Anda di halaman 1dari 6

Lianly Rompis, Idriono Tado.

Perancangan Wattmeter DC… 1

PERANCANGAN WATTMETER DC MENGGUNAKAN


RANGKAIAN PENGALI TEGANGAN
Lianly Rompis*, Idriono Tado
Program Studi Teknik Elektro; Fakultas Teknik
Universitas Katolik De La Salle Manado; Kombos – Kairagi I Manado
e-mail: *lrompis@unikadelasalle.ac.id

AbstractHampir seluruh penelitian di bidang Teknik kalangan akademisi dan peneliti. Beberapa alat ukur
Elektro, khususnya di bidang Elektronika dan cabang-cabang wattmeter pun telah
ilmu arus lemah lainnya seperti Komputer, Kontrol, dan diproduksi dengan ketelitian yang cukup tinggi, meski
Telekomunikasi, harus melakukan pengukuran-pengukuran harganya sedikit di atas rata-rata. Memiliki wattmeter sebagai
yang berhubungan dengan arus DC. Disamping mengukur
salah satu sarana penelitian dan praktikum di Bidang Teknik
tegangan dan arus DC, kadang kita juga perlu mengukur daya
DC untuk mengetahui konsumsi daya dan daya yang disuplai Elektro adalah suatu keharusan, namun dikarenakan
oleh suatu rangkaian elektronik. Alat yang umum digunakan peralatan wattmeter yang agak mahal harganya, jumlah yang
untuk mengukur konsumsi daya maupun daya yang disuplai dapat disediakan di laboratorium hanyalah terbatas.
adalah voltmeter, amperemeter, multimeter, dan wattmeter. Dari Karenanya tidak ada salahnya jika kita merancang alat ukur
pengalaman pengukuran daya, jika kita tidak memiliki sebuah wattmeter dc yang dapat dibangun dari rangkaian pengali
wattmeter untuk mengukur daya pada rangkaian, maka kita tengangan dan alat ukur voltmeter sehingga dapat
akan menggunakan alat ukur voltmeter dan amperemeter. mengoptimalkan pemakaian voltmeter, menunjang kegiatan
Dengan membaca output yang diberikan oleh kedua alat ukur penelitian/praktikum, dan menjadi solusi bagi ketersediaan
tersebut, kita kemudian dapat mengalikan nilai tegangan dan
sarana alat ukur di laboratorium.
nilai arus sehingga mendapatkan nilai daya. Penelitian ini akan
Apakah memungkinkan jika dalam melakukan penelitian
merancang sebuah wattmeter dc dengan menggunakan sebuah
rangkaian pengali tegangan yang dapat menunjukkan hasil atau praktikum di laboratorium kita melakukan pengukuran
pengukuran dari daya dc. Metodologi penelitian yang daya dengan menggunakan voltmeter atau multimeter saja?
digunakan terdiri dari beberapa prosedur, yaitu mempelajari Apakah kita dapat merancang sebuah wattmeter yang
konsep dasar dari komponen penguat operasional, melakukan sederhana dengan sebuah rangkaian pengali tegangan?
analisis, kemudian merancang dan mensimulasi rangkaian Masalah inilah yang akan coba diangkat dalam penelitian ini.
dengan menggunakan software Electronics Workbench. Hasil A. Perumusan Masalah
penelitian menunjukkan bahwa secara logika dapat dirancang Bagaimana merancang sebuah alat pengukur daya arus
sebuah wattmeter dc untuk kepentingan penelitian maupun searah (Wattmeter DC) dengan menggunakan rangkaian
praktikum.
pengali tegangan (Voltage Multiplier)?
Kata Kunci—Wattmeter DC, Pengukuran Daya DC, B. Metodologi
Pengukuran DC, Rangkaian Pengali Tegangan, Rangkaian Berdasarkan beberapa metodologi yang dipelajari,
Listrik metodologi yang dirasakan tepat dan dipilih oleh penulis
untuk digunakan dalam penelitian ini terdiri dari beberapa
prosedur, yaitu mempelajari konsep dasar dari komponen
I. PENDAHULUAN1 penguat tegangan dan rangkaian pengali, melakukan analisis,
Peralatan wattmeter dc atau wattmeter arus searah adalah kemudian merancang dan mensimulasi rangkaian dengan
peralatan ukur yang cukup penting dalam pengukuran dan menggunakan software Electronics Workbench.
instrumentasi. Dengan adanya wattmeter, maka kita dapat
mengukur daya yang diberikan atau daya yang diserap oleh II. TINJAUAN PUSTAKA
suatu rangkaian elektronika maupun komponen- A. Daya Listrik
komponennya masing-masing. Daya listrik adalah suatu usaha untuk mengubah aliran
Secara umum, biasanya kita melakukan pengukuran daya listrik menjadi panas. Daya listrik dinyatakan dengan satuan
dengan menggunakan alat ukur voltmeter dan amperemeter, Watt (W) dan notasinya dituliskan dengan huruf P. Adapun
kemudian hasil pembacaan dikalikan untuk medapatkan hasil rumus daya listrik adalah:
pengukuran daya. P=V x I (1)
Saat ini teknologi di bidang elektronika telah berkembang Besar kecilnya daya listrik adalah sangat bergantung dari
dengan pesat dan alat-alat ukur yang ada semakin modern besarnya arus dan tegangan yang mengalir dalam rangkaian
dan mampu memenuhi kebutuhan dari para praktisi, tersebut [2].
JURNAL REALTECH Vol. 15, No.1, April 2019: 1-6 ISSN: 1907-0837 2

B. Pengali Tegangan Apabila pada output diberi resistor beban (RL), maka
Pengali Tegangan atau pelipat tegangan dengan dioda tegangan pada ujung C2 turun selama siklus positif dan diisi
berfungsi untuk mengalikan suatu tegangan input menjadi kembali hingga 2 Vm selama siklus negatif. Bentuk
output DC yang lebih besar. Dengan menggunakan rangkaian gelombang output pada ujung C2 adalah seperti untuk output
pelipat tegangan (voltage multiplier) pada sekunder trafo penyearah setengah gelombang dengan filter C. Tegangan
yang relatif kecil dapat diperoleh tegangan searah keluaran puncak inverse (PIV) untuk setiap dioda adalah 2 Vm [5].
sebesar dua, tiga, empat, atau beberapa kali lipat tegangan
input. Rangkaian pelipat tegangan dapat dibuat dengan C. Operational Amplifier (OP-AMP)
komponen dasar dioda dan kapasitor, dengan konfigurasi Operational Amplifier atau lebih dikenal dengan Op-Amp
setengah gelombang dan gelombang penuh. Rangkaian ini adalah sebuah komponen aktif yang berfungsi sebagai
banyak digunakan pada pembangkit tegangan tinggi namun penguat tegangan atau penguat arus. Komponen ini
dengan arus yang kecil seperti yang ditunjukkan oleh merupakan komponen elektronika analog yang dibuat dalam
rangkaian pada gambar 1. bentuk chip atau IC (Integrated Circuit). Simbol dan bentuk
komponen op-amp adalah seperti pada gambar 3 dan gambar
4 berikut ini:

Gambar. 1 Rangkaian Pelipat Tegangan 2 kali Setengah


Gelombang dengan Dioda (Elektronika Dasar, 2015)
Gambar. 3 Simbol Komponen Op-Amp
Pada saat tegangan sekunder trafo berpolaritas positif, (Sumber: Webstudi, 2017)
maka dioda D1 menghantar dan dioda D2 tidak menghantar.
Secara ideal, dioda yang menghantar dianggap hubung
singkat. Oleh karena itu C1 diisi tegangan melalui D1 hingga
mencapai Vm seperti polaritas yang ditunjukkan oleh
rangkaian pada gambar 2.

Gambar. 4. Komponen Op-Amp dan Bagian-bagiannya


(Sumber: Mainelektro, 2019)

Sebagai penguat operasional yang ideal, Op-Amp memiliki


ka-rakteristik sebagai berikut [1],[3],[4]:

1. Impedansi Input (Zi) besar = ∞


2. Impedansi Output (Z0) kecil= 0
3. Penguatan Tegangan (Av) tinggi = ∞
4. Bandwidth respon frekuensi lebar = ∞
5.V0 = 0 apabila V1 = V2 dan tidak tergantung pada
besarnya V1.
6. Karakteristik operasional amplifier (Op-Amp) tidak
Gambar. 2 Polaritas Menghantar dari Komponen Dioda tergantung temperatur / suhu.
(Elektronika Dasar, 2015)
D. Sumber Arus Bebas dan Sumber Arus Tak Bebas
Pada saat setengah siklus berikutnya yakni siklus negatif,
Sumber arus bebas adalah sumber arus dc yang nilai
maka dioda D1 tidak menghantar dan dioda D2 menghantar.
arusnya tidak bergantung atau tidak dipengaruhi oleh
Oleh karena itu kapasitor C2 diisi tegangan dari sekunder
parameter tertentu., sedangkan sumber arus tak bebas adalah
trafo sebesar Vm dan dari C1 sebesar Vm, sehingga total
sumber arus dc yang nilai arusnya bergantung pada
sebesar 2 Vm.
Lianly Rompis, Idriono Tado. Perancangan Wattmeter DC… 3

parameter lain, yaitu tegangan, arus, atau resistansi. Simbol Melihat hubungan yang linear antara tegangan keluaran
dari sumber-sumber arus ini dapat dilihat pada gambar 5 [6]. op-amp dan sumber arus dc, maka rangkaian op-amp di atas
dapat diubah ke dalam bentuk rangkaian listrik yang
memiliki hubungan secara seri dengan resistansi tertentu.
Model dari rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar 8.
Karena nilai dari tegangan keluaran bergantung pada nilai
arus dc, dan memiliki konstanta pengali = 1, maka dapat
digambarkan kembali dalam bentuk sumber tegangan dc yang
Gambar. 5 Sumber Arus Bebas dan Sumber Arus Tak Bebas seri dengan sumber arus dc, serta seri dengan resistansi
sebesar 1 ohm.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


Secara sederhana, komponen operational amplifier (op-
amp) dapat digunakan dalam sebuah model rangkaian listrik
seperti yang ditunjukkan oleh gambar 6 [2],[3],[4],[6].

Gambar. 8 Rangkaian Op-Amp yang digambarkan dalam bentuk


Model Rangkaian Listrik yang Baku

Gambar. 6 Rangkaian Op-Amp dengan Sumber Tegangan


Tegangan keluaran diperoleh melalui perkalian arus dan
12V dan Arus 1A
reistansi:
Jika input inverting dan input non-inverting dari op-amp
Vout = Isumber x R (3)
dihubungkan dengan tegangan dc 12 volt seperti pada
gambar, dan ditambahkan sumber arus dc sebesar 1 ampere,
Karena tegangan input tidak memberikan pengaruh
maka tegangan keluaran (Vout) yang dihasilkan adalah
terhadap nilai tegangan keluaran op-amp, maka tegangan
sebesar 1 volt. Dengan tetap mempertahankan nilai tegangan
sumber dapat ditiadakan sehingga menjadi seperti rangkaian
12 volt dan kemudian merubah sumber arusnya menjadi 5
pada gambar 9 berikut ini:
ampere, maka tegangan keluaran akan berubah menjadi 5
volt, seperti yang ditunjukkan oleh gambar 7. Dari hasil
pengamatan simulasi dimana nilai tegangan divariasikan,
didapatkan kesimpulan bahwa nilai tegangan keluaran tidak
akan berpengaruh dan hanya bergantung pada nilai dari arus
dc yang diberikan dengan rumus sebagai berikut:

Vout = Isumber (2)

Gambar. 9 Rangkaian Op-Amp tanpa Sumber Tegangan pada Input

Dengan bagian-bagian op-amp seperti yang ditunjukkan


oleh gambar 4, disertai karakteristik impedansi inputnya yang
besar serta impedansi outputnya yang kecil, maka hubungan
rangkaian op-amp pada gambar 9 dapat digambarkan
kembali dalam bentuk rangkaian standar, yaitu sebuah arus
dc yang diserikan dengan resistor yang memiliki nilai
resistansi 1 ohm (impedansi output yang kecil).
Dari hasil simulasi yang ditunjukkan oleh gambar 10
Gambar. 7 Rangkaian Op-Amp dengan Sumber Tegangan terlihat bahwa hasilnya tetap sama seperti sebelumnya,
12V dan Arus 5A dimana nilai tegangan keluaran sama dengan nilai arus.
JURNAL REALTECH Vol. 15, No.1, April 2019: 1-6 ISSN: 1907-0837 4

Gambar. 10 Pemodelan Rangkaian Op-Amp dalam bentuk


Arus dan Resistansi

Sekarang bagaimana bila tegangan dc tersebut mewakili


tegangan terukur dari suatu rangkaian, dan kemudian arus dc
mewakili arus yang terukur dari suatu rangkaian? Karena
nikai tegangan keluaran op-amp sama dengan nilai arus dc,
maka nilai arus yang terbaca dalam bentuk tegangan dapat
Gambar. 12 Rangkaian Simulasi untuk Pengukuran Daya
dikalikan untuk memperoleh nilai daya. Apakah mungkin?
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan di atas, maka
Selanjutnya gambar 13 menampilkan hasil simulasi
pengamatan lanjutan pun dilakukan untuk membuktikan
rangkaian, dimana kita akan mengukur daya dari tegangan dc
kemungkinan tersebut. Untuk dapat mengalikan tegangan dc
12 volt yang diserikan dengan resistor 1 ohm. Secara
dan arus dc, rangkaian op-amp akan membutuhkan sumber
perhitungan, diperoleh daya 144 watt karena arus rangkaian
arus tak bebas dan rangkaian pengali tegangan. Diagram blok
adalah 12 ampere. Hal ini terlihat pada gambar.
dari rangkaian ditampilkan pada gambar 11.
Rangkaian pengali tegangan memiliki 2 (dua) input dan
sebuah output. Input yang pertama akan terhubung secara
paralel ke tegangan dc dari komponen/rangkaian yang akan
diukur, sedangkan input yang kedua akan terhubung secara
paralel ke keluaran op-amp yang merupakan tegangan
keluaran dc yang mewakili nilai arus dc dari
komponen/rangkaian yang akan diukur. Keluaran dari
rangkaian pengali tegangan dapat dihubungkan ke sebuah
voltmeter atau multimeter, atau ke sebuah tampilan LCD
untuk tegangan dc.

OP-AMP Gambar. 13 Hasil Simulasi Pengukuran Daya (1)

Gambar 14 menampilkan hasil simulasi rangkaian,


Sumber dimana kita mengukur daya dari tegangan dc 12 volt yang
Arus Tak diserikan dengan resistor 10 ohm. Secara perhitungan,
Bebas diperoleh daya 14,4 watt karena arus rangkaian adalah 1,2
ampere.
arus
tegangan

Rangkaian
yang akan Rangkaian
tegangan Tampilan
diukur Pengali
Dayanya Tegangan

Gambar. 11 Diagram Blok Rangkaian Wattmeter DC

Sebuah sumber arus tak bebas perlu digunakan pada


rangkaian wattmeter dc ini untuk menjadikan input ke
komponen op-amp. Bentuk rangkaiannya seperti pada Gambar. 14 Hasil Simulasi Pengukuran Daya (2)
gambar 12.
Lianly Rompis, Idriono Tado. Perancangan Wattmeter DC… 5

Gambar. 15 Hasil Simulasi Pengukuran Daya (3) Gambar. 17 Hasil Simulasi Pengukuran Daya (5)

Gambar 15 menampilkan hasil simulasi rangkaian yang Hasil perancangan dan simulasi ini memberikan
lebih kompleks, dimana terdapat sebuah rangkaian dengan kemungkinan dan harapan yang besar bahwa alat ukur
tegangan dc 12 volt yang diserikan dengan dua buah resistor wattmeter dc dapat dibangun dari rangkaian pengali
1 ohm yang diparalelkan. Yang akan diukur adalah arus pada tegangan, komponen op-amp dan voltmeter. Penelitian dasar
salah satu cabang resistor 1 ohm. Berdasarkan perhitungan ini dapat dikembangkan untuk menghasilkan suatu produk
matematis, arus pada cabang tersebut adalah sebesar 12 akhir dalam bentuk alat ukur.
ampere karena arus total adalah 24 ampere yang diperoleh
melalui pembagian tegangan 12 volt dengan resistansi total IV. KESIMPULAN
0,5 ohm. Sehingga daya rangkaian yang terukur adalah 144 Dengan menggunakan sebuah komponen penguat
watt. operasional, sumber arus tak bebas dan rangkaian pengali
Dengan tetap mempertahankan rangkaian dan arus tegangan, maka sebuah wattmeter dapat dirancang dan
pengukuran yang sama, kedua nilai resistor diubah menjadi 4 dihasilkan untuk mengukur daya pada rangkaian dc. Alat
ohm. Berdasarkan perhitungan matematis, arus pada cabang ukur wattmeter dc ini memiliki keunikan dan keunggulan
tersebut adalah sebesar 3 ampere karena arus total adalah 6 dimana dapat menampilkan hasil output pengukuran daya
ampere yang diperoleh melalui pembagian tegangan 12 volt rangkaian melalui tampilan alat ukur voltmeter. Kegiatan
dengan resistansi total 2 ohm. Sehingga daya rangkaian yang praktikum menjadi lebih mudah dilakukan dan pemanfaatan
terukur adalah 36 watt seperti yang ditunjukkan oleh gambar alat ukur voltmeter dapat dioptimalkan.
16.
Kemudian kedua nilai resistor diubah kembali menjadi 6
ohm. Berdasarkan perhitungan matematis, arus pada cabang UCAPAN TERIMA KASIH
tersebut adalah sebesar 2 ampere karena arus total adalah 4
Terima kasih atas dukungan finansial dari Unika De La
ampere yang diperoleh melalui pembagian tegangan 12 volt
Salle Manado, dan juga bantuan dari mahasiswa saya, Idriono
dengan resistansi total 3 ohm. Sehingga daya rangkaian yang
Tado, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan demgan
terukur adalah 24 watt seperti yang ditunjukkan oleh gambar
baik dan tujuan penelitian dapat dicapai.
17.

DAFTAR PUSTAKA

[1] P.M. Chirlian, Analysis and Design of Integrated


Electronic Circuits, Second Edition, Phillipines:
National Book Store, 1987.

[2] D. Rusmadi, Mengenal Teknik Elektronika. Bandung:


Pionir Jaya, 2007.

[3] D.E. Scott, An Introduction to Circuit Analysis. USA:


Mc Graw Hill, 1987.

Gambar. 16 Hasil Simulasi Pengukuran Daya (4) [4] W.H. Hayt, Jr. and J. Kemmerly, Engineering Circuit
Analysis, USA: Mc. Graw Hill, 2006.
JURNAL REALTECH Vol. 15, No.1, April 2019: 1-6 ISSN: 1907-0837 6

[5] Elektronika Dasar, Teori Dasar Elektronika: Pelipat


Tegangan (Voltage Multiplier Setengah Gelombang),
2015. [Online]. Tersedia: http://elektronika-dasar.web.id/
teori-elektronika/pelipat-tegangan-voltage-multiplier.
[Diakses: 10 Maret 2015].

[6] Electronics Workbench version 5.12., Licensed to


BlastSoft. Interactive Image Technologies Ltd, 1996.

Anda mungkin juga menyukai