36.
15
Departemen Agama RI., Pedoman Rekruitmen Calon Pengawas, Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004, 85.

7
1. Mendengar, artinya supervisor mendengarkan apa saja yang
dikemukakan pendidik berupa kelemahan, kesulitan dan masalah apa
saja yang dialami oleh pendidik.
2. Mengklarifikasi, maksudnya memperjelas tentang apa yang
dimaksudkan oleh pendidik, salah satunya dengan cara bertanya
kepadanya.
3. Mendorong, maksudnya supervisor mendorong kepada pendidik untuk
mengemukakan kembali hal-hal yang dirasa masih kurang jelas.
4. Mempresentasi, maksudnya supervisor mengemukakan persepsi
mengenai apa yang dimaksudkan oleh pendidik.
5. Memecahkan masalah, artinya supervisor bersama-sama pendidik
memecahkan masalah yang dihadapi oleh pendidik.
6. Negosiasi, artinya dalam berunding supervisor dan pendidik
membangun kesepakatan tentang tugas yang dilakukan masing-masing
atau bersama.
7. Mendemonstrasikan, artinya supervisor mendemonstrasikan tampilan
tertentu dengan maksud agar dapat diamati dan ditirukan oleh pendidik.
8. Mengarahkan, artinya supervisor mengarahkan agar pendidik
melakukan hal-hal tertentu.
9. Memberikan penguat, maksudnya supervisor menggambarkan kondisi
yang menguntungkan bagi pembinaan pendidik.16
Sesungguhnya tidak ada suatu teknik tunggal yang bisa memenuhi
segala kebutuhan. Baik tidaknya teknik yang digunakan bergantung pada
situasi dan waktu pelaksanaannya. Karenanya, untuk mencapai tujuan
supervisi pendidikan secara optimal perlu digunakan beberapa teknik supervisi
agar data dan informasi yang diperoleh dapat saling melengkapi dan
menyempurnakan.

B. Kompetensi Supervisi Pembelajaran


16
Departemen Agama RI, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2005, 6.

8
Kompetensi supervisi pembelajaran adalah kemampuan pengawas
sekolah dalam melaksanakan pengawasan akademik yakni menilai dan
membina guru dalam rangka meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang
dilaksanakannya agar berdampak terhadap kualitas hasil belajar siswa.
Kompetensi supervisi pembelajaran pada intinya adalah membina guru dalam
meningkatkan mutu proses pembelajaran.
Oleh sebab itu sasaran supervisi pembelajaran adalah guru dalam proses
belajar mengajar (pembelajaran). Materi pokok dalam proses pembelajaran
adalah (penyusunan silabus dan RPP, pemilihan strategi/metode/teknik
pembelajaran, penggunaan media dan teknologi informasi dalam
pembelajaran, menilai proses dan hasil pembelajaran serta penelitian tindakan
kelas). Berikut adalah kompetensi inti dari dimensi kompetensi supervisi
pembelajaran :
1. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan
perkembangan tiap mata pelajaran
2. Menguasai konsep, prinsip, teori dasar, karakteristik dan kecenderungan
proses pembelajaran/pembimbingan tiap mata pelajaran
3. Membimbing guru dalam menyusun silabus mata pelajaran berdasarkan
standar isi, standar kompetensi dan kompetensi dasar serta prinsip-prinsip
pengembangan kurikulum (baik KTSP maupun Kurikulum 2013)
4. Membimbing guru dalam memilih dan menggunakan
strategi/metode/teknik pembelajaran/ bimbingan setiap mata pelajaran
membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
tiap mata pelajaran
5. Membimbing guru dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran
tiap mata pelajaran.
6. Membimbing guru dalam melaksanakan pembelajaran di laboratorium dan
di lapangan
7. Membimbing guru dalam mengelola, merawat, mengembangkan dan
menggunakan media serta fasilitas pembelajaran/bimbingan

9
8. Membimbing guru dalam memanfaatkan teknologi informasi untuk
pembelajaran/ bimbingan.17
Dari beberapa penjabaran kompetensi di atas, guru dapat
mengembangkan kecakapannya dalam bidang pembelajaran dan mampu
menyikapi permasalahan-permasalahan pembelajaran secara baik termasuk
dalam memanfaatkan teknologi pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran
dapat tercapai.

C. Penerapan Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Berbasis ICT


Supervisi pembelajaran sebagaimana yang dikehendaki “instructional
supervision aims to promote growth, developmen, interaction, fault-free
problem solving, and commitment to build capacity in teachers. (Cogan,
1973).18 Bahwa maksud supervisi pembelajaran bertujuan untuk meningkatkan
pertumbuhan, perkembangan, interaksi, pemecahan masalah kesalahan-bebas,
dan komitmen untuk membangun kapasitas pada guru.
Penerapan metode dan teknik supervisi pembelajaran berbasis ICT
sebagai bagian dari perkembangan teknologi yang mendukung supervisi
pembelajaran untuk peningkatan kualitas pembelajaran dalam hal; akses ke
perpustakaan, akses ke pakar, pembelajaran online, menyediakan layanan
informasi akademik suatu institusi pendidikan, menyediakan fasilitas mesin
pencari data, menyediakan fasilitas diskusi, menyediakan fasilitas direktorat
alumni dan sekolah, dan menyediakan fasilitas kerjasama.19
Jika ditinjau dari segi pendidikan, teknologi itu sendiri memiliki
kemanfaatan sebagai berikut :
1. Materi belajar dikembangkan di mana saja dan dapat diakses oleh siswa di
mana saja.20
17
Aguslani Mushlih “Penerapan Pendekatan Supervisi Klinis Melalui Diklat di Tempat
Kerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengawas Madrasah” BDK Kementerian Agama RI
18
Sally J. Zepeda “Instructional Supervision Applying Tools and Consepts, Eye on
Eduction, 2002, 19.
19
Deni Darmawan, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, Cet. III,
2013, 7.
20
Heri Fitriyadi, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan: Potensi
Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi Implementasi dan
Pengembangan Profesional, Jurnal Integrasi Tenologi Informasi dan Komunikasi dalam

10
2. Mengurangi kendala fisik pada akses untuk belajar meminimalkan biaya
perjalanan dan hidup, dan biaya tidak lagi menjadi menjadi penentu
marjinalisasi.
3. Arus informasi gratis di dalam dan antar kelompok
4. Meningkatkan mutu pelajaran; bahwa suplemen pembelajaran beberapa
disiplin ilmu yang mendukung materi belajar semakin dapat mudah
dipahami.
5. Melatih/menatar guru; bahwa ICT memberikan pengalaman terlatih dan
mengembangkan skill guru.
6. Memperluas jangkauan sekolah; bahwa akses sekolah tertentu dapat
diketahui oleh siapapun tanpa mengenal batasan sehingga promosi dan
kelebihan dapat memberikan peluang terhadap masyarakat yang
menghendakinya.
7. Pendidikan dasar; ICT sebagai awal dalam mencari dan mengetahui
pengetahuan awal yang dapat ditindaklanjuti menjadi kemapanan belajar.
8. Pendidikan orang dewasa dan pembangunan masyarakat; bahwa teknologi
memberikan pembelajaran yang sama sebagai orang dewasa sehingga
mendorong masyarakat yang maju sesuai dengan tantangan dan peluang.
Dengan ICT di atas dapat mengubah peranan pengawas maupun guru,
namun peranan guru tidak dapat ditiadakan dan akan selalu diperlukan.
Mengkolaborasikan teknologi dengan pendidikan dapat menunjang guru,
sebab teknologi diasosiasikan dengan mesin yang mampu mengejar kecepatan
sesuai perintah dan petunjuk dalam mengembangkan pola-pola pengajaran
yang serba cepat, akurat, mutakhir, daya jangkau, komprehensif, dan selektif.
Teknik supervisi pembelajaran berbasis ICT dapat bersifat langsung
seperti online seperti workshop online, focused group discussion, maupun
konferensi kasus mampu mengolah, mengemas, dan menampilkan serta
menyebarkan informasi pembelajaran baik secara audio, visual, audiovisual
bahkan multiedia, yang mempu mewujudkan terhadap visual learning.21

Pendidikan 2013, 272.


21
Deni Darmawan, Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia dan
Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset, 41.

11
Kegunaan informasi ICT di atas untuk proses pembelajaran tidak hanya
berlaku bagi individu tetapi juga untuk kelompok. Beberapa manfaat yang
dapat digunakan antara lain; memperluas background knowledge guru,
pembelajaran yang dinamis dan fleksibel, mengatasi keterbatasan bahan ajar,
kontribusi dan pengayaan bahan ajar, implementasi CBSA.22
Berdasarkan beberapa penerapan dan manfaat ICT di atas maka melalui
teknologi informasi yang mampu mewadahi dan mentransformasikannya
komputer jaringan, komputer internet, multimedia, dan pembelajaran jarak
jauh, maka realitas pembelajaran yang tidak kesampaian selama ini dapat
terwujud melalui supervisi pembelajaran secara cepat.
Sebagai contoh langsung dalam e-learning telah berkembang dalam
berbagai model pembelajaran yang berbasis TIK seperti: CBT (Computer
Based Training), CBI (Computer Based Instruction), Distance Learning, CLE
(Cybernetic Learning Environment), Desktop Video conferencing, ILS
(Integrated Learning System), LCC (Learner-Centerted Classroom), dan WBT
(Web-Based Training). Banyak dari para ahli yang dikutip dari berbagai
sumber, menyatakan bahwa e-learning adalah “E-learning is a generic term
for all technologically supported learning using an array of teaching and
learning tools as phone bridging, audio and videotapes, teleconferencing,
satellite transmissions, and the more recognized web-based training or
computer aided instruction also commonly referred to as”.23
Selain itu pengajar dituntut harus selalu kreatif dan inovatif
menghasilkan berbagai karya inovatif misalnya seperti produksi media
pengajaran berbantuan ICT atau perangkat keras/lunak yang akan digunakan
oleh peserta didik.
Ciri-ciri dari pemanfaatan ICT pada e-learning antara lain adalah:
1. Memanfaatkan jasa teknologi elektronik; dimana pengajar dan yang diajar,
yang diajar dan sesama yang diajar atau pengajar dan sesama pengajar

22
Deni Darmawan, Inovasi..., 42.
23
Yahfizham, Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Proses
Pembelajaran Berbasis Elektrinik (E-Learning), Jurnal Iqra’ Volume 08 No. 02 Oktober 2014, 84.

12
dapat berkomunikasi dengan relatif mudah dengan tanpa dibatasi oleh
hal-hal yang protokelor.
2. Menggunakan bahan ajar bersifat mandiri (self learning materials)
disimpan di komputer sehinga dapat diakses oleh pengajar dan yang
diajar/mahayang diajar kapan saja dan dimana saja dan yang
bersangkutan memerlukanya.
3. Memanfaatkan jadwal pembelajaran, kurikulum, hasil kemajuan belajar
dan hal-hal yang berkaitan dengan administrasi pendidikan dapat dilihat
setiap saat di komputer.24

D. Manfaat ICT dalam Supervisi Pembelajaran


Dalam mendukung program pendidikan manfaat ICT dalam supervsi
pembelajaran adalah :
1. Sebagai pengembangan profesional
Profesionalisme guru dapat berkembang dengan meningkatnya
pengetahuan yang diperoleh dari berbagai sumber informasi,
berkomunikasi keseluruh belahan dunia, kesempatan untuk menerbitkan
atau mengumumkan secara langsung, mengatur komunuikasi secara
teratur, dan berpartisipasi dalam forum dengan rekan sejawat baik lokal
maupun internasional yang telah terfasilitasi dengan adanya teknologi.
2. Sebagai sumber belajar atau pusat informasi
Tuntutan kebutuhan belajar membutuhkan sumber belajar yang mampu
mengantarkan pada tujuan informasi yang diinginkan seperti informasi
media dan metodologi pembelajaran, bahan baku dan bahan ajar untuk
pelajaran, akses informasi ilmu pengetahuan dan teknologi, dan bahan
pustaka atau referensi.
3. Sebagai belajar sendiri secara cepat
Kompetensi guru dalam mengahadapi perkembangan iptek membutuhkan
pengetahuan yang serba cepat, belajar berinteraktif, mengembangkan
kemampuan dibidang penelitian,

24
Yahfizham, Pengantar..., 85.

13
4. Sebagai penambah wawasan
Melalui ICT wawasan guru dapat meningkat melalui komunikasi dengan
seluruh masyarakat, meningkatkan kepekaan akan permasalahan yang ada
diseluruh dunia, dan informasi pelatihan.
5. Sebagai pusat informasi yang murah dan cepat
Kecanggihan teknologi memberikan kemudahan yang sangat baik
sehingga guru dapat menggali informasi dengan biaya yang sangat murah,
terjangkau tidak terbatas ruang dan waktu dengan kecepatan dan
ketepatannya mampu memberikan kepuasan data-data informasi yang
mendukung pembelajaran.
Dengan beberapa manfaat di atas ICT dalam supervisi pembelajaran
memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut:
1. Dapat memberikan pemahaman yang lebih dalam terhadap materi
pembelajaran yang sedang dibahas, karena dapat menjelaskan yang sulit
atau rumit menjadi mudah atau lebih sederhana.
2. Dapat menjelaskan materi pembelajaran atau obyek yang abstrak (tidak
nyata, tidak dapat dilihat langsung) menjadi konkrit (nyata dapat dilihat,
dirasakan, atau diraba), seperti menjelaskan peredaran darah dan organ-
organ tubuh manusia pada mata pelajaran sains.
3. Membantu pengajar menyajikan materi pembelajaran menjadi lebih
mudah dan cepat, sehingga peserta didik pun mudah dipahami, lama
diingat dan mudah diungkapkan kembali.
4. Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi, aktivitas, dan
kreativitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik.
5. Memancing partisipasi peserta didik dalam proses pembelajaran dan
memberikan kesan yang mendalam dalam pikiran peserta didik.
6. Materi pembelajaran yang sudah dipelajari dapat diulang kembali
(playback). Misalnya menggunakan rekaman video, compact
disk (cakram padat), tape recorder atau televisi.

14
7. Dapat membentuk persamaan pendapat dan persepsi yang benar terhadap
suatu obyek, karena disampaikan tidak hanya secara verbal, namun
dalam bentuk nyata menggunakan media pembelajaran.
8. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, sehingga peserta didik
dapat berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan tempat
belajarnya, sehingga memberikan pengalaman nyata dan langsung.
Misalnya peserta didik mempelajari tentang jenis-jenis tumbuhan.
Mereka dapat langsung melihat, memegang, atau merasakan tumbuhan
tersebut.
9. Membentuk sikap peserta didik (aspek afektif), meningkatkan
keterampilan (psikomotor).
10. Peserta didik belajar sesuai dengan karakteristiknya, kebutuhan, minat,
dan bakatnya, baik belajar secara individual, kelompok, atau klasikal.
11. Menghemat waktu, tenaga, dan biaya.25
Berdasarkan manfaat di atas metode dan teknik supervisi pembelajaran
berbasis ICT memiliki kemudahan dan dapat meningkatkan kemampuan guru
mengatasi berbagai kendala pembelajaran dengan segera dan secara langsung
berdiskusi dengan supervisor untuk mencari solusi (solve problem).

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan paparan di atas dapat disimpulkan sebagai berikut :

25
Munir, Kurikulum Berbasis TIK, Bandung : SPS Universitas Pendidikan Indonesia, 112-
113.

15
1. Metode supervisi pembelajaran adalah monitoring/pengawasan dan
evaluasi, refleksi dan focused group discussion, dan metode delphi, dan
workshop. Sedangkan teknik supervisi pembelajaran adalah kunjungan
kelas, pembicaraan individual, diskusi kelompok, demonstrasi mengajar,
tes dadakan, dan konferensi kasus.
2. Kompetensi supervisi pembelajaran menjadi faktor penunjang dalam
kecakapan guru maupun supervisor.
3. Penerapan metode dan supervisi pembelajaran berbasis ICT sangat
memberikan kontibusi positif yang dapat dilaksanakan dengan cara yang
mudah dan tidak terbatas pada situasi sehingga interaksi dapat dilakukan
melalui teknologi.
4. Manfaat ICT dalam supervisi pembelajaran secara garis besar sebagai
pengembangan profesional, informasi, wawasan dan kecakapan yang
mendukung pembelajaran.

B. Saran
Dengan memperhatikan dampak dari perkembangan teknologi penulis
memberikan saran agar dapat memanfaatkan keunggulan-keunggulan praktis
teknologi terhadap pembelajaran sehingga kualitas belajar meningkat.

DAFTAR PUSTAKA

Darmawan, Deni, Inovasi Pendidikan; Pendekatan Praktik Teknologi Multimedia


dan Pembelajaran Online, Bandung: PT Remaja Rosdakarya Ofset.
Darmawan, Deni, Teknologi Pembelajaran, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,
Cet. III, 2013.

16
Departemen Agama RI, Kepengawasan Pendidikan, Jakarta: Direktorat Jenderal
Kelembagaan Agama Islam, 2005.
Departemen Agama RI, Panduan Tugas Jabatan Fungsional Pengawas
Pendidikan Agama Islam.
Departemen Agama RI, Pedoman Manajemen Berbasis Madrasah, Jakarta:
Direktorat Madrasah dan PAI pada Sekolah Umum, 2003.
Departemen Agama RI., Pedoman Rekruitmen Calon Pengawas, Jakarta:
Direktorat Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2004.
Departemen Pendidikan Nasional, Metode dan Teknik Supervisi, Jakarta:
Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008.
Echols, John M. dan Shadily, Hassan, Kamus Inggris Indonesia; An English-
Indonesian Dictionary, Cet. XXX; Jakarta: Gramedia, 2008, h. 569. Lihat juga
Departemen Agama RI., Kepengawasan Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Direktorat
Jenderal Kelembagaan Agama Islam, 2005.
Fitriyadi, Heri, Integrasi Teknologi Informasi Komunikasi Dalam Pendidikan:
Potensi Manfaat, Masyarakat Berbasis Pengetahuan, Pendidikan Nilai, Strategi
Implementasi dan Pengembangan Profesional, Jurnal Integrasi Tenologi
Informasi dan Komunikasi dalam Pendidikan 2013.
Makawimbang, H. Jerry, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan. Cet. I;
Bandung: Alfabeta, 2011.
Mukhtar dan Iskandar, Orientasi Baru Supervisi Pendidikan, Jakarta: Gaung
Persada Press, Cet.I; 2009.
Munir, Kurikulum Berbasis TIK, Bandung : SPS Universitas Pendidikan
Indonesia.
Mushlih, Aguslani, “Penerapan Pendekatan Supervisi Klinis Melalui Diklat di
Tempat Kerja Untuk Meningkatkan Kemampuan Pengawas Madrasah” BDK
Kementerian Agama RI
Sahertian, P. A., Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan, Jakarta: Rineka
Cipta, 2000.
Sudjana, Nana, Supervisi Pendidikan Konsep dan Aplikasinya bagi Pengawas
Sekolah Cet.II; Bekasi: Binamitra Publishing , 2011.
Suhardan, Dadang,Supervisi Profesional Layanan Dalam Mutu Pembelajaran di
Era otonomi Daerah, Cet,IV; Bandung: Alfabeta, 2010.
Suhardan, Dadang. Supervisi Profesional: Layanan dalam Meningkatkan Mutu
Pembelajaran di Era Otonomi Daerah. Cet. IV; Bandung: Alfabeta, 2010.
Suryasubrata, Manajemen Pendidikan di Sekolah, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Yahfizham, Pengantar Teknologi Informasi dan Komunikasi Terhadap Proses
Pembelajaran Berbasis Elektrinik (E-Learning), Jurnal Iqra’ Volume 08 No. 02
Oktober 2014.

17
Zepeda, Sally J. “Instructional Supervision Applying Tools and Consepts, Eye on
Eduction, 2002.

KATA PENGANTAR

Pujian hanya bagi Allah s.w.t atas anugerah dan hidayahNya sehingga
makalah yang berjudul “Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran Berbasis

18
Information and Technologi Communication (ICT)” dapat tersusun sesuai waktu
yang ditentukan.

Tujuan dalam penulisan ini sebagai pengembangan keilmuan pada mata


kuliah Supervisi Pendidikan Islam Program Pascasarjana Pendidikan Agama
Islam Institut Agama Islem Negeri (IAIN) Salatiga.

Pemakalah berharap kepada pembaca agar berkenan memberikan kritik dan


saran terhadap makalah ini guna untuk memperbaiki sesuai maksud dan tujuan
tema makalah. Akhirnya semoga mendapat ridha dari Allah s.w.t. amiin.

Salatiga, Januari 2016


Pemakalah,

DAFTAR ISI

ii

........................................................................................................................ Hlm.

19
Halaman Judul................................................................................................ i
Kata Pengantar............................................................................................... ii
Daftar Isi......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................. 1

B. Rumusan Masalah....................................................................... 2

C. Tujuan.......................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN
A. Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran............................... 3

B. Kompetensi Supervisi Pembelajaran .......................................... 8

C. Penerapan Metode dan Teknik Supervisi Pembelajaran

Berbasis ICT................................................................................ 10

D. Manfaat ICT dalam Supervisi Pembelajaran............................... 13

BAB III PENUTUP


A. Simpulan...................................................................................... 16

B. Saran............................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................... 17

iii

20

iii

Anda mungkin juga menyukai