Anda di halaman 1dari 7

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV

Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

PENGARUH SISTEM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


(K3) DAN PEMBERIAN INSENTIF TERHADAP KINERJA K3 PADA
PROYEK KONSTRUKSI DI SURABAYA

Intan Mayasari 1) dan I Putu Artama Wiguna 2)


1) Program Studi Magister Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan , Institut
Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Surabaya, 60111, Indonesia
e-mail: intanmayas29@gmail.com
2) Jurusan Teknik Sipil, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

ABSTRAK

Setiap perusahaan konstruksi bangunan gedung memiliki sistem K3. Sistem K3 yang efektif
dapat mengurangi kecelakaan pada pekerja, tetapi masalah keselamatan dan kesehatan kerja
(K3) secara umum di Indonesia masih sering terabaikan. Hal ini ditunjukkan dengan masih
tingginya angka kecelakaan kerja. Insentif merupakan salah satu faktor yang cukup
penting dalam rangka peningkatan prestasi tenaga kerja. Dengan pemberian insentif akan
mendorong keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi. Dengan demikian diperlukan
suatu analisa untuk mengetahui besarnya pengaruh dari sistem K3 dan pemberian insentif
terhadap keberhasilan kinerja K3. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh
sistem K3 dan pemberian insentif terhadap keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi di
Surabaya. Penelitian ini merupakan penelitian konfirmatori. Metode analisis penelitian
menggunakan PLS (Partial Least Square). Data penelitian dikumpulkan melalui survei
kuesioner yang disebarkan kepada devisi HSE, manajer proyek, dan site engineer pada
kontraktor yang melaksanakan proyek konstruksi di Surabaya. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja
K3 dengan dimediasi oleh pemberian insentif, tetapi pengaruh langsung dari sistem K3 ke
kinerja K3 lebih besar dari pada pengaruh pengaruh tidak langsung dari sistem K3 terdahap
kinerja K3 dengan dimediasi oleh pemberian insentif.
Kata kunci: Sistem K3, Insentif, Kinerja K3.

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Sebuah sistem manajemen keselamatan yang dirancang dengan baik dapat
berkontribusi untuk mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen keselamatan di tempat
kerja (Ismail dkk, 2012). Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) bertujuan untuk
menjamin setiap tenaga kerja dan orang lain yang berada di suatu tempat kerja dalam keadaan
aman dan selamat dari risiko kecelakaan yang mungkin dapat terjadi. Menurut Abdelhamid
(2000), menyatakan bahwa program K3 yang efektif secara substansial dapat mengurangi
kecelakaan kerja (meningkatkan keselamatan kerja dan kesehatan) karena dapat membantu
manajemen untuk menciptakan proses operasi kerja dan kesehatan lingkungan kerja yang
aman untuk para pekerjanya. Tetapi masih terlihat bahwa pelaksanaan K3 sering kali masih
kurang mendapatkan perhatian dari masyarakat perusahaan pada umumnya. Meskipun
penerapan SMK3 telah diwajibkan, tetapi pada pelaksanaannya masih jauh dari harapan,
karena yang menerapkan dengan baik masih sangat kurang (Syam, 2014). Menurut Sanjaya
(2012) masih banyak pelaksanaan proyek yang sering mengabaikan persyaratan dan

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-1
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

peraturan-peraturan dalam K3 sehingga masih tingginya angka kecelakaan kerja (Malinasari,


2013).
Pemberian insentif merupakan hal yang harus diperhatikan oleh perusahaan. Insentif
merupakan salah satu faktor yang cukup penting dalam rangka peningkatan prestasi
tenaga kerja. Semangat tidaknya tenaga kerja dapat disebabkan oleh besar kecilnya insentif
yang diterima. Pemerintah juga telah mengeluarkan pernyataan bahwa dalam rangka untuk
meningkatkan kinerja, pelaksanaan pembangunan dan pemberian pelayanan pada kepada
masyarakat, maka perlu diberikan tambahan penghasilan atau dikenal dengan istilah insentif
kepada pekerja (Mazura dkk, 2012).
Pada penelitian sebelumya menunjukkan bahwa pelaksanan sistem K3 yang baik dapat
memberikan efek positif terhadap kinerja perusahaan yang tercermin dalam kinerja K3
(Muniz dkk, 2009). Beberapa aspek kunci yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaa K3
salah satunya yaitu insentif. Pada pelaksanaan proyek konstruksi, insentif tentunya merupakan
faktor yang harus diperhatikan untuk mendorong semangat pekerja. Insentif merupakan salah
satu faktor yang cukup penting dalam rangka peningkatan prestasi tenaga kerja. Dengan
pemberian insentif akan mendorong keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi. Dengan
demikian diperlukan suatu analisa untuk mengetahui besarnya pengaruh dari sistem K3
pemberian insentif terhadap keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi di Surabaya
Tujuan Penulisan
Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi pengaruh sistem K3 dan pemberian
insentif terhadap keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi di Surabaya.
Studi Literatur
Sistem Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu sistem program yang
dibuat bagi pekerja maupun pengusaha sebagai upaya pencegahan (preventif) timbulnya
kecelakaan dan penyakit kerja akibat hubungan kerja dalam lingkungan kerja dengan cara
mengenali hal-hal yang berpotensi menimbulkan kecelakaan dan penyakit kerja akibat
hubungan kerja, dan tindakan antisipatif bila terjadi hal demikian (Argama, 2006).
Kecelakaan kerja bisa terjadi karena kondisi lingkungan yang tidak mendukung keselamatan
kerja, atau perbuatan para pekerja yang tidak membawa keselamatan kerja. Jadi kecelakaan
kerja dapat dikatakan juga setiap perbuatan atau kondisi tidak selamat yang dapat
mengakibatkan kecelakaan. Dalam penelitian ini indikator-indikator sistem K3 diperoleh dari
studi literatur yaitu komitmen pimpinan, pelatihan K3, keterlibatan pekerja, komunikasi
aturan dan prosedur, dan lingkungan kerja.
Insentif
Insentif sebagai sarana motivasi yang mendorong para pegawai untuk bekerja dengan
kemampuan yang optimal, yang dimaksudkan sebagai pendapatan ekstra diluar gaji atau upah
yang telah ditentukan. Istilah sistem insentif pada umumnya digunakan untuk
menggambarkan rencana-rencana pembayaran upah yang dikaitkan secara langsung atau
tidak langsung dengan berbagai standar kinerja pegawai atau profitabilitas organisasi (Mazura
dkk, 2012). Oleh karena itu insentif seringkali diartikan sebagai penggerak atau pendorong
yang diberikan dengan sengaja kepada pekerja agar dalam diri mereka muncul semangat
untuk berprestasi. Insentif merupakan suatu faktor pendorong bagi karyawan untuk bekerja
lebih baik agar kinerja karyawan dapat meningkat (Rahmanda dkk, 2013). Dalam penelitian
ini indikator-indikator insentif diperoleh dari studi literatur yaitu memberikan
penghargaan/hadiah bagi pekerja yang berperilaku aman, memberikan penghargaan apabila
melaporkan suatu potensi bahaya K3, memberikan penghargaan bagi pekerja yang mencegah

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

terjadinya kecelakaan dan penyakit kerja, dan memberikan penghargaan bagi pekerja apabila
mencapai zero accident setelah proyek berakhir.
Kinerja Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (K3)
Muniz dkk, (2009) menemukan beberapa aspek kunci yang mempengaruhi
keberhasilan pelaksanaan K3 adalah kebijakan, insentif dan partisipasi karyawan, pelatihan,
komunikasi, perencanaan serta control/pengawasan. Setiap perusahaan membangun metode
sistematis untuk pengukuran dan pemantauan kinerja K3 secara teratur sebagai satu
kesatuan bagian dari keseluruhan sistem manajemen perusahaan. Dalam Penelitian ini
indikator-indikator dari variabel keberhasilan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
diperoleh dari studi literatur yaitu adalah terjadinya penurunan tingkat kecelakaan pada
pekerja, terjadi peningkatan pekerja berperilaku aman dalam proyek, terjadi peningkatan
pekerja yang mematuhi keselamatan dan kesehatan kerja, dan terjadinya peningkatan
pekerja yang menggunakan ADP.
METODE

Variabel dan Indikator Penelitian


Identifikasi variabel dalam penelitian dilakukan melalui proses kajian pustaka pada
penelitian sebelumnya. Variabel dan indikator yang digunakan dalam pengukura adalah
sebagai berikut dapat dilihat pada Tabel 1

Tabel 1 Variabel dan Indikator Penelitian

Variabel Faktor Indikator


Sistem K3 X1.1 Memberikan prioritas yang tinggi pada K3
Komitmen
(X) X1.2 Melakukan pengawasan yang ketat
Pimpinan
X1.3 Tindakan korektif
(X1)
X1.4 Menyediakan peralatan yang memadai
Pelatihan X2.1 Memberikan pelatihan K3 secara komprehensif
K3 X2.2 Memberikan pelatihan yang cukup
(X2) X2.3 Dorongan untuk partisipasi dalam pelatihan K3
Pihak manajemen melibatkan pekerja dalam penyampaian
X3.1
informasi
Keterlibatan
Pekerja dilibatkan dalam pengembangan prosedur keselamatan
Pekerja X3.2
kerja
(X3)
X3.3 Saling mengingatkan bahaya tanpa menggunakan APD
X3.4 Pekerja diminta melaporkan apabila terjadi kecelakaan
Pekerja di berikan kesempatan untuk membahas dan menangani
X4.1
isu-isu K3
Komunikasi
X4.2 Keterbukaan dalam komunikasi
(X4)
Terjalin komunikasi yang baik antara pekerja dan pihak
X4.3
manajemen
Aturan Dan X5.1 Peraturan dan prosedur K3 yang mudah dimengerti dan diterapkan
Prosedur X5.2 Inspeksi K3 secara teratur
K3 (X5) X5.3 Adanya sangsi terhadap pelanggaran prosedur K3
X6.1 Pekerja mengutamakan keselamatan kerja
Lingkungan X6.2 Motivasi pekerja meningkat
Kerja X6.3 Tidak saling menyalahkan bila terjadi kecelakaan
(X6) Tidak memberikan tekanan berlebihan pada pekerja dalam
X6.4
melaksanakan pekerjaanya

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Variabel Faktor Indikator


Insentif - X7.1 Penghargaan/hadiah bagi pekerja
(X7) X7.2 Penghargaan jika mengetahui potensi bahaya K3
Penghargaan yang mencegah terjadinya kecelakaan dan penyakit
X7.3
akibat kerja.
X7.4 Penghargaan pencapaian zero accident
Keberhasilan - Y1.1 Penurunan tingkat kecelakaan
Kinerja K3 Y1.2 Peningkatan pekerja berperilaku aman
(Y1) Y1.3 Peningkatan pekerja yang mematuhi K3
Y1.4 Peningkatan pekerja yang menggunakan ADP

Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini yaitu devisi HSE, manajer proyek dan site engineer (SE)
pada perusahaan konstruksi di wilayah kota Surabaya. Jumlah responden pada penelitian ini
42 responden.
Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu melalui survey
kuesioner. Kuesioner disebarkan kepada responden dengan mendatangi proyek konstruksi
yang sedang berjalan di wilayah Surabaya.

Metode Analisa Data


Metode analisis penelitian menggunakan PLS (Partial Least Square). Langkah-
langkah yang harus dilakukan dalam PLS meliputi evaluasi model pengukuran (outer model)
dan evaluasi model structural (inner model). Model pengukuran (outer model) melaui proses
interasi algoritma, parameter model pengukuran (validitas konvergen, validitas diskriminan,
composite reliability dan conbacd’s alpha) diperoleh, termasuk nilai R2 sebagai parameter
ketepatan model prediksi. Model structural (inner model) melalui proses bootstrapping,
parameter uji T-statistic diperoleh untuk memprediksi adanya hubungan kausalitas (Jogiyanto,
2009). Gambaran model penelitian, dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Gambaran Model Penelitian


Hipotesis penelitian:
1. Variabel sistem K3 mempengaruhi keberhasilan kinerja K3
2. Variabel sistem K3 mempengaruhi insentif
3. Variabel insentif mempengaruhi keberhasilan kinerja K3

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

HASIL DAN PEMBAHASAN


Evaluasi outer Model (Model Pengukuran)

Gambar 2 Model Struktural PLS


Evaluasi inner model (Model Structural)
Nilai R-Square
Nilai R-Square untuk insentif sebesar 0,178 memiliki arti bahwa prosentase besarnya
keragaman data pada variabel insentif yang dapat dijelaskan oleh variabel sistem K3 adalah
sebesar 17,8%, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel sistem K3 dapat
memberikan pengaruh sebesar 17,8% pada insentif.
Nilai R-Square untuk kinerja K3 sebesar 0,614 memiliki arti bahwa prosentase
besarnya keragaman data pada variabel kinerja K3 yang dapat dijelaskan oleh variabel sistem
K3 dan insentif adalah sebesar 61,4%, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa variabel
sistem K3 dan insentif dapat memberikan pengaruh sebesar 61,4% pada kinerja K3.
Selain nilai R-Square, model PLS juga dievaluasi dengan Q-Square. Dimana
semakin tinggi nilai Q-Square, maka model dapat dikatakan semakin fit dengan data. Hasil
perhitungan nilai Q-Square sebesar 0,683. Berdasarkan hasil tersebut, model struktural pada
penelitian dapat dikatakan telah memiliki goodness of fit yang baik.
Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan melihat nilai koefisien path (original sample
estimate) dan nilai t hitung (t-statistic). Hipotesis penelitian dapat diterima jika nilai t hitung
(t-statistic) > 1.96. Berdasarkan Tabel 1, maka hipotesis dari penelitian dapat diterima
kebenarannya.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

Tabel 1 Hasil Nilai Koefisien Path dan t-hitung


Hipotesis Pengaruh Koefisien Path t hitung Keterangan
H1 Sistem K3 → Kinerja K3 0,592 5,994 Diterima
H2 Sistem K3 → Insentif 0,422 2,086 Diterima
H3 Insentif → Kinerja K3 0,321 2,170 Diterima
Berdasarkan Tabel 1 menunjukkan bahwa nilai koefisien path pengaruh dari sistem K3
terhadap keberhasilan kinerja K3 adalah sebesar 0,592 dengan t hitung sebesar 5,994 yang
lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang
signifikan antara sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja K3, dari hasil tersebut maka
hipotesis pertama dari penelitian dapat diterima kebenarannya.
Berdasarkan nilai koefisien path pengaruh dari sistem K3 terhadap insentif adalah
sebesar 0,422 dengan t hitung sebesar 2,086 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96, hal ini
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara sistem K3 terhadap
insentif, dari hasil tersebut maka hipotesis kedua dari penelitian dapat diterima kebenarannya.
Berdasarkan nilai koefisien path pengaruh dari insentif terhadap keberhasilan kinerja
K3 adalah sebesar 0,321 dengan t hitung sebesar 2,170 yang lebih besar dari nilai t tabel 1,96,
hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif yang signifikan antara insentif terhadap
keberhasilan kinerja K3, dari hasil tersebut maka hipotesis ketiga dari penelitian dapat
diterima kebenarannya.
Pengaruh sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja K3 dengan dimediasi oleh
pemberian insentif (pengaruh tidak langsung) adalah sebesar 0,135, hal ini menunjukkan
bahwa terdapat pengaruh positif antara sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja K3 dengan
dimediasi oleh pemberian insentif.
Diskusi dan Hasil Penelitian
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sistem K3 memiliki pengaruh langsung dan
pengaruh tidak langsung terhadap keberhasilan kinerja K3. Besarnya pengaruh langsung dari
sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja K3 adalah sebesar 0,592, sedangkan besarnya
pengaruh tidak langsung sistem K3 dengan dimediasi insentif terhadap keberhasilan kinerja
K3 adalah sebesar 0,135. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa besarnya pengaruh
langsung dari sistem K3 ke kinerja K3 ternyata lebih besar dari pengaruh tidak langsung dari
sistem K3 terdahap kinerja K3 dengan dimediasi oleh pemberian insentif. Hal ini
menunjukkan pemberian insentif pada proyek konstruksi di Surabaya belum dilakukan dengan
maksimal, tetapi dimaksimalkan pada sistem K3 untuk meningkatkan keberhasilan kinerja
K3. Meskipun pemberian insentif belum di lakukan secara maksimal tetapi hasil analiis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara sistem K3 terhadap keberhasilan kinerja
K3 dengan dimediasi oleh pemberian insentif pada proyek konstruksi di Surabaya.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang pengaruh sistem K3 dan insentif terhadap
keberhasilan kinerja K3 pada proyek konstruksi di Surabaya dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap kinerja K3 dengan nilai loading factor sebesar 0,592 dan hipotesa pertama
sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh terhadap kinerja K3 dapat
diterima.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-6
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV
Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

2. Sistem keselamatan dan kesehatan kerja (K3) memiliki pengaruh positif yang signifikan
terhadap insentif dengan nilai loading factor sebesar 0,422 dan hipotesa kedua sistem
keselamatan dan kesehatan kerja (K3) berpengaruh terhadap insentif dapat diterima.
3. Insentif memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap terhadap kinerja K3 dengan
nilai loading factor sebesar 0,321 dan hipotesa ketiga insentif berpengaruh terhadap
kinerja K3 dapat diterima.
Saran
1. Pemberian insentif perlu dimaksimalkan lagi pada proyek konstruksi, tanpa mengabaikan
sistem K3.
2. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai variabel-variabel lain yang mempengaruhi
sistem K3 terhadap kinerja K3 pada proyek konstruksi.

DAFTAR PUSTAKA
Abdelhamid, T. S & Everett, J. G. (2000). Identifying Root Cause of Construction Accidents,
Journal of Construction Engineering and Management, 126 (1), 52–60.
Ismail, Z., Doostdar, S., & Harun, Z. (2012). Factors Influencing The Implementation Of A
Safety Management System For Construction Sites. Safety Science 50, 418–423.
Jogiyanto, & Abdilah, W. (2009). Konsep dan Aplikasi PLS untuk Penelitian Empiris.
Yogyakarta: BPFE.
Malinasari, N., & Azzuhri, M. (2013). Pengaruh Program Keselamatan, Kesehatan Kerja (K3)
dan Jaminan Sosial Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan (Studi Pada PT PJB UP
Brantas Karangkates – Kab. Malang).
Mazura., Mujiono., & Rosmida. (2012). Pengaruh Insentif Terhadap Kinerja Pegawai Negeri
Sipil (Studi Kasus Pada Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bengkalis). Jurnal
Ilmiah Mahasiswa Volume 1, No 1
Muniz, B. F., Peon, J, M., & Ordas, C, J, (2009). Relation Between Occupational Safety
Management and Firm Performance. Safety Science 47, 980-991.
Rahmanda, F., P., Hamid, D., & Utami, H., N. (2013). Pengaruh Insentif Terhadap Motivasi
Dan Kinerja Karyawan (Studi Pada Karyawan Pt. Jamsostek (Persero) Cabang
Malang). Jurnal administrasi bisnis vol 3
Sanjaya, P, I., Widhiawati, I, A., & Frederika, A. (2012). Analisis Penerapan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (K3) pada Proyek Konstruksi Gedung di Kabupaten Klungkung dan
Karangasem. Jurnal Ilmiah Elektronik Infrastruktur Teknik Sipil / Volume 8, No. 1 –
2012 ISSN 1410-6515
Syam, Y, S., Carlo, N., & Khaidir, I. (2014). Penerapan SMK3 Pada Proyek Gran Rubina
Bussiness Park – Tower 1 Kuningan Jakarta Selatan Dengan Kontraktor Pt. PP
(Persero), Tbk.

ISBN: 978-602-70604-3-2
B-15-7

Anda mungkin juga menyukai